Category: Beritajatim.com Regional

  • Viral, Sejoli Ciuman Mesra di Taman Hutan Kota Abipraya Tuban

    Viral, Sejoli Ciuman Mesra di Taman Hutan Kota Abipraya Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Sebuah video viral di media sosial menampilkan dua sejoli yang diduga melakukan tindakan asusila di Taman Hutan Kota Abipraya, Tuban, Kamis (23/1/2025). Dalam rekaman tersebut, terlihat pasangan tersebut tidak hanya berciuman mesra, tetapi juga ada aksi memaksa yang dilakukan oleh laki-laki kepada pasangannya, meski si perempuan menolak.

    Menanggapi insiden tersebut, Kepala Satpol PP dan Damkar Tuban, Gunadi, menyayangkan tindakan tak pantas tersebut dilakukan di ruang publik.

    “Baik, ini langsung kami cek di lokasi dan laporkan ke petugas yang berjaga di sana,” kata Gunadi.

    Hasil tangkapan layar dua sejoli yang mesum di Taman Hutan Kota Abipraya Tuban.

    Gunadi menyebutkan bahwa Taman Hutan Kota Abipraya dilengkapi dengan kamera CCTV. Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk mengecek rekaman guna memastikan kejadian tersebut.

    “Kita harus terus meningkatkan pengawasan di ruang publik. Tindakan asusila seperti ini tidak hanya melanggar norma sosial, tetapi juga hukum,” jelas Gunadi.

    Ia juga mengimbau masyarakat untuk turut aktif dalam pengawasan dan melaporkan kejadian serupa kepada pihak berwenang. “Kami akan memberikan atensi khusus dan imbauan kepada masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang,” tambahnya.

    Satpol PP Tuban berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan patroli di lokasi-lokasi publik, terutama di area yang kerap dijadikan tempat berkumpul oleh warga. [ayu/but]

     

     

  • Banjir dan Longsor Landa Kecamatan Wringin Bondowoso: Rendam 4 Rumah dan 10 Petak Sawah

    Banjir dan Longsor Landa Kecamatan Wringin Bondowoso: Rendam 4 Rumah dan 10 Petak Sawah

    Bondowoso (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso melaporkan terjadinya bencana banjir dan longsor di Kecamatan Wringin.

    Peristiwa ini dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 09.00 WIB hingga 14.00 WIB.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, menyatakan bahwa bencana tersebut berdampak di dua lokasi, yakni Dusun Laok Peh RT 02 RW 01 dan Dusun Nangger RT 10 RW 03 Desa Ambulu, Kecamatan Wringin.

    “Longsor mengakibatkan tembok gedung RA Nurul Hikmah jebol, sementara banjir akibat tanggul jebol merendam empat rumah warga dan sepuluh petak sawah seluas sekitar 1,5 hektare,” ujar Sigit kepada beritaJatim.com, Kamis (23/1/2025)

    Menurut laporan, longsor terjadi akibat kondisi tanah yang gembur dan terkikis, sementara banjir terjadi akibat meluapnya air setelah tanggul jebol. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    BPBD Bondowoso bersama sejumlah pihak, termasuk pemerintah desa, Polsek Wringin, Koramil Wringin, dan warga sekitar, langsung melakukan penanganan di lokasi.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD yang dipimpin oleh Koordinator TRC, Ardy, segera melaksanakan pembersihan material longsor dengan menggunakan cangkul dan sekop. Proses pembersihan selesai pada pukul 16.50 WIB.

    “Kami juga telah melakukan assessment cepat di lokasi terdampak untuk menentukan langkah tindak lanjut. Saat ini kondisi sudah aman terkendali, dan jalan raya di Desa Ambulu sudah dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat,” tambah Sigit.

    Hingga berita ini diturunkan, cuaca di wilayah Bondowoso terpantau mendung, dan tim BPBD tetap siaga untuk mengantisipasi potensi bencana lanjutan.

