Category: Beritajatim.com Regional

  • Kasus PMK Meningkat, Pemkab Tuban Tutup Seluruh Pasar Hewan Selama 21 Hari

    Kasus PMK Meningkat, Pemkab Tuban Tutup Seluruh Pasar Hewan Selama 21 Hari

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Tuban telah mengumumkan penutupan sementara seluruh pasar hewan selama 21 hari, mulai tanggal 28 Januari hingga 17 Februari 2025. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Nomor 500.7.2.4/489/414.106.05/2025.

    Adapun kebijakan tersebut diambil menyusul meningkatnya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah tersebut.

    Terhitung hingga 16 Januari 2025, sebanyak 104 kasus PMK dilaporkan di 20 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 94 ekor hewan masih dirawat, 6 ekor mati, 3 dipotong paksa, dan 1 ekor dinyatakan sembuh.

    Situasi ini mendorong Pemkab Tuban untuk segera bertindak guna mencegah penyebaran lebih luas.

    Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Tuban langsung mengerahkan tim dokter hewan dan paramedik di setiap Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).

    Mereka menangani ternak yang dilaporkan sakit menggunakan stok obat yang tersedia. Selain itu, pengawasan lalu lintas ternak diperketat. Setiap hewan yang masuk ke wilayah Tuban harus memenuhi persyaratan vaksinasi dan uji laboratorium melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS).

    Sebagai tindakan pencegahan, penyemprotan disinfektan dilakukan di pasar hewan serta rumah-rumah warga yang memiliki ternak.

    DKP2P juga terus mengedukasi peternak untuk menjaga kebersihan kandang, memberikan pakan yang cukup, serta memastikan ternaknya telah divaksinasi.

    Pemkab Tuban mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan bekerja sama dalam upaya pencegahan PMK. Peternak diminta segera melaporkan jika ada ternak yang menunjukkan gejala sakit.

    Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan kandang, memastikan ternak dalam kondisi sehat, dan menghindari membawa ternak sakit ke pasar.

    Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penyebaran PMK dapat terkendali dan aktivitas pasar hewan kembali normal setelah masa penutupan berakhir. [fyi/aje]

  • Pikap Tercebur Sungai di Surabaya, Sopir Luka-Luka

    Pikap Tercebur Sungai di Surabaya, Sopir Luka-Luka

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah mobil pikap Daihatsu Grandmax dengan nomor polisi L 9581 C tercebur ke sungai di Jalan Penjaringan Asri, Surabaya, setelah ditabrak mobil misterius dari arah samping pada Minggu (26/1/2025). Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.41 WIB.

    Bagus Eko Wahyono, warga Medokan Ayu Utara, yang mengemudikan pikap tersebut, mengalami luka-luka akibat insiden ini. “Pikap ditabrak pengemudi mobil lain di belokan, bagian sampingnya tertamper hingga tercebur ke sungai,” ungkap Ekky Maulana, petugas Command Center Kedaruratan 112 Surabaya.

    Menurut keterangan Ekky, kecelakaan bermula saat pikap melaju dari arah Barat ke Timur. Di saat yang sama, mobil penabrak melaju dari arah Selatan dan berbelok ke Timur, yang mengakibatkan tabrakan tak terhindarkan.

    Setelah kejadian, Bagus Eko langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Sementara itu, pengemudi mobil penabrak misterius tersebut tidak ditemukan di lokasi.

    Ekky menjelaskan bahwa evakuasi mobil pikap yang tercebur ke sungai dilakukan oleh tim dari Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Surabaya. “Proses evakuasi berjalan dengan lancar, evakuasi selesai sekitar pukul 14.53 WIB tadi,” jelasnya.

    Tim penyelamatan menggunakan peralatan khusus untuk mengentaskan pikap dari sungai. Hingga berita ini diturunkan, identitas pengemudi mobil penabrak masih menjadi misteri. [ram/beq]

  • Bazar Durian di Pasrepan Pasuruan: Warga Keluhkan Buah Busuk dan Rasa yang Hambar

    Bazar Durian di Pasrepan Pasuruan: Warga Keluhkan Buah Busuk dan Rasa yang Hambar

    Pasuruan (beritajatim.com) – Bazar Durian yang diselenggarakan Kecamatan Pasrepan tak berjalan mulus. Pasalnya sejumlah sejumlah warga yang mendapat buah durian dari tumpeng durian mengeluh.

    Hal ini dikatakan oleh Hari Mujianto yang mengatakan bahwa durian yang didapatkan terasa hambar. Tak hanya itu beberapa dari durian yang di dapat juga busuk saat di buka dalamnya.

