Category: Beritajatim.com

  • Mbak Wali Tinjau RPH Kelurahan Pojok, Pastikan Hewan Kurban Halal dan Aman Dikonsumsi

    Mbak Wali Tinjau RPH Kelurahan Pojok, Pastikan Hewan Kurban Halal dan Aman Dikonsumsi

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati meninjau UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Kelurahan Pojok, Sabtu (7/6/2025). Tujuannya untuk memastikan hewan kurban yang disembelih sesuai dengan prosedur dan aman dikonsumsi.

    “Kami ingin memastikan bahwa sapi di sini disembelih sesuai dengan prosedur dan juga memperhatikan kesejahteraan hewan. Tadi saya cek bahwa sebelum disembelih sapi kurban ini dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dan setelah disembelih pun juga dilakukan postmortem atau pemeriksaan,” terang Mbak Wali.

    Berdasarkan pemeriksaan kesehatan, Wali Kota Kediri menerangkan bahwa ditemukan beberapa sapi yang terkena penyakit cacing hati. Karena hal itu, sapi tersebut disendirikan dan organ yang terkena penyakit tersebut dibuang. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir karena daging sapi tersebut aman untuk dikonsumsi.

    Mbak Wali juga menambahkan bahwa untuk Iduladha ini, retribusi di UPTD RPH Kelurahan Pojok digratiskan khusus untuk sapi atau kambing yang akan dikurbankan.

    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mohammad Ridwan menuturkan ada 37 ekor sapi dan 14 ekor kambing yang disembelih selama 4 hari di RPH Kelurahan Pojok pada Iduladha 1446 H kali ini. “Jumat kemarin hewan kurban yang disembelih di RPH ini ada 7 ekor sapi, hari ini 27 ekor sapi dan 14 ekor kambing. Hari Minggu besok ada 2 ekor sapi dan lusa ada 1 ekor sapi,” jelasnya.

    Mohammad Ridwan juga menjelaskan bahwa pada penyembelihan hari ini juga ditemukan 2 ekor sapi yang terkena cacing hati. Untuk itu, hati sapi yang terkena penyakit dimusnahkan.

    “Kami juga telah mengimbau masyarakat yang akan melakukan penyembelihan hewan kurban untuk berkoordinasi dengan DKPP untuk memastikan kondisi hewan kurban,” imbuhnya.

    Turut mendampingi Kepala UPTD RPH Kota Kediri Hariyanto. [nm/ian]

  • Jumlah Hewan Kurban Warga LDII Ngawi Naik, Komitmen Jaga Lingkungan dan Ketahanan Pangan

    Jumlah Hewan Kurban Warga LDII Ngawi Naik, Komitmen Jaga Lingkungan dan Ketahanan Pangan

    Ngawi (beritajatim.com) – Ketua DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Ngawi, Yadi, menyampaikan bahwa jumlah hewan kurban dari warga LDII mengalami peningkatan signifikan pada tahun ini. Tercatat 145 ekor sapi dan 241 ekor kambing disembelih, meningkat dari tahun sebelumnya yang masing-masing berjumlah 131 ekor sapi dan 175 ekor kambing.

    Yadi menjelaskan bahwa pelaksanaan kurban memiliki tiga manfaat utama. Pertama, dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat, khususnya bagi peternak lokal. Kedua, meningkatkan asupan gizi masyarakat melalui distribusi daging kurban. Dan ketiga, pelaksanaannya dilakukan secara ramah lingkungan.

    “Di tempat kami, penyembelihan hewan kurban tidak dilakukan di sungai. Kami buat lubang khusus: satu untuk kotoran, satu lagi untuk mencuci, sehingga tidak mencemari lingkungan,” jelas Yadi.

    Proses penyembelihan dilakukan secara intensif hingga pagi hari. Hal ini menunjukkan kesungguhan warga LDII dalam menjaga kualitas pelaksanaan ibadah serta kebersihan lingkungan sekitar.

    Yadi juga menyampaikan bahwa LDII Kabupaten Ngawi berkomitmen mendukung program-program pemerintah, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan. Mayoritas warga LDII di Ngawi merupakan petani, yang secara aktif mendukung ketersediaan pangan di wilayah tersebut.

