Category: Beritajatim.com Regional

  • Kades Argoyuwono Malang Banjir Pesanan Hewan Kurban

    Kades Argoyuwono Malang Banjir Pesanan Hewan Kurban

    Malang (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Iduladha atau Hari Raya Kurban 1445 Hijriyah, para pedagang kambing dari kota Malang dan Surabaya mulai berdatangan ke Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

    Tingginya permintaan hewan kurban di Desa Argoyuwono itu, karena kambing di wilayah Kecamatan Ampelgading punya kualitas unggulan. Desa Argoyuwono juga menjadi sentra peternak kambing nomor satu di Malang.

    “Banyak pembeli dari luar kota untuk mendapatkan kambing-kambing bermutu dari sini. Saat ini kami sudah dapat pesanan sebanyak 200 ekor kambing dan 22 ekor sapi,” ungkap Purnomo, Kepala Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Selasa(14/5/2024).

    Menurut Kades yang puluhan tahun dikenal sebagai peternak dan pedagang kambing ini, dari jumlah itu, sementara hanya 150 ekor kambing yang masih bisa ia penuhi.

    “Untuk harga satu ekor kambing yang layak kurban mulai dari harga Rp 2,5 juta hingga Rp 6 juta. Sementara untuk harga satu ekor sapi, mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 25 juta,” beber Purnomo.

    Menurut Purnomo, harga kambing kurban saat ini masih terbilang normal. Artinya belum ada kenaikan harga yang signifikan. “Kenaikan harga kambing biasanya dua minggu sebelum Idul Adha. Itupun hanya dikisaran angka Rp 300 hingga Rp 500 ribu saja per satu ekor,” tugasnya.

    Kepala Desa Argoyuwono, Purnomo.

    Sementara itu, seorang peternak kambing di Desa Argoyuwono menambahkan, kambing dari Desa Argoyuwono sudah banyak yang terjual jauh hari sebelum datangnya Hari Raya Idul Adha pada 16 Juni 2024 mendatang.

    Para pedagang itu melakukan transaksi jual beli langsung kepada para peternak di desa setempat. “Itu khusus di Desa Argoyuwono ya, untuk di desa yang lain saya kurang paham,” katanya.

    Peternak kambing yang sudah dibilang sukses, selain Purnomo Kades Argoyuwono ada juga beberapa warga lain, meski pendapatannya masih jauh dibanding Purnomo. “Populasi kambing di wilayah Kecamatan Ampelgading saat ini lebih dari 20 ribu ekor,” pungkasnya. [yog/but]

  • Mobil Masuk Jurang di Kawasan TNBTS, Bupati Malang Turun Tangan

    Mobil Masuk Jurang di Kawasan TNBTS, Bupati Malang Turun Tangan

    Malang (beritajatim.com) – Kecelakaan maut di area kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) area Coban Trisula, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, memantik reaksi Bupati Malang HM Sanusi bertindak.

    Politisi PDI Perjuangan itu segera melakukan evaluasi menyeluruh terkait kondisi jalan disepanjang kawasan TNBTS.

    Sanusi mengatakan, dirinya segera berkoordinasi dengan pusat, karena jalan tersebut adalah jalan nasional yang notabenenya kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI).

    “Jadi kewenangannya Kementerian PUPR, bukan kewenangan Pemkab Malang. Makanya nanti kami koordinasikan dulu,” tegas Sanusi, Selasa (14/5/2024).

    Usulan yang akan dikoordinasikan adalah mengenai pengamanan. Supaya jalan yang sudah sering memakan korban itu, lanjut Sanusi, bisa diberikan rambu-rambu yang cukup. Sehingga ketika gelap, pengendara bisa berhati-hati.

    HM Sanusi Bupati Malang

    Tak hanya rambu-rambu lalulintas, Sanusi juga menyebut, akan disediakan PJU (penerangan jalan umum). Namun, hal itu perlu adanya kordiniasi lintas sektor. Baik dengan PUPR, Dishub, Kepolisian, TNBTS dan Perhutani.

