Category: Beritajatim.com

  • Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang menggelar upacara serah terima jabatan (sertijab) Kasatlantas pada Selasa (3/6/2025). Jabatan yang sebelumnya dipegang AKP Widyagana Putra Dhirotsaha kini resmi diserahkan kepada Iptu Muhammad Alif Chelvin Arliska.

    Sebelum menjabat sebagai Kasatlantas Polres Malang, Iptu Chelvin Arliska bertugas sebagai Staf Pribadi Pimpinan (Sespripim) di Mabes Polri. Dalam posisi tersebut, ia mendukung tugas operasional dan administratif pimpinan, termasuk perencanaan, pengamanan, dan penataan urusan umum.

    Upacara sertijab digelar secara khidmat di Mapolres Malang dan dipimpin langsung Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo P. S., serta dihadiri oleh para pejabat utama dan anggota jajaran. Mutasi jabatan ini merupakan bagian dari dinamika organisasi Polri untuk penyegaran dan pembinaan karier.

    AKP Widyagana selanjutnya akan menempati posisi baru di lingkungan Polda Jawa Timur. Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menyatakan bahwa mutasi adalah bagian dari strategi Polri untuk meningkatkan efektivitas satuan. “Mutasi adalah hal wajar dalam tubuh Polri sebagai bentuk penyegaran dan promosi. Kami percaya pejabat baru dapat meneruskan bahkan meningkatkan kinerja di bidang lalu lintas,” ujarnya.

    Selama menjabat, AKP Widyagana dinilai telah memberikan kontribusi besar, terutama dalam program edukasi keselamatan berlalu lintas dan manajemen rekayasa lalu lintas di wilayah Kabupaten Malang. “AKP Widyagana menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Kami mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya, dan semoga sukses di penugasan baru,” tambah Bambang.

    Iptu Chelvin disebut sebagai perwira muda berpengalaman dalam manajemen pimpinan Polri. Penugasannya di Polres Malang menjadi momen penting sebagai debut di posisi strategis di lapangan. Serah terima ini juga menandai komitmen Polres Malang dalam menjaga kesinambungan pelayanan publik di bidang lalu lintas secara humanis dan profesional. [yog/beq]

  • Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang menggelar upacara serah terima jabatan (sertijab) Kasatlantas pada Selasa (3/6/2025). Jabatan yang sebelumnya dipegang AKP Widyagana Putra Dhirotsaha kini resmi diserahkan kepada Iptu Muhammad Alif Chelvin Arliska.

    Sebelum menjabat sebagai Kasatlantas Polres Malang, Iptu Chelvin Arliska bertugas sebagai Staf Pribadi Pimpinan (Sespripim) di Mabes Polri. Dalam posisi tersebut, ia mendukung tugas operasional dan administratif pimpinan, termasuk perencanaan, pengamanan, dan penataan urusan umum.

    Upacara sertijab digelar secara khidmat di Mapolres Malang dan dipimpin langsung Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo P. S., serta dihadiri oleh para pejabat utama dan anggota jajaran. Mutasi jabatan ini merupakan bagian dari dinamika organisasi Polri untuk penyegaran dan pembinaan karier.

    AKP Widyagana selanjutnya akan menempati posisi baru di lingkungan Polda Jawa Timur. Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menyatakan bahwa mutasi adalah bagian dari strategi Polri untuk meningkatkan efektivitas satuan. “Mutasi adalah hal wajar dalam tubuh Polri sebagai bentuk penyegaran dan promosi. Kami percaya pejabat baru dapat meneruskan bahkan meningkatkan kinerja di bidang lalu lintas,” ujarnya.

    Selama menjabat, AKP Widyagana dinilai telah memberikan kontribusi besar, terutama dalam program edukasi keselamatan berlalu lintas dan manajemen rekayasa lalu lintas di wilayah Kabupaten Malang. “AKP Widyagana menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Kami mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya, dan semoga sukses di penugasan baru,” tambah Bambang.

