Category: Beritajatim.com Regional

  • Dikira Bullying, Ternyata Bocah SD, SMP, dan SMA Pesta Arak di Jember

    Dikira Bullying, Ternyata Bocah SD, SMP, dan SMA Pesta Arak di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Peristiwa di balik kehebohan media sosial soal dugaan perundungan (bullying) terhadap bocah kelas enam sekolah dasar berinisial J di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur akhirnya terungkap.

    Camat Semboro ‘Ading’ Abdul Kadir mengatakan tidak ada perundungan terhadap J. Kesimpulan ini diperoleh setelah J dan keluarganya, keluarga teman-teman J, polisi, dan pemerintah bertemu untuk membahas persoalan ini di kantor Polsek Semboro, Selasa (21/1/2025) malam.

    “J paling kecil, tapi berinisiatif mengajak dua teman mainnya yang SMP dan SMA untuk minum-minum di Desa Pondok Dalem. Dia minta uang Rp 15 ribu ke ibunya dan dikasih neneknya Rp 14 ribu,” kata Ading, usai pertemuan.

    Uang itu digunakan Rp 25 ribu oleh J untuk patungan membeli arak seharga Rp 35 ribu per botol. Teman J yang duduk di bangku SMP dan SMA masing-masing menyumbang lima ribu rupiah. Mereka juga membeli minuman lain sebagai campuran.

    Peserta pesta arak pada Minggu (19/1/2025) pagi ini berkembang menjadi enam anak. “J ini paling banyak minum, dan tidak sadarkan diri,” kata Ading.

    Melihat J tak sadarkan diri, dua temannya bingung dan memapahnya ke sungai di Pondok Dalem. J sempat muntah sedikit, lalu tidak sadarkan diri kembali.

    Panik, dua teman J segera memnumkan es air kelapa muda. “Mereka meyakini itu bisa menetralisir,” kata Ading.

    Gagal membuat J siuman, dua bocah itu membawanya ke sebuah lapangan. Di sana J digeletakkan, dan potongan video yang mempertontonkan adegan seorang bocah lelaki seperti sedang menginjak perut J pun viral. “Itu sebenarnya bukan diinjak, tapi supaya muntah,” kata Ading.

    Tetap gagal membuat siuman, mereka akhirnya kembali ke desa tempat tinggal J. Mereka mengangkat J dan memasukkannya ke dalam semacam aliran air kecil. Dalam posisi inilah, ibu J menemukan sang anak dan sontak-kontak marah. Dia kemudian menyampaikan kepada salah satu kerabat dan peristiwa ini pun viral sebagai dugaan perundungan.

    Dalam pertemuan malam ini, semua keluarga anak-anak yang terlibat mengakui peristiwa tersebut sebagai aib dan tak perlu dilanjutkan ke proses hukum. Orangtua berkomitmen menjaga anak masing-masing. “Jadi sama sekali tidak ada perundungan atau bullying. Tidak ada anak yang ditahan,” kata Ading.

    Ading menyebut peristiwa itu penting sebagai bahan refleksi bagi pemangku kebijakan dan masyarakat. “Saya mengecam keras peredaran miras dan narkoba yang begitu mudah, murah dan masif di desa-desa. Ini harus kita sikapi sebagai darurat moral yang mengancam generasi muda kita. Kita harus bersama semua pihak memerangi ini,” katanya.

    Ading mengingatkan, bahwa ketahanan moral tidak kalah penting dari ketahanan pangan. “Ini harus kita gelorakan, menjadi gerakan bersama, sampai pada tingkat keluarga. Ini terjadi di sekitar kita. Jadi salah besar bila kita menafikan dan mengabaikan situasi ini. Mutlak harus menjadi keprihatinan kita semua,” kata alumnus Universitas Gajah Mada ini. [wir]

  • Soal Dugaan Tempat Hiburan Malam Berkedok Restoran, DPRD Minta Pemkot Malang Tegas

    Soal Dugaan Tempat Hiburan Malam Berkedok Restoran, DPRD Minta Pemkot Malang Tegas

    Malang (beritajatim.com) – DPRD Kota Malang mendapat aduan masyarakat terkait dugaan tempat hiburan malam berkedok izin restoran atau kafe. Para legislator ini bahkan telah melakukan audiensi dengan masyarakat di Gedung DPRD Kota Malang pada Senin, (20/1/2025) kemarin.

