Category: Beritajatim.com Regional

  • Prakiraan Cuaca Malang Raya 31 Januari 2025: Hujan Ringan hingga Berawan Sepanjang Hari

    Prakiraan Cuaca Malang Raya 31 Januari 2025: Hujan Ringan hingga Berawan Sepanjang Hari

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda telah merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Malang Raya pada Jumat (31/1/2025). Secara umum, cuaca di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu akan didominasi oleh kondisi berawan dengan beberapa titik mengalamiberaw hujan ringan dan kabut.

    Prakiraan Cuaca Kota Malang

    Pada pagi hari, cuaca di Kota Malang diperkirakan berawan sejak pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. Memasuki siang hari, cuaca masih berawan hingga sore. Malam harinya, kondisi tetap berawan hingga dini hari Sabtu (1/2/2025). Suhu udara di Kota Malang berkisar antara 23 – 29 derajat Celsius.

    Prakiraan Cuaca Kabupaten Malang

    Di wilayah Kabupaten Malang, sebagian besar kecamatan akan mengalami cuaca berawan pada pagi hari. Namun, hujan ringan diperkirakan terjadi di Lawang dan Karangploso. Pada pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, hujan petir berpotensi terjadi di Kasembon, sementara hujan ringan diprediksi turun di Karangploso, Lawang, Ngantang, Pujon, Singosari, dan Kasembon.

    Sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB, sebagian besar kecamatan di Kabupaten Malang akan mengalami cuaca berawan. Kabut diperkirakan muncul di Gedangan dan Pujon, sementara Pagelaran juga berpotensi berkabut.

    Pada malam hari, antara pukul 19.00 hingga 22.00 WIB, cuaca tetap berawan dengan kabut di Gedangan dan Kalipare. Beberapa daerah seperti Poncokusumo, Pujon, Pagelaran, dan Ngantang juga akan mengalami udara berkabut. Dini hari Sabtu (1/2/2025), cuaca masih berawan dengan suhu berkisar antara 23 – 30 derajat Celsius.

    Prakiraan Cuaca Kota Batu

    Di Kota Batu, cuaca pada Jumat (31/1/2025) pagi diperkirakan hujan ringan. Menjelang pukul 10.00 WIB, kondisi berangsur berawan, dengan siang hari berpotensi berkabut. Pada sore hingga malam hari, cuaca masih didominasi kondisi berawan.

    Wilayah Batu, Bumiaji, dan Junrejo diperkirakan akan mengalami cuaca berawan sejak pukul 19.00 WIB hingga dini hari Sabtu (1/2/2025). Hujan ringan berpotensi terjadi pada pagi hari pukul 07.00 WIB. Suhu udara di Kota Batu diperkirakan berkisar antara 17 – 21 derajat Celsius. [dan/aje]

  • BPBD Surabaya Imbau Masyarakat Melapor Jika Kehilangan Anggota Keluarga

    BPBD Surabaya Imbau Masyarakat Melapor Jika Kehilangan Anggota Keluarga

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD Surabaya, Arif Sunandar, mengimbau masyarakat yang kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke posko pencarian korban tenggelam di Sungai Kali Jagir, Wonokromo, demi mempercepat identifikasi dan penemuan korban.

    “Sejauh ini belum ada pihak keluarga yang melapor ke posko kehilangan anggota keluarganya. Dan kalaupun ada informasi, itu kami sangat sangat berharga dan semoga disampaikan ke kami apabila ada anggota keluarga yang hilang,” kata Arif, Jumat (31/1/2025).

    Keluarga yang kehilangan anggota keluarganya ini dapat melapor ke posko pencarian korban tenggelam di pinggir sungai Kali Jagir, tepatnya di Jalan Jagir Wonokromo, sisi utara Pasar Mangga Dua.

    Dan menurut seorang saksi mata bernama Rizki menyampaikan, ciri-ciri korban tenggelam pada Kamis (30/1) kemarin, korban adalah pria mengenakan baju kotak-kotak dan diperkirakan berusia 70 tahun.

    “Tiba-tiba pria tercebur. Kira-kira umurnya sekitar 70 tahun. Orangnya saat itu teriak-teriak minta tolong. Warga yang ikut melihat langsung lapor ke 112,” terang Rizki.

