Category: Beritajatim.com Regional

  • Pria Tua di Kediri Meninggal di Rumah Dukun Pijat

    Pria Tua di Kediri Meninggal di Rumah Dukun Pijat

    Kediri (beritajatim.com) – Diduga mengalami serangan jantung, seorang pria tua di Kediri meninggal dunia secara mendadak di rumah dukun pijat. Nasib malang itu menimpa Soepadi (75) warga Jl. Lintasan No 2 D RT 17 RW 05, Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri.

    Kapolsek Mojoroto Kompol Rudi Purwanto mengatakan, awalnya korban datang ke rumah dukun pijat Daminah di Jl. DR. Saharjo RT.06 RW.01, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, pada Rabu pagi 22 Januari 2025. Tetapi belum sempat dipijat, korban sudah meninggal dunia.

    “Telah ditemukan seorang laki-laki meninggal dunia mendadak, diduga karena sakit jantung,” kata Kapolsek Mojoroto, Kompol Rudi Purwanto, S.H.

    Menurut keterangan Daminah kepada polisi, korban datang mengendarai sepeda motor untuk menjalani pijatan rutin bulanan di rumahnya. Korban sempat berbincang singkat dengan saksi sebelum masuk ke kamar untuk bersiap menerima pijatan. Saat itu, Daminah sedang menyiapkan minuman air gula untuk korban.

    Setelah minuman selesai dibuat, Daminah kembali ke kamar dan menemukan korban dalam posisi duduk tertelungkup di atas kasur. Saksi berusaha membangunkan korban sambil memegang dadanya dan berkata, “Pak bangun, pak bangun, namun tidak ada respons,” imbuh Rudi Purwanto menirukan Daminah.

    Daminah segera meminta bantuan tetangganya, Sunardi, yang kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Pojok serta keluarga korban. Petugas Polsek Mojoroto dan Puskesmas Sukorame tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Petugas Puskesmas Sukorame memastikan korban sudah meninggal dunia. “Dugaan sementara kejadian meninggal di dalam kamar, sebelum dilakukan pemijatan. Tidak ada luka tanda aniaya baik benda tumpul atau tajam. Menurut keterangan anak korban, bahwa orang tuanya memang mempunyai riwayat sakit jantung sejak 10 tahun yang lalu,” terang Rudi Purwanto.

    Atas permintaan anak korban, keluarga tidak mengajukan penuntutan kepada pihak mana pun terkait kejadian ini. Mereka juga mengajukan surat permohonan agar tidak dilakukan autopsi. Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka menggunakan kendaraan pribadi milik anak korban. [nm/ian]

  • Widya Mandala Hall Saksi Bisu Pentahbisan Romo Didik sebagai Uskup Surabaya

    Widya Mandala Hall Saksi Bisu Pentahbisan Romo Didik sebagai Uskup Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo atau Romo Didik resmi ditahbiskan sebagai Uskup Keuskupan Surabaya pada hari Rabu, 22 Januari 2025, bertempat di Widya Mandala Hall, Jalan Kalisari, Mulyorejo

    Misa tahbisan Romo Didik ini dipimpin oleh Nuntsius atau Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo serta dihadiri kurang lebih sebanyak 2.500 umat Katolik, dan didoakan 37 Uskup se-tanah air.

    Dalam doa pembukaan, Mgr. Piero berharap, ke depan Romo Didik dapat menjadi gembala yang baik bagi umat Keuskupan Surabaya.

    “Engkau memilih untuk menetapkan hamba dan imam-Mu Agustinus (Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo) menjadi pemimpin Gereja-Mu di Keuskupan Surabaya. Bantulah hamba-Mu ini agar dengan bimbingan-Mu, dia dapat menunaikan tugas sebagai uskup dengan pantas dan memimpin umat,” ucap Mgr. Piero dalam Doa Kolekta di hadapan para umat, Rabu (22/1).

    Selanjutnya, RD. Antonius Padua Dwi Joko membacakan secara resmi mandat apostolik yang menunjuk Romo Didik sebagai Uskup Keuskupan Surabaya di hadapan seluruh umat dan para imam.

    “Kami mengetahui kebutuhan tahtanya lowong setelah kematian saudara Vincentius Sutikno Wisaksono dan menantikan gembala baru. Kami memikirkan anda putra kekasih yang dianugrahi kepemimpinan. Kami mengangkat anda sebagai Uskup Surabaya dan anda dapat menerima tahbisan,” ucap Romo Antonius membacakan Mandat Apostolik tersebut yang dituliskan oleh Paus Fransiskus yang berkedudukan di Vatikan.

