Category: Beritajatim.com

  • Bupati Hendy: Kritik PDIP Jember Membuat Saya Jadi Emas Murni

    Bupati Hendy: Kritik PDIP Jember Membuat Saya Jadi Emas Murni

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto berterima kasih terhadap PDI Perjuangan yang telah mengkritik pemerintahannya di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dia berharap PDI Perjuangan mau menerbitkan rekomendasi pencalonan bupati untuknya dalam pemilihan kepala daerah.

    “Tidak ada alasan PDI Perjuangan tidak memberikan rekomendasi kepada saya. PDI Perjuangan adalah pihak yang mengkritik saya dari awal sampai sekarang. Kritik PDI Perjuangan luar biasa, menjadikan saya emas murni,” kata Hendy, Kamis (11/4/2024).

    Hendy mengakui masih banyak kekurangan selama masa pemerintahannya sejak 27 Februari 2021. Namun, ia mengingatkan, masa pemerintahannya sangat pendek. Gara-gara pandemi Covid-19, Hendy menyatakan hanya bisa bekerja maksimal selama dua tahun.

    “Bukan saya merasa terlalu bagus. Tapi dengan waktu pemerintahan selama dua tahun satu bulan, kalau masih ada kekurangan ya pasti. Dua puluh tahun jadi bupati saja pasti ada kekurangan. Apalagi kalau dua tahun satu bulan,” kata Hendy.

    Sebelumnya, dalam acara buka puasa bersama dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Arif Wibowo, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, sempat menyebut perlunya pergantian bupati.

    “Banyak alasannya. Soal pengelolaan pemerintahan di Jember. Terlalu banyak. Nanti lebih detailnya teman-teman fraksi yang bisa menjelaskan,” kata Arif sebagaimana diberitakan Beritajatim.com, Sabtu (6/4/2024).

    “Intinya bupati harus maslahat untuk rakyat banyak dan sadar diri. Seorang bupati itu melalui satu proses politik. Kalau kata Bung Karno, kembalilah ke sumbermu. Kalau sumbernya rakyat dan partai, ya pikirkan rakyat dan partai. Jangan memikirkan diri sendiri. Kira-kira begitu,” kata pria yang juga menjabat Ketua DPC PDIP Jember ini.

    “Jadi maslahat, manfaat untuk banyak orang. Kalau bahasa PDI Perjuangan, untuk kaum Marhaen,” kata Arif.

    Hendy setuju diganti sebagai bupati jika ada situasi darurat yang membahayakan masyarakat Jember. “Tapi kalaiu tidak, untuk apa (diganti)?” katanya.

    Hendy meminta kepada PDI Perjuangan untuk mengoreksi kepemimpinannya selama ini. “Mana yang tidak bermanfaat dan mana yang merugikan masyarakat. Kalau ada kekurangan, itu karena ketidakmampuan saya dan akan saya perbaiki. Tapi kalau itu sebuah keberhasilan, Anda harus ngomong bahwa itu berhasil,” katanya.

    Apalagi selama ini Hendy membuka ruang kritik seluas-luasnya. “Saya belum pernah meng-counter kritik PDI Perjuangan, karena itu bagian dari upaya menempa diri saya menjadi lebih baik. Semakin tajam kritiknya, membuat saya semakin lebih baik, karena ini memang pendidikan. Saya menganggap PDI Perjuangan orang tua saya yang betul-betul ingin Jember lebih baik,” katanya.

    “Tolong dibandingkan antara bupati sebelumnya dengan kondisi saat ini. Kalau memang ada kekurangan, dan itu tidak bagus, wajib diganti, jangan pernah kasih saya rekom. Tapi kalau ini benar, bermanfaat bagi masyarakat, Anda wajib memberi rekom saya,” kata Hendy. [wir]

  • Bupati Jember Hendy Sebut Wasekjen PDIP Arif Wibowo Guru Politiknya

    Bupati Jember Hendy Sebut Wasekjen PDIP Arif Wibowo Guru Politiknya

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto merasa terhormat bisa bertemu dengan Arif Wibowo, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Mas AW ini sahabat lama. Termasuk yang mengajari saya politik ya Mas AW ini. Sejak awal 2019 saya tidak mengerti apa-apa ya saya bertemu Mas AW, dan bertanya bagaimana caranya menjadi bupati, partai politik bagaimana, saya tidak paham,” kata Hendy, Kamis (11/4/2024).

    Hendy dan Arif bertemu di kantor DPC PDI Perjuangan Jember, Senin (8/4/2024) dini hari, tanpa sepengetahuan media massa. Dalam pertemuan itu, Arif ditemani sejumlah pengurus DPC dan enam legislator DPRD Jember yang saat ini menjabat, yakni Danang Kurniawan, Hadi Supa’at, Tabroni, Agus Sofyan, Edi Cahyo Purnomo, dan Alfan Yusfi.

    Dalam pertemuan itu, Hendy meminta maaf kepada Arif Wibowo. “Kalau kemarin dalam pemilihan presiden Mas AW sempat sedikit agak kesal dengan saya, saya minta maaf. Beliau senior, dan saya minta maaf,” katanya.

    “Saya ngomong: ‘Mas AW, saya kirim pesan WA ke Sampeyan. Kenapa tidak dijawab? Aku minta maaf punya salah. Tapi WA saya jangan tidak dijawab. Masa tidak dijawab? Salah saya apa?’ kata Hendy, menirukan percakapannya dengan Arif.

    Arif mengaku tidak sempat menjawab pesan WhatsApp dari Hendy. “Ya sudahlah, Mas, saya minta maaf,” kata Hendy sekali lagi.

    Hendy kemudian meminta Arif menjaga kesehatan. “Mas AW ini memberikan perhatian betul kepada partai dan masyarakat,” katanya.

    Hendy menjelaskan kepada Arif soal kesiapannya mencalonkan diri kembali dalam pemilihan kepala daerah Jember. “Saya bilang: saya minta PDI Perjuangan memberikan rekomendasi kepada saya. Dulu (saat Pemilihan Kepala Daerah Jember 2020) sebelum ke partai lain, saya ke PDI Perjuangan dulu,” katanya.

    Saat itu, Hendy menyebut dirinya masih belum berjodoh dengan PDI Perjuangan. “Kalau sekarang jangan tidak berjodoh lagi, Mas. Harus berjodoh. Saya ngomong apa adanya, tidak dibuat-buat,” katanya.

    Hendy menjelaskan kepada Arif, bahwa sudah melaksanakan tugas sebaik-baiknya sebagai bupati sejak Februari 2021. “Tidak ada alasan PDI Perjuangan tidak memberikan rekomendasi kepada saya. Panjenengan (Anda) dan PDI Perjuangan adalah pihak yang mengkritik saya dari awal sampai sekarang. Kritik PDI Perjuangan luar biasa, menjadikan saya emas murni,” katanya.

    “Saya belum pernah meng-counter kritik PDI Perjuangan, karena itu bagian dari upaya menempa diri saya menjadi lebih baik. Semakin tajam kritiknya, membuat saya semakin lebih baik, karena ini memang pendidikan. Saya menganggap PDI Perjuangan orang tua saya yang betul-betul ingin Jember lebih baik,” kata Hendy.

    Hendy meminta kepada Arif dan PDI Perjuangan untuk mengoreksi kepemimpinannya selama ini. “Mana yang tidak bermanfaat dan mana yang merugikan masyarakat. Kalau ada kekurangan, itu karena ketidakmampuan saya dan akan saya perbaiki. Tapi kalau itu sebuah keberhasilan, Anda harus ngomong bahwa itu berhasil,” katanya.

    Hendy mempersilakan PDI Perjuangan mengklaim keberhasilan pembangunan di Jember dan terus melakukan kritik. “Semakin dikiritik, semakin saya jadi emas,” katanya.

    “Tolong dibandingkan antara bupati sebelumnya dengan kondisi saat ini. Kalau memang ada kekurangan, dan itu tidak bagus, wajib diganti, jangan pernah kasih saya rekom. Tapi kalau ini benar, bermanfaat bagi masyarakat, Sampeyan wajib memberi rekom saya,” kata Hendy kepada Arif.

    Gara-gara pandemi Covid-19, Hendy menyatakan hanya bisa bekerja maksimal selama dua tahun. ‘Tolong semua kebijakan yang masih kurang dibandingkan dan diukur dengan masa pemerintahan yang hanya dua tahun, dengan kondisi birokrasi yang saat itu kita tahu seperti apa,” katanya.

    Hendy akan berusaha semaksimal mungkin mendapatkan rekom PDI Perjuangan dan siap memenuhi semua persyaratan pencalonan bupati. “Pokoknya rekom kepada saya. Kalau tidak ke saya, nanti Sampeyan keliru lagi dua kali,” katanya.

    Arif Wibowo tertawa. “Mas Hendy ini ada-ada saja,” katanya, sebagaimana ditirukan Hendy.

    Hendy senang Arif menyapanya dengan ‘Mas’. “Beliau jarang sekali memanggil saya bupati. Beliau memanggil saya ‘Mas Hendy’. Saya senang dipanggil ”Mas Hendy’ oleh Mas Arif,” katanya.

    “Beliau betul-betul menunjukkan diri negarawan yang mengajari adiknya. Aku diajari. Aku nurut dengan beliau. Beliau pintar. Oleh sebab itu, saya sangat hormat. Dengan dipanggil ‘Mas Hendy’, saya merasa dijadikan adik betul. Aku lebih suka dipanggil Mas Hendy daripada Pak Bupati sama Mas Arif’,” kata Hendy. [wir]

  • Tiket Mudik Balik Tersedia, 20 Ribu Terjual Habis Per Hari

    Tiket Mudik Balik Tersedia, 20 Ribu Terjual Habis Per Hari

    Surabaya (beritajatim.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya sediakan tiket arus balik untuk para pemudik pada Jumat (12/4/2024).

    Manajer Humas Daops 8, Luqman Arif menyebutkan tiket KA jarak jauh pada periode arus balik mulai 12 s/d 21 April 2024 atau H+1 s/d H+10 lebaran masih tersedia 164.693 tiket dari total 303.400 tiket.

    Berdasarkan data selama arus mudik, okupansi tertinggi pemesanan tiket arus balik di Daop 8 Surabaya terjadi pada 12-15 April 2024 atau H+1 s/d H+4 lebaran, dengan total rata-rata pemesanan tiket mencapai 20.000 per hari.

    Maka hasil penjualan tiket arus balik pada pukul 11.00 wib tiket KA jarak jauh yang telah dipesan masyarakat untuk periode arus balik ini sebanyak 138.707 tiket.

    “Untuk ketersediaan tiket pada 12-15 April rata-rata 10.000 tiket per hari,” ungkap Luqman, Kamis (11/4/2024).

    Lebih lanjut dikatakan Luqman tiket kereta api jarak jauh masih mendominasi dalam arus mudik maupun arus balik dengan tujuan Kota Madiun, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

    Dari data yang dihimpun pada tiketing PT KAI Daops 8, pemesakan tiket arus balik dari tiga stasiun yakni Gubeng, Pasar Turi dan Malang diantaranya Jumat (12/4) H+1 sebanyak 18.854 tiket, Sabtu (13/4) H+2 sebanyak 17.322 tiket, Minggu (14/4) H+3 sebanyak 18.489 tiket, dan Senin (15/4) H+4 sebanyak 17.290 tiket.

    “Jumlah ketersediaan tiket KA jarak jauh di Daop 8 Surabaya masih cukup banyak, sehingga masyarakat dapat segera memesan tiket selagi cuti bersama dari pemerintah masih berlangsung,”imbuhnya.

    Selama masa angkutan lebaran 2024, mulai 31 Maret hingga 11 April, KAI Daop 8 Surabaya telah melayani sebanyak 249.568 pelanggan.

    Pada Kamis (11/4/2024) KAI Daop 8 Surabaya mencatat sebanyak 21.029 pelanggan berangkat di Daop 8 Surabaya, dan 18.276 pelanggan turun di stasiun wilayah Daop 8 Surabaya. Stasiun Gubeng sebanyak 7341 penumpang, Pasar Turi 4936 dan Malang 2687 penumpang.

    “Untuk informasi tentang ketersediaan tiket arus balik pada angkutan lebaran 2034, masyarakat dapat melihatnya di aplikasi Access by KAI. Jika tiket yang diinginkan sudah habis, pelanggan dapat memilih tanggal alternatif atau memanfaatkan fitur Connecting Train di aplikasi KAI Access yang akan membantu memberikan opsi perjalanan dengan mengombinasikan jadwal kereta yang bersifat persambungan”, tutup Luqman Arif. (way/ian)

  • Kisah Perjumpaan Dini Hari Bupati Hendy dengan Wasekjen PDIP di Jember

    Kisah Perjumpaan Dini Hari Bupati Hendy dengan Wasekjen PDIP di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Tanpa diketahui media massa, sebuah perjumpaan terjadi antara Bupati Hendy Siswanto dengan Arif Wibowo, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (8/4/2024) dini hari.

    Ditemani empat orang kerabatnya, termasuk sang menantu yang juga calon legislator Partai Nasional Demokrat Muhammad Nadhif Ramadhan, Hendy tiba di kantor DPC PDIP Jember di kawasan Baratan, Kelurahan Patrang, sekitar pukul 01.30 WIB.

    Hendy disambut hangat Arif Wibowo yang ditemani sejumlah pengurus DPC, termasuk enam legislator DPRD Jember yang saat ini menjabat, yakni Danang Kurniawan, Hadi Supa’at, Tabroni, Agus Sofyan, Edi Cahyo Purnomo, dan Alfan Yusfi.

    “Pertemuannya mendadak. Spontanitas,” kata Bendahara DPC PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua DPRD Jember Agus Sofyan, Kamis (11/4/2024).

    Malam itu, DPC menggelar rapat dengan anggota Fraksi PDI Perjuangan Perioode 2019-2024 dan para calon legislator terpilih dalam pemilu 2024. Mereka hendak membentuk panitia penjaringan calon kepala daerah yang disebut Tim Dua Belas.

    Dalam pertemuan itu, enam dari tujuh anggota fraksi yang hadir ditanya soal kepemimpinan Hendy selama ini di Jember. Pendapat dan penjelasan para anggota fraksi ini menjadi informasi awal bagi Arif sebelum bertemu Hendy.

    “Kesimpulan awalnya, Bupati Haji Hendy ini masih sangat layak jika nanti dalam seleksi di internal bisa lolos,” kata Agus. Apalagi berdasarkan survei internal PDI Perjuangan, elektabilitas Hendy masih terdepan dibandingkan kandidat lainnya.

    Dari sana, ada masukan kepada Arif agar bisa bertemu Hendy malam itu juga. Akhirnya, Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai Haryanto diminta Arif untuk menghubungi Hendy. “Waktu itu jam 12 malam,” kata Agus.

    Haryanto sempat menelepon langsung Hendy, namun tidak diangkat. Akhirnya ia menelepon Resi, asisten dan juga kerabat Hendy. Hendy menyatakan siap datang. “Beliau sudah mau berangkat iktikaf. Akhirnya memutuskan untuk datang,” kata Agus.

    Agus tidak menyangka Arif mau berjumpa dengan Hendy. Selama ini bukan rahasia lagi jika Arif susah ditemui Hendy. “Tidak tahu kok tiba-tiba Mas Arif terbuka,” katanya.

    Saat tiba, Hendy diberitahu jika kedatangannya sempat jadi ajang tebak-tebakan pengurus PDI Perjuangan. “Ayo, kira-kira datang tidak ke sini. Ini termasuk uji nyali pertama. Saya bilang: ‘Mas Arif, teman-teman telepon, saya akan datang,” kata Hendy.

    Hendy dan Arif bercakap-cakap kurang lebih 1,5 jam. “Waktu berdiskusi tentang keberhasilan dan rencana kerja ke depan, Pak Bupati terlihat sangat enjoy,” kata Agus.

    Agus menyebut pertemuan kedua tokoh itu sebagai silaturahmi dan penjajakan menjelang proses penjaringan. “Selama ini DPC dan bupati tidak pernah berdiskusi dan bersilaturahmi. Jadi pada malam itu ada diskusi tentang program kebijakan bupati yang berhasil, yang belum berhasil, dan direncanakan,” katanya.

    Dari pertemuan tersebut, menurut Agus, terungkap bahwa Hendy sejak dulu sangat ingin memperoleh rekomendasi dari PDI Perjuangan. “Kalau sekarang dia akan berupaya untuk merapat ke PDI Perjuangan,” katanya.

    Hendy menyadari PDI Perjuangan adalah partai pemenang pemilu. Menurut Agus, Hendy merasa perlu berkolaborasi dengan PDI Perjuangan untuk menyukseskan sejumlah program besar pembangunan di Jember selama lima tahun ke depan.

    “Jadi pada periode ini, dia akan berfokus. PDI Perjuangan yang selama ini tak bisa disentuh, diupayakan untuk menerbitkan rekom,” kata Agus.

    Bupati Hendy merasa terhormat bertemu dengan Arif Wibowo dan para pengurus DPC. “Semua berkumpul. Saya salut dengan PDI Perjuangan. Keren,” katanya.

    Hendy sudah lama tidak berjumpa dengan Arif. “Mas AW ini sahabat lama. Termasuk yang mengajari saya politik ya Mas AW ini. Sejak awal 2019 saya tidak mengerti apa-apa ya saya bertemu Mas AW, dan bertanya bagaimana caranya menjadi bupati, partai politik bagaimana, saya tidak paham,” katanya. [wir]

  • Hari Kedua Lebaran, Jalan Raya hingga Jalan Desa di Jombang Macet

    Hari Kedua Lebaran, Jalan Raya hingga Jalan Desa di Jombang Macet

    Jombang (beritajatim.com) – Hari kedua lebaran 2024 di Kabupaten Jombang diwarnai kemacetan, Kamis (11/4/2024). Kemacetan bukan hanya terjadi di jalan raya atau jalur arteri. Namun juga di jalur alternatif yang notabene menghubungkan antar-kecamatan antar-desa.

    Titik macet pertama yang selama ini sudah menjadi langganan. Yakni simpang Bangjuri (Jombang Nganjuk Kediri). Di lokasi ini kemacetan hingga 3 kilometer. Mulai Braan Bandarkedungmulyo hingga GT (gerbang tol) Bandar sampai jalan raya Perak.

    Kemacetan ini terjadi mulai pukul 08.00 WIB. Pemicunya banyak hal. Mulai adanya dua palang pintu kereta api hingga penyempitan jalur di Jembatan Kayen Bandarkedungmulyo. Kendaraan yang menumpuk ini kebanyakan dari mereka hendak bersilaturahmi lebaran ke sanak saudara.

    Kepadatan arus lalu lintas mulai simpang tiga Masjid Moeldoko menuju ke arah Simpang Bangjuri. Walhasil, korps berseragam coklat melakukan upaya mengurai kemcetan ini. Polisi juga melibatkan Dishub dan dinas terkait.

    “Kami bekerjas ama dengan Polres Kediri, Polres Nganjuk, PT MHI, PJR Jatim 3 dan Dinas Perhubungan untuk mengatasi kemacetan di jalan arteri Bandarkedungmulyo. Salah satu upaya untuk mengurai kemacetan adalah seluruh kendaraan dari arah exit tol Bandarkedungmulyo yang masih menumpuk dialihkan menjuju Jatipelem,” ujar Kasat Lantas Polres Jombang AKP Nur Arifin.

    Karena tak tahan dengan kemacetan banyak pengguna jalan yang melewati jalur alternatif. Semisal, turun dari Jembatan Kayen, pengguna jalan ambil arah kanan menuju Dusun Bodeh Desa Kayen menuju arah Kediri dan Nganjuk.

    Namun jalur alternatif tersebut bukan solusi. Karena di pertigaan Dusun Wonorejo Desa Mojokambang Kecamatan Bandarkedungmulyo kendaraan kembali menumpuk. Itu karena banyaknya pengguna jalan yang melintasi jalur itu.

    Sudah begitu, dari arah timur, yakni Desa Barongsawahan kendaraan juga banyak bermunculan. Praktis jalan desa yang digunakan sebagai alternatif ini justru melahirkan kemacetan batu. “Tadi lewat Kayen macet. Lalu belok lewat jalur desa, ternyata juga macet,” kata Tomi (32), warga Kediri.

    Kendaraan mengular di jalan Dusun Wonorejo Desa Mojokambang Kecamatan Bandarkedungmulyo Jombang, Kamis (11/4/2024)

    Dari situ terlihat, jalan desa di Dusun Wonorejo dipadati kendaraan. Dari ujung timur hingga ujung barat. Anak-anak desa memanfaatkan moment itu untuk mengais rezeki. Mereka membantu mengatur lalu lintas dengan mengharap imbalan seikhlasnya.

    Kemacetan selanjutnya terjadi di jalan nasional Mojoagung Kabupaten Jombang. Tepatnya di Jl trafic light Mojostrisno. Kemacetan mulai dari trafic ligt simpang 3 Mojotrisno Mojoagung hingga Trowulan Mojokerto. Kendaraan mengular ini diperkirakan mencapai 3 Km.

    Kemacetan didominasi kendaraan pribadi roda empat. Sudah begitu kendaraan roda dua juga membeludak. Hal itu diperparah dengan adanya bottle neck atau penyempitan jalur di jembatan Sungai Gunting dan banyaknya warga yang mengatur putar balik kendaraan.

    Nah, untuk mengurai kemacetan ini, polisi dan Dishub melakukan buka tutup di perbatasan. Mereka memasukkan kendaraan roda 4 ke bypass atau jalan lingkar. Sedangkan kendaraan roda 2 lurus arah Mojoagung.

    “Macetnya sangat parah. Saya terjebak kemacetan hingga dua jam lebih. Ini hendak silaturahmi ke saudara di Kabupaten Nganjuk. Tapi di tengah jalan, kendaraan padat dan macet,” ujar Sundusin (45), warga asal Sidoarjo. [suf]

  • Pengunjung KBS Meningkat Akibat Pertunjukan Badut Sulap

    Pengunjung KBS Meningkat Akibat Pertunjukan Badut Sulap

    Surabaya (beritajatim.com) – Pertunjukan sulap di rumah Jamur Kebun Binatang Surabaya (KBS) masih menjadi primadona wisatawan pengunjung cilik untuk mengisi waktu liburan hari kedua lebaran Idul Fitri, Kamis (11/4/2024).

    Dengan antusiasnya anak-anak ini menunggu om badut memperagakan sulap bunga, atraksi tangan hingga persembahan topi dengan interaksi anak mampu menghibur puluhan anak yang yang berada di area atraksi panggung ini.

    Salah satu wisatawan asal Surabaya, Danias (6) mengatakan jika pertunjukan om badut sangat lucu selain itu membuat kita penasaran kenapa bisa mengubah sebuah kertas warna-warni menjadi topi.

    “Sangat senang karena om badutnya lucu banget, apalagi waktu sulap sambil joged katanya di depannya ada kaca padahal itu tidak. Ada lagi kertas di sobek bisa jadi topi,” ungkapnya.

    Bukan hanya pertunjukan sulap yang disuguhkan oleh om badut, ia pun mengajak anak-anak ini bermain bubble dari bahan sabun hingga melingkar di tubuhnya.

    Di mana anak-anak satu persatu berdiri di atas lingkaran yang telah dibuat, dan di sampingnya telah diberi buble dari sabun dan ditarik menggunakan alat berbentuk bulat hingga berbentuk gelembung mengelilingi badan anak-anak seperti anak berada dalam gelembung.

    Sementara itu, Kepala Seksi Humas KBS, Lintang Ratri Sunarwidi mengatakan kegiatan di hari kedua libur Idul Fitri ini lebih banyak selain pertunjukan sulap, reog Ponorogo hingga bantengan.

    Para pengunjung KBS menikmati pemandangan.

    Para pengunjung Kebun Binatang Surabaya ini bisa melihat koleksi terbaru yang dikeluarkan setelah singa kembar dan Merak Putih, KBS Surabaya juga memiliki satu mamalia predator yakni Buaya Siam atau jika di Jawa disebut buaya kodok karena memiliki kantong pada mulut buaya jika terbuka.

    “Para pengunjung bisa masuk ke area aquarium, kita ada satwa mamalia baru lagi yang dikeluarkan yakni Buaya Siam yang berbeda buaya ini memiliki mulut yang sedikit runcing dan memiliki kantung di bawah mulutnya,” ungkap wanita yang kerap disapa Lintang ini saat ditemui di Kebung Binatang Surabaya.

    Sementara itu, berdasarkan catatan pengunjung Kebun Binatang Surabaya di hari kedua lebaran ini ada peningkatan yang cukup lumayan dibanding dengan libur hari pertama, Rabu (10/4/2024).

    Hingga siang hari tercatat sebanyak 12 ribu pengunjung yang berwisata di Kebun Binatang yang berlokasi di Raya Darmo Surabaya ini.

    “Hari ini meningkat, jika kemarin pengunjung hanya 5 sampai 6 ribu karena faktor cuaca karena kemarin sempat hujan, tapi hari ini sudah mencapai hingga 12 ribu. Semoga sampai sore terus meningkat dan diprediksi puncak pengunjung pada weekend ini,” tutupnya. (way/ian)

  • Antisipasi Kamseltibcarlantas, Kapolres Mojokerto Cek Jalur 

    Antisipasi Kamseltibcarlantas, Kapolres Mojokerto Cek Jalur 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Untuk mengantisipasi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) di wilayah hukum Polres Mojokerto, Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto melaksanakan pengecekan jalur. Salah satunya di perempatan Pasar Sawahan, Kecamatan Bangsal.

    Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengatakan, pengecekan jalur dilaksanakan dalam rangka Operasi Ketupat Semeru 2024.

    “Pengecekan jalur ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pemudik yang melintas di Kabupaten Mojokerto,” ungkapnya, Kamis (11/4/2024).

    Dalam Operasi Ketupat Semeru 2024 ini, masih kata Kapolres, pihaknya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat.

    Terutama bagi para pemudik yang melaksanakan perjalanan dan melintas di wilayah hukum Polres Mojokerto sehingga merasa aman dan nyaman sepanjang perjalanan.

    “Target dari kegiatan ini adalah dua hal, yaitu mengantisipasi kerawanan kamseltibcarlantas dalam hal kemacetan kemudian juga mengantisipasi terhadap adanya gangguan kamtibmas sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman,” tegasnya. [tin/ian]

  • Soto Bok Ireng, Obat Kangen Tatkala Mudik ke Blitar

    Soto Bok Ireng, Obat Kangen Tatkala Mudik ke Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Kota Blitar memiliki sejuta kuliner tradisional yang melegenda. Salah satunya adalah soto bok ireng.

    Warung soto yang sudah berdiri sejak 1940 an ini terletak di jalan Kelud Kota Blitar. Pemiliknya adalah Kayatin. Ia merupakan generasi kedua di warung soro ini.

    Kayatin sendiri telah berjualan selama 40 tahun dan kini usianya sudah mencapai 78 tahun. Dia berkomitmen untuk menjaga keaslian resep dan proses memasak soto ini, mengikuti tradisi ibunya sejak lama.

    Nama “Bok Ireng” sebenarnya diambil dari sebuah elemen yang menjadi ciri khas warung ini, yaitu jembatan berwarna hitam yang berada di sisi warung.

    Dalam bahasa Jawa, “Bok” berarti jembatan, dan “Ireng” berarti hitam. Jembatan ini bukan hanya menjadi bagian dari lingkungan sekitarnya, tetapi juga menjadi identitas dari tempat di mana Soto Bok Ireng ditawarkan kepada para pelanggan.

    Kini setelah puluhan tahun berdiri, warung soto ini seolah menjadi obat rindu bagi warga yang datang ke Blitar.

    “Sudah lama mas, dulu usaha ibu saya meneruskan hingga sekarang,” kata Kayatin.

    Apa yang membuat Soto Bok Ireng begitu istimewa? alasannya lantaran sang pemilik kekeh mempertahankan tradisi dalam persiapan dan penyajian soto.

    Dalam prosesnya menyiapkan soto Bok Ireng masih menggunakan peralatan klasik, seperti gentong untuk menyimpan kuah soto. Bahkan pikulan yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan masih merupakan warisan dari ibunya juga masih dipertahankan oleh Kayatin.

    Kuah soto di warung ini juga selalu hangat. Lantaran gentong tanah yang berisi kuah soto selalu dipanaskan dengan kayu bakar dan bara api dari tungku yang ada di bawahnya.

    Dengan dedikasinya yang luar biasa, Kayatin dengan senang hati duduk di dekat bara api dari pagi hingga siang hari. Meskipun panas dan berdebu, dia sudah terbiasa dengan keadaan tersebut selama 40 tahun, sehingga tak terlihat merasa kegerahan saat melayani pelanggan.

    Karena di proses secara tradisional, rasa soto yang dihasilkan juga sangat otentik. Hal itulah yang membuat para konsumen selalu datang ke warung soto bok ireng.

    “Buka pagi sampai jam 3 sore mas,” imbuhnya.

    Nah bagi anda yang berkunjung ke Blitar belum lengkap rasanya jika belum mampir ke warung Soto Bok Ireng. (owi/ian)

  • Pasutri di Magetan Ini Rela Tak Berlebaran Demi Jaga Perlintasan KA Ganda 

    Pasutri di Magetan Ini Rela Tak Berlebaran Demi Jaga Perlintasan KA Ganda 

    Magetan (beritajatim.com) – Pasangan suami istri (pasutri) di Desa Bayemtaman, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, rela tidak berlebaran demi menjaga perlintasan kereta api ganda tanpa palang pintu di dekat rumahnya.

    Secara bergantian, Kartini (56) dan Sartono (64) menjaga perlintasan tersebut. Dengan sigap, mereka memberikan tanda dan bahkan menghentikan kendaraan dari kedua arah saat ada kereta api yang hendak melintas.

    Sartono mengatakan bahwa dia dan istrinya sudah 15 tahun menjaga perlintasan kereta api tersebut tanpa gaji dari PT KAI.

    “Ya, sudah 15 tahun kami jaga perlintasan ini gantian sama istri. Lebaran tahun ini juga kami tidak bisa berlebaran karena harus menjaga perlintasan. Ini demi keamanan dan kemanusiaan, menyelamatkan nyawa banyak orang,” kata Sartono.

    Para pengguna jalan pun merasa terbantu dengan kehadiran pasutri ini. Pengguna jalan biasanya hendak ke arah Kabupaten Madiun atau ke arah Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.

    “Bagus sih, sangat membantu sekali. Kan tidak ada palang pintunya, jadi mau tak mau harus ada orang yang rela bantu jaga. Apalagi musim lebaran gini, ini membahayakan,” kata Ayu Megawati, salah satu pengguna jalan.

    Kisah pasutri di Magetan ini menunjukkan dedikasi dan kepedulian mereka terhadap keselamatan orang lain. Mereka rela mengorbankan waktu dan momen lebaran untuk menjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

    Pun, pasutri tersebut sempat mendapatkan apresiasi dari Polres Magetan dan Dinas Perhubungan Magetan. Diketahui, lokasi tersebut sudah terpasang palang pintu namun belum dioperasikan.

    Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api, baik yang ada palang pintu maupun yang tidak. [fiq/ian]

  • Makin Banyak Warga Blitar yang Dipasung Keluarga Sendiri

    Makin Banyak Warga Blitar yang Dipasung Keluarga Sendiri

    Blitar (beritajatim.com) – Jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dipasung di Kabupaten Blitar terus bertambah jumlahnya. Hingga awal tahun 2024 ini, tercatat ada 27 ODGJ yang dipasung.

    Jumlah ODGJ yang dipasung ini terus meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Diketahui pada tahun 2023 lalu, ada 18 ODGJ asal Bumi Penataran masih menjalani pemasungan oleh pihak keluarga.

    Tentu hal ini perlu menjadi perhatian, di tengah target pemerintah pusat menargetkan bebas pasung namun nyatanya masih ada 27 warga Kabupaten Blitar yang menjalani pemasungan.

    ” Jumlah ini bertambah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di mana ada 18 ODGJ yang dipasung, saat kami tawari untuk berobat ke RS pihak keluarga menolak,” kata Koordinator Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Blitar, Hyndra Satria, Kamis (11/04/24).

    Secara keseluruhan ada 2.229 ODGJ di Kabupaten Blitar. Ribuan ODGJ ini tersebar di seluruh pelosok desa di Kabupaten Blitar.

    Dari jumlah tersebut 27 di antaranya saat ini masih dilakukan pemasungan. Langkah pembebasan pasung, terasa sangat berat lantaran mayoritas pihak keluarga tidak mengizinkan pasien ODGJ-nya dibawa ke rumah sakit.

    Penanganan ODGJ ini menjadi hal yang dilematis. Jika dibiarkan di rumah ODGJ kemungkinan akan dikurung atau dipasung.

    Namun jika dibawa ke rumah sakit untuk berobat maka ada batasan waktu perawatan yakni 2 pekan hingga 1 bulan. Usai masa perawatan maka pasien ODGJ dikembalikan ke rumah dan berpotensi gangguan jiwanya kambuh kembali.

    “Dan mayoritas menolak, serta pilihan terakhirnya adalah pasung,” tegasnya.

    Saat ini upaya yang bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar adalah melakukan pemantauan secara periodik ke pasien ODGJ. Dinkes memberikan instruksi langsung kepada puskesmas dan kader kesehatan jiwa untuk melakukan pemantauan langsung pasien-pasien ODGJ tersebut.

    “Kita lakukan pemantauan terhadap pasien-pasien ODGJ yang lama, karena tidak ada pasien ODGJ yang baru,” tutupnya. (owi/ian)