    Dari laporan pria tenggelam itu, petugas gabungan Basarnas dan BPBD Surabaya kemudian melakukan pencarian di sungai Kali Jagir, dan akan memperluas penyisiran hingga ke sisi Muara dengan menggunakan 6 perahu karet. (ted)

  • Longsor Tutup Akses ke Wisata Ranu Gumbolo Tulungagung

    Longsor Tutup Akses ke Wisata Ranu Gumbolo Tulungagung

    Tulungagung (beritajatim.com) – Akses jalan menuju destinasi wisata Ranu Gumbolo di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung tertutup longsoran material tanah sejak Selasa (28/01/2025).

    Proses pembersihan yang dilakukan hingga Kamis (30/01/2025) melibatkan alat berat dari Perum Jasa Tirta.

    Kapolsek Pagerwojo, AKP Guruh Yudhi Setiawan, menjelaskan bahwa longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Selasa sore.

    Material tanah dari bukit setinggi lebih dari 30 meter menutupi jalan sepanjang 50 meter, membuat akses menuju kawasan wisata tersebut terputus.

    “Awalnya warga melaporkan tidak bisa melintas karena jalan tertutup longsor. Upaya pembersihan langsung dimulai, tetapi terhambat hujan deras yang kembali turun,” ungkap AKP Guruh, Kamis (30/01/2025).

    Jalan Mulai Dibuka Bertahap
    Pada hari kedua, Rabu (29/01/2025), sebagian akses jalan mulai bisa dibuka. Namun, kendaraan roda empat masih belum dapat melintas. Sementara itu, kendaraan roda dua hanya bisa melewati jalur alternatif yang berlumpur.

    Warga yang hendak menuju Ranu Gumbolo atau wilayah sekitarnya terpaksa memutar sejauh 14 kilometer melalui Wonorejo ke Kudungcangkring.

    “Pengerjaan pembersihan material longsor terus dilakukan sejak pagi menggunakan alat berat. Awalnya hanya satu unit alat berat yang dikerahkan, kemudian ditambah satu lagi untuk mempercepat proses,” lanjutnya.

    Cuaca Jadi Kendala Utama
    Hingga Kamis sore, proses pembersihan hampir rampung. Jika cuaca tetap bersahabat, akses jalan diperkirakan sudah bisa dilalui sebelum waktu salat Jumat.

    Namun, AKP Guruh menegaskan bahwa faktor cuaca menjadi kendala terbesar. “Jika hujan kembali turun, pengerjaan harus dihentikan karena risiko longsor susulan. Kami juga tidak akan membuka akses sebelum jalan benar-benar bersih dari lumpur demi keselamatan pengguna jalan,” tutupnya.

    Dengan situasi yang terus dipantau secara intensif, diharapkan akses menuju wisata Ranu Gumbolo segera normal sehingga masyarakat dan wisatawan dapat kembali beraktivitas dengan aman. (ted)

  • Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Petir! Berikut Cuaca Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo Akhir Januari 2025

    Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Petir! Berikut Cuaca Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo Akhir Januari 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Jumat (31/1/2025) berpotensi hujan.

    “Sejumlah daerah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik diprakirakan akan diguyur hujan ringan dan bahkan disertai petir pada pagi hari ini,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr..

    Berikut ini informasi lebih lengkap terkait prakiraan cuaca di Surabaya Raya hari ini.

    Cuaca di Surabaya

    Pada pagi hari cuaca Surabaya diprediksi sempat terjadi hujan petir. Termasuk yang terjadi di kecamatan Gunung Anyar, Rungkut, Tambaksari, hingga Genteng. Adapun selebihnya, cuaca cenderung berawan.

    Untuk suhu hari ini cukup rendah, sekitar 24 derajat celcius, kelembapan sekitar 90-93 persen, dan kecepatan angin 11,5 km/jam dari Barat.

    Cuaca di Sidoarjo

    Sama seperti Kota Pahlawan, cuaca di Sidoarjo pagi ini diprakirakan hujan dengan disertai petir. Termasuk di Sedati, Buduran, Waru, Krembung, dan Jabon Selebihnya, cuaca cenderung berawan.

    Suhu di sini cukup rendah, yakni 25 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapannya sekitar 82-86 persen, dan kecepatan angin 20,5 km/jam dari Barat.

    Cuaca di Gresik

    Gresik pun juga sama, sejumlah titik mengalami hujan petir, sebagian lainnya diguyur hujan ringan di pagi hari. Termasuk di kecamatan Menganti, Benjeng, Wringinanom, dan Balongpanggang.

    Suhu di sini juga cukup rendah, antara 25-26 derajat celcius, kelembapan sekitar 89-92 persen, dan kecepatan angin 26 km/jam dari Barat Daya.

