Category: Beritajatim.com Regional

  • Diterjang Ombak, 1 ABK Asal Pulau Bawean Hilang, 1 Meninggal

    Diterjang Ombak, 1 ABK Asal Pulau Bawean Hilang, 1 Meninggal

    Gresik (beritajatim.com)- Dua orang anak buah kapal (ABK) asal Pulau Bawean Gresik mengalami musibah usai diterjang ombak sewaktu mencari ikan. Dalam kejadian itu, satu orang ABK hilang atas nama Sukandi (63). Satu orang dinyatakan meninggal dunia atas nama Sudariono (57). Keduanya warga asal Desa Deket Agung, Kecamatan Sangkapura.

    Informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula 3 orang ABK bersama Sukandi (63) pemilik kapal berangkat mencari ikan. Setelah tiba di lokasi tepatnya 3 mil dari bibir pantai Pulau Bawean.

    Sukandi pemilik perahu memerintahkan anak buahnya menebar jaring dan mendapatkan hasil. Selanjutnya, mereka diminta menebar jaring lagi kedua kalinya. Namun belum sempat ditarik, ada angin kencang serta ombak besar. Sehingga, menyebabkan kapal yang ditumpangi kemasukan air dari samping.

    Kapal yang sudah miring serta kemasukkan air ditambah masih terikat sama jaring mengakibatkan kapal tengelam. Imbas kejadian ini 2 orang selamat dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia serta 1 orang hilang.

    Kasatpolairud Polres Gresik Iptu Arifin membenarkan adanya dua ABK yang mencari ikan mengalami musibah.

    “Satu orang yang hilang masih terus dilakukan pencarian. Sedangkan satu orang dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya, Senin (27/1/2025).

    Ia menambahkan, kapal pencari ikan tenggelam karena angin kencang dan ombak besar lalu air laut masuk dari lambung kapal.

    “Selain menyebabkan nyawa melayang, kerugian material akibat kejadian ini sebesar Rp 200 juta. Pasalnya, 1 kapal beserta alat tangkap ikan juga turut tenggelam ditelan ombak,” imbuhnya. [dny/but]

  • Dua Pemuda Tewas di Mojokerto Akibat Keracunan Alkohol, Polisi Selidiki Asalnya

    Dua Pemuda Tewas di Mojokerto Akibat Keracunan Alkohol, Polisi Selidiki Asalnya

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pihak kepolisian menyelidiki terkait dua korban meninggal dunia warga Dusun Sekiping, Desa Dawarblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Hasil visum diketahui jika kedua korban meninggal dunia akibat keracunan alkohol.

    Kasi Humas Polres Mojokerto Kota, Ipda Slamet Hariono mengatakan, dua korban meninggal dunia akibat keracunan alkohol. “Hasil visum, kedua korban meninggal akibat keracunan alkohol yang dicampur minuman berenergi. Kedua korban yakni berinisial F (20) dan A (22),” ungkapnya, Senin (27/1/2025).

    Kedua korban yang masih mendapatkan perawatan yakni berinisial MD (21) dan DS (24). Kedua korban meninggal dunia sebelum mengalami sesak nafas dan sakit di ulu hati. Keempat minum-minum pada, Sabtu (25/1/2025) di teras depan ruang kelas SDN Jatirowo 1.

    “Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi, untuk asal minuman yang dikonsumsi korban masih dalam penyelidikan. Kami telah meminta keterangan sejumlah saksi dan olah TKP sudah dilakukan. Barang bukti sudah diamankan untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut,” katanya.

    Sebelumnya, empat orang pemuda di Dusun Sekiping, Desa Dawarblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto menggelar pesta minuman beralkohol pada, Sabtu (25/1/2025) malam. Akibatnya, dua orang pemuda tersebut tewas, Senin (27/1/2025).

    Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto Kota dan Polsek Dawarblandong melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di teras depan salah satu ruang kelas SDN Jatirowo 1, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Petugas mengamankan sejumlah barang bukti.

