Category: Beritajatim.com Regional

  • Jenazah Wanita dalam Koper di Ngawi Dibawa Pulang ke Blitar

    Jenazah Wanita dalam Koper di Ngawi Dibawa Pulang ke Blitar

    Ngawi (beritajatim.com) – Jenazah UH (29), warga Desa Bence, Garum, Blitar wanita yang ditemukan termutilasi dalam koper di Ngawi sudah dibawa pulang oleh pibak keluarga ke Blitar.

    Jenazah diserahkan ke pihak keluarga pada Jumat (24/1/2025) pukul 16.15 WIB. Usai serah terima, jenazah langsung diberangkatkan menuju rumah duka di Blitar.

    Polisi menyatakan bahwa hasil tes DNA menunjukkan bahwa korban adalah UH yang merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Dia adalah anak kandung Sulatemi, warga Desa Sidodadi, Garum, Blitar.

    Satreskrim Polres Ngawi kemudian menyerahkan jenazah UH pada pihak keluarga dibawa ke Blitar untuk dimakamkan. Pihak keluarga kemudian bertolak ke Blitar. Jenazah diantar oleh Mobil Jenazah RSUD dr Soeroto.

    Sayangnya, pihak Satreskrim Polres Ngawi belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan kasus ini. Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan tidak berada di RSUD dr Soeroto Ngawi sementara Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto sedang berdinas luar. [fiq/beq]

  • Jadwal Libur Sekolah Selama Bulan Ramadan 1446 H

    Jadwal Libur Sekolah Selama Bulan Ramadan 1446 H

    Surabaya (beritajatim.com) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Agama telah mengeluarkan Surat Edaran Bersama (SEB) mengenai pengaturan jadwal pembelajaran selama Bulan Ramadan 1446 H.

    Surat edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi siswa, guru, dan orang tua agar dapat menyesuaikan aktivitas pendidikan dengan suasana Ramadan.

    Informasi jadwal ini meliputi pembelajaran mandiri, kegiatan belajar di sekolah atau madrasah, hingga libur bersama Idulfitri.

    Dengan adanya jadwal yang terstruktur, diharapkan seluruh pihak dapat memanfaatkan bulan suci ini secara optimal tanpa mengabaikan aspek pendidikan.

    Jadwal Libur dan Pembelajaran Selama Ramadan 1446 H

    27 Februari – 5 Maret 2025

    Pembelajaran dilakukan secara mandiri di rumah. Para siswa akan menerima panduan pembelajaran dari sekolah atau madrasah, seperti tugas individu, diskusi daring, atau kegiatan tematik yang mendukung ibadah Ramadan. Metode ini diharapkan membantu siswa untuk tetap produktif sekaligus meningkatkan kualitas spiritual.

    6 – 25 Maret 2025

    Kegiatan belajar mengajar kembali berlangsung di sekolah, madrasah, atau satuan pendidikan keagamaan.

    Selama periode ini, jadwal belajar akan disesuaikan dengan suasana Ramadan, seperti pengurangan jam belajar dan pengintegrasian nilai-nilai agama dalam materi pembelajaran. Misalnya, pelajaran bertema keagamaan, penghafalan doa, atau diskusi tentang nilai-nilai Ramadan.

    26 Maret – 8 April 2025

    Libur bersama Idulfitri. Periode ini memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk merayakan Hari Raya Idulfitri bersama keluarga. Selain itu, waktu ini juga dapat dimanfaatkan untuk beristirahat sebelum kembali ke aktivitas belajar.

    Siswa kembali masuk sekolah dan melanjutkan pembelajaran seperti biasa.

    Tips Memanfaatkan Jadwal Selama Ramadan

    Selama bulan Ramadan, siswa diharapkan tetap menjaga keseimbangan antara belajar, beribadah, dan beristirahat. Beberapa tips yang dapat diterapkan antara lain:

    -Atur waktu dengan bijak
    Buat jadwal harian yang mencakup waktu belajar, ibadah, dan istirahat.

