Category: Beritajatim.com Regional

  • Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Serinjing Kediri

    Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Serinjing Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Pada Selasa pagi, mayat seorang perempuan tanpa identitas ditemukan mengapung di aliran Sungai Serinjing, tepatnya di RT 03, RW 02, Dusun Tangkilan Lor, Desa Padangan, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri.

    Mayat ditemukan dalam keadaan tanpa sehelai pakaian dengan kondisi telah membengkak.

    Penemuan ini pertama kali diketahui oleh petugas pengairan yang tengah membuka pintu air. Wati, salah satu warga. Awalnya, Wati mengira bahwa yang ditemukan adalah sebuah boneka yang tersangkut di sela-sela saluran air.

    Namun setelah diamati lebih lanjut, ternyata itu adalah sesosok mayat perempuan dalam kondisi yang membengkak.

    Kapolsek Pagu, AKP Bambang Kurniawan, membenarkan penemuan tersebut

    “Kondisi mayat ketika ditemukan sudah melepuh, membesar, ciri-cirinya orangnya gemuk, usia sekitar 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, tinggi sekitar 150 cm. Nanti terkait identitas dan kondisi jenazah biar diterangkan oleh pihak RS Bhayangkara setelah otopsi.”

    Pihak kepolisian telah melakukan evakuasi mayat untuk dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri guna dilakukan otopsi lebih lanjut. [nm/beq]

  • Viral! Lansia di Jombang Harus Naik Ambulans Demi Menebus Pupuk Subsidi

    Viral! Lansia di Jombang Harus Naik Ambulans Demi Menebus Pupuk Subsidi

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah video viral menggemparkan jagat media sosial. Dalam rekaman tersebut, seorang perempuan lanjut usia tampak tergolek lemah di dalam ambulans yang terparkir di depan sebuah kios pupuk di Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang. Meski sedang sakit, ia tetap harus datang sendiri untuk menebus pupuk subsidi yang menjadi haknya.

    Video itu memicu perdebatan. Dalam narasi yang menyertainya, disebutkan bahwa pembelian pupuk subsidi tidak boleh diwakilkan. Aturan itu berlandaskan sistem Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), yang mengharuskan penerima datang sendiri, menunjukkan identitas, berfoto, dan menandatangani bukti penerimaan di ponsel. Jika tidak hadir langsung, harus ada surat kuasa resmi.

    Kepala Desa Pucangsimo, M Soni, membenarkan bahwa peristiwa dalam video itu memang terjadi di desanya. Ia mengatakan usai video viral tersebut, berbagai pihak, termasuk petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta Babinsa dikumpulkan untuk membahas kejadian ini.

    “Harus ada kebijakan yang lebih fleksibel dari dinas pertanian. Petani kecil bukan penipu, mereka hanya ingin mendapatkan haknya. Jika sudah terdaftar di RDKK, seharusnya mereka bisa diwakilkan,” ujar Soni.

    Menurutnya, sistem pengambilan pupuk subsidi selama ini terlalu berbelit-belit. Petani harus datang sendiri, membawa KTP dan KK, serta menandatangani di aplikasi digital. Jika diwakilkan, harus ada anggota keluarga dalam satu KK yang membawa dokumen identitasnya. Hal ini, kata Soni, justru menyulitkan, terutama bagi petani lansia atau yang sedang sakit.

    Yang lebih disorot para petani bukan hanya persoalan prosedur yang rumit, tetapi juga ketersediaan pupuk yang sering kali datang terlambat. “Seharusnya pupuk tersedia saat masa pemupukan, bukan setelahnya,” keluhnya.

    Di sisi lain, penjaga kios pupuk, Khusnul Khotimah, turut buka suara. Ia membenarkan bahwa lansia yang viral dalam video tersebut memang datang ke kiosnya dengan ambulans. Namun, Khusnul juga membantah bahwa prosedur pembelian pupuk subsidi terlalu rumit. “Cukup datang membawa KTP dan KK. Kalau diwakilkan, harus anggota keluarga dalam satu KK yang membawa KTP,” jelasnya. [suf]

  • Ratusan Aktivis Jombang Tuntut Perlindungan Perempuan, Kasus Femisida Jadi Sorotan

    Ratusan Aktivis Jombang Tuntut Perlindungan Perempuan, Kasus Femisida Jadi Sorotan

    Jombang (beritajatim.com) – Ratusan aktivis Jombang menggelar unjuk rasa di depan Taman Informasi dan Gedung DPRD setempat, Selasa (25/5/2025), mendesak penegakan hukum atas kasus femisida yang terjadi di daerah tersebut. Massa menuntut aparat mempercepat pengesahan regulasi perlindungan perempuan dan anak di tengah tingginya angka kekerasan.

    Direktur Women Crisis Center (WCC) sekaligus koordinator aksi, Ana Abdillah, menyoroti meningkatnya kriminalitas di Jombang pada awal 2025. “Angka kriminalitas sangat mengkhawatirkan. Bisa dikatakan Jombang sudah tidak aman bagi perempuan dan anak,” ungkapnya.

    Aksi ini dipicu kasus tragis di Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, di mana seorang remaja perempuan menjadi korban kekerasan seksual hingga kehilangan nyawa. Korban diperkosa, dianiaya, lalu ditenggelamkan. Menurut Ana, keluarga korban merasa diabaikan oleh pemerintah daerah.

    “Tidak ada satupun perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) yang hadir untuk menyampaikan belasungkawa atau sekadar bentuk kepedulian,” ujarnya.

    Kendati polisi bergerak cepat menangani kasus ini, keluarga korban masih mempertanyakan efektivitas proses hukum, termasuk pemulihan trauma bagi mereka yang ditinggalkan. Ana menegaskan bahwa Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual sebenarnya telah mengakomodasi pemulihan material dan imaterial, tetapi implementasinya belum maksimal.

    Dalam tuntutannya, massa mendesak DPRD Jombang dan Pemerintah Daerah segera mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Perempuan dan Anak yang lebih komprehensif. Ana menilai regulasi saat ini belum cukup melibatkan masyarakat dalam perlindungan, pemulihan korban, serta penegakan hukum.

    Selain itu, lemahnya edukasi kesehatan reproduksi juga menjadi sorotan. “Banyak pihak menganggap edukasi ini tidak penting, padahal sangat dibutuhkan. Bahkan, satgas di pusat pendidikan dan instansi terkait kurang aktif,” tegasnya.

    Aksi ini menjadi suara lantang masyarakat Jombang yang menuntut keadilan dan perlindungan lebih kuat bagi perempuan dan anak. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang dan pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk melindungi hak-hak korban. [suf]

  • Jembatan di Desa Sendangrejo Bojonegoro Putus Tergerus Banjir

    Jembatan di Desa Sendangrejo Bojonegoro Putus Tergerus Banjir

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebuah jembatan di Desa Sendangrejo, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro putus akibat tergerus banjir bandang pada Senin malam (24/2/2025) sekitar pukul 23.45 WIB.

    Kapolsek Dander, Iptu Warsito mengatakan putusnya jembatan itu disebabkan pondasi jembatan tergerus air yang sempat menggenangi Desa Sendangrejo dan Sumberagung. “Jembatan putus dikarenakan pondasi tergerus banjir akibat hujan lebat,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).

    Jembatan poