Category: Beritajatim.com Regional

  • 2 Pemuda Tergeletak di Jl Pahlawan Sidoarjo: 1 Tewas 1 Kritis, Habis Duel Maut?

    2 Pemuda Tergeletak di Jl Pahlawan Sidoarjo: 1 Tewas 1 Kritis, Habis Duel Maut?

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Dua pemuda tergeletak di Jalan Pahlawan Sidoarjo, depan Kantor Dinsos Provinsi Jatim, satu kondisi sudah meninggal dan satunya kritis seperti habis duel maut. Video ambruknya dua pemuda ini viral di media sosial, Minggu (10/3/2024) dini hari.

    Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban atas nama AM (17) dari Sukodono. Posisi korban yang meninggal dunia saat itu dalam keadaan tengkurap dengan tangan kanan posisi ke samping dan tangan kiri melipat kedalam.

    Ditemukan sepeda motor jenis Yamaha Mio warna putih Nopol KT 5545 GM dalam keadaan terjatuh, ada pecahan kaca helm dengan jarak antara korban sekitar 29 meter. Korban memakai jaket jenis jemper dengan tulisan depan paancel (pasukan anti celeng) sepele gatell, kemudian tulisan jaket pada samping tulisan pasukan penuntas celeng tercoret.

    Korban meninggal dunia dugaan akibat penganiayaan. Petugas kepolisian yang melakukan olah TKP menemukan sejumlah luka. Diantaranya, pada muka dibawah mata kanan korban terdapat luka sayatan tak beraturan. Di bagian kepala korban (belakang kanan) terdapat lula sayatan, dagu terdapat 3 luka robek dan paha kaki kanan terdapat luka lecet.

    “Sepertinya AM menjadi korban penganiayaan. Soal motif atau ada hubungan dengan korban satunya, masih belum diketahui, masih di dalami oleh Satreskrim Polresta Sidoarjo,” ucap sumber di kepolisian.

    Sementara untuk pemuda lainnya, yakni bernama M Lukmanul Hafidz (20) warga Dusun Kempreng Desa Tanjung Sari Kecamatan Taman. Lukmanul juga mengalami luka robek pada area mulut sekitar 2 cm, lecet pada pergelangan tangan kanan, kaki kiri, tumit kaki kanan, kaki kiri, tangan kiri dan bengkak pada tangan kiri serta kaki kiri. “Korban dilarikan dan dirawat di RSUD RT Notopuro,” ungkapnya.

    Disinggung soal keduanya duel satu lawan satu atau lainnya, sumber itu belum berani menjelaskan. Kepolisian masih menggali keterangan saksi-saksi, termasuk nanti akan juga meminta keterangan kepada saksi yang masih selamat.

    Meninggal dunia. Petugas kepolisian melakukan olah TKP

    “Belum diketahui, keduanya yang tergeletak itu, habis duel satu lawan satu, masih satu teman atau korban penganiayaan dari lainnya, masih dalam penyelidikan,” tegasnya.

    Pasca kejadian dan ditemukan keduanya tergeletak di ruas jalan raya, banyak pengguna jalan yang berhenti dan menyaksikan kejadian. [isa/suf]

  • Petani Ngawi Ditemukan Meninggal di Sumur 15 Meter 

    Petani Ngawi Ditemukan Meninggal di Sumur 15 Meter 

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang petani di Ngawi ditemukan meninggal di dalam sumur sedalam 15 meter di sawah miliknya, Sabtu (9/3/2024) pukul 19.30 WIB. Petani bernama Panidjan (69) warga Desa Munggut Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi itu diduga terpeleset dan jatuh dalam sumur.

    Kejadian itu diketahui bermula saat Panidjan tak kunjung pulang ke rumah setelah pamit ke sawah sejak pagi. Biasanya, saat menjelang siang, Panidjan pulang. Namun, saat itu sampai nyaris sore menjelang tak ada tanda dia pulang. Sang istri, Sunarti (64) pun meminta tolong keluarga untuk mencari Panidjan.

    Hingga akhirnya, Panidjan pun ditemukan sudah tidak sadarkan diri di dalam sumur sedalam 15 meter di sawahnya. Warga yang mengetahui kejadian itu langsung melapor ke pihak kepolisian untuk meminta pertolongan. Pun, merek ajug meminta bantuan Tim SAR.