    Itulah cuaca di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini menurut BMKG Juanda. Prakiraan cuaca tersebut mungkin bisa berubah-ubah, sehingga masyarakat dihimbau untuk selalu antisipasi payung atau jas hujan saat berkegiatan di luar ruangan. (fyi/ian)

  • Kurangi Risiko Bencana, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Kurangi Risiko Bencana, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan langkah mitigasi melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang terus mengintai sejumlah wilayah di Indonesia. Langkah ini diambil untuk menanggulangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang berpotensi merugikan di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.

    “Operasi ini melibatkan kerjasama antara BNPB, BPBD, dan TNI Angkatan Udara, serta menggunakan teknologi canggih untuk memitigasi bencana,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis (30/1/2025).

    Dia menjelaskan, Jawa Tengah dikenal dengan potensi bencana hidrometeorologi yang tinggi, menjadi prioritas dalam OMC. Berdasarkan analisis cuaca yang cermat, Monsun Asia masih aktif dan Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di Kuadran 4, yang mendukung pembentukan awan hujan yang sangat besar. Ditambah dengan perlambatan angin yang memperburuk ketidakstabilan atmosfer, kondisi ini meningkatkan potensi hujan lebat di wilayah tersebut.

    “Prediksi cuaca selama 24 jam menunjukkan bahwa intensitas hujan yang tinggi akan mengarah pada peningkatan risiko bencana, seperti banjir dan tanah longsor,” katanya.

    Untuk itu, lanjut Muhari, BNPB melakukan operasi dengan menggunakan metode penyemaian awan dengan Natrium Klorida (NaCl), yang bertujuan untuk mempercepat hujan di wilayah perairan sebelum bergerak menuju daratan.

    Operasi ini dilaksanakan pada Rabu, (29/1) dalam tiga sorti penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNN), yang disesuaikan dengan lokasi strategis untuk mengurangi dampak bencana. Sorti pertama dimulai pukul 07.58 WIB hingga 10.06 WIB, dengan penyemaian 1.000 kg NaCl di perairan utara Jawa Tengah. Sorti kedua berlangsung pada pukul 14.08 WIB hingga 16.05 WIB, dan sorti ketiga dilakukan pada sore hari antara pukul 16.32 WIB hingga 18.01 WIB. “Tidak hanya Jawa Tengah, Kalimantan Selatan juga menghadapi tantangan serupa,” tambah Muhari.

    Menurutnya, di wilayah ini, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) juga berperan dalam meningkatkan pembentukan awan hujan. Ditambah dengan gelombang equatorial Rossby yang mempengaruhi kondisi atmosfer, Kalimantan Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang yang dapat menyebabkan banjir serta angin puting beliung.

    Dengan kelembaban udara yang tinggi dan tingkat labilitas atmosfer yang signifikan, BNPB berkoordinasi dengan BMKG, BPBD, dan TNI Angkatan Udara untuk melakukan OMC di wilayah pesisir Tanah Laut. Penyeimbang cuaca dilakukan dengan cara penyemaian 1.000 kg NaCl pada ketinggian 10.000 kaki menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNP). Penerbangan dilakukan selama 2 jam 30 menit pada 29 Januari 2025, dengan tujuan mengalihkan hujan dari wilayah terdampak banjir dan ke daerah yang lebih aman. “Proses ini diharapkan dapat menurunkan intensitas hujan, sekaligus mencegah dampak yang lebih besar,” ujarnya.

    Muhari menjelaskan, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi kunci dalam mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh fenomena cuaca ekstrem. Dengan strategi yang sangat terencana dan penerapan teknologi terkini, OMC di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan diharapkan dapat mengurangi risiko bencana yang ditimbulkan oleh hujan lebat, banjir, dan tanah longsor.

    Di lain sisi, dia mengimbau, masyarakat untuk terus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat di wilayah rawan bencana diimbau untuk memantau perkembangan informasi dari sumber yang terpercaya.

    ‘Selain itu, penting untuk menjaga kewaspadaan, mengantisipasi bahaya banjir, longsor, dan cuaca buruk lainnya dengan mempersiapkan diri sesuai dengan protokol darurat yang telah disosialisasikan,” kata Muhari. [kun]

  • Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Pacitan (beritajatim.com) – Angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, mengakibatkan sebuah pohon Trembesi tumbang. Naasnya, pohon Trembesi yang tumbang itu, menimpa rumah milik Sukardi, warga RT 1/RW 9 Dusun Batu, Desa Donorojo, pada Kamis (30/1/2025) sore.