    “Ya kan waktu saya dapat itu, duriannya langsung tak bawa pulang karena pingin dicicipi sama keluarga. Tapi waktu dibuka dan dicicipi malah duriannya busuk dan hambar,” katanya kecewa, Minggu (26/1/2025).

    Diketahui bazar durian yang diselenggarakan oleh Kecamatan Pasrepan ini juga didatangi oleh Khofifah Indar Parawansa. Alhasil puluhan bahkan ratusan orang turut hadir untuk memperebutkan durian yang terpasang nenyerupai tumpeng.

    Menurut keterangan Camat Pasrepan, Didik mengatakan bahwa tumpeng durian tersebut sudah terpasang satu hari sebelum acara digelar. Meski begitu tumpeng durian yang diletakkan di lapangan tersebut tak ditutupi sehingga panas dan hujan menjadi akibat durian jadi hambar.

    “Karena yang di candi kan dipasang nginep di luar kena hujan kena angin dan itu pengaruh banget terhadap kualitas durian. Kalau yang di stand itu duriannya tidaj kena hujan maupun angin,” jelas Didik.

    Didik juga mengatakam bahwa jika durian yang didapatkan di stand dan buahnya tidak sesuai seharusnya di komplain ditempat. Sehingga bisa langsung ditukarkan dengan buah yang bagus. [ada/aje]

  • Jasad Bayi Tergeletak di Selokan Kawasan Pasuruan, Polisi Tunggu Identifikasi

    Jasad Bayi Tergeletak di Selokan Kawasan Pasuruan, Polisi Tunggu Identifikasi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Sejumlah masyarakat digemparkan dengan adanya penemuan bayi di selokan. Bayi yang masih belum diketahui jenis kelaminnya ini ditemukan seseorang bernama Nur pada Minggu (26/1/2025).

    Menurut Kapolsek Rembang, AKP Mulyono mengatakan bahwa bayi ditemukan di selokan masuk Desa Mojoparon, Kecamatan Rembang. Setelah mendapati laporan tersebut, sejumlah petugas dari Polsek Rembang langsung mendatangi lokasi.

    “Benar kami telah menerima informasi dengan ditemukannya bayi oleh seseorang warga. Setelahnya kami langsung datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi bayi tersebut,” jelas Mulyono.

    Mulyono juga mengatakan bahwa mulanya terdapat seseorang dari luar Kecamatan Rembang yang sedang mencari rumput. Namun saat berjalan, warga tersebut menemukan adanya jasad yang menyerupai bayi.

    Warga yang tak berani mendekat tersebut kemudian memanggil warga lain. Saat didekati jasad tersebut diketahui memang bayi.

    Saat dilakukan evakuasi bayi tersebut sudah dalam kondisi meninggal dunia dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi. Sampai saat ini pihak kepolisian juga sedang menunggu hasil autopsi dari pihak rumah sakit.

    “Kami juga masih belum tau jenis kelaminnya apa, berapa usia bayinya, kami belum tau. Itu nanti tunggu hasil dari rumah sakit,” jelasnya.

    Mulyono juga mengatakan bahwa disamping mayat bayi saat ditemukan terdapat bungkusan plastik hitam. Bungkusan plastik tersebut diduga ari-ari bayi dan bungkusan plastik tersebut di bawa ke rumah sakit. [ada/aje]

  • Terungkap! Kesal Mau Ngutang Ditolak, Pelaku Nekat Habisi Nyawa Tukang Las

    Terungkap! Kesal Mau Ngutang Ditolak, Pelaku Nekat Habisi Nyawa Tukang Las

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus pembunuhan yang menimpa Supriyadi (52), warga Pulorejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, pada Senin (20/01) lalu akhirnya terungkap. Satreskrim Polres Pasuruan berhasil menangkap tersangka Sugiantoro (36), warga Tunggul Wulung, Kecamatan Pandaan, yang ternyata adalah teman dekat korban.

    Supriyadi ditemukan tewas di dalam kamarnya dengan luka di bagian kepala. Setelah melakukan penyelidikan intensif, Satreskrim Polres Pasuruan berhasil menemukan titik terang dan mengarah kepada Sugiantoro sebagai pelaku pembunuhan.

    Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Adimas Firmansyah, menjelaskan bahwa aksi keji ini telah direncanakan oleh tersangka karena sakit hati setelah permintaannya untuk meminjam uang dipersulit oleh korban. Tersangka juga berniat untuk menguasai harta benda korban.