    “Alhamdulillah, untuk kami warga LDII, otomatis mayoritas adalah petani. Di rumah ya petani, otomatis ketahanan pangan jalan,” ujar Yadi.

    Selain mengandalkan sektor pertanian, warga LDII juga mengembangkan sektor peternakan. Mereka membudidayakan kambing, sapi, dan ikan air tawar seperti lele, patin, dan nila. Aktivitas ini turut dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren milik LDII.

    “Tujuannya adalah membangun ketahanan pangan bagi warga pondok dan meningkatkan gizi santri. Selain itu, juga bisa mengurangi beban biaya hidup karena tidak perlu membeli dari luar,” tambahnya.

    Yadi menegaskan bahwa LDII senantiasa bersinergi dengan pemerintah dalam berbagai program pembangunan, baik di tingkat daerah maupun pusat.

    “LDII selalu bersinergi, berkolaborasi dengan pemerintah. Apa pun yang diprogramkan pemerintah, kami dukung bersama,” tegasnya.

    Dalam bidang pendidikan dan wawasan kebangsaan, LDII juga aktif mengikutsertakan warganya dalam berbagai kegiatan sosialisasi. Termasuk kegiatan moderasi beragama yang difasilitasi oleh Kementerian Agama, yang baru-baru ini memberikan pembekalan wawasan kebangsaan kepada warga LDII di Ngawi.

    “Tujuannya supaya kita semakin menyatu, membaur dengan seluruh lapisan masyarakat. Intinya, LDII selalu tegak lurus dengan pemerintah, baik di Ngawi maupun seluruh Indonesia,” tutup Yadi. [fiq/ian]

  • Distribusi Daging Kurban Dengan Besek dan Daun Jati, Mbak Wali: Upaya Jaga Kelestarian Lingkungan

    Distribusi Daging Kurban Dengan Besek dan Daun Jati, Mbak Wali: Upaya Jaga Kelestarian Lingkungan

    Kediri (beritajatim.com) – Sapi kurban Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati yang disembelih di Masjid Al Khalid Kelurahan Semampir didistribusikan secara ramah lingkungan. Yaitu menggunakan wadah besek bambu dengan daging kurban yang terlebih dahulu dibungkus menggunakan daun jati.

    “Menurut saya, hal ini sangat bagus dan perlu dicontoh oleh yang lainnya, menggunakan wadah ramah lingkungan untuk pendistribusian daging kurban. Ini juga salah satu upaya mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai, sekaligus mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Mbak Wali.

    Wali Kota Kediri juga menjelaskan bahwa upaya dalam mengganti wadah sekali pakai dengan wadah ramah lingkungan ini juga sebagai langkah nyata mewujudkan Kota Kediri MAPAN melalui program Sapta Cita, khususnya cita keempat, yakni Lingkungan Indah Berkelanjutan. Harapannya hal tersebut juga sebagai langkah membangun budaya masyarakat yang lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan alam.

    Pada kesempatan ini, Mbak Wali juga turut menyaksikan penyembelihan hewan kurban sekaligus membagikan daging kurban ke masyarakat sekitar. Penyembelihan di Masjid Al Khalid dilakukan hari ini saja dengan total 12 ekor Sapi dan 13 ekor Kambing. Daging kurban ini dibagikan ke masyarakat Kelurahan Semampir dan sekitarnya dengan jumlah kurang lebih ada 1.292 kotak.

    Ketua Takmir Masjid Al Khalid Slamet menjelaskan bahwa sistem pembagian daging kurban ini menggunakan kupon yang telah diedarkan ke masyarakat sekitar.

    “Insyaallah pembagian mulai jam 13.00 WIB. Sebelum disembelih kondisi hewan kurban di sini juga sudah diperiksa oleh dokter hewan. Kondisinya semua juga baik dan daging kurban ini dapat dikonsumsi dengan aman oleh masyarakat,” terangnya. [nm/ian]

  • Kapal Cepat Banyuwangi–Denpasar Diluncurkan, Fraksi PDIP Jatim Desak Koordinasi dan Keadilan Sosial

    Kapal Cepat Banyuwangi–Denpasar Diluncurkan, Fraksi PDIP Jatim Desak Koordinasi dan Keadilan Sosial

    Surabaya (beritajatim.com) — Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Martin Hamonangan mendesak Pemprov Jatim dan Bali memperkuat komunikasi kelembagaan agar pelaksanaan peluncuran layanan kapal cepat rute Banyuwangi–Denpasar yang direncanakan berlangsung pada 16 Juni 2025 tidak menimbulkan gesekan administratif maupun sosial.

