Category: Beritajatim.com Regional

  • Kapal Terbalik, Nelayan Asal Gresik Hilang

    Kapal Terbalik, Nelayan Asal Gresik Hilang

    Gresik (beritajatim.com) – Kecelakaan laut di perairan wilayah Gresik kembali terjadi lagi. Kali ini dialami nelayan KM Sinar Jaya saat melaut. Akibat kejadian, nelayan yang hilang tenggelam usai kapalnya terbalik dihantam ombak akibat cuaca buruk.

    Nelayan yang hilang atas nama Zainal Abidin (50) warga Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik. Saat ini, tim gabungan dari anggota Satpolair Polres Gresik, anggota SAR, dan anggota BPBD Gresik serta warga Panceng terus melakukan pencarian.

    Kasatpolair Gresik AKP Winardi mengaku telah menerima laporan dari Ketua Rukun Nelayan. Laporan bahwa ada kejadian menimpa kapal nelayan Sinar Jaya ada yang hilang tenggelam.

    “Jumlah nelayan yang melaut ada 4 orang dengan tujuan mencari ikan. Tapi akibat cuaca buruk dihantam ombak tinggi, kapal terbalik lalu 4 nelayan dilaporkan hilang,” katanya, Minggu (10/03/2024).

    Perwira pertama Polri itu menambahkan, imbas gelombang tinggi dan cuaca buruk. Keempat nelayan itu, terhempas dari kapal dinaiki kemudian hilang ditelan gelombang ombak.

    “Adanya laporan nelayan itu, ada kapal Rukun Abadi melakukan pertolongan terhadap 3 nelayan kapal Sinar Jaya yang bisa diselamatkan. Mereka itu diantaranya Badri (50) M.Sulthon (46), dan Aslahul Imam (34). Sementara nelayan Zainal Abidin belum ditemukan,” imbuhnya.

    Hingga saat ini lanjut dia, anggotanya bersama tim gabungan yang lain bersama BPBD Gresik serta dibantu nelayan masih melakukan pencarian.

    “Sampai sekarang masih belum ditemukan dan masih melakukan pencarian sejak pagi jam 07.00 hingga sore nanti,” ungkap AKP Winardi.

    Terkait dengan kejadian ini, dia menghimbau kepada nelayan yang melaut bila menemukan sesuatu yang mencurigakan segera melapor.

    “Sesuai protapnya pencarian ini akan dilakukan sampai 7 hari kedepan,” tandas AKP Winardi. [dny/but]

  • Sebabkan Banjir, Bupati Mojokerto Cek Tanggul Jebol

    Sebabkan Banjir, Bupati Mojokerto Cek Tanggul Jebol

    Mojokerto (beritajatim.com) – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati meninjau tanggul jebol yang menyebabkan banjir melanda pemukiman rumah warga di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024). Bupati juga ingin memastikan kondisi warga terdampak banjir dalam kondisi aman dan selamat.

    Curah hujan yang cukup tinggi diduga menjadi penyebab tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo tak kuat menampung debit air dari Sungai Pikatan di wilayah Pacet. Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto mengecek bersama Perum Jasa Tirta 1.

    “Pengungsian semuanya sudah aman, berikutnya untuk kebutuhan makan minum sudah di support dari Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto dan sudah dikirim. Kemudian bantuan kesehatan juga sudah turun untuk memastikan support kesehatan untuk warga terdampak,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    Untuk perbaikan tanggul yang jebol, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini mengaku tengah berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta 1 untuk mengupayakan agar tanggul jebol tersebut segera ada perbaikan. Setelah meninjau tanggul jebol di Desa Wringinrejo, Bupati juga meninjau tanggul jebol di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko.

    “Ya ini sudah siap, hanya saja karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk material masuk sini. Sehingga nanti Kades dan Camat setempat dapat mengerahkan warga untuk membantu perbaikan tanggul. Pokoknya bagaimana caranya segera nutup tanggulnya. Setelah nutup kemudian ditinggikan,” ujarnya.