    “Sakit hati awalnya karena tidak dipinjami uang sebesar Rp 1,7 juta, bahkan tersangka pagi hari main ke rumah korban dan mandi di sungai,” ungkap Adimas.

    AKP Adimas menambahkan bahwa tersangka dengan tega memukul korban yang sedang tertidur dengan kursi kayu sebanyak dua kali di bagian kepala hingga korban tewas.

    “Untuk menghabisi nyawa korban, tersangka menggunakan kursi kecil dari balik kayu yang biasa buat kerja korban, 2 kali pukulan di bagian kepala langsung tewas,” jelasnya.

    Setelah melakukan aksinya, tersangka melarikan diri dengan membawa uang tunai korban sebesar Rp 3,6 juta dan sebuah handphone. Uang tersebut kemudian digunakan untuk membeli perhiasan senilai Rp 2,2 juta.

    Akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau bahkan seumur hidup. [ada/aje]

  • Dalam Sehari, Dua Motor Raib di Tuban! Kamera CCTV Ungkap Pelakunya

    Dalam Sehari, Dua Motor Raib di Tuban! Kamera CCTV Ungkap Pelakunya

    Tuban (beritajatim.com) – Viral di media sosial (medsos),  dua orang laki-laki curi dua motor di wilayah Kabupaten Tuban dalam sehari terekam kamera CCTV. Minggu (25/01/2025).

    Aksi curanmor tersebut, diketahui terjadi di wilayah Kecamatan Merakurak yakni di depan ruko serta di sebuah tempat kos Al Mubarak di Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak.

    Di lokasi tersebut, pelaku berhasil menggasak motor Vario milik R (21) asal Kerek yang terparkir di depan Ruko, serta di tempat kos pelaku berhasil membawa Honda Scoopy milik N (33) asal Jatirogo.

    Akibat kejadian itu, Kapolsek Merakurak, AKP Hartono telah menerima dua laporan kasus tersebut yakni kehilangan motor dan terekam kamera CCTV.

    “Pelakunya dua orang, saat ini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Tuban,” ujar Kapolsek Merakurak.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robin Alexander juga menjelaskan, bahwa saat ini masih dalam penyelidikan dan mudah-mudahan secepatnya kasus tersebut dapat terungkap.

    “Monitor, tim kami masih melakukan penyisiran arah pelaku,” pungkasnya. [ayu/aje]

  • Waspadai Longsor di Ledokombo Jember Selama Musim Libur Bersama

    Waspadai Longsor di Ledokombo Jember Selama Musim Libur Bersama

    Jember (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadi salah satu lokasi rawan longsor skala menengah pada musim libur bersama, 26-30 Januari 2025.

    Selain Ledokombo, kerawanan tanah longsor skala menengah dan tinggi ada di Arjosari Kabupaten Pacitan, Pujon Kabupaten Malang, Junrejo Kota Batu. Sementara kerawanan skala rendah di Binakal Kabupaten Bondowoso.

    BMKG meminta pemerintah daerah bersiap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Ada lima tindakan yang perlu dilakukan untuk antisipasi longsor.

    Pertama, menghindari berada di kawasan rawan tanah longsor mulai saat hujan. Kedua, tidak mengganggu atau melakukan penggalian pada lereng-lereng di kawasan rawan tanah longsor. Ketiga, dalam kondisi tidak hujan perlu memastikan drainase pada dan di sekitar lereng berfungsi dengan optimal.

    Keempat, mewaspadai tanda-tanda lereng akan longsor, segera menghindar dari lereng dan melapor ke aparat yang berwenang untuk segera dilakukan pengamanan lokasi.

    Kelima, memperhatikan tanda-tanda awal tanah longsor, seperti: muncul rembesan air atau aliran air dari lereng, pohon atau tegakan pada lereng tiba-tiba miring, munculnya retakan atau amblesan tanah pada lereng, lereng tampak menggembung, dan jendela/pintu rumah yang berada di daerah lereng tiba-tiba sulit dibuka.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Widodo Julianto meminta masyarakat bersama Desa Tanggap Bencana (Destana), relawan, dan muspika untuk terus memantau dan mengevaluasi kondisi lingkungan untuk mengurangu risiko bencana.