    -Manfaatkan momen Ramadan
    Ikuti kegiatan keagamaan seperti tadarus Al-Qur’an atau ceramah untuk meningkatkan spiritualitas.

    -Jaga kesehatan
    Pastikan pola makan sahur dan berbuka mendukung stamina untuk belajar dan beraktivitas.

    Dengan mengikuti jadwal dan tips di atas, diharapkan Ramadan 1446 H dapat menjadi momen untuk meningkatkan kualitas spiritual dan pendidikan siswa secara bersamaan. (fyi/but)

  • Momen Terakhir Wanita Blitar Sebelum Jadi Mayat dalam Koper di Ngawi, Sempat Pamit ke Tulungagung

    Momen Terakhir Wanita Blitar Sebelum Jadi Mayat dalam Koper di Ngawi, Sempat Pamit ke Tulungagung

    Ngawi (beritajatim.com) – UH (29) warga Desa Bence, Kecamaatan Garum, Kabupaten Blitar ditemukan tewas termutilasi dalam koper merah, di Desa Dadapan, Kendal, Ngawi, Kamis (23/1/2025).

    Ana Yulianti, pengasuh putra putri UH, mengaku terakhir bertemu langsung dengan UH, pada Jumat (17/01/2025). Saat itu, UH tak mengatakan hal-hal penting. Hanya sebatas basa-basi biasa saja dan bertemu kedua anaknya yang diasuh oleh Ana, di Desa Pucungsari Kidul, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    “Terakhir saya komunikasi dan bertemu langsung ya di hari Jumat itu. Kemudian, dia pamit ke Tulungagung. Dari rumah saya ke rumahnya di Blitar itu pakai motor. Nah, ke Tulungagungnya ini naik mobil Ertiga putih, milik almarhumah sendiri,” kata Ana, Jumat (24/1/2025) saat berada di Instalasi Forensik dan Medilo Legal, RSUD dr Soeroto Ngawi.

    Setelah itu, baik Ana dan UH sendiri tak saling mengontak. Baru pada Senin (20/1/2025), dirinya mencoba mengontak UH namun tak ada jawaban. Sang ayah tiri, Hendri Suprapto juga gagal mengontak UH pada Selasa (21/1/2025).

    Mereka tak terlalu curiga, mereka menduga jika UH hanya sibuk. Namun, tak dinyana, pada Kamis (23/1/2025), mereka didatangi pihak kepolisian dengan membawa kabar duka. UH diduga adalah korban yang ditemukan meninggal dengan jasad termutilasi dalam koper dan ditemukan di Ngawi.

    “Untuk mobil Ertiganya ini, kami belum tahu ada di mana. Yang jelas ini tidak ada di rumah. Hilang,” kata Ana.

    Dia tak tahu pasti di mana keberadaan mobil milik UH. Hingga kini, dia masih menunggu bersama pihak keluarga di RSUD dr Soeroto, untuk membawa pulang jenazah UH ke Blitar.

    Diketahui, Identitas mayat wanita yang berada di dalam koper merah, yang ditemukan di Ngawi adalah wanita berinisial UH (29) warga Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    UH merupakan janda dua anak yang bekerja di kawasan Tulungagung. Keluarga korban memastikan jika jasad itu adalah UH. Ana Yulianti (29) kerabat UH memastikan korban ibu dari kedua anak yang diasuhnya.

    “Saya kenal dari tindik di pusar, sendal, dan juga gelang di tangan korban,” kata Ana.

    Ana mengatakan, dirinya terakhir ketemu korban pada Jumat, 17 Januari 2025. Korban saat itu tidak mengatakan suatu hal penting. Kemudian, pamit ke Tulungagung menggunakan mobil Ertiga putih, milik korban sendiri.

    “Kalau anaknya, sehari-hari saya asuh di Blitar ini. Nah, sejak ke Tulungagung itu, saya coba kontak pada Senin (20/1/2025) itu sudah ga jawab. Kemudian, ayah tirinya juga tidak dijawab ketika mengontak,” kata Ana.