    “Kemungkinan terpeleset, kemudian jatuh ke dalam sumur. Tidak ada warga yang berani masuk takut ada gas beracun, akhirnya minta bantuan Tim SAR,” terang Yanto, tetangga Panidjan.

    Tim SAR pun melakukan penyelamatan. Mereka menggunakan tripod rescue untuk mengangkat Panidjan. Namun, sempitnya sumur cukup menghambat jalannya evakuasi. Ditambah, korban juga terjepit mesin pompa air.

    “Sumur terlalu sempat dan menghambat kami yang hendak mengevakuasi. Korban terjepit mesin diesel. Kedalaman sekitar 15 sampai 20 meter.butuh waktu 30 menit sampai akhinrya bisa dievakuasi. Sudah dalam keadaan meninggal dunia,” terang Dimas Pujianto, anggota Tim SAR Sikatan Ngawi.

    Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka. Polisi pun melakukan visum luar di rumah korban. Dipastikan korban meninggal dunia karena terpeleset dan jatuh ke dalam sumur sawah. Pihak keluarga pun menerima kejadian itu sebagai musibah. [fiq/suf]

  • Banjir di Kota Mojokerto Rendam Gedung MI dan Rumah Sakit

    Banjir di Kota Mojokerto Rendam Gedung MI dan Rumah Sakit

    Mojokerto (beritajatim.com) – Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Brantas di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tak hanya menyebabkan pemukiman warga sekitar terendam. Banjir juga merendam fasilitas umum (fasum) di Kota Mojokerto.

    Banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Mojokerto ini merendam pemukiman penduduk di Kelurahan Pekuncen, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Tak hanya itu akses Jalan Raya Surodinawan, MI Nurul Huda dan halaman depan RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto juga tergenang.

    Di Kantor Kelurahan Surodinawan, air menggenangi area parkir dan halaman dengan kedalaman sekitar 20 cm. Sementara, di RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo, air merendam area pintu masuk dan keluar rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto tersebut.

    Satpam MI Nurul Huda, Siswantoro mengatakan, air banjir datang sekitar pukul 19.30 WIB dengan ketinggian sekitar 50 cm. “Air banjir dari saluran irigasi yang ada di depan sekolah sebelah sebarat sekolah kemudian ke utara dan barat terus masuk ke sekolah,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    Masih kata Siswantoro, air juga masuk ruang kelas dan kantor MI Nurul Huda. Siswantoro yang merupakan warga sekitar ini pun bersama warga sekolah lainnya mengevakuasi buku maupun dokumen penting dengan cara melakukan ke atas meja. Di pemukiman warga, air masuk beberapa rumah.

    “Dinaikkan di atas meja semua. Ini tadi empat ruangan TK juga kena banjir. Kebetulan saya warga sekitar, air sudah masuk beberapa rumah (warga) namun tidak parah karena warga sebelumnya sudah siaga dan antisipasi, ya sekitar 20-40 cm dari jalan juga. Portal jalan ditutup antisipasi pengendara motor yang nekat menerobos banjir,” jelasnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • BPBD Mojokerto Evakuasi Lansia dan Anak-anak ke Tempat Aman, Imbas Tanggul Sungai Brangkal Jebol

    BPBD Mojokerto Evakuasi Lansia dan Anak-anak ke Tempat Aman, Imbas Tanggul Sungai Brangkal Jebol

    Mojokerto (beritajatim.com) – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Mojokerto bersama warga dan relawan PMI mengevakuasi para lanjut usia (lansia) dan anak-anak ke tempat aman. Hal itu sebagai imbas dari banjir terjadi di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024). Banjir disebabkan tanggul Sungai Brangal jebol.

    Salah satu warga Lingkungan Pekuncen, Eko Purnomo (36) mengatakan, banjir masuk ke pemukiman warga sekira pukul 20.00 WIB. “Habis salat Isya, setelah itu hujan gerimis. Warga kemudian bergotong-royong karena tanggulnya mau jebol,” ungkapnya.

