Category: Beritajatim.com

  • Pikun Salah Jalan, Lansia Gresik Terjepit Tembok

    Pikun Salah Jalan, Lansia Gresik Terjepit Tembok

    Gresik (beritajatim.com) – Seorang perempuan lanjut usia (lansia) bernama Rami (74), warga Desa Klotok, Kecamatan Balongpanggang, Gresik, harus dievakuasi petugas pemadam kebakaran setelah terjepit di sela-sela dua tembok sempit, Minggu (1/6/2025).

    Peristiwa ini bermula saat Rami, yang diketahui sudah mengalami kepikunan, tersesat dan salah jalan hingga masuk ke celah sempit yang diapit dua tembok bangunan. Ia kemudian tidak mampu keluar sendiri karena terjebak dalam ruang sempit tersebut.

    Warga setempat yang menyadari kejadian tersebut sempat mencoba menolong dengan menarik tubuh Rami, namun gagal karena lansia tersebut mengeluh kesakitan. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke call center 112 dan diteruskan ke petugas piket Damkarla Gresik.

    Kepala Dusun Prambon, Desa Klotok, Abdul Mutaqir, menyebut bahwa evakuasi hanya bisa dilakukan dengan menjebol salah satu tembok rumah warga. “Nenek Rami memang sudah pikun dan sering lupa jalan pulang. Saat kejadian, dia masuk ke jalan sempit dan tidak bisa keluar,” ujarnya.

    Petugas Damkarla Gresik, Rizal S. Nugroho, menjelaskan bahwa evakuasi dilakukan oleh enam personel dengan menjebol tembok sepanjang 1,5 meter. “Lokasi korban berada di tengah-tengah dua tembok yang sangat sempit. Karena tidak memungkinkan ditarik keluar, kami putuskan menjebol tembok,” katanya.

    Setelah berhasil dievakuasi, Rami langsung dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis. Ia mengalami luka ringan di bagian lutut akibat terlalu lama berada dalam posisi terjepit.

    Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan terhadap lansia, terutama yang sudah mengalami gangguan daya ingat atau disorientasi. [dny/but]

  • Wabup Sidoarjo: Revitalisasi Alun-alun Sidoarjo untuk Masyarakat

    Wabup Sidoarjo: Revitalisasi Alun-alun Sidoarjo untuk Masyarakat

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana didampingi inspektur Kabupaten Sidoarjo Andjar Soerjadianto serta pejabat DLHK Kabupaten Sidoarjo, melakukan sidak progress revitalisasi Alun-alun Kabupaten Sidoarjo, Minggu (1/6/2025).

    Project Manager Mahdi Hasan, ST sebagai Kontraktor Pelaksana PT Samudra Anugrah Indah Permai memberikan penjelasan terkait pengerjaan revitalisasi. Di antaranya akan ada pengerjaan taman, pengerjaan ampitheater, taman bermain, taman Gym, taman balita, taman lansia entrace barat, area paseban, trotoar, dan akses drainase, map elektronik juga toilet umum, bangunan penjaga serta halte bus dengan waktu pelaksanaan 210 hari kerja.

    “Selain itu juga akan disediakan tempat khusus bagi lansia jika akan melakukan aktivitas olah raga ataupun sekadar jalan-jalan santai,” kata Mahdi Hasan di depan Hj. Mimik Idayana.

    Setelah mendengarkan beberapa penjelasan Wabup Hj. Mimik menyampaikan harapannya agar dalam revitalisasi alun-alun ini benar-benar berjalan dengan baik serta dengan hasil yang memuaskan. Sehingga benar-benar bisa menciptakan tempat yang nyaman bagi masyarakat Sidoarjo.

    Ia meminta, pada monumen yang ada logo Pemkab Sidoarjo untuk lebih dipertegas lagi untuk warna dan garisnya agar lebih terlihat dan lebih kokoh. Ditegaskan pula untuk disediakan area khusus bagi UMKM yang menyajikan makanan khas Sidoarjo ataupun makanan ringan bagi pengunjung Alun-alun.