    “Banyak poin penting yang harus didiskusikan untuk menangani permasalahan ini,” ujar Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Siraduhita, Selasa, (21/1/2025).

    Wanita yang akrab disapa Mia itu bakal mengundang organisasi perangkat daerah terkait dalam audiensi selanjutnya. DPRD minta Pemkot Malang tegas pada pelaku usaha hiburan malam yang berkedok izin restoran atau kafe.

    “Itu harus ada penertiban. Kami akan hadirkan stakeholder untuk bicara data. Lalu turun ke bawah, melihat secara sampling misalnya. Karena perizinan juga berkaitan dengan pajak,” ujar Mia.

    DPRD Kota Malang juga menyoroti sistem perizinan usaha berbasis elektronik atau OSS di Kota Malang. Pemkot Malang yang sudah memiliki Perda tentang Pengendalian Minuman Beralkohol sejak 2020 pasca kebijakan perizinan berbasis OSS muncul harusnya juga dilengkapi dengan peraturan wali kota.

    “Tentu kami juga akan undang OPD terkait dan para pengusaha hiburan malam di Kota Malang di audiensi selanjutnya. Nanti Dinas Perizinan akan memaparkan data terkait tempat hiburan malam di Kota Malang yang taat dan melanggar aturan,” ujar Anggota Komisi A DPRD Kota Malang, Danny Agung Prasetyo.

    Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji mengkritik Pemkot Malang yang tidak jeli dalam memberikan izin usaha restoran maupun tempat hiburan malam. Sebab, pajak hiburan dan pajak restoran berbeda.

    “Kalau yang namanya usaha tempat hiburan malam, ya seyogyanya izinnya benar benar izin tempat hiburan. Karena kalau pajak hiburan kan 50 persen, sedangkan resto 10 persen. Itu kan beda,” ujar Bayu.

    Sementara Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Ditto Arief Nurakhmadi menjelaskan dampak dari tempat hiburan malam berkedok restoran adalah tidak optimalnya realisasi pajak asli daerah. Dia justru khawatir menjamurnya tempat hiburan malam justru merusak generasi muda Kota Malang.

    “Kami melihat berkembangnya tempat hiburan malam di Kota Malang ternyata tak banyak berdampak signifikan pada PAD kita. Kami khawatir ini dampak sosialnya lebih besar. Jangan sampai dampak mudharatnya lebih besar dari pada dampak ekonomi atau PAD Kota Malang. Kami juga khawatir tempat hiburan malam malah merusak generasi muda,” ujar Dito. (luc/ian)

  • Longsor dan Banjir Besar di Pekalongan, 16 Orang Meninggal Dunia, Pencarian Masih Lanjut

    Longsor dan Banjir Besar di Pekalongan, 16 Orang Meninggal Dunia, Pencarian Masih Lanjut

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan longsor besar yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Senin (20/1/2025) pukul 17.30 WIB telah menewaskan 16 orang. Hingga saat ini, pencarian masih terus dilakukan untuk menemukan tiga korban yang dilaporkan hilang.

    “Hingga hari ini, Selasa (21/1) pencarian korban masih dilakukan oleh tim gabungan mengingat masih ada 3 orang yang dilaporkan hilang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa (21/1/2025).

    Peristiwa ini juga menyebabkan 10 orang mengalami luka-luka. Para korban langsung dirujuk ke Puskesmas dan RSUD terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

    Selain itu, longsor menimbun dua unit rumah serta menyeret sejumlah kendaraan yang sedang melintas. “Peristiwa juga menyebabkan 2 unit jembatan rusak,” tambah Abdul Muhari.

    Bencana ini tidak hanya terbatas pada longsor. Pasca hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, banjir bandang turut menerjang Desa Kasimpar. Hingga kini, kerugian material akibat banjir bandang masih dalam pendataan.

    Mengacu pada prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Pekalongan diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang hingga 23 Januari 2025.

    Kondisi ini berpotensi memicu bencana lanjutan seperti banjir bandang dan tanah longsor. Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan waspada, khususnya bagi mereka yang tinggal di area rawan bencana.

    “Warga juga diminta melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih,” ungkapnya.

