Category: Beritajatim.com Regional

  • Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Calon Jemaah Haji (CJH) Banyuwangi tahun ini berjumlah 1238 orang. Mereka tergabung dalam kloter 57, 58, 59, dan 60 dijadwalkan berangkat mulai 26 Mei 2024 dari embarkasi Surabaya.

    Dari jumlah itu, terdapat 282 jemaah lansia yang berusia di atas 65 tahun. Sementara, CJH usia tertua adalah Samiran (99) asal Kecamatan Sempu. Sedangkan yang termuda adalah Havid Nur Yasin (19) asal Kecamatan Srono.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berpesan agar para CJH saling menjaga. Termasuk kesehatan jemaah selama menjalani ibadah rukun Islam kelima tersebut.

    “Saya minta para jemaah selama berada di Arab Saudi, untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain. Jaga kesehatan semua dari sekarang agar bisa berangkat dan beribadah dengan baik,” ungkap Bupati Ipuk.

    Tak lupa, kata Ipuk, menitipkan doa kepada para jemaah. Mendoakan Banyuwangi agar selalu selamat dan sejahtera.

    “Jangan lupa juga saat salat atau ketika berada di tempat-tempat mustajab, untuk mendoakan Banyuwangi agar selalu diberi keselamatan dan kesejahateraan. Mohon doakan Banyuwangi menjadi daerah yang dirahmati Allah SWT,” tambah Ipuk.

    Selain itu, Ipuk juga berharap agar jemaah haji bisa menjadi duta bagi Banyuwangi. Saat haji akan berkumpul dengan jemaah dari seluruh daerah di Indonesia, bahkan mungkin akan berinteraksi dengan berbagai negara. Itu bisa menjadi momen untuk memperkenalkan Banyuwangi.

    “Para jemaah bisa menjadi duta untuk mengabarkan berbagai hal yang baik tentang Banyuwangi. Berikan jawaban yang baik ketika ada jemaah dari daerah lain yang menanyakan tentang Banyuwangi,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Chaironi Hidayat, mengatakan manasik haji bertujuan untuk memantapkan kesiapan jemaah. Dalam manasik haji, calon jemaah diajarkan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.

    “Seperti rukun haji, persyaratan, hal wajib, hal yang disunahkan, maupun hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan ibadah haji,” katanya.  [rin/aje]

  • Ribuan Peninggalan Kuno Banyuwangi Tersimpan di Kolektor, Ada Lontar Sritanjung

    Ribuan Peninggalan Kuno Banyuwangi Tersimpan di Kolektor, Ada Lontar Sritanjung

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Ribuan koleksi sejarah peninggalan masa kerajaan Blambangan yang kini menjadi Banyuwangi tersimpan di sebuah rumah. Letaknya di Jalan Widuri, No. 21, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

    Kini, lokasi itu diberi nama Omahseum yang diinisiasi oleh seorang kolektor bernama Thomas Racharto. Dia merupakan seorang kolektor yang banyak mengoleksi benda-benda kuno sejak 1971.

    Setelah bergelut puluhan tahun, Thomas memiliki tak kurang dari 1.200 koleksi. Jumlahnya bermacam-macam, ada peninggalan yang berusia ratusan tahun bahkan ada yang sejak Abad 13.

    Ribuan artefak Balambangan kuno seperti lingga, kendi, manik-manik, kitab kuno, keris, pedang, sampai fosil-fosil tersaji di Omahseum. Salah satunya yang menarik adalah naskah kuno Lontar Sritanjung.

    “Ini akan diajukan oleh Perpustakaan Daeran sebagai IKON (Ingatan Kolektif Nasional) ke Perpustakaan Nasional,” kata Thomas.

    Lontar Sritanjung adalah naskah yang diyakini sebagai legenda asal usul nama Banyuwangi. Naskah ini merupakan koleksi langka dan memiliki arti penting bagi sejarah dan kepercayaan masyarakat Blambangan.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi inisiatif adanya Omahseum itu. Menurutnya, hal tersebut menjadi sarana edukatif dan destinasi wisata baru.

