Category: Beritajatim.com Regional

  • PHRI Jatim Akan Temui Presiden Prabowo, Sampaikan Dampak Pemangkasan Anggaran terhadap Bisnis Hotel

    PHRI Jatim Akan Temui Presiden Prabowo, Sampaikan Dampak Pemangkasan Anggaran terhadap Bisnis Hotel

    Surabaya (beritajatim.com) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur berencana menghadap Presiden Prabowo Subianto untuk menyampaikan permasalahan bisnis hotel yang terancam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai secara massal akibat kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah. Rencana pertemuan ini dijadwalkan pada Rabu (12/2/2025).

    Ketua PHRI Jawa Timur, Dwi Cahyono, mengungkapkan bahwa banyak hotel mengalami kerugian signifikan akibat efek domino dari kebijakan pemangkasan anggaran tersebut.

    “Keluhannya banyak. Makanya kita kasih masukan ini di Forum Munas (musyawarah nasional) PHRI, harus segera ketua ini menghadap presiden dan menyerahkan rekomendasi-rekomendasi yang hari ini masih kita susun,” kata Dwi.

    Dwi menjelaskan bahwa efek domino ini terutama dirasakan pada penurunan tingkat hunian hotel, khususnya di sektor Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Banyak kolega pemerintah yang membatalkan pesanan akibat pemangkasan anggaran, sehingga berdampak besar pada industri perhotelan.

    “Yang ditakutkan adalah ketika okupansi turun ini kita kena biaya-biaya tinggi. Dan dampak yang paling maksimal nantinya ada PHK. Terus kalau PHK itu nanti, ada hubungan kita dengan supplier, dengan UMKM, hubungan kita dengan segala pihak juga akan terpengaruh semuanya,” jelasnya.

    Sejauh ini, penurunan okupansi hotel di Jawa Timur mencapai 30 persen dan berpotensi terus bertambah. Dwi berharap ada kebijakan yang lebih bijaksana dari pemerintah dalam mengelola anggaran agar sektor pariwisata dan bisnis perhotelan tidak semakin terpuruk.

    “Ya harapannya pemerintah itu bijak ya. Jadi kita harus sama-sama berdialog dengan pihak pemerintah, dengan me-manage anggaran sekian tersebut. Dan kalau tidak, ini sektor pariwisata akan jatuh bersama-sama,” tandasnya. [ram/beq]

  • Rumah Warga Banyuwangi Ludes Terbakar, Penyandang Disabilitas Luka

    Rumah Warga Banyuwangi Ludes Terbakar, Penyandang Disabilitas Luka

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga Dusun Kendasari, Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, ludes terbakar. Akibat kebakaran tersebut, seorang penyandang disabilitas harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka bakar.

    Peristiwa kebakaran yang diduga disebabkan oleh puntung rokok tersebut dialami keluarga pemilik rumah, yaitu Jamari, Supriyati, dan anaknya Sujianto yang merupakan penyandang disabilitas.

    Dari keterangan yang dihimpun, insiden kebakaran terjadi pada pukul 01.45 WIB. Tetangga korban yang melihat kemunculan kobaran api tersebut lantas berteriak minta bantuan kepada warga sekitar untuk menolong pemilik rumah yang sedang dalam keadaan tidur pulas di dalam rumah.

    Humas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi, Muammar Kadhafi, mengatakan kejadian kebakaran tersebut dilaporkan oleh Kepala Dusun Kendasari, Didik Sujatmiko, pukul 02.12 WIB. Setelah informasi diterima, petugas langsung bergegas dan tiba di TKP pukul 02.25 WIB.

    Dengan APD lengkap dan mengarahkan unit dari Ayaxx, Fire Doome 4, Supply sektor Srono, dan Rescue Taruna, api bisa dijinakkan pada pukul 02.55 WIB.

    “Saat petugas datang, api sudah besar dan hampir membakar seluruh bagian rumah bagian atas dan barang-barang milik korban,” kata Kadhafi.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini karena sebelumnya petugas bersama masyarakat telah mengevakuasi keluarga pemilik rumah, termasuk Sujianto yang berhasil dikeluarkan dari kobaran api melalui jendela kamar.

    “Anak pemilik rumah (Sujianto) mengalami luka bakar di tangan dan kaki lalu dibawa ke RS NU oleh Polsek Rogojampi,” ujar Kadhafi.

    Meski begitu, akibat dari peristiwa kebakaran ini, petugas menaksir kerugian yang diterima kurang lebih Rp61 juta, yang meliputi bangunan dengan nilai Rp50 juta, termasuk hangusnya tabungan sebesar Rp6 juta dan Rp5 juta perhiasan lenyap.

