Category: Beritajatim.com Regional

  • Menteri ATR/BPN Sebut HGB di Atas Laut Sidoarjo Akibat Abrasi, Panen Bantahan

    Menteri ATR/BPN Sebut HGB di Atas Laut Sidoarjo Akibat Abrasi, Panen Bantahan

    Surabaya (beritajatim.com) – Pernyataan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid yang menyebut Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 656 hektare di perairan Desa Segoro Tambak, Sidoarjo, terjadi akibat abrasi, menuai bantahan dari berbagai pihak. Nusron sebelumnya menyatakan bahwa lahan HGB tersebut dulunya merupakan tambak perikanan yang berubah menjadi laut akibat pengikisan tanah pesisir.

    “Dulu awalnya itu adalah tambak ceritanya. Nah, kemudian saya cocokkan dengan peta supaya bapak-bapak paham. Sebelumnya memang begini (lahan tambak perikanan) dan sekarang laut,” ujar Nusron di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

    Namun, klaim ini segera ditanggapi dengan bantahan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, akademisi, hingga warga setempat.

    WALHI Jatim Bantah Klaim Abrasi

    Direktur Eksekutif WALHI Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan, menyatakan bahwa berdasarkan citra satelit, lokasi HGB tersebut tidak pernah berupa daratan.

    “Berdasarkan citra satelit bahkan sejak tahun 2002 kawasan tersebut tidak pernah berupa daratan, sehingga klaim [Nusron] bahwa sebelumnya merupakan daratan harus dibuktikan secara transparan oleh BPN kepada publik,” tegas Wahyu, Kamis (23/1/2025).

    Akademisi Perkuat Bantahan

    Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair), Thanthowy Syamsuddin, juga mengungkapkan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa kawasan HGB tersebut secara historis merupakan pesisir dan laut.

    “Data visual dari timelapse Google Earth menunjukkan bahwa sejak 1988 hingga 2022, wilayah ini konsisten berupa laut, mangrove, dan tambak perikanan. Tidak ada bukti bahwa kawasan tersebut pernah menjadi daratan,” ungkap Thanthowy.

    Dia menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan titik koordinat spesifik lokasi HGB yang divalidasi melalui aplikasi Bhumi ATR, yakni 7.342163°S, 112.844088°E, 7.355131°S, 112.840010°E, dan 7.354179°S, 112.841929°E.

    Kesaksian Warga: Tambak Dijual pada 1985

    Moh. Soleh, seorang nelayan setempat, juga membantah klaim abrasi. Ia mengungkapkan bahwa tambak di lokasi tersebut dulunya milik warga desa, tetapi dijual kepada sebuah perusahaan berinisial H pada tahun 1985.

    “Tambak laut itu awalnya milik warga dan dijual kepada perusahaan. Setelah itu, tambak dipagari kayu setinggi 2-3 meter, tetapi sekarang pagar itu sudah rusak akibat air laut,” ujar Soleh.

    Menurutnya, proses penjualan melibatkan banyak warga, tetapi alasan di balik alih kepemilikan itu masih menjadi pertanyaan hingga saat ini.

    Investigasi HGB Berlanjut

    Polemik ini memicu perhatian publik, dan Kanwil ATR/BPN Jawa Timur kini tengah melakukan investigasi terkait status HGB di atas laut Desa Segoro Tambak. Proses penyelidikan diperkirakan berlangsung selama satu pekan. [ram/beq]

  • Pohon Tumbang di Sarangan Magetan Kembali Timpa Warung Sate, BPBD Ingatkan Wisatawan

    Pohon Tumbang di Sarangan Magetan Kembali Timpa Warung Sate, BPBD Ingatkan Wisatawan

    Magetan (berirajatim.com) – Imbas cuaca ekstrem, sebatang pohon kembali tumbang dan menimpa warung sate di Telaga Sarangan, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, pada Rabu (22/01/2025) sekitar pukul 21.30 WIB.

    Pohon jenis kaliandra dengan diameter sekitar 80 cm tumbang dan menimpa satu los pedagang milik Ibu Dian, warga Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan. Akibatnya, los pedagang mengalami kerusakan sedang, sementara akses jalan lingkar barat tertutup hingga 30 persen.