    “Saya sangat senang atas inisiatif Pak Thomas Racharto dan keluarga. Ini dedikasi yang penting untuk wahana edukasi dan wisata sejarah bagi siapa saja yang ingin mengenal Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Ipuk menyebutkan, pemerintah daerah siap untuk mengintegrasikan Omahseum dalam program-program promosi pariwisata di ujung timur Jawa ini. Apalagi, letak Omahseum yang berada di jalur wisata menuju ke Ijen dan Desa Adat Osing Kemiren.

    “Masyarakat bisa menikmatinya sejumlah museum. Selain di Museum Blambangan dan Museum PIGGI (Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen), juga bisa ke Omahseum,” pungkas Ipuk. [rin/aje]

  • Renang Sebrangi Waduk Kedungbendo,  Pria Gunungsari Ngawi Tenggelam

    Renang Sebrangi Waduk Kedungbendo, Pria Gunungsari Ngawi Tenggelam

    Ngawi (beritajatim.com) – Pria 36 tahun di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tenggelam di Waduk Kedungbendo di desa setempat pada Minggu (19/5/2024) pukul 14.00 WIB

    Pria bernama Harto Sudiro itu menyeberangi waduk dengan berenang sebelum dikabarkan tenggelam. Kejadian itu pertama diketahui oleh sejumlah pemancing di sekitar waduk. Warga kemudian melapor ke kepala desa dan dilanjutkan melapor ke polisi.

    Petugas kemudian meminta tolong Damkar Ngawi dan BPBD Ngawi untuk upaya pencarian dengan menggunakan stau unit perahu landing craft rubber (LCR). Namun, sampai pukul 16.00 WIB korban belum ditemukan

    Kades Gunungsari Minto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa Harto tenggelam. Dari keterangan sejumlah warganya, Harto diketahui memanen jagung di lahan seberang waduk. Harto mengajak kedua anaknya ke lahan dan berangkat menyeberang menggunakan perahu getek.

    “Nah, ternyata air yang dibawa ketinggalan. Nah, korban ini kemudian berenang menyeberang. Namun, diduga korban ini kelelahan sebelum kembali mengambil minum. Sampai akhirnya tenggelam di tengah waduk,” kata Minto di lokasi kejadian.

    Minto mengatakan, jarak lokasi air minum milik korban sampai lahan di seberang waduk kurang lebih 50 meter. Pihaknya masih berupaya mencari dengan menggunakan LCR dan mengaduk air waduk. “Semoga segera diketemukan,” pungkas Minto. [fiq/aje]

  • Kronologi Speedboat Tabrakan di Telaga Sarangan Magetan, 1 Luka, HP Penumpang Nyebur

    Kronologi Speedboat Tabrakan di Telaga Sarangan Magetan, 1 Luka, HP Penumpang Nyebur

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan speedboat terjadi di Telaga Sarangan, Kelurahan Sarangan Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, pada Minggu (19/5/2024) sekitar pukul 07.19 WIB. Akibat kejadian ini, satu orang mengalami luka memar dan satu unit handphone merk IPhone 14 Plus milik penumpang jatuh ke telaga.

    Kecelakaan ini melibatkan tiga speedboat, yaitu speedboat yang dikendarai Susanto (56), speedboat yang dikendarai Danang (35) sekaligus ditumpangi Thesa Anisa Wahyudi (27) warga Desa Luworo Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun.

    “Kronologi kejadian berawal saat saudara Danang menghentikan speedboatnya di depan Hotel Kintamani untuk memfoto Thesa, salah satu penumpangnya. Pada saat yang sama, speedboat yang dikendarai Susanto menabrak speedboat Danang dari belakang,” kata Kasi Humas Polres Magetan Kompol Budi Kuncahyo.