    “Kalau memang jalannya gelap, nanti kami akan pasangi lampu penerangan jalan umum (PJU). Tentunya perlu koordinasikan dengan TNBTS dan Perhutani juga,” ujarnya.

    Besok atau lusa, dirinya mengaku akan melakukan peninjauan tempat kejadian perkara (TKP). Survei tersebut ditujukan untuk menentukan apa saja yang perlu dibenahi.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, rombongan mobil Toyota Fortuner dengan nomor polisi B-1683-TJG mengalami kecelakaan maut di kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) area Coban Trisula, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Senin (13/5/2024) malam sekitar pukul 18.30 WIB.

    Akibat dari kejadian itu, sembilan orang menjadi korban, empat diantaranya meninggal dunia. (yog/ted)

  • Sopir Bus Maut SMK Lingga Kencana Ditetapkan Tersangka, Terancam 12 Tahun Penjara!

    Sopir Bus Maut SMK Lingga Kencana Ditetapkan Tersangka, Terancam 12 Tahun Penjara!

    Subang (beritajatim.om) – Kecelakaan tragis yang menimpa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) terus bergulir. Kini, sang sopir bus pariwisata Putra Fajar yang mengangkut para siswa, Sadira, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian pada Selasa (14/5/2024) dini hari.

    Penetapan status tersangka terhadap Sadira dilakukan setelah serangkaian pemeriksaan intensif dan pengumpulan bukti yang cukup oleh pihak berwajib. Polisi tidak menutup kemungkinan adanya tersangka lain yang terlibat dalam peristiwa memilukan ini.

    Hasil Olah TKP dan Pemeriksaan Mendalam

    Tim penyelidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa 13 saksi, dan melakukan pemeriksaan fisik terhadap bus. Hasil olah TKP menunjukkan tidak adanya bekas pengereman yang signifikan, hanya bekas gesekan pada badan kendaraan di lokasi kejadian.

    “Pemeriksaan lebih lanjut yang melibatkan ahli dari ATPM dan penguji dari Dinas Perhubungan mengungkap empat fakta penting,” ungkap Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Wibowo.

    Berdasarkan temuan tersebut, Kepolisian menetapkan Sadira, sopir bus asal Bekasi, sebagai tersangka. Ia disangkakan Pasal 310 ayat 4 dan ayat 2 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Hukuman Maksimal 12 Tahun Penjara

    Kombes Pol Wibowo menegaskan bahwa Sadira terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun dan denda sebesar 24 juta rupiah.

    Kasus ini menjadi pengingat keras bagi semua pihak terkait keselamatan dalam berkendara, khususnya dalam penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti outing class atau perpisahan sekolah. Penyelenggara kegiatan harus memastikan kelayakan kendaraan dan kondisi kesehatan pengemudi untuk meminimalisir risiko kecelakaan. [aje]

  • Alat Vital Hilang saat Operasi, Ini Penjelasan RSUD Bangil

    Alat Vital Hilang saat Operasi, Ini Penjelasan RSUD Bangil

    Pasuruan (beritajatim.com) – Nasib seorang lansia di Kabupaten Pasuruan sangat tragis setelah melakukan operasi di RSUD Bangil. Lansia bernama Subandi (55) ini kehilangan alat vitalnya.

    Dari keterangannya, Subandi dioperasi oleh dokter dari RSUD Bangil tanpa ada keterangan persetujuan darinya. Hal ini yang kemudian membuat pria tersebut resah dan tak bisa memuaskan hasrat istrinya.

    “Saya sudah tiga bulan ini tidak menyentuh istri saya, karena sebelumnya saya takut untuk memberitahunya. Akhirnya belakangan ini ketahuan kalau “telur” saya sudah nggak ada,” jelas Subandi saat ditemui di RSUD Bangil, Selasa (14/5/2024).

    Subandi juga mengatakan, dia telah melakukan beberapa upaya untuk membujuk istrinya. Bahkan sebelumnya Subandi sudah melakukan beberapa cara untuk pengobatan alternatif.