    Upacara diawali dengan nyanyian “Veni Creator Spiritus” yang dibawakan bersama oleh paduan suara dan seluruh umat, memohon kehadiran Roh Kudus untuk memberkati tahbisan Romo Didik.

    Setelah itu, Nuntius memimpin janji tahbisan, mengajukan sembilan pertanyaan kepada Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo sebagai bagian dari proses pengangkatannya sebagai Uskup Surabaya.

    “Bersediakah engkau, dengan bantuan Roh Kudus, melaksanakan sampai mati, tugas yang dipercaya para rasul kepada kami dan yang kini akan diserahkan kepadamu dengan penumpangan tangan?,” ucap Nuntsius Piero dalam pertanyaan yang diajukan kepada Romo Didik.

    Semua pertanyaan itu dijawab oleh Romo Didik, yang pada intinya dirinya bersedia untuk mengemban seluruh tugas dan kewajiban sebagai uskup.

    Selanjutnya, Romo Didik maju ke hadapan Nuntius untuk kemudian didoakan. Lalu Romo Didik pun tidur tengkurap, yang bertanda merendahkan diri di hadapan Tuhan. Umat lalu merespons dengan menyanyikan “Litani Orang Kudus” untuk memohon doa kepada para orang kudus untuk uskup yang hendak ditahbiskan.

    Kemudian, Uskup terpilih pun bangkit berdiri dan dilanjutkan dengan penumpangan tangan oleh seluruh uskup yang hadir serta doa Tahbisan.

    Nuntius Piero melakukan pengurapan kepala menggunakan minyak kristal kepada Romo Didik sebagai uskup terpilih. Evangeliarium (Kitab Injil) serta lambang-lambang uskup, seperti tongkat dan mitra lalu diserahkan kepada Romo Didik, sebagai tanda telah ditahbiskan.

    Sementara, Juru Bicara Pentahbisan Keuskupan Surabaya RD Agustinus Ferdian Dwi Prastiyo dalam kesempatannya menjelaskan bahwa prosesi penahbisan ini melewati 16 ritus yang berbeda.

    “Ritus yang terutama yaitu ritus penahbisan itu sendiri. Rangkaiannya dimulai setelah bacaan Injil,” rincinya.

    Ke depannya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo akan memimpin sekitar 160.000 umat Katolik di 46 paroki dalam Keuskupan Surabaya hingga usia 75 tahun. (ted)

  • Pesan Khusus AJP untuk Kapolres Pamekasan AKBP Hendra Eko Triyulianto

    Pesan Khusus AJP untuk Kapolres Pamekasan AKBP Hendra Eko Triyulianto

    Pamekasan (beritajatim.com) – Komunitas wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP), menitipkan pesan khusus bagi AKBP Hendra Eko Triyulianto dalam melaksanakan tugas sebagai Kapolres Pamekasan.

    Pesan khusus tersebut disampaikan disela kegiatan ‘Piramida Polres Pamekasan; Kapolres Pamekasan Sapa Insan Pers’, di Gedung Tatag Trawang Tungga Mapolres Pamekasan, Rabu (22/1/2025).

    Bahkan dalam kesempatan tersebut, AJP juga memberikan cinderamata sebagai ungkapan selamat datang bagi PJU Polres Pamekasan, yang sebelumnya menjabat Kasubdit I Ditreskrimum Polda Jawa Timur.

    “Ini sebagai bentuk salam penghangat di Kabupaten Pamekasan, minimalnya ada kesan positif di awal pertemuan ini. Bahasa lain kita sebagai tuan rumah akan menyambut ramah,” kata Ketua AJP, Muhammad Khairul Umam.

    Selain itu, pihaknya juga menyampaikan pentingnya komitmen dalam melaksanakan tugas sebagai penegak hukum. “Melalui kesempatan ini, kami juga sangat berharap agar bapak kapolres yang baru, agar tidak tebang pilih dalam penegakan hukum,” harapnya.

    “Tidak kalah penting juga harus terbuka dan ramah kepada rekan-rekan media, siap komunikasi dan bisa dikonfirmasi 24 jam yang berhubungan dengan tugas-tugas jurnalistik,” sambung Hairul (sapaan akrab M Khairul Umam.