    Hingga selesai memastikan bahwa rumah tersebut telah benar-benar aman, petugas juga menelusuri jika penyebab kebakaran rumah tersebut akibat puntung rokok yang kemungkinan masih menyala dan merembet ke benda yang mudah terbakar hingga membesar.

    “Yang terpenting korban bisa selamat semua dari kobaran api,” tutur Kadhafi. [alr/beq]

  • Damkar Banyuwangi Gagalkan Percobaan Bundir Warga Gambiran

    Damkar Banyuwangi Gagalkan Percobaan Bundir Warga Gambiran

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Petugas pemadam kebakaran Banyuwangi berhasil menggagalkan upaya percobaan bunuh diri (bundir) yang dilakukan oleh NAA (32), warga Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

    Awalnya, kantor damkar mendapat laporan permintaan bantuan penyelamatan dari kakak kandung NAA. NAA dilaporkan sudah berada di atas tower setinggi sekitar 40 meter di Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran.

    Mendapati laporan itu, petugas dari unit damkar Banyuwangi dan Bangorejo dikirim ke lokasi. Berdasarkan informasi yang dihimpun Damkar Banyuwangi, NAA diketahui tengah depresi. Penyebabnya diduga faktor percintaan.

    “Petugas kami sampai di lokasi sekitar pukul 02.00 WIB. Ketika itu di lokasi sudah ramai warga dan aparat polisi-TNI,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan.

    Mereka yang berada di bawah tower kesulitan untuk berkomunikasi dengan NAA karena jarak yang jauh. Akhirnya dua petugas damkar, yakni Ribut Hendri Satria dan M Rifa’i memutuskan untuk naik menyusul NAA.

    Ribut dan Rifai merupakan petugas damkar yang telah mendapat pelatihan penyelamatan di ketinggian. Mereka beberapa kali mengikuti pelatihan-pelatihan di Banyuwangi maupun Surabaya.

    Dengan membawa jaket dan tali pengaman, dua orang petugas damkar tersebut menyusul korban ke puncak tower.

    “Di atas tower, petugas kami bernegosiasi dengan NAA. Ngobrol-ngobrol dan membujuk agar NAA mau turun,” lanjutnya.

    Awalnya, NAA enggan menggubris Ribut dan Rifai. Tapi dengan pendekatan-pendekatan ala pertemanan, NAA akhirnya mau diajak berbincang.

    “Petugas kami mengajak ngobrol, ‘sudah rokokan dan ngopi belum? Kalau belum, ayo turun rokokan dan ngopi dulu’. Akhirnya dia jawab, ‘ya sudah, aku mau turun rokokan dan ngopi’,” jelas Yoppy.

    NAA akhirnya berhasil diajak turun setelah negosiasi yang berlangsung selama sekitar dua jam. Ia turun sekitar pukul 04.00 WIB. Agar tak membahayakan, petugas damkar mengikatnya dengan tali penyelamatan ketika proses penurunan.

    Saat ini, ia telah dikembalikan ke pihak keluarga. Petugas damkar juga berkoordinasi dengan dinas terkait lainnya agar NAA bisa mendapat pendampingan secara medis maupun psikis.

    “Karena informasi yang kami dapat dari keluarga, korban sudah beberapa kali mencoba mengakhiri hidup. Di tubuhnya juga terdapat banyak luka-luka sayatan,” tutur Yoppy. [alr/beq]

  • Makna Perayaan Cap Go Meh Klenteng Pao Sian Lin Kong Sumenep

    Makna Perayaan Cap Go Meh Klenteng Pao Sian Lin Kong Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Klenteng Pao Sian Lin Kong di Jalan Slamet Riyadi, Desa Pabian, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep menggelar perayaan Cap Go Meh pada Rabu (12/02/2025).

    “Cap Go Meh ini merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang diselenggarakan pada hari ke-15 setelah Imlek atau Tahun Baru Cina,” kata Ketua Pengurus Tempat Ibadah Tri Darma/Klenteng Pao Sian Lin Kong, Sugiarto Irwan Darsono.

    Dalam perayaan ‘Cap Go Meh’ tersebut, dilakukan sembahyangan di Klenteng Pao Sian Lin Kong oleh umat Tri Darma. “Jemaat kami tadi sekitar 20 orang. Ada yang datang dari Surabaya untuk sembahyangan di sini,” terangnya.

    Sebelum sembahyangan dimulai, umat Tri Darma melakukan ritual yakni membawa patung Dewi Laut atau Mak Co berkeliling klenteng. Patung Mak Co itu diletakan di kereta dan didorong beramai-ramai oleh umat Tri Darma.