    Sebelum jebol, lanjut Eko, tanggul mengalami kebocoran. Sehingga saat hujan deras, sungai tak bisa menahan debit air hujan. Hal itu mengakibatkan tanggul jebol. Sebelumnya, Rabu (6/3/2024) tanggul Sungai Brangkal jebol dan sudah dilakukan upaya penutupan.

    “Jebolnya perkiraan jam 8 an itu langsung air meluap. Mulai Rabu, warga yang rumahnya dekat sungai sudah mulai mengungsi. Perabotan di dalam rumah sudah diangkat semua, antisipasi jika terjadi hujan lagi. Kalau mengungsi, tinggal angkat saja. Jadi warga sudah siap,” katanya.

    Namun jelang bulan suci Ramadhan, warga banyak yang menghadiri acara megenggang dan ruwah desa sehingga warga masih bertahan di rumah masing-masing. Menurutnya, tanggul Sungai Brangkal jebol sepanjang sekitar 30 meter.

    “Di dalam 1 meter (ketinggian air), di jalan raya setinggi paha orang dewasa cuma arusnya deras. Ada banyak yang dievakuasi karena kebetulan di sini banyak mbah-mbah sudah sepuh, kita evakuasi dulu ke balai desa. Warga gantian melek’an, antisipasi banjir lebih parah tapi ini mulai surut,” tuturnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Air Meluap ke Pemukiman Warga

    Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Air Meluap ke Pemukiman Warga

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam l hingga meluas ke Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto.

    Salah satu warga Dusun Sambirejo, Eko Purnomo (36) mengatakan, tanggul Sungai Brangkal jebol sepanjang kurang lebih 30 meter. Tanggul Sungai Brangkal tersebut jebol sekitar pukul 20.00 WIB, meski sebelumnya sudah ada upaya dari warga untuk menahan tanggul agar tidak jebol.

    “Sebelumnya, tanggul jebol pada Rabu (6/3/2024) kemarin. Namun sudah diperbaiki secara darurat oleh warga. Debit air sungai sangat deras karena hujan deras akhirnya tanggul tidak kuat menahan beban air lagi,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    Sebelum tanggul sungai jebol, warga sudah mengungsi ke tempat yang aman. Warga sudah mengantisipasi jika akan terjadi hujan diprediksi debit sungai akan meningkat sehingga warga mengungsi saat terjadi hujan deras. Menurutnya sudah ada sinyal peringatan di lokasi.

    “Warga saat mendapat sinyal siaga banjir sudah siap siaga kalau tanggul jebol sehingga warga di sekitar lokasi langsung meengamankan barang-barang berharga dan mengungsi ke tenpat yang aman. Sehingga saat debit sungai tidak kuat menahan air dan banjir bisa diantisipasi,” ujarnya.

    Warga lainnya, Edo (25) mengatakan, tanggul Sungai Brangkal jebol sekira pukul 19.30 WIB. “Tanggul jebol kemarin itu, panjangnya antara 30 meter sampai 35 meter. Ini tadi air datang habis magrip terus mengalami dan pukul 19.30 WIB, tanggul jebol,” ujarnya.

    Pasca tanggul jebol, lanjut Eko, air Sungai Brangkal meluap ke pemukiman warga. Warga bahu-membahu mengevakuasi warga lanjut usia (lansia) dan anak-anak. Ketinggian air sekitar 50 cm dengan arus yang cukup besar sehingga warga mengevakuasi para lansia dan anak-anak.

    “Para lansia dan anak-anak sebagian besar dievakuasi tapi ada beberapa warga yang bertahan di rumah masing-masing. Setelah air surut, warga berharap tanggul yang jebol agar segera diperbaiki pemerintah sehingga saat hujan deras tidak jebol dan mengakibatkan banjir,” pungkasnya.

    Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Brangkal juga merendam pemukiman wargan di Lingkungan Pekuncen, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon. Kota Mojokerto. Air masuk pemukiman warga sekitar pukul 21.00 WIB. Air kiriman dari Sungai Brangkal juga merendam Jalan Raya Surodinawan.