    Harapan tersebut bukan tanpa alasan, sebab pihaknya menilai jika pers sebagai salah satu pilar penting penegak demokrasi. “Sejauh ini Pamekasan merupakan kabupaten yang sejuk dan kompleks, sehingga sikap dan cara komunikasi kapolres juga sangat menentukan arah kondusifitas di Pamekasan,” jelasnya.

    “Maka dari itu kami sangat berharap momentum ini dapat memberikan kesan positif bagi Kapolres AKBP Hendra Eko Triyulianto, semoga kedepan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat di kabupaten Pamekasan,” pungkasnya. [pin/suf]

  • Begini Asal Usul dan Penampakan HGB di Atas Laut Sidoarjo

    Begini Asal Usul dan Penampakan HGB di Atas Laut Sidoarjo

    Surabaya (beritajatim.com) – Perairan timur Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo yang memiliki status Hak Guna Bangunan (HGB) misterius seluas 656 hektare, masih berupa lautan lepas, Rabu (22/1/2025).

    Dari hasil penelusuran beritajatim.com bersama nelayan setempat menemukan kalau lokasi HGB itu masih kosong, hanya terdapat akar tumbuhan mangrove yang rusak dan ada 2 tower yang tidak diketahui fungsinya.

    Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Jatim, Lampri, sehari sebelumnya menjelaskan bahwa HGB tersebut tercatat atas nama dua badan hukum (PT) dengan total tiga izin HGB, yang diberikan sejak 1996-2026 .

    Izin HGM itu dari PT Surya Inti Permata memiliki dua izin dengan luas masing-masing 285,16 hektare dan 219,31 hektare, sementara PT Semeru Cemerlang menguasai HGB seluas 152,36 hektare.

    “Dengan total luas 656 hektare, ada dua badan hukum yang tercatat, yaitu PT Surya Inti Permata dan PT Semeru Cemerlang,” ungkap Lampri dalam jumpa pers pada Selasa (21/1/2025) kemarin.

    Dimulai dari Pembelian Tambak Dikelola Warga oleh Konglomerat PT, Tahun 1985

    Sementara jauh sebelum polemik HGB mencuat, nelayan setempat Moh. Soleh mengungkapkan bahwa benar sebagian besar tambak laut di atas teritori HGB itu telah dikuasai oleh konglomerat berinisial H sejak 1985. Namun ia mengaku tidak mengetahui detail itu ada kaitannya polemik HGB di atas laut desanya tersebut.

    “Di sekitar situ memang dulunya berdiri tambak warga, lalu ada pembelian lahan tambak (besar-besaran) sekitar tahun 1985,” kata Moh. Soleh kepada beritajatim.com, Rabu (22/1/2025) hari ini.

    Dia menjelaskan bahwa lahan tambak di perairan laut itu awalnya diberikan pemerintah desa kepada warga untuk dikelola, namun kemudian dijual kepada kolomerat pemilik PT berinisial H.

    “Saat itu banyak yang punya tambak, hampir satu desa punya. Tetapi saya juga tidak tahu mengapa itu kemudian dijual, dan untuk apa lahan (laut) tersebut akan difungsikan oleh PT,” jelasnya.

    Jarak HGB dari Pemukiman Warga Sekitar 3 KM

    Jarak antara rumah Moh. Soleh dengan lokasi HGB seluas 656 hektare di atas laut itu memiliki jarak tempuh perahu sekitar 1 jam perjalanan, atau sejauh 3 kilometer (km). Nelayan ini mengaku mengetahui sebagian besar proses alih kepemilikan lahan tersebut, dari warga kepada PT.

    Area HGB Sempat Ditanami Pagar, Dibantu Ratusan Nelayan

    Moh. Soleh menambahkan bahwa setelah bekas tambak dibeli PT, sekelilingnya dipagari dengan kayu setinggi 2-3 meter sebagai tanda batas, bahkan proses pemagaran tersebut melibatkan ratusan perahu nelayan.

    “Dulunya ada semacam dipagari gelam (kayu yang disusun jadi pagar). Saat itu sampai mengerahkan beberapa ratus perahu begitu, di sekitar pinggiran tambak. Mulai utara sampai ujung yang punya PT milik pak H,” ucap dia.

    Namun, pagar kayu setinggi 2 – 3 meter yang dulu kokoh kini telah lapuk dan hancur akibat hempasan ombak, sehingga tidak ada sisa sedikit pun.