    Selain itu, warga yang tinggal di dekat lereng dan tebing diminta memantau secara berkala kondisi tanah di sekitar rumah mereka sebagai langkah pencegahan. [hen/ian]

  • Bus Rombongan Ziarah Tabrak Truk Gula di Tol Ngawi

    Bus Rombongan Ziarah Tabrak Truk Gula di Tol Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Bus rombongan peziarah asal Cilacap menabrak truk muatan gula, di Jalan Tol Ngawi-Solo KM 559 B,Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi pada Selasa (21/01/2025) pukul 15.00 WIB. Akibatnya, dua orang terluka, yakni kernet bus dan salah seorang penumpang.

    Menurut Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi, Iptu Parsidi, kecelakaan bermula ketika bus Riyan Agung Abadi dengan nomor polisi R-7118-OT yang dikemudikan oleh Sudirwan (57), warga Cilacap. Bus itu melaju dari arah Ngawi ke arah Solo atau dari arah timur ke barat. Bus tersebut mengakut 51 orang rombongan peziarah, dan hendak kembali ke Cilacap.

    Di depan bus tersebut, terdapat truk Fuso muatan gula bernomor polisi R-8001-OX yang dikemudikan oleh Prabowo Adi (67), warga Banyumas.

    Berdasarkan keterangan saksi di lokasi, bus yang dikemudikan Sudirwan tidak mampu mengendalikan laju kendaraan sehingga oleng ke kiri. Kurangnya perhatian terhadap arus lalu lintas serta jarak yang sudah terlalu dekat membuat bus menabrak bagian belakang truk Fuso.

    “Kecelakaan tersebut mengakibatkan kerusakan pada kedua kendaraan. Selain itu, beberapa korban mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke RSUD Sragen, Kabupaten Sragen, serta RS Widodo, Kabupaten Ngawi, untuk mendapatkan perawatan medis. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” kata Parsidi.

    Pihak kepolisian mengimbau para pengendara untuk selalu berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas demi menghindari kejadian serupa. Saat ini, kasus kecelakaan masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak Satlantas Polres Ngawi. Dua kendaraan yang terlibat kecelakaan telah diamankan di kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi. [fiq/ian]

  • BPN Jatim: HGB 656 Hektare di Perairan Timur Surabaya Masuk Sidoarjo

    BPN Jatim: HGB 656 Hektare di Perairan Timur Surabaya Masuk Sidoarjo

    Surabaya (beritajatim.xom) – Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 656 hektare yang sebelumnya disebut berada di perairan timur Surabaya ternyata masuk wilayah Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo.

    Informasi ini disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jawa Timur, Lampri, saat jumpa pers di Kantor ATR/BPN Kanwil Jatim pada Selasa (21/1/2025).

    “HGB yang sebelumnya disebut berada di wilayah Surabaya, itu ternyata ada di Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo,” ujar Lampri.

    Lampri menegaskan bahwa status HGB seluas 656 hektare tersebut masih dalam penyelidikan oleh petugas BPN wilayah Sidoarjo. Menurutnya, berdasarkan aturan, tidak diperbolehkan adanya HGB di atas perairan atau laut.

    “HGB di atas laut tidak boleh. Makanya kami melakukan investigasi dan menunggu hasilnya, apakah di atas HGB ini terjadi abrasi sehingga hilang, atau tanah itu musnah,” jelas Lampri.

    Proses investigasi diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu minggu. Lampri juga menegaskan bahwa jika ditemukan adanya pelanggaran, maka HGB tersebut bisa dibatalkan.

    “Kalau ada pelanggaran, tentu kami batalkan, salah satunya. Tapi harap bersabar dan jangan langsung berprasangka buruk,” tutup Lampri. [ram/beq]

  • Kontak Vidcall, Bupati Hendy Doakan Bocah Terduga Korban Perundungan di Jember Jadi Presiden

    Kontak Vidcall, Bupati Hendy Doakan Bocah Terduga Korban Perundungan di Jember Jadi Presiden

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto menyempatkan diri berkomunikasi via video WhatsApp atau video call (vidcall) dengan J, bocah yatim kelas 6 SD terduga korban perundungan, di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (21/1/2025) sore.

    Komunikasi tersebut dibuka oleh Camat Semboro ‘Ading’ Abdul Kadir yang mendatangi rumah J untuk mengecek kehebohan di media sosial tersebut. Dia menelepon Hendy yang sedang berada di Pendapa Wahyawibawagraha.