    BPBD mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar daerah rawan longsor dan banjir untuk selalu waspada, terutama saat intensitas hujan tinggi.

    “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dengan semua pihak dalam menangani bencana, demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat Bondowoso,” pungkas Sigit Purnomo. (awi/ted)

  • Komisi B DPRD Jombang Desak Pemkab Lindungi Petani Korban Banjir

    Komisi B DPRD Jombang Desak Pemkab Lindungi Petani Korban Banjir

    Jombang (beritajatim.com) – Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Jombang, Anas Burhani, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang untuk lebih serius dalam memberikan perlindungan kepada petani. Ia menyoroti khususnya petani di Kecamatan Kesamben yang sawahnya tergenang banjir, sehingga berisiko mengalami gagal panen.

    Menurut Anas, diperlukan langkah konkret untuk mengantisipasi kerugian yang dialami petani. Salah satu solusinya adalah dengan menyediakan asuransi pertanian. “Atau dengan model kompensasi lainnya,” kata Anas, Kamis (23/1/2024). Asuransi ini diharapkan dapat membantu petani yang mengalami gagal panen atau harus melakukan tanam ulang akibat banjir.

    Anas juga menyoroti pentingnya pemetaan lahan pertanian yang terdampak banjir. Puluhan hektar sawah di Kecamatan Kesamben yang tergenang perlu dianalisis penyebabnya. Jika banjir disebabkan oleh luberan Afvoer Watudakon, maka Pemkab harus segera melakukan normalisasi sungai untuk mengurangi dampak ke depan.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Much Rony, membenarkan adanya lahan pertanian yang terdampak banjir. Pihaknya telah melakukan evaluasi serta pendataan terhadap lahan yang terendam.

    “Umur tanamannya kita evaluasi dulu, dipastikan. Yang kedua apakah tanaman atau pembibitan. Karena ini implikasinya terhadap bantuan,” ujar Rony. Jika tanaman yang sudah dipindah dari penyemaian dipastikan mati akibat genangan air, maka petani berhak mendapatkan bantuan.

    Sebagai bentuk bantuan, Pemkab Jombang menyediakan stimulan berupa 25 kilogram benih padi per hektar. Benih ini bisa ditanam pada musim tanam tahun ini atau tahun berikutnya. Namun, Rony menekankan bahwa proses pengadaannya harus dipahami agar bisa berjalan lancar.

    Lebih lanjut, Rony menyatakan bahwa pemerintah desa juga dapat membantu petani dengan memanfaatkan anggaran Dana Desa. “Semisal Dana Desa bisa digunakan untuk membelikan pupuk non-subsidi bagi petani. Di Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, sudah ada pembagian pupuk non-subsidi dari desa untuk petani. Jadi bibit padi pun boleh,” ungkapnya. [suf]

  • Nafsu Tak Terbendung, Pria di Rejoso Pasuruan Pamer Kemaluan

    Nafsu Tak Terbendung, Pria di Rejoso Pasuruan Pamer Kemaluan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Lantaran nafsu tak terbendung, pemuda Rejiso Pasuruan terpaksa diamankan polisi karena ulahnya. Pelaku ini berinisial FA yang merupakan warga Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso.

    Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Kamis (23/1/2025). Sebelum dibawa ke polres,, pelaku sempat diamankan di pos security PIER Rembang.

    “Hari ini tadi sekitar pukul 10.00 WIB Satreskrim Polres Pasuruan telah mendapat penyerahan seseorang dari anggota security perusahaan PIER Rembang Pasuruan. Seorang tersebut berinisial FA yang beralamat di Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso,” ungkapnya.

    Joko mengatakan bahwa FA diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu karyawan di kawasan industri PIER. Sehingga hal ini kemudian korban yang bekerja melaporkan kejadian yang dialaminya kepada pihak keamanan.