    “Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Plaosan mulai pukul 21.00 WIB. Kondisi ini menyebabkan pohon besar di lokasi kejadian tumbang dan menimpa los pedagang serta menghalangi sebagian akses jalan wisata Telaga Sarangan,” kata Eka, Kamis (23/01/2025)

    “proses pembersihan telah selesai dilakukan, dan akses jalan lingkar barat Telaga Sarangan sudah dapat dilalui kembali. Perbaikan los pedagang yang rusak akan dilakukan secara mandiri oleh pemiliknya,” lanjut Eka.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama hujan yang disertai angin kencang, untuk menghindari risiko serupa di masa mendatang.

    “Khusus untuk wisatawan, kami mengimbau agar saat hujan tidak mendekat ke kawasan tebing yang berada di bagian barat telaga. Karena selain berpotensi ada material yang longsor, atau batu yang menggelinding, berpotensi ada pohon tumbang,” pungkas Eka. [fiq/kun]

  • Satu Korban Tanah Longsor di Wonosalam Jombang Ditemukan Tertimbun

    Satu Korban Tanah Longsor di Wonosalam Jombang Ditemukan Tertimbun

    Jombang (beritajatim.com) – Satu korban tanah longsor di Dusun Banturejo Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang ditemukan tewas tertimbun reruntuhan, Kamis (23/1/2025). Dengan begitu masih ada satu korban lagi yang hilang.

    Korban yang ditemukan atas nama Andin (9). Dia ditemukan sekitar pukul 11.24 WIB. “Korban tertimbun reruntuhan rumahnya. Selanjutnya, korban kita bawa ke RSUD Jombang, ” ujar Plt Kalaksa BPBD Jombang Wiko F Diaz.

    Andin ditemukan di radius lima meter dari rumah. Karena terdorong material bangunan. Informasinya, lanjut Wiko, saat kejadian korban yang duduk di kelas 3 sekolah dasar tersebut sempat membangunkan ayahnya. Namun ironis, material longsor lebih cepat menyergapnya.

    Sang ayah bernama Ismail diduga juga tertimbun. Jasadnya belum ditemukan.

    Longsor di Wonosalam Jombang, menimpa 4 rumah. Keempat rumah tersebut adalah milik Slamet, Ismail, sanimin serta Nasir.

    Dari 4 rumah yang tertimpa longsor, seluruh penghuni dari 3 rumah dinyatakan selamat. Adapun penghuni rumah Ismail, 2 orang dilarikan ke rumah sakit, serta 1 ditemukan tertimbun material rumah akibat longsor.

    “Jadi masih satu korban yang belum ditemukan. Setelah istirahat dan salat zuhur, pencarian kami lanjutkan, ” pungkas Wiko. [suf/beq]

  • Tanggul Bengawan Solo Jebol, Lahan Pertanian di Lamongan Terendam

    Tanggul Bengawan Solo Jebol, Lahan Pertanian di Lamongan Terendam

    Lamongan (beritajatim.com) – Tanggul Bengawan Solo yang berada di wilayah Desa Pringgoboyo berbatasan dengan Desa Gedangan, Kecamatan Maduran, mengalami jebol, Kamis (23/1/2025).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, Joko Raharto, mengatakan jebolan tanggul tersebut diperkirakan memiliki kedalaman 4 meter dengan panjang 7 meter.

    “Perkiraan jebolnya tanggul tadi pagi, sekitar pukul 04.00 WIB,” kata Joko, Kamis (23/1/2025).

    Jebolnya tanggul non teknis tersebut disebabkan beberapa hal. Pertama karena kondisi tanggul Bengawan Solo tersebut sebelumnya pernah mengalami longsor.

    “Tanggul non teknis yang sekarang jebol pernah dilaporakan ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Bengawan Solo mengalami longsor pada bulan Desember 2024. Pada saat itu mengalami kelongsoran dengan dimensi panjang 17 meter, lebar 4,5 meter dan tinggi 2 meter,” kata Joko, Kamis (23/1/2025).

    Kondisi tanggul yang kurang prima, kemudian ditambah dengan naiknya tinghi muka air (TMA) Bengawan Solo dengan status siaga merah, sehingga mengakibatkan tanggul non teknis tersebut tidak bisa menahan derasnya aliran sungai.

    “Ditambah lokasi jebolnya tanggul posisinya berada di tikungan luar,” tuturnya.

    Jebolnya tanggul mengakibatkan lahan pertanian yang berada di sekitar lokasi terendam seluas kurang lebih 10 hektare. Sebagian lahan baru saja panen jagung. Namun sebagian baru saja ditanami padi.