    Martin menilai bahwa proyek ini berpotensi besar membawa manfaat, namun tidak boleh luput dari prinsip keadilan sosial dan koordinasi antarwilayah.

    “Kami mendesak Pemprov Jatim untuk semakin inten melakukan pertemuan resmi dengan Pemprov Bali, difasilitasi oleh Kementerian Perhubungan. Koordinasi ini krusial agar tidak terjadi konflik regulasi, perbedaan standar teknis, atau bahkan resistensi sosial di daerah tujuan,” tegas Martin, Sabtu (7/6/2025).

    Lebih lanjut, Martin menegaskan pentingnya studi komprehensif sebelum layanan kapal cepat dioperasikan secara massal. Menurutnya, evaluasi menyeluruh perlu dilakukan terhadap dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh proyek ini.

    “Kami minta agar sebelum peluncuran, dilakukan kajian mendalam, bagaimana dampaknya terhadap nelayan lokal, pelaku UMKM sekitar pelabuhan, lalu lintas laut, dan kesiapan infrastruktur penunjang,” ujarnya.

    Martin juga menegaskan perlunya skenario darurat jika terjadi hambatan operasional yang bisa merugikan masyarakat. Dia mencontohkan potensi gangguan teknis, lonjakan penumpang, atau bahkan bencana alam sebagai risiko yang harus diantisipasi.

    “Harus ada rencana darurat bila terjadi gangguan teknis, lonjakan penumpang, atau bencana alam. Jangan sampai masyarakat dirugikan karena kurangnya antisipasi,” sambungnya.

    Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jatim IV (Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso), Martin menyatakan akan terus memantau implementasi rute kapal cepat dari Pelabuhan Marina Boom Banyuwangi menuju Serangan, Denpasar, Bali. Dia menyebutkan bahwa manfaat layanan ini tidak boleh terbatas pada segelintir kalangan.

    “Kami mendukung inisiatif ini selama proyek ini benar-benar berpihak pada rakyat, bukan hanya melayani kelas menengah atas atau kepentingan wisata eksklusif. Fraksi PDI Perjuangan akan berdiri paling depan untuk memastikan bahwa kapal cepat ini jadi alat pemerataan manfaat,” tegasnya.

    Dalam konteks arus mudik dan lonjakan penumpang pada hari libur, Martin melihat kapal cepat ini bisa menjadi solusi konkret dari penumpukan antrean di penyeberangan tradisional Ketapang–Gilimanuk. Terutama bagi pelaku usaha kecil dan pekerja harian yang membutuhkan kecepatan dan kepastian waktu perjalanan.

    “Kapal cepat Banyuwangi–Denpasar harus jadi jembatan keadilan sosial, bukan simbol ketimpangan antarwilayah. Ini harus menjadi bukti bahwa negara hadir melalui transportasi publik yang aman, terjangkau, dan tepat waktu,” pungkas Martin. [asg/ian]

  • Setelah 100 Hari, DPRD Jember: Bupati-Wabup Perlu Kompak Lahir Batin

    Setelah 100 Hari, DPRD Jember: Bupati-Wabup Perlu Kompak Lahir Batin

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Muhammad Fawait resmi mengakhiri program seratus hari pertamanya memimpin Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (1/6/2025). Namun bagi DPRD Kabupaten Jember, pekerjaan yang lebih rumah besar menunggu di depan mata.

    “Di level elite, pekerjaan rumahnya saya yakin semua orang di Jember tahu, yakni bagaimana mempertemukan bukan secara fisik, tapi visi sesungguhnya antara bupati dan wakil bupati,” kata Waki Ketua DPRD Jember Widarto, Sabtu (7/6/2025).

