Category: Beritajatim.com

  • Hari Lahir Bung Karno, Megawati akan Ziarah ke Makam Ayahanda di Blitar

    Hari Lahir Bung Karno, Megawati akan Ziarah ke Makam Ayahanda di Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri bakal berziarah ke makam ayahandanya Ir. Soekarno di Blitar, Jumat (6/6/2025) besok. Ziarah yang dilakukan oleh Megawati ini akan terasa spesial karena bertepatan dengan hari lahir Bung Karno yakni 6 Juni.

    Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Blitar, Syahrul Alim menyebut bahwa Megawati rencananya akan berziarah ke Makam Bung Karno pada pukul 11 siang. Jika sesuai rencana Megawati hanya akan berziarah saja di Makam Bung Karno dan tidak ada agenda politik lain.

    “Iya rencananya seperti itu, besok ibu Ketua Umum Megawati akan berziarah ke Makam Bung Karno,” ucap Syahrul, Kamis (5/6/2025).

    Kegiatan ziarah yang akan dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri besok akan terasa spesial karena memang bertepatan dengan hari lahir Bung Karno. Meski demikian belum ada informasi yang pasti dengan siapa Ketua Umum PDIP tersebut bakal berziarah ke Makam Bung Karno.

    “Informasinya masih sebatas itu kalau ada perkembangan saya sampaikan,” tegasnya.

    Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Blitar, Toto Robandiyo ikut membenarkan rencana kunjungan Megawati Soekarnoputri ke Makam Bung Karno. Meski demikian Toto belum bisa memastikan jam dan dengan siapa Presiden ke-5 Republik Indonesia itu akan berziarah.

    “Informasi sementara seperti itu, untuk detailnya saya belum dapat informasi, nanti kalau sudah ada rundownnya akan kami berikan,” terang Toto.

    Selama 2025 ini Megawati Soekarnoputri sudah dua kali berziarah ke Makam Bung Karno. Terakhir Megawati berziarah ke makam ayahandanya adalah bulan April 2025 kemarin. [owi/beq]

  • Bupati Jombang Turun Tangan: Dari Pungut Sampah hingga Pantau Sembako di Pasar Peterongan

    Bupati Jombang Turun Tangan: Dari Pungut Sampah hingga Pantau Sembako di Pasar Peterongan

    Jombang (beritajatim.com) – Suasana Pasar Peterongan pagi itu terasa berbeda, Kamis, 5 Juni 2025. Bukan karena hiruk-pikuk transaksi jual beli yang lebih ramai dari biasanya, tapi karena sosok pemimpin daerah, Bupati Jombang Warsubi, turun langsung ke lapangan, memunguti sampah dan menyapa warga dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS).

    Dikenal akrab dengan sapaan Abah Bupati, Warsubi tidak sekadar hadir dalam apel seremonial yang diikuti oleh para kepala OPD, camat, pelajar, pasukan kuning, dan masyarakat. Ia benar-benar menyingsingkan lengan, menyatu dengan warga, memungut sampah yang berserakan di antara lapak-lapak pedagang, dan menyalurkan semangat gotong royong yang selama ini mulai pudar di banyak tempat.

    Kegiatan dimulai dengan apel yang dipimpin Sekretaris Daerah, Agus Purnomo. Dalam sambutannya, Agus menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran menjaga kebersihan, terutama di pasar – titik vital aktivitas ekonomi rakyat. “Pasar bukan hanya tempat jual beli, tapi juga cerminan wajah kita dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.

    Selepas apel, Warsubi menunjukkan kepemimpinan yang tidak hanya bicara tapi bertindak. Ia bergabung dengan warga, pasukan kuning, dan pelajar, melakukan aksi bersih-bersih pasar. Tak canggung ia menyusuri sudut-sudut pasar, mengangkat sampah, dan mencontohkan pentingnya aksi nyata dalam merawat bumi.

    “Ini bukan hanya kegiatan simbolis. Setiap tanggal 5 Juni harus jadi pengingat bahwa bumi kita sedang sakit. Kita harus bergerak, mulai dari hal-hal kecil seperti membawa tas belanja sendiri atau memilah sampah di rumah,” tegas Warsubi.

    Tak hanya urusan sampah, di sela kegiatan, Abah Bupati juga menyempatkan diri memantau harga sembako dan berdialog langsung dengan para pedagang. Menjelang Idul Adha, ia ingin memastikan bahwa stok bahan pangan aman dan harga tetap stabil.