    “Akibat benturan tersebut, Danang terjatuh ke Telaga Sarangan dan mengalami luka memar pada bagian pantat. Beruntung, Danang berhasil diselamatkan dan dilarikan ke RSUD Magetan untuk mendapatkan perawatan medis,” tambah Kuncahyo.

    Sementara itu, Thesa yang berada di dalam speedboat Danang tidak terjatuh ke telaga. Namun, HP miliknya yang dibawa untuk berfoto tercebur ke dalam telaga.

    “Kasus kecelakaan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan dan melalui paguyuban perahu Sarangan. Pihak Susanto mengganti HP Thesa yang jatuh ke telaga dengan uang tunai dan membuat surat pernyataan,” pungkasnya. [fiq/ted]

     

  • Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Secara resmi KH. Muhaimin Asmuni menempati posisi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan itu berdasarkan keputusan melalui Musyawarah Daerah X di Aula Kantor Kementerian Agama Banyuwangi.

    KH. Muhaimin Asmuni terpilih setelah 11 tim formatur mengambil keputusan. Mereka terdiri dari tiga orang pengurus lama, empat orang Ketua MUI Kecamatan, dua orang perwakilan pesantren dan dua orang utusan Ormas Islam.

    “Saya tidak menyangka akan mengemban amanat ini. Semoga kami mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap KH. Muhaimin Asmuni.

    Sosoknya bukanlah orang sembarangan. Kini, Kiai Asmuni begitu biasa disapa merupakan Pengasuh Pesantren Manbaul Hikam, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.

    Dia juga dikenal sebagai ulama yang memiliki keilmuan mumpuni di bidang agama. Sosok kelahiran 1957 itu, mendapatkan pendidikannya di Saudi Arabia sejak 1977.

    Setelah menamatkan strata satunya di Universitas Madinah pada 1984, Kiai Asmuni lantas mengabdikan diri di Banyuwangi. Sejumlah posisi di pendidikan pernah diembannya.

    Salah satunya menjadi dosen di IAI Ibrahimy, Genteng dan menggelar pengajian di kediaman mendiang istrinya di Genteng pula.

    “Semoga kami bisa melanjutkan program-program yang baik dari kepengurusan sebelumnya dan melakukan hal-hal lain yang lebih baik lagi,” terang Kiai Asmuni.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka Musyda X MUI tersebut, berharap kepengurusan ke depan dapat menjadi oase di tengah umat muslim Banyuwangi.

    “MUI bisa menjadi rumah besar yang bisa menaungi seluruh elemen umat Islam di Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Tidak hanya itu, kata Ipuk, MUI bisa terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam menjalankan program-program kemasyarakatan yang telah dicanangkan.

    “Selama ini, MUI telah banyak berkontribusi dalam mendukung program-program pemda. Kami berharap hal ini terus kita jalin,” kata Ipuk.

    Struktur MUI Banyuwangi periode 2024-2029 sendiri akan disusun selambat-lambatnya hingga 30 hari mendatang.

    “Akan disusun oleh ketua terpilih dan formatur,” terang Sekretaris Formatur, Abdul Azis. [rin/aje]

  • Kenal Via MiChat, 5 Pasangan Diciduk Petugas Gabungan Polres Tuban

    Kenal Via MiChat, 5 Pasangan Diciduk Petugas Gabungan Polres Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 5 pasangan belum menikah terciduk di kamar hotel saat malam mingguan, diduga pasangan tersebut kenal dari via aplikasi MiChat.

    Kasat Samapta Polres Tuban AKP Nanang Fendi Dwi Susanto mengatakan, bahwa petugas gabungan dari Sat Samapta Polres Tuban, Kodim 0811 Tuban, Satpol PP dan Damkar Kab. Tuban, Subdenpom V/2-4 Tuban dan LLAJ DLHP Kabupaten Tuban melaksanakan cipta kondisi dalam rangka pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Kabupaten Tuban.