    “Ayo ciptakan alun-alun dengan konsep yang lebih bagus lagi agar masyarakat bisa menjadikan alun-alun sebagai destinasi wisata yang nyaman dan meriah bagi masyarakat,” harapnya.

    Selain menyampaikan harapannya, Mimik juga memberikan beberapa masukan. Di antaranya, sebagai jujukan masyarakat nanti, simbol pemerintahan Kabupaten Sidoarjo ditonjolkan dengan warna yang lebih menarik untuk dilihat.

    Serta ada area khusus bagi UMKM sehingga para pedagang tidak berceceran seputaran alun-alun. “Karena pastinya masyarakat yang berkunjung selain menikmati fasilitas yang ada pastinya juga akan menikmati jajanan,” katanya

    Masih menurut Hj. Mimik bahwa alun-alun milik masyarakat, untuk itu buat senyaman mungkin bagi masyarakat, spot-spot yang ada harus benar-benar bisa digunakan bagi seluruh kalangan agar masyarakat benar-benar bisa memanfaatkan alun-alun sebagai sarana rekreasi yang nyaman.

    “Saya minta kerjasamanya, mari kita bekerja bersama untuk kesejahteraan masyarakat Sidoarjo, membuat nyaman masyarakat Sidoarjo karena alun-alun merupakan salah satu persembahan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bagi masyarakat,” pinta wabup.

    Revitalisasi alun -alun ini merupakan proyek pertama H. Subandi-Hj. Mimik untuk itu besar harapan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam kualitas, karena ini adalah salah satu yang hasilnya langsung bisa dimanfaatkan serta bisa dinikmati oleh masyarakat Sidoarjo.

    “Karena memberikan pelayan yang terbaik bagi masyarakat adalah komitmen kita bersama maka kita berikan fasilitas bagi seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak remaja dewasa bahkan bagi yang telah lanjut usia agar bisa memanfaatkan alun-alun,” paparnya. (isa/but)

  • Fraksi PDIP Jatim: Peringatan Hari Lahir Pancasila Harus Jadi Alarm Tuntasnya Masalah PHK dan Pengangguran

    Fraksi PDIP Jatim: Peringatan Hari Lahir Pancasila Harus Jadi Alarm Tuntasnya Masalah PHK dan Pengangguran

    Surabaya (beritajatim.com) — Momentum Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Wara Sundari Renny Pramana mengingatkan di tengah ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Peringatan ini tidak boleh sekadar menjadi seremoni simbolik, melainkan refleksi serius atas kondisi ketenagakerjaan yang belum berpihak pada rakyat.

    Sebagai anggota Komisi E DPRD Jatim yang membidangi kesejahteraan rakyat, Renny menyebut pentingnya sila kelima Pancasila: “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, yang menurutnya harus diterjemahkan dalam kebijakan konkret untuk melindungi mereka yang kehilangan pekerjaan atau kesulitan mengakses lapangan kerja.

    “Hari ini, masih banyak rakyat kita kehilangan pekerjaan. Banyak kepala keluarga yang tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhan esok hari. Dalam situasi seperti ini, sila kelima tidak boleh hanya jadi kutipan di spanduk. Ia harus hadir sebagai kenyataan bahwa negara wajib menjamin setiap warga bisa hidup layak melalui pekerjaan yang bermartabat,” ujarnya, Minggu (1/6/2025).

    Politisi dari Daerah Pemilihan Kota/Kabupaten Kediri yang akrab disapa Bunda Renny ini menyebut bahwa hak atas pekerjaan adalah hak dasar yang tidak boleh dinegosiasikan. Dia menegaskan bahwa ketidakadilan dalam akses kerja dapat melahirkan ketimpangan sosial yang merusak kepercayaan publik terhadap negara.