    Percakapan berlangsung kurang lebih empat menit. Ading mengatakan, J hendak masuk pondok pesantren di Manggisan, Kecamatan Tanggul. “Sip! Hati-hati berteman. Biarkan kejadian kemarin jadi pengalaman yang luar biasa, pertama dan terakhir. Hati-hati,” kata Hendy, berpesan kepada J agar tidak meninggalkan salat.

    Hendy juga bercakap-cakap dengan ibunda J dan meminta maaf. “Sehat ya? Tidak usah marah-marah. Sudah diurus oleh teman-teman. Ini bagian dari tanggung jawab pemerintah. Tidak boleh hal ini terulang kembali,” katanya.

    Hendy meminta J tetap bersemangat dan mendoakan semua kawan. “Kamu harus jadi orang hebat. Mudah-mudahan bisa jadi bupati, jadi menteri, jadi presiden. Tapi harus salat,” katanya.

    “Mau minta apa ke Pak Bupati?” tanya Hendy.

    “Mau masuk pondok,” kata J.

    “Ya sudah, di pondoknya kami bantu. Jangan khawatir. Tetap semangat. Nanti kalau sudah di pondok, jangan cerita soal kejadian kemarin kepada teman-teman,” kata Hendy.

    J ditemukan sang ibu dalam keadaan tak sadar pada pukul tiga sore, Minggu (19/1/2025). Kehebohan terjadi, setelah sang ibu menuduh anaknya menjadi korban perundungan, terutama setelah beredarnya potongan video yang mempertontonkan adegan seorang bocah lelaki seperti sedang menginjak perut J yang pingsan di lapangan.

    Sebelum pergi bermain, J meminta uang Rp 15 ribu kepada ibunya dan Rp 14 ribu kepada sang nenek untuk membeli tiga bungkus plastik es teh dan cemilan.

    J sempat berenang di sungai dan buang air. Saat kembali meneguk es tehnya, mendadak dia tidak sadarkan diri sekitar pukul sebelas siang. “Dugaan kami, teman-temannya bingung karena dia mendadak tidak sadar di gardu tempat bermain. Akhirnya dia digerojok air dan dibawa ke lapangan,” kata Ading.

    Sebelum ditemukan sang ibu, J sempat dibawa ke sana kemari oleh dua orang temannya dengan bersepeda motor. “Tapi tidak dibawa pulang. Mungkin mereka takut kok dia pingsan,” kata Ading.

    Polisi sedang mendalami peristiwa ini. “Ini jadi viral kan karena ibu si anak marah-marah karena panik melihat kondisi sang anak, dan keponakannya di Jember menarasikan itu (di media sosial),” tambah Ading. [wir]

  • Santri di Bangkalan Hilang Terseret Arus Banjir, Pencarian Terus Dilakukan

    Santri di Bangkalan Hilang Terseret Arus Banjir, Pencarian Terus Dilakukan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Seorang santri dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Selasa (21/1/2025). Korban diketahui bernama Muhammad Sohibul Kirom (16), santri dari salah satu pondok pesantren di sekitar Jembatan Blega.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangkalan, Taufik Efendi, mengatakan bahwa kejadian bermula saat korban bermain di sekitar sungai yang meluap akibat banjir. Diduga korban tidak mampu menahan derasnya arus sehingga terbawa arus dan hilang.

    “Korbannya santri salah satu pondok pesantren di sekitar jembatan Blega,” terangnya.

    Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Hingga saat ini, tim gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang hilang. “Kami masih melakukan penyisiran di sekitar sungai di mana korban pertama kali berada di sungai,” imbuhnya.

    Upaya pencarian tidak hanya dilakukan oleh BPBD Bangkalan, tetapi juga melibatkan personel dari TNI-Polri serta warga setempat. Namun, proses pencarian terkendala kondisi sungai yang keruh dan arus yang deras. “Sungai Blega saat ini dalam kondisi keruh dan arus yang deras,” tambah Taufik.

    Hingga berita ini ditulis, pencarian masih terus dilakukan untuk menemukan korban. Pihak berwenang mengimbau warga agar lebih berhati-hati dan menghindari area sungai yang berarus deras selama musim hujan guna menghindari kejadian serupa. [sar/suf]

  • Heboh! Bocah Yatim Kelas 6 SD di Jember Kelenger Setelah Minum Es Teh

    Heboh! Bocah Yatim Kelas 6 SD di Jember Kelenger Setelah Minum Es Teh

    Jember (beritajatim.com) – Seorang bocah yatim kelas 6 sekolah dasar berinisial J di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mendadak pingsan setelah meminum es teh. Kehebohan terjadi, dipicu informasi di media sosial yang menyebut J menjadi korban perundungan.