    “Masyarakat juga harus dapat ikut aktif menjaga lingkungan antara lain kebersihan, terutama saluran drainase. Jangan membangun bangunan di dekat tebing yang rawan longsor dan ikut mengelola kawasan dengan lebih.bijak,” kata Widodo, Minggu (26/1/2025). [wir]

  • Tawuran Bermodal Celurit Gagal, Lima Remaja Surabaya Kelompok Gengster Diciduk

    Tawuran Bermodal Celurit Gagal, Lima Remaja Surabaya Kelompok Gengster Diciduk

    Surabaya (beritajatim.com) – Satuan Samapta Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berhasil mengamankan lima remaja yang terlibat dalam aksi tawuran menggunakan senjata tajam di kawasan Jalan Sidotopo Sekolahan dan Jalan Pogot pada hari Minggu. Kelompok remaja tersebut diduga merupakan anggota gengster.

    Kasat Samapta Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Rony Faslah melalui Kasi Humas Iptu Suroto mengatakan, penangkapan ini bermula saat Satuan Samapta menggelar Patroli Perintis Presisi, Minggu (26/1) dini hari. Warga melaporkan suasana mencekam terdapat remaja membawa senjata tajam.

    “Petugas tiba di lokasi mengamankan dua orang remaja WR, 17, dan Y, 16, keduanya warga Semampir, Surabaya. Mereka mengaku tergabung dengan kelompok @teamorangkecilsurabaya dan membawa sebilah sajam jenis celurit,” kata Suroto, Minggu (26/1/2025).

    Saat patroli masih berlangsung, Iptu Suroto menyampaikan bahwa tim Samapta juga berhasil menghentikan aksi konvoi sekelompok remaja di Jalan Pogot.

    Dia bilang, dalam aksi konvoi tersebut diamankan tiga remaja yang membawa dua senjata tajam jenis celurit raksasa. Mereka mengaku gerasal dari geng @misteri017 dan @suzuransurabaya.

    “Tiga remaja di Jalan Pogot, Surabaya ini adalah MAP (15) asal Tambaksari, Surabaya. FDA (17) asal Porong, Sidoarjo dan FGS (18) warga Prambon, Sidoarjo,” tegas Suroto.

    Dari hasil patroli malam itu hingga selesai, lima remaja dari tiga kelompok gangster akhirnya dibawa ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk diselidiki lebih lanjut. Sementara tiga senjata tajam menjadi barang bukti.

    “Sampai saat ini masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap lima remaja, yang tergabung dalam kelompok gangster,” ucap dia. [ram/aje]

  • Terungkap! Pelaku Mutilasi Wanita Koper Merah di Ngawi Ternyata Suami Siri

    Terungkap! Pelaku Mutilasi Wanita Koper Merah di Ngawi Ternyata Suami Siri

    Surabaya (beritajatim.com) – Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur menangkap pelaku mutilasi wanita koper merah yang dibuang di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Minggu 26 Januari 2025. Pelaku diduga adalah A, suami siri korban.

    Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol, Farman membenarkan informasi penangkapan tersebut. Kata dia, pelaku berinisial A ini ditangkap sekitar pukul 00.00 WIB.

    “Panggilan atau inisial pelakunya A. Pengakuan sementara, katanya dia suami siri korban,” jelas Farman.

    Saat ini penyidik dari Unit Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku A. Dengan tujuan menguak alasan (motif) pelaku menghabisi korban.

    “Pelaku mutilasi kami tangkap tadi malam sekitar pukul 00.00 WIB. Tapi untuk informasi lengkapnya nanti kita rilis,” pungkas Dirreskrimum Polda Jatim itu.

    Diketahui, Korban mutilasi wanita dalam koper itu bernama Uswatun Khasanah, sales kosmetik berusia 29 tahun, warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan tanpa kepala dan kaki, pada Kamis (23/1/2025) lalu.

    Ayah korban, Nur Khalim mengungkap bahwa anaknya tersebut sudah tiga kali menikah. Pernikahan pertama dengan warga Srengat, Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak.

    Kemudian pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang juga kandas, menghasilkan seorang anak. Pernikahan ketiganya dilakukan secara siri tiga tahun lalu dengan pria asal Tulungagung. [ram/aje]

  • Ketinggian Sampah di TPA Pakusari Jember 26 Meter, Lima Tahun Lagi Meluber

    Ketinggian Sampah di TPA Pakusari Jember 26 Meter, Lima Tahun Lagi Meluber

    Jember (beritajatim.com) – Lima tahun lagi tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tidak akan mampu lagi menampung sampah. Saat ini ketinggian sampah mencapai 26 meter.

    Luas TPA Pakusari 6,8 hektare, dan 4,5 hektare di antaranya digunakan untuk menampung sampah. “Tahun depan masih mampu. Cuma lima tahun ke depan sudah overload,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jember Sugiyarto, ditulis Minggu (26/1/2025).