    “Keadilan sosial bukan akan terwujud dari seremoni, tapi dari keseriusan pemerintah memastikan rakyatnya tidak kehilangan mata pencaharian. Bagi kami di Fraksi PDI Perjuangan, isu memperluas kesempatan kerja ini bukan hanya soal ekonomi, tapi soal kemanusiaan,” tegasnya.

    Renny juga mengkritisi belum adanya peta jalan ketenagakerjaan yang berpihak kepada kelompok rentan, seperti buruh lepas, pekerja informal, perempuan kepala keluarga, hingga lulusan muda yang kesulitan masuk pasar kerja. Dia menyebut bahwa kondisi ini memperkuat ketimpangan dan menghambat mobilitas sosial.

    “Banyak anak muda pintar lulus sekolah tapi bingung harus kerja kemana. Banyak ibu-ibu yang ingin bantu ekonomi keluarga tapi tidak ada akses pelatihan atau modal. Ini soal kehadiran negara. Kalau negara tidak hadir, lalu siapa yang akan berpihak pada mereka?” imbuh Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim itu.

    Lebih lanjut, Renny mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak terjebak dalam rutinitas peringatan, tetapi menjadikan 1 Juni sebagai momentum membangun ekosistem kerja yang inklusif dan adil. Menurutnya, keadilan sosial hanya akan tercapai jika semua pihak menjadikan akses terhadap pekerjaan sebagai indikator utama keberhasilan pembangunan.

    “Di Hari Lahir Pancasila ini, mari kita jadikan tanggal 1 Juni bukan hanya upacara tahunan, tapi titik balik untuk benar-benar mewujudkan negara yang berdiri di atas penderitaan rakyat, lalu hadir untuk menghapusnya,” pungkasnya.[asg/ted]

  • Ramai Group Gay Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Aktivis Minta Atensi Pemerintah & Aparat

    Ramai Group Gay Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Aktivis Minta Atensi Pemerintah & Aparat

    Tuban (beritajatim.com) – Selain group fantasi di media sosial Facebook, kini ramai diperbincangkan group Gay Tuban, Lamongan, Bojonegoro yang ada di Facebook hingga viral. Kini, group tersebut berisikan 10,9 ribu anggota dan berisikan konten fantasi sesama jenis.

    Sontak, group ini menjadi perbincangan serius terlebih di kalangan aktivis sangat menyayangkan perilaku generasi muda yang menyimpang.

    Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban, Ahmad Wafa Amrillah mengatakan, bahwa adanya group tersebut perlu disikapi dengan serius, mengingat yang ada di dalam group rata-rata usia remaja.

    “Perlu adanya edukasi untuk mereka, peran penting media disini juga diperlukan,” tutur Ahmad Wafa Amrillah, minggu (01/05/2025).

    Ia menjelaskan, peran media yakni untuk mengontrol dan memberikan edukasi kepada mereka agar tidak terlibat lebih jauh. “Karena anak muda sekarang itu kan seringkali fomo atau ikut-ikutan, sehingga dikhawatirkan banyak yang mengikuti arus,” ujar Wafa sapaannya.

    Selain itu, anak muda terkadang menganggap hal seperti ini wajar dan hal biasa. Sehingga, sangat merusak masa depan. Oleh karena itu, Wafa berharap ada atensi dari Pemerintah maupun aparat dalam menyikapi group tersebut.

    “Tentu menyikapi dengan tegas keberadaan group ini, karena melihat pengikutnya sangat banyak, sehingga harus dibentengi,” terang Wafa.

    Aktivis pergerakan ini juga setuju apabila ada sosialisasi secara langsung, selain edukasi melalui peran media. Terlebih edukasi di lingkungan pendidikan juga diperlukan.

    “Karena ini juga menyangkut akhlak dan moral anak-anak muda itu sendiri, khawatirnya banyak yang ikut-ikutan, terutama di kalangan anak-anak sekolah,” imbuhnya.

    Pihaknya juga menyampaikan bahwa untuk menyikapi hal ini dilakukan secara bersama-sama, baik masyarakat, orang tua, guru-guru yang ada di sekolah dan pengawasan oleh pemerintah serta memberikan atensi tegas dengan diblokirnya group tersebut.

