Category: Beritajatim.com

  • Bikin Resah Warga, Damkarmat Banyuwangi Evakuasi Sarang Tawon Vespa di SD Model Sobo

    Bikin Resah Warga, Damkarmat Banyuwangi Evakuasi Sarang Tawon Vespa di SD Model Sobo

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sarang tawon vespa berukuran besar yang bersarang di aula Gedung SD Model Sobo, Kelurahan Sobo, Banyuwangi, berhasil dievakuasi oleh tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi, Senin malam (26/5/2025). Keberadaan sarang tawon tersebut sempat meresahkan warga dan mengancam keselamatan anak-anak yang beraktivitas di lingkungan sekolah.

    Evakuasi dilakukan oleh tim rescue Brama 3 setelah menerima laporan dari masyarakat. Menurut Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan melalui Humas Damkarmat, Muammar Kadhafi, sarang tawon itu sudah lama bersarang dan berukuran cukup besar. “Kalau tawonnya sangat besar dan ternyata sudah lama bersarang di situ. Laporan kami terima dari tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata karena gedung itu mau dipakai untuk latihan BEC,” jelasnya.

    Proses evakuasi berlangsung hati-hati dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) khusus, sarung tangan, senter, mobil rescue, serta alat pendukung seperti Ayaxx. Sarang yang berhasil diamankan diketahui memiliki diameter sekitar 40 cm.

    Kadhafi menjelaskan bahwa evakuasi dilakukan malam hari untuk menghindari risiko serangan tawon yang dikenal sangat agresif di siang hari. “Kami melakukan evakuasi malam hari untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. Karena kalau siang hari juga masih banyak orang, takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

    Tindakan cepat Damkarmat ini mendapat apresiasi dari masyarakat, mengingat lokasi sarang berada di area sekolah yang sering digunakan untuk kegiatan anak-anak. Evakuasi ini juga penting dalam rangka mendukung persiapan latihan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang akan dilaksanakan di gedung tersebut. [alr/beq]

  • 60 Ribu Lebih NIB Diterbitkan, Pemkab Banyuwangi Perkuat Legalitas UMKM

    60 Ribu Lebih NIB Diterbitkan, Pemkab Banyuwangi Perkuat Legalitas UMKM

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) terus menunjukkan komitmen dalam memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hingga akhir 2024, tercatat sebanyak 60.409 Nomor Induk Berusaha (NIB) telah diterbitkan, mayoritas untuk pelaku UMKM.

    “60.409 NIB itu, sebagian besar milik pelaku UMKM,” ujar Kepala Diskopumdag Banyuwangi, Hj. RR. Nanin Oktaviantie.

    Kesuksesan ini tidak lepas dari strategi jemput bola yang dilakukan Diskopumdag. Tim secara aktif mendatangi titik-titik lokasi UMKM, bahkan hingga pelosok desa, untuk membantu proses penerbitan NIB secara gratis. Pendekatan ini terbukti efektif memangkas birokrasi dan memudahkan pelaku usaha kecil dalam mengakses legalitas.

    “Kami juga mengimbau pelaku UMKM terutama di sektor pangan, untuk mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) secara gratis,” tambah Nanin.

    Selain itu, Diskopumdag juga gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai pentingnya legalitas usaha dan tata cara pengurusan izin melalui sistem Online Single Submission (OSS). Pendampingan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan UMKM dapat naik kelas dan berkembang secara berkelanjutan.

    “Intinya kami terus mendorong serta mendampingi pelaku UMKM untuk mengurus izin, agar pelaku usaha dapat berkembang serta UMKM dapat naik kelas,” ujar Nanin.

