Category: Beritajatim.com Regional

  • Kecelakaan Tol Sumo, Mobil Sarat Penumpang Tabrak Pembatas Jalan

    Kecelakaan Tol Sumo, Mobil Sarat Penumpang Tabrak Pembatas Jalan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah mobil sarat Penumpang menabrak pembatas jalan di tepi Rias Tol Jombang-Mojokerto (Jomo) tepatnya di KM 707 +400 Desa Banci, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Akibatnya sopir dan empat Penumpang mengalami luka-luka.

    Kasat Lantas Polres Mojokerto Kota, AKP Mulyani mengatakan, kecelakaan tunggal tersebut terjadi sekira pukul 12.25 WIB. “Mobil Toyota Innova nopol B 1083 KXA tersebut membawa lima penumpang berjalan dari arah barat ke timur atau dari Jombang ke Surabaya,” ungkapnya, Minggu (2/2/2025).

    Mobil Toyota Innova nopol B 1083 KXA yang dikemudikan seorang perempuan bernama Irnanda (25) tersebut membawa lima orang penumpang. Dua orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Diduga mobil yang dikendarai warga Katasura, Kabupaten Sukoharjo ini mengalami selip.

    “Diduga sopir kurang konsentrasi pada pandangan depan. Sehingga sampai di lokasi kejadian, tepatnya di KM 707 +400 mobil selip sendiri dan mengalami hilang kendali ke kanan dan turun di bahu jalan dan menabrak pembatas jalan di tepi badan jalan sebelah selatan,” jelasnya.

    Akibatnya sopir dan empat penumpang mengalami luka-luka. Keempat penumpang yang mengalami luka-luka tersebut yakni Nurrohanda (22), Siah Sutiyah (52), MTA (10) dan MTS (8). Sementara satu penumpang RAM (4) tidak mengalami luka. Para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

    “Kami menghimbau kepada pengguna jalan agar dalam berkendara jangan lupa berdo’a, mentaati peraturan lalu-lintas, konsentrasi berkendara serta beretika di jalan. Jangan dipaksakan berkendara apabila lelah dan mengantuk, kecelakaan lalu-lintas terjadi dikarenakan adanya pelanggaran lalu-lintas,” imbaunya. [tin/but]

  • Tragedi Siswa Mojokerto di Pantai Drini Yogyakarta: Dosen UGM Beri Tips Cara Kenali dan Hindari Rip Current

    Tragedi Siswa Mojokerto di Pantai Drini Yogyakarta: Dosen UGM Beri Tips Cara Kenali dan Hindari Rip Current

    Yogyakarta (beritajatim.com)– Peristiwa tragis terjadi di Pantai Drini Gunungkidul Yogyakarta, di mana sejumlah siswa dari Mojokerto terseret ombak dan mengalami musibah.

    Kejadian ini mengingatkan kita akan bahaya rip current, arus balik kuat yang sering kali tidak disadari oleh wisatawan.

    Apa Itu Rip Current?

    Rip current adalah arus sempit yang bergerak cepat dari tepi pantai menuju laut. Arus ini terbentuk akibat gelombang yang pecah di pantai, lalu kembali ke laut melalui saluran sempit dengan energi yang besar. Fenomena ini sering terjadi di celah antar terumbu karang atau area dengan struktur bawah laut yang khas.

    Faktor Pembentuk Rip Current

    Hendi Fachturohman, S.Si., M.Sc., dosen Sekolah Vokasi UGM, mengungkapkan bahwa rip current dapat bersifat menetap atau berpindah-pindah, tergantung pada kondisi dasar laut. Faktor yang memengaruhi pembentukan rip current meliputi:

    Gelombang dan pasang surut: Semakin besar gelombang, semakin kuat arus yang terbentuk.

    Batimetri atau kedalaman dasar laut: Perbedaan kedalaman di sekitar pantai bisa membentuk saluran arus balik.

    Struktur keras seperti tebing: Memantulkan ombak dan memperkuat arus balik ke laut.

    Cara Mengenali Rip Current

    Agar terhindar dari bahaya rip current, penting untuk mengenali tanda-tandanya:

    Permukaan air tampak lebih tenang dibandingkan sekitarnya

    Tidak adanya buih atau riak air

    Perbedaan warna air karena arus balik yang lebih kuat

    Jika menemukan area seperti ini, hindari berenang atau bermain air di sekitarnya.

    Cara Menyelamatkan Diri dari Rip Current

    Jika terjebak dalam rip current, berikut langkah-langkah penyelamatan yang disarankan:

    Jangan panik dan jangan melawan arus. Melawan arus hanya akan menguras tenaga.

    Berenang ke samping (paralel dengan pantai) hingga keluar dari jalur arus.

    Ikuti aliran arus hingga melemah, lalu berenang kembali ke pantai.

    Gunakan isyarat tangan jika membutuhkan bantuan.

    Pentingnya Edukasi dan Mitigasi

    Hendi menegaskan bahwa keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas semua pihak. Pemerintah, pengelola wisata, dan tour leader perlu memberikan informasi yang memadai tentang bahaya rip current. Sosialisasi melalui media, papan peringatan, serta edukasi dalam kegiatan study tour bisa menjadi langkah preventif yang efektif.

    Dengan memahami rip current dan cara menghindarinya, wisata pantai bisa tetap aman dan menyenangkan. Selalu patuhi imbauan petugas dan jangan ragu mencari informasi sebelum berwisata ke pantai! [aje]

  • Dampak Perubahan Iklim  pada Infrastruktur, Jalan Aspal Jadi Mudah Mengelupas

    Dampak Perubahan Iklim  pada Infrastruktur, Jalan Aspal Jadi Mudah Mengelupas

    Yogyakarta (beritajatim.com)– Perubahan iklim global semakin nyata dirasakan, memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk infrastruktur transportasi. Cuaca ekstrem yang ditandai dengan kenaikan suhu dan curah hujan tidak menentu menyebabkan jalan lebih rentan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, strategi adaptasi sangat diperlukan untuk memastikan ketahanan infrastruktur transportasi di masa depan.

    Strategi Adaptasi Infrastruktur Transportasi

    Menurut Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., diperlukan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan daya tahan infrastruktur terhadap perubahan iklim. Salah satu pendekatan utama adalah inovasi dalam bahan dan konstruksi jalan yang lebih tahan terhadap kondisi ekstrem. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

    Penggunaan material yang lebih tahan terhadap perubahan iklim

    Penyemprotan air untuk pendinginan jalan saat suhu tinggi

    Mengurangi frekuensi penggantian jalan dengan desain lebih tahan lama

    Manajemen lalu lintas untuk mengatur kendaraan berat

    Standarisasi desain perkerasan jalan yang lebih adaptif terhadap iklim

    Namun, implementasi strategi ini tidak mudah karena membutuhkan pendanaan besar serta dukungan kebijakan yang kuat. Hambatan politis dan institusional sering kali menjadi kendala dalam penerapan teknologi baru di sektor infrastruktur.

    Kolaborasi untuk Infrastruktur Berkelanjutan

    Pustral UGM berkomitmen untuk mengatasi tantangan ini melalui kolaborasi lintas disiplin antara akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan. Studi kasus dari Slovakia menunjukkan bahwa teknologi inovatif seperti High Modulus Asphalt Concrete (HMAC) dan Porous Asphalt dapat meningkatkan ketahanan infrastruktur jalan terhadap perubahan iklim. Diharapkan, teknologi serupa dapat diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan ketahanan jalan secara berkelanjutan.

    Para peneliti juga menyoroti solusi inovatif seperti penggunaan material ramah lingkungan, termasuk nanokomposit dan teknologi Warm Mix Asphalt (WMA), yang lebih hemat energi dan mengurangi emisi karbon.