    “Wewenangnya kan ada di pemerintah dan aparat ya harus dipertegas untuk menangani group itu,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Tak Ada Hujan, Jalan Menuju Waduk Tukul Pacitan Tertutup Longsor

    Tak Ada Hujan, Jalan Menuju Waduk Tukul Pacitan Tertutup Longsor

    Pacitan (beritajatim.com) – Longsor menutup akses jalan penghubung antara Desa Karangrejo dan Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Pacitan, pada Minggu (1/6/2025) siang. Peristiwa terjadi meski saat itu wilayah tersebut tidak sedang diguyur hujan.

    Material longsor menutup seluruh badan jalan di Dusun Krajan, Desa Karanggede. Akibatnya, kendaraan dari dua arah tidak dapat melintas, termasuk akses menuju Waduk Tukul yang sempat terputus.

    “Longsor menutup seluruh badan jalan, kendaraan dari dua arah tidak bisa lewat, termasuk menuju Waduk Tukul,” ujar Kapolsek Arjosari, Ipda Ferry Ardianto saat dihubungi.

    Beruntung, di sekitar lokasi terdapat alat berat yang kemudian segera dikerahkan untuk membantu evakuasi material longsor. Petugas bersama warga juga turut membuka akses jalan menggunakan peralatan seadanya agar kendaraan roda dua bisa melintas lebih dahulu.

    “Kami langsung menghubungi operator alat berat dan bersama warga berupaya membuka akses agar motor bisa lewat,” jelas Ferry.

    Ia menambahkan, meskipun tidak turun hujan saat kejadian, dua hari sebelumnya wilayah tersebut sempat diguyur hujan deras, sehingga tanah menjadi labil dan memicu longsor.

    “Alhamdulillah, jalur Arjosari–Waduk Tukul sudah kembali normal. Arus lalu lintas kembali lancar dan bisa dilalui kendaraan,” pungkasnya. (tri/ted)

  • Vonis MK Gratiskan Biaya SD dan SMP, Bupati Lumajang Akan Ikuti Sesuai Instruksi Presiden

    Vonis MK Gratiskan Biaya SD dan SMP, Bupati Lumajang Akan Ikuti Sesuai Instruksi Presiden

    Lumajang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih menunggu Intruksi Presiden (Inpres) terkait kelanjutan dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan agar pendidikan gratis bagi siswa di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) wajib dijamin.

    Sebelumnya MK telah memutuskan perkara Nomor 3/PUU-XXII/2024 terkait pengujian Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).

    Dalam perkara itu, MK memberikan vonis agar pendidikan dasar 9 tahun bagi sekolah negeri maupun swasta harus digratiskan.

    Adapun pendidikan dasar yang dimaksud terdiri dari SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau pendidikan lain yang sederajat. Kemudian mencakup juga SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk pendidikan yang sederajat.

    Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, pemerintah daerah masih harus menunggu petunjuk teknis lebih lanjut dari pusat tentang penerapan pendidikan gratis di Lumajang yang sesuai dengan amanat MK tersebut.

    “Tentu ini harus menunggu instruksi presiden dulu ya. Ini kalau instruksi harus gratis ya pasti daerah juga akan menggratiskan,” terangnya, Minggu (1/6/2025).

    Selain Inpres yang belum turun, sumber pendanaan yang akan dipakai bagi program pendidikan gratis di Lumajang itu diakui belum diketahui. Meski begitu, keberadaan program pendidikan gratis tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk bersekolah.

    Terlebih, putusan terbaru dari MK itu dapat meringankan beban para orang tua agar tidak perlu lagi memikirkan biaya sekolah untuk anak.