    Setelah dari Kecamatan Sooko, Bupati kemudian meninjau progres pembangunan tanggul yang berada di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari serta meninjau jembatan putus yang merupakan penghubung antar Desa Kebontunggul dengan Desa Gondang di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. [tin/but]

  • Bupati Mojokerto Beri Trauma Healing pada Anak Pasca Bencana Banjir

    Bupati Mojokerto Beri Trauma Healing pada Anak Pasca Bencana Banjir

    Mojokerto (beritajatim.com) – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati memberikan trauma healing atau proses penyembuhan gangguan psikologis pada anak pasca bencana banjir. Trauma healing diberikan di balai desa masing-masing yakni di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari dan Desa Ngrame, Kecamatan Pungging.

    Trauma healing pada anak ini dilakukan agar kondisi mental mereka kembali seperti sediakala. Dalam kesempatan tersebut, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini terlebih dahulu memberikan semangat para anak-anak korban banjir, ia berpesan kepada mereka untuk tetap semangat dan tidak berputus asa.

    Setelah selesai memotivasi anak-anak, orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto ini mereka lantas diajak bermain, bernyanyi dengan metode lain yang sifatnya membuat siswa-siswi menjadi riang dan gembira atau trauma healing.

    “Anak-anak yang kami sayangi, tetap semangat ya. Tetap rajin belajar karena kalian adalah generasi penerus yang akan melanjutkan cita-cita bangsa indonesia, kalianlah masa depan generasi penerus indonesia,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    Sebelumnya, berdasarkan pantauan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Selasa (5/3/2024) terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Mojokerto Raya. Akibatnya, enam kecamatan di Kabupaten Mojokerto dan satu kecamatan di Kota Mojokerto terendam banjir. [tin/but]

  • Rumah dan Musala di Lereng Wilis Kediri Longsor, Imbas Hujan Deras

    Rumah dan Musala di Lereng Wilis Kediri Longsor, Imbas Hujan Deras

    Kediri (beritajatim.com) – Rumah milik Jono dan Tiani serta musala di Desa Kanyoran, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri tertimpa longsor. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

    Menurut Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, tanah longsor di Desa Kanyoran terjadi setelah kawasan lereng Wilis itu diguyur hujan lebat. Material tanah dan batu menimpa rumah Jono dan Tiani serta sebuah musala.

    “Hari ini sejumlah personel Polres Kediri Kota menyambangi dan memberikan bantuan korban bencana alam tanah longsor yang menimpa rumah warga di Desa Kanyoran,” ujar AKBP Bramastyo Priaji, pada Minggu (10/3/2024).

    Rumah Jono mengalami kerusakan berat akibat tanah longsor. Dinding bangunan dari tatanan batako jebol. Halaman rumah juga penuh dengan material lumpuh. Kondisi yang sama terjadi pada musala setempat.

    Proses pembersihkan tanah longsor melibatkan TNI dan BPBD Kabupaten Kediri. Sementara itu, selain membantu proses pembersihan material tanah longsor, personil kepolisian juga memberikan bantuan sembako, pakaian layak pakai, selimut serta air bersih kepada korban.

    “Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat yang terkena dampak tanah longsor di Desa Kanyoran. Kami melakukan pembersihan material lumpur yang menerjang rumah warga, apalagi sejak kemain sampai hari ini hujan turun dengan lebat,” tambahnya.

    Petugas membersihkan musala dari material lumpur baik lantai maupun kaca. Rumah ibadah tersebut rutin digunakan masyarakat untuk sholat berjamaah. Apalagi akan memasuki bulan Ramadhan yang mana akan digunakan kegiatan Sholat Tarawih.