    Informasi di Facebook yang diunggah seorang kerabat J menyebutkan, minuman yang dibeli J diberi obat yang membuat si bocah teler. Tak kunjung sadar, J direndam di sungai dan ditidurkan di lapangan. Cuplikan video yang beredar di media sosial mempertontonkan adegan seorang bocah lelaki seperti sedang menginjak perut J yang pingsan di lapangan.

    J ditemukan sang ibu dalam keadaan tak sadar pada pukul tiga sore, Minggu (19/1/2025) dan dilarikan ke puskesmas terdekat.

    Tak butuh waktu lama. Peristiwa ini memantik perhatian pemerintah daerah dan kepolisian. Apalagi informasi dengan berbagai versi berseliweran.

    Kakak sepupu perempuan J berinisial D mengatakan, J memang suka berteman dengan remaja yang lebih tua. “Dia tidak mau berteman dengan yang sebaya. Maunya yang lebih besar,” katanya, Selasa (21/1/2025).

    Minggu pagi, J minta izin ke pemandian dan sempat minta uang untuk membeli es teh. “Sampai jam tiga sore kok tidak pulang,” kata D

    Ibu J pun mencari bersama seorang kerabat dan menemukan anaknya terendam di sungai kecil di daerah persawahan. Sungai itu tidak terlalu dalam. “Tapi kebetulan pas kejadian sedang hujan, sehingga air naik,” kata D.

    D menduga es teh J ini dicampur pil koplo oleh seseorang. Es teh tersebut sempat ditinggalkan J di tempat mereka bermain saat hendak buang air. “Lalu es teh itu diminum lagi, dan tidak sadar,” kata D.

    Dua orang remaja lelaki SMP dan SMA kemudian meletakkan J ke sungai kecil dekat rumah supaya sadar. Namun J tidak juga sadar, saat ditemukan sang ibu dan dibawa ke puskesmas. J sadar pada Senin subuh keesokan harinya.

    Kejadian ini membuat warga desa heboh. Polisi memeriksa dua orang remaja pria yang saat itu bersama J.

    Sementara itu, Camat Semboro ‘Ading’ Abdul Kadir mendatangi rumah J bersama Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (PPPAKB) Jember Poerwahjoedi, Selasa (21/1/2025).

    Dari keterangan J, Ading tidak menemukan adanya perundungan. “Ini bukan bullying. Tidak ada luka dan sakit. Dia malah senyum-senyum,” katanya.

    J juga menyebut tidak ada perundungan apapun. “Nggak kok, Ma. Aku gak sakit, gak apa-apa,” katanya kepada sang ibu sebagaimana ditirukan Ading.

    Sebelum pergi bermain, J meminta uang Rp 15 ribu kepada ibunya dan Rp 14 ribu kepada sang nenek untuk membeli tiga bungkus plastik es teh dan cemilan.

    J sempat bermain dan berenang di sungai. Dia juga sempat buang air. Saat kembali meneguk es tehnya, mendadak dia tidak sadarkan diri sekitar pukul sebelas siang. “Dugaan kami, teman-temannya bingung karena dia mendadak tidak sadar di gardu tempat bermain. Akhirnya dia digerojok air dan dibawa ke lapangan,” kata Ading.

    Sebelum ditemukan sang ibu, J sempat dibawa ke sana kemari oleh dua orang temannya dengan bersepeda motor. “Tapi tidak dibawa pulang. Mungkin mereka takut kok dia pingsan,” kata Ading.

    Polisi sedang mendalami peristiwa ini. “Ini jadi viral kan karena ibu si anak marah-marah karena panik melihat kondisi sang anak, dan keponakannya di Jember menarasikan itu (di media sosial),” tambah Ading.

    Sementara itu Kepala Kepolisian Sektor Semboro Inspektur Satu Andrias Suryo Rubedo belum bisa memgambil kesimpulan soal ada tidaknya dugaan perundungan terhadap J. “Namun hasil olah TKP di lapangan dan keterangan saksi-saksi, itu baru asumsi,” katanya.

    Menurut Rubedo, J belum belum ingat kejadian yang menimpa. Namun berdasarkan keterangan sejumlah saksi, remaja lelaki yang terlihat menginjak perut J sebenarnya justru yang menolong saat J pingsan mendadak.