    “Ada lima pasangan bukan suami istri yang diamankan oleh petugas gabungan pada kegiatan operasi,” ujar AKP Nanang sapanya.

    Identitas kelima pasangan tersebut yakni 1. HS (24) laki-laki asal Brondong Lamongan bersama WL (23) perempuan asal Karawang Timur.
    2. LS (44) laki-laki asal Kebonjeruk Jakarta Barat bersama IYD (36) perempuan asal Singgahan Tuban.
    3. FAZ (23) laki-laki asal Menganti Gresik bersama IP (21) perempuan asal Palang Tuban.
    4. MF (33) laki-laki asal Palang Tuban bersama NH (25) perempuan asal Brondong Lamongan.
    5. ZDP (22) laki-laki asal Jogoroto-Jombang bersama NF (21) perempuan asal Asembagus-Situbondo.

    Ia menjelaskan, dari kelima pasangan itu diamankan di 2 lokasi yang berbeda, yakni di Hotel 77 di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding dan Hotel Dinasty di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu.

    “Informasi dari masyarakat yang diamankan ini ada pengguna MiChat,” paparnya.

    Dari kelima pasangan itu kemudian dibawa ke Mapolres Tuban untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan, pemilik hotel diberikan surat panggilan untuk datang ke Kantor Satpol PP dan Damkar Tuban.

    “Bagi pemilik hotel dipanggil untuk menghadap penyidik PPNS Bidang PPUD Satpol PP,” bebernya.

    Selain hotel, menurut AKP Nanang, bahwa petugas gabungan juga melakukan operasi di tempat-tempat karaoke ilegal serta warung-warung yang disinyalir menjual miras tanpa izin.

    “Operasi serupa akan terus dilakukan, demi terciptanya Kamtibmas yang kondusif,” tutup dia. [ayu/aje]

  • Festival Jaran Serek Ajarkan Cinta Seni Tradisi Khas Sumenep

    Festival Jaran Serek Ajarkan Cinta Seni Tradisi Khas Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Jaran Serek atau kuda menari, merupakan salah satu kesenian tradisional khas Sumenep. Sebagai upaya melestarikan dan menanamkan kecintaan pada kesenian tradisional, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggelar ‘Festival Jaran Serek’ di Lapangan Giling pada Minggu (19/05/2024).

    Dalam festival tersebut, para kuda akan diberi hiasan, kemudian menari di hadapan penonton diiringi musik ‘saronen’ atau musik tradisional khas Sumenep. Bersama para penari, kuda-kuda ini mengangkat kaki depannya bergantian, kemudian berjalan melenggak-lenggok sesuai irama musik. Kepala si kuda pun bergerak menoleh ke kiri dan ke kanan seirama dengan lagu.

    “Semoga festival ini bisa memberikan hiburan pada masyarakat, sekaligus sebagai upaya melestarikan kesenian tradisional khas Sumenep,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, M. Iksan.

    Ada 60 ‘jaran serek’ yang mengikuti festival ini. Dari Lapangan Giling, kuda-kuda menari ini pun diarak keliling hingga ‘labang mesem’ keraton Sumenep. Jajaran Forkopimda pun terlihat ikut berkeliling menaiki kuda menari ini. Sedangkan Wakil Bupati Sumenep, Dewi Khalifah berada di barisan paling depan menaiki kereta kencana.

    “Terima kasih untuk paguyuban jaran serek yang sudah mensukseskan terselenggaranya festival ini. Kemudian juga musik ul daul dan saronen yang ikut mendukung meriahnya festival jeren serek,” kata Wakil Bupati Sumenep, Dewi Khalifah.

    Menurutnya, festival ini merupakan upaya menanamkan kecintaan terhadap kesenian tradisional, terutama kepada generasi muda. “Kabupaten Sumenep ini sangat kaya dengan aneka budaya. Kami dari pemerintah daerah berupaya mengenalkan dan melestarikan kesenian ini agar tidak tergerus oleh jaman,” ucapnya.