    Namun upayanya tersebut tak membuahkan hasil sehingga dirinya dikucilkan oleh istrinya. “Masalahnya ini saya juga baru saja menikah, selama menikah itu saya belum pernah menyentuh istri saya dan istri saya marah,” imbuhnya.

    Sementara itu, pihak RSUD Bangil melalui Humas, Hayyat mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan operasi sesuai dengan prosedur. Bahkan dia juga memastikan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien yang bernama Subandi tersebut benar-benar dinyatakan sembuh.

    “Kami sudah melakukan operasi sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Bahkan saat sebelum dilakukan operasi, kami sudah meminta persetujuan kepada pihak keluarga, yakni anaknya. Karena yang bersangkutan berada di ruang ICU,” jelasnya.

    Hayyat juga menjelaskan kejadian tersebut sudah berlangsung delapan bulan lamanya. Namun selama tiga bulan belakangan, pasien telah menikah lagi dan hal tersebut yang akhirnya menimbulkan permasalahan. [ada/beq]

  • Mobil Masuk Jurang di Kawasan TNBTS, Bupati Malang Turun Tangan

    Pengemudi Mobil Masuk Jurang Coban Trisula Istri Pemilik Mastour

    Malang (beritajatim.com) – Pengemudi mobil Toyota Fortuner No. Pol. B-1683-TJG, Imriti Yasin Ali Rahbini (51), warga Gunungsari Indah B/16 Rt. 01/06 Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya, mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di jurang Coban Trisula, Poncokusumo, Kabupaten Malang. Imriti diketahui merupakan istri dari pemilik Travel Haji Mastour.

    Imriti adalah wanita asal Kabupaten Malang yang sukses berbisnis di Surabaya. Jasad Imriti dimakamkan di Desa Karangsari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

    Sebelum dimakamkan, ratusan warga desa ikut mensolati jenasah Imriti di masjid Jami desa setempat.

    H. Andi Ghozali yang mengaku kerabat dekat korban kecelakaan menjelaskan, satu penumpang adalah masih berkerabat dekat.

    “Bu Im (Imriti-red) mengantar sambang besan ke Lumajang. Yang menikah adalah anak kedua dari Bu Sulimah, karena sepasar menyambangi besannya,” tutur Ghozali, Selasa (14/5/2024) siang usai pemakaman.

    Menurut Ghozali, Imriti sering membawa mobil sendiri. Karena suaminya saat ini masih berada di Mekkah, Arab Saudi.

    “Suami Bu Im ini kan pengusaha travel haji dan umroh Mastour, Abah Sarkowi namanya. Beliau ini saat ini masih ada di Mekkah. Karena hari harinya memang ada di Mekkah. Pemilik perusahaan besar di Mekkah,” terang Ghozali.

    Adapun identitas 9 korban dalam kecelakaan tersebut yakni :

    1. IMRITI YASIN ALI RAHBINI (Pengemudi). Umur 51 tahun alamat Gunungsari Indah B/16 Rt. 01/06 Kel. Kedurus Kec. Karangpilang Kota Surabaya mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di TKP.

    2. MOCH. MUSHILI IRVANI, (Penumpang). Umur 33 tahun, alamat Jl. Hayam Wuruk Rt. 01/01 Ds. Gondanglegi Wetan Kec. Gondanglegi Kab. Malang, mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di TKP.

    3. TUTIK KUNTIARINI (Penumpang) warga Jl. Hayam Wuruk Rt. 01/01 Ds. Gondanglegi Wetan Kec. Gondanglegi Kab. Malang, mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di TKP.

    4. SULIMAH (Penumpang). Umur 50 tahun warga Jl. Hayam Wuruk Rt. 01/01 Ds. Gondanglegi Wetan Kec. Gondanglegi Kab. Malang, mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia dalam perjalanan ke Rs. Sumbersentosa Tumpang.