    Infrastruktur Ramah Lingkungan sebagai Solusi Jangka Panjang

    Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc., Ph.D., selaku anggota Tim Ahli Pustral UGM, menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang tidak hanya tahan terhadap perubahan iklim tetapi juga ramah lingkungan. Infrastruktur berkelanjutan bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan serta meningkatkan efisiensi dan masa pakai jalan. Beberapa inovasi dalam konstruksi jalan meliputi:

    Recycled Materials: Penggunaan material daur ulang untuk mengurangi limbah konstruksi

    Permeable Pavement: Mengurangi limpasan air hujan dan meningkatkan kualitas air tanah

    Biogenic Asphalt Technology: Mengurangi emisi karbon dioksida selama produksi aspal

    Warm Mix Asphalt: Mengurangi suhu pemrosesan aspal, sehingga lebih hemat energi

    Dampak Perubahan Iklim pada Infrastruktur Jalan

    Perubahan iklim berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap infrastruktur jalan. Suhu tinggi dapat mempercepat degradasi aspal, sedangkan curah hujan tinggi berpotensi merusak permukaan dan stabilitas jalan, terutama di daerah dengan tanah lempung atau air tanah tinggi yang rentan terhadap banjir. Selain itu, dampak tidak langsung seperti penurunan kualitas jalan dapat mengurangi keselamatan berkendara, meningkatkan konsumsi bahan bakar akibat perlambatan lalu lintas, serta meningkatkan polusi suara akibat kendaraan yang berjalan lambat. [aje]

  • Kecelakaan Akibat Jalan Berlubang di Jombang, Pengendara Motor Dilarikan ke Rumah Sakit

    Kecelakaan Akibat Jalan Berlubang di Jombang, Pengendara Motor Dilarikan ke Rumah Sakit

    Jombang (bertajatim.com) – Sebuah kecelakaan terjadi di Jalan Raya Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, pada Minggu (2/2/2025) siang.

    Seorang pengendara sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi S-2378-OW atas nama Sulastri (53) mengalami kecelakaan setelah menghantam jalan berlubang. Korban yang merupakan warga Dusun Kamotan Wetan, Desa Randuharjo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

    Berdasarkan keterangan dari Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, kecelakaan ini disebabkan oleh kondisi jalan yang berlubang. “Akibatnya, korban menderita luka-luka. Korban dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kecelakaan ini disebabkan oleh jalan berlubang,” ujarnya.

    Dalam kejadian ini, polisi memeriksa dua saksi, yaitu Angga Sastrawan (37), warga Desa Krajan, Kecamatan Ringinanom, Kabupaten Gresik, dan Nugroho (37), warga Dusun Penanggalan, Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.

    Selain itu, truk Hino bernomor polisi B-9758-PEU yang dikemudikan oleh Mokhamad Budiono (37), warga Dusun Plaosan, Desa Sambilawang, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, juga terlibat dalam kecelakaan tersebut. Sopir truk selamat dan tidak mengalami luka-luka.

    Menurut keterangan para saksi, kecelakaan bermula ketika sepeda motor Honda Scoopy yang dikendarai Sulastri melaju dari barat ke timur di lajur kanan. Awalnya, perjalanan lancar-lancar saja.

    Namun, mendekati lokasi kejadian, korban diduga melewati jalan berlubang dan kehilangan kendali. Setir motor oleng ke kiri, dan pada saat yang bersamaan, truk Hino yang melaju dari arah belakang menabrak korban.

    Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur jalan, terutama di daerah yang sering dilalui kendaraan berat. Kondisi jalan yang rusak dan berlubang tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan. [suf]

  • Kelola Tambang di Kampus, Pakar UGM: Investasi Masa Depan atau Ancaman Pendidikan?

    Kelola Tambang di Kampus, Pakar UGM: Investasi Masa Depan atau Ancaman Pendidikan?

    Yogyakarta (beritajatim.com)- Pemerintah tengah menggodok revisi Undang-Undang (UU) Mineral dan Batu Bara (Minerba) yang membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk mengelola tambang. Usulan ini mencuat dalam pembahasan DPR, setelah sebelumnya organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan telah diberikan izin serupa.

    Jika disahkan, perguruan tinggi dan UMKM bisa mendapatkan hak untuk mengelola sumber daya alam ini. Namun, apakah kebijakan ini akan membawa manfaat atau justru menimbulkan tantangan baru?

    Korporatisasi Kampus: Kekhawatiran Akademisi

    Guru Besar Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM, Prof. Dr. Gabriel Lele, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap wacana ini. Menurutnya, kampus seharusnya tidak membuka ruang untuk terlibat dalam bisnis pertambangan, meskipun memiliki jurusan terkait dan teknologi yang mendukung.