    Komitmen Pemkab Jombang jelas: memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dalam menjaga lingkungan dan ketahanan pangan. Lebih dari sekadar acara tahunan, Warsubi ingin menanamkan budaya kepedulian dan kolaborasi di tengah masyarakat Jombang.

    “Membersihkan sampah mungkin hanya butuh sapu dan tangan. Tapi membersihkan budaya abai terhadap lingkungan, butuh keteladanan dan kebersamaan,” tutupnya sambil kembali menyisir sampah plastik yang terselip di antara kios.

    Dengan gaya kepemimpinan yang membumi dan aksi yang menyentuh langsung denyut nadi warga, Abah Bupati mengajarkan bahwa merawat lingkungan tak harus dimulai dari atas mimbar, tapi bisa dimulai dari bawah – dari selembar plastik di pasar. [suf]

  • Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Lamongan Kukuhkan Komitmen Hijau Berkelanjutan

    Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Lamongan Kukuhkan Komitmen Hijau Berkelanjutan

    Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan menggelar aksi bersih sampah, dengan melibatkan masyarakat hingga pelajar, untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) 2025, Kamis (5/6/2025).

    Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyebut momentum HLHS 2025 yang mengusung tema “Hentikan Sampah Plastik” ini membawa dua pesan penting. Pertama, ajakan untuk berkolaborasi dalam penyelesaian polusi plastik melalui budaya hidup minim sampah plastik. Dan yang kedua adalah dorongan untuk melakukan inovasi-inovasi dalam penanganan masalah sampah.

    “Memperingati HLHS bukan hanya ceremonial, namun komitmen serta tanggung jawab moral kita dalam menjaga dan melindungi lingkungan,” kata Yuhronur.

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu mengungkapkan, bahwa menjaga lingkungan hidup sudah menjadi komitmen pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.

    “Pada asta cita Pak Presiden yang ke delapan, berfokus pada penguatan penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antar umat beragama. Sedangkan pada RPJMD misi ketiga Kabupaten Lamongan adalah membangun infrastruktur handal dan berkeadilan yang berwawasan lingkungan,” ucapnya.

    Aksi bersih sampah yang digelar Pemkab Lamongan, dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di Kawasan Gajah Mada, Kamis (5/6/2025).

    Lebih lanjut Pak Yes menyampaikan, komitmen Pemkab Lamongan dalam menjaga lingkungan tidak hanya dapat dilihat dari capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) sebesar 63,33 pada tahun 2024, yang meliputi kualitas air, kualitas udara, dan kualitas lahan.

    “Tapi komitmen itu juga dibuktikan dengan hadirnya program prioritas Lamongan Hijau. Program prioritas ini bertujuan untuk mewujudkan Lamongan yang lebih lestari dan berkelanjutan, dengan fokus pada menjaga lingkungan hidup melalui berbagai inisiatif, termasuk peningkatan kualitas air, pengelolaan sampah, dan pengembangan lahan hijau,” tuturnya.

    Pak Yes menyebutkan, pada tahun 2025 Pemkab Lamongan akan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di wilayah Dadapan, Kecamatan Solokuro.

    Pembangunan TPST ini menjadi salah satu bentuk realisasi program Lamongan Hijau, dalam menangani sampah plastik yang dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan.

    “Inovasi pengelolaan sampah terus digencarkan mulai dari pemaksimalan Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), LGC (Lamongan Green and Clean) dan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) juga berperan penting dalam mengurangi volume sampah,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan Andhy Kurniawan, menerangkan bahwa peringatan HLHS tahun ini dilakukan serentak, mulai dari tingkat sesa/kelurahan, Kecamatan, sekolah dan Perguruan Tinggi di Kabupaten Lamongan.

    “Hari ini bersih sampah serentak di wilayah masing-masing oleh perangkat daerah, kecamat, desa, hingga lingkungan sekolah. Sedangkan peserta apel yang terdiri dari gabungan OPD dan pelajar akan membersihkan sampah di wilayah Pasar Sidoharjo,” katanya.

    Untuk kendukung kwgiatan bersih sampah ini, kata Andi, pihaknya menerjunkan 12 dump truck, 25 kendaraan roda tiga dan 500 pasukan kebersihan.

    Ditambahkan oleh Andhy, sampah yang dihasilkan masyarakat Lamongan rata rata mencapai 520 ton. Jumlah yang cukup banyak tersebut terus diupayakan dalam memaksimalkan pengelolaannya juga.