    “Kami berharap bantuan tersebut dapat meringankan para korban dan kegiatan tersebut sebagai bentuk implementasi Polri yang Presisi harus memberikan manfaat untuk masyarakat disekitar tempat bertugas. Selain itu juga sebagai bentuk kepedulian bersama kepada mereka yang membutuhkan yang mengalami musibah longsor,” tegasnya.

    Saat ini sudah memasuki musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, Kapolres mengimbau warga tetap berhati-hati. Jika mengetahui ada bencana alam sekecil apapun, mohon dilaporkan kepada tiga pilar desa atau langsung ke Polsek ataupun Polres, agar bisa segera dilakukan penanganan lebih lanjut. [nm/but]

  • Pantauan Hilal di Banyuwangi, Ini Hasilnya

    Pantauan Hilal di Banyuwangi, Ini Hasilnya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Banyuwangi bersama Kementrian Agama dan sejumlah pengurus organisasi keagamaan dan masyarakat melakukan rukyatul hilal (melihat bulan) di Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo. Berbagai persiapan untuk pemantauan bulan dilakukan dengan cermat dan penuh keyakinan.

    Meski demikian, hasilnya tim rukyat tidak dapat melihat bulan lantaran cuaca yang kurang mendukung. Di lokasi ini, langit tertutup mendung tebal bahkan sempat terjadi hujan deras dan angin kencang.

    Kondisi diperparah, tenda tempat pemantauan hilal rusak dan roboh diterjang kuatnya angin. Sehingga tamu undangan sempat berhamburan meninggalkan lokasi.

    Hingga matahari terbenam, tim rukyat tetap tidak bisa melihat bulan penanda 1 Ramadhan. Sehingga, hasil ini akan tetap menjadi laporan untuk pelaksanaan sidang isbat.

    Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Banyuwangi, H. Gufron Mustofa menyebut, kondisi bulan kemungkinan dirukyat sangat kecil. Pihaknya mengamati ketinggian hilal berada di 12 menit, seperempat derajat.

    “Arah mataharinya berada di 265 derajat, arah hilalnya sekitar 264 derajat, posisi hilal berada di sebelah selatan matahari sekitar 1 derajat, ketinggiannya 0 derajat 12 menit,” ungkap Gufron, Minggu (10/3/2024).

    Selain itu, kondisi mendung tebal berada di barat menutup pandangan. Sehingga menyulitkan tim rukyat untuk melihat bulan.

    “Karena di depan sana ada mendung tebal, hujan dan angin. Ufuk di barat juga tidak terlihat. Biasanya di sana terlihat gunung Grajagan, Gunung Tumpang Pitu dan Pulau Merah,” katanya.

    Meski demikian, hasil kegiatan ini akan menjadi bahan laporan tim rukyat dari LFNU Banyuwangi. Salah satunya menjadi bahan pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan tahun ini. [rin/but]

     

  • Tenda Pantau Rukyatul Hilal Banyuwangi Rusak Tersapu Angin Kencang

    Tenda Pantau Rukyatul Hilal Banyuwangi Rusak Tersapu Angin Kencang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemantauan bulan atau rukyatul hilal penentu awal ramadhan Banyuwangi terganggu angin kencang disertai hujan. Akibatnya, tenda yang berada di tepi Pantai Pancur, TN Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo itu rusak tersapu angin.

    Peristiwa tersebut terjadi sekitar Pukul 15.30 WIB saat tamu sedang berada di bawah tenda. Tiba-tiba angin kencang datang dengan hujan yang cukup lebat.

    Tenda sempat terangkat ke atas, sehingga beberapa tamu ikut mengamankan. Namun, kuatnya angin membuat sejumlah tamu diminta untuk meninggalkan lokasi tenda.

    “Saya lihat tadi ada penyangga yang jatuh, kemudian tamu berpindah ke bangunan (gubuk kecil), ada yang meninggalkan lokasi untuk berteduh,” ungkap H. Gufron Mustofa, Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Banyuwangi, Minggu (10/3/2024).