    Bukan rahasia lagi jika hubungan Bupati Muhammad Fawait dan Wakil Bupati Djoko Susanto tidak mesra sejak dilantik pada 20 Februari 2025. Djoko banyak sering tak dilibatkan dalam pemerintahan, termasuk mewakili Fawait dalam beberapa acara kenegaraan di parlemen.

    “Kalau bupati dan wakil bupati masih terus begini, tentu hambatan itu ada. Maka kami tentu berharap, meski kami bukan partai pendukung dan pengusung, kami ingin bupati dan wakil bupati seiring sejalan. Tidak harus secara fisik, tapi betul-betul dari hati paling dalam, pikiran, visi-misi nyambung keduanya,” kata Widarto.

    Menurut Widarto, konflik Fawait dan Djoko berdampak terhadap jajaran birokrasi. “Kalau di level elite belum klik betul, di bawah pasti juga bingung. Di bawah pasti sering terjadi dinamika yang tidak perlu. Jadi di level bupati dan wakil bupati harus ada kekompakan lahir batin, bukan hanya lahiriah,” katanya.

    Kekompakan bupati dan wakil bupati, menurut Widarto akan banyak menyelesaikan pekerjaan rumah Pemkab Jember. “Ke depan, pekerjaan rumah kita adalah soal pendapatan asli daerah. Inovasi harus dilakukan agar pendapatan asli daerah kita bisa melompat, tak sekadar naik, karena itu tumpuan utana kita,” katanya.

    Widarto meminta sektor yang bisa menyumbangkan pendapatan asli daerah seperti pariwisata mendapat perhatian. “Kalau pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), saya kira tidak usah kita bahas, karena bukan prestasi. Inovasi lain yang harus dilakukan,” katanya.

    Semua berakar pada perencanaan. Widarto meminta perencanaan Pemkab Jember diperbaiki.

    Sementara Ketua DPRD Jember Ahmad Halim menilai, selama seratus hari pertama pemerintahan, sejumlah kebijakan Bupati Fawait bisa dilaksanakan birokrasi. “Ada lompatan-lompatan yang membuat kebijakan berpihak kepada masyarakat, seperti program kesehatan gratis, ketahanan pangan, penguatan ekonomi tingkat bawah,” katanya.

    Efisiensi anggaran Pemkab Jember yang direalokasi untuk program prioritas sudah bisa dilakukan dengan baik. Sejumlah progran prioritas itu antara lain menyangkut ketahanan pangan, hilirisasi, pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan untuk menurunkan angka kemiskinan, terutama di daerah perkebunan, pertanian, dan perikanan.

    Halim mengingatkan agar birokrasi bekerja dengan tetap mengedepankan visi bupati yang menginginkan iklim investasi ramah. “Pembukaan lapangan kerja tanpa investasi akan sangat sulit dilakukan,” katanya. [wir]

  • Mengenang Kelahiran Bung Karno Melalui Kenduri Brokohan di Istana Gebang Blitar

    Mengenang Kelahiran Bung Karno Melalui Kenduri Brokohan di Istana Gebang Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin menggelar kenduri brokohan untuk memperingati hari lahir Bung Karno. Tradisi Jawa ini digelar di rumah masa kecil sang Proklamator yakni Istana Gebang.

    Brokohan merupakan tradisi Jawa yang dilakukan untuk memperingati kelahiran seseorang. Dalam tradisi ini, wali kota dan masyarakat Blitar membawa nasi beserta lauk pauk yang kemudian dipanjatkan doa-doa ditujukan untuk sang Proklamator, Bung Karno.

    Melalui tradisi ini, Wali Kota Blitar ingin mengajak semua pihak untuk mengenang kembali kelahiran sosok sang Proklamator yang telah memerdekakan bangsa Indonesia 78 tahun silam.

    “Setidaknya setahun sekali kita berkumpul, berdoa bersama untuk Bung Karno. Ini bentuk penghormatan kita terhadap jasa para pahlawan,” ungkap Syauqul Muhibbin, Wali Kota Blitar, Jumat (6/6/2025).