    Joko juga menceritakan bahwa mulanya pelaku ini telah melihat korbannya dari jauh. Lalu pelaku berusaha memepetkan kendaraan yang ditumpanginya kepada korban.

    Sesampainya di depan korban, pelaku kemudian memperlihatkan alat kelaminnya kepada korban. “Korban yang berjumlah tiga orang tersebut kemudian berteriak lalu melaporkan kejadia yang dialaminya ke secrurity,” tambahnya.

    Hingga saat ini, Satreskrim Polres Pasuruan masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. Tak hanya itu, polisi juga memeriksa sejumlah saksi dan korban. (ada/kun)

  • Misteri Koper Merah 28 Inchi Merek Rein Deer di Ngawi, Korban Biasa Bepergian ke LN?

    Misteri Koper Merah 28 Inchi Merek Rein Deer di Ngawi, Korban Biasa Bepergian ke LN?

    Surabaya (beritajatim.com) – Potongan tubuh wanita yang ditemukan di dalam koper misterius di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, hingga kini masih menyisakan misteri.

    Tidak ditemukan kartu identitas atau barang pribadi lainnya di lokasi kejadian, sehingga identitas korban belum terungkap.

    Koper merah yang menjadi tempat penemuan potongan tubuh tersebut berukuran 28 inci dan bertuliskan merek Rein Deer, yang diduga merupakan produk asal China. Berdasarkan informasi, koper sejenis bisa memiliki harga hingga Rp4 jutaan.

    Harga koper yang tergolong mahal ini memunculkan dugaan bahwa korban atau pelaku berasal dari kalangan menengah ke atas.

    Lebih lanjut, muncul spekulasi bahwa korban atau pelaku mungkin memiliki keterkaitan dengan warga asing, terutama asal China. Namun, dugaan ini belum dapat dipastikan, dan ada kemungkinan lain bahwa korban adalah seorang tenaga kerja wanita (TKW).

    Proses penyelidikan oleh pihak kepolisian masih berlangsung untuk mengungkap fakta di balik kasus ini.

    Penemuan Koper oleh Warga Desa Dadapan

    Kepala Desa Dadapan, Andik Bangga Satria Rama, menjelaskan bahwa koper tersebut pertama kali ditemukan oleh salah satu warga yang sedang membuang sampah di tempat pembuangan.

    Awalnya, warga mengira koper itu adalah barang berharga karena terdapat tulisan “fragile” dan dilapisi solatip. Namun, saat mencoba mengangkat koper tersebut, warga merasa curiga karena beratnya yang tidak biasa.

    Warga penasaran dengan isinya, tetapi setelah dibuka, mereka langsung melaporkannya ke polisi karena isinya tidak wajar.

    Alhasil, penemuan ini pun seketika menggemparkan warga sekitar, dan lokasi kejadian kini telah dipasangi garis polisi untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.

    Sementara, pihak Puskesmas Kendal memastikan bahwa mayat tersebut adalah perempuan. Namun, belum diperiksa lebih lanjut terkait kondisi fisik korban.

    “Kalau tadi dengan kepolisian memastikan ini jenazah seorang wanita. Ada sendal wanita. Ini wanita dewasa, kondisi setengah nirbusana,” kata Dr Ririn Panca Winanti petugas Puskesmas Kendal.(fyi/ted)

  • Banjir Rendam Puluhan Hektar Sawah di Kesamben Jombang

    Banjir Rendam Puluhan Hektar Sawah di Kesamben Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Banjir merendam sekitar 26 hektar sawah di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Kamis (23/1/2025). Bencana ini mengakibatkan petani mengalami kerugian besar akibat gagal panen dan biaya tanam ulang yang tinggi. Sawah yang terdampak berada di Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, serta di Desa Kedungmlati.

    Banjir ini diduga berasal dari luapan Afvoer Watudakon yang berada di sebelah utara lokasi terdampak. Di Desa Kedungmlati, sekitar 16 hektar sawah terendam banjir, yang lokasinya berada di sebelah barat jalan Desa Kedungmlati – Podoroto di utara flyover.