    Di antaranya botol alkohol medis 70 persen, botol air mineral ukuran 1,5, botol minuman teh kemasan serta beberapa bungkus Kuku Bima anggur. [tin/ian]

  • Kuota Haji Ponorogo 2025 Berpeluang Bertambah, Begini Penjelasan Kasi PHU

    Kuota Haji Ponorogo 2025 Berpeluang Bertambah, Begini Penjelasan Kasi PHU

    Ponorogo (beritajatim.com) – Ponorogo mulai bersiap menyambut musim haji 2025 dengan matang. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Ponorogo telah melakukan proses verifikasi jemaah haji yang akan berangkat tahun ini. Dari kuota sebanyak 519 jemaah haji yang diterima dari Kemenag Jawa Timur, sebanyak 495 jamaah haji sudah dinyatakan siap berangkat, setelah menyelesaikan pelunasan.

    Dari kuota yang diberikan Kemenag Jatim, rinciannya sebanyak 373 jemaah urut porsi yang berhak lunas. Selain itu, ada 20 jemaah prioritas lansia dan 126 jemaah dengan porsi sebagai porsi cadangan.

    “Dari total kuota yang diberikan, sebanyak 373 jemaah urut porsi yang berhak lunas, 20 prioritas lansia dan 126 jemaah dengan porsi cadangan,” kata Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Kantor Kemenag Ponorogo, Marjuni, ditulis Senin (27/01/2025).

    Dari jumlah kuota itu, Marjuni menyebutkan bahwa potensi atau peluang untuk bisa bertambah. Seperti yang terjadi pada sebelum-sebelumnya. Ada dari kuota tambahan dari pembatalan keberangkatan. Selain itu, juga ada peluang dari pengajuan penggabungan mahram, pendamping lansia, hingga pindah keberangkatan.

    “Selain menanti kuota tambahan dari pembatalan keberangkatan, ada peluang dari pengajuan penggabungan mahram, pendamping lansia, hingga pindah keberangkatan,” terangnya.

    Ia juga menyinggung soal jadwal pemberangkatan yang diprediksi pada pertengahan Mei 2025. Di mana jemaah haji dari Ponorogo dijadwalkan terbang langsung ke Makkah untuk melaksanakan ibadah wajib, baru kemudian ke Madinah.

    “Jemaah haji dijadwalkan terbang langsung ke Makkah untuk melaksanakan ibadah wajib, sebelum melanjutkan rangkaian ibadah sunah di Madinah,” pungkasnya.

    Persiapan kesehatan dan administrasi terus dipantau untuk memastikan jemaah dalam kondisi terbaik saat berangkat. Dengan potensi tambahan kuota dan persiapan yang semakin maksimal, diharapkan pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan penuh keberkahan. (end/ian)

  • Setelah Penggal Ayah Kandung, Pria Berusia 18 Tahun di Jember Coba Bunuh Diri

    Setelah Penggal Ayah Kandung, Pria Berusia 18 Tahun di Jember Coba Bunuh Diri

    Jember (beritajatim.com) – Seorang pria berinisial A (18) di Desa Mojosari, Kecamatan Puger,Kabupaten Jember, Jawa Timur, memenggal kepala ayahnya bernama Zainuri alias Haji Zen, Senin (27/1/2025) dini hari. Lalu pelaku mencoba bunuh diri.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul satu. Saat itu Haji Zen mendadak diserang anak pertamanuya itu dengan golok. Tetangga mendengar teriakan dan kegaduhan dari rumah Zen. Namun tak ada yang berani membantu Zen karena A membawa golok.

    Apalagi Bukhari, salah satu kerabat, yang mencoba membantu Zen dan menangkap A juga ikut jadi sasaran. A menyabetkan golok ke leher. Beruntung, tajamnya golok hanya melukai dagu kiri Bukhari. Bukhari pun dirawat di RS Balung.

