Category: Beritajatim.com Regional

  • Demam Film Thailand, “Not Friends” Siap Tayang di Netflix Mulai 14 Juni!

    Demam Film Thailand, “Not Friends” Siap Tayang di Netflix Mulai 14 Juni!

    Surabaya (beritajatim.com) – Kabar gembira bagi para pecinta film di Indonesia! Film “Not Friends” akhirnya tayang di Netflix mulai 14 Juni 2024. Setelah sebelumnya mencuri perhatian di bioskop Indonesia pada 24 Januari 2024 dan sukses besar di Thailand sejak debutnya pada Oktober 2023, film ini siap menyentuh lebih banyak penonton dengan kisahnya yang menyentuh dan relatable.

    “Not Friends” merupakan produksi dari GDH, rumah produksi yang sebelumnya sukses dengan film “How to Make Millions Before Grandma Dies.” Film ini juga menjadi debut penyutradaraan bagi Atta Hemwadee, yang turut menulis skenario untuk film tersebut. Dengan latar belakang sekolah, film ini menggambarkan mimpi dan persahabatan yang erat dengan kehidupan sehari-hari para remaja.

    Sinopsis Not Friends

    “Not Friends” mengisahkan kehidupan Pae, seorang siswa yang baru saja pindah ke sekolah baru. Pae, yang cenderung bersikap dingin, bertemu dengan Joe, teman sebangkunya yang terkenal ramah dan selalu berusaha menjalin persahabatan. Namun, takdir berkata lain ketika Joe meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Kejadian ini menjadi titik balik bagi Pae yang memutuskan untuk membuat film pendek berdasarkan kisah nyata kehidupan Joe, sebagai cara untuk mewujudkan mimpinya.

    Proses pembuatan film ini tidak berjalan mulus. Pae menghadapi berbagai konflik dan dilema yang sangat relevan dengan kehidupan para remaja masa kini. Kisah ini tidak hanya menggambarkan perjuangan Pae dalam membuat film, tetapi juga perjalanan emosionalnya dalam memahami persahabatan, kehilangan, dan cita-cita.

    Film “Not Friends” dibintangi oleh aktor-aktor berbakat seperti Anthony Buisseret, Pisitpol Ekaphongpisit, Thitiya Jirapornsilp, Tanakorn Tiyanont, dan Natticha Chantaravareelekha. Penampilan mereka berhasil memberikan nyawa pada karakter-karakter dalam film ini, membuat cerita semakin hidup dan emosional.

    “Not Friends” juga menjadi perwakilan Thailand di ajang Piala Oscar 2024 untuk kategori Best International Feature Film. Meski tidak berhasil masuk nominasi, pencapaian ini menunjukkan kualitas dan daya tarik film ini di mata internasional.

    Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan film ini hanya di Netflix mulai 14 Juni 2024! [aje]

  • Petani Tembakau Sumenep Ditemukan Meninggal di Embung

    Petani Tembakau Sumenep Ditemukan Meninggal di Embung

    Sumenep (beritajatim.com) – Mahmudi (44), petani warga Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ditemukan meninggal dunia di embung atau penampungan air untuk menyiram tembakau.

    “Korban ditemukan meninggal tercebur tempat penampungan air di Desa Pandian, Kecamatan Kota,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, Senin (27/05/2024).

    Musibah itu berawal ketika Minggu (26/05/2024), Mahmudi (korban: red) bersama Wafi, pemilik tegalan, menanam tembakau. Sekitar jam 12, Wafi pamit pulang, sedangkan Mahmudi memilih bertahan di tegalan karena akan kembali bekerja menyiram tembakau pada malam hari.

    Pada malam harinya setelah Isya, Wafi ke tegalan untuk mengirimkan makanan ke Mahmudi. Ternyata saat itu Mahmudi tidak ada di tegalan. Wafi pun pulang ke rumahnya.

    “Ternyata hari ini tadi, saat Wafi kembali ke tegalan, ia melihat Mahmudi sudah dalam kondisi tercebur kolam penampungan air, dengan posisi kepala di bawah, masuk ke air,” ungkap Widiarti.

    Wafi pun langsung mencari pertolongan dan melaporkan ke aparat setempat. Korban dievakuasi bersama-sama warga, keluar dari tempat penampungan air.