    Melalui tradisi ini, Wali Kota Blitar mengajak semua pihak untuk kembali mendoakan sang Proklamator yang telah berpulang. Syauqul Muhibbin ingin pada momen ini, semua pihak bersatu padu untuk mengirimkan doa kepada Bung Karno atas segala jasa dan pengorbanannya untuk negeri ini.

    “Insyaallah dengan kita mendoakan dan meneladani pemimpin kita, Indonesia akan tambah makmur,” imbuhnya.

    Di Kota Blitar, Kenduri Brokohan sendiri menandai momentum penting dalam Bulan Bung Karno, yang sepanjang bulan Juni ini diisi dengan rangkaian kegiatan kebudayaan, spiritual, hingga edukatif. Mulai dari Grebeg Pancasila, Kenduri Pancasila, hingga ziarah di Makam Bung Karno, semua digelar untuk menghidupkan semangat nasionalisme yang berakar pada ajaran-ajaran Bung Karno.

    Syauqul Muhibbin pun menegaskan bahwa Kota Blitar sebagai Bumi Bung Karno memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk menjaga warisan tersebut. Nilai-nilai perjuangan Bung Karno pun diharapkan akan tetap hidup di Kota Blitar.

    “Kota Blitar ini diberkahi, karena di sini Bung Karno tinggal dan disemayamkan. Itu kebanggaan sekaligus amanah bagi kita semua,” tandasnya.

    Soekarno, yang lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai, tumbuh sebagai pemimpin besar yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam diri Bung Karno, terpadu darah Jawa dan Bali, pendidikan modern dan spiritualitas nusantara. Ia bukan hanya seorang tokoh, tapi simbol dari perjuangan dan identitas bangsa.

    Momentum peringatan hari lahir Bung Karno bukan sekadar nostalgia sejarah. Di tangan Pemerintah Kota Blitar, peringatan ini dimaknai sebagai ruang konsolidasi nilai-nilai kebangsaan dalam wajah kekinian. Dengan pendekatan kebudayaan, semangat gotong royong dan cinta tanah air terus ditanamkan, terutama kepada generasi muda. (owi/ian)

  • DPRD Jember: Bupati Fawait Jangan Salah Pilih Orang untuk Dream Team

    DPRD Jember: Bupati Fawait Jangan Salah Pilih Orang untuk Dream Team

    Jember (beritajatim.com) – DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, merespons rencana pembentukan ‘dream team’ pemerintah daerah oleh Bupati Muhammad Fawait. Mereka meminta Fawait mempertimbangkan pergeseran birokrasi dengan matang.

    “Birokrasi Pemkab Jember sudah memiliki pengalaman panjang. Mereka juga sudah melalui proses panjang, dalam arti mereka berkarier mulai dari bawah sampai puncak eselon II. Mereka rata-rata profesional dan bisa menempatkan diri,” kata Ketua DPRD Jember Ahmad Halim, Sabtu (7/6/2025).

    Birokrasi Pemkab Jember juga dinilai bisa menyesuaikan diri dengan ritme kinerja Bupati Fawait selama seratus hari pertama kepemipinan. “Mereka sudah paham dan mengerti apa yang harus dilakukan,” kata Halim.

    Sementara itu Wakil Ketua DPRD Jember Widarto berharap Fawait tak salah pilih orang. Dia menyodorkan kriteria kepala organisasi perangkat daerah (OPD) berdasarkan karakter kelembagaan.

    Pertama, berdasarkan potensi kontribusi OPD terhadap pendapatan asli daerah (PAD). “Kita ini bisa bicara banyak hal, menyusun program banyak hal, kalau sisi pendapatannya bagus. Kita tidak ingin selalu tergantung anggaran dari pusat,” kata Widarto.

    “Maka OPD yang menjadi ujung tombak bupati dalam hal penerimaan seperti Badan Pendapatan Daerah, Dinas Pariwisata, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan beberapa OPD yang jadi sumber pemdapatan harus betul-betul diisi orang-orang yang punya visi bagus dan punya inovasi,” kata Widarto.

    Berbeda dengan OPD tersebut, OPD yang melaksanakan pelayanan dasar seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,.Dinas Sosial. Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu, menurut Widarto, harus dipimpin birokrat yang berjiwa melayani. “Bukan berjiwa birokrat, berjiwa priyayi yang feodal dan minta dilayani,” katanya.