    Iptu Chelvin disebut sebagai perwira muda berpengalaman dalam manajemen pimpinan Polri. Penugasannya di Polres Malang menjadi momen penting sebagai debut di posisi strategis di lapangan. Serah terima ini juga menandai komitmen Polres Malang dalam menjaga kesinambungan pelayanan publik di bidang lalu lintas secara humanis dan profesional. [yog/beq]

  • Teliti Politik Identitas, Anggota DPRD Jatim Raih Gelar Doktor Predikat Cumlaude

    Teliti Politik Identitas, Anggota DPRD Jatim Raih Gelar Doktor Predikat Cumlaude

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKS, Puguh Wiji Pamungkas, resmi menyandang gelar doktor usai mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka Program Pascasarjana Universitas Merdeka (Unmer) Malang. Disertasi bertema “Politik Identitas Partai Politik” yang ia angkat mendapat apresiasi tinggi dari jajaran akademik dan mengantarkannya meraih predikat cumlaude.

    Penelitian Puguh menyoroti realitas sosial dalam pemilihan legislatif di Kabupaten Malang pada Pemilu 2019. Dalam sidang promosi doktor yang dipimpin langsung oleh Rektor Unmer Malang, Dr. Prihat Assih, S.E., M.Si., Ak., CSRS, Puguh memaparkan secara sistematis praktik politik identitas dalam kontestasi elektoral lokal.

    “Model politik identitas partai politik yang saya temukan dibangun atas empat unsur utama: elit politik, media massa, institusi partai, serta budaya dan tradisi lokal,” terang Puguh saat menjawab pertanyaan penguji.

    Ia menekankan bahwa masuknya unsur budaya dan tradisi sebagai instrumen politik identitas merupakan kontribusi teoretis baru dalam studi politik lokal. Menggunakan pendekatan kualitatif, Puguh menggali data melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (FGD).

    “Elite partai dan caleg menggunakan simbol agama dan kebangsaan dalam kampanye. Mereka juga mendekatkan diri pada masyarakat lewat media sosial, alat peraga, dan nilai-nilai lokal,” jelasnya.

    Puguh menyebut bahwa politik identitas di Indonesia tidak bersifat diskriminatif seperti di beberapa negara lain. Strategi tersebut lebih dimaksudkan untuk membangun kedekatan dengan pemilih.

    “Politik identitas yang terjadi di Indonesia tidak bersifat eksklusif atau diskriminatif. Ini murni strategi elektoral untuk menjangkau pemilih berdasarkan identitas dan nilai-nilai budaya yang telah hidup di masyarakat,” tambahnya.

    Sidang promosi doktor tersebut turut dihadiri tokoh akademik, promotor, dan penyanggah. Promotor disertasi Puguh adalah Prof. Dr. Bonaventura Ngarawula, M.S., dengan ko-promotor Dr. Zainur Rozikin, M.M., M.Pd. Penyanggah eksternal antara lain Dr. Muhamad Nur Afandi, M.T., serta Direktur Pascasarjana Unmer Malang, Prof. Dr. Grahita Chandrarin, M.Si., Ak., CA.

    Capaian akademik ini juga menandai keberhasilan Puguh dalam mewujudkan tiga mimpi besar yang ia rancang sejak kuliah: menjadi doktor, naik haji, dan duduk sebagai anggota dewan sebelum usia 40 tahun.

    “Alhamdulillah, ketiganya Allah kabulkan. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan dan mendukung saya,” tuturnya.

    Di tengah pencapaian ini, Puguh menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan ilmu dan memperjuangkan aspirasi masyarakat melalui jalur politik dan pendidikan. Ia berharap riset yang dihasilkannya dapat menjadi referensi sekaligus inspirasi bagi akademisi dan politisi muda di Indonesia.

    “Ilmu harus bermanfaat, bukan hanya untuk dunia akademik, tapi juga sebagai panduan kebijakan dan pelayanan publik,” pungkasnya. [asg/beq]

  • Presiden Prabowo Beli Tiga Sapi Kurban dari Peternak Lamongan untuk BANMAS

    Presiden Prabowo Beli Tiga Sapi Kurban dari Peternak Lamongan untuk BANMAS

    Lamongan (beritajatim.com) – Presiden Prabowo Subianto membeli tiga ekor sapi dari peternak di Kabupaten Lamongan untuk dikurbankan dalam rangka mendukung program Bantuan Masyarakat (BANMAS) di berbagai kabupaten dan provinsi.

    Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Shofiyah Nur Hayati, menyampaikan bahwa sapi-sapi yang dibeli memiliki berat minimal 800 kilogram sesuai persyaratan. “Dari hasil seleksi, tiga sapi yang dibeli berasal dari peternak di Lamongan yang tersebar di tiga kecamatan,” ujarnya, Selasa (3/6/2025).

    Sapi pertama berasal dari Suwignyo, peternak asal Kecamatan Kembangbahu, dengan berat 1,18 ton. Sapi jenis Belgian Blue ini dibeli dengan nilai kontrak Rp100 juta dan akan diserahkan langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, pada Jumat di Masjid Al-Mutakin, Karanggeneng.

    Sapi kedua milik Teguh dari Kecamatan Solokuro berjenis PO. Sapi ini akan diserahkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan penyerahannya menjadi tanggung jawab Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur, yang nantinya akan dikirim ke Masjid Agung Surabaya.

    Sapi ketiga berasal dari Kecamatan Mantup dengan berat 1,02 ton dan berjenis Limosin. Penyerahannya akan dilakukan oleh Partai Gerindra ke Pondok Pesantren Sunan Derajat pada hari pertama Idul Adha dengan pendampingan petugas.

    Shofiyah menambahkan bahwa Bupati Lamongan akan hadir langsung menyerahkan sapi milik Suwignyo di Karanggeneng, sementara administrasi dan persiapan penyerahan daging kurban akan dilakukan sesuai ketentuan. [fak/beq]

  • Mbak Wali Resmi Buka Pelatihan Juleha Unggas di Kota Kediri

    Mbak Wali Resmi Buka Pelatihan Juleha Unggas di Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati resmi membuka Pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) Unggas Kota Kediri, yang diselenggarakan di Aula Kecamatan Kota, Selasa (3/6/2025).

    Pelatihan Juleha ini diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang bekerja sama dengan UIN Syekh Wasil Kediri dan Pemerintah Kota Kediri, selama 2 hari mulai 3-4 Juni 2025. Tujuan pelatihan ini untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang tata cara penyembelihan hewan secara halal. Peserta yang mengikuti ada sebanyak 20 juru sembelih halal yang berasal dari Kota Kediri.

    Menurut Mbak Wali, Pelatihan Juleha ini dapat meningkatkan keterampilan dan juga ketika nanti terjun di lapangan, para peserta bisa melakukan penyembelihan sesuai dengan standar kehalalan. Untuk itu, bagi para peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.

    “Pelatihan Juleha ini juga sebagai langkah nyata atau upaya untuk mendukung adanya produk halal khususnya produk hewani. Sehingga masyarakat tidak lagi merasa khawatir, ketika mengkonsumsi produk tersebut karena kehalalan produk merupakan hal sangat penting. Ketika suatu produk dinyatakan halal, InsyaAllah produknya akan aman dan juga terjamin kesehatannya,” jelas Wali Kota Kediri.

    Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Yayat Cadarajat menuturkan Pelatihan Juleha ini juga merupakan bagian strategis, karena komponen utama dari ekosistem halal juga termasuk cara penyembelihan hewannya sesuai standar kehalalan bukan hanya ketika sudah menjadi makanan.

    Sehingga Bank Indonesia, berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Kediri dan UIN Syekh Wasil dalam proses sertifikasi juru sembelih halal untuk mendorong penguatan ekosistem halal di Kota Kediri. “Harapannya juru sembelih halal semakin banyak yang tersertifikasi. Selain itu, dapat mendorong konsumsi dan juga pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri,” tutupnya.

