Category: Beritajatim.com

  • Sedekah Bumi, Warisan Leluhur yang Terus Dilestarikan Warga Manyarsari Mojokerto

    Sedekah Bumi, Warisan Leluhur yang Terus Dilestarikan Warga Manyarsari Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sedekah bumi digelar warga Dusun Manyarsari, Desa Gunungsari, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (17/5/2025). Ratusan warga berkumpul di Balai Desa Manyarsari dengan membawa hasil bumi dan nasi serta lauk pauk dalam wadah yang dibungkus taplak meja.

    Sedekah bumi yang digelar warga Dusun Manyarsari tergolong unik. Jika biasanya warga dengan membawa aneka hasil bumi sudah berkumpul di Balai Dusun, namun sedekah bumi di Dusun Manyarsari berbeda. Di Balai Dusun Manyarsari sepi saat Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto Muhammad Rizal Oktavian tiba.

    Ratusan warga datang ke Balai Dusun setelah orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto memukul kentongan. Secara berduyung-durung warga dengan membawa hasil bumi berkumpul di Balai Dusun, sementara setiap Rukun Tetangga (RT) membawa tumpeng berisi hasil bumi.

    Usai didoakan sesepuh dusun, warga makan bareng dan bertukar hasil bumi dan makanan yang mereka bawa. Sementara tumpeng berisi hasil bumi, seperti sayur mayur, polo pendem dan buah menjadi rebutan warga. Setelah bertukar hasil bumi, warga kembali ke rumah masing-masing dan malam harinya akan digelar ludruk.

    Wabup Mojokerto, Muhammad Rizal Oktavia mengapresiasi keguyupan, kekompakan dan kerukunan warga Dusun Manyarsari. “Warga guyup sekali, saya cukup senang. Sedekah bumi yang digelar warga Dusun Manyarsari merupakan kearifan lokal yang patut dilestarikan,” ujarnya.

    Wabup menyarankan ada program yang bisa dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Gunungsari seperti membuat wisata buatan yang bisa menarik wisatawan datang ke Desa Gunungsari. Seperti sedekah bumi yang menjadi agenda rutin Dusun Manyarsari setiap tahunnya, Wabup meminta untuk bisa dijadikan tujuan wisata Desa Gunungsari.

    “Sehingga potensi yang ada di desa ini bisa dikembangkan lagi. Sedekah bumi di Dusun Manyarsari ini patut kita apresiasi karena warga sudah bisa melestarikan nilai-nilai tradisi yang ada, meningkatkan kearifan lokal dan meningkatkan kreativitas warga. Saya harap dengan guyup rukun di kegiatan ini akan membawa keberkahaan kedepannya untuk warga,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Gunungsari, Susanto mengatakan, jika kegiatan tersebut sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas panen raya warga Dusun Manyarsari. “Selama ini panen warga sangat melimpah dan kegiatan sedekah bumi ini digelar setiap tahun. Semua hasil bumi kami tampilkan di sini,” ungkapnya.

    Masih kata Kades, yang dibawa warga ada hasil bumi seperti sayur mayur, palawijo dan buah-buahan. Sedekah bumi yang ada di Dusun Manyarsari yakni satu dari lima dusun yang ada di Desa Gunungsari merupakan warisan turut temurun. Sedekah bumi tersebut merupakan budaya Dusun Manyarsari yang terus dilestarikan.

    “Terima kasih kepada Bapak Kepala Dusun, RT/RW dan jajaran Dusun Manyarsari yang mampu melaksanakan sedekah bumi sampai saat ini. Desa Gunungsari termasuk lunas pajak sebelum Hari Jadi Kabupaten Mojokerto, terima kasih kepada semua warga Desa Gunungsari,” katanya.

    Diakui jika Desa Gunungsari tidak memiliki potensi wisata namun kekompakan dan kerukunan warga mengantarkan Desa Gunungsari tahun 2022 menjadi Juara 5 Lomba Desa Tingkat Provinsi Jawa Timur dan Lomba PKK. Menurutnya kekompakan dan kerukunan warga menjadi daya tarik Desa Gunungsari.