    “Pemberian izin tambang kepada kampus adalah bentuk korporatisasi atau lebih tepatnya korporatisme baru di lingkungan akademik,” ungkapnya. Ia menilai bahwa kebijakan ini dapat mengarah pada pembungkaman suara kritis dari dunia kampus, karena perguruan tinggi yang mendapatkan privilege ini berpotensi kehilangan independensinya dalam mengkritisi kebijakan pemerintah.

    Dampak Negatif: Potensi Korupsi dan Pergeseran Fokus Akademik

    Lebih jauh, Gabriel menyoroti risiko moral hazard dan potensi korupsi jika perguruan tinggi mulai berorientasi pada keuntungan bisnis dalam mengelola tambang. Ia menegaskan bahwa jika kampus terjun ke dalam dunia pertambangan, maka orientasinya tidak lagi murni akademik, melainkan bisnis.

    “Kampus akan dipaksa untuk memakai logika bisnis, bukan hanya logika akademik. Keputusan-keputusan yang diambil akan mempertimbangkan untung dan rugi, bukan hanya aspek ilmiah atau keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.

    Perlu Kajian Mendalam Sebelum Mengambil Keputusan

    Meskipun ada peluang bagi kampus untuk mengembangkan keilmuan dan praktik lapangan dengan izin tambang, Gabriel menekankan pentingnya kajian mendalam sebelum keputusan ini diambil. Menurutnya, universitas harus berdiskusi dan mempertimbangkan risiko serta manfaatnya dengan matang.

    “Jika kampus menerima izin ini, maka perlu dipikirkan aspek legal, etika, dan dampaknya terhadap dunia akademik. Jika menolak, perlu dikaji juga konsekuensinya. Tidak ada kebijakan yang bebas risiko, semuanya harus dipertimbangkan secara matang,” tambahnya.

    Wacana perguruan tinggi mengelola tambang menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, ada potensi peningkatan kapasitas riset dan inovasi di bidang pertambangan. Namun, di sisi lain, terdapat ancaman komersialisasi pendidikan, konflik kepentingan, hingga hilangnya independensi akademik. Oleh karena itu, keputusan ini memerlukan pertimbangan yang mendalam agar tidak merugikan dunia pendidikan dan masyarakat secara luas. [aje]

  • Makan Sate Gulai, Puluhan Santri dan Warga Ponorogo Alami Gejala Keracunan

    Makan Sate Gulai, Puluhan Santri dan Warga Ponorogo Alami Gejala Keracunan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Ponorogo. Tak hanya warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, insiden serupa juga dialami oleh puluhan santri di sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidajanto mengungkapkan bahwa, selain warga Desa Bondrang juga ada laporan gejala keracunan dari salah satu ponpes di Kecamatan Bungkal. Total ada 21 orang yang mengalami gejala keracunan di ponpes tersebut.

    “Di Kecamatan Bungkal juga ada 21 orang yang mengalami kejadian yang sama dengan 46 warga Desa Bondrang,” kata Rudi, Minggu (02/02/2025).

    Korban keracunan yang mayoritas santri itu, kata Rudi mengalami gejala seperti mual, pusing, serta diare. Peristiwa itu terjadi setelah penghuni ponpes itu menyantap makanan sate gulai kambing. Makanan tersebut, diketahui berasal dari penyedia catering yang sama dengan yang digunakan oleh warga Desa Bondrang.

    “Jadi 2 kejadian keracunan itu, yakni di Desa Bondrang dan Desa Belang, makanannya berasal dari penyedia catering yang sama, yakni dari Kelurahan Keniten Ponorogo,” kata Rudi.

    [irp posts=”1311974″ ]

    Rudi menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan pengecekan di lokasi kejadian di Kecamatan Bungkal. Pun, petugas juga sudah mengambil sampel makanan dari ponpes yang diduga membuat diare tersebut. Sampel itu, nantinya akan diuji di Laboratorium.

    “Sampel makanan dari ponpes juga kita bawa untuk di uji di Laboratorium,” katanya.

    Hingga kini, kepolisian belum bisa menyimpulkan bahwa kejadian tersebut merupakan kasus keracunan makanan. Selain menunggu hasil laboratorium, polisi juga akan memanggil dan memeriksa penyedia catering untuk menggali lebih dalam asal-muasal makanan yang dikonsumsi para korban.