    Meski demikian, kata Gufron, pasca angin kencang dan hujan mulai reda, proses pemantauan terus dilakukan. Meskipun hingga batas akhir atau tenggelamnya matahari, hilal tidak terlihat.

    “Posisi di barat sulit sekali terlihat karena ada mendung yang cukup tebal, angin kencang disertai hujan,” katanya.

    Namun, pihaknya akan tetap melaporkan hasil pemantauan ini sebagai bahan untuk sidang isbat penentuan 1 Ramadhan.

    “Karena ini suatu fardu kifayah, sehingga setelah acara ini nantinya akan kita laporkan ke Kementrian Agama kabupaten, provinsi dan Jakarta untuk dasar pelaksanaan sidang isbat,” pungkasnya. [rin/but]

  • Banjir Kabupaten Madiun, 209 Warga Mengungsi 

    Banjir Kabupaten Madiun, 209 Warga Mengungsi 

    Madiun, beritajatim.com – Sebanyak 209 warga terdampak banjir luapan air Sungai Jerohan yakni wilayah Kecamatan Balerejo dievakuasi ke pengungsian pada Minggu (10/3/2024).

    Para lansia, balita, dan warga dengan penyakit kronis diprioritaskan terlebih dahulu dalam proses evakuasi. Petugas menggunakan perahu karet milik BPBD dan perahu seadanya yang terbuat dari pelepah pisang.

    Evakuasi dilakukan secara bergantian. Warga dibawa dari rumah yang terendam banjir ke titik tepi banjir, lalu selanjutnya dibawa ke tempat aman.

    Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun Agung Budiarto, warga harus diungsikan karena rumah mereka terendam air sejak Minggu dini hari.

    “Pantauan di lokasi, ketinggian air bisa mencapai 1,5 meter,” ujarnya.

    Agung menilai, jalan di desa dan di rumah warga letaknya lebih rendah. Sehingga ketinggian air menjadi cepat naik.

    “Dikhawatirkan debit air banjir di Kecamatan Balerejo semakin tinggi, warga juga harus kami ungsikan ke tempat yang aman,” pungkasnya.

    Dia mengatakan pihaknya segera mempersiapkan keperluan terkait.

    “Kami tengah menyiapkan dapur umum untuk kebutuhan logistik makanan warga yang terdampak banjir,” ujar Agung.

    Dapur umum untuk sementara ditempatkan di kantor kecamatan. Relawan dan Tagana sudah siap untuk memasak makanan.

    “Tapi ada kemungkinan dapur umum juga akan didirikan di tiap-tiap desa, supaya lebih dekat,” tuturnya.

    Agung menambahkan, paling lambat malam ini sudah ada kesiapan makanan jadi untuk didistribusikan kepada warga setempat.

    “Semoga segera terpenuhi, baik ke warga yang bertahan di rumah maupun ke pengungsian,” pungkas Agung. [fiq/but]

     

     

     

     

  • Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Madiun (beritajatim.com) – Pemkab Madiun bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Madiun, dan Lembaga Falakiyah NU Madiun melaksanakan Rukyatul Hilal di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo, Dusun Panggung, Desa/Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/3/2024) sore ini.

    Rukyatul Hilal itu untuk mengamati hilal guna menentukan awal puasa 2024. Pelaksanaan Rukyatul Hilal itu sesuai dengan surat dari Kemenag Madiun nomor B-773/Kk.13.34.6/HK.03.2/03/2024.

    Pengasuh Ponpes Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo KH Mas Sulthon mengatakan, pelaksanaan Rukyatul hilal dari Badan Hisab dan Rukyat Kabupaten Madiun beserta para undangan dan para santri dimulai pukul 15.30 WIB hingga selesai.

    “Lokasi pemantauan hilal ini tepatnya di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo Dusun Panggung Desa/Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun, ketinggiannya 175 meter diatas permukaan laut,” jelas Kyai yang aktif memberikan santunan pada anak-anak yatim itu.

