Category: Beritajatim.com Regional

  • TMMD ke-123 Dimulai di Bangkalan, Fokus Pembangunan Fisik dan Non Fisik

    TMMD ke-123 Dimulai di Bangkalan, Fokus Pembangunan Fisik dan Non Fisik

    Bangkalan (beritajatim.com) – Pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 resmi dimulai di Desa Katol Timur, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan. Program ini akan berlangsung selama satu bulan, mulai 19 Februari hingga 20 Maret 2025, dengan berbagai kegiatan pembangunan fisik dan non fisik.

    Pj Bupati Bangkalan, Arief M Edie, mengungkapkan bahwa TMMD kali ini mencakup program penting bagi masyarakat, seperti perbaikan infrastruktur dan rehabilitasi sekolah dasar. “TMMD ini ada fisik dan non fisik, seperti program manunggal air sampai ke rehab SD,” jelasnya pada Rabu (19/2/2025).

    Selain itu, Arief turut mengapresiasi peran aktif TNI dalam menjaga ketahanan pangan di Bangkalan, yang dibuktikan dengan keberhasilan panen raya padi 2024-2025. “TNI bersama rakyat, menjaga ketahanan pangan di Bangkalan,” tambahnya.

    Pemilihan Desa Katol Timur sebagai lokasi TMMD bukan tanpa alasan. Menurut Arief, hasil survei menunjukkan bahwa desa tersebut masih mengalami keterbatasan akses terhadap air bersih.

    Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya (BJ), Brigjen TNI Danny Alkadrie, menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan 150 pasukan gabungan dari berbagai satuan, termasuk Kodim, Lanal, Polres, dan TNI AU.

    “Untuk totalnya ada 150 pasukan yang terdiri dari kodim, lanal, polres dan AU. Selain itu nanti juga ada tambahan dari masyarakat yang turut membantu,” ujarnya.

    Program TMMD ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat infrastruktur desa, serta mempererat hubungan antara TNI dan warga setempat. [sar/suf]

  • Prakiraan Cuaca Malang Raya 20 Februari 2025: Hujan Petir dan Kabut Tebal

    Prakiraan Cuaca Malang Raya 20 Februari 2025: Hujan Petir dan Kabut Tebal

    Malang (beritajatim.com) – BMKG Juanda memprediksi cuaca Malang Raya pada Kamis, 20 Februari 2025. Berdasarkan laporan resmi BMKG, Kota Malang akan mengalami hujan petir sejak pagi hari pukul 07.00 hingga 09.00 WIB.

    “Memasuki pukul 10.00 cuaca di Kota Malang cuaca hujan ringan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda. Menjelang siang hingga malam hari, cuaca cenderung berawan dengan suhu berkisar antara 20 hingga 26 derajat Celsius.

    Di Kabupaten Malang, sebagian besar kecamatan akan diguyur hujan petir pada pagi hari, sementara wilayah Donomulyo, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Pagak, Pagelaran, dan Wagir diprediksi mengalami hujan ringan. Mulai pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, cuaca berawan, sementara udara berkabut akan terjadi di beberapa wilayah seperti Karangploso, Gedangan, dan Pagelaran.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di Kabupaten Malang cuaca berawan. Cuaca udara kabut. Gedangan, Karangploso, Pagak, Pagelaran,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pada malam hari, cuaca tetap berawan dengan beberapa wilayah seperti Pagelaran dan Pujon mengalami kondisi berkabut. Suhu di Kabupaten Malang diperkirakan berkisar antara 22 hingga 28 derajat Celsius.

    Sementara itu, Kota Batu yang mencakup Batu, Bumiaji, dan Junrejo diperkirakan mengalami hujan petir di pagi hari. Pada pukul 10.00 WIB, cuaca akan berawan dan hujan ringan. Kondisi udara berkabut diperkirakan terjadi pada siang hingga malam hari. Dini hari, cuaca akan berawan dengan suhu yang berkisar antara 16 hingga 22 derajat Celsius.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan. Pemantauan kondisi cuaca terkini dapat dilakukan melalui laman resmi BMKG atau aplikasi cuaca terpercaya. [dan/suf]

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 20 Februari 2025

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 20 Februari 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, telah menginformasikan terkait prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini, Kamis (20/2/2025).