    Menurut Sugiyarto, saat ini TPA Pakusari sudah berlebihan muatan. “Cuma kami ada zona penyangga, buffer zone, biar udara tersaring sebelum ke rumah warga. Jadi di situ kami kasih ruang terbuka hijau. Kami hanya memanfaatkan empat hektare di sana (untuk pembuangan sampah),” katanya.

    Saat ini gundukan sampah menggunung. Dinas Lingkungan Hidup tidak bisa mencegah gundukan sampah semakin meninggi. “Dengan luas lahan yang sempit, kami tumpuk ke atas,” kata Sugiyarto.

    “Solusinya kami beri tanah uruk. Ketika ketinggian satu meter, kami uruk, sehingga bisa kami naikkan berlapis terus. Kalau tidak, ban truk atau loader hanya akan berputar, karena sampah kita terbanyak adalah plastik,” kata Sugiyarto.

    Pemilahan sampah organik dan anorganik sebenarnya bisa dilakukan. Namun kapasitas sampah hasil pemilahan kecil, karena keterbatasan ruang hangar. “Kami memanfaatkan dua alat pemilah sama seperti di Kabupaten Banyumas. Sehari paling banyak enam ton,” kata Sugiyarto.

    Pemilahan sampah mencegah barang keras seperti batu tidak masuk ke mesin. “Di mesin langsung terpilah, yang organik menjadi bubur, sementara sampah plastik kami press. Kemudian sampah organik olahan kami jadikan tambahan pakan magot dan pupuk organik,” kata Sugiyarto.

    Sampah plastik tersebut kemudian dijual ke pihak lain. “Tapi nilainya kecil. Tidak ekonomis. Bagi kami yang penting sampah itu bisa keluar daripada menumpuk,” kata Sugiyarto.

    Sementara sampah organik olahan diberikan untuk pengelolaan magot oleh Koperasi Molindo. Pengelolaan ini bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Jember untuk mengedukasi masyarakat yang ingin berbudidaya magot.

    Menurut Sugiyarto, secara nasional, setiap orang di Indonesia menghasilkan setengah kilogram sampah per hari. “Dengan 2,6 juta orang penduduk di Jember, maka potensi timbunan sampah 1.300 ton. Saat ini yang bisa kami angkut, karena Dinas Lingkungan Hidup hanya bisa mengjangkau beberapa kecamatan atau desa, kami lebih berfokus pada perkotaan. Kami hanya bisa mengangkut 460 ton per hari,” katanya.

    Kondisi ini membutuhkan solusi berupa TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Dengan TPST, pengolahan sampah didesentralisasi. Mesin pengolahan tidak hanya ditempatkan di TPA Pakusari, namun di beberapa TPST.

    Rencananya, Dinas Lingkungan Hidup Jember akan membangun empat TPST, yakni di Kecamatan Tanggul, Balung, Kencong, dan Ambulu. Sugiyarto telah mengadakan empat unit mesin pemilah dan pengolah sampah pada 2024. “Tinggal butuh hangar saja. Mudah-mudahan pemerintahan yang baru bisa mengalokasikan anggaran untuk hangarnya,” katanya.

    Sugiyarto mengandaikan satu TPST bisa mengolah 30 ton sampah, maka ringgal menyelesaikan residu. “Residunya sekitar lima persen dari sampah yang ada, tinggal dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir),” katanya.

    Jika anggaran pembangunan hangar bisa dialokasikan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2025, maka TPST sudah bisa dioperasikan tahun berikutnya. Luas hangar tergantung kapasitas sampah yang diolah. Sugiyarto memperkirakan butuh alokasi anggaran Rp 2 miliar per lokasi.

    “Kalau misalkan 30-50 ton, hangarnya cukup 15 kali 30 meter. Hangar hanya untuk menempatkan mesin supaua tidak kehujanan dan menampung hasilnya sebelum dijual atau di-offtaker-kan. Kalau offtaker teman-teman komunitas sudah siap. Kami yang belum ready hanya hangar dan petugas pengelola,” kata Sugiyarto.

    Jumlah petugas Dinas Lingkungan Hidup Jember terbatas. “Kami dilarang mengangkat petugas baru, sedangkan petugas kami yang pensiun banyak. Kami mempertahankan cakupan sampah saja sudah kewalahan. Kalau ditambah TPST, maka kami perlu solusi lain untuk pengadaan tenaga kerja,” kata Sugiyarto. [wir]