    Lebih lanjut Joko menyampaikan, saat ini uoaya penanganan sedang dilakukan. BPBD Lamongan, telah mengirimkan bantuan logistik banjir berupa gedek bambu sebanyak 20 buah, batang bambu, terpal, serta karung.

    “BBWS Wilayah Bojonegoro dan PU-SDA Lamongan, juga telah mengirimkan 2 ekskavator untuk penanganan tanggul non teknis Bengawan Solo yang jebol ini,” ucapnya. (fak/ted)

  • Jembatan Penghubung Antar Desa di Blega Bangkalan Ambruk

    Jembatan Penghubung Antar Desa di Blega Bangkalan Ambruk

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sebuah jembatan penghubung antar desa di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, ambruk pada Kamis (23/01/2025). Beberapa detik sebelum kejadian, belasan warga yang berada di atas jembatan berhasil menyelamatkan diri.

    Momen ambruknya jembatan sempat terekam oleh kamera ponsel warga. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga berada di tengah jembatan sambil membersihkan ranting pohon yang terbawa aliran sungai. Namun, saat debit air semakin tinggi, warga berlarian ke tepi jembatan sebelum akhirnya jembatan ambruk.

    Kapolsek Blega, AKP Muh Syamsuri, memastikan tidak ada korban jiwa maupun warga yang hanyut dalam peristiwa ini. “Tidak ada korban karena sudah diperingatkan sebelumnya,” ungkapnya.

    Menurut Syamsuri, pihaknya telah melakukan antisipasi sebelumnya dengan memasang bambu sebagai penutup akses menuju jembatan. Langkah ini dilakukan karena jembatan sudah terlihat rentan ambruk.

    “Setelah penutupan akses, sekitar lima jam kemudian jembatan benar-benar ambruk akibat terjangan air sungai yang membawa sampah dan kayu,” jelasnya.

    Peristiwa ini menjadi peringatan akan pentingnya pemeliharaan infrastruktur dan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan. [sar/beq]

  • Polres Mojokerto Kota Gelar Pemeriksaan Kesehatan Rutin untuk Personel Polri dan ASN

    Polres Mojokerto Kota Gelar Pemeriksaan Kesehatan Rutin untuk Personel Polri dan ASN

    Mojokerto (beritajatim.com) – Polres Mojokerto Kota melaksanakan pemeriksaan kesehatan (rikkes) rutin pada Kamis (23/01/2025) di aula Hayam Wuruk. Kegiatan ini bertujuan memastikan kesehatan personel Polri dan Aparatur Sipil Negara (ASN) agar tetap prima dalam menjalankan tugas.

    Kapolres Mojokerto Kota AKBP Daniel S. Marunduri bersama seluruh anggota turut hadir dalam rikkes tersebut, yang menggandeng Ultra Medica Klinik sebagai mitra pelaksana. Beragam pemeriksaan dilakukan, mulai dari cek darah, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gigi, tes mata, tes urine, hingga rekam jantung.

    “Kesehatan adalah modal utama bagi personil Polri dan ASN untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pemeriksaan rutin ini merupakan wujud perhatian institusi terhadap kesehatan anggota,” ujar AKBP Daniel S. Marunduri.

    Ia menambahkan bahwa rikkes rutin ini juga menjadi sarana edukasi kesehatan bagi personel, khususnya terkait pentingnya pola hidup sehat di tengah jadwal kerja yang padat.

    Pemeriksaan kesehatan rutin di Polres Mojokerto Kota ini diadakan setiap beberapa semester sekali. Tujuannya adalah memastikan setiap anggota Kepolisian dan ASN tetap sehat serta mampu melaksanakan tugas dengan optimal, sekaligus mencegah potensi masalah kesehatan yang dapat mengganggu kinerja. [tin/beq]

  • Kronologi Penemuan Mayat Wanita dalam Koper di Ngawi

    Kronologi Penemuan Mayat Wanita dalam Koper di Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Kepala Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Andik Bangga Satria Rama, menceritakan bahwa warganya menemukan koper misterius saat warga sedang membuang sampah di tempat pembuangan. Ketika berjalan di sekitar selokan di sungai, dia melihat sebuah paket besar yang mencurigakan.

    “Awalnya, warga mendekati paket tersebut karena mengira itu barang berharga. Namun, saat mencoba mengangkatnya, dia merasa ragu karena beratnya tidak biasa. Seperti paket gitu, ada solatip tulisan fragile,” katanya.