    Kemudian, pada Kamis (23/1/2025), dia mengaku didatangi anggota Polres Blitar. Petugas mengatakan, jika mayat dalam koper yang ditemukan di Ngawi diduga adalah UH.

    Dirinya dan pihak keluarga korban yakni Hendri Suprapto, ayah tiri korban, dan Sulatemi, ibu kandung korban bertolak ke Ngawi pada Jumat (24/01/2025). Dirinya pun memastikan jika korban memang UH.

    “Saya tentu terkejut dan saya sedih sekali. Kami hanya bisa pasrah dan menyerahkan proses hukum ini pada pihak berwenang. Kami akan segera membawa pulang jenazah UH,” kata Ana.

    Diketahui, UH sudah sekitar lima tahun bekerja di kawasan Tulungagung. Dia merupakan ibu tunggal yang diketahui bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung. Sementara, kedua anaknya tinggal di Blitar dan diasuh oleh Anak Yuliani, yang masih kerabat korban.

    Terpisah, Hendri Suprapto, ayah tiri korban ingin pelaku segera ditemukan. “Kami harap pelaku segera ketemu, tentu ini tidak manusiawi ya. Kami mengharap pelaku segera ditemukan,” katanya. [fiq/beq]

  • Jasad Wanita dalam Koper di Ngawi Belum Dibawa Pulang ke Blitar, Tunggu Hasil DNA

    Jasad Wanita dalam Koper di Ngawi Belum Dibawa Pulang ke Blitar, Tunggu Hasil DNA

    Ngawi (beritajatim.com) – Jenazah UH (29) warga Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, masih berada di ruang jenazah Instalasi Forensik dan Mediko Legal RSUD dr Soeroto Ngawi.

    Jenazah yang ditemukan dalam koper merah pada Kamis (23/1/2025) itu belum bisa dibawa pulang ke rumah duka di Blitar karena masih menunggu hasil dari tes DNA yang dilaksanakan di Puslabfor Polda Jawa Timur.

    Pihak keluarga, yakni atah tiri korban, Hendri Suprapto, Sulatemi, ibu korban, Ana Yulianti, pengasuh putra putri korban, hingga salah seorang perangkat desa masih menunggu di RSUD dr Soeroto Ngawi.

    “Kami menunggu hasil tes DNA. Tadi DNA ibunya sudah diambil,” kata Hendri Suprapto.

    Sejumlah anggota Satreskrim Polres Ngawi masih berada di RSUD dr Soeroto. Namun, tak ada yang bisa memberikan keterangan lengkap terkait status pemeriksaan DNA. Apakah sudah diproses atau belum.

    Namun, pihak keluarga sudah mengenali ciri korban dan 90 persen memastikan jika jenazah itu adalah UH, janda dua anak asal Blitar.

    “Rencana akan kami bawa pulang ke Blitar, akan kami makamkan di sana. Tapi, kami manut, menunggu instruksi dari petugas,” kata Hendri. [fiq/beq]

  • Momen Terakhir Wanita Blitar Sebelum Jadi Mayat dalam Koper di Ngawi, Sempat Pamit ke Tulungagung

    Mayat di Koper Merah Ngawi Bekerja Sebagai Sales Kosmetik di Tulungagung

    Ngawi (beritajatim.com) – Uswatun Khasanah (UH) perempuan yang meninggal ditemukan di koper merah dan dibuang di selokan Desa Dadapan Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi informasinya adalah sales kosmetik di Tulungagung.

    Hal itu terungkap dari pengakuan Ana Yuliani kerabat korban saat memastikan jenazah di RSUD dr Soeroto Ngawi.

    Diketahui, UH sudah sekitar lima tahun bekerja di kawasan Tulungagung. Dia merupakan ibu tunggal yang diketahui bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung. Sementara, kedua anaknya tinggal di Blitar dan diasuh oleh Anak Yuliani, yang masih kerabat korban

    Ana mengatakan, dirinya terakhir ketemu korban pada Jumat, 17 Januari 2025.