    Hadir pula, Rektor UIN Syekh Wasil Kediri Wahidul Anam, instruktur sekaligus penguji dari Halal Center Jakarta Aminudin, Hariss, dan Muhammad Syakurinal, Camat Kota Bagus Hermawan, serta peserta Pelatihan Juleha. [nm/ted]

  • 25 Personel Gabungan Sisir Sungai Bengawan Solo, Bocah Gresik Belum Ditemukan

    25 Personel Gabungan Sisir Sungai Bengawan Solo, Bocah Gresik Belum Ditemukan

    Gresik (beritajatim.com) – Tim gabungan masih mencari keberadaan Ahmada Ainunhaq (9) bocah yang hilang sejak Sabtu (31/5) sore di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Gresik. Ada 25 personel gabungan yang diterjunkan untuk mencari bocah yang hilang misterius.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik F.X. Driatmiko Herlambang mengatakan, personel gabungan tersebut sampai sekarang masih mencari hilangnya korban asal Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun. “Kami dibantu tim relawan SAR Basarnas Jatim, BPBD Jatim, dan warga setempat,” katanya, Selasa (3/6/2025).

    Sebelumnya korban bermain di bantaran Sungai Bengawan Solo. Namun, hingga sampai saat ini pulang ke rumah. Ada dugaan terseret arus sungai. “Ada dugaan korban tercebur di sungai karena tidak bisa berenang. Ini setelah ada warga melihat bermain di bibir sungai sebelum dinyatakan hilang,” ungkap Micko.

    Dugaan yang lain, ditemukan ada jejak sandal dan kaki anak kecil di sekitar bantaran sungai. “Sewaktu ditelusuri ada jejaknya, dan tim gabungan juga melakukan pencarian di area tersebut,” urai Micko.

    Hingga hari keempat, tim gabungan masih berupaya mencari korban. Namun, belum membuahkan hasil kendati petugas terus menyisir area Sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Dukun. “Mohon doanya mudah-mudahan segera ditemukan. Tim gabungan terus berupaya mencari keberadaan korban,” pungkas Micko. [dny/kun]

  • BKPP Koordinasikan Dugaan ASN yang Lakukan Pungli Perekrutan CPNS di RSUD Bojonegoro

    BKPP Koordinasikan Dugaan ASN yang Lakukan Pungli Perekrutan CPNS di RSUD Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bojonegoro telah merespon adanya temuan dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan salah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam proses perekrutan CPNS di RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

    “Saya baru dapat dispo hari ini terhadap nota dinas laporan Direktur RSUD masalah tersebut, akan dilakukan koordinasi dengan Inspektorat dulu,” ujar Plt Kepala BKPP Bojonegoro Hari Kristianto, Selasa (3/6/2025).

    Menanggapi itu, Inspektur Inspektorat Bojonegoro Teguh Prihandono belum memberikan keterangan resmi terhadap kasus tersebut hingga berita ini diturunkan. Jurnalis beritajatim.com sudah berusaha melakukan konfirmasi melalui gawai elektronik.

    Diberitakan sebelumnya, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro telah memberikan klarifikasi terkait dugaan pungutan liar (pungli) sebesar Rp380 juta yang dilakukan oleh ASN berinisial W terhadap peserta magang dengan janji diangkat menjadi ASN di lingkungan rumah sakit tersebut.

    Kepala Bagian Program, Hukum, dan Humas RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Abdul Aziz, menjelaskan bahwa pihak rumah sakit telah melakukan klarifikasi dengan memanggil terduga pelaku berinisial W, yang saat ini masih berstatus sebagai ASN aktif di RSUD.

    “Manajemen RSUD telah memanggil dan meminta klarifikasi dari yang bersangkutan, serta mendengar keterangan dari pihak yang mengaku sebagai korban,” ujar Aziz, Sabtu (31/5/2025).

    Dalam proses klarifikasi tersebut, W membantah telah menjanjikan pengangkatan sebagai PNS kepada peserta magang. Aziz menegaskan bahwa dugaan tindakan penipuan atau pungli tersebut merupakan tindakan pribadi dan tidak berkaitan dengan institusi rumah sakit.

    “Perlu kami tegaskan bahwa dugaan pungli tersebut adalah tindakan individu dan tidak ada hubungannya dengan RSUD Sosodoro Djatikoesoemo secara kelembagaan,” tambahnya.