    “Penyedia catering akan kami periksa, sembari menunggu hasil dari uji Laboratorium,” tutup Rudi. [end/aje]

  • Baru Sebulan di 2025, 33 Kejadian Bencana Terjadi di Pacitan

    Baru Sebulan di 2025, 33 Kejadian Bencana Terjadi di Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Sepanjang Januari 2025, Kabupaten Pacitan dilanda 33 kejadian bencana alam yang didominasi tanah longsor. Satu korban jiwa dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa bencana alam maupun non alam.Korban adalah Sudarno (68), warga Dusun Craken Kulon, Desa Sumberharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

    “Kejadian korban meninggal itu pada awal tahun lalu,”kata Erwin Andriatmoko, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan saat dikonfirmasi, Minggu (02/02/2025).

    Dari total kejadian, tanah longsor menjadi bencana yang paling banyak terjadi dengan 21 insiden. Dampaknya merusak 14 fasilitas umum, termasuk ruas jalan dan empat talud.

    Puluhan bencana itu, tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan. Kecamatan Nawangan, mencatat kejadian terbanyak, yakni 8 kali bencana dalam sebulan.

    Erwin mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Berdasarkan prakiraan cuaca, Provinsi Jawa Timur masih akan mengalami puncak musim hujan hingga 5 Februari 2025.

    “Saat ini wilayah Jawa Timur sudah memasuki puncak musim hujan. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap dampak cuaca ekstrem seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung,” ujar Erwin.

    Selain bencana hidrometeorologi, Kabupaten Pacitan juga diguncang gempa sebanyak 109 kali sepanjang Januari 2025. Gempa tersebut berkisar pada magnitudo 1 hingga 4 Skala Richter, namun hanya dua di antaranya yang dirasakan warga. [end/aje]

  • Waspadai Rip Current Saat Main di Pantai, Ini Cara Mengenalinya

    Waspadai Rip Current Saat Main di Pantai, Ini Cara Mengenalinya

    Surabaya (beritajatim.com) – Pantai sering kali menjadi destinasi favorit untuk liburan dan bersantai. Namun, meskipun terlihat tenang, ada bahaya tersembunyi yang bisa mengancam keselamatan para pengunjung. Salah satu fenomena yang paling berbahaya di pantai adalah Rip Current, arus balik yang bisa menyeret perenang ke tengah laut dalam hitungan detik.

    Untuk itu, penting bagi siapa saja yang ingin bermain di pantai untuk mengenali ciri-ciri dan cara menghindari Rip Current agar tetap aman.

    Apa Itu Rip Current?

    Rip Current adalah arus balik yang kuat dan mengalir dari pantai ke laut dengan kecepatan yang bisa mencapai lebih dari 2 meter per detik. Arus ini dapat terjadi di berbagai jenis pantai dan sering kali tidak terlihat jelas, terutama bagi orang yang tidak terbiasa mengenalinya.

    Singkatnya, Rip Current adalah “jalan tol” air yang kembali ke laut setelah gelombang mencapai pantai. Meski air di sekitarnya tampak tenang, arus ini bisa sangat berbahaya karena kekuatannya lebih besar dari kecepatan berenang manusia.

    Banyak orang yang panik ketika terseret dan mencoba berenang melawan arus, yang justru membuat mereka kelelahan dan berisiko tenggelam.

    Ciri-Ciri Rip Current

    Agar lebih waspada, berikut beberapa cara untuk mengenali Rip Current sebelum memutuskan berenang di laut:

    1. Celah Gelap di Antara Ombak
    Rip Current biasanya membentuk jalur air yang lebih gelap dibanding sekitarnya karena kedalamannya lebih besar dan ombak jarang pecah di area tersebut.

    2. Cekungan di Garis Pantai
    Arus balik ini dapat mengikis pasir di garis pantai dan menciptakan cekungan besar. Jika menemukan bentuk pantai yang tidak rata dengan lekukan mencurigakan, sebaiknya hindari area tersebut.

    3. Tekstur Air yang Berbeda
    Saat ombak bergerak menuju pantai, Rip Current justru mengalir ke arah laut. Hal ini bisa menciptakan pola air yang tampak berantakan dan tidak selaras dengan gelombang lainnya.