    “Sejumlah wilayah di Kota Surabaya diprakirakan hujan ringan hari Kamis ini, termasuk Sidoarjo dan beberapa wilayah di Gresik,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr..

    Berikut ini informasi lebih lengkap terkait prakiraan cuaca di Surabaya Raya hari ini.

    Cuaca di Surabaya

    Pada hari ini cuaca di Kota Pahlawan cenderung berawan. Adapun beberapa wilayah yang akan diguyur hujannringan pada pagi hari, seperti Bulak, Genteng, Gubeng, hingga Simokerto.

    Untuk suhu hari ini, paling rendah mencapai angka 24 dan tertinggi 31 derajat celcius, kelembapan sekitar 69-96 persen, dan kecepatan angin 12,1 km/jam dari Barat Daya.

    Cuaca di Sidoarjo

    Cuaca di Sidoarjo juga cenderung berawan hari ini. Namun, beberapa wilayah diprediksi akan alami hujan petir, seperti di Kecamatan Jabon, Sedati, dan Sidaorjo.

    Suhu di sini yaitu terendah 24 derajat celcius dan tertinggi 31 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapannya sekitar 66-98 persen, dan kecepatan angin 7,2 km/jam dari Timur.

    Cuaca di Gresik

    Cuaca di Gresik hari ini cenderung berawan. Adapun daerah yang berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan ialah Kecamatan Panceng, Kedamean, Dukun, dan Driyorejo.

    Suhu di sini juga cukup rendah di banding Surabaya dan Sidoarjo, antara lain sekitar 25-31 derajat celcius, kelembapan sekitar 67-93 persen, dan kecepatan angin 15,1 km/jam dari Barat Daya.

    Itulah cuaca di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini menurut BMKG Juanda. Prakiraan cuaca tersebut mungkin bisa berubah-ubah, sehingga masyarakat dihimbau untuk selalu antisipasi payung atau jas hujan saat berkegiatan di luar ruangan. [fyi/suf]

  • Konflik Kalibakar Dampit Malang, Warga Bumirejo Temui Komisi I DPRD

    Konflik Kalibakar Dampit Malang, Warga Bumirejo Temui Komisi I DPRD

    Malang (beritajatim.com) – Konflik lahan Kalibakar di Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, masih belum menemukan titik terang. Dalam upaya menyelesaikan sengketa ini, Komisi I DPRD Kabupaten Malang menggelar rapat dengar pendapat pada Rabu (19/2/2025), dengan mengundang Kepala Desa Bumirejo serta perwakilan petani.

    Rapat ini dipimpin oleh Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Malang, Amarta Faza, dan dihadiri oleh Bagian Hukum Pemkab Malang, Bagian Pertanahan, Badan Pertanahan Nasional (BPN), serta perwakilan Polres Malang.

    Kepala Desa Bumirejo, Sugeng Wicaksono, menegaskan bahwa kehadiran mereka bukan untuk berkonfrontasi, tetapi mencari solusi bersama.

    “Kedatangan kami ke sini untuk meminta bersama-sama menyelesaikan konflik lahan yang ada di Desa Bumirejo. Bukan untuk menandingi pihak sebelah, karena itu hak mereka yang meminta hak milik lahan,” ungkapnya.

    Ia berharap, Perpres Nomor 62 bisa menjadi dasar hukum dalam penyelesaian sengketa ini.

    “Entah itu nantinya dibuat konsep seperti apa, itu kewenangan pemerintah. Prinsipnya warga Desa Bumirejo adalah masyarakat yang taat hukum. Kami meminta penyelesaian lahan itu berdasarkan regulasi aturan hukum yang dibuat oleh pemerintah. Sehingga rakyat bisa mengelola dengan adanya kepastian hukum yang jelas,” tegasnya.

    Sugeng juga mengakui adanya perpecahan di antara kelompok petani penggarap lahan. Namun, ia optimis jika regulasi hukum yang jelas sudah diterapkan, maka permusuhan dapat dihindari.