    Sejumlah portal di masing-masing jalan ditutup sementara untuk mengantisipasi pengendara motor yang nekat menerobos banjir. Minggu dini hari, kondisi air mulai surut. Sementara di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto air juga mulai surut perlahan. [tin/suf]

  • Sempat Pergi, Banjir Kembali Genangi Mojoagung Jombang

    Sempat Pergi, Banjir Kembali Genangi Mojoagung Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Banjir kembali menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Jawa Timur, Minggu (10/3/2024). Ada lima desa yang tergenang. Di antaranya, Desa Kademangan, Betek, Mancilan, Karobelah, serta Des Janti.

    Namun yang kondisinya paling parah adalah Dusun Kebundalem Desa Kademangan. Di desa ini ketinggian air mancapai 1,5 meter. Warga sudah hapal, karakter banjir di Dusun Kebundalem adalah air cepat datang tapi juga cepat pergi.

    Selama Maret 2024 ini saja, air bah sudah tiga kali menyambangi desa tersebut. Yakni, Rabu (6/3/2024) malam, kemudian surut sebentar, dan disusul kembali pada Kamis (7/3/2024) dini hari. Kemudian Sabtu (9/3/2024) malam.

    “Air mulai memasuki perkampungan Sabtu sekitar pukul enam petang. Ketinggian air kalau di luar rumah 1,5 meter, sedangkan di dalam rumah satu meter. Ini sudah ketiga kalinya selama Maret,” kata Muhammad Fatkhur (33), warga setempat.

    Fatkhur menjelaskan, banjir diawali hujan deras yang menyiram kawasan Mojoagung dan sekitar. Hujan tersebut intensitasnya cukup tinggi. Sudah begitu durasinya juga lumayan panjang, yakni mulai pukul dia siang hingga jam delapan malam.

    Akibatnya, sungai yang melintasi Dusun Kebundalem meluap. Air kemudian masuk ke perkampuan, lalu naik ke rumah warga. “Kami tidak pengungsi. Karena banjir di sini cepat surut. Kalau ditinggal mengungsi, pas surut, kondisi kering malah susah saat bersih-bersih,” ujarnya.

    Fatkhur dan warga lainnya hanya pasrah ketika kampungnya dipukul banjir berkali-kali. Dia hanya berharap agar pemerintah melakukan pengerukan air sungai yang meluap itu. Sehingga bisa menampung air ketika hujan dengan intensitas tinggi.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri membenarkan adanya banjir kiriman tersebut. Selain Desa Kademangan, juga ada Desa Betek, Mancilan, Karobelah, serta Desa Janti, yang diterpa banjir.

    Kemudian di Kecamatan Mojowarno ada satu desa, yakni Selorejo. Sedangkan di Kecamatan Sumobito, banjir menggenangi Dusun Balongsono Desa Talinkidul. “Kita sudah menerjunkan tim ke lokasi banjir,” ujar Syamsul.

    Syamsul mengatakan bahwa terdapat 500 KK (Kepala Keluarga) di Desa Kademangan yang terdampak banjir. Namun mereka belum ada yang mengungsi. Banjir, kata Syamsul, disebabkan oleh meluapnya aliran sungai di desa setempat.

    Menurut Syamsul, mulai Sabtu siang hingga malam, hujan deras mengguyur kawasan hulu sungai yang ada di Kecamatan Wonosalam. Sehingga kawasan bagian bawah terkena dampaknya. “Pukul lima petang debit air di dam Gayam Mojowarno meluap. Air pun menggenangi permukiman warga, Hingga Minggu pukul tiga dini hari, air masih menggenang,” kata Syamsul. [suf]

  • Diterjang Banjir, Jembatan Alternatif Antar Desa Mojokerto Putus

    Diterjang Banjir, Jembatan Alternatif Antar Desa Mojokerto Putus

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jembatan alternatif penghubung antar desa di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto putus. Jembatan alternatif penghubung Dusun Kedungpen, Desa Gondang dengan Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, tersebut putus akibat diterjang air banjir.

    Jembatan alternatif penghubung antar desa tersebut memiliki panjang kurang lebih 43 meter dengan diameter 2 meter dan ketinggian 15 meter. Jembatan putus dan terbawa arus sungai setelah diterjang banjir dari Sungai Pikatan pada, Sabtu (9/3/2024)  sekira pukul 16.00 WIB.