    “Hanya dia tidak mau menyentuh dengan tangan, tapi dengan kaki. Ini yang memunculkan persepsi di masyarakat bahwa apa yang dilakukannya tidak layak,” kata Rubedo. [wir]

  • 2 Anak Ditemukan Tewas di Genangan Sisa Banjir Surabaya

    2 Anak Ditemukan Tewas di Genangan Sisa Banjir Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Dua orang anak berusia 6 tahun di Jalan Tambak Dalam Baru, Surabaya ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di genangan air sisa banjir.

    Dua anak ini tenggelam di genangan air sedalam 1,5 meter ketika bermain air bersama hari Selasa pagi. Nahas saat warga menemukan keduanya, F (6) dan R (6), sudah dalam kondisi tak bernyawa.

    Kanit Reskrim Polsek Asemrowo, Surabaya, Iptu Agung mengatakan, kejadian anak tenggelam ini terjadi pukul 10.00 WIB. Warga menemukan jasad 2 anak tersebut, di genangan air sisa banjir.

    “Kami mendapatkan informasi dari warga bahwa ada orang tenggelam di Tambak Dalam Baru, Gg 8. Kita ke TKP, dan benar sudah ditemukan orang tenggelam yang setelah itu dibawa ke Puskesmas Asemrowo,” kata Agung, Selasa  (21/1/2025).

    Agung menjelaskan, kronologi yang disampaikan oleh warga setempat bahwa dua anak ini sebelumnya sedang bermain bersama-sama. Dan tidak mengetahui kalau ada lubang di sekitar area bermain mereka.

    “Dari keterangan saksi anak ini bermain dan tidak mengetahui kalau ada genangan air, yang dalam. Ke duanya sudah ditemukan meninggal di lokasi, saat dievakuasi, keluarga tidak berkenan autopsi” jelas Agung. (ted)

  • Warga Tambakasri Malang Tanami Jalan Rusak Dengan Pohon Pisang

    Warga Tambakasri Malang Tanami Jalan Rusak Dengan Pohon Pisang

    Malang (beritajatim.com) – Kesal jalan rusak tak kunjung perbaikan, membuat warga di Dusun Sumberkembang, Desa Tambakasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, melakukan aksi tanam pisang sepanjang 50 meter.

    Aksi itu merupakan bentuk protes karena jalan tersebut, tak kunjung diperbaiki. Kepala Desa Tambakasri, Ngateno, menjelaskan, aksi tanam pisang oleh sekelompok orang tidak dikenal itu terjadi pada Jumat (17/1/2025) malam.

    “Saya pas melintas disitu tiba-tiba ada tanaman pohon pisang sepanjang sekitar 50 meter. Kemudian saya perintahkan Kepala Dusun untuk turun ke lokasi. Selanjutnya kejadian itu saya laporkan ke Camat Sumbermanjing Wetan,” tegas Ngateno, Selasa (21/1/2025).

    Dikatakan Ngateno, aksi penanaman pohon pisang oleh sekelompok warga itu, diduga lantaran kesal karena jalan rusak tidak segera diperbaiki.

    Padahal, lanjut Ngateno, jalan itu masuk jalan kelas satu di wilayah Kabupaten Malang. “Untuk perbaikan jalan kelas 1 itu harus pihak Kabupaten Malang. Karena jika diperbaiki oleh pemerintah desa dengan menggunakan Dana Desa (DD) yang jelas tidak mencukupi,” tuturnya.

    Lebih jauh Ngateno menjelaskan, untuk kerusakan jalan disitu sekitar 450 meter. Jalan itu akses perekonomian satu-satunya menuju pasar Dampit. Apalagi, jalan itu tempat berlalulintas warga dua desa Tambakasri dan Sidoasri untuk menjual hasil bumi seperti pisang, kelapa, cengkeh bahkan kayu sengon.

    “Saya minta agar Pemerintah Kabupaten Malang segera melakukan perbaikan,” Ngateno mengakhiri.

    Berdasarkan pantauan, kondisi jalan yang semula di cor dan dilapisi beton itu banyak yang terkelupas dan membentuk lubang-lubang dengan diameter bervariasi. Bahkan, ada titik jalan yang lubangnya menutupi semua permukaan jalan. Apalagi di musim hujan seperti sekarang, kondisi jalanan becek dan licin. (yog/ted)