    Ke depan, Pemerintah Desa Bumirejo berencana melibatkan BUMDes dalam pengelolaan lahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    “Ketika itu sudah berjalan, maka masyarakat Desa Bumirejo bisa merasakan kesejahteraan. Tidak hanya masyarakat yang menggarap, tetapi juga yang tidak menggarap. Selain itu, akan ada peningkatan PAD,” ujarnya.

    Ia pun mengajak masyarakat untuk berkomitmen menyelesaikan persoalan ini berdasarkan regulasi yang ada, bukan sekadar kepentingan pribadi atau kelompok.

    Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Malang, Amarta Faza, menegaskan bahwa masyarakat Kalibakar menginginkan kepastian hukum dalam pengelolaan lahan.

    “Mereka berharap ada dasar hukum untuk mengelola lahan yang ada di area tersebut. Jadi mereka sudah mengajukan, yang jelas posisi kami di DPRD ini pastinya adalah memfasilitasi dan memediasi aspirasi masyarakat,” tuturnya.

    Namun, ia menekankan bahwa DPRD tidak memiliki wewenang yuridis atau administratif untuk memutuskan sengketa lahan tersebut.

    “Jadi tadi sudah disampaikan, termasuk didalamnya telaah Bagian Hukum, ada beberapa yang bisa dicarikan solusi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Nanti secara teknis, ajuan ini pasti akan dikawal oleh GTRA,” jelasnya.

    GTRA (Gugus Tugas Reforma Agraria) Kabupaten Malang nantinya akan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah ini secara administratif dan teknis.

    “Termasuk ajuan-ajuan dari petani nantinya akan bermuara di GTRA. Sehingga GTRA ini yang akan mengajukan ke pusat. Karena masyarakat Kalibakar ini mengharapkan ada beberapa alternatif, bisa berupa kerja sama maupun HPL,” pungkasnya. (yog/ian)

  • Di Sekolah Langganan Banjir, BPBD Tuban Gelar Simulasi SPAB

    Di Sekolah Langganan Banjir, BPBD Tuban Gelar Simulasi SPAB

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban menggelar simulasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di MA Al Qudsiyah Tuban, Rabu (19/02/2025). Program ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan sekolah yang menjadi langganan banjir, terutama karena lokasinya yang berada di pinggiran Sungai Bengawan Solo.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tuban, Sudarmaji, menjelaskan bahwa pemilihan MA Al Qudsiyah sebagai lokasi simulasi didasarkan pada riwayat bencana yang sering terjadi di kawasan tersebut.

    “Sehingga harapannya ketika terjadi bencana bukan hanya bisa menyelamatkan warga, namun juga fasilitas pendidikan,” ujar Sudarmaji.

    Selain itu, ia menekankan pentingnya adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang rawan bencana.

    “Untuk kejadian bencana banjir, masyarakat harus bersikap adaptif sehingga menjadi Living in Harmony with Disaster karena mereka memahami pasang surut air,” tambahnya.

    Tak hanya simulasi banjir, BPBD Tuban juga meminta fasilitator SRPB Jatim untuk melaksanakan simulasi bencana gempa bumi guna menghadapi potensi gempa besar di masa mendatang.

    “Kami berpesan kepada fasilitator SRPB Jatim untuk dilaksanakan simulasi bencana gempa bumi agar jika memang isu bencana Megathrust terjadi, warga sekolah bisa siap untuk menghadapi,” tegas Sudarmaji.

    Dalam kegiatan ini, BPBD Tuban juga mengapresiasi kehadiran Mosipena, media edukasi interaktif yang membantu siswa memahami bencana dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami.

    Materi dalam simulasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (Kabid PK) BPBD Tuban, Moh. Maftuchin Riza. Ia memberikan penjelasan tentang mitigasi bencana banjir, praktik simulasi gempa bumi, penanganan korban bencana, pemutaran videotron di Mosipena, hingga simulasi pemadaman api.

    Kepala Sekolah MA Al Qudsiyah, Achmad Baidowi, mengungkapkan bahwa sekolahnya hampir setiap musim hujan selalu terdampak banjir.

    “Masyarakat sekitar sekolah pun menganggapnya suatu hal yang biasa dan bersikap adaptif,” katanya.