    Festival Jaran Serek ini pun menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Sumenep. Ribuan warga ‘tumplek bleg’ di sepanjang rute arak-arakan jaran serek.

    “Saya senang melihat festival ini. Takjub melihat kudanya bisa menari, melenggak-lenggok diiringi musik. Hebat pelatih kudanya,” ujar Nabila, siswa SMA yang ikut menonton festival tersebut. (tem)

  • Sebab Pemotor yang Kecelakaan di Jalan Tembus Magetan, 2 Pelajar Terluka 

    Sebab Pemotor yang Kecelakaan di Jalan Tembus Magetan, 2 Pelajar Terluka 

    Magetan (beritajatim.com) – Dua pelajar perempuan mengalami luka-luka dalam kecelakaan tunggal di Jalan Tembus Sarangan – Plaosan, tepatnya di Dukuh Ngroto, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, pada Minggu (19/05/2024) pukul 09.00 WIB.

    Kecelakaan ini melibatkan sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi K 5122 ANF yang dikendarai oleh RPS (16) berboncengan dengan AL (15). Keduanya merupakan pelajar asal Desa Asemrudung, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

    “Sepeda motor yang dikendarai RPS mengalami gangguan rem saat melaju dari arah barat ke timur atau dari arah Tawangmangu ke arah Sarangan. Akibatnya, pengendara dan penumpang kehilangan kendali dan terjatuh di lokasi kejadian,” kata Kasi Humas Polres Magetan Kompol Budi Kuncahyo.

    Rima mengalami luka patah kaki kanan dan kaki kiri, serta dalam kondisi sadar. Sedangkan AL mengalami luka robek di kepala dan kaki kanan, dan juga dalam kondisi sadar.

    Kedua korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedono Madiun untuk mendapatkan perawatan medis. Kerugian materiil akibat kecelakaan ini ditaksir mencapai Rp 500.000,-.

    Kasus kecelakaan ini masih dalam penanganan pihak kepolisian. Petugas Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas) Polsek Plaosan telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan saksi-saksi. [fiq/aje]

  • Ngalap Berkah Rebutan Tumpeng Purak di Kelurahan Kepatihan Ponorogo

    Ngalap Berkah Rebutan Tumpeng Purak di Kelurahan Kepatihan Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Untuk ngalap berkah, sebanyak 3 buceng setinggi kurang lebih 2 meter diperebutkan oleh warga Kelurahan Kepatihan Ponorogo. Buceng yang berisi aneka sayuran dan buah-buahan yang diperebutkan itu menandai acara puncak dari bersih kelurahan wilayah Kepatihan.

    Acara yang diselenggarakan selama dua hari itu bagian dari upaya untuk menjaga lingkungan kelurahan dan memperkuat rasa kebersamaan warga.

    “Ini bersih kelurahan mempunyai nilai-nilai yang baik. Yakni untuk kirim doa leluhur yang babat atau pendiri kelurahan. Supaya masyarakat lebih rukun serta lebih saling mengenal,” kata Lurah Kepatihan Husnul Arifandi, Minggu (19/5/2024).

    Acara bersih kelurahan ini, kata Husnul Arifandi, baru pertama kali dilakukan di Kelurahan Kepatihan. Kegiatan ini merupakan hasil dari musyawarah tokoh masyarakat dan para sesepuh kelurahan. Ke depan, jika ini berdampak positif, maka tahun-tahun berikutnya akan diteruskan dan dibuat lebih besar lagi.

    “Nanti kegiatan ini dilakukan evaluasi, jika berdampak positif ya dilanjutkan. Kalau berdampak negatif, ya ada pertimbangan lainnya,” katanya.

    Kegiatan bersih kelurahan ini, diawali dengan khataman Alquran dan shalawatan pada Sabtu (19/5/2024). Kemudian puncaknya pada Minggu (20/5/2024) ini kirab 3 tumpeng purak dan pagelaran kesenian Reog Ponorogo.