    “Pagar gelam ini sudah tidak ada sisa setelah diterjang air laut asin. Bahkan (panjangnya) pagar mulai utara sampai ujung di tambak punya pak H,” tutupnya.

    Diketahui polemik kemunculan HGB di atas laut Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo saat ini masih dilakukan penyelidikan investigasi oleh Kanwil ATR/BPN Jawa Timur, selama satu pekan ke depan. [ram/beq]

  • Perusahaan Daur Ulang Sampah Sidoarjo Desak Pemeritah Buat Regulasi

    Perusahaan Daur Ulang Sampah Sidoarjo Desak Pemeritah Buat Regulasi

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pemerintah diminta membuat regulasi terkait penggunaan material daur ulang dalam berbagai aspek diatas 50 persen, termasuk sektor pembangunan.

    Hal itu disampaikan dua perusahaan pengelola sampah daur ulang dalam penandatanganan nota kesepahaman PT Reciki Solusinya Indonesia bersama PT Raesaka Amanah Widyakarya (Parangpong RAW Lab) di Sidoarjo, Rabu (22/1/2025).

    PT Reciki Solusinya Indonesia bersama PT Raesaka Amanah Widyakarya (Parangpong RAW Lab) dua perusahaan daur ulang sampah mendorong pemerintah untuk membuat regulasi penggunaan produk daur ulang.

    Direktur PT Reciki Bima Aries Diyanto mengatakan, pemerintah diharapkan segera membuat regulasi penggunaan barang daur ulang guna mengoptimalkan pengelolaan sampah dan mengurangi dampak lingkungan.

    “Regulasi tersebut harus mencakup standar kualitas, pengawasan, dan insentif bagi industri daur ulang. Regulasi yang jelas akan meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengembangkan industri daur ulang,” kata Bima.

    Bima mengakui, kebijakan untuk mendukung perkembangan industri daur ulang adalah regulasi pengguna produk dari hasil daur ulang itu sendiri.

    “Yang jelas untuk mendukung industri daur ulang, misalnya pemerintah menyetop pengiriman barang origin dan mengoptimalkan berbagai produk dari daur ulang,” imbuhnya.

    Sementara itu, CEO PT Raesaka Amanah Widyakarya (Parangpong RAW lab) Rendy Aditya Wahid menegaskan produk yang dihasilkan dari daur ulang perusahaannya salama ini memiliki pasar tersendiri termasuk sejumlah perusahaan BUMN dan perusahaan internasional.

    Beberapa produk diantaranya, papan pengganti kayu (oriplas) yang terbuat dari sampah pampers, pakaian dan berbagai jenis sampah lainya. Selain itu, ada lantai dinding yang terbuat dari puntung rokok.

    Dia mengakui, harga dari produk yang dihasilkan dari daur ulang memiliki selisih harga lebih mahal dari barang origin yang sama dengan jenis yang dibuat. Namun, dia memastikan kualitas dan kegunaannya melebihi barang origin di pasaran.

    “Selama ini produk yang kami hasilkan memilik market yang pasti. Termasuk beberapa perusahaan internasional dan mereka memiliki kebijakan yang sama terkait penggunaan produk daur ulang dalam berbagai aspek diatas 50%. Dia berharap salah satu produk yang dibuat dapat digunakan sebagai salah satu bahan struktural bangunan,” katanya mengakhiri.

    Perlu diketahui, PT Reciki sendiri bergerak di bidang daur ulang sampah yang berdiri sejak tahun 2019. Sepanjang perjalanannya sejumlah perusahaan dan pemerintah daerah di beberapa wilayah telah menjalin kerjasama dengan perusahaan tersebut.

    PT Reciki yang mampu menampung sampah bernilai jual hingga ribuan ton perhari itu, kini menjalin kerjasama dengan Parangpong RAW lab sebagai penyedia bahan produk daur ulang yang dihasilkan perusahaan asal Jawa Barat. (isa/ted)

  • PMK di Lamongan Sentuh Seribu Kasus, Seluruh Pasar Hewan Ditutup

    PMK di Lamongan Sentuh Seribu Kasus, Seluruh Pasar Hewan Ditutup

    Lamongan (beritajatim.com) – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lamongan terus menunjukkan peningkatan. Saat ini jumlahnya telah menyentuh angka seribu, dengan sebaran yang hamper seluruh kecamatan.

    Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lamongan, Shofiah Nurhayati, menyebut bahwa berdasarkan data tanggal 21 Januari 2025, ternak yang terpapar PMK mencapai 1.132 ekor.

    “Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari bulan Desember 2024 sampai kemarin,” kata Shofiah, saat dikonfirmasi, Rabu (22/1/2025).

    Dari angka tersebut, 263 ekor sudah berhasil disembuhkan. Sementara 772 lainnya masih dalam kondisi sakit, 57 ekor mati dan 40 ekor lainnya dipotong bersyarat.

    Menurut Shofiah, penambahan kasus baru PMK terjadi hampir setiap hari. Selain itu, sebaran PMK juga semakin meluas. Jika sebelumnya hanya berada di 21 kecamatan, kini telah menyebar di 24 kecamatan dari total 27 kecamatan yang ada di Lamongan. “Kecamatan yang nihil PMK hanya Kecamatan Lamongan, Karangbinangun dan Glagah,” tuturnya.

    Upaya penanganan pun masif dilakukan pemerintah setempat, untuk mencegah penularan lebih luas. Salah satunya dengan menutup pasar hewan di Lamongan.

    Jika sebelumnya yang ditutup hanya pasar hewan Kecamatan Tikung dan Babat, kini dilakukan penutupan secara menyeluruh. Totalnya ada di 15 titik.

    Selain menutup pasar hewan yang dinilai menjadi tempat paling berpotensi terjadinya penularan, uoaya lain yang masif dilakukan untuk menanggulangi PMK yakni dengan memberikan sosialisasi kepada peternak, melakukan pengobatan, pemberian vitamin dan vaksin bagi yang masih sehat.

    “Untuk vaksin mandiri saat ini telah dilakukan kepada 1.234 ekor. Sementara vaksin bantuan 283,” ucap Shofiah. [fak/suf]

  • Habiskan Miliaran Rupiah untuk Drainase, Blitar Masih Dikepung Banjir

    Habiskan Miliaran Rupiah untuk Drainase, Blitar Masih Dikepung Banjir

    Blitar (beritajatim.com) – Kota Blitar belakangan ini sedang menghadapi kepungan banjir. Sejumlah ruas jalan di Bumi Bung Karno tersebut saat hujan berubah menjadi kolam. Ketinggian air yang menggenangi sejumlah ruas jalan protokol di Kota Blitar pun bervariasi mulai dari semata kaki hingga selutut orang dewasa.

    Kondisi ini tentu cukup mengganggu pengguna jalan. Bahkan beberapa kendaraan harus mogok saat menerjang genangan air di sejumlah jalan protokol Kota Blitar tersebut. Beberapa jalan yang menjadi langganan banjir itu diantaranya Jalan Kali Brantas (sekitar wisata air Sumber Udel), Jalan Anggrek hingga Barat Jalan Mastrib ada pula Jalan Merdeka Barat hingga jalan Palem.

    “Ya pasca hujan deras kemarin memang beberapa titik terpantau ada menggenang cukup tinggi,” ucap Agus Suherli, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar, Rabu (22/1/2025).

    Kondisi ini sebenarnya menjadi ironi tersendiri. Pasalnya beberapa bulan lalu Pemerintah Kota Blitar baru saja melakukan perbaikan drainase di 21 titik.

    Anggaran yang digelontorkan untuk perbaikan saluran drainase ini pun mencapai 1,1 miliar rupiah. Perbaikan 21 titik saluran drainase ini dilakukan Pemerintah Kota Blitar selama 2024.

    Kala itu Pemerintah Kota Blitar menganggap perbaikan drainase ini penting untuk mencegah banjir utamanya saat hujan deras melanda. Drainase yang sempit dan belum terkeruk pun diperbaiki harapannya tentu agar bisa menampung serta mengalirkan air lebih banyak sehingga tidak terjadi banjir.

    Namun ternyata, di awal 2025 ini banjir sudah terjadi beberapa kali. Salah satu yang jadi langganan adalah jalan Kali Brantas. Selama awal tahun 2025, jalan Kali Brantas sudah 2 kali tergenang air dengan ketinggian hingga lutut orang dewasa.

    Lucunya, drainase di Jalan Kali Brantas tersebut sebenarnya sudah diperbaiki pada tahun 2024 kemarin. Namun tetap saja banjir terjadi di sana. Mungkin penyebab banjir bukan hanya soal drainase namun juga perihal intensitas hujan yang cukup tinggi seperti yang diutarakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar, Agus Suherli.