    “Terima kasih kepada warga saya yang sudah uri-uri budaya sehingga kegiatan ini bisa terlaksana sampai saat ini. Dengan kehadiran Pak Wabup ini, saya harapkan bisa memberikan solusi, harapan kedepan Desa Gunungsari lebih baik lagi. Desa Gunungsari juga dipercaya yang pertama mendapatkan program Koperasi Merah Putih,” jelasnya.

    Menurutnya, Koperasi Merah Putih di Desa Gunungsari sudah terbentuk. Pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut masyarakat Dusun Manyarsari semakin guyup rukun dan terjaga sehingga kedepan bisa membangun karena adanya guyup rukun warganya. [tin/ian]

  • Wabup Tuban Targetkan Stunting Turun Jadi 14 Persen, Janji Tuntas dalam 3 Tahun

    Wabup Tuban Targetkan Stunting Turun Jadi 14 Persen, Janji Tuntas dalam 3 Tahun

    Tuban (beritajatim.com) – Wakil Bupati Tuban, Drs. Joko Sarwono komitmen menurunkan angka stunting di Kabupaten Tuban melalui Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) yang menjadi program prioritas Pemkab Tuban yang selaras dengan program Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

    “Kemarin kami bersama pimpinan OPD terkait, Ketua dan jajaran TP PKK Tuban, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Tuban menggelar rakor Gedung KORPRI Tuban dalam rangka upaya penurunan stunting,” ujar Joko Sarwono. Sabtu (17/05/2025).

    Menurutnya, rakor ini merupakan bagian dari upaya serius Pemkab Tuban dalam menurunkan angka stunting secara signifikan dan berkelanjutan.

    “Adapun output rencananya aksi pencegahan dan percepatan penurunan stunting akan melibatkan lintas sektoral, sehingga kami harap diperlukan penyusunan program yang konvergen,” terang Joko sapanya.

    Sementara itu, untuk arah kebijakannya diambil serta anggaran yang digunakan bisa lebih efektif dan efisien. Sehingga, ia menargetkan penanganan stunting dapat tuntas dalam kurun waktu 3 tahun mendatang.

    “Pada tahun 2025 ini, kami targetkan dapat turun menjadi 14 persen dari yang semula 17,8 di tahun 2023 lalu. Karena sampai saat ini angka stunting 2024 belum dirilis pusat,” kata mantan Bappeda Tuban itu.

    Pihaknya menekankan, pentingnya kolaborasi lintas sektor dan peran aktif semua pemangku kepentingan dalam menangani permasalahan stunting. Sehingga, penurunan angka stunting memerlukan sinergi antara sektor pendidikan, infrastruktur, sosial, serta peran masyarakat.

    “Pasca rakor ini, Tim Percegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TPPPS) akan melakukan rembuk stunting mulai dari tingkat desa, juga nantinya akan disusun analisa situasi di tiap kecamatan,” imbuhnya.

    Locus pelaksanaan PPPS di tingkat Posyandu. Sehingga didapatkan data holistik hingga tingkat terkecil. Disamping itu juga, program penanganan Stunting perlu melibatkan pemerintah desa, kader posyandu, kader kesehatan, dan keluarga.

    “Kami akan selalu monitoring dan evaluasi secara berkala dengan mempertimbangkan data yang muncul, mulai dari data jumlah anak, ibu hamil, data prevalensi, hingga data hasil posyandu,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Puluhan Warga dan Anak Kecil Berebut Berkah Gunungan Sedekah Bumi Gresik

    Puluhan Warga dan Anak Kecil Berebut Berkah Gunungan Sedekah Bumi Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Puluhan warga hingga anak-anak tampak antusias berebut berkah dari gunungan hasil bumi dalam tradisi sedekah bumi yang digelar di Desa Kedanyang, Kecamatan Kebomas, Gresik, Sabtu (17/5/2025).