    “Salah satu upayanya adalah menambah TPST di Dadapan nanti, tentu juga dengan terus menggencarkan edukasi dalam meminimalisir penggunaan sampah plastik,” ucapnya.

    Pada Kesempatan tersebut, juga diserahkan penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten kepada 14 sekolah dasar (SD) dan 1 SMP/MTs. Penghargaan tersebut bentuk apresiasi yang diberikan kepada sekolah yang telah berhasil dan berkomitmen menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). (fak/but)

  • Pemkab Sampang Matangkan Implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok

    Pemkab Sampang Matangkan Implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok

    Sampang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) terus mematangkan proses finalisasi implementasi Peraturan Daerah (Perda) tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Meskipun Perda KTR telah disahkan dalam sidang Paripurna DPRD Kabupaten Sampang, pelaksanaannya masih menunggu pengesahan Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar teknis operasional.

    Beberapa lokasi yang telah ditetapkan menjadi bagian dari KTR meliputi tempat pelayanan kesehatan, tempat pendidikan, taman bermain anak, tempat ibadah, tempat kerja, angkutan umum, serta sejumlah ruang publik lainnya. Kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari paparan asap rokok.

    Namun hingga saat ini, Tim Satuan Tugas (Satgas) KTR Kabupaten Sampang belum terbentuk. Kepala Dinas Kesehatan Herlinda Lusi menyampaikan bahwa pembentukan tim pelaksana baru dapat dilakukan setelah Perbup disahkan dan sosialisasi kepada masyarakat digelar.

    “Memang masih butuh proses lagi. Setelah Perda disahkan, Perbup sebagai dasar teknis pelaksanaan segera ditetapkan. Baru kita bisa bentuk tim dan mulai melakukan sosialisasi serta penegakan,” jelas Herlinda, Kamis (5/6/2025).

    Ia menegaskan bahwa Pemkab Sampang memiliki komitmen kuat dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat melalui penerapan KTR, namun regulasi dan persiapan teknis harus dipenuhi agar pelaksanaannya berjalan optimal.

    “Diharapkan setelah seluruh tahapan selesai, implementasi KTR bisa berjalan optimal di seluruh wilayah Kabupaten Sampang,” pungkasnya. [sar/beq]

  • Dengar Keluhan Pedagang Pantai Boom, Bupati Tuban Siapkan Penataan dan Pelatihan

    Dengar Keluhan Pedagang Pantai Boom, Bupati Tuban Siapkan Penataan dan Pelatihan

    Tuban (beritajatim.com) – Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky bersama Wakil Bupati Drs. Joko Sarwono melakukan kunjungan dan diskusi langsung dengan para pedagang di kawasan wisata Pantai Boom Tuban, Kamis (5/6/2025). Kegiatan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap kondisi ekonomi pelaku usaha mikro yang menggantungkan hidupnya di kawasan tersebut.

    Dalam suasana santai dan penuh keakraban, Mas Lindra—sapaan akrab Bupati Tuban—duduk lesehan membaur bersama para pedagang untuk mendengarkan keluhan dan aspirasi mereka. Ia menyebut, saat ini jumlah pedagang di Pantai Boom mencapai sekitar 170 orang, termasuk pedagang yang sebelumnya direlokasi dari kawasan Alun-alun Tuban.

    “Ini adalah bentuk kepedulian kami untuk memastikan para pedagang tetap bisa berjualan dengan nyaman dan berdaya saing. Pemkab akan menata kawasan Pantai Boom secara menyeluruh, mulai dari kios, area parkir, hingga sistem pengelolaan pedagang,” ujar Mas Lindra.

    Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky saat diskusi dengan para pedagang di kawasan Pantai Boom Tuban.

    Salah satu poin penting dari hasil diskusi adalah rencana penerapan jadwal jualan bergilir, agar tidak ada dominasi dan seluruh pedagang mendapat kesempatan yang adil.

    “Kami minta jadwal jualan disepakati bersama. Tidak boleh ada yang merasa lebih berhak dari yang lain,” tegasnya.

    Selain penataan fisik dan manajemen, Pemkab Tuban juga akan memberikan pelatihan pengembangan usaha kepada para pedagang. Tujuannya, agar mereka tidak hanya menjual makanan dan minuman, tapi juga bisa menambah nilai jual dengan produk aksesori, kerajinan tangan, dan oleh-oleh khas Tuban.