    “Kami mempercayai bahwa daerah yang dikeliling patung Mak Co ini akan diberkati,” ujarnya.

    Menurut Sugiarto, perayaan Cap Go Meh ini berisi harapan agar umat manusia selalu diberi keselamatan, rezeki, dan panjang umur.

    Setelah ritual sembahyangan selesai, umat Tri Darma di Klenteng mengundang sejumlah warga sekitar dan perangkat desa setempat untuk bersama-sama menikmati sajian lontong cap go meh yang sudah disiapkan. Kemudian juga ada kue keranjang khas Imlek yang ikut disuguhkan. Selain itu juga ada beberapa buah dan manisan cina yang bisa dinikmati para tamu.

    “Makan bersama lontong cap go meh ini merupakan wujud syukur kami. Kami memang sengaja mengundang beberapa warga, untuk ikut menikmati makanan-makanan yang sudah disiapkan disini,” ungkap Sugiarto.

    Acara kemudian diakhiri dengan bagi-bagi ang pao yang telah disiapkan untuk para tamu. “Ada 60 ang pao yang kami siapkan. Tidak banyak dan tidak besar jumlahnya. Ini sekedar berbagi kebahagiaan saja dengan yang lain,” ucapnya. [tem/beq]

  • Ratusan Pembudidaya Ikan Malang Tolak Pembangunan PLTS Karangkates

    Ratusan Pembudidaya Ikan Malang Tolak Pembangunan PLTS Karangkates

    Malang (beritajatim.com) – Ratusan pembudidaya ikan di Kabupaten Malang menggelar aksi penolakan terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kawasan Karangkates, Kecamatan Sumberpucung. Aksi unjuk rasa berlangsung di depan Kantor DPRD Kabupaten Malang.

    Datang menggunakan enam truk, ratusan pembudidaya ikan dari tiga kecamatan menyuarakan aspirasi mereka.

    “Kami petani keramba ikan KJA di Bendungan Sutami Karangkates ingin mengajukan permohonan untuk perlindungan agar tidak digusur,” ungkap Yudiono, salah satu petani dari kelompok pembudidaya ikan saat berorasi.

    Sejumlah poster tuntutan dibentangkan oleh para demonstran. Beberapa di antaranya berbunyi, “Kami Butuh Kepastian, Bukan Penggusuran”, “PLTS Terapung Kehidupan Kami Tenggelam”, serta seruan agar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto turut campur tangan dalam melindungi petani ikan.

    Dalam orasinya, pengunjuk rasa menekankan pentingnya solusi bagi kelompok pembudidaya ikan apabila PLTS Karangkates benar-benar dibangun.

    Setelah berorasi di luar pagar gedung DPRD, perwakilan pendemo akhirnya bertemu dengan Ketua DPRD Kabupaten Malang, Darmadi S.Sos. Darmadi mengaku bahwa secara resmi DPRD Kabupaten Malang belum menerima surat terkait rencana pembangunan PLTS Karangkates.

    “Kami mendengar rencana pembangunan PLTS dari media dan kanal-kanal informasi lainnya. Yang kedua, melalui saat kunjungan desa bersama Pak Bupati Malang HM Sanusi di Kecamatan Sumberpucung. Di sana juga ada informasi yang disampaikan petani bahwa ada proyek pembangunan PLTS,” tegas Darmadi.

    Menurut Darmadi, hingga kini DPRD belum menerima pemberitahuan resmi baik secara lisan maupun tertulis dari pengelola atau investor yang berencana membangun PLTS tersebut.

    “Kami belum pernah mendapatkan pemberitahuan baik lisan maupun tertulis soal rencana pembangunan PLTS, baik dari pengelola yakni Karangkates maupun investor yang akan mengelolanya. Jadi saya tegaskan sekali lagi, sampai hari ini pemberitahuan secara lisan maupun tertulis rencana pembangunan PLTS belum ada,” terang Darmadi.

    Berikut tuntutan kelompok pembudidaya ikan Karangkates:

    Menolak penggusuran Karamba Jaring Apung (KJA).
    Pemetaan ulang lokasi PLTS agar tidak bersinggungan dengan KJA.
    Perlindungan hukum bagi kelompok pembudidaya ikan.
    Memastikan hak dan kepentingan petani atau pembudidaya ikan tetap terlindungi.
    DPRD memfasilitasi dialog antara petani ikan, PLN Nusantara Power, Perum Jasa Tirta, dan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik.
    DPRD mengawal agar hak-hak petani ikan tetap terlindungi, termasuk memberi masukan terhadap rencana relokasi.
    Mendukung pengembangan ekonomi kecil yang berkelanjutan.