    Korban saat itu tidak mengatakan suatu hal penting. Kemudian, pamit ke Tulungagung menggunakan mobil Ertiga putih, milik korban sendiri.

    “Kalau anaknya, sehari-hari saya asuh di Blitar ini. Nah, sejak ke Tulungagung itu, saya coba kontak pada Senin (20/01/2025) itu sudah ga jawab. Kemudian, ayah tirinya juga tidak dijawab ketika mengontak,” kata Ana.

    Identitas korban diketahui setelah pihak kepolisian memberkan sejumlah ciri-ciri jenazah di koper merah yaitu dari sidik jari korban mirip dengan Uswatun Khasanah warga Blitar

    Hasil Autopsi

    Selain itu berdasarkan hasil autopsi awal, terdapat beberapa fakta mengenai kondisi tubuh korban. Kepala, kaki kiri dan kaki kanan terpotong, ditemukan adanya tanda kekerasan sebelum korban meninggal.

    “Penyebab kematian diidentifikasi sebagai afiksia (kekurangan oksigen), diduga akibat cekikan atau luka potong di bagian leher korban,” kata Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, Jumat (24/01/2025).

    Selanjutnya jenazah korban saat ini langsung dibawa ke rumahnya di Garum Blitar untuk dikembumikan. (ted)

  • Korban Mutilasi Dalam Koper di Ngawi Tinggalkan 2 Anak di Blitar

    Korban Mutilasi Dalam Koper di Ngawi Tinggalkan 2 Anak di Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Satu per satu kerabat dan tetangga berdatangan ke rumah Nur Khalim di Desa Sidodadi Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Kedatangan para kerabat dan tetangga ini untuk mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya anak Nur Khalim yang jasadnya ditemukan di dalam sebuah koper di Ngawi, Jawa Timur.

    Ya, jasad perempuan yang ditemukan termutilasi dalam koper di Ngawi adalah UH (29), anak kandung dari Nur Khalim. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani tersebut tidak menyangka anak sulungnya meninggal dalam keadaan tragis.

    “Tidak ada prasangka apapun, dan dia ini punya anak dua yang masih kecil,” ungkap Nur Khalim, bapak korban mutilasi di Ngawi, Jumat (24/1/2025).

    UH (29) selama ini memang bekerja di luar kota. Ia banting tulang untuk menghidupi kedua anaknya.

    Diketahui UH (29) memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Saat ini sang anak laki-laki duduk dibangku kelas 5 sekolah dasar sementara anak perempuannya duduk dibangku 1 sekolah dasar.

    “Selama ini dia ini tulang punggung keluarga yang merawat kakek dan saya ya dia, dia sangat perhatian dengan orang tuanya dan anak-anaknya,” ceritanya.

    Nur Khalim sendiri tidak menyangka anaknya UH (29) meninggal dalam keadaan tragis. Nur Khalim sempat menghubungi korban pada Senin (20/1/2025) namun teleponnya tidak dijawab.

    Selama ini UH (29) pulang ke Blitar setiap 1 pekan sekali. Korban pulang ke Blitar untuk bertemu ibu dan ayah serta ke 2 anaknya.

    “Kalau kerjanya apa saya kurang paham, tapi yang jelas kalau pulang satu minggu sekali bertemu saya dan kakeknya,” tandasnya. [owi/beq]

  • Akun TikTok Korban Mutilasi Ngawi Jadi Sorotan, Unggahannya Bikin Warganet Trenyuh

    Akun TikTok Korban Mutilasi Ngawi Jadi Sorotan, Unggahannya Bikin Warganet Trenyuh

    Surabaya (beritajatim.com) – Warganet dihebohkan dengan penemuan mayat perempuan dalam koper merah di Ngawi, yang kemudian diidentifikasi sebagai Uswatun Hasanah (29), warga asal Blitar.