    Dia mengharap kegiatan itu bisa berlangsung dengan lancar. Gus Thon tak lupa mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. “Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. Marhaban ya Ramadhan,” pungkas Gus Thon. [fiq/aje]

  • Hilal Belum Terlihat di Blitar, Puasa Ramadhan Insyaallah Hari Selasa

    Hilal Belum Terlihat di Blitar, Puasa Ramadhan Insyaallah Hari Selasa

    Blitar (beritajatim.com) – Hilal belum terlihat di Blitar. Dari pemantauan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Blitar dan Kota Blitar, posisi hilal saat ini masih berada di 0,37 derajat.

    Dengan hasil itu maka kemungkinan besar puasa ramadhan jatuh pada Selasa (12/03/24). Meski begitu, Kementerian Agama Kabupaten Blitar dan Kota Blitar masih menunggu hasil sidang isbat di Kemenag Pusat.

    “Karena perhitungan hisab posisi hilal itu masih sangat kecil kurang lebih hasil perhitungannya 0,37 derajat jadi masih kurang 1 derajat,” jelas Mun’im Sufufi, Kasi Penyelenggara Syariah Kemenag Blitar, Minggu (10/03/24).

    Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar sendiri melakukan Rukyatul Hilal di Bukit Banjarsari Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Hasil Rukyatul Hilal adalah posisi hilal saat ini masih jauh dibawah 3 derajat yakni 0,37 derajat.

    Hasil ini pun akan dilaporkan Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar ke Kementerian Agama RI sebagai pertimbangan dari dalam sidang isbat. Dengan hasil ini, kemungkinan puasa ramadhan juga jatuh pada Selasa (12/03/24) besok.

    “Semuanya (beberapa daerah di Indonesia) tadi hasil hisab masih di bawah 1 derajat,” tegasnya.

    Meski hasil rukyatul Hilal masih 0,37 derajat, namun Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar meminta seluruh masyarakat menunggu hasil sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah.

    “Kita menunggu hasil sidang isbat di Kementerian pusat barangkali nanti ada di tempat lain yang bisa melihat hilal berarti itu bisa menjadi dasar untuk menentukan awal Ramadhan,” bebernya. [owi/but]

  • Hilal Tak Terlihat di Bukit Condrodipo Gresik, Awal Bulan Ramadhan 1445 H Lusa

    Hilal Tak Terlihat di Bukit Condrodipo Gresik, Awal Bulan Ramadhan 1445 H Lusa

    Gresik (beritajatim.com) – Tim Balai Rukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tak melihat hilal di Bukit Condrodipo yang berlokasi di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik, Minggu (10/03/2024). Dengan tak terlihatnya hilal maka diputuskan awal Ramadan 1445 H lusa.

    Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik, M. Ersat mengatakan, dari hasil para perukyat tim Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tidak melihat hilal. Sehingga, awal Bulan Ramadhan diputuskan lusa.

    “Tim perukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tak melihat hilal sampai pukul 17.51 wib dan tidak terlihat hilal,” katanya, Minggu (10/03/2024).

    Usai tak melihat hilal, lanjut Ersat, tim Balai Rukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik menyerahkan hasilnya ke Kantor Pengadilan Agama.

    “Hasil ini langsung kami laporkan ke hakim pengadilan agama Gresik lalu dilanjutkan ke Kementrian Agama untuk segera ditindaklanjuti,” paparnya.

    Sementara itu, Ketua Tim Lembaga Falakiyah PCNU Gresik, Muchidin Hasan menuturkan, saat melakukan rukyat kondisi berawan dan mendung.

    “Hilal tak terlihat dan ini juga disaksikan oleh perukyat lainnya yang berada di Bukit Condrodipo Gresik,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, Bukit Condrodipo merupakan tempat rujukan nasional yang sudah puluhan kali dijadiikan tempat melihat rukyatul hilal. Bukit ini berada di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik. [dny/but]