    Sabetan golok A membuat kepala Zen terpisah dengan badannya. “Menurut olah TKP, kepala dan badan korban terpisah kurang lebih 40 meter. Keterangan saksi, setelah membacok, kepala korban dibawa tersangka, dibuang ke rumah tetangganya,” kata Kepala Kepolisian Sektor Puger Ajun Komisaris Fathur Rahman

    Setelah mencoba membunuh sang ayah, A menggorokkan golok itu ke lehernya sendiri hingga terkapar. Begitu melihat A tak berdaya, warga segera melarikannya ke RS dr. Soebandi. Ajun Komisaris Fathur Rahman mengatakan, A harus dioperasi karena saluran pernapasan terluka.

    Zen adalah seorang pemilik toko bangunan yang dikenal ramah oleh tetangga. Sehari-hari A yang sudah lulus sekolah menengah atas dua tahun silam membantu sang ayah, termasuk beternak ayam dan berbudidaya cabai.

    Kepala Desa Mojosari Suparti kaget mendengar peristiwa tersebut. Apalagi selama ini hubungan Zen dengan A baik-baik saja. “Setiap hari A bekerja dengan abahnya,” katanya.

    Informasi dari warga, A mengalami depresi. “Memang ada informasi dari keluarga dan masyarakat, bahwa dalam beberapa bulan ini tersangka serung berada dalam kamar. Tapi kami tidak bisa menyebut depresi, karena ada saksi ahli psikiater untuk menentukan kondisinya,” kata Fathur Rahman.

    Polisi mengamankan sebilah golok, baju, dan sampel darah. “Setelah tersangka normal kondisinya, kami akan cek psikiater,” kataKepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jember Ajun Komisaris Angga Riatma. [wir]

  • Identitas Mayat yang Mengapung di Sungai Brantas Mojokerto Terungkap

    Identitas Mayat yang Mengapung di Sungai Brantas Mojokerto Terungkap

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sesosok mayat laki-laki yang ditemukan mengapung di Sungai Brantas, Mojokerto, pada Senin (26/1/2025), akhirnya teridentifikasi sebagai Muhammad Abdul Gofur, warga Dusun Sido Waras, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. Identitas korban diketahui melalui hasil identifikasi sidik jari yang dilakukan Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, menyampaikan bahwa jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD Prof Dr Soekandar di Mojosari.

    “Jenazah sudah dievakuasi ke RSUD Prof Dr Soekandar. Hasil dari identifikasi melalui sidik jari diketahui atas nama M Abdul Gofur. Kami sudah menyampaikan hal ini ke BPBD Jombang,” ujar Abdul Khakim, Senin (27/1/2025).

    Sementara itu, pihak keluarga korban menyatakan bahwa Abdul Gofur telah hilang selama 10 hari. Korban terakhir kali berpamitan untuk bekerja sebelum akhirnya ditemukan mengapung di Sungai Brantas.

    “Korban pamit kerja, keterangan dari pihak keluarga jika korban sudah tidak pulang ke rumah 10 hari,” tambah Abdul Khakim.

    Saat ini, keluarga korban sedang dalam perjalanan menuju RSUD Prof Dr Soekandar untuk mengurus proses identifikasi lebih lanjut.

    Mayat tersebut pertama kali terlihat mengapung di Pintu Air Rolak 9, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto. Korban ditemukan masih mengenakan sarung kotak-kotak dan sweter. Arus deras Sungai Brantas menyebabkan jasad terbawa hingga akhirnya bisa dievakuasi di Desa Kwatu, Kecamatan Mojoanyar.

    Petugas dari BPBD Mojokerto dan Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto segera melakukan identifikasi di lokasi. Setelah selesai, jasad korban dibawa ke kamar jenazah RSUD Prof Dr Soekandar untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.

    Hingga saat ini, penyebab kematian korban masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Pihak berwenang berupaya mengungkap apakah kematian korban murni kecelakaan atau ada indikasi lain yang mencurigakan. [tin/ian]

  • Polisi Temukan Ini saat Olah TKP Tewasnya Dua Pemuda di Mojokerto

    Polisi Temukan Ini saat Olah TKP Tewasnya Dua Pemuda di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua korban meninggal akibat pesta minuman keras (miras) di teras depan salah satu ruang kelas SDN Jatirowo 1, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Pihak kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan identifikasi.

    Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto Kota dan Polsek Dawarblandong melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Yakni di teras depan salah satu ruang kelas SDN Jatirowo 1, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Petugas mengamankan sejumlah barang bukti.

    Di antaranya botol alkohol medis 70 persen, botol air mineral ukuran 1,5, botol minuman teh kemasan serta beberapa bungkus Kuku Bima anggur. Pesta miras tersebut digelar keempatnya pada, Sabtu (25/1/2025) hingga Minggu (26/1/2025) dini hari.

    Kasi Humas Polres Mojokerto Kota, Ipda Slamet Hariono mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan terkait dua orang meninggal dunia di Dusun Sekiping, Desa Dawarblandong. “Benar ada dua orang warga Sekiping meninggal dunia,” ungkapnya, Senin (27/1/2025).

    Masih kata Humas, awalnya pihaknya mendapat laporan ada dua orang yang sebelumnya mengalami sesak nafas dan sakit di ulu hati. Keduanya meninggal dunia di rumah sakit dan kedua meninggal dunia diduga akibat pesta minuman keras (miras) pada, Sabtu (25/1/2025).

    “Dua korban meninggal dunia berinisial F (20) dan A (22), dua korban dirawat di rumah sakit yakni berinisial MD (21) dan DS (24). Keempatnya warga Dusun Sekiping, Desa Dawarblandong. Kejadian informasi hari Sabtu malam Minggu dan keduanya meninggal dunia hari ini,” katanya.

    Sebelumnya, empat orang pemuda di Dusun Sekiping, Desa Dawarblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto menggelar pesta minuman keras (miras), Sabtu (25/1/2025) malam. Akibatnya, dua orang pemuda tersebut tewas, Senin (27/1/2025). [tin/ian]

  • Kronologi Pembunuhan Jasad dalam Koper Merah di Ngawi Terungkap

    Kronologi Pembunuhan Jasad dalam Koper Merah di Ngawi Terungkap

    Ngawi (beritajatim.com) – Kasus pembunuhan yang sempat menghebohkan masyarakat Jawa Timur, di mana jasad korban ditemukan dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (23/01/2025), kini menemui titik terang. Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman, mengungkapkan kronologi pembunuhan tersebut.

    Pelaku, Rachmad Tri Hartanto, warga Tulungagung, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Sementara korban, Uwatun Hasanah (29), diketahui merupakan warga Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Berdasarkan hasil penyelidikan, berikut fakta kronologis pembunuhan yang berhasil dihimpun:

    Rencana Pembunuhan

    Pada pertemuan terakhir di Hotel Adi Surya Kediri, pelaku mencekik korban hingga meninggal. Pelaku membawa sebilah pisau buah, yang awalnya diduga sebagai alat pembunuhan. Namun, hasil laboratorium forensik menunjukkan bahwa pisau tersebut tidak mengandung jejak darah.

    Pelaku Tidak Bekerja Sendiri

    Dari rekaman CCTV, terlihat ada dua orang lain di lokasi kejadian. Salah satunya adalah kerabat pelaku yang diduga membantu mengantar pelaku ke rumah neneknya di Tulungagung. Polisi masih mendalami peran kerabat tersebut dalam kasus ini.

    Proses Pembuangan Jasad

    Setelah korban dibunuh, jasadnya sempat diinapkan di Tulungagung sebelum dibuang secara bertahap ke dua lokasi berbeda pada tanggal 21 Januari. Kendaraan yang digunakan untuk membuang jasad, yaitu mobil Veloz, telah disita oleh polisi. Sementara itu, kendaraan milik korban, yakni Ertiga, dijual secara online oleh pelaku kepada seseorang di Kediri, yang kini sedang dimintai keterangan.

    “Pelaku dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati, subsider Pasal 338 tentang pembunuhan, serta Pasal 351 tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian,” Kombes Pol Farman.

    Pelaku diketahui merupakan ketua ranting perguruan pencak silat di Tulungagung sekaligus anggota sebuah LSM. Polisi tengah mendalami kemungkinan adanya hubungan antara profesi pelaku dengan tindak kejahatan yang dilakukan.