    Acara ini menjadi momen tahunan yang paling dinanti, sekaligus ajang berkumpul dan melestarikan budaya leluhur.

    Gunungan yang berisi berbagai macam sayur-mayur dan buah-buahan diarak keliling desa sebelum akhirnya menjadi rebutan warga. Dalam hitungan detik, kerumunan warga langsung menyerbu gunungan untuk mendapatkan hasil bumi yang dipercaya membawa berkah.

    “Senang sekali, bisa berebut gunungan bersama teman-teman. Ini saya juga dapat banyak satu kresek,” ujar Audri (15), pelajar asal Desa Kedanyang dengan tawa riang.

    Ia menyebut hasil gunungan itu akan digunakan untuk makan rujak bersama teman-temannya. “Buat rujak-an rame-rame hasil rebutan gunungan tadi,” katanya lagi.

    Kemeriahan acara ini tak hanya dirasakan anak-anak, tapi juga oleh seluruh warga desa. Tradisi ini sudah turun-temurun dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas limpahan hasil bumi yang diperoleh warga.

    Kepala Desa Kedanyang, Ahmad Mustofa, menyatakan kegiatan ini adalah bagian dari budaya yang harus terus dijaga.

    “Sedekah bumi merupakan ritual mensyukuri hasil bumi yang diterima oleh warga Desa Kedanyang dan dilaksanakan tiap tahunnya sebagai rasa syukur,” ujarnya.

    Gunungan yang dibuat dari hasil tani dan tambak itu melambangkan kekayaan alam yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Desa Kedanyang.

    “Sedekah bumi ini merupakan rasa ungkapan syukur dengan hasil bumi di Desa Kedanyang mayoritas pertanian dan tambak. Kemudian dikemas dengan gunungan, dan direbutkan oleh warga dan anak-anak usai berdoa bersama,” jelas Mustofa.

    Ia juga berharap tradisi ini tetap hidup dan dikenal generasi muda di tengah era digitalisasi yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari.

    “Semoga dengan terselenggaranya acara ini, pertanian dan hasil tambak di desa kami melimpah dan diberkahi oleh Allah SWT,” pungkasnya. [dny/ian]

  • Banjir Luapan Kali Gandong juga Rendam Dua Desa di Ngambon Bojonegoro, Ketinggian Sampai 1,5 Meter

    Banjir Luapan Kali Gandong juga Rendam Dua Desa di Ngambon Bojonegoro, Ketinggian Sampai 1,5 Meter

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Kali Gandong terjadi di wilayah Kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu dini hari (17/5/2025). Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat malam menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi permukiman serta fasilitas umum di dua desa, yakni Desa Ngambon dan Desa Karangmangu.

    Ketua RT 14 RW 04 Dusun Karang, Desa Ngambon, Mario, menjelaskan bahwa air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 01.30 WIB. “Hujan turun sejak pukul 19.30 WIB hingga sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Air mulai masuk rumah pukul 01.30 dan surut pada pukul 04.00 WIB,” jelasnya.

    Tercatat, banjir menggenangi rumah-rumah warga dengan ketinggian air berkisar antara 50 cm hingga 1,5 meter. Rumah warga terdampak di antaranya milik:
    RT 14 RW 04: Salim, Rumadi, Karjono, Waras Adi Sucipto, Kusnadi
    RT 12 RW 03: Darti (tergolong kelompok rentan karena penglihatan terganggu) dan Samirin

    Sementara itu, di Dusun Semek, Desa Karangmangu, air juga merendam permukiman warga yang berada di RT 06, 07, dan 08 RW 02. Kepala Desa Karangmangu melaporkan kejadian ini pada pukul 03.30 WIB, yang langsung ditindaklanjuti oleh tim gabungan dari perangkat desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta petugas BPBD Kabupaten Bojonegoro.