    “Karena hujan intensitasnya kan tinggi ini jadi mungkin saluran pembuangannya itu tidak muat, tapi yang jelas sudah surut,” tegasnya.

    Masyarakat Kota Blitar sendiri cukup menyayangkan banjir ini bisa terjadi. Pasalnya banjir ini cukup membuat masyarakat kesulitan beraktivitas seperti berangkat kerja hingga pergi ke sekolah untuk mengantar anak.

    “Kalau air menggenang seperti ini ya merepotkan warga. Mau berangkat kerja atau berangkat sekolah harus menerjang banjir dulu,” ungkap Sutrisno, warga Kota Blitar.

    Warga pun berharap Pemerintah Kota Blitar memberikan solusi atas permasalahan banjir ini. Sehingga banjir tidak terus terjadi dan aktivitas warga bisa normal meski disaat musim hujan tiba.

    “Ya tolonglah Pemerintah Kota Blitar memberikan solusi supaya banjir ini tidak terus terjadi,” tegasnya.

    Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Blitar masih belum berkomentar soal perbaikan drainase yang dilakukannya pada tahun 2024. [owi/beq]

  • Amankan Narkoba Senilai Rp 507,7 Juta, Polres Mojokerto Kota Selamatkan 140.508 Jiwa

    Amankan Narkoba Senilai Rp 507,7 Juta, Polres Mojokerto Kota Selamatkan 140.508 Jiwa

    Mojokerto (beritajatim.com) – Di awal tahun 2025, di bulan Januari anggota Satnarkoba Polres Mojokerto Kota berhasil mengungkap kasus narkotika senilai Rp507.747.000. Dari berbagai jenis narkoba yang diamankan dari tujuh tersangka tersebut, polisi berhasil menyelamatkan 140.508 jiwa.

    Tujuh tersangka tersebut yakni berinisial TY, YW, FS, EP, PD, AS dan RF. Dari ketujuh tersangka diamankan barang bukti yang berhasil diamankan meliputi narkoba golongan 1 jenis sabu dengan berat bruto 67,89 gram, pil double L sebanyak 139.830 butir, tujuh unit timbangan digital.

    Delapan unit Handphone (HP), empat unit sepeda motor, serta uang hasil penjualan sebesar Rp415.000. Tersangka TY, YW, FS dan EP dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) sub Pasal 112 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman 20 tahun penjara dan denda Rp10 miliar.

    Tersangka PD dan AS dijerat Pasal 114 ayat (2) sub Pasal 112 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup dan denda Rp10 miliar. Tersangka PD dan RF dijerat dengan Pasal 435 sub 436 UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan terancam hukuman 12 tahun penjara dan denda Rp5 miliar.

    “Nilai ekonomi dari barang bukti sabu-sabu yang disita diperkirakan mencapai Rp88.257.000. Pil doubel L yang disita senilai Rp419.490.000, dengan asumsi pil double L per biji sebesar Rp3 ribu,” ungkap Kasat Narkoba Polres Mojokerto Kota, AKP Moch Suparlan, Rabu (22/1/2025).

    Rencananya pil doubel L tersebut akan diedarkan di kalangan pelajar di wilayah Mojokerto Raya. Pengungkapan kasus narkoba di awal tahun tersebut dinilai cukup fantastis dengan nilai ekonomis mencapai Rp507.747.000. Dari pengungkapan tersebut 140.508 jiwa berhasil diselamatkan.

    “Dengan asumsi, satu butir pil koplo digunakan satu orang. Kami Polri mendukung kebijakan pemerintah dalam memberantas narkotika dan menyelamatkan generasi muda menjelang berakhirnya program Asta Cita Presiden Republik Indonesia,” katanya. [tin/kun]

  • Dikira Meninggal, Orang Telantar Asal Situbondo Pulang Setelah 27 Tahun

    Dikira Meninggal, Orang Telantar Asal Situbondo Pulang Setelah 27 Tahun

    Surabaya (beritajatim.com) – Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim berhasil memulangkan orang telantar (OT), Tijayanti Halimah (65) ke kampung halamannya, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo pada Minggu (19/1/2025) lalu.

    Liawati Suntiana, Ketua Tim Sub Substansi Penanganan Korban Bencana Sosial Dinsos Jatim yang mendampingi mengatakan, bahwa Halimah tidak pernah pulang ke kampung halamannya selama 27 tahun.