    Selain itu, polisi juga terus menyelidiki peran kerabat pelaku dan proses penjualan kendaraan korban. Semua pihak yang terlibat dalam kasus ini akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

    Kasus ini masih dalam tahap pengembangan, dan pihak kepolisian berkomitmen untuk mengungkap seluruh jaringan serta memastikan semua pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya. [fiq/beq]

  • Usai Pesta Miras di Teras Sekolah, Dua Pemuda di Mojokerto Tewas

    Usai Pesta Miras di Teras Sekolah, Dua Pemuda di Mojokerto Tewas

    Mojokerto (beritajatim.com) – Empat orang pemuda di Dusun Sekiping, Desa Dawarblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto menggelar pesta minuman keras (miras), Sabtu (25/1/2025) malam. Akibatnya, dua orang pemuda tersebut tewas, Senin (27/1/2025).

    Dua pemuda yang tewas tersebut yakni Fajar dan Akbar. Sementara satu pemuda selamat atas nama Dudung dan satu pemuda yakni Diaz masih menjalani perawatan di IGD RSUD RA Basoeni Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Petugas kepolisian langsung ke lokasi kejadian usai mendapatkan laporan.

    Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto Kota dan Polsek Dawarblandong melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Yakni di teras depan salah satu ruang kelas SDN Jatirowo 1, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Petugas mengamankan sejumlah barang bukti.

    Diantaranya botol alkohol medis 70 persen, botol air mineral ukuran 1,5, botol minuman teh kemasan serta beberapa bungkus Kuku Bima anggur. Pesta miras tersebut digelar keempat pemuda tersebut pada Sabtu (25/1/2025) hingga Minggu (26/1/2025) dini hari.

    Salah satu warga, Purnomo (60) mengatakan, warga mengetahui setelah melihat salah satu pemuda tersebut terkapar di lokasi. “Fajar terkapar dan dibawa pulang. Sempat dibawa ke rumah sakit terus pulang tapi kondisinya memburuk,” ungkapnya.

    Sehingga korban kembali dibawa ke rumah sakit namun akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia, Senin (27/1/2025) sekira pukul 03.00 WIB. Sementara Akbar juga akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan sekira pukul 07.00 WIB.

    “Meninggal dua orang, yang satu masih di rumah sakit, yang satu lagi sudah bisa muntah jadi bisa ditanya-tanya. Kedua korban meninggal telah dimakamkan,” katanya. [tin/ian]

  • Pelaku Mutilasi Wanita Asal Blitar Tertangkap, Ini Kata Bapak Tiri Korban

    Pelaku Mutilasi Wanita Asal Blitar Tertangkap, Ini Kata Bapak Tiri Korban

    Blitar (beritajatim.com) – Handi Suprapto mengaku baru sekali bertemu dengan Rohmad Tri Hartanto alias Antok, pelaku mutilasi anaknya Uswatun Khasanah. Ayah tiri Uswatun Khasanah tersebut menyebut bahwa ia pernah sekali bertemu dengan pelaku mutilasi anaknya. 

    Handi pun mengaku tidak kenal dekat dengan pria asal Tulungagung itu. Meski begitu, Handi mengakui bahwa pelaku pernah sekali datang ke rumah keluarga besar Uswatun Khasanah yang ada di Blitar, Jawa Timur.

    “Saya cuma sekali bertemu dia (pelaku),” ucap Handi Suprapto, ayah tiri korban mutilasi Ngawi, Senin (27/01/2025).

    Menurut Handi, selama ini anaknya Uswatun Khasanah tertutup soal kisah asmaranya. Perempuan 2 anak itu hampir tidak pernah bercerita soal hubungan asmaranya baik dengan pelaku atau dengan suami sebelumnya.

    “Anak saya tertutup soal asmara,” tegasnya.

    Ayah tiri Uswatun Khasanah pun mengatakan bahwa pelaku memang pernah bertemu dengan keluarganya di Blitar. Ia pun sempat berjumpa dengan Rohmad Tri Hartanto alias Antok.