    “Variasi produk akan membuat Pantai Boom lebih menarik bagi wisatawan. Kita akan fasilitasi pelatihan agar ekonomi mereka naik kelas,” tambah Mas Lindra.

    Tahapan pendataan dan pelatihan akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat, dengan harapan kawasan Pantai Boom bisa menjadi destinasi wisata yang lebih tertata, nyaman, dan inklusif bagi seluruh pengunjung.

    “Penataan ini bukan hanya soal wajah kawasan, tapi juga soal mengangkat ekonomi warga. Harapan kita, jumlah wisatawan juga meningkat seiring perbaikan yang dilakukan,” pungkasnya. [dya/but]

  • Pola Asuh Cegah Stunting, Bunda Cantika Ajak Alumni SOTH Jadi Penggiat Parenting di Bojonegoro

    Pola Asuh Cegah Stunting, Bunda Cantika Ajak Alumni SOTH Jadi Penggiat Parenting di Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro, Bunda Cantika, menegaskan bahwa pola asuh orang tua memegang peran kunci dalam upaya pencegahan stunting pada anak. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri prosesi wisuda Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di Balai Desa Temayang, Kecamatan Temayang, beberapa waktu lalu.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Bojonegoro ini merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan keluarga serta menekan angka stunting secara berkelanjutan.

    “Pola asuh yang tepat menjadi kunci penting dalam membentuk generasi sehat dan berkualitas,” ujar Bunda Cantika, sapaan akrab istri Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, Kamis (5/6/2025).

    Ia menjelaskan bahwa stunting tidak semata disebabkan oleh faktor genetik, tetapi juga karena kurangnya asupan gizi, terutama pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan anak. Dalam program SOTH, para orang tua—khususnya ibu—dibekali berbagai ilmu seputar pengasuhan anak, pemenuhan gizi, menjaga kesehatan, membentuk konsep diri yang positif, serta pentingnya peran aktif dalam tumbuh kembang buah hati.

    “Harapan saya, lulusan SOTH tidak hanya menerapkan ilmu untuk keluarga sendiri, tapi juga menjadi penggiat pola asuh yang baik di lingkungannya,” tegasnya.

    Menurut Bunda Cantika, angka stunting di Bojonegoro mengalami penurunan sebesar 2 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi indikasi keberhasilan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, serta para alumni SOTH yang aktif menerapkan ilmu parenting yang mereka peroleh selama pelatihan.

    “Ini menjadi bukti bahwa kita bisa menekan angka stunting jika semua pihak bergerak bersama, termasuk para ibu yang telah mengikuti pelatihan selama setahun ini,” lanjutnya.

    Selain membahas soal pengasuhan dan gizi, Bunda Cantika juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi penggunaan teknologi oleh anak-anak. Ia menekankan bahwa di era digital seperti sekarang, orang tua harus selalu meningkatkan pengetahuan agar tidak tertinggal dalam mendampingi anak.

    “Kita harus update dan upgrade pengetahuan sebagai orang tua. Anak-anak sekarang sangat tergantung teknologi, jadi peran orang tua sangat krusial dalam membimbing dan mengawasi aktivitas anak,” tutupnya.

    Sebagai informasi, Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) merupakan program pembelajaran yang dirancang untuk memberdayakan orang tua, khususnya ibu, dalam menerapkan pola asuh yang tepat dan bijak pada anak, dengan fokus pada masa pertumbuhan awal yang berkaitan erat dengan risiko stunting. [lus/beq]

  • Pemkab Blitar Anggarkan Rp1 M untuk Asuransi Jiwa Petani

    Pemkab Blitar Anggarkan Rp1 M untuk Asuransi Jiwa Petani

    Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Blitar (Pemkab) Blitar menganggarkan sebesar Rp1 miliar untuk program Asuransi Jiwa Sedulur Tani (Aji Tani). Program tersebut diluncurkan Bupati Blitar Rijanto, untuk memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat, khususnya petani tembakau dan hortikultura.

    Rijanto paham betul bahwa sektor pertanian memiliki peran strategis dalam pertumbuhan perekonomian daerah. Sehingga Bupati Blitar itu ingin semua petani bisa mendapatkan jaminan sosial. Diketahui jaminan sosial Aji Tani ini bersumber dari dana DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)

    Diketahui sebesar 30,75 persen PDRB (produk domestik regional bruto) Kabupaten Blitar berasal dari kontribusi sektor pertanian, perkebunan serta perhutanan. Ketiga sektor itu pun merupakan penyumbang PDRB terbesar di kabupaten blitar.