    4. Air Keruh atau Pasir yang Terbawa ke Laut
    Jika terlihat ada aliran air yang membawa pasir dan buih dari pantai menuju laut dalam garis lurus, kemungkinan besar itu adalah Rip Current.

    Bagaimana Jika Terseret Rip Current?

    Jika tidak sengaja terseret oleh Rip Current, jangan panik! Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan agar selamat:

    1. Jangan Melawan Arus
    Banyak orang mencoba berenang langsung ke pantai, tetapi ini adalah kesalahan besar. Arus Rip Current terlalu kuat, dan melawannya hanya akan membuatmu kelelahan lebih cepat.

    2. Berenanglah Menyamping
    Sebaliknya, cobalah berenang sejajar dengan garis pantai untuk keluar dari jalur arus. Setelah berhasil keluar, barulah berenang perlahan ke arah pantai melalui area yang lebih aman.

    3. Jika Tidak Bisa Keluar, Tetap Tenang & Mengapung
    Jika merasa lelah atau kesulitan berenang, tetaplah mengapung di atas air dan angkat tangan untuk meminta pertolongan. Ombak akan membantu membawa tubuh kembali ke area yang lebih dangkal.

    Rip Current adalah ancaman tersembunyi yang sering kali tidak disadari oleh wisatawan yang bermain di pantai. Meskipun air tampak tenang, arus balik ini dapat menyeret seseorang ke tengah laut dalam waktu singkat.

    Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda Rip Current dan memahami cara menyelamatkan diri jika terseret. Dengan kesadaran dan kewaspadaan, bermain di pantai bisa tetap aman dan menyenangkan! [fyi/aje]

  • Jelang Ramadan, Balap Liar di Blitar Mulai Marak

    Jelang Ramadan, Balap Liar di Blitar Mulai Marak

    Blitar (beritajatim.com) – Mendekati bulan Ramadhan, aksi balap liar di Kota Blitar kian marak. Malam Sabtu dan Minggu menjadi waktu yang sering digunakan anak-anak muda untuk memacu kuda besinya di jalanan Kota Blitar.

    Kondisi ini tentu mengkhawatirkan pasalnya tidak sedikit dari balap liar ini berujung pada kecelakaan. Bukan hanya luka bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Masyarakat Kota Blitar pun merasa resah dengan keberadaan anak-anak muda yang suka balap liar di jalanan tersebut.

    “Sering kalau malam di jalan Tanjung itu dibuat adu kencang-kencangan sepeda motor oleh anak-anak muda itu, selain membahayakan suaranya juga mengganggu,” ucap Arik, warga Sukorejo Kota Blitar, Minggu (2/02/2025).

    Melihat mulai maraknya balap liar, Satlantas Polres Blitar pun langsung melakukan razia besar-besaran jelang Ramadhan ini. Razia dalam skala besar ini dibagi menjadi 3 regu di 3 lokasi yang berbeda.

    Hasilnya Satlantas Polres Blitar mendapati 22 kendaraan yang diduga hendak balapan dan melihat balap liar. Puluhan pemilik kendaraan tersebut juga langsung digelandang ke Mapolres Blitar Kota untuk mendapatkan pembinaan dan sanksi penilangan.

    “Penertiban balap liar dan knalpot brong hasilnya 22 kendaraan kami tilang, dimana 22 kendaraan diantara merupakan sepeda motor brong,” kata Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Blitar Kota, Ipda Supriyadi, Minggu (02/02/2025).

    Mayoritas kendaraan yang ditilang ini adalah sepeda motor trondol dan berknalpot brong. Indikasinya sepeda motor brong tersebut akan digunakan untuk balapan liar di jalanan Kota Blitar.

    Sehingga Satlantas Polres Blitar Kota langsung melakukan penyitaan terhadap kendaraan tersebut. Sepeda motor yang disita ini boleh diambil asalkan pemilik mau untuk mengembalikan kondisi kendaraan sesuai dengan standar.

    “Ini upaya kita untuk menekan angka balap liar di Kota Blitar kita tidak ingin lebih banyak korban jiwa akibat balap liar,” tegasnya.