    Dengan legalitas yang jelas, pelaku UMKM di Banyuwangi kini bisa mengakses program pemberdayaan, permodalan, serta membuka peluang pasar yang lebih luas. “Diskopumdag Banyuwangi berharap agar UMKM di Banyuwangi dapat terus berkembang, naik kelas dengan legalitas usaha yang jelas, serta memiliki semangat kemandirian dan inovasi dalam mengembangkan usahanya,” pungkas Nanin. [alr/beq]

  • Pemkab Bojonegoro Daftarkan 157 Ribu KK Miskin ke BPJS Ketenagakerjaan, Program Santunan Duka Di-upgrade

    Pemkab Bojonegoro Daftarkan 157 Ribu KK Miskin ke BPJS Ketenagakerjaan, Program Santunan Duka Di-upgrade

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebanyak 157.058 kepala keluarga (KK) miskin di Kabupaten Bojonegoro resmi didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Langkah ini menjadi bentuk transformasi dari program santunan duka yang sebelumnya diterapkan.

    Program ini menyasar pekerja rentan dan warga kurang mampu yang belum terdaftar dalam jaminan sosial ketenagakerjaan, terutama dari kalangan non formal. Data peserta diambil dari Damisda (Data Mandiri Masyarakat Miskin Daerah), P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem), dan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).

    “Program santunan duka kita upgrade menjadi perlindungan jaminan sosial. Dasar hukumnya jelas, manfaatnya lebih besar. Jika terjadi risiko, ahli waris bisa menerima hingga Rp42 juta dan beasiswa untuk dua anak,” jelas Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, Senin (26/5/2025).

    Program tersebut baru disosialisasikan kepada seluruh kepala desa dan lurah se-Kabupaten Bojonegoro di Ruang Angling Dharma Pemkab Bojonegoro. Pemkab menekankan pentingnya peran desa dalam menyampaikan informasi dan meluruskan persepsi masyarakat.

    “Ini bukan penghapusan, tapi penyempurnaan program agar lebih efektif dan berkelanjutan. Kami minta Kepala Desa aktif memastikan data warganya sesuai,” tambah Wakil Bupati Nurul Azizah.

    Program ini diharapkan tak hanya memberikan perlindungan kerja, tetapi juga menjadi intervensi sosial yang berdampak pada sektor ekonomi dan pendidikan masyarakat miskin Bojonegoro. [lus/kun]

  • Tinjau Upaya Warga Budidaya Perikanan, Bhabinkamtibmas Berharap Ketahanan Pangan Optimal

    Tinjau Upaya Warga Budidaya Perikanan, Bhabinkamtibmas Berharap Ketahanan Pangan Optimal

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Untuk mendukung program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B), Bhabinkamtibmas Desa Tlasih Polsek Tulangan, Bripka Junaedi, mengecek lahan pekarangan warga yang dijadikan sumber swasembada pangan mandiri berupa budidaya ikan, Selasa (27/5/2025).

    Kegiatan ini menyasar lahan milik Mei Adi di Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan. Lahan tersebut dimanfaatkan sebagai kolam perikanan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim di wilayah setempat.

    Dalam kegiatan tersebut, Bripka Junaedi bersama warga melakukan koordinasi dan pendataan berbagai kendala di lapangan. Diskusi mengenai solusi-solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan juga dilakukan, sebagai bentuk nyata dukungan Polri terhadap ketahanan pangan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

    “Ini adalah bagian dari komitmen Polri Cinta Petani dan mendukung petani serta masyarakat desa agar pekarangannya bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Bripka Junaedi.

    Lahan perikanan yang direncanakan diharapkan dapat memberikan hasil maksimal dan meningkatkan produktivitas sektor perikanan di Desa Tlasih. “Upaya ini menjadi langkah positif untuk memperkuat ketahanan pangan di Kecamatan Tulangan,” sebut Junaedi. [isa/aje]

  • Mie Gacoan Probolinggo Belum Kantongi Izin Andalalin, DPRD Ancam Tindak Tegas

    Mie Gacoan Probolinggo Belum Kantongi Izin Andalalin, DPRD Ancam Tindak Tegas

    Probolinggo (beritajatim.com) – Restoran cepat saji Mie Gacoan di Jalan Suroyo, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, menuai kritik dari Komisi III DPRD setempat. Pasalnya, rumah makan populer tersebut diketahui belum mengantongi izin Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) meski telah beroperasi selama lima tahun.

    Fakta ini terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara DPRD dan sejumlah mitra kerja. Namun, perwakilan dari manajemen Mie Gacoan tidak hadir dalam forum tersebut.