    Bupati Muhammad Fawait saat ini mengevaluasi kinerja jajaran pejabat PemkabJember. “Kami membutuhkan dream team. Tim yang luar biasa,” katanya, saat berpidato dalam acara penutup program kerja seratus hari, di Pantai Watu Ulo, Kecamatan Ambulu, Minggu (1/6/2025)

    “Pemerintah Kabupaten Jember akan menyusun kabinetnya dream team. Insyaallah mulai bulan depan, maksimal kita sudah ada tim yang sesuai dengan kinerja seratus hari, insyaallah akan membawa Jember baru, Jember maju,” katanya. [wir]

  • Jemaah Haji Asal Mojokerto Meninggal Dunia Usai Lempar Jumrah

    Jemaah Haji Asal Mojokerto Meninggal Dunia Usai Lempar Jumrah

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kabar duka datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah haji asal Kabupaten Mojokerto, Dasuki Sahrul Jamrowi meninggal dunia usai mengikuti prosesi lempar jumrah di Mina, Makkah, Jumat (6/6/2025) sekitar pukul 22.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

    Almarhum merupakan jemaah asal Dusun Pendowo, Desa Ngrowo, Kecamatan Bangsal yang tergabung dalam kloter 47 Embarkasi Surabaya. Almarhum diduga meninggal akibat serangan jantung saat perjalanan kembali ke penginapan usai melaksanakan lempar jumrah aqobah.

    Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Mojokerto, Muttakin membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, almarhum sebelumnya bergabung dengan rombongan dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Armina untuk melaksanakan lempar jumrah setelah salat Maghrib.

    “Dalam perjalanan menuju lokasi jumrah, beliau mengeluh kelelahan. Polisi kemudian mencarikan kursi roda dan almarhum sempat didorong oleh petugas jasa dorong setelah memberikan uang 50 riyal,” ungkapnya, Sabtu (7/6/2025).

    Namun, almarhum memilih untuk kembali berjalan kaki hingga tiba di lokasi jumrah. Setelah melempar jumrah dan memotong rambut, almarhum mengeluh sakit dan dikawal kembali ke arah penginapan.

    “Sampai di terowongan terakhir, beliau terjatuh dan dinyatakan meninggal dunia beberapa menit kemudian oleh tim medis. Jenazah almarhum kemudian dibawa ke rumah sakit oleh petugas medis dan kepolisian untuk proses pemakaman sesuai prosedur yang berlaku di Arab Saudi,” jelasnya.

    Sebagai informasi, jumlah jemaah haji asal Kabupaten Mojokerto tahun 2025 mencapai 1.039 orang. Pemerintah mengimbau para jemaah untuk menjaga kondisi fisik selama menjalani rangkaian ibadah haji yang cukup menguras tenaga. [tin/ian]

  • Tradisi Mencak Sumping Desa Mondoluko Tarik Minat Pengunjung Mancanegara

    Tradisi Mencak Sumping Desa Mondoluko Tarik Minat Pengunjung Mancanegara

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tradisi unik Mencak Sumping atau biasa disebut Pencak Sumping kembali digelar oleh warga Dusun Mondoluko, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1446 H. Tradisi ini tak hanya menjadi bentuk pelestarian seni bela diri pencak silat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memikat wisatawan mancanegara.

    Mencak Sumping adalah pertunjukan pencak silat tradisional yang dipadukan dengan iringan musik khas Banyuwangi yang rancak. Para pendekar dari berbagai usia mulai anak-anak hingga lansia menampilkan jurus-jurus silat, baik dengan tangan kosong maupun menggunakan senjata, secara lincah dan energik.

    Tradisi ini memiliki keterikatan erat dengan sejarah Dusun Mondoluko. Konon, pada masa penjajahan Belanda, seorang tokoh bernama Buyut Ido terluka parah (luko) hingga tubuhnya terkoyak (modol-modol), yang kemudian menjadi asal-usul penamaan “Mondoluko”.