    Setelah membuka sedikit bungkus paket tersebut, warga melihat sebuah koper. Dalam koper yang sudah terbuka sebagian itu terlihat ada selimut yang melapisi isinya. Merasa curiga, warga segera melaporkan penemuan tersebut kepada warga sekitar dan aparat desa lainnya.

    “Beberapa warga kemudian mendatangi lokasi untuk memeriksa lebih lanjut. Saya segera menghubungi pihak Polsek setempat. Petugas Polsek yang datang ke lokasi tidak berani membuka koper lebih jauh dan melanjutkan laporan ke Polres. Sekitar 30 menit kemudian, petugas Polres tiba di tempat kejadian untuk melakukan pemeriksaan lebih mendalam,” kata Andik.

    Setelah koper dibuka oleh tim Polres, ditemukan isi yang mengejutkan. Di dalamnya terdapat selimut yang membungkus bagian tubuh manusia, diduga seorang wanita.

    “Terlihat sepatu wanita dan tubuh yang nirbusana dalam posisi tengkurap. Namun, karena masih dibungkus rapat, identitas dan kondisi korban belum dapat dipastikan di lokasi kejadian. Bukan warga kami, karena tidak ada warga yang hilang,” katanya.

    Koper tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi dan investigasi lebih lanjut oleh pihak berwajib.

    Sementara, pihak Puskesmas Kendal memastikan bahwa mayat tersebut adalah perempuan. Namun, belum diperiksa lebih lanjut terkait kondisi fisik korban.

    “Kalau tadi dengan kepolisian memastikan ini jenazah seorang wanita. Ada sendal wanita. Ini wanita dewasa, kondisi setengah nirbusana,” kata Dr Ririn Panca Winanti petugas Puskesmas Kendal.
    [fiq/aje]

  • Awal Tahun 2025, Banjir Kembali Terjang Tempuran Mojokerto

    Awal Tahun 2025, Banjir Kembali Terjang Tempuran Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Banjir kembali menerjang Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Kamis (24/1/2025) pagi. Banjir merendam Desa Tempuran akibat debit air Sungai Avour Jombok meningkat karena hujan yang menguyur Mojokerto dan Jombang.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, banjir merendam Desa Tempuran sekira pukul 03.00 WIB. “Air meredam rumah, fasilitas umum dan area persawahan,” ungkapnya.

    Khakim menjelaskan, berdasarkan Pantauan BMKG Juanda pada Tanggal 22 Januari 2025 terjadi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto yang berdurasi cukup lama. Akibatnya debit air Sungai Avour Jombok meningkat.

    “Ketinggian air di rumah ± 10 cm sampai 20 cm. Air banjir juga merendam fasilitas umum seperti SDN Tempuran, tempat ibadah, halaman Balai Desa Tempuran dengan ketinggian air ± 15 cm sampai 30 cm. Banjir juga merendam area persawahan di dua dusun,” katanya.

    Lahan pertanian di Dusun Bekucuk yang terendam dengan luas 67 hektar berupa tanaman padi seluas 60 hektar dan tanaman tebu seluas 7 hektar. Sementara lahan pertanian di Dusun Tempuran dengan luas 30 hektar berupa tanamam padi seluas 15 hektar dan tanaman tebu 15 hektar.

    “Tim BPBD Kabupaten Mojokerto melakukan assesment dan kaji cepat terkait banjir di Desa Tempuran. Banjir yang terjadi akibat curah hujan tinggi di wilayah Jombang dan Mojokerto serta klep irigasi persawahan tidak berfungsi, sekira pukul 09.00 WIB debit air naik perlahan,” jelasnya.

    Dua pompa air milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) distandbykan di DAM Siphon untuk memompa air di Sungai Avour Jombok. Petugas juga standby di lokasi untuk melakukan pemantauan yakni dari TNI/Polri dan Potensi Relawan.

    Sebelumnya, banjir merendam dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto sejak, Sabtu (7/12/2024) pekan lalu. Selain menyebabkan aktivitas warga terganggu, banjir juga menyebabkan para siswa diliburkan, Senin (9/12/2024). [tin/aje]

  • Sederet Bencana Ponorogo di 2024: Longsor, Banjir, dan Cuaca Ekstrem

    Sederet Bencana Ponorogo di 2024: Longsor, Banjir, dan Cuaca Ekstrem

    Ponorogo (beritajatim.com) – Sepanjang 2024, Kabupaten Ponorogo tercatat mengalami 347 kejadian bencana alam. Tiga jenis bencana dominan melanda wilayah ini, yaitu tanah longsor sebanyak 110 kejadian, banjir 89 kejadian, dan cuaca ekstrem seperti angin puting beliung dan angin kencang yang tercatat sebanyak 67 kejadian. Total warga terdampak dari seluruh bencana ini mencapai 7.382 kepala keluarga (KK).