    [yog/beq]

  • Klinik Kecantikan di Blitar Dibobol Maling, Terekam CCTV

    Klinik Kecantikan di Blitar Dibobol Maling, Terekam CCTV

    Blitar (beritajatim.com) – Klinik kecantikan Mozza di Kelurahan Beru Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Aksi pelaku pencurian ini pun sempat terekam CCTV.

    Usai mencungkil jendela, pelaku kemudian mengobok-obok seluruh ruangan klinik kecantikan tersebut. Setelah itu, pelaku langsung membawa kabur uang yang ada di laci kasir.

    “Total uang yang dibawa kabur para pelaku adalah Rp4.486.000,” kata Kasubsi PIDM Sihumas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, Rabu (12/2/2025).

    Dari hasil penyelidikan polisi, pelaku diduga masuk ke dalam klinik kecantikan melalui jendela dengan cara mencungkilnya. Pelaku diduga juga telah mengamati lokasi karena paham betul situasi dan jam klinik tersebut tutup.

    “Saat ini untuk pelaku masih kami lakukan penyelidikan,” tegasnya.

    Kasus pencurian ini pun masih diselidiki lebih lanjut oleh Satreskrim Polres Blitar. Rekaman CCTV yang ada di klinik tersebut pun juga sudah disita Kepolisian.

    “Rekaman cctv nya sudah kami amankan untuk proses penyelidikan untuk mengungkap siapa pelaku pembobolan klinik kecantikan ini,” tandasnya. [owi/beq]

  • Mayat Mr X Tanpa Kepala Ditemukan di Irigasi Jombang, Diduga Korban Mutilasi

    Mayat Mr X Tanpa Kepala Ditemukan di Irigasi Jombang, Diduga Korban Mutilasi

    Jombang (beritajatim.com) – Sesosok mayat laki-laki tanpa identitas ditemukan di saluran irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Rabu (12/2/2025). Kondisi mayat yang tidak utuh, tanpa kepala, memunculkan dugaan kuat bahwa korban merupakan korban mutilasi.

    Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan yang turun langsung ke lokasi kejadian menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga terkait temuan jasad tersebut. “Kami menerima laporan dari warga Desa Dukuharum bahwasannya ditemukan sosok mayat Mr X di saluran irigasi persawahan. Jenis kelamin laki-laki. Saat ini kami mengumpulkan bukti-bukti di lokasi,” ujar Kapolres Jombang.

    Menurut Kapolres, mayat diperkirakan telah meninggal lebih dari dua hari sebelum ditemukan. Apakah korban mutilasi? “Bisa jadi seperti itu (mutilasi). Nanti kita dalami lagi. Dugaan awal, mayat sudah meninggal lebih dari dua hari,” imbuhnya.

    Polisi kini tengah berupaya mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya dengan melakukan autopsi di kamar jenazah RSUD Jombang. Selain itu, tim kepolisian juga melakukan penyisiran di sekitar lokasi untuk mencari potongan tubuh lain serta mengumpulkan bukti-bukti tambahan yang dapat membantu penyelidikan.

    “Termasuk jajaran Polsek Megaluh juga kita sebar di lapangan untuk mengetahui apakah ada warga yang kehilangan anggota keluarganya,” tambah AKBP Ardi Kurniawan.

    Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Warga sekitar diimbau untuk segera melaporkan jika memiliki informasi terkait identitas korban atau melihat aktivitas mencurigakan di sekitar lokasi kejadian. [suf]

  • Ini Kegiatan Mulia, Pelajar NU Lamongan Sikat Jalan

    Ini Kegiatan Mulia, Pelajar NU Lamongan Sikat Jalan

    Lamongan (beritajatim.com) – Pelajar di Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, menggelar kegiatan mulia. Mereka menyikat jalan di Desa Bojoasri, untuk mencegah pengendara sepeda motor terjatuh.

    Aksi menyikat jalan tersebut dilakukan lantaran kondisi jalan beton tersebut ditumbuhi lumut akibat terendam air luapan Sungai Bengawan Jero selama kurang lebih dua pekan terakhir. Kondisi tersebut membuat jalan menjadi licin dan menyebabkan sejumlah pengendara roda dua terjatuh.

    Karena tak ingin terjadi korban susulan, puluhan pelajar Nahdlotul Ulama (NU) yang terdiri dari IPNU, IPPNU dan Pagar Nusa Kecamatan Kalitengah, berinisiatif menyikat badan jalan untuk membersihkan lumut.