    Setelah kabar tersebut dikonfirmasi keluarga, akun TikTok milik korban, @uswatunkha62, menjadi sorotan.

    Beberapa unggahan terakhirnya mengandung pesan pilu yang membuat banyak orang ikut berempati. Dalam salah satu unggahan, Uswatun menuliskan pesan mendalam tentang kehilangan seseorang yang disayangi.

    “Nanti kamu bakal merasakan berharganya seseorang, ketika kamu mencarinya tapi gak lagi menemukannya… yang tulus gak akan kedua kali, walaupun kamu menemukan yang baru pasti gak akan sama yang dulu lagi,” tulisanya.

    Unggahan ini membuat warganet merasa terenyuh, terutama setelah menyadari bahwa korban adalah seorang ibu tunggal yang berjuang menghidupi dua anaknya.

    Akun tersebut juga berisi foto dirinya yang tampak cantik sedang berada di dalam mobil, serta foto kedua anaknya yang kini dirawat oleh keluarga di Blitar.

    Uswatun Hasanah sendiri diketahui bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung selama lima tahun terakhir. Sementara itu, kedua anaknya tinggal bersama kerabatnya, Ana Yuliani, di Blitar.

    Kepergian Uswatun yang tragis meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan teman-temannya.

    “Saya tentu terkejut dan sangat sedih. Kami hanya bisa pasrah dan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang. Kami akan segera membawa pulang jenazah Uswatun,” ujar Ana Yuliani (29), kerabat dekat korban.

    Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus mutilasi ini untuk menemukan pelaku dan motifnya. Masyarakat diminta bersabar menunggu perkembangan kasus tersebut. (fyi/ted)

  • Santri Ponpes Al-Hasyimi Pasuruan Hanyut Ditemukan Meninggal di Winongan

    Santri Ponpes Al-Hasyimi Pasuruan Hanyut Ditemukan Meninggal di Winongan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Haikal (13), santri Pondok Pesantren Al-Hasyimi Pasuruan yang dilaporkan hanyut di sungai pada Kamis (23/1/2025) sore, akhirnya ditemukan pada Jumat (24/1/2025). Sayangnya, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengkonfirmasi penemuan jasad korban. Korban ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dengan jarak 700 meter dari lokasi awal terjatuh.

    “Korban ditemukan menyangkut di barongan (pohon bambu), masuk wilayah Desa Menyarik, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan. Lokasi ditemukannya korban sekitar 700 meter dari lokasi awal terjatuh,” kata Sugeng.

    Proses pencarian yang melibatkan tim SAR gabungan telah dilakukan secara intensif sejak Kamis sore. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Pasuruan, TNI, Polri, relawan, dan dibantu warga setempat, menyisir sepanjang aliran sungai.

    Setelah upaya pencarian yang tak kenal lelah, korban akhirnya ditemukan pada pagi hari. Setelah dievakuasi dari lokasi penemuan, jenazah Haikal langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan.

    Suasana duka mendalam menyelimuti keluarga korban, pihak pondok pesantren, dan masyarakat sekitar. “Korban langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan oleh pihak keluarganya,” tutupnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Haikal dilaporkan hanyut saat bermain bersama empat orang temannya di sungai yang terletak di belakang pondok pesantren pada Kamis (23/1/2025) sore. Kenaikan debit air sungai secara tiba-tiba menyebabkan korban terseret arus deras. Meskipun teman-temannya sempat berusaha memberikan pertolongan, derasnya arus sungai membuat upaya penyelamatan tersebut tidak berhasil.