    Selain aksi silat, acara ini juga menyuguhkan sumping, kudapan tradisional berbahan dasar pisang yang dibungkus adonan tepung lalu dikukus (mirip dengan nagasari di daerah lain).

    Uniknya, kue sumping bukan hanya disajikan sebagai suguhan kepada tamu, tetapi juga digunakan dalam atraksi silat sebagai bentuk pengakuan kemenangan. Pendekar yang menang akan ‘menyumpal’ mulut lawan yang kalah dengan kue sumping sebagai simbol humoris sekaligus penghormatan.

    Rangkaian tradisi Mencak Sumping digelar bersamaan dengan ritual Bersih Desa atau Ider Bumi, yang dilaksanakan malam sebelum Idul Adha. Dalam ritual ini, warga mengelilingi desa sambil melantunkan adzan dan istigfar sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah serta doa keselamatan bagi desa.

    Dengan kombinasi antara nilai sejarah, seni bela diri, dan sajian kuliner khas, tradisi Mencak Sumping tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga membuka peluang besar dalam pengembangan wisata budaya di Banyuwangi.

    Salah satu wisatawan mancanegara asal Chili, Sebastian, mengaku terkesan saat melihat flayer kegiatan ini di media sosial. Tanpa ragu, ia pun datang langsung dan ikut meramaikan perhelatan budaya yang telah diwariskan lintas generasi.

    Saat turun ke area pertunjukan, ratusan penonton pun bersorak menyemangati dan memberikan tepuk tangan kepada wisatawan mancanegara tersebut.

    “Acara seperti ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk ikut meramaikan kegiatan tradisional di sini. Saya turut bangga bisa bergabung dengan orang-orang yang penuh keramahtamahan,” pungkas Sebastian. [tar/ian]

  • Momen Idul Adha, Banyuwangi Berbagi Salurkan Sedekah Daging ke Warga Miskin

    Momen Idul Adha, Banyuwangi Berbagi Salurkan Sedekah Daging ke Warga Miskin

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Program Banyuwangi Berbagi yang rutin digelar tiap tanggal cantik kali ini bertepatan dengan momen Idul Adha 1446 H. Kali ini, Pemkab Banyuwangi menggalang solidaritas dengan membagikan daging sapi dan kambing kepada warga miskin. Khususnya kepada masyarakat yang masuk dalam database UGD Kemiskinan Banyuwangi.

    Program charity ini mendapat dukungan dari banyak kalangan termasuk sejumlah organisasi profesi dan kemasyarakatan.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan ini adalah bagian dari program Banyuwangi Berbagi, yang dilakukan tiap tanggal cantik seperti 1 Januari (1.1), 2 Februari (2.2), 3 Maret (3.3).

    Pada bulan Juni ini, tanggal 6 bertepatan dengan Idul Adha, Bupati mengajak ASN Banyuwangi dan berbagai pihak berpartisipasi membagikan daging kepada warga miskin.

    “Bila sebelumnya tanggal cantik kami berbelanja sembako dan membagikannya untuk keluarga pra sejahtera, di momen Idul Adha ini kami membagikan daging. Harapan kami ini untuk menambah konsumsi protein mereka,” kata Ipuk.

    Distribusi daging ini dilakukan mulai Jumat hingga Senin (6-9 Juni 2025). Daging diberikan kepada warga miskin yang masuk dalam database pemkab.

    “Ribuan paket daging didistribusikan kepada warga pra-sejahtera, termasuk yang masuk dalam data UGD Kemiskinan Banyuwangi,” kata Ipuk.

    Program ini mendapat sambutan hangat dari sejumlah pihak. Salah satunya datang dari Dodik Heru, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Banyuwangi yang mendukung kebijakan Bupati Ipuk itu dengan berpartisipasi dalam program pemberian daging untuk warga miskin.

    “Bagus dan sangat bermanfaat. Bila sebelumnya kita diajak rutin bagi sembako, kini giliran bahan bernutrisi yakni daging. Semoga bisa menambah derajat kesehatan mereka,” kata Dodik.

    Pembagian daging kurban kali ini Ipuk juga mengajak warga meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai saat pemberian daging. Banyak warga yang menggunakan besek dan daun saat membagikan daging kurban. [tar/ian]