    Hari Purnomo, seorang petani di Desa Kedungmlati, mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa menanam padi hingga tiga kali sejak Desember 2024 hingga Januari 2025 akibat sawahnya yang terus kebanjiran.

    “Untuk satu kali tanam padi saja di luasan 100 bata, saya menghabiskan biaya penanaman sebesar Rp270 ribu. Kemudian ongkos mencabut bibit sebesar Rp150 ribu. Belum benihnya,” kata Hari.

    Hari menjelaskan bahwa untuk tanam kedua dan ketiga, dirinya harus membeli bibit tambahan. Satu bentil (pocong) harganya Rp5 ribu, dan untuk 100 bata dibutuhkan 90 bentil. “Air yang merendam tanaman padinya ini berasal dari sungai di sebelah utara,” urainya.

    Ia berharap agar sungai yang menjadi penyebab banjir segera dinormalisasi. Menurutnya, jika tidak ada langkah penanganan, banjir akan terus menjadi ancaman bagi petani setiap musim hujan. “Kami berharap sungai tersebut dinormalisasi,” katanya.

    Sementara itu, Sleman, seorang petani dari Dusun Kandangan, mengungkapkan bahwa sawahnya sudah mengalami banjir sebanyak empat kali meski baru dua kali ditanami padi.

    “Karena kebanjiran, saya juga melakukan tanam ulang. Biaya sekali tanam sebesar Rp3 juta untuk luasan 300 bata. Kami berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada petani yang sawahnya terendam,” kata Sleman.

    Petani di wilayah terdampak berharap adanya solusi konkret dari pemerintah guna mengatasi banjir yang terus terjadi. Selain normalisasi sungai, mereka juga meminta bantuan berupa subsidi bibit dan kompensasi bagi petani yang mengalami kerugian besar akibat bencana ini. [suf]

  • Pelajar SMA Asal Duduksampeyan Gresik Hendak Bundir ke Kereta Api

    Pelajar SMA Asal Duduksampeyan Gresik Hendak Bundir ke Kereta Api

    Gresik (beritajatim.com)– Korban bunuh diri (bundir) menabrakan diri ke kereta api nyaris terjadi lagi. Hal ini dilakukan oleh seorang pelajar SMA berinisial PI (17) asal Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, yang nekad hendak melakukan bundir.

    Beruntung aksi tersebut diketahui warga dan petugas Stasiun Duduksampeyan. Sehingga, aksi yang pelajar tersebut bisa digagalkan.

    Informasi yang dihimpun kejadian tersebut bermula warga melihat PI duduk di pinggir rel kereta api sambil menangis. Mengetahui hal itu, warga dan petugas stasiun membujuk korban sambil menenangkan korban agar mau dibawa ke pos keamanan di Stasiun Duduksampeyan.

    Terkait dengan kejadian ini, Kanitreskrim Polsek Duduksampeyan Aipda Hari Wartono membenarkan adanya kejadian dugaan bundir oleh pelajar SMA.

    “Laporan yang kami terima ada dugaan percobaan bundir tapi digagalkan warg dan petugas keamanan stasiun,” ujarnya, Kamis (23/1/2025).

    Hari menambahkan, dirinya bersama anggota lain yang bertugas sudah menemui korban di pos keamanan Stasiun Duduksampeyan menjemput korban.

    “Korban sudah dibawa oleh pihak keluarganya pulang, untuk motif percobaan bundir kami masih melakukan penyelidikan,” imbuhnya.