    Sebelum tumpeng porak dilakukan, tumpeng yang telah didoakan oleh sesepuh kelurahan dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan. Proses ini tidak hanya diisi dengan keceriaan, tetapi juga dipenuhi dengan doa-doa dari sesepuh kelurahan untuk keselamatan dan kemakmuran bagi seluruh warga.

    “Pada tahap awal ini, kita tidak narik warga. Biaya murni dari kelurahan. Para warga hanya dibebankan pembuatan bucengnya karena mewakili 6 rukun warga (RW) di Kelurahan Kepatihan,” pungkasnya.

    Sementara itu Hadi Sanyoto, salah satu warga Kelurahan Kepatihan mengaku antusias dengan kegiatan bersih kelurahan itu. Kegiatan ini sangat positif sekali, sebab warga tumplek blek datang semua ke kelurahan.

    Berebut tumpeng, sebagai simbol keberkahan warga. Dengan kegiatan ini, ke depan warga Kelurahan Kepatihan selalu sehat, sejahtera dan panjang umur.

    “Warga sangat antusias, bisa tumplek blek di kelurahan. Semoga kegiatan ini bisa menjadikan warga menjadi sehat, sejahtera dan panjang umur,” pungkas Hadi. [end/suf]

     

  • Begini Kronologi Satpam Kaboki Bakar Gudang Tempatnya Kerja di Pasuruan

    Begini Kronologi Satpam Kaboki Bakar Gudang Tempatnya Kerja di Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kronologi terbakarnya gudang oleh-oleh Kaboki dijelaskan secara gamblang oleh Satreskrim Polres Pasuruan yang bekerjasama dengan Polsek Sukorejo. Polisi juga menetapkan pelaku pembakaran. Menurut Kapolsek Sukorejo, AKP Slamet Wahyudi, pelaku bernama Soehartono (50).

    Soehartono adalah warga Desa Glagah Sari Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Pelaku merupakan pegawai Koboki bagian penjagaan atau satpam. Dia sakit hati karena adanya pengurangan karyawan dan gaji yang tak sesuai.

    “Awalnya pada Jumat (17/5/2024) sekitar pukul 08.00 WIB, pelaku dipanggil oleh HRD yang menjelaskan ada pengurangan tenaga kerja. Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB pelaku yang masuk shift sore berangkat untuk membeli bahan bakar pertalite dengan menggunakan jeriken,” jelas Slamet, Minggu (19/5/2024).

    Sebelum membeli jeriken, pelaku mengambil uang di laci outlet sebesar Rp120 ribu untuk membeli pertalite sebanyak 10 liter. Pertalet tersebut dibelinya di toko Madura dengan memasukkannya ke jurigen yang kemudian ditaruhnya di samping pos satpam.

    Setelah dibeli, keesokan harinya, Sabtu (17/5/2024) sekitar pukul 04.45 WIB palaku mulai melancarkan aksinya. Pelaku mengucurkan bahan bakar ke dua mobil, yakni Mitsubishi Kuda dan mobil Serena yang terparkir di area gudang PT Venesia Kaboki.

    Setelah mengucurkan bensin di mobil milik perusahaan, pelaku melanjutkannya dengan menyiram bensin di beberapa lokasi. Yakni di gudang benang, gudang kain, gudang produksi, dan juga ruang HRD.

    “Awalnya pelaku membakar mobil Mitsubishi dan mobil Serena. Setelah terbakar, pelaku kembali membakar di bagian gudang pabrik, dan kemudian pelaku menyerahkan diri ke Polsek Sukorejo,” tambahnya.

    Akibat kejadian ini seluruh gudang dan dua unit mobil yang ada di area setempat terbakar habis. Akibatnya kejadian itu, kerugian ditaksir sekitar Rp3 hingga Rp5 miliar. Pelaku dijerat pasal 187 KUHP tentang tindakan yang disengaja melakukan pembakaran. [ada/suf]