    Kapolsek Ngambon, AKP M Thohir, mengonfirmasi bahwa luapan sungai disebabkan oleh curah hujan tinggi di hulu Kali Gandong. Ia menyebutkan fasilitas umum yang terdampak meliputi jalan dusun sepanjang 50 meter di RT 07, 08, dan 09 RW 02, serta area perkebunan jagung seluas 20.000 meter persegi.

    “Rata-rata tinggi genangan air mencapai 50 cm. Saat ini air sudah surut dan situasi berangsur normal,” jelas Kapolsek.

    Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, warga diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan mengingat intensitas hujan masih cukup tinggi di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya. [lus/ian]

  • Banjir Dimana-mana, Dua Desa di Lamongan Tergenang, Satu Sekolah Terdampak

    Banjir Dimana-mana, Dua Desa di Lamongan Tergenang, Satu Sekolah Terdampak

    Lamongan (beritajatim.com) – Tingginya curah hujan dalam beberapa hari belakangan, membuat dua desa di Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tergenang.

    Dua desa tersebut yakni Desa Kemlagigede dan Desa Turi. Selain jalan penghubung antar kecamatan, sejumlah fasilitas umum dan lembaga pendidikan juga terdampak banjir yang mulai menggenangi sejak dua hari lalu.

    Salah satu lembaga pendidikan yang terdampak adalah SDN Turi. Halaman sekolah, ruang guru dan sebagian ruang kelas digenangi air setinggi 10 sampai 20 senti meter.

    Kondisi itu membuat guru mencari akternatif agar kegiatan belajar mengajar tetap bisa berjalan. Untuk sementara, pembelajaran dipindahkan ke musala, yang ketaknya lebih tinggi dari ruang kelas.

    “Ada empat ruang yang tergenang, termasuk kantor sekolah. Untuk menghindari kerusakan, kita juga memindahkan buku dan dokumen penting ke tempat yang lebih aman,” kata Kepala SDN Turi, Mahfud, Sabtu (17/5/2025).

    Banjir yang melanda dua desa tersebut, disebabkan melubernya Sungai Kruwul, yang mengalami peningkatan debit air karena curah hujan yang cukup tinggi.

    “Ditambah limpasan air dari Waduk Gondang, sehingga air meluber ke area ruas jalan desa dan fasilitas umum,” kata Plt. Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Joko Nursianto.

    Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan, seperti jebolnya tabggul sungai, aparat TNI dan Polri dari Kecamatan Turi terus melakukan pemantauan di sepanjang aliran sungai. (fak/ian)

  • Banjir Luapan Kali Gandong Rendam Lima Desa di Purwosari Bojonegoro, Satu Rumah Hanyut dan 9 Kambing Tewas

    Banjir Luapan Kali Gandong Rendam Lima Desa di Purwosari Bojonegoro, Satu Rumah Hanyut dan 9 Kambing Tewas

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Gandong kembali melanda wilayah Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu pagi (17/5/2025). Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat malam (16/5) menyebabkan air sungai meluap dan merendam permukiman, jembatan, serta fasilitas warga di lima desa.

    Kapolsek Purwosari IPTU Subeki melaporkan bahwa banjir mulai terjadi sejak pukul 05.00 WIB. Banjir merendam sejumlah rumah warga dengan ketinggian variasi antara 50 cm hingga 100 cm. Sementara saat ini banjir tersebut sudah surut. Warga sudah membersihkan material banjir yang masuk ke dalam rumah.

    “Luapan sungai terjadi setelah hujan deras turun sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material cukup signifikan,” ungkapnya.

    Berikut sebaran dampak banjir di Kecamatan Purwosari:

    Desa Ngrejeng

    Sebanyak 16 rumah warga tergenang air. Selain itu, jembatan kayu penghubung Desa Ngrejeng dan Dusun Sogo, Desa Mojodelik Kecamatan Gayam, hanyut terbawa arus deras Sungai Gandong.