    Pelajar di Kawasan Bengawan Jero Lamongan menyikat jalan yang berlumut.

    “Kegiatan ini muncul karena ada banyak warga atau pengendara sepeda motor yang jatuh di jalan yang licin ini. Jadi kami sebagai pelajar muncul niat untuk membantu, menolong melalui kegiatan ini,” kata Ketua IPNU Kecamatan Kalitengah, Alfin Mahendra, Rabu (12/2/2025).

    Selain melakukan aksi menyikat lumut di badan jalan, para pelajar merapikan rumput liar di sisi kanan dan kiri yang mulai menutup sebagian jalan.

    Para pelajar juga memasang pembatas jalan yang berbatasan langsung dengan sungai dan tambak, agar pengendara tidak terperosok karena badan jalan tertutup air.

    “Harapan kami setelah dibersihkan tidak ada lagi yang jatuh di sini, karena sudah kita bersihkan,” ucap Ketua IPPNU Kalitengah, Nirma Fatimah. (fak/but)

  • Warga Bangkalan Meninggal Dalam Kecelakaan Kapal di Jeju Korsel

    Warga Bangkalan Meninggal Dalam Kecelakaan Kapal di Jeju Korsel

    Bangkalan (beritajatim.com) – Salah satu warga Bangkalan menjadi korban kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Jeju, Korea Selatan. Jenazah korban telah dipulangkan dan dimakamkan di Kecamatan Arosbaya.

    Sebelumnya, dua kapal ikan mengalami kecelakaan di Perairan Jeju, Korea Selatan. Terdapat 10 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di dua kapal penangkap ikan tersebut, sementara ABK lainnya merupakan warga negara asing.

    Dari 10 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban, tujuh di antaranya berhasil diselamatkan. Sedangkan dua lainnya ditemukan meninggal dan satu ABK masih dinyatakan hilang.

    Dua PMI yang ditemukan meninggal adalah Muhammad Farukeffero (44) asal Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, serta Agus Muslim asal Cirebon.

    Kecelakaan dua kapal penangkap ikan tersebut diduga akibat cuaca buruk yang melanda perairan Jeju, Korsel. Akibatnya, kapal tersebut terbalik dan menyebabkan seluruh awak jatuh ke laut.

    Camat Arosbaya, Agung Firmansyah, membenarkan bahwa salah satu warganya menjadi korban kecelakaan laut tersebut.

    “Iya betul, Muhammad Faruk warga kami asli Desa Makam Agung Kecamatan Arosbaya,” terangnya, Rabu (12/2/2025).

    Ia juga menambahkan bahwa korban telah tiba di Arosbaya dan telah dimakamkan oleh pihak keluarga. [sar/beq]

  • Dua Minibus Adu Banteng di Pacitan, Ini Kronologisnya

    Dua Minibus Adu Banteng di Pacitan, Ini Kronologisnya

    Pacitan (Beritajatim.com) – Dua mobil minibus terlibat kecelakaan adu banteng di Jalan Pacitan-Ponorogo, tepatnya di Desa Kebondalem, Kecamatan Tegalombo, Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 04.15 WIB.

    Kecelakaan melibatkan Daihatsu Gran Max warna silver metalik dengan nomor polisi B 1310 ROZ, yang dikemudikan Fauzi Fadhulloh (27), warga Madiun, dengan Suzuki Carry warna hitam-kuning bernomor polisi AD 8460 EF, yang dikemudikan Muhammad Hanafi (46), warga Wonogiri.

    Menurut keterangan pihak kepolisian, kecelakaan terjadi saat Daihatsu Gran Max melaju dari arah Ponorogo menuju Pacitan. Saat di lokasi kejadian, kendaraan tersebut diduga terlalu ke kanan, hingga melewati marka jalan. Nah, pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju Suzuki Carry. Tabrakan pun tak terhindarkan antara kedua kendaraan tersebut.

    “Kecelakaan terjadi tepat di tikungan, sehingga jarak pandang terbatas,” ujar AKP Dwi Purwanto, Rabu siang.

    Akibat kecelakaan ini, kedua pengemudi mengalami luka ringan di bagian lengan dan dada. Keduanya pun langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan setempat.

    “Korban langsung dibawa ke Puskesmas Kedungbendo, Arjosari,” tambahnya.

    Insiden ini, sempat menyebabkan kemacetan di lokasi kejadian. Sebab, posisi kedua kendaraan berada di tengah jalan. Banyak warga yang berhenti untuk melihat kejadian tersebut. Kerugian materi akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp15 juta. [end/beq]