    Terkait dengan kejadian ini, Hari menghimbau kepada orang tua tetap berhati-hati menjaga buah hatinya. Perhatian dan kasih sayang tetap dikedepankan. (dny/ted)

  • Oknum Pejabat Diknas Malang Diduga Lakukan Pungli di Sejumlah SD

    Oknum Pejabat Diknas Malang Diduga Lakukan Pungli di Sejumlah SD

    Malang (beritajatim.com) – Dugaan pungutan liar (pungli) yang melibatkan pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Malang kembali menjadi sorotan. Kali ini, Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) diduga melakukan pungli terhadap sejumlah kepala sekolah di wilayah tersebut. Ironisnya, praktik ini diduga terjadi di hampir seluruh Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Malang.

    “Dugaan pungli tersebut terjadi hampir merata di 33 kecamatan, hampir semua kepala sekolah SD se-Kabupaten Malang, yang disinyalir dilakukan oleh oknum Kabid SD,” ujar Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (Pusdek), Asep Suriaman, S. Psi, Kamis (23/1/2025).

    Asep mengungkapkan, dugaan pungli tersebut mencuat setelah sejumlah kepala sekolah melapor kepada Pusdek. Mereka merasa keberatan dengan kewajiban menyetor dana kepada Kabid SD.

    “Menurut pengakuan para kepala sekolah ini diharuskan menyetor sejumlah dana, jumlahnya bervariasi, antara Rp1 juta sampai Rp1,6 juta per kepala sekolah kepada Kabid SD, saat Kabid SD berkunjung ke sekolah mereka,” tambah Asep.

    Selain dugaan pungli, Kabid SD berinisial L juga dituduh mengarahkan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Malang kepada pihak tertentu. Proyek-proyek yang seharusnya dikelola secara mandiri diduga dimonopoli oleh menantu Kabid SD, pemilik CV KUE.

    “Kabid SD ini diduga sengaja mengarahkan atau menggiring proyek DAK dan APBD yang seharusnya dikerjakan swakelola malah di monopoli oleh menantunya Kabid SD berinisial MC pemilik CV KUE. Ini jelas merupakan perilaku KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, red), kalau itu memang benar terjadi, kami minta segera bersihkan Dinas Pendidikan dari praktik KKN seperti ini,” ungkap Asep.

    Pusdek telah melayangkan surat laporan resmi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang pada Jumat (17/1/2025) dan meminta tindakan tegas jika dugaan ini terbukti.

    Menanggapi persoalan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji, menyatakan telah meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan terkait dugaan pungli.

    “Iya, sudah saya minta Inspektorat melakukan pemeriksaan dan pendalaman tentang hal tersebut mas,” kata Suwadji melalui pesan WhatsApp, Kamis (23/1/2025).

    Pusdek juga mencatat adanya indikasi bahwa sejumlah kepala sekolah diminta menandatangani surat pernyataan bermeterai yang menyatakan mereka tidak pernah menjadi korban pungli. Hal ini semakin memperkuat kecurigaan adanya intervensi yang tidak transparan.

    “Oleh karena itu, kami dari Pusdek berharap aparat penegak hukum tidak tinggal diam dan tutup mata akan ulah Kabid SD di jajaran Dinas Pendidikan ini,” pungkas Asep. [yog/beq]

  • Luapan Banjir Bengawan Solo di Bojonegoro Mulai Surut

    Luapan Banjir Bengawan Solo di Bojonegoro Mulai Surut

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sejumlah daerah yang terdampak banjir luapan sungai Bengawan Solo wilayah Kabupaten Bojonegoro sudah mulai surut. Banjir luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut surut secara berangsur mulai tadi malam.

    Seperti di Desa Leran dan Sukoharjo Kecamatan Kalitidu. Banjir berangsur surut sejak tadi malam. Delapan rumah yang tergenang dengan ketinggian air dengan rata-rata 50 centimeter itu sudah surut semua. Aktifitas warga sudah kembali normal.

    “Sejak tadi malam sudah berangsur surut dan sekarang sudah kering dan kembali normal semua,” ujar Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kalitidu AKP Saefudinuri, Kamis (23/1/2025).