    Desa Tlatah

    Jembatan penghubung antara Desa Tlatah dan Mojodelik tergenang air, namun tidak terdapat kerusakan atau korban jiwa.

    Desa Punggur

    Banjir menggenangi Dusun Poncotan dan membuat sejumlah warga mengungsi ke tempat aman. Sebanyak 16 warga terdampak dengan rumah tergenang. Tidak ada korban jiwa dilaporkan.

    Desa Pojok

    Banjir turut menggenangi jembatan penghubung antara Desa Pojok dan Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam. Meski terdampak, tidak ada kerusakan atau korban jiwa di wilayah ini.

    Desa Purwosari

    Dampak terparah terjadi di Desa Purwosari, tepatnya di Dusun Sambong:

    Rumah milik Marjis, warga RT 07/RW 07, terendam air. Tujuh ekor kambing mati terjebak dalam rumah, sementara dua ekor berhasil diselamatkan oleh Kapolsek dengan berenang mengevakuasi. Rumah kayu milik Nurkayah, warga RT 01/RW 08, hanyut terbawa arus. Diperkirakan kerugian mencapai Rp20 juta.

    Petugas dari Polsek Purwosari dan BPBD Bojonegoro telah melakukan evakuasi, pendataan korban, dan menginventarisasi kerugian akibat banjir. Bantuan logistik dan sembako juga disalurkan kepada warga terdampak.

    “Air sudah mulai surut, namun warga tetap kami imbau waspada karena potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi,” pungkas IPTU Subeki. [lus/ian]

  • Empat Warga Bojonegoro Tewas dalam Kecelakaan Tunggal di Tawangmangu, Ini Identitasnya

    Empat Warga Bojonegoro Tewas dalam Kecelakaan Tunggal di Tawangmangu, Ini Identitasnya

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal yang terjadi di kawasan wisata Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu pagi (17/5/2025), mengakibatkan lima korban meninggal dunia, empat di antaranya merupakan warga Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.

    Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 10.15 WIB di Dusun Banaran, RT 01 RW 01, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu. Informasi tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro, Mohammad Aris Hidayatullah.

    “Benar, kami sudah melakukan koordinasi dengan Dishub Karanganyar terkait insiden ini,” jelasnya saat dikonfirmasi media.

    Kecelakaan melibatkan kendaraan minibus Isuzu Elf dengan nomor polisi S 7338 AA yang dikemudikan Heri Purwanto, warga Padangan. Mobil tersebut mengangkut total 17 orang, termasuk dua anak-anak, dalam perjalanan wisata.

    Berdasarkan data sementara, empat penumpang dilaporkan tewas di lokasi kejadian. Sementara itu, 12 orang lainnya mengalami luka-luka dan segera dibawa ke RSUD Karanganyar untuk mendapatkan perawatan medis. Salah satu korban meninggal dunia masih belum teridentifikasi hingga berita ini ditulis.

    Berikut ini identitas para korban meninggal dunia:

    1. Ana Rubi, 45 tahun, warga Padangan RT 10/RW 03, meninggal di lokasi kejadian.
    2. Atik, 49 tahun, warga Padangan RT 10/RW 03, meninggal di lokasi kejadian.
    3. Salma, 5 tahun, anak-anak, warga Padangan RT 10/RW 03, meninggal di lokasi kejadian.
    4. Sri Mulyani, 58 tahun, warga Padangan RT 10/RW 03, meninggal di lokasi kejadian.
    5. Korban kelima, masih dalam proses identifikasi oleh pihak berwenang. [lus/ian]

  • Visi Indonesia Emas 2045, DPR RI dan BGN Terus Sosialisasikan Program MBG

    Visi Indonesia Emas 2045, DPR RI dan BGN Terus Sosialisasikan Program MBG

    Surabaya (beritajatim.com) – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) sukses menggelar sosialisasi program MBG di Kecamatan Tanggulangin.

    Langkah ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memberikan asupan gizi yang tepat kepada masyarakat.

    Sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini dilaksanakan di SMK Ma’arif Tanggulangin, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

    Kegiatan sosialisasi dengan mengangkat tema bersama mewujudkan generasi sehat Indonesia ini dihadiri oleh anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina dan Tenaga Ahli BGN Imam Bachtiar Farianto.

    Pemerintah melalui BGN terus memperluas implementasi program Makan Bergizi Gratis. Program ini diharapkan dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan kuat.

    Arzeti memberikan edukasi kepada para peserta serta mengajak kepada masyarakat untuk berkolaborasi untuk bersama-sama mensukseskan program strategis nasional ini.

    “Mari bersama-sama mendukung demi kesuksesan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini sangat penting untuk membantu anak-anak kita tumbuh sehat, cerdas, dan kuat,” ucap Arzeti.

    Selain itu, Program MBG juga dirancang agar dapat menggerakkan perekonomian warga lokal. Sebab, dapur penyuplai MBG membutuhkan bahan baku makanan yang harus dibeli dari petani, peternak, dan nelayan sekitar.

    Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional (BGN) Imam Bachtiar Farianto memastikan bahwa makanan yang disediakan sudah mengikuti standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan akan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi.

    “Menu makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) disusun sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan standar gizi yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional untuk memastikan pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal bagi penerima manfaat,” jelas Imam.

    Dengan adanya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), diharapkan dapat meningkatkan sirkulasi ekonomi di wilayah tersebut. SPPG akan memperoleh bahan baku dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, serta langsung dari petani dan peternak setempat.

    “Setiap SPPG juga akan menyerap tenaga kerja untuk mendukung operasional, mulai dari proses memasak hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah,” lanjut Imam.

    Masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap oknum yang menawarkan jasa ilegal dalam pendirian dapur umum. Pendaftaran resmi hanya dapat dilakukan melalui situs bgn.go.id.

    Gizi yang baik merupakan fondasi utama bagi kesehatan tubuh dan kecerdasan anak. Dengan menekankan pentingnya pola makan seimbang sejak dini, dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh di masa depan. (tok/ian)

  • Jemaah Terpisah Karena Sistem Syarikah, DPR Minta Kemenag Perbaiki

    Jemaah Terpisah Karena Sistem Syarikah, DPR Minta Kemenag Perbaiki

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Dini Rahmania mengungkapkan sejumlah persoalan yang dilaporkan jemaah untuk musim haji 2025 ini. Yakni, soal pembagian kamar yang tidak jelas, terpisahnya mahrom, dan pendamping jemaah yang ditempatkan di hotel berbeda.

    Tahun ini, menjadi kali pertama pelaksanaan penuh sistem syarikah menggantikan muasasah. Perubahan ini ditujukan untuk meningkatkan layanan haji, namun justru memunculkan sejumlah kendala teknis di lapangan.

    “Saya minta Kementerian Agama (Kemenag) segera mengambil langkah tegas menyusul berbagai persoalan yang terjadi dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Perlu koordinasi yang lebih baik dengan pihak penyelenggara di Makkah dan Madinah,” kata Dini kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (17/5/2025).

    Komisi VIII akan mendorong Kementerian Agama untuk bisa berkoordinasi dengan penyelenggara di Makkah dan Madinah. “Itu sangat merugikan dan menyusahkan jemaah. Kami ingin Kemenag memberikan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi,” imbuhnya.

    Komisi VIII DPR RI dijadwalkan akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin mendatang bersama Kemenag dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU).

    Dalam rapat tersebut, Komisi VIII akan menggali informasi lebih dalam mengenai penyebab permasalahan dan solusi yang ditawarkan pemerintah, agar tidak terulang di gelombang keberangkatan berikutnya.

    “Jangan sampai kejadian ini terjadi di gelombang dua. Hari ini kloter pertama gelombang kedua mulai berangkat,” ujar Dini.