    “Sepanjang tahun 2024 lalu, ada 347 kejadian bencana alam. Yang mana didominasi oleh kejadian tanah longsor, banjir dan cuaca ekstrem,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Kamis (23/1/2025).

    Dari total bencana tanah longsor, mayoritas tergolong skala kecil. Namun, beberapa kejadian sempat mengganggu aktivitas warga karena menutup akses jalan. Contohnya, longsor di wilayah Sekodok di Kecamatan Ngebel dan di Desa Sriti Kecamatan Sawoo yang memerlukan penanganan cepat agar lalu lintas dapat kembali normal.

    “Bencana longsor ini ya mayoritas skala kecil, tetapi ada longsor yang menutup beberapa akses jalan, yang harus memerlukan penangan cepat, agar lalu lintas dapat normal,” katanya.

    Bencana banjir juga menjadi sorotan. Dari 89 kejadian, terdapat dua banjir besar yang terjadi pada 24 November di Kelurahan Singosaren dan banjir yang terjadi pada 15-16 Desember. Banjir Desember tersebut melanda 47 desa/kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan, dengan dampak paling signifikan di Kecamatan Ponorogo, Jetis, dan Siman. Sebanyak 2.357 KK di tiga kecamatan tersebut mengalami dampak langsung dari bencana ini.

    Lebih lanjut, Masun menyebutkan bahwa cuaca ekstrem seperti angin puting beliung dan angin kencang juga dilaporkan terjadi sebanyak 67 kali sepanjang tahun. Kejadian ini menambah deretan bencana hidrometeorologi yang melanda Ponorogo selama 2024.

    “Total warga terdampak dari seluruh bencana ini mencapai 7.382 kepala keluarga (KK),” tutupnya. [end/beq]

  • Banjir Mojoagung Jombang Datang dan Pergi

    Banjir Mojoagung Jombang Datang dan Pergi

    Jombang (beritajatim.com) – Banjir yang melanda Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, terus berulang. Setelah sempat surut, air bah kembali menggenangi kawasan padat penduduk di Desa Kademangan pada Kamis (23/1/2025), memaksa sejumlah warga untuk mengungsi ke kawasan taman kota.

    Puji Santoso (47), salah satu warga terdampak, mengungkapkan bahwa banjir pertama kali datang tanpa peringatan pada Selasa (21/1/2025) malam. Air sempat surut pada Rabu (22/1/2025) pagi, tetapi kembali meninggi pada malam harinya.

    “Hingga Kamis pagi, air masih menggenang. Ini saya juga mau mengungsi ke taman kota. Ketinggian air di dalam rumah mencapai 80 sentimeter. Kalau di luar rumah antara 120 hingga 160 sentimeter,” ujar Puji.

    Akibat banjir ini, warga mengalami kesulitan dalam beraktivitas, termasuk memasak. Beruntung, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang bergerak cepat dengan mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, snack, serta roti kering. “Semoga cepat ditanggulangi. Meski sering terjadi tapi tetap saja tak ada solusi,” tambah Puji.

    Banjir di Mojoagung ini disebabkan oleh meluapnya tiga sungai utama, yaitu Sungai Pancir, Sungai Gunting, serta Sungai Catakbanteng. Kondisi ini menjadi bencana tahunan setiap musim hujan yang selalu berdampak pada warga setempat.

    Tak hanya Desa Kademangan, sejumlah desa lain di Kecamatan Mojoagung juga mengalami banjir, seperti Desa Karangwinongan, Desa Mojotrisno, Desa Betek, serta Dusun/Desa Mancilan. Namun, dari semua wilayah terdampak, Kademangan menjadi daerah yang paling parah terendam.

    Di tengah kondisi sulit, warga saling membantu untuk bertahan. Sofii (54), salah satu warga, turut membagikan makanan siap saji dari BPBD Jombang kepada warga lain yang terdampak. “Sebanyak 20 kardus yang sudah kami bagikan,” kata Sofii.

    Hingga saat ini, tim BPBD bersama aparat terkait terus melakukan pemantauan dan distribusi bantuan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, mengingat intensitas hujan masih tinggi dan potensi banjir susulan tetap ada. [suf]