    Akibat kejadian tersebut, bagian belakang rumah mengalami kerusakan, terutama di bagian atap dapur dan kamar mandi. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena penghuni rumah sedang berada di luar rumah saat kejadian.

    “Kerusakan terjadi pada bagian dapur dan kamar mandi. Beberapa peralatan rumah tangga juga tertimpa material bangunan,” ujar Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis sore.

    Warga setempat bersama pemerintah desa dan kecamatan segera melakukan kerja bakti. Para warga ini, melakukan evakuasi barang-barang yang ada, serta memperbaiki atap rumah yang runtuh akibat pohon Trembesi yang tumbang. “Perbaikan sudah dilakukan, hanya bagian kamar mandi yang masih dalam proses,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pacitan, Radite Suryo Anggono, menjelaskan bahwa saat kejadian cuaca di lokasi setempat berawan. Namun, saat itu berhembus angin yang cukup kencang.

    Berdasarkan peringatan dini dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Timur, termasuk Pacitan, sejak 27 Januari hingga 5 Februari 2025. “Cuaca ekstrem ini dapat menyebabkan hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung,” kata Radite.

    Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak antara lain Pacitan, Ponorogo, dan Magetan. Fenomena ini diperparah dengan adanya aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby, yang berkontribusi pada peningkatan curah hujan.

    Dia mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah dengan topografi curam, tebing, dan rawan banjir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana. “Kami menghimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca resmi dari BMKG serta menghindari aktivitas di area rawan bencana selama periode ini,” pungkasnya. (end/kun)

  • Kondisi Membaik, Satu Korban Selamat dari Ombak Pantai Drini Bisa Pulang ke Mojokerto

    Kondisi Membaik, Satu Korban Selamat dari Ombak Pantai Drini Bisa Pulang ke Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua korban ombak Pantai Drini di di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito. Namun satu korban, Ariona Reza sudah diizinkan pulang.

    Kabar bahagia tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro saat temu media di Sabha Mandala Madya Pemkot Mojokerto. “Masih ada dua yang tertinggal di RSUP Dr Sardjito atas nama Ariona Reza dan Ahmad Muzaki. Kondisi kesehatan kedua sudah sangat baik,” ungkapnya, Kamis (30/1/2025).

    Masih kata Mas Pj, update terakhir korban atas nama Ariona Reza sudah diizinkan pulang. Kondisi siswa SMPN 7 Kota Mojokerto ini semakin prima sehingga diizinkan pulang ke Kota Mojokerto. Namun kondisi Ahmad Muzaki masih harus menjalani perawatan di rumah sakit di Sleman, DIY tersebut.

    “Karena memang kondisi awal Ahmad Muzaki ditemukan tingkat keparahan kondisi medis memang lebih parah dari Arione. Jadi Ahmad Muzaki ini dipasang alat ventilator karena posisi paru-parunya dipenuhi oleh air. Sehingga itu harus kembali difungsikan secara normal,” katanya.

    Meskipun dipasang ventilator dan tidak bisa berbicara karena mulut korban dipasang alat untuk memompa cara kerja paru-parunya namun siswa kelas 7 tersebut sudah dalam keadaan siuman. Pihaknya juga mendapatkan laporan dari dokter yang menangani jika kondisi korban sudah mendekati 100 persen.

    “Kesehatan paru-parunya sehat dan dimungkinkan hari ini, ventilator sudah mulai dilepas sehingga bisa bernafas seperti sedia kala. Ini tentu sebuah berita yang sangat menggembirakan bagi kita semua, maka kita pastikan per hari ini masih ada satu korban yang insya Allah tidak lama lagi pulang ke Kota Mojokerto,” jelasnya.

    Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini menambahkan pembiayaan apa pun terkait kejadian di Pantai Drini, Selasa (28/1/2025) kemarin, menjadi tanggung jawab Pemkot Mojokerto. Ada empat korban meninggal dunia dalam kejadian tersebut.

    Yakni Alfian Aditya Pratama asal Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates, Malvein Yusuf Adh Dhuqa, asal Jalan Al-Azhar dan Rifky Yoeda Pratama asal Perumahan The Suam Residence Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. [tin/ian]

  • Semburan Air Berbau Belerang Muncul di Kawasan Kendeng Bojonegoro

    Semburan Air Berbau Belerang Muncul di Kawasan Kendeng Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Perbukitan banyak menjulang di Desa Jari Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. Dari bawah hingga puncak bukit banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Bukit-bukit tersebut berada dalam sebuah kawasan Gunung Pandan yang puncaknya berada di Desa Klino Kecamatan Sekar.