    Baidowi menjelaskan bahwa pada tahun 2007, banjir di daerah ini bahkan mencapai setinggi pinggang orang dewasa akibat hujan yang terus-menerus. Selain itu, pada 2024, sekolahnya juga merasakan getaran gempa Bawean.

    “Namun beruntungnya, bangunan sekolah aman. Tapi di sekitar sekolah ada beberapa rumah warga yang rusak,” ujarnya.

    Dengan adanya program SPAB, ia berharap seluruh warga sekolah bisa lebih memahami potensi ancaman bencana dan mempersiapkan strategi mitigasi yang efektif.

    “SPAB ini juga untuk mengenalkan jalur evakuasi. Sehingga ketika terjadi bencana, warga sekolah sudah tahu ke mana mereka akan menyelamatkan diri,” pungkasnya.

    Program ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan sekolah serta masyarakat sekitar dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang. [ayu/ian]

  • Toko Kelontong di Kota Malang Ambles saat Hujan, Penjual Meninggal Dunia

    Toko Kelontong di Kota Malang Ambles saat Hujan, Penjual Meninggal Dunia

    Malang (beritajatim.com) – Sebuah bangunan yang dijadikan sebagai toko kelontong di Jalan S. Supriadi, Kecamatan Sukun, Kota Malang ambles pada Rabu (19/2/2025). Lokasi ambles berada di samping outlet Mie Gacoan. Saat itu hujan turun dengan deras.

    Saksi mata di lokasi Agus Harianto (55) mengungkapkan toko kelontong itu dijaga oleh 2 orang yakni M Qoit (23) dan satu lagi bernama M Rizal Fauzi (23). Satu dari penjaga toko jatuh ke gorong-gorong yang cukup deras.

    “Kejadiannya jam 4 sore pas hujan deras. Terus seperempat jam kemudian, saya dengar suara bruak gitu. Saya lihat satu orang sudah terbawa arus air. Di bawahnya itu kan saluran air,” ujar Agus.

    Diketahui korban yang terseret arus hingga sejauh 3 kilometer adalah M Qoit. Korban meninggal dunia ditemukan oleh tim SAR dan relawan. Sementara untuk Rizal Fauzi dibawa ke salah satu rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

    “Korban ketemu di Mitra 10 kacuk sana. Sekitar tiga kilometer lah. Satu dibawa ke rumah sakit,” ujar Agus.

    Sementara itu Ketua RT setempat, Rohim (58) menyebut sudah ada tanda-tanda bangunan akan roboh sejak pagi. Warga melihat bangunan retak dan fondasi roboh. Namun, nahas peristiwa ambrol terjadi begitu cepat bersamaan dengan hujan deras.

    “Jam 08.00 WIB pagi tadi sudah dikasih tanda, kalau bakal rawan longsor. Bangunan sudah miring memang dan retak,” ujar Rohim. (luc/ian)

  • Dramatis! Usai Habisi Nyawa Istrinya, Sang Suami Gantung Diri

    Dramatis! Usai Habisi Nyawa Istrinya, Sang Suami Gantung Diri

    Tuban (beritajatim.com) – Geger seorang wanita berinisial S (52) di Tuban ditemukan tewas di bawah ranjang, ternyata korban dibunuh oleh suaminya sendiri di Desa Margosuko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban.

    Diketahui korban ditemukan pada Selasa 18 Februari 2025 dalam keadaan sudah tidak bernyawa, sedangkan suaminya yang berinisial A (52) ini juga menghilang.

    Menurut Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robin Alexander bahwa awalnya S ditemukan meninggal dunia kemarin dan langsung dibawa ke RSUD Koesma Tuban untuk dilakukan autopsi.

    “Jadi S ini ditemukan oleh anaknya dan mendapati ibunya meninggal dunia, serta ayahnya tidak ada di rumah,” ujar AKP Dimas Robin Alexander. Rabu (19/02/2025).

    Kemudian, anaknya mencoba menghubungi orang tuanya. Namun, tidak bisa dihubungi. Karena merasa khawatir, keluarga korban akhirnya melaporkan ke pihak Kepolisian dan mencari suami S.