    “Jadi, harapannya ini tentu akan bisa meningkatkan animo para orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Utamanya bagi mereka yang secara finansial masih tergolong kurang,” ungkap Bupati Lumajang yang memiliki sapaan akrab Bunda Indah itu. (has/ted)

  • Kebakaran Rumah di Malang Renggut Nyawa Seorang Lansia

    Kebakaran Rumah di Malang Renggut Nyawa Seorang Lansia

    Malang (beritajatim.com) – Seorang lansia menjadi korban meninggal dunia setelah rumah yang ia tinggali, terbakar pada Minggu (1/6/2025) dini hari.

    Kepolisian Resor Malang, kini melakukan penyelidikan atas peristiwa kebakaran yang menewaskan seorang perempuan lansia di Dusun Wringinanom, Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang,

    Korban diketahui bernama Kusmini (56), seorang janda cerai mati yang tinggal seorang diri. Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 01.30 WIB dan pertama kali diketahui oleh adik korban, Jama’ali (53), yang rumahnya berdempetan dengan rumah korban.

    “Begitu menerima laporan dari warga, petugas segera mendatangi lokasi, melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi, serta memasang garis polisi di sekitar rumah korban,” ujar AKP Bambang saat dikonfirmasi, Minggu (1/6/2025).

    Dari hasil penyelidikan sementara, penyebab kebakaran diduga berasal dari lilin yang dinyalakan korban di atas lemari plastik di dalam kamar. Lilin tersebut meleleh, menyulut tumpukan pakaian, dan membakar seisi kamar saat korban tengah tertidur.

    “Korban memiliki kebiasaan menyalakan lilin di ruang tamu dan kamar. Kondisi korban yang menderita stroke ringan kemungkinan membuatnya tidak bisa menyelamatkan diri saat api mulai membesar,” tegas Bambang.

    Setelah kobaran api berhasil dipadamkan warga, korban ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi tubuh terbakar sebagian. Jenazah korban kemudian dimandikan oleh keluarga.

    Hasil olah TKP dan keterangan para saksi menguatkan dugaan bahwa insiden ini murni kecelakaan akibat kelalaian dalam penggunaan lilin. Tidak ditemukan indikasi tindak pidana atau keterlibatan pihak lain.

    “Korban tinggal sendiri dan tidak memiliki riwayat gangguan atau masalah dengan orang sekitar. Ini murni kelalaian dalam penggunaan api terbuka,” ujar Bambang.

    Bambang juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran rumah, terutama dari lilin, kompor, atau perangkat listrik yang rentan menimbulkan percikan api.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan alat penerangan yang lebih aman seperti lampu darurat atau senter, dan pastikan tidak meninggalkan sumber api dalam keadaan menyala saat tidur,” tegasnya. (yog/ted)

  • 2 Wisatawan Asal Sidoarjo Alami Kecelakaan di Jalur Wisata Pacet Mojokerto

    2 Wisatawan Asal Sidoarjo Alami Kecelakaan di Jalur Wisata Pacet Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jalur wisata pegunungan Pacet kembali memakan korban akibat rem blong. Dua wisatawan perempuan asal Sidoarjo mengalami kecelakaan tunggal saat melintasi turunan tajam di kawasan Kali Kromong, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

    Korban diketahui bernama Zivana Erla Wahyuningsih dan Rani Widyastuti, warga Balepanjang, Desa Jenjen, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. keduanya sedang berlibur bersama empat temannya. Mereka berkendara menuju kawasan OBECH Kali Kromong sekitar pukul 10.30 WIB.

    Namun saat perjalanan pulang di jalur menurun dari arah Lorokan, sepeda motor Honda Beat W 9167 XZ yang mereka kendarai mengalami rem blong dan menghantam pembatas jalan. Akibatnya, kendaraan rusak parah dan kedua korban mengalami luka ringan.

    Relawan Welirang, Made Zakariya, mengatakan kecelakaan tunggal tersebut menjadi peringatan serius bagi para pengunjung wisata Pacet.

    “Kecelakaan ini murni karena rem blong. Beruntung korban hanya luka ringan dan langsung kami evakuasi ke Puskesmas Pacet,” ungkapnya, Minggu (1/6/2025).