    “Saat kepala korban diangkat keluar dari air, korban didapati sudah tidak bernyawa. Diduga kematian korban akibat penyakit epilepsi yang dideritanya tiba-tiba kambuh,” terang Widiarti.

    Jenazah korban pun dibawa pulang dan diserahkan ke keluarganya untuk dimakamkan. Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi dan mengikhlaskan kematian korban sebagai takdir dari Allah.

    “Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ada unsur kesengajaan yang menyebabkan kematian korban. Pihak keluarga juga telah menerima kematian korban karena sakit yang dideritanya,” pungkas Widiarti. [tem/beq]

  • YELLO Hotel Jemursari Surabaya Unggul dalam Perhelatan Surabaya Tourism Awards 2024

    YELLO Hotel Jemursari Surabaya Unggul dalam Perhelatan Surabaya Tourism Awards 2024

    Surabaya (beritajatim.com)– Bersamaan dengan hari jadi ke 731 Kota Surabaya, Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya bekerjasama dan Universitas Ciputra merayakan puncak keunggulan perhotelan dan pariwisata di ajang Surabaya Tourism Awards 2024. Tahun ini adalah tahun ke-3 acara tersebut digelar, bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para pendorong industri pariwisata di Kota Pahlawan. Dalam hal ini YELLO Hotel Jemursari Surabaya Unggul dalam Perhelatan Surabaya Tourism Awards 2024

    Elgar Gumilang Marketing & Brand Manager dalam siaran pers mengatakan cara diadakan hari Minggu 26 Mei 2024 di Atrium Linear Ciputra World Surabaya, berlangsung meriah ditambah penampilan spesial dari Klantink.

    Masuk dalam kategori Best Social and Economic Impact, YELLO Hotel Jemursari Surabaya berhasil menyabet Juara 3 melawan The Southern Hotel dan Vasa Hotel Surabaya. Penghargaan diterima langsung oleh Ita Tania, General Manager YELLO Hotel Jemursari Surabaya.

    “Sudah pasti menjadi sebuah kebanggaan untuk kami bisa menerima penghargaan bergengsi ini, dan menjadikan semangat baru untuk terus berinovasi memberikan layanan yang lebih baik lagi” imbuhnya.

    Acara Surabaya Tourism Award 2024 menampilkan 11 kategori, menyoroti keunggulan di berbagai sektor industri pariwisata, termasuk akomodasi, kuliner, atraksi, dan layanan perjalanan. Para pemenang dipilih melalui proses evaluasi yang ketat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti umpan balik pelanggan, inovasi, praktik keberlanjutan, dan kontribusi keseluruhan terhadap pengayaan penawaran pariwisata Surabaya. [aje]

  • Pingsan di Pesawat, Calon Haji Asal Blitar Dilarikan Darurat ke Rumah Sakit

    Pingsan di Pesawat, Calon Haji Asal Blitar Dilarikan Darurat ke Rumah Sakit

    Blitar (berijatim.com) – Calon Haji bernama Siti Aminah warga Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar pingsan mendadak di pesawat saat berangkat haji. Calon haji asal Blitar itu pingsan saat pesawat yang ditumpanginya terbang dari Surabaya menuju Madinah.

    Siti Aminah pun terpaksa dilarikan darurat ke RSUD Amri Tambunan, Deli Serdang, Sumatera Utara. Perempuan berusia 55 tahun itu pun harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. “Betul, Siti Aminah asal Kota Blitar pingsan di pesawat dan saat ini masih dirawat di RSUD Amri Tambunan” ungkap Plt Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Kota Blitar, Muhammad Baidowi, Senin (27/05/24).

    Diketahui Siti Aminah mengalami penurunan kesadaran disertai sesak napas dalam penerbangan menuju Madinah pada Minggu (26/05/24) pukul 02.00 WIB. CJH asal Kota Blitar tersebut hilang kesadaran ketika pesawat hendak melakukan technical landing (pendaratan teknis) untuk mengisi bahan bakar di Bandar Internasional Kualanamu, Sumatera Utara. “Saat akan transit isi avtur, ada dua calon jemaah haji asal Klaten dan Kota Blitar yang alami sakit di Kualanamu,” imbuhnya.

     

    Hasil pemeriksaan tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) Embarkasi Surabaya menyatakan jemaah haji ini tidak layak terbang ke Madinah. Sehingga untuk sementara waktu calon haji perempuan itu ditinggal.