    “Dari pencarian itu, suaminya kabur ke Bojonegoro dan tadi ditemukan meninggal dunia dengan gantung diri,” terang Dimas sapanya.

    Lanjut, korban S ini saat ditemukan di kolong ranjang memang ada bekas jeratan, sehingga dilakukan autopsi untuk menemukan penyebab dari meninggalnya korban.

    “Untuk barang bukti masih kita cari, karena ada jeratan di leher korban dan kasus ini dihentikan proses penyidikan karena terduga pelaku juga sudah meninggal dunia,” tutup Dimas. [ayu/ian]

  • Mobil Terbakar Depan Masjid Jamik Sumenep, Polisi Temukan Botol Isi Pertalite dalam Mobil

    Mobil Terbakar Depan Masjid Jamik Sumenep, Polisi Temukan Botol Isi Pertalite dalam Mobil

    Sumenep (beritajatim.com) – Aparat Polres Sumenep masih melakukan penyelidikan atas kejadian mobil terbakar di depan Masjid Jamik Sumenep.

    Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti mengungkapkan, pihaknya menunggu hasil dari tim labfor Polda Jatim, untuk memastikan penyebab terjadinya kebakaran mobil tersebut.

    “Kami tidak ingin menduga-duga tentang penyebab kebakaran itu. Kita tunggu saja hasil penyelidikan dan penelitian tim labfor Polda Jatim,’ katanya, Rabu (19/02/2025).

    Sebuah mobil Agya warna putih nopol M 1891 TI, terbakar di depan Masjid Jamik Sumenep pada Selasa (18/02/2025) menjelang Maghrib. Kejadian tersebut cukup menghebohkan warga yang ada di sekitar masjid. Beruntung lokasi kejadian berdekatan dengan kantor pemadam kebakaran. Mobil pemadam kebakaran pun langsung menuju lokasi dan memadamkan api dari dalam mobil tersebut.

    Dalam waktu singkat, api dapat dipadamkan. Api diduga berasal dari dalam mobil. Kondisi jok mobil hangus terbakar. Namun api tidak sampai merambat membakar bodi mobil.

    Kebakaran mobil tersebut menyebabkan dua orang mengalami luka bakar serius. Mereka bernama Benny Faisar (36), warga Desa Manding Timur Kecamatan Manding, dan Novita Widya Ningrum (40), warga Desa Lalangon Kecamatan Manding.

    Kejadian itu berawal ketika Benni mengantarkan ibunya akan belanja ke Toko ‘Suramadu’ di dekat Masjid Jamik. Kemudian ibunya Benni turun dari mobil dan masuk ke toko Suramadu. Sedangkan Benni tetap di dalam mobil.

    Tak berselang lama, datang Novita Widya Ningrum dengan mengendarai sepeda motor, bermaksud menemui Benni. Novita langsung membuka pintu mobil dan tiba-tiba terjadilah kebakaran itu. Benni dan Novita ikut terbakar.

    “Dua korban itu mengalami luka bakar serius dan dirawat di ruang ICU RSUD Sumenep. Namun hari ini kondisi Benny sudah stabil dan dipindahkan ke ruang perawatan di paviliun. Sedangkan Novita masih berada di ruang ICU,” ungkap Widiarti.

    Dari hasil olah TKP, polisi menemukan 1 botol air mineral yang berisikan Pertalite. Belum diketahui pasti, untuk apa BBM jenis pertalite tersebut.

    “Kondisi korban masih kritis. Jadi belum memungkinkan untuk dimintai keterangan. Kalau untuk kerugian material, ditaksir mencapai Rp 60 juta,” ujar Widiarti. (tem/ian)

  • BEM Joko Tingkir Unjuk Rasa Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan

    BEM Joko Tingkir Unjuk Rasa Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan

    Lamongan (beritajatim.com) – Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kabupaten Lamongan yang tergabung Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Joko Tingkir menggelar unjuk rasa di depan gedung Pemkab dan DPRD setempat, Rabu (19/3/2025).

    Pendemo menolak kebijakan pemerintah pusat mengenai efisiensi anggaran disektor pendidikan karena dirasa mengancam masa depan Indonesia.