    Menurutnya, banyak pengendara yang abai memeriksa kondisi kendaraan sebelum melintasi jalur ekstrem di wilayah pegunungan. Wilayah Pacet punya banyak tanjakan dan turunan tajam sehingga pihkanya mengimbau pengunjung untuk memastikan rem dalam kondisi prima.

    “Pastikan kendaraan dalam kondisi prima agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain,” himbaunya.

    Kawasan wisata Pacet memang kerap ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat akhir pekan. Namun medannya yang ekstrem menuntut kesiapan kendaraan dan kewaspadaan tinggi dari para pengendara. [tin/ted]

  • PDIP Surabaya Peringati Hari Lahir Pancasila, Yordan: Jangan Jadikan Partai Sekadar Guyonan

    PDIP Surabaya Peringati Hari Lahir Pancasila, Yordan: Jangan Jadikan Partai Sekadar Guyonan

     

    Surabaya (beritajatim.com) — Dalam suasana khidmat dan penuh semangat nasionalisme, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni dengan menggelar upacara bendera.

    Kegiatan ini sekaligus menjadi pembuka Bulan Bung Karno yang diperingati sepanjang Juni 2025 oleh jajaran partai berlambang banteng moncong putih itu.

    Upacara dilaksanakan di halaman Kantor DPC PDIP Surabaya dan diikuti oleh pengurus DPC, anggota Fraksi DPRD Kota Surabaya dari PDIP, ketua PAC, ketua ranting, serta kader dari berbagai wilayah kota.

    Mereka hadir bukan hanya untuk merayakan, tetapi juga merefleksikan nilai-nilai ideologis partai dan negara.

    Bertindak sebagai inspektur upacara, Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Yordan M. Batara Goa menyampaikan amanat yang sarat pesan ideologis dan kritik internal.

    Dia menegaskan pentingnya menjadikan Hari Lahir Pancasila sebagai hari refleksi atas keutuhan bangsa yang terus diuji oleh zaman.

    “Hanya ada dua hari libur nasional yang benar-benar sakral dalam sejarah bangsa kita, yaitu 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan dan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila,” ujar Yordan, Minggu (1/6/2025).

    Yordan menegaskan bahwa kemerdekaan tanpa Pancasila hanya akan menjadi kemerdekaan fisik semata, tanpa arah dan tujuan yang menyatukan. Dalam konteks ini, Pancasila diposisikan sebagai fondasi kebangsaan yang tak bisa ditawar.

    “Bung Karno berkata, hanya Pancasila lah yang bisa mempersatukan bangsa ini. Oleh karena itu, 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur agar kita berhenti sejenak dari kesibukan dan kembali mengingat nilai-nilai Pancasila,” jelasnya.

    Yordan juga menyentil arah perjuangan politik partai. Dia menegaskan bahwa menjadi kader PDIP tidak boleh berhenti pada rutinitas seremonial, tapi harus menjiwai semangat perjuangan Bung Karno, khususnya dalam upaya mewujudkan keadilan sosial.

    “Kita ingin agar tidak ada satu pun warga negara Indonesia yang miskin, yang tidak sekolah, yang tidak sejahtera. Itu tujuan utama kita berpartai, bukan sekadar kegiatan rutinitas,” tandasnya.

    Dia bahkan mengingatkan dengan keras agar para kader tidak menjadikan partai sebagai ajang personal atau sebatas aktivitas sosial biasa.

    “Kalau hari ini kita pakai pin Bung Karno di dada kita, maka semangat Bung Karno juga harus ada dalam jiwa kita. Berpartai bukan untuk guyonan, bukan sekadar hobi, tapi karena kita sudah selesai dengan kepentingan pribadi,” tegasnya.

    Rangkaian Bulan Bung Karno akan terus bergulir hingga akhir Juni dengan berbagai kegiatan ideologis, edukatif, dan sosial.