    Masyarakat Kota Blitar pun mengharapkan razia ini bisa terus dilakukan. Agar kekhidmatan bulan Ramadan tidak terganggu oleh aksi balap liar di jalanan Kota Blitar. [owi/aje]

  • Misteri Tambang Ilegal Blitar: Alat Berat Ditemukan, Tapi Siapa Pemiliknya?

    Misteri Tambang Ilegal Blitar: Alat Berat Ditemukan, Tapi Siapa Pemiliknya?

    Blitar (beritajatim.com) – Unit Tipidter Polres Blitar Kota telah melakukan penertiban tambang pasir ilegal di aliran lahar Gunung Kelud. Dalam kegiatan tersebut aparat kepolisian menemukan 36 alat berat di lokasi tambang pasir yang diduga ilegal tersebut.

    Meski menemukan 36 alat berat, namun aparat kepolisian tidak melakukan penyitaan. Polres Blitar Kota hanya meminta kepada para pekerja tambang pasir agar memindahkan alat berat tersebut dari lokasi aliran lahar Gunung Kelud.

    “Polres Blitar Kota bersama tim memberikan himbauan kepada pekerja tambang untuk memindahkan alat berat dari lokasi tambang,” tulis Humas Polres Blitar Kota dalam rilisnya kepada media.

    Penertiban tambang pasir ilegal ini terasa cukup aneh. Pasalnya meski menemukan 36 alat berat namun tidak satu pun pelaku tambang yang ditangkap dan dimintai keterangan.

    Pelaku tambang di lokasi tersebut hanya diberikan imbauan agar berhenti beroperasi. Bila masih membandel aparat kepolisian pun berjanji akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku tambang ilegal tersebut.

    “Sampai hari ini lokasi kali bladak tidak ada aktivitas pertambangan ilegal sama sekali, adanya penambangan secara manual,” imbuhnya.

    Dalam rilis yang dikirim oleh Humas Polres Blitar Kota disebutkan bahwa penertiban tambang ilegal itu dilakukan pada 27 Januari 2025 kemarin. Penertiban ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

    Sayangnya usai beberapa jam, rilis dari Humas Polres Blitar Kota itu dihapus. Tentu hal itu menimbulkan tanda tanya, kenapa hal itu bisa terjadi.

    Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar meminta agar aparat kepolisian serius dalam penindakan tambang ilegal ini. PC PMII Blitar khawatir, penertiban tambang Ilegal yang dilakukan Polres Blitar Kota hanya menjadi euforia sesaat tanpa dilakukan secara konsisten.

    Aparat kepolisian pun diminta untuk memberikan kepastian bahwa tambang ilegal tersebut tidak lagi beroperasi usai dilakukan penertiban. Selain konsisten menertibkan tambang di Kali Bladak, Kabupaten Blitar. PMII juga memberikan tantangan kepada Kapolres Blitar Kota untuk menertibkan tambang ilegal di kawasan/titik-titik tambang yang lain.

    “Jangan hanya di situ saja. Coba di tempat yang lain juga ditertibkan. Di aliran Sungai Brantas yang berada di wilayah hukum Polres Blitar Kota, coba disisir, ada atau tidak tambang Ilegalnya,” kata Ketua PC PMII Blitar, Muhammad Thoha Ma’ruf, Sabtu, (1/02/2025).

    PMII mendorong Polres Blitar Kota untuk melakukan patroli dan inspeksi secara berkala di kawasan wilayah lahar (KWL). Pelaku yang terlibat tambang ilegal harus diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

    “Pasang kamera CCTV di area pertambangan atau buat pos pengamanan untuk memantau aktivitas pertambangan yang dilakukan,” ucap mahasiswa lulusan Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar ini.

    Namun demikian, PC PMII Blitar juga mengapresiasi langkah yang telah dilakukan Polres Blitar Kota karena telah menertibkan tambang ilegal pada akhir Januari 2025 ini. Sehingga bisa mencegah dampak buruk eksploitasi tambang di Kabupaten Blitar.

    “Kami mengapresiasi dan mendukung langkah ini. Semoga apa yang dilakukan Polres Blitar Kota bisa menjadi contoh bagi aparat penegak hukum di wilayah hukum yang lain saat menyikapi tambang ilegal,” ujarnya. [owi/aje]