    5. SITI AMINAH (Penumpang). Umur 30 tahun warga Jl. Hayam Wuruk Rt. 01/01 Ds. Gondanglegi Wetan Kec. Gondanglegi Kab. Malang mengalami luka pada wajah dan punggung dirawat di Rs. Sumbersentosa Tumpang.

    6. FATIN (Penumpang). Umur 33 tahun warga Gunungsari Indah B/16 Rt. 01/06 Kel. Kedurus Kec. Karangpilang Kota Surabaya mengalami patah tulang kaki kanan dan dirawat di Rs. Sumbersentosa Tumpang.

    7. NAFLA SYAKIRA (Penumpang), umur 8 tahun. Pelajar d/a. Gunungsari Indah B/16 Rt. 01/06 Kel. Kedurus Kec. Karangpilang Kota Surabaya mengalami patah tulang kaki kiri dan dirawat di Rs. Sumbersentosa Tumpang.

    8. NAILA SALSABILA (Penumpang). Umur 6 tahun Pelajar d/a. Gunungsari Indah B/16 Rt. 01/06 Kel. Kedurus Kec. Karangpilang Kota Surabaya mengalami patah tulang kaki kanan dan dirawat di Rs. Sumbersentosa Tumpang.

    9. HAFIS MUHAMMAD RAFIF AFKARI (Penumpang). Umur 7 tahun Jl. Hayam Wuruk Rt. 01/01 Ds. Gondanglegi Wetan Kec. Gondanglegi Kab. Malang, mengalami patah tulang kaki kanan dan dirawat di Rs. Sumbersentosa, Tumpang, Kabupaten Malang.

    [yog/beq]

  • 16 Proyek Irigasi Pemkab Mojokerto Rp11 Miliar Masuk Lelang

    16 Proyek Irigasi Pemkab Mojokerto Rp11 Miliar Masuk Lelang

    Mojokerto (beritajatim.com)– Sebanyak 16 proyek prioritas pembangunan dan peningkatan irigasi untuk menunjang ketahanan pangan di Kabupaten Mojokerto segera bergulir. Pengerjaan kontruksi irigasi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) ini ditarget akan berlangsung selama lima bulan kedepan.

    Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Alam (SDA), DPUPR Kabupaten Mojokerto, Rois Arif Budiman mengatakan, pengerjaan dimulai bulan Juni hingga Oktober 2024 mendatang. “Progres sekarang masih tahap lelang, untuk totalnya ada 16 kegiatan pengerjaan kontruksi maupun peningkatan irigasi sudah proses semuanya,” ungkapnya, Selasa (14/5/2024).

    Jika tidak ada kendala seluruh proses lelang pengumuman pemenang tender dan realisasi pada awal Juni 2024. Pengerjaan masing-masing bervariasi menyesuaikan kondisi di lapangan, namun maksimal lima bulan sampai Oktober. Pembangunan irigasi tersebut berdasarkan proyek usulan prioritas sesuai yang dibutuhkan masyarakat.

    “Terlebih peningkatan irigasi diinginkan masyarakat khususnya untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus sebagai upaya pengendalian banjir. Semuanya prioritas karena kan disamping untuk menunjang ketahanan pangan, kita juga memberikan pelayanan terkait irigasi. Apalagi tantangan sekarang kan multifungsi, artinya juga irigasi dan tentang pengendalian banjir,” katanya.

    Rois menjelaskan, jika besarnya anggaran pembangunan irigasi tersebut bervariasi, yakni dengan pagu terendah senilai Rp300 juta hingga paling banyak mencapai Rp900 juta. Total anggaran 16 pengadaan pembangunan irigasi di Kabupaten Mojokerto Tahun 2024, kurang lebih sekitar Rp11 miliar.

    “Pengerjaan diharapkan segera terealisasi sehingga dapat dimanfaatkan langsung khususnya petani dan masyarakat setempat. Semakin cepat, semakin baik karena juga menyesuaikan waktu bertani, supaya nanti yang membutuhkan itu semoga bisa bermanfaat. Semuanya untuk menunjang irigasi masyarakat,” pungkasnya.