    Sebelumnya, sejumlah laporan menyebutkan gelombang pertama jemaah haji menghadapi ketidaknyamanan akibat kurangnya koordinasi antara pihak syarikah dan otoritas terkait.

    Syarikah sendiri merupakan mitra resmi pemerintah Arab Saudi yang bertanggung jawab atas layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pergerakan jemaah selama di Tanah Suci, terutama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). [tok/beq]

  • DPMD Dorong BUMDes dan Koperasi Merah Putih Saling Kolaborasi

    DPMD Dorong BUMDes dan Koperasi Merah Putih Saling Kolaborasi

    Malang (beritajatim.com) – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Malang, Eko Margianto mengungkapkan, saat ini 378 desa sudah melaksanakan musyawarah pembentukan Kopdes Merah Putih dan masih proses badan hukum.

    Diharapkan, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dengan Bumdes atau Badan Usaha Masyarakat Desa, bisa saling melengkapi. Sehingga, kolaborasi keduanya mampu membangkitkan kesejahteraan masyarakat desa di Kabupaten Malang.

    Menurut Eko, baik Bumdes maupun Kopdes Merah Putih tetap bisa saling berkolaborasi.

    “Bumdesa tetap dapat bekerja sama dengan Kopdes Merah Putih. Misalnya, Bumdesa di ranah produksi, dan Kopdes Merah Putih di ranah pemasarannya,” tegas Eko, Sabtu (17/5/2025).

    Eko bilang, Bumdesa sendiri pada prinsipnya diperkenankan menjalani usaha apapun yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada. Namun, itu harus termaktub dalam Perdes dan AD/ART dan terdaftar dalam NIB Bumdes.

    Sedangkan Kopdes Merah Putih, sesuai amanah SE MenKop 1/2025 dapat beraktifitas di enam bidang yaitu klinik, apotek, gerai sembako, logistik, simpan pinjam dan juga cold storage.

    Eko menambahkan, peran penting Bumdes di perekonomian desa inilah yang mendorong pemerintah pusat mengeluarkan instruksi agar Bumdes mendapatkan penyertaan modal dari Dana Desa (DD).

    “Bumdes jadi entitas lengkap ketika sudah berbadan hukum. Dari 378 desa di Kabupaten Malang, semua sudah punya Bumdes. Dan, saat ini yang sudah berbadan hukum sebanyak 192 lembaga,” ucap Eko.

    Sebelumnya, Paguyuban Pengelola Bumdesa Kabupaten Malang (PBM) mengaku khawatir terjadi ketersinggungan dengan munculnya program Koperasi Desa Merah Putih.

    Ketua Paguyuban PBM Elly Sih Andreas menegaskan, dibentuknya Kopdes Merah Putih secara serentak dikhawatirkan terjadi ketersinggungan. Sebab, Bumdesa dengan Kopdes Merah Putih sama-sama mengelola kegiatan ekonomi yang ada di desa.

    “Artinya ketika satu desa ada dua lembaga ekonomi yang hampir sama, khawatirnya nanti ada ketersinggungan dan mungkin rebutan wilayah pekerjaan,” tutur Elly.

    Meski dua lembaga tersebut sama-sama mengelola ekonomi yang ada di desa, menurutnya tetap ada perbedaan signifikan.

    “Bumdesa menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Sedangkan Kopdes Merah Putih tidak ada kewajiban menyetorkan untuk PADes. Koperasi dikelola anggota, dari anggota, dan untuk anggota. Jadi tidak ada kewajiban untuk menyetor untuk PADes,” kata Elly.

    Saat ini 378 desa di Kabupaten Malang seluruhnya sudah memiliki Bumdesa. Namun, soal penggabungan Bumdesa dengan Kopdes Merah Putih, Elly mengatakan, secara regulasi tidak diperbolehkan.

    “Tapi kalau bekerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi untuk membangun ekonomi dan potensi desa masih bisa. Tapi kalau menggabungkan tidak bisa karena dasar hukumnya sudah berbeda,” pungkasnya. (yog/ian)