    Namun apabila kondisi membaik, Siti Aminah akan diberangkatkan kembali bersama kloter selanjutnya. Untuk diketahui Siti Aminah berangkat haji ditemani kakaknya, Muhammad Fahru Rozy. “Masih dirawat disana. Nanti kalau sembuh, diberangkatkan kloter selanjutnya,” imbuhnya.

    Hingga saat ini, Kemenag Kota Blitar masih belum bisa memastikan apakah CJH asal Kota Blitar ini akan diberangkatkan tahun ini. Atau akan menunggu tahun berikutnya. “Ini tadi saya tanyakan ke bidang Haji, belum ada info dari medan. Nanti kalau ada di update ke saya,” tutupnya. (owi/kun)

  • Program Makan Bergizi Gratis, Jadi Angin Segar Bagi Peternak Ayam Blitar

    Program Makan Bergizi Gratis, Jadi Angin Segar Bagi Peternak Ayam Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Program makan siang gratis yang diubah nama menjadi makan bergizi gratis gagasan Prabowo-Gibran menjadi angin segar bagi peternak ayam petelur di Blitar Raya. Para peternak ayam petelur di Bumi Bung Karno pun menyambut baik program makan bergizi gratis yang segera dijalankan tersebut.

    Para peternak berharap, program makan bergizi gratis ini bisa menyerap produksi telur di wilayah Blitar Raya. Sehingga stabilitas harga telur bisa terjadi.

    “Kemungkinan juga akan berdampak positif bagi para peternakan ayam petelur maupun pedaging,” kata Suryono, Ketua Koperasi Ultra Blitar, Senin (27/05/24).

    Selama ini para peternak di Blitar raya selalu mengeluhkan fluktuasi harga telur. Hal itu terjadi karena tidak adanya kestabilan permintaan telur di pasaran.

    Diharapkan dengan ada program makan bergizi gratis ini, harga telur di tingkat pedagang bisa stabil. Tidak seperti saat ini, dimana harga telur masih relatif rendah dan terus terjadi fluktuasi.

    Harga telur di tingkat peternak Blitar sendiri saat ini berkisar antara Rp. 24 ribu rupiah per kilogram.

    “Dan moga aja ini bisa jadi momentum kebangkitan teman-teman Peternak rakyat karena selama pandemi sangat terpuruk,” bebernya.

    Meski menyabut baik, namun menurut peternak ayam hingga saat ini belum ada komunikasi lebih lanjut terkait program makan bergizi gratis. Sejauh ini belum ada pihak-pihak yang menghubungi peternak untuk tindak lanjut program makan bergizi gratis tersebut.

    “Blum ada yang komunikasi intens dengan Asosiasi / koperasi peternak, semoga segera ada komunikasi dari berbagai pihak,” tutupnya.

    Secara garis besar, para peternak ayam petelur Blitar Raya mendukung penuh program makan siang gratis ini. Selain akan menggerakkan ekonomi peternak, program ini juga bertujuan untuk menjamin gizi anak-anak di Indonesia. [owi/aje]

  • 100 KK Miskin Tak Dapat Bansos, BEM Sumenep Demo Pemkab

    100 KK Miskin Tak Dapat Bansos, BEM Sumenep Demo Pemkab

    Sumenep (beritajatim.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam badan eksekutif mahasiswa (BEM) Sumenep, berunjukrasa ke kantor Pemkab setempat pada Senin (27/05/2024). Aksi jilid II ini masih menyuarakan tema yang sama dengan aksi jilid I pekan lalu, yakni tentang kemiskinan di Sumenep.

    “Berdasarkan hasil temuan kami, sedikitnya ada 100 KK yang hidup sangat miskin. Mereka tinggal di tempat seadanya. Mereka tidak tahu, apa yang bisa dimakan besok karena mereka tidak punya penghasilan dan sudah lanjut usia. Anehnya, mereka ini tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Mengapa pemerintah tutup mata?” kata Korlap Aksi, Tolak Amir.

    Padahal menurutnya, pemerintah harus hadir di tengah masyarakat miskin untuk membantu meringankan beban mereka dengan memberikan bantuan sosial (bansos). Namun ternyata bansos yang selama ini disalurkan, diduga tidak tepat sasaran.