    Sebanyak 16 proyek irigasi ini seperti bangunan pembawa irigasi-kontruksi- peningkatan jaringan irigasi D.I Bendet, irigasi Kemiri dan Bendung Sudimoro. Bangunan pembawa irigasi-kontruksi- rehabilitasi irigasi D.I Mantung, irigasi D.I Kanigoro, D.I Lebak Sumengko, D.I Janjing serta irigasi Sumbersari II.

    Irigasi Bendung Trimo, irigasi Bendung Kemloko, Bendung Mojogeneng, Bendung Ngungkung, Bendung Bringin, Bendung Mojolegi, Bendung Tempuran dan Bendung Cakarayam. [tin/aje]

  • Ibu Anak Korban Mobil Masuk Jurang Dimakamkan Berdampingan

    Ibu Anak Korban Mobil Masuk Jurang Dimakamkan Berdampingan

    Malang (beritajatim.com) – Suasana duka menyelimuti pemakaman ibu dan anak korban kecelakaan mobil masuk jurang di Hutan Coban Trisula kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

    Kedua korban meninggal dunia di lokasi kejadian atas nama Sulimah (57), warga Jalan Hayam Wuruk RT 01 RW 01 Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Serta Muhammad Mushili Irfani (33), anaknya.

    Kedua korban dimakamkan berdampingan di pemakaman umum Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (14/5/2024) pagi. Ratusan pentakziah turut mengantarkan jenasah ibu dan anak ke tempat peristirahatan terakhir.

    Diketahui, laka tunggal di jalan ekstrem wilayah Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang itu terjadi saat rombongan mobil baru saja pulang menghadiri acara pernikahan di daerah Lumajang, Jawa Timur.

    Menurut H.Andi Ghozali, Kerabat korban menjelaskan, Bu Sulimah sudah ia anggap seperti ibu dan keluarganya sendiri. Pasalnya, Sulimah sudah ikut bekerja dengan dirinya sejak lama. Kabar duka itu terjadi ketika rombongan mobil, baru saga pulang dari Lumajang.

    “Bu Sulimah punya anak dua, satu yang meninggal dalam kecelakaan itu, dan satunya namanya Elli, baru saja menikah dapat besan orang Lumajang. Pernikahan baru Senin kemarin. Kalau orang Jawa bilang kunjungan sepasar ke rumah besan,” kata Abah Ghozali, Selasa (14/5/2024) siang usai pemakaman.

    Satu rombongan dalam mobil yang masuk jurang itu masih kerabat dekat Abah Ghozali. Karena sebelum kejadian pada sore hari, rombongan juga masih mengabarkan posisinya baik baik saja.

    “Sore sekitar pukul tiga atau empat masih berkirim kabar dan posisi, rombongan juga kirim kabar melalui whatsapp makan direstoran,” tuturnya.

    Nahas, ketika pulang melintasi kawasan hutan Coban Trisula, mobil yang dikendarai korban masuk jurang. “Yang mengendarai Bu Imritih, masih kerabat kita juga. Kalau kronologis saya nggak tahu persis, apa laka tunggal atau ada masalah di kendaraannya, saya dengar jatuh ke jurang, karena ini bukan lintasan umum tapi lintasan wisata. Idealnya kan memang lewat arah Ampelgading, Pronojiwo dan Gondanglegi,” ucap Ghozali. [yog/beq]

  • Direlokasi, Ratusan Pedagang Pasar Tumpah Templek Blitar Protes ke DPRD

    Direlokasi, Ratusan Pedagang Pasar Tumpah Templek Blitar Protes ke DPRD

    Blitar (beritajatim.com) – Ratusan pedagang Pasar Tumpah Templek Kota Blitar menggeruduk kantor DPRD Kota Blitar, Selasa (14/05/24) pagi. Usai berjualan, ratusan pedagang tersebut langsung mendatangi gedung DPRD Kota Blitar untuk menyuarakan aksi protes.