    Sekretaris Komisi III DPRD, Heri Poniman, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Probolinggo sebelumnya telah memberikan delapan poin rekomendasi kepada Mie Gacoan terkait izin usaha, tetapi belum satu pun yang dipenuhi. “Ini menunjukkan lemahnya komitmen pengelola usaha terhadap aturan yang berlaku. Jangan sampai dibiarkan terlalu lama,” tegasnya.

    Dari Dinas Perhubungan, Sekretaris Budie menjelaskan bahwa pihaknya hanya dapat memberikan teguran tertulis. Ia juga mengungkap adanya ketidaksesuaian antara data yang dilaporkan dengan kondisi di lapangan. “Mereka menggunakan kursi panjang yang bisa ditempati tiga orang. Jadi, sangat mungkin jumlah sebenarnya jauh lebih banyak dari yang dilaporkan,” ujarnya.

    Budie menambahkan, pihak manajemen sempat membuat surat pernyataan untuk memenuhi seluruh rekomendasi dari Pemkot, tetapi sampai saat ini belum ada realisasi.

    Sementara itu, Kasatpol PP Pujo Agung Satrio menegaskan bahwa proses penutupan usaha tidak bisa dilakukan secara serta-merta. Prosedur administrasi harus dilalui, termasuk pengiriman tiga kali surat teguran dalam jangka waktu tertentu.

    Komisi III DPRD menyatakan akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi. Heri menegaskan bahwa DPRD tetap mendukung investasi, tetapi penegakan aturan adalah hal mutlak. “Kami tidak menolak kehadiran investor, tapi kalau tidak patuh aturan, kami akan ambil langkah tegas, termasuk penutupan,” pungkasnya. [ada/beq]

  • Pelajar SD di Mojokerto Tewas Terserempet Kereta Saat Pulang Sekolah

    Pelajar SD di Mojokerto Tewas Terserempet Kereta Saat Pulang Sekolah

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang pelajar Sekolah Dasar (SD) di Kota Mojokerto tewas setelah terserempet kereta api pada Senin (27/5/2025). Korban berinisial SAZ (13), siswa kelas VI SDN Balongsari 3, diketahui merupakan warga Griya Permata Meri, Kecamatan Kranggan.

    Peristiwa tragis itu terjadi saat jam pulang sekolah. SAZ bersama seorang temannya pulang dengan berjalan kaki dan memilih melintasi jalur rel kereta api. Diduga mereka tidak menyadari adanya kereta yang melintas, sehingga korban terserempet saat menyeberangi rel.

    Menurut saksi mata, Adi Setia, dua pelajar tersebut berjalan di atas rel padahal tersedia akses terowongan di sekitar lokasi. “Satu orang di utara, satu di barat. Mungkin mereka tidak tengok kanan-kiri, ada kereta datang dari barat ke timur,” ujarnya.

    Saat itu, Kereta Api Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya sedang melintas dari arah barat ke timur. SAZ terserempet kereta tersebut dan mengalami luka berat di bagian kepala. Korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Orang tua SAZ yang datang ke lokasi langsung menggendong tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa. Jenazah korban kemudian dievakuasi menggunakan mobil ambulans ke ruang jenazah RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. [tin/beq]

  • Driver PT Mlindjo Ditemukan Meninggal di Kos Tuban, Diduga Karena Sakit

    Driver PT Mlindjo Ditemukan Meninggal di Kos Tuban, Diduga Karena Sakit

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang driver PT Mlindjo bernama Sucipto (55) asal Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, ditemukan meninggal dunia di kamar kos yang menjadi mess karyawan di Jalan Hayam Wuruk, Lingkungan Jarkali, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Selasa (27/5/2025).

    Menurut keterangan Arif, rekan kerja korban, sebelumnya Sucipto telah dilarang bekerja oleh istrinya karena kondisinya sedang sakit. Namun korban tetap memaksakan diri untuk masuk kerja. “Jadi sampai di mess ini mungkin tambah parah kondisinya,” ujar Arif.