    “Ada yang tidak pantas menerima bansos karena berstatus sebagai ASN aktif, ternyata malah dapat. Rp 600.000. Sementara yang benar-benar tidak mampu, justru tidak mendapat bansos,” ujarnya.

    Karena itu, ia meminta agar Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsojudo melakukan evaluasi terkait penerima bansos, apakah benar-benar telah tepat sasaran atau tidak. “Evaluasi juga pendamping PKH dan TKSK, agar tahu bagaimana proses pendataan di bawah. Karena cukup banyak masyarakat tidak mampu yang justru tidak pernah tersentuh bantuan,” tukasnya.

    Namun hingga aksi berarkhir, belum ada satupun perwakilan dari Pemkab Sumenep yang menemui para pengunjukrasa. Sementara para pengunjukrasa mengaku hanya ingin bertemu dengan Bupati, dan tidak diwakili oleh pejabat yang lain. “Kami tetap akan konsisten mengawal kasus kemiskinan di Sumenep ini. Kami akan kembali lagi dalam aksi jilid III dengan massa yang lebih banyak,” ujarnya seraya membubarkan diri. (tem/kun)

  • Inilah Makam Pionir Kejayaan Lamongan, Nomor 1 Paling Tenar

    Inilah Makam Pionir Kejayaan Lamongan, Nomor 1 Paling Tenar

    Lamongan (beritajatim.com) – Terdapat 3 makam lelulur yang selalu menjadi objek ziarah saat peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL). Ketiga makam itu yakni makam Mbah Lamongan alias Rangga Hadi, Mbah Sabilan dan Mbah Punuk. Ketiganya dimakamkan bertempat di Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan/Kabupaten Lamongan.

    Ketiga tokoh yang disemayamkan di makam itu merupakan leluhur yang memiliki peran penting di kota soto. Ketiganya disebut-sebut sebagai pionir kejayaan Lamongan di masa lampau hingga saat ini.

    Bupati Lamongan beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Lamongan tak pernah absen melakukan ziarah ke makam para leluhur tersebut saat peringatan HJL, tak terkecuali peringatan HJL ke-455 tahun 2024 ini.

    Mamakm pertama akni Mbah Lamongan, menurut cerita masyarakat di Lamongan, Mbah Lamongan bernama asli Rangga Hadi, yang merupakan Bupati Lamongan periode 1569-1607. Karena sosoknya yang bersifat mengayomi masyarakat, maka ia dijuluki ‘Mbah Lamong’ yang berasal dari bahasa Jawa ‘Ngemong’.

    Rangga Hadi dikenal sangat mengayomi dalam menyebarkan ajaran agama Islam, mengatur pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di Kawasan Kenduruan. Hadi juga merupakan santri Sunan Giri yang taat.

    Sedangkan Mbah Punuk dan Mbah Sabilan juga merupakan dua tokoh penting dalam sejarah Lamongan.

    Kedua Mbah Sabilan merupakan seorang patih atau panglima perang dari adipati ke-3 Lamongan Raden Panji Puspa Kusuma, ayah dari Raden Panji Laras dan Panji Liris, pada sekitar tahun 1640-1665. Disebut sebagai Mbah Sabilan karena meninggal fi sabilillah di medan perang.

    Meski Mbah Sabilan hingga saat ini belum diketahui nama aslinya, namun sosoknya sangat erat kaitannya dengan tradisi calon pengantin perempuan yang melamar calon pengantin laki-laki di Lamongan.

    Tradisi tersebut diambil dari kisah putri Adipati Wirasaba, Dewi Andanwangi dan Andansari, yang jatuh hati pada kedua putra Raden Panji Puspa Kusuma. Kala itu pihak perempuanlah yang terlebih dahulu melamar pihak laki-laki.

    Sementara yang ketiga Mbak Punuk adalah tokoh agama yang sering memberikan tausiah-tausiah bagi masyarakat lingkungan sekitar Lamongan.

    Bupati Lamongan Yuhronur Efendi membenarkan bahwa ketiga leluhur di Lamongan tersebut memiliki peran penting, sehingga jasa dan perjuangan mereka patut untuk dijadikan teladan.

    Menurut Yuhronur, generasi penerus saat ini bertugas melanjutkan dan mempertahankan kejayaan Lamongan, dengan meneladani sifat positif yang dimiliki para leluhur, utamanya dalam melakukan pembangunan berkelanjutan di Lamongan.