    Protes ini dilayangkan karena para pedagang tidak terima direlokasi oleh pihak Pasar Templek dan Pemkot Blitar. Pedagang menganggap lokasi relokasi yang disiapkan oleh Pemkot Blitar tidak layak.

    Lokasi relokasi untuk pedagang pasar tumpah dianggap terlalu sempit. Karena setiap pedagang hanya diberikan luasan 1 X 1,5 meter.

    Belum lagi lokasi berjualan yang baru ini belum dipaving. Sehingga dagangan pedagang menjadi kotor akibat terkena debu.

    “Akses masuk sempit dan macet sehingga pembeli enggan atau malas untuk mengunjungi lapak kami, khususnya pedagang ethek (pedagang sayur keliling) menjadi jarang membeli karena sepeda motornya tidak bisa masuk hingga ke area lapak,” Lukman Hakim, Ketua Paguyuban Pasar Tumpah Templek Kota Blitar, Selasa (14/05/24).

    Selain itu, para pedagang juga mengeluhkan soal lokasi relokasi yang sudah banyak diisi oleh warga sekitar. Sehingga terjadi konflik horizontal antar pedagang.

    “Kami memohon izin untuk bisa difasilitasi ke tempat yang baru agar bisa menampung semua anggota paguyuban dan akses jalan yang memadai sehingga pelanggan kami bisa mengakses dan menjangkau lapak kami,” bebernya.

    Menurut pedagang sejak direlokasi, omzet mereka turun drastis. Lokasi yang tidak strategis membuat para pelanggan pasar tumpah banyak yang lari (enggan kembali membeli) .

    “Kalau omzet jelas turun biasanya 400 ribu kini 200 ribu aja bersyukur,” kata salah seorang pedagang.

    Para pedagang pun meminta agar dicarikan tempat yang lebih strategis dibandingkan di jalan Kaca Piring. Kalau diizinkan para pedagang ini memilih berjualan di halaman Pasar Legi yang dianggap lebih luas dan strategis.

    Sebelumnya Pemkot Blitar merelokasi 260 pedagang pasar tumpah yang biasa berjualan di Jalan Anggrek ke jalan Kaca Piring. Pemindahan ini dilakukan sejak tanggal 8 Mei 2024 lalu.

    Bukannya menuai pujian dan respon positif, langkah Pemkot Blitar ini justru diprotes oleh ratusan pedagang. [owi/aje]

  • 4 Kupu-kupu Malam Diamankan Polsek Prigen, Ini Sebabnya!

    4 Kupu-kupu Malam Diamankan Polsek Prigen, Ini Sebabnya!

    Pasuruan (beritajatim.com) – 4 perempuan pekerja seks komersial alias kupu kupu malam diamankan Polsek Prigen. Keempat perempuan ini diamankan setelah petugas mendapat laporan adanya kegiatan prostitusi.

    Menurut Kapolsek Prigen, AKP Sugiyanto mengatakan bahwa keempat perempuan ini diamankan pada Rabu (7/5/2024). Para kupu-kupu malam ini diamankan di tempat kos yang ditinggalinya.

    “Keempat orang ini kami amankan setelah kami mengetahui adanya kegiatan prostitusi melalui aplikasi. Keempatnya diamankan saat melakukan transaksi dengan pelanggannya, di Villa lingkungan Tretes, Kecamatan Prigen,” jelas Sugiyanto, Selasa (14/5/2024).

    Sugiyanto juga menjelaskan bahwa saat diamankan keempat perempuan tersebut menjajakan dirinya dengan tarif Rp 300 ribu. Dari hal tersebut, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa uang tunai milik pelanggannya sebesar Rp 1,2 juta.

    Diketahui keempat kupu-kupu malam tersebut bukan dari wilayah Kabupaten Pasuruan. Melainkan dua di wilayah Jawa Timur dan dua lainnya di wilayah Jawa Barat.