    Arif menuturkan, pada pukul 04.30 WIB ia sempat membantu mengantar Sucipto ke kamar mandi sebelum berpamitan bekerja. Namun sekitar pukul 06.30 WIB, Arif mendapat kabar bahwa Sucipto telah meninggal dunia. Di tempat tidur korban juga ditemukan beberapa obat yang diduga dibawa dari rumah. “Di bawah bantalnya ada obat 4 strip, gak tahu obat apa itu karena dibawa sama Pak Polisi tadi,” tambahnya.

    Kos tempat korban ditemukan diketahui memang menjadi mess bagi sekitar 10 karyawan PT Mlindjo. Istri dan keluarga korban telah diberitahu dan dalam perjalanan menuju Tuban untuk mengurus jenazah. “SOP-nya kan begitu, harus ada keluarga korban yang datang,” ujar Arif.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Semanding Ipda Ghofur menjelaskan, korban mengeluh sakit sejak Senin malam saat datang ke mess bersama rekannya, Muchamad Suwalik. Sekitar pukul 21.00 WIB, korban mengaku seluruh tubuhnya terasa sakit. Setelah tidur pada pukul 22.00 WIB, kondisi korban memburuk. “Sekitar pukul 06.00 WIB, saksi Giyanto masuk ke kamar dan melihat korban dalam kondisi memejamkan mata, tangan gosong, dan tidak bergerak,” terang Ipda Ghofur.

    Setelah diperiksa oleh saksi, korban diketahui telah meninggal dunia. Pemeriksaan dari Puskesmas Wire tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sejumlah obat yang ditemukan di kamar korban antara lain Eltazon, Dapyrin, dan Novaxicam, yang umumnya digunakan untuk meredakan peradangan, nyeri, dan gejala rematik.

    Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak menghendaki autopsi dilakukan. [dya/beq]

  • Sumur Bor di Prancak Sumenep Kembali Semburkan Air dan Gas Setinggi 20 Meter

    Sumur Bor di Prancak Sumenep Kembali Semburkan Air dan Gas Setinggi 20 Meter

    Sumenep (beritajatim.com) – Sumur bor di Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep Madura kembali mengeluarkan semburan air setinggi 20 meter. Semburan air itu bercampur dengan gas.

    Pemilik sumur bor, Moh. Suji mengatakan, sumur bor miliknya kembali menyemburkan air dan gas seperti pada Maret 2025 lalu. Untuk semburan sekarang, ia menduga terjadi sejak Minggu malam. Tapi ia baru mengetahui pada Senin pagi.

    “Kalau semburan yang sekarang ini bercampur lumpur dan kerikil. Tapi lumpur dan kerikilnya tidak terus menerus. Yang terus menyembur itu air beraroma gas,” katanya, Selasa (27/5/2025).

    Ia menceritakan, saat semburan pertama pada Maret 2025, tak berselang lama, semburan berhenti dengan sendirinya. Karena itu, ia hanya menutup sumur seadanya.

    “Air sumurnya sempat ada. Warga ada mencoba dengan melempar kerikil ke dalam sumur. Ternyata terdengar suara seperti ledakan,” ungkapnya.

    Pada semburan pertama Maret lalu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pernah mendatangi lokasi semburan.

    Mereka mengambil sampel untuk menguji kandungan gas yang ada dalam semburan air sumur bor itu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan detektor gas yang dapat mendeteksi gas karbon monoksida, hidrogen sulfida, dan metana.

    Dari hasil pengujian, diketahui kandungan gas dari semburan air tidak beracun. Namun karena kandungan gas di atas limit, maka ada potensi terbakar apabila terkena sumber api. Selain itu, karena kandungan gas metan di air sumur itu terlalu tinggi, maka tidak dapat digunakan sebagai sumber air bersih. [tem/suf]

  • Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah-wilayah yang rawan terdampak bencana alam.

    Terbaru, Desa Jabontegal yang berada di Kecamatan Pungging resmi ditetapkan sebagai Destana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Dengan penetapan ini, jumlah desa yang berstatus Destana di Kabupaten Mojokerto bertambah menjadi 24 desa.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati, menyatakan bahwa penetapan Desa Jabontegal sebagai Destana merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana. Hal ini penting, mengingat desa tersebut tergolong rawan terhadap bencana hidrometeorologi.