    Penemuan jenazah Haikal mengakhiri upaya pencarian yang telah dilakukan oleh tim SAR gabungan. Meskipun diliputi kesedihan, keluarga dan pihak pondok pesantren menerima kenyataan ini. [ada/beq]

  • Miris! 3 Pasangan Mesum di Ruang Publik Tuban Dalam Sehari

    Miris! 3 Pasangan Mesum di Ruang Publik Tuban Dalam Sehari

    Tuban (beritajatim.com) – Ruang publik di Kabupaten Tuban kembali menjadi sorotan setelah tiga pasangan muda-mudi tertangkap melakukan tindakan mesum dalam sehari. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (23/1/2025), dengan sejoli tertangkap berciuman di Taman Hutan Kota Abipraya pada sore hari, dan dua pasangan lainnya melakukan hal serupa di Alun-Alun Tuban pada malam harinya.

    Kejadian ini langsung viral di media sosial dan menuai kecaman dari masyarakat, terutama karena dilakukan di ruang publik yang baru direnovasi. Taman Hutan Kota Abipraya telah diperbarui dengan fasilitas lebih baik, sementara Alun-Alun Tuban akan segera dibuka kembali setelah selesai renovasi.

    Kepala Satpol PP dan Damkar Tuban, Gunadi, mengungkapkan keprihatinannya atas perilaku asusila di tempat umum tersebut.

    “Mereka harusnya sadar tindak asusila itu dilarang, terlebih ini di tempat umum,” ujar Gunadi.

    Menanggapi viralnya kejadian ini, Satpol PP Tuban langsung bergerak dengan melakukan pengecekan ke lokasi Taman Hutan Kota Abipraya dan meningkatkan pengamanan di kawasan tersebut serta Alun-Alun Tuban.

    “Kami sudah cek di lokasi. Harapannya kepada masyarakat agar bisa meminimalisir kejadian tersebut,” tambahnya.

    Gunadi juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika melihat kejadian serupa di ruang publik. Satpol PP Tuban berkomitmen meningkatkan pengawasan dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga etika di ruang publik.

    “Kami selalu berupaya memberikan atensi lebih terhadap kejadian seperti ini dan berharap semua elemen masyarakat turut mendukung menjaga ruang publik tetap aman dan nyaman,” tutup Gunadi. [ayu/beq]

  • Awasi Penyelenggaraan Haji 2025 Libatkan KPK

    Awasi Penyelenggaraan Haji 2025 Libatkan KPK

    Jakarta (beritajatim.com)— Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar menyatakan akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk pengawasan dan pendampingan pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Langkah ini diambil guna memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan ibadah haji.

    “Ini kunjungan kedua saya ke KPK sejak dilantik sebagai Menteri Agama. Pada kunjungan pertama, kami meminta pendampingan untuk semua program kerja Kementerian Agama. Kali ini, kami fokus membahas penyelenggaraan ibadah haji agar KPK dapat terlibat sejak awal,” ujar Nasaruddin Umar.

    Transparansi Jadi Fokus Utama

    Dalam diskusi tersebut, Menteri Agama menekankan pentingnya transparansi untuk meminimalkan potensi penyimpangan. Beberapa isu krusial yang dibahas meliputi:

    Transparansi Nomor Urut Jamaah: Menghindari manipulasi dalam daftar antrean haji.

    Prosedur Pergantian Peserta: Pengaturan penggantian peserta haji yang wafat secara adil dan transparan.

    Pengadaan Layanan di Arab Saudi: Termasuk bus shalawat dan katering jamaah.

    Menteri Nasaruddin juga berharap pendampingan dari KPK dapat menciptakan penyelenggaraan haji yang lebih efisien dan bebas dari penyimpangan.

    Komitmen KPK untuk Pengawasan Haji

    Wakil Ketua KPK, Agus Joko Pramono, menyambut baik inisiatif Kemenag dalam melibatkan KPK sejak perencanaan. Ia menegaskan bahwa KPK siap mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan ibadah haji.

    “KPK mendukung penuh langkah Menteri Agama dan jajaran untuk menciptakan proses penyelenggaraan haji yang bersih dan efisien. Kami akan terus memonitor setiap tahap pelaksanaan haji 2025,” kata Agus.

    Kolaborasi antara Kemenag dan KPK ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan ibadah haji, sekaligus menjadikannya lebih baik di masa mendatang. [aje]