    Pihak keluarga pun tidak menduga bahwa Rohmad Tri Hartanto alias Antok tega menghabisi nyawa Uswatun Khasanah dengan cara yang tragis. Pihak keluarga pun meminta agar pelaku diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.

    “Tahu sekali pernah datang ke rumah sekali,” tandasnya.

    Motif mutilasi sadis perempuan di Ngawi ternyata adalah sakit hati dan cemburu. Tersangka Rohmad Tri Hartanto alias Antok yang merupakan suami siri dari korban mengaku bahwa anak kandungnya pernah disebut korban akan menjadi PSK (penjaja seks komersil).

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, ucapan itu dilakukan korban ketika tersangka dan korban sedang berselisih paham. Selain itu, korban juga kerap meminta uang kepada tersangka saat sedang bertemu.

    “Karena anak pertama tersangka dikatakan hal seperti itu, maka ini membuat dirinya sakit hati. Korban juga sering meminta uang kepada tersangka dan itu sudah disiapkan saat berada di hotel sebesar Rp 1 juta,” kata Farman, Senin (27/1/2025).

    Selain itu, tersangka juga cemburu karena hanya dikenalkan ke tetangga korban sebagai suami siri. Sedangkan, korban kerap menerima tamu pria ke dalam kosnya.

    “Tersangka cemburu karena mengetahui korban pernah memasukan pria lain ke alam kostnya, sementara dirinya dikenalkan kepada tetangga kostnya sebagai suami sirinya,” tutur Farman. [owi/beq]

  • Penemuan Koin kuno dan Guci Bertuliskan Aksara Tiongkok Kejutkan Warga Pasuruan

    Penemuan Koin kuno dan Guci Bertuliskan Aksara Tiongkok Kejutkan Warga Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Dusun Slorok, Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, menjadi perbincangan setelah seorang petani bernama Kariyo (47) menemukan ribuan koin kuno dan sebuah guci bertuliskan aksara Tiongkok.

    Penemuan yang mengejutkan ini terjadi pada Sabtu (25/1/2025) pagi saat Kariyo tengah mempersiapkan lahan sewa milik Perhutani untuk ditanami kubis.

    Ketika sedang mengolah tanah, mata cangkul Kariyo membentur benda keras yang ternyata adalah sebuah guci kuno. Lokasi penemuan ini tidak jauh dari rumahnya, sekitar 100 meter. “Awalnya saya mau tanam kubis. Tapi, pas nyangkul kok ada benda keras, ternyata guci. Di dalamnya penuh koin, beratnya lebih dari 100 kilogram,” ungkap Kariyo, Senin (27/1/2025).

    Guci tersebut ditemukan dalam kondisi utuh beserta tutupnya. Ribuan koin yang terdapat di dalamnya diduga kuat berasal dari Dinasti Qing, terlihat dari aksara Tiongkok yang tertera pada permukaannya.

    “Sepertinya ini peninggalan dari China. Koinnya ada tulisan bahasa China. Saya yakin kalau ini punya sejarah yang tinggi,” tambahnya.

    Selama bertahun-tahun menggarap lahan tersebut, Kariyo mengaku baru kali ini menemukan benda bersejarah semacam ini. Temuan tersebut pun menarik perhatian warga sekitar yang datang untuk melihat langsung dan membantu membersihkan artefak tersebut di rumahnya.

    Terkait penemuannya, Kariyo berencana untuk menjualnya jika ada yang berminat. Namun, jika tidak ada pembeli, ia memilih untuk menyimpannya sebagai kenang-kenangan. “Kalau ada yang mau beli, saya jual. Tapi kalau nggak laku, ya saya simpan saja buat kenang-kenangan,” ujarnya sambil tersenyum.

    Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang mengenai asal-usul pasti dan nilai sejarah dari koin serta guci tersebut. Penemuan ini diharapkan dapat diteliti lebih lanjut oleh para ahli guna mengungkap sejarah yang mungkin tersembunyi di baliknya. [ada/suf]