    Kepala Dusun (Kadus) Kedungpen, Desa Gondang, Saiful Bahri (44) mengatakan, sekitar pukul 16.00 WIB, ia mendapatkan laporan dari warga jika jembatan alternatif terputus dan terbawa arus air banjir. “Pondasi sebelah utara jembatan tidak kuat menahan derasnya aliran sungai,” ungkapnya.

    Derasnya aliran Sungai Pikatan menyebabkan jembatan putus sekitar 25 meter. Masih kata Kadus, material jembatan ikut terbawa arus sungai dan hanya menyisahkan sisi selatan sepanjang 18 meter. Sebelum di sekitar lokasi hujan turun dengan deras dan lama.

    “Sebelumnya hujan mengguyur Dusun Kedungpen sejak pukul 13.00 WIB. Jembatan itu jembatan alternatif antar desa, hanya roda dua yang bisa lewat. Karena jembatan terputus sehingga tidak bisa dilewati sehingga warga disarankan lewat Desa Kamasantani,” katanya.

    Masyarakat diminta untuk lewat Desa Kemasantani atau lewat arah Desa Pohjejer saat hendak ke Desa Kebontunggul atau desa sekitar. Beruntung saat kejadian jembatan alternatef tersebut sepi sehingga tidak ada korban dalam kejadian tersebut.

    Hujan menguyur Mojokerto Raya sejak Sabtu siang. Sejumlah sungai di wilayah Mojokerto mengalami peningkatan debit air. Sungai Pikatan sendiri mengarah ke Sungai Brangkal di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto menuju Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. [tin/kun]

  • Angin Kencang di Sumenep, Sejumlah Pohon Tumbang Melintang Jalan

    Angin Kencang di Sumenep, Sejumlah Pohon Tumbang Melintang Jalan

    Sumenep (beritajatim.com) – Angin kencang yang terjadi di Sumenep pada Sabtu (09/03/2024), menyebabkan sejumlah pohon besar tumbang melintang di jalan. Akibatnya, sempat terjadi kemacetan lalu lintas.

    Pohon tumbang itu terjadi di Jl Raya Desa Tambak Sari, Kecamatan Rubaru, kemudian di Jl. Raya Dasuk, Kecamatan Dasuk. Beruntung tidak ada korban saat pohon itu tumbang. Warga dan aparat kepolisian pun spontan bergotong-royong menyingkirkan pohon tumbang yang melintang di jalan.

    “Pohon tumbang di dua kecamatan itu sempat menutup dan menghambat arus lalu lintas. Tapi sekarang sudah disingkirkan. Jalan sudah dibersihkan dan arus lalu lintas sudah normal,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti.

    Menurutnya, saat ini intensitas dan volume hujan dan angin di Kabupaten Sumenep mulai tinggi. Kejadian pohon tumbang pun berpotensi cukup besar. Karena itu, ia meminta warga berhati-hati ketika melewati pohon-pohon besar.

    “Kami juga menyarankan agar warga memangkas ranting dan dahan pohon, terutama yang dekat dengan rumah dan jalan raya. Dengan begitu, beban pohon tersebut ringan dan meminimalisir terjadi tumbang,” ujarnya. (tem/kun)

  • Seorang Warga Meninggal Dunia karena Pohon Tumbang, Ini Tanggapan PT SIER

    Seorang Warga Meninggal Dunia karena Pohon Tumbang, Ini Tanggapan PT SIER

    Surabaya (beritajatim.com) – SA (20) warga Jalan Kutisari meninggal dunia usai terlibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Rungkut Industri Raya, Sabtu (09/03/2024) akibat pohon tumbang. Mengenai hal tersebut, PT SIER menyampaikan belasungkawa dan berkomitmen agar kejadian serupa tidak terjadi di wilayahnya.

    Dalam keterangan pers yang diterima Beritajatim.com, PT SIER telah rutin melakukan perantingan pohon secara rutin di area yang menjadi tanggung jawab perusahaan. Hal itu sebagai tanggung jawab kepada keselamatan dan keamanan karyawan, tenant dan masyarakat sekitar.