    Halimah pergi di tahun 1996 ke Malaysia, karena mengaku ikut temannya untuk bekerja di pabrik kayu, dengan iming-iming gaji tinggi. Dirinya nekat pergi meninggalkan kedua anaknya, karena sudah bercerai dengan suami dan harus menghidupi anak-anaknya.

    Di tahun 2024, Halimah ingin pulang ke Indonesia lantaran rindu dengan keluarga dan masa berlaku paspornya telah habis. Ia dibantu dengan rekannya asal Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat untuk pulang ke Indonesia melalui jalur transportasi laut.

    Lalu, rekannya tersebut meminta anaknya untuk mengantarkan Halimah ke Dinsos Kalimantan Barat pada Desember tahun lalu. Halimah kemudian menerima rehabilitasi di rumah singgah Dinsos Kalbar selama satu bulan.

    Halimah saat dipulangkan di tengah keluarganya

    Karena identitas yang dipunya hanyalah paspor, Dinsos Kalbar berkoordinasi dengan Tim Jatim Social Care (JSC) Respon Kasus Dinsos Jatim, dan diarahkan ke Bidang Penanganan Bencana Sub Substansi Penanganan Korban Bencana Sosial Dinsos Jatim.

    “Laporan dari Dinsos Kalbar kami terima, keluarga dan Dinsos Kabupaten Situbondo mengkonfirmasi bahwa Ibu Halimah merupakan warga di alamat tersebut. Minggu pagi, Dinsos Kalbar menyerahkan Halimah beserta rombongan ke kami. Dan, kami melakukan pendampingan Halimah untuk diserahkan ke keluarga dan disaksikan oleh Dinsos Kabupaten Situbondo,” kata Liawati.

    Kepulangan Halimah disambut haru oleh warga kampungnya, terlebih kedua anaknya yang sudah menunggu lebih dari dua dekade. Bahkan, anak pertama, yang bernama Khadijah (45) mengira ibunya sudah meninggal dunia, karena tidak ada kabar pasti.

    “Ibu berangkat waktu usia saya 12 tahun, saya kira sudah meninggal. Seminggu lalu dapat kabar dari telepon, mendengar suaranya saja sudah gemetar. Terima kasih untuk Dinsos Jatim sudah membantu kepulangan ibu saya,” tutur Khadijah. [tok/beq]

  • Banjir di Ngawi Berangsur Surut, Warga Mulai Kembali ke Rumah

    Banjir di Ngawi Berangsur Surut, Warga Mulai Kembali ke Rumah

    Ngawi (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang melanda 17 desa di 7 kecamatan di Ngawi, Jawa Timur, sejak Selasa (21/01/2025) dini hari, kini berangsur surut. Pada Rabu pagi (22/01/2025), genangan air di Desa Ngale, Kecamatan Paron, Ngawi mulai berkurang, meskipun beberapa titik pemukiman masih terendam.

    Warga yang sebelumnya mengungsi sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing. Mereka langsung membersihkan perabotan yang terendam lumpur dan membersihkan area sekitar rumah.

    Setelah itu, beberapa dari mereka kembali ke tempat pengungsian untuk mengambil harta benda, termasuk ternak yang sempat diselamatkan. Sementara itu, sebagian warga memilih tinggal sementara di rumah kerabat hingga banjir benar-benar surut.

    Menurut warga, banjir mulai surut sejak pukul 04.00 WIB. Namun, masih ada genangan di beberapa lokasi. Warga berharap cuaca cerah agar tidak ada hujan yang memperburuk situasi.

    “Masih banyak lumpur di rumah. Perabotan juga banyak yang roboh. Sekarang kami fokus bersih-bersih,” kata salah seorang warga Desa Ngale, Srianti.

    “Banjir mulai surut sejak subuh, tapi beberapa tempat masih tergenang. Rumah penuh lumpur, dan kami berharap hari ini tidak hujan lagi,” kata Ongky Alfarisqi, warga yang lain.

    Sebelumnya, banjir ini telah merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian air mencapai lebih dari 1,5 meter. Kondisi tersebut melumpuhkan aktivitas warga dan memutus akses jalan di beberapa wilayah.

    Warga Ngawi berharap kondisi segera kembali normal sehingga mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari tanpa ancaman banjir. [fiq/kun]