    “Kami kesini menyikapi terkait efisiensi anggaran pendidikan dan pemenuhan hak-hak dosen yang selama ini terbengkalai termasuk tunjangan kinerja (Tukin) dan memastikan kesejahteraan pendidik,” kata Koordinator Aliansi BEM Joko Tingkir, Rizka Bintang Agus Satriya.

    Selain soal anggaran pendidikan, mahasiswa juga menuntut peninjauan ulang terhadap program makan bergizi gratis (MBG) dan mendesak Pemerintah dan DPR RI mengesahkan rencana revisi KUHAP.

    “Kami juga meminta peninjauan ulang terkait program MBG dengan mempertimbangkan efektivitas dan transparansi agar tidak sekedar menjadi alat politik semata serta mendesak Pemerintah dan DPR mengesahkan KUHAP perampasan aset,” tambahnya

    Massa pendemo ditemui Anggota DPRD Lamongan dari Fraksi Partai Golkar, Tulus Santoso. Di hadapan pendemo, Tulus menyampaikan akan menampung semua aspirasi para mahasiswa dan akan menyampaikannya ke pimpinan.

    “Nanti tuntutan akan dilanjutkan, yang jelas terkait tuntutan itu kembali kepada yang berwenang,” ujar Tulus.

    Setelah mendapat penyampaian dari perwakilan anggota DPRD Lamongan, para demonstran dengan segera membubarkan diri. (fak/ian)

  • Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Magetan (beritajatim.com) – Suyanti (33) warga Lingkungan Jenglong, Kelurahan/Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Istri Sudarmono (37) itu diduga terlambat mendapatkan kamar perawatan hingga terkendala dalam proses penyembuhan.

    Suyanti awalnya mengalami gejala pusing dan nyeri sendi. Suaminya segera membawanya ke dokter praktik, tetapi kondisi tidak membaik. Pemeriksaan di Puskesmas Parang menunjukkan penurunan trombosit, sehingga ia disarankan untuk dirawat di RSUD dr. Sayidiman, Magetan.

    Namun, keterbatasan fasilitas menjadi kendala. “Saya sudah menunggu berjam-jam, tetapi tetap tidak ada kamar kosong,” ungkap Sudarmono, Rabu (19/2/2025).

    Karena kondisinya semakin memburuk, keluarga akhirnya merujuk Suyanti ke rumah sakit swasta di Ponorogo. Meski mendapat perawatan intensif, ia menghembuskan napas terakhir pada Selasa pagi (18/2/2025) pukul 09.30 WIB.

    “Kami tidak menyangka, hanya sakit tiga hari, tetapi istri saya meninggal. Selama ini dia sehat dan jarang sakit,” kata Sudarmono.

    Kepala Puskesmas Parang, dr. Afnie Febriana, mengonfirmasi bahwa Suyanti sempat diperiksa sebelum dirujuk ke rumah sakit.

    “Trombositnya turun dan kadar gula darahnya tinggi, sehingga kami rujuk. Sayangnya, kamar di RSUD penuh dan keluarga memilih rumah sakit swasta,” ujarnya.

    Data Puskesmas Parang menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Februari 2025, terdapat enam kasus DBD di wilayah tersebut, dengan satu pasien meninggal dunia. Petugas kesehatan saat ini melakukan pelacakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

    Sementara itu, Kabid P2P Dinas Kesehatan Magetan, Suwantiyo, menyebut bahwa pihaknya masih menunggu hasil rekam medis dari rumah sakit tempat Suyanti dirawat. “Menurut laporan awal, pasien memiliki penyakit penyerta, yakni cairan di paru-paru dan kadar gula darah tinggi,” katanya.

    Sudarmono berharap kejadian ini menjadi perhatian pemerintah daerah hingga pusat. “Jangan sampai ada korban DBD lain yang meninggal dunia hanya karena sulit mendapatkan layanan kesehatan,” pintanya.

    Meninggalnya Suyanti meninggalkan duka bagi keluarganya, terutama bagi anaknya yang masih bersekolah di tingkat dasar. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pencegahan DBD serta peningkatan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. [fiq/suf]