    Gunung Pandan merupakan puncak tertinggi kawasan kendeng selatan. Gunung yang pernah aktif dan kini berstatus istirahat. Di kawasan puncak tertinggi Kabupaten Bojonegoro itu juga banyak sumber mata air. Bahkan ada air hangat (geotermal) dan berwarna kuning. Sekarang dikembangkan sebagai kawasan wisata Banyu Kuning.

    Belakangan, seorang warga melaporkan ada semburan air dari dalam tanah berbau belerang di kawasan Gunung Pandan tersebut. Lokasinya berada di Petak 171 RPH Sukun BKPH Gondang KPH Bojonegoro di Dusun Kramat Desa Jari Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro. Penemuan itu pada 11 Desember 2024 sekitar pukul 13.30 WIB.

    “Temuan itu sudah ditindaklanjuti untuk dilakukan uji laboratorium,” ujar Camat Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Adi Winarno, Kamis (30/1/2025).

    Kali pertama, semburan air berbau belerang itu dilaporkan Kepala Desa Jari, Priyo Winarno. Dia sebelumnya juga mendapat laporan dari seorang petani Nyamidi (33) asal RT 025 RW 005 Dusun Kaliasin Desa Sambongrejo Kecamatan Gondang. Semburan itu, bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya juga pernah terjadi hal yang sama.

    “Munculnya semburan itu biasanya seperti sekarang, saat musim hujan. Sudah beberapa kali terjadi,” ujar ASN yang pernah menjabat Kabid Pemadaman dan Penyelamatan di Dinas Damkarmat Bojonegoro itu.

    Dalam penelitian awal yang sudah pernah dilakukan. Semburan air berbau belerang tersebut muncul pertama kali pada 2007, selanjutnya pada April 2016, kemudian menghilang. Kemudian muncul kembali pada April 2023 dan mengering. Baru pada Desember 2024 diketahui semburan muncul kembali.

    “Sumber air yang berbau belerang tersebut muncul pada saat musim penghujan dari hasil penelitian terdapat kandungan gas H2S (Hidrogen Sulfida),” terangnya.

    Meski terdapat gas beracun yang membahayakan, semburan air yang berada di lereng Gunung Gawah itu dinilai tidak berdampak secara langsung terhadap warga. Jarak semburan dengan pemukiman kurang lebih masih 2 kilometer. Sementara semburan air berbau belerang itu berada dalam satu lokasi dengan radius kurang lebih 50 meter persegi.

    “Ada empat lubang sumberan dan terdapat beberapa gelembung udara yang keluar dari tanah yang berada di sekitar lubang sumberan,” jelasnya.

    Saat ini di sekitar semburan air berbau belerang itu berwarna merah kekuningan pada tanah. Agar tidak membahayakan, pihak kepolisian setempat telah memasang garis polisi serta memberikan imbauan kepada warga setempat agar tidak mendekat ke lokasi dengan durasi waktu yang lama.

    Dalam peristiwa sebelumnya, pada April 2023, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro juga telah melakukan uji laboratorium terhadap air yang keluar dengan bau belerang tersebut. Hasilnya, air tersebut tidak berbahaya, sebab kandungan PH dalam air dari semburan dalam batas normal.

    “Hasil uji PH air didapatkan nilai 6,17 sampai 6,18. Jadi hasilnya untuk PH air masih dalam batas normal. hasil tersebut dikategorikan normal dikarenakan PH air netral adalah 7,” ujar Kepala DLH Kabupaten Bojonegoro Dandy Suprayitno dalam kesempatannya. [lus/kun]

  • Pencarian Korban Tenggelam di Kali Jagir Surabaya Diperluas ke Muara

    Pencarian Korban Tenggelam di Kali Jagir Surabaya Diperluas ke Muara

    Surabaya (beritajatim.com) – Pencarian pria yang tenggelam di Sungai Kali Jagir, Wonokromo, Surabaya, Kamis (30/1) akan diperluas hingga ke muara. Lantaran hari ini tidak membuahkan hasil.

    Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD Surabaya, Arif Sunandar menyampaikan, pencarian hari ini sudah dilakukan selama 6 jam sejak pukul 11.30 WIB. Dengan radius penyisiran sungai 400 meter dari titik korban tenggelam, terseret arus sungai.