    “Tugas kita adalah melanjutkan dan mempertahankan kejayaan Lamongan, yang mana dapat dilaksanakan dengan melakukan pembangunan berkelanjutan untuk masyarakat Lamongan. Tentu para leluhur harus kita jadikan teladan,” tuturnya.[riq/aje]

  • Calon Jemaah Haji Asal Bondowoso Gagal Berangkat, Ada Apa?

    Calon Jemaah Haji Asal Bondowoso Gagal Berangkat, Ada Apa?

    Surabaya (beritajatim.com) – Harapan SM (34), seorang calon jemaah haji asal Bondowoso, untuk menunaikan ibadah haji tahun ini pupus setelah diketahui tengah hamil muda. Kehamilan yang telah dinanti selama 15 tahun ini justru menjadi penghalang keberangkatannya.

    “Saya tidak menyangka akan hamil setelah penantian panjang,” ungkap SM dengan nada sedih.

    Dia seharusnya berangkat bersama sang ibu dalam kloter 50, namun hasil pemeriksaan kesehatan menyatakan usia kandungannya belum memenuhi syarat minimal 14 minggu.

    Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Abdul Haris menjelaskan bahwa sesuai ketentuan kesehatan, kehamilan di bawah 14 minggu atau di atas 26 minggu tidak diizinkan berangkat.

    “Jatah kursi SM akan diberikan kepada calon jemaah lain dari daftar cadangan,” ujar Haris.

    Sementara itu, ibu SM tetap melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci. “Saya ikhlas melepas ibu berangkat sendiri. Semoga tahun depan saya diberi kesempatan,” ujar SM tegar.

    Hingga saat ini, Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 56 kloter dengan total 20.764 orang. Namun, terdapat enam jemaah yang tertunda keberangkatannya karena alasan kesehatan, termasuk empat orang yang masih dirawat di RS Haji.

    “Alhamdulillah, sembilan jemaah yang sebelumnya dirawat sudah dinyatakan layak terbang dan telah diberangkatkan,” ujar Abdul Haris.

    Di sisi lain, kabar duka datang dari Tanah Suci. Dua jemaah haji asal Jawa Timur dilaporkan meninggal dunia. Soetimur Suto (67) dari kloter 12 Tuban wafat di RS Haji, sementara Sutarso Tasripin Kamsi (62) dari kloter 3 Bojonegoro wafat di Makkah akibat sakit jantung.

    “Semoga para jemaah haji yang wafat mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah,” doa Abdul Haris.

    Dengan demikian, total jemaah haji Jawa Timur yang wafat mencapai empat orang, dua di Tanah Suci dan dua di Tanah Air.

    Hari ini, Embarkasi Surabaya menerima kedatangan empat kloter dari Banyuwangi dan Sidoarjo. [aje]

  • Monyet Liar Serang Pemukiman Warga di Winongan Pasuruan,Pertanda Apa?

    Monyet Liar Serang Pemukiman Warga di Winongan Pasuruan,Pertanda Apa?

    Pasuruan (beritajatim.com) – Puluhan ekor monyet turun gunung dan serbu pemukiman warga. Para monyet liar ini turun untuk mencari makan dibeberapa rumah-rumah warga yang terletak di Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan. Pertanda apakah ini?

    Tak hanya mencari makan, beberapa monyet juga semoat menyerang warga, khususnya para anak kecil yang sedang bermain. Hal ini kemudian membuat beberapa warga mencoba menangkap monyet tersebut dengan menggunakan beberapa alat penangkap.

    “Sudah sekitar empat harian monyetnya berkeliaran di sekitaran pemukiman ini. Kami udah usaha buat nangkap dan memancingnya dengan makanan, tapi monyetnya malah naik ke atas pohon,” jelas Nasrin Karima, warga setempat, Senin (27/5/2024).

    Nasrinah juga mengatakan bahwa pertama kali monyet tersebut turun pada Sabtu (25/5/2024) sekitar pukul 05.00 WIB. Hal tersebut diketahui saat beberapa warga sedang memasak dan makanannya hilang diambil monyet liar.

    Kekhawatirannya inipun semakin menjadi saat ada beberapa anak kecil yang diserang oleh grombolan monyet liar. Hal ini yang akhirnya membuat warga resah dengan keberadaan monyet liar di area perkampungannya.