    Menurut informasi keempat perempuan tersebut yakni, Wahyuni (37) warga Sidoarjo, Niken Putri Anisa (22) warga Kabupaten Malang. Sementara dua lainnya yakni Sarifah (22) warga Ciamis, dan Ratini (19) warga Cirebon.

    Sugiyanto menjelaskan bahwa keempat kupu-kupu malam tersebut dijerat dengan pasal 19 Jo 14 huruf a Perda Kabupaten Pasuruan No. 3 Tahun 2017 tentang penanggulangan pelacuran. “Keempat perempuan tersebut langsung kami lakukan sidang tindak pidana ringan. Dengan putusan denda yang harus dibayar oleh pelaku,” tutupnya. [ada/aje]

  • Dampak Laka Maut Siswa SMK Lingga Kencana, Kemendikbud Didesak Batasi Outing Class

    Dampak Laka Maut Siswa SMK Lingga Kencana, Kemendikbud Didesak Batasi Outing Class

    Jakarta (beritajatim.com) – Kecelakaan tragis menimpa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) yang menelan 11 korban jiwa menyisakan trauma mendalam. Atas peristiwa ini desakan kepada Kemendikbud untuk melakukan kebijakan pembatasan outing class menguat.

    Termasuk dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dari KPAI mendesak Kemendikbudristek segera mengeluarkan edaran pembatasan kegiatan outing class atau perpisahan siswa di luar kota.

    Kecelakaan nahas ini terjadi saat rombongan pelajar dan guru SMK Lingga Kencana dalam perjalanan pulang dari acara perpisahan di Bandung. Bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di Ciater, Subang.

    KPAI Desak Pembatasan Outing Class

    Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Aris Adi Leksono, angkat bicara terkait peristiwa ini. Ia menyerukan Kemendikbudristek untuk mengambil langkah tegas dengan menerbitkan edaran pembatasan outing class.

    “Kasus ini menjadi pelajaran penting. Kecelakaan massal seperti ini, dengan korban anak, berulang kali terjadi pada momen outing class atau perayaan kelulusan di luar kota,” ungkap Aris melansir portal resmi Nahdlatul Ulama Selasa (14/5/2024).

    Leksono menekankan pentingnya aspek keselamatan dalam penyelenggaraan outing class. Ia mengingatkan sekolah untuk selektif dalam memilih transportasi, tidak hanya berdasarkan harga murah, namun juga memastikan kelayakan dan keamanan kendaraan untuk perjalanan siswa.

    “Sekolah harus memprioritaskan keselamatan peserta didik. Jangan sampai demi murahnya biaya, mereka mengabaikan keselamatan anak,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Leksono juga mempertanyakan substansi dan manfaat dari kegiatan outing class yang kerap kali dilaksanakan di luar kota. Ia menghimbau sekolah untuk mempertimbangkan dengan matang lokasi dan kegiatan yang diselenggarakan, dan memastikan bahwa kegiatan tersebut memiliki keterkaitan yang jelas dengan materi pembelajaran.

    Aspek Keselamatan dan Substansi Kegiatan Harus Diperhatikan

    “Perlu dipertimbangkan benar-benar aspek keselamatan anak, dan apa substansi dari outing class itu untuk menunjang anak,” jelas Leksono.

    Klarifikasi dari Pihak Sekolah

    Sementara itu, dari pihak SMK Lingga Kencana, Dian Nurfarida selaku Ketua Bidang Informasi Yayasan Kesejahteraan Sosial menjelaskan bahwa acara perpisahan di Bandung merupakan agenda tahunan yang telah disepakati antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Pemilihan tempat dan transportasi pun telah melalui proses pertimbangan dan survei yang matang.

    “Kami sudah menggunakan perusahaan otobus resmi dan berusaha memberikan yang terbaik untuk murid-murid kami,” ujar Dian.

    Kecelakaan ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak terkait keselamatan siswa dalam kegiatan sekolah. Diharapkan Kemendikbudristek dapat segera merespon desakan KPAI dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko kecelakaan dalam kegiatan outing class. [aje]