    “Air nya cukup deras, jadi pintu air tadi tidak bisa lama-lama ditutup. Dan ini pencarian kita perluas dari sisi Pintu Air Sungai Jagir, sampai ke Muara,” terang Arif kepada beritajatim.com, Kamis (30/1) sore.

    Arif menjelaskan, penyisiran menggunakan enam buah perahu karet dari petugas gabungan, meliputi Tim Basarnas, BPBD Jawa Timur, BPBD Kota Surabaya, Satpol PP, serta DPKP Surabaya.

    “Kita akan melakukan evaluasi setelah pencarian selesai, pukul 05.00 WIB. Evaluasi akan dipimpin temen-temen Basarnas, membahas pencarian di esok hari,” jelas Arif.

    Dia menjelaskan, proses pencarian korban besok (hari ke- dua) akan dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi. Kata dia, dan akan diberhentikan pencarian pukul 17.00 WIB.

    “Pencarian korban tenggelam dilanjut besok pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Dan seperti sebelum-sebelumnya, proses pencarian berhenti dan dilakukan evaluasi pukul 17.00 WIB,” tandas Arif.

    Diberitakan sebelumnya, seorang pria tak dikenal dikabarkan terseret arus Sungai Kali Jagir di Kecamatan Wonokromo, Surabaya pada Kamis (30/1).

    Pria misterius yang tercebur ke arus sungai serta hilang itu pertama kali diketahui oleh pengemudi ojek online dan warga di lokasi, pada pukul 10.00 WIB.

    “Tiba-tiba pria tercebur. Kira-kira umurnya sekitar 70 tahun,” ungkap pengemudi ojol bernama Rizki, yang sempat melihat pria tenggelam di Kali Jagir, Kamis (30/1/25).

    Menurut Rizki, pria itu tenggelam sebelum ia dan warga sempat memberikan pertolongan. Dan dari ciri-cirinya pria yang tenggelam mengenakan baju kotak-kotak

    “Orangnya teriak-teriak minta tolong. Warga yang ikut melihat langsung lapor ke 112,” terang Rizki. (ted)

  • Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Malang (beritajatim.com) – Fenomena tanah bergerak yang terjadi di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejak Selasa (28/1/2025) telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan warga.

    Puluhan rumah mengalami kerusakan, mulai dari retak hingga roboh, memaksa 57 warga mengungsi ke SDN Cowek 2 untuk menyelamatkan diri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat, 47 rumah terdampak, dengan 16 di antaranya rusak parah dan tidak layak huni.

    Sebanyak 176 jiwa dari 47 Kepala Keluarga (KK) terdampak, sementara pemerintah setempat telah turun tangan memberikan bantuan darurat.

    Menanggapi fenomena ini, Guru Besar Geofisika Universitas Brawijaya (UB), Prof. Adi Susilo, M.Si., Ph.D., menjelaskan bahwa tanah bergerak sangat bergantung pada topografi dan model geologi suatu wilayah.

    “Tanah bergerak terjadi ketika bidang di bawah tanah menjadi jenuh air dan licin, menyebabkan pergerakan massa tanah bersama bangunan di atasnya,” ujar Prof. Adi Susilo, Kamis (30/1/2025).

    Prof. Adi, yang merupakan profesor ke-18 di FMIPA dan ke-248 di Universitas Brawijaya, menekankan bahwa pergerakan tanah yang tidak merata dapat menyebabkan dampak lebih berbahaya, termasuk kerusakan infrastruktur yang luas.

    “Jika pergerakan tanah tidak seragam, tanah bisa retak terlebih dahulu sebelum akhirnya bergeser lebih jauh. Ini sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kondisi geologi bawah permukaan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Prof. Adi membedakan antara tanah bergerak dan longsor. Longsor terjadi ketika tanah bergerak dari atas ke bawah secara signifikan, sementara tanah bergerak bisa terjadi di permukaan datar atau dengan kemiringan kecil. Meski demikian, keduanya sama-sama berpotensi merusak bangunan di atasnya.

    Menurutnya, longsor lebih sering terjadi di wilayah pegunungan dengan lereng curam, sedangkan tanah bergerak dan likuifaksi lebih umum terjadi di daerah dengan tanah lempung atau pasir yang jenuh air.

    Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan deras, risiko tanah bergerak dan longsor di Pasuruan masih tinggi. Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di area rawan.

    Pemerintah dan tim kebencanaan diharapkan segera melakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan langkah mitigasi jangka panjang, termasuk kemungkinan relokasi warga yang terdampak parah. [dan/suf]