    Aziz juga mengingatkan bahwa proses rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan RSUD dilakukan secara transparan dan tanpa dipungut biaya sepeserpun.

    “Sejak awal, manajemen sudah menyampaikan kepada seluruh pegawai dan masyarakat bahwa proses penerimaan CPNS dan PPPK di RSUD ini tidak dikenakan biaya,” tegasnya. [lus/ted]

  • Penemuan Granat Aktif di Rumah Kosong Tuban, Polisi Pastikan Bukan Milik Teroris

    Penemuan Granat Aktif di Rumah Kosong Tuban, Polisi Pastikan Bukan Milik Teroris

    Tuban (beritajatim.com) – Granat aktif ditemukan di sebuah rumah kosong di Jalan Panglima Sudirman, samping Hotel Amerta, Kelurahan Sendangharjo, Kecamatan/Kabupaten Tuban. Polisi memastikan granat tersebut bukan milik teroris.

    Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robin Alexander menjelaskan bahwa rumah itu milik atas nama Cahyo dan pihaknya akan memeriksa pemilik serta melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Kalau milik teroris bukan, ini rumah milik atas nama Cahyo dan pemilik rumah ini nantinya pasti akan kita periksa,” ujarnya, Selasa (3/5/2025).

    Penemuan granat berawal saat Yos Setiawan (58), seorang tukang kebersihan, membersihkan pekarangan rumah dan mendengar suara seperti besi. Saat diperiksa, benda tersebut ternyata granat aktif. Yos pun segera melaporkan ke polisi.

    “Kami langsung kontak unit Jibom dari Gegana Polda Jatim dan saat ini granat tersebut sudah diamankan,” kata Dimas.

    Meski demikian, dugaan rumah tersebut sebagai tempat penyimpanan granat masih dalam penyelidikan. Polisi akan memanggil pemilik rumah, petugas kebersihan, dan menelusuri siapa saja yang pernah tinggal di sana karena rumah itu sudah lama kosong.

    Granat aktif tersebut telah diledakkan dengan aman di kawasan PT SIG Pabrik Tuban oleh tim Gegana Polda Jatim dengan pengawalan ketat dari Polres Tuban. [dya/beq]

  • Petani Tewas Tersengat Jebakan Tikus Listrik, DPRD Magetan Desak Modernisasi Pertanian

    Petani Tewas Tersengat Jebakan Tikus Listrik, DPRD Magetan Desak Modernisasi Pertanian

    Magetan (beritajatim.com) – Insiden tragis menimpa seorang petani di Desa Rejomulyo, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan yang meninggal dunia akibat tersengat jebakan tikus beraliran listrik pada Senin (2/6/2025) malam. Kejadian ini memantik perhatian serius dari Ketua Komisi B DPRD Magetan, Rita Haryati, yang menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyerukan perubahan pendekatan dalam pengendalian hama pertanian.

    “Saya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya salah satu petani kita di Magetan akibat tersengat jebakan tikus beraliran listrik. Insiden ini sangat memprihatinkan dan menjadi pengingat serius bahwa masih banyak petani kita yang terpaksa menggunakan cara-cara berisiko tinggi dalam menghadapi persoalan hama, khususnya tikus,” ujar Rita, Selasa (3/6/2025)

    Rita menekankan bahwa jebakan listrik bukanlah solusi yang aman dan berkelanjutan, melainkan cerminan dari keterbatasan akses petani terhadap teknologi pertanian yang lebih modern dan ramah lingkungan. Ia menegaskan pentingnya upaya kolaboratif untuk melindungi keselamatan petani sekaligus menjaga keberlangsungan pertanian.

    “Sebagai anggota DPRD, saya merasa terpanggil untuk mendorong adanya perubahan pendekatan dalam pengendalian hama pertanian. Kita tidak boleh membiarkan petani berada dalam posisi yang harus memilih antara panen yang gagal atau mempertaruhkan nyawa mereka sendiri,” jelasnya.

    Rita mendorong langkah konkret dari pemerintah daerah, dinas pertanian, serta para pemangku kepentingan untuk menghentikan penggunaan jebakan listrik melalui regulasi yang tegas dan edukasi menyeluruh di tingkat desa. Ia juga mengusulkan pemanfaatan teknologi alternatif yang lebih aman, seperti repelan organik, perangkap mekanis otomatis, hingga sistem berbasis sensor dan digital.