    Para warga berharap agar Pemkab Pasuruan bisa mengamankan monyet liar tersebut dan dipindahkan ke tempat yang jauh dari pemukiman warga. “Kami tidak punya alat untuk menangkapnya. Jadi, mohon pihak terkait segera datang ke sini,” harapnya Rima. [ada/aje]

  • Tujuh Fakta Unik di Dunia yang Jarang Diketahui, Korut dan Kuba Tak Ada Coca Cola

    Tujuh Fakta Unik di Dunia yang Jarang Diketahui, Korut dan Kuba Tak Ada Coca Cola

    Surabaya (beritajatim.com) – Dalam dunia yang luas dan kompleks ini, banyak fakta menakjubkan yang sering kali luput dari perhatian kita. Berdasarkan data yang dihimpun oleh beritajatim Senin (27/05/2024) berikut adalah tujuh fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui tentang dunia ini.

    1. Kematian dan Kelahiran Terjadi Bersamaan

    Setiap detik, hampir dua orang meninggal dunia, sementara pada saat yang sama, empat kelahiran baru terjadi. Fakta ini menunjukkan bahwa kehidupan dan kematian berlangsung secara bersamaan di dunia ini, meskipun tidak banyak yang menyadarinya. Perputaran kehidupan yang konstan ini mencerminkan dinamika populasi manusia yang selalu berubah.

    2. Coca-Cola Tidak Ada di Korea Utara dan Kuba

    Meskipun Coca-Cola adalah salah satu minuman bersoda paling populer di seluruh dunia, ternyata tidak ada Coca-Cola di Korea Utara dan Kuba. Ini disebabkan oleh embargo perdagangan jangka panjang yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap kedua negara tersebut. Dampak dari kebijakan politik dan ekonomi global ini terlihat langsung dalam ketersediaan produk sehari-hari di berbagai negara.

    3. Awan yang Beratnya Mencapai Satu Juta Ton

    Ketika kita memandang langit, sering kali kita menganggap awan sebagai sesuatu yang ringan dan tak berbobot. Namun, sebuah awan dapat memiliki berat sekitar satu juta ton. Fenomena alam yang luar biasa ini menunjukkan skala besar dari elemen-elemen di atmosfer kita yang sering kali kita abaikan.

    4. Sidik Jari Kembar Identik Tidak Sama

    Meskipun kembar identik memiliki kesamaan fisik yang sangat mirip, ternyata mereka tidak memiliki sidik jari yang sama. Setiap individu memiliki sidik jari yang unik, yang menunjukkan perbedaan halus namun signifikan dalam genetika dan perkembangan manusia.

    5. Ayam yang Hidup Tanpa Kepala

    Mungkin terdengar seperti cerita aneh, tetapi ayam dapat hidup selama 18 bulan tanpa kepala. Fakta ini menunjukkan kemampuan adaptasi beberapa spesies untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tampaknya mustahil. Fenomena ini merupakan contoh ekstrim dari daya tahan makhluk hidup dalam menghadapi situasi yang tidak biasa.

    6. Gunung Everest Bukan yang Tertinggi

    Meskipun Gunung Everest sering disebut sebagai gunung tertinggi di dunia, sebenarnya Mauna Kea dan Mauna Loa di Hawaii memiliki tinggi total yang lebih besar. Namun, sebagian besar dari tinggi gunung-gunung tersebut terendam di bawah air, sehingga Gunung Everest tetap dianggap sebagai yang tertinggi di daratan.

    7. Ketidakakuratan Peta Dunia

    Sebagian besar peta dunia yang kita gunakan sehari-hari tidak akurat. Metode proyeksi Mercator yang digunakan sejak tahun 1569 membuat beberapa wilayah terlihat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Misalnya, Alaska tampak lebih besar daripada Brasil pada beberapa peta, padahal kenyataannya, Brasil jauh lebih besar dari Alaska.

    Fakta-fakta ini menunjukkan betapa banyak hal menakjubkan di dunia yang masih belum kita ketahui sepenuhnya. Mengetahui lebih banyak tentang dunia di sekitar kita dapat memperluas pemahaman kita tentang kehidupan dan fenomena alam yang mengelilingi kita. [aje]