    “Ini dimaksudkan sebagai upaya membumikan nilai-nilai Pancasila dan semangat nasionalisme di tengah masyarakat, sekaligus menguatkan akar ideologis partai di Kota Pahlawan,” tandas Yordan.[asg/ted]

  • Grebeg Pancasila, Wali Kota Blitar: Pancasila Adalah Kompas Masa Depan

    Grebeg Pancasila, Wali Kota Blitar: Pancasila Adalah Kompas Masa Depan

    Blitar (beritajatim.com) – Peringatan hari lahir Pancasila selalu terasa spesial di Kota Blitar, daerah dimana sang Proklamator, Ir. Soekarno dimakamkan. Setiap tanggal 1 Juni, di Bumi Bung Karno ini selalu diadakan tradisi Grebeg Pancasila.

    Upacara yang digelar dalam nuansa budaya tersebut menjadi panggung ekspresi nilai-nilai Pancasila dalam format yang membumi.

    Peserta dari seluruh kelurahan dan kecamatan membawa tumpeng gunungan, simbol kesejahteraan dan gotong royong. Elemen adat dan kekayaan lokal sengaja dihadirkan agar Pancasila tidak hanya hadir sebagai ideologi, tetapi sebagai nilai yang hidup dalam denyut masyarakat.

    Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin memimpin langsung upacara Grebeg Pancasila ini. Dalam sambutannya pria yang akrab disapa Mas Ibin tersebut ingin Pancasila menjadi kompas masa depan.

    “Pancasila bukan warisan masa lalu, melainkan kompas masa depan,” ucap Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, Minggu (1/06/2025).

    Mas Ibin menyampaikan bahwa tantangan bangsa saat ini tidak hanya bersifat fisik dan struktural, tetapi juga ideologis.

    Menurutnya, di era globalisasi dan digitalisasi, berbagai nilai asing dan paham ekstrem semakin mudah menyusup. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperkuat pemahaman akan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan.

    “Pancasila bukan dokumen normatif semata. Ia adalah bintang penuntun yang harus menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa,” ujar Mas Ibin saat membacakan pidato tersebut.

    Wasekjen PP GP Ansor itu mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong, keadilan sosial, dan kebhinekaan sebagai inti kekuatan bangsa.

    Pemerintah pusat melalui Asta Cita delapan agenda strategis menuju Indonesia Emas 2045 telah menempatkan penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia sebagai prioritas utama.

    Dalam konteks lokal, Wali Kota Blitar menegaskan bahwa revitalisasi nilai-nilai kebangsaan dilakukan tidak hanya melalui seremoni, tetapi juga lewat praktik kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

    Ia menyebutkan pentingnya pelayanan publik yang transparan, pendidikan karakter sejak usia dini, serta dukungan nyata kepada pelaku ekonomi kerakyatan seperti UMKM dan koperasi.

    “Kalau semangat keadilan sosial benar-benar dihidupkan, maka pembangunan bukan hanya milik kota besar, tetapi sampai ke pinggiran,” ujar Mas Ibin usai upacara.

    Mas Ibin menekankan bahwa seluruh aparatur sipil negara di Blitar harus menjadi teladan dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam birokrasi. Nilai nilai Pancasila harus menjadi dasar ASN dalam memberikan pelayanan terbaik masyarakat.

    Rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila di Blitar tahun ini juga memperkuat ruang kebudayaan sebagai medium pemasyarakatan nilai. Kehadiran elemen budaya seperti tumpeng gunungan, busana Djadoel, dan partisipasi lintas usia menjadi pengingat bahwa Pancasila hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

    Menutup amanatnya, Mas Ibin mengajak masyarakat untuk tidak berhenti pada peringatan semata. Ia menegaskan bahwa yang paling penting adalah bagaimana Pancasila dijadikan panduan dalam tindakan sehari-hari, bukan hanya dihafal dalam teks.

    “Hari ini kita memperingati Pancasila dengan budaya, tapi esok dan seterusnya, kita harus menjadikannya sebagai laku hidup,” pungkasnya. (owi/ted)