    “Penggunaan jebakan listrik bukanlah solusi yang aman dan berkelanjutan, melainkan bentuk keputusasaan akibat minimnya akses terhadap teknologi yang lebih baik. Dan kita harus melihat bersama bahwa kejadian ini bukan hanya sekedar sebuah kecelakaan saja, melainkan sebuah self warning untuk kita bersama bahwa modernisasi pertanian semakin dibutuhkan guna mendapatkan hasil panen yang maksimal sekaligus aman bagi kelestarian lingkungan,” tambahnya.

    Dalam pernyataannya, Rita juga menekankan perlunya pelatihan dan subsidi alat pengendali hama yang ramah lingkungan kepada kelompok tani, agar mereka tidak lagi bergantung pada metode berbahaya. Ia memastikan bahwa DPRD siap mendukung alokasi anggaran dan kebijakan demi kesejahteraan serta keamanan para petani.

    “Kami di DPRD siap mendukung alokasi anggaran dan kebijakan yang berpihak pada keselamatan dan kesejahteraan petani. Pertanian adalah tulang punggung daerah, dan petani adalah pahlawan pangan. Sudah saatnya mereka mendapatkan perlindungan dan kemudahan dalam menjalankan usaha taninya,” ucapnya.

    Sebagai wakil dari Fraksi PDI Perjuangan, Rita menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan kesejahteraan petani, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Ia berharap kejadian tragis ini menjadi yang terakhir, dan tidak menyurutkan semangat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

    “Kami sebagai wakil dari partainya wong cilik, sangat mendorong partisipasi aktif pemerintah dalam segala upaya-upaya peningkatan kesejahteraan petani, tetapi keamanan dan kelestarian lingkungan juga tidak boleh dikesampingkan. Semoga kejadian ini adalah yang terakhir dan tidak membuat generasi kita selanjutnya semakin enggan untuk menjadi petani karena kejadian ini,” tutupnya. [fiq/beq]

  • PN Surabaya Kembali Gelar Sidang Tatap Muka, Pengunjung Membludak

    PN Surabaya Kembali Gelar Sidang Tatap Muka, Pengunjung Membludak

    Surabaya (beritajatim.com) – Setelah hampir enam tahun digelar secara daring akibat pandemi Covid-19, Pengadilan Negeri (PN) Surabaya akhirnya kembali melaksanakan sidang secara tatap muka. Pada hari pertama pelaksanaan, Selasa (3/6/2025), gedung pengadilan di Jalan Raya Arjuna Surabaya dipadati oleh pengunjung dari berbagai kalangan.

    Pengunjung yang membludak sejak pagi terdiri dari keluarga terdakwa, saksi, hingga masyarakat umum yang ingin menyaksikan langsung proses peradilan. Antusiasme tinggi ini menunjukkan kerinduan masyarakat terhadap atmosfer persidangan langsung yang lebih transparan dan interaktif.

    Sekretaris PN Surabaya, Jitu Nove Wardoyo SH, MH, mengatakan bahwa pihaknya telah mengantisipasi lonjakan pengunjung dengan beberapa langkah strategis. “Sudah kita antisipasi, salah satunya mobil tahanan sudah langsung mendekati ruang tahanan,” jelasnya kepada wartawan.

    Untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan, pengadilan juga akan menerapkan sistem penyortiran terhadap pengunjung. “Pamdal selalu patroli. Kita lakukan ini agar sidang offline aman dan nyaman,” tegas Jitu.

    Kembalinya sidang tatap muka juga disambut positif oleh para advokat. Salah satunya adalah Retno Sariati Sandra Lukito yang menilai kebijakan ini mempermudah pembelaan hukum.

    “Karena selama sidang dilakukan secara online, proses persidangan sering kali terhambat. Kami sulit mengkonfrontir bukti antara saksi dan terdakwa, sehingga pembelaan tidak maksimal,” jelas Retno. [uci/beq]