    “Selain itu, sektor pertanian juga menyerap 38,57 persen tenaga kerja di wilayah kabupaten blitar yakni 124.912 orang,” ucap Rijanto.

    Diketahui pada 2025 ini, hampir sepertiga dari total penduduk Kabupaten Blitar merupakan petani. Rijanto pun berharap dengan adanya Program Aji Tani ini, para petani bisa memiliki rasa tenang dan rasa aman untuk bekerja dan meningkatkan produktivitas pertaniannya.

    Adapun anggaran untuk program Aji Tani ini adalah Rp1 miliar yang bersumber dari DBHCHT. Anggaran itu akan digunakan untuk mencover jaminan sosial untuk 6.043 petani tembakau.

    “Dalam hal ini Pemerintah Daerah hadir melalui Aji Tani sebagai upaya untuk melindungi dari risiko kecelakaan kerja maupun kematian sehingga diharapkan risiko sosial dapat ditekan,” jelasnya.

    Bupati Blitar menegaskan bahwa Program Aji Tani ini merupakan strategi yang diupayakan pemerintah kabupaten Blitar melalui Dinas Tenaga Kerja dalam meningkatkan citra profesi menjadi seorang petani.

    “Program Aji Tani berfungsi sebagai insentif khusus yang diberikan oleh pemerintah kabupaten blitar kepada petani melalui program pemberian bantuan iuran jaminan sosial ketenagakerjaan bagi petani yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT),” tandas Rijanto.

    Dia juga menyampaikan, program ini memberikan perlindungan jiwa kepada petani juga sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kabupaten Blitar kepada para petani yang ada di wilayah Kabupaten Blitar.

    “Untuk itu saya berharap, dengan berbagai bentuk kepedulian yang selama ini telah diberikan, petani di kabupaten blitar semakin bersemangat dalam melaksanakan usaha taninya, sehingga pembangunan pertanian bisa semakin maju sukses dan mampu mendukung program swasembada pangan,” pungkasnya. [owi/beq]

  • Jemaah Haji Asal Ngawi Meninggal saat Wukuf di Arafah, Diduga Karena Ini

    Jemaah Haji Asal Ngawi Meninggal saat Wukuf di Arafah, Diduga Karena Ini

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang jemaah haji asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan ibadah wukuf di Arafah, Arab Saudi. Jemaah haji tersebut bernama Sugiharto Isman Satromiharjo, 59 tahun, warga Perumahan Griya Rahayu, Desa Jururejo, Kecamatan Ngawi.

    Sugiharto tergabung ke dalam kloter JN SUB 54. Dia meninggal dunia pada Kamis pagi (5/6/2025).

    Menurut informasi dari Kementerian Agama Ngawi, almarhum mengalami sesak napas dan kadar gula darah tinggi saat menjalani prosesi wukuf di Arafah. Meski sempat mendapat pertolongan medis dan dirujuk ke rumah sakit di Mekah, nyawanya tak tertolong.

    “Kami mendapat kabar dari Kemenag bahwa Sugiharto kritis pada Rabu malam. Padahal sebelumnya, Senin 2 Juni, istrinya sempat menghubungi dan mengatakan mereka dalam keadaan sehat,” ungkap MIM Saiful Hadibu, kakak almarhum.

    Sugiharto diketahui berangkat haji bersama istrinya, Eni Aslihatul Kirom, 53 tahun. Saat kejadian, keduanya tengah mengikuti rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Kabar duka diterima pihak keluarga pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

    “Korban sempat drop, ditolong tim medis dan dirujuk ke rumah sakit, namun belum sampai di rumah sakit sudah meninggal karena sesak napas dan gula tinggi,” ujar Mukibbuddin, petugas Kemenag Ngawi.

    Hingga saat ini, keluarga dan kerabat terus berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa dan mendoakan almarhum. Sementara itu, istri korban masih melanjutkan rangkaian ibadah haji di Arab Saudi. [fiq/beq]

  • Peringati Hari Lingkungan Hidup, PLN Tanam 3.000 Pohon Cemara Gunung di Bromo

    Peringati Hari Lingkungan Hidup, PLN Tanam 3.000 Pohon Cemara Gunung di Bromo

    Pasuruan (beritajatim.com) – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menanam 3.000 pohon cemara gunung di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Aksi ini menjadi bagian dari komitmen PLN dalam pelestarian lingkungan dan upaya pengurangan emisi karbon.