    Selain di Kecamatan Kalitidu, banjir yang sempat menggenangi Kelurahan Ledokwetan di RT 1, 2, 3, 4, 5, dan RT 7 itu juga sudah surut. Di Desa Ngulanan dan Desa Ngablak Kecamatan Dander, banjir luapan juga surut. Banjir masih menggenangi kawasan persawahan di Kecamatan Baureno.

    Sementara menurut Petugas Pembaca Tinggi Muka Air (TMA) Taman Bengawan Solo (TBS) Kelurahan Ledokwetan Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro Perum Jasa Tirta 1 Wilayah Bengawan Solo, Ali Santoso mengatakan, saat ini kondisi sungai sudah mulai surut dan lepas siaga 3 (merah).

    Penurunan debit sungai terpantau sejak pukul 06.00 WIB TMA Bengawan Solo diangka 14.06 meter di atas permukaan laut (MDPL). Dan mulai lepas siaga merah pada pukul 07.00 WIB di angka 14.01 MDPL. Sementara pada pukul 12.00 WIB status Bengawan Solo siaga 2 pada angka 13.75 MDPL.

    “Secara berangsur TMA Bengawan Solo mulai berangsur surut. Jika wilayah hulu tidak ada hujan lagi kemungkinan akan surut terus,” jelasnya. [lus/beq]

  • Viral Pendaki di Puncak Gunung Semeru, Diduga Gunakan Jalur Ilegal Saat Penutupan

    Viral Pendaki di Puncak Gunung Semeru, Diduga Gunakan Jalur Ilegal Saat Penutupan

    Lumajang (beritajatim.com) – Sebuah video yang menampilkan tujuh pendaki berada di puncak Gunung Semeru viral di media sosial. Video yang diunggah akun Instagram @jejakpendaki itu telah ditonton lebih dari 513 ribu kali. Namun, aksi ini menuai kecaman lantaran diduga dilakukan saat jalur resmi pendakian ditutup untuk pemulihan ekosistem.

    Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) memastikan bahwa jalur resmi pendakian Gunung Semeru telah ditutup sejak Jumat (17/1/2025) hingga Sabtu (8/2/2025). Kepala Divisi Humas BBTNBTS, Endrip Wahyutama, menyatakan pihaknya sedang menyelidiki waktu dan jalur yang digunakan oleh para pendaki tersebut.

    “Kami sudah mencoba menghubungi pihak yang memposting video itu untuk memastikan kapan pendakian dilakukan, tetapi hingga saat ini belum ada respons,” ujar Endrip melalui pesan WhatsApp, Kamis (23/1/2025).

    Endrip menambahkan bahwa dari pantauan CCTV di jalur resmi pendakian Ranu Pani, rombongan pendaki tidak terdeteksi melewati area tersebut. Hal ini memperkuat dugaan bahwa mereka menggunakan jalur ilegal untuk mencapai puncak Gunung Semeru.

    “Gunung Semeru memiliki area yang luas, sehingga memungkinkan pendaki masuk melalui jalur tidak resmi. Namun, di jalur resmi Ranu Pani, selalu ada petugas yang berjaga setiap hari,” jelas Endrip.

    BBTNBTS menyatakan akan memberikan sanksi tegas jika terbukti pendakian dilakukan melalui jalur ilegal selama masa penutupan. Endrip menegaskan pentingnya mematuhi aturan pendakian untuk menjaga kelestarian alam dan keselamatan para pendaki.

    “Kami akan memastikan fakta dan kronologi kejadian sebelum mengambil tindakan. Kebijakan akan diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku,” katanya.

    Hingga saat ini, BBTNBTS masih terus mengumpulkan informasi untuk mengungkap kasus tersebut. Masyarakat diminta untuk berpartisipasi menjaga kelestarian alam Gunung Semeru dengan tidak menggunakan jalur ilegal atau melakukan pendakian saat penutupan. [dav/beq]