    “PT SIER dengan ini menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya Sdri. Sheila Amanda Irwanto akibat kecelakaan tunggal disebabkan ranting pohon yang terjatuh di area Jalan Rungkut Industri Raya pada hari ini (9/3). Kami turut berbelasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dan mendoakan agar almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” tulis PT SIER dalam keterangan rilisnya.

    Dalam keterangan persnya, PT SIER memahami bahwa kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa SA telah terjadi. Saat ini PT SIER telah melakukan investigasi awal dan bekerja sama dengan instansi terkait untuk mengambil langkah-langkah pencegahan di masa depan.

    “Kami berkomitmen untuk terus belajar dan meningkatkan upaya kami dalam menjaga keselamatan dan keamanan di wilayah operasional kami. Kami mohon maaf atas kejadian ini dan berterima kasih atas perhatian dan pengertian dari semua,” tulisnya.

    Diketahui, Pohon tumbang menimpa seorang ibu dan anak yang mengendarai Honda Vario L 4564 ME. Sang ibu berinisial LK (47) sedang dibonceng anaknya berinisial SA (20) warga Kutisari Selatan. Akibat insiden itu, LK harus menderita patah tulang kaki kiri dan rasa sakit kehilangan SA yang dinyatakan meninggal dunia saat perjalanan ke RS Royal.

    “Perkembangan untuk korban yang tertimpa ranting pohon di Rungkut Industri ada 2 korban (Ibu dan Anak). Untuk Ibu mengalami patah tulang kaki kiri dan untuk Anak meninggal dunia saat perjalanan ke RS Royal,” tutur April. (ang/kun)

  • Padepokan Samsudin Blitar Dikosongkan, Santri Dipulangkan

    Padepokan Samsudin Blitar Dikosongkan, Santri Dipulangkan

    Blitar (beritajatim.com) – Forkopimda Kabupaten Blitar akhirnya mengosongkan padepokan milik Samsudin di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Seluruh santri yang ada di padepokan milik Samsudin dipulangkan paksa oleh Forkopimda Kabupaten Blitar.

    Pemulangan ini dilakukan usai Samsudin ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Polda Jatim beberapa waktu lalu. Samsudin ditahan usai kontennya bertukar pasangan membuat resah masyarakat.

    Atas pertimbangan tersebut Forkompinda Kabupaten Blitar sepakat untuk mengosongkan padepokan milik Samsudin di Kecamatan Kademangan. “Iya berdasarkan hasil kesepakatan antara kepolisian, Kemenag, Pemkab Blitar bahwa orang-orang (santri) yang ada di Padepokan itu dipulangkan mulai hari ini,” kata Kasi Humas Kemenag Kabupaten Blitar, Jamil Mashudi Jamil, Sabtu (09/03/24).

    Total ada sekitar 30 orang lebih yang dipulangkan dari padepokan Samsudin. Proses pemulangan santri itu dilakukan oleh Dinsos Kabupaten Blitar secara bertahap. “Kurang lebih ada sekitar 30 orang. Dipulangkan secara bertahap, untuk proses akomodasinya dibantu Dinsos Kabupaten Blitar,” imbuhnya.

    Adapun asal para santri Samsudin itu berasal dari berbagai daerah. Seperti dari Malang, Tuban, Banyuwangi, bahkan hingga ada yang dari Sumatera.

    Forkopimda Kabupaten Blitar memastikan pemulangan santri itu dilakukan juga untuk menjaga kondusifitas wilayah. Terlebih Samsudin selalu pemilik padepokan juga telah ditahan Polda Jatim.

    “Ini supaya menjadi pelajaran bagi kita semua, agar tidak terulang kembali adanya kegaduhan dan merugikan banyak pihak. Kemudian kami (forkopimda) hadir untuk menjaga kondusifitas wilayah Kabupaten Blitar,” tandasnya.

    Seperti diketahui, Polda Jatim resmi menetapkan Gus Samsudin sebagai tersangka dan langsung menahannya. Penetapan tersangka ini buntut viralnya konten video pengajian yang memperbolehkan bertukar pasangan. Video ini meresahkan masyarakat.

    “Dinyatakan bahwa hari ini saudara Samsudin dinyatakan sebagai tersangka,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (01/03/24). [kun]