    Penanaman dilakukan di Rest Area Tosari, Pasuruan, yang merupakan jalur utama wisata menuju Gunung Bromo. Lokasi ini dipilih karena menjadi titik strategis yang ramai dikunjungi wisatawan, sekaligus rentan terhadap degradasi lingkungan.

    “Penanaman 3.000 pohon cemara gunung ini menjadi simbol peran aktif PLN dalam menjaga ekosistem pegunungan,” ujar Kemas Abdul Ghofur, Senior Manager Komunikasi PLN UID Jawa Timur, Kamis (5/6/2025). Ia menambahkan bahwa jenis cemara gunung sangat sesuai dengan iklim dan topografi wilayah tersebut.

    Menurut Kemas, kegiatan ini bukan hanya bersifat seremonial, tetapi merupakan bagian dari program jangka panjang PLN untuk penghijauan berkelanjutan. Masyarakat sekitar juga dilibatkan agar pohon-pohon yang ditanam dapat tumbuh optimal dan memberi manfaat maksimal.

    “Kelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab PLN, tapi tugas kita bersama. Kolaborasi semua pihak menjadi kunci keberhasilan gerakan ini,” tambahnya.

    Selain penanaman pohon, PLN juga meresmikan hasil renovasi Rest Area Tosari yang kini dilengkapi fasilitas toilet umum, area UMKM, dan spot pandang sunrise Bromo. Kehadiran fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

    “Kami berharap fasilitas ini dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan sekaligus mendongkrak perekonomian warga Tosari,” terang Kemas. Ia menegaskan bahwa PLN ingin menjadikan kawasan wisata Bromo lebih ramah lingkungan dan berdaya saing.

    Sejak awal 2024, lebih dari 10 ribu pohon telah ditanam PLN di berbagai wilayah di Jawa Timur sebagai bagian dari agenda transisi energi dan upaya mitigasi perubahan iklim.

    Melalui momentum Hari Lingkungan Hidup, PLN mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menjaga alam. “Mari kita rawat dan jaga pohon-pohon ini demi generasi yang akan datang,” tutup Kemas. [ada/beq]

  • Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi Biofortifikasi

    Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi Biofortifikasi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan surplus beras lebih dari 300 ton setiap tahun, Banyuwangi kini melangkah lebih jauh dengan mengembangkan beras bernutrisi melalui teknologi biofortifikasi. Langkah ini menjadi terobosan penting untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.

    Beras biofortifikasi merupakan beras yang dihasilkan dari tanaman padi yang dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan kandungan gizinya. Beras ini mengandung berbagai vitamin dan mineral esensial seperti Vitamin A, B1, B3, B9 (asam folat), B12, zat besi, dan zinc, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak dalam masa pertumbuhan.

    “Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Selain mendukung ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi juga memperkuat pembangunan SDM. Harapannya kualitas gizi masyarakat semakin meningkat. Selain itu juga bisa menekan bahkan mencegah stunting,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Program pengembangan beras biofortifikasi ini dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama produsen pertanian ramah lingkungan Pandawa Agri Indonesia, Danone Indonesia, dan Bulog Banyuwangi.

    CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, menjelaskan bahwa saat ini pengembangan dilakukan di lahan seluas 60 hektare yang tersebar di berbagai wilayah, antara lain Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, dan Sempu. Puluhan petani dilibatkan dalam program ini.

    “Tahun 2026 akan kami perluas hingga 500 hektare dengan melibatkan 100-an petani,” ungkap Kukuh.

    Kukuh menambahkan bahwa pihaknya memberikan pendampingan intensif kepada petani dari hulu ke hilir, mulai dari penyiapan benih, pengolahan lahan, proses budidaya, hingga perlakuan pasca panen. Hasilnya, produktivitas tanaman padi meningkat hingga 15 persen.

    Tak hanya fokus pada gizi, Kukuh juga menegaskan bahwa proses budidaya dilakukan dengan prinsip pertanian ramah lingkungan. Di antaranya adalah pemupukan berimbang dan rasional, pemanfaatan decomposer jerami untuk meningkatkan bahan organik tanah, serta sistem pengairan basah kering untuk menekan emisi gas rumah kaca.

    “Selain hemat biaya, teknik pertanian ini juga lebih ramah lingkungan,” tambahnya. [alr/beq]