    “Seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang saat musim hujan tiba. Tiap desa yang kita petakan rawan dan menjadi langganan bencana, kita targetkan dijadikan Destana,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).

    Program Destana bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing. Dalam program ini, masyarakat tidak hanya diposisikan sebagai korban, tetapi menjadi bagian aktif dari proses pencegahan, penanganan, hingga pemulihan pascabencana.

    “Destana ini penting untuk meminimalkan dampak bencana. Semua lini masyarakat dilibatkan, mulai dari perangkat desa, babinsa, bhabinkamtibmas, tenaga kesehatan, hingga warga,” katanya.

    Pembentukan Destana di Kabupaten Mojokerto merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

    Berdasarkan pemetaan BPBD, dari total 304 desa dan kelurahan yang ada, sebanyak 213 desa dikategorikan rawan bencana. Oleh karena itu, pembentukan Destana menjadi langkah strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dan respons cepat masyarakat terhadap potensi bencana.

    Dengan adanya Destana, masyarakat dibekali pelatihan, peningkatan kapasitas kelembagaan lokal, hingga pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui pendekatan ini, warga diharapkan mampu berperan aktif dalam mengidentifikasi risiko, mengelola potensi bencana, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan.

    “Serta pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui Destana, diharapkan warga akan lebih aktif mengkaji, menganalisis, menangani, memantau hingga mengevaluasi risiko bencana di lingkungannya,” pungkasnya. [tin/suf]

  • Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Probolinggo (beritajatim.com) – Warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, masih memegang teguh tradisi spiritual jelang keberangkatan ibadah haji. Tradisi yang dikenal dengan sebutan Nyareh Bektoh ini menjadi simbol kuat kearifan lokal yang mengiringi perjalanan menuju Tanah Suci.

    Nyareh Bektoh secara harfiah berarti meminta petunjuk tentang waktu terbaik untuk memulai perjalanan haji. Dalam pelaksanaannya, para calon jamaah haji (CJH) meminta waktu keberangkatan yang dianggap membawa berkah kepada para tokoh agama atau kiai. Waktu yang dipilih melalui tradisi ini diyakini akan memberikan kelancaran dan keselamatan selama menjalani ibadah di tanah suci.

    Sebanyak 14 CJH asal Gili Ketapang telah diberangkatkan menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Suasana pelepasan berlangsung khidmat dan penuh suka cita. Kapal-kapal nelayan yang mengantar para jamaah dihias sedemikian rupa sebagai lambang kebahagiaan dan doa restu dari masyarakat.

    Abdurrahman Wahid (28), salah satu CJH, mengaku berangkat bersama ibunya sesuai waktu yang disarankan oleh kiai. “Kami percaya bahwa memulai perjalanan dengan waktu yang tepat membawa berkah dan kelancaran selama ibadah,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan rasa syukurnya karena akhirnya bisa menunaikan ibadah haji setelah menanti selama 13 tahun. “Rasanya haru dan penuh syukur, apalagi bisa berangkat bersama ibu saya,” tambahnya.

    Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Taufik Hidayat (45), yang berangkat haji bersama istri dan anaknya. “Ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga spiritual. Tradisi ‘Nyareh Bektoh’ menjadi awal penting dari perjalanan suci ini,” katanya.

    Sebelum menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, seluruh CJH dari Kabupaten Probolinggo terlebih dahulu berkumpul di miniatur Ka’bah yang berada di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Lokasi ini dijadikan titik awal simbolis pelepasan para jamaah.

    Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Probolinggo, Ahmad Zaini, menyampaikan bahwa tahun ini terdapat 894 CJH asal Probolinggo yang terbagi ke dalam tiga kelompok terbang (kloter). “Mereka terbagi dalam tiga kloter dengan jadwal masuk asrama berbeda, tergantung zona pemberangkatan,” ujarnya.

    Ia juga memberikan apresiasi terhadap pelestarian tradisi lokal di Gili Ketapang. “Tradisi seperti ini memperkuat nuansa religius dan kebersamaan, sehingga memberikan semangat spiritual lebih bagi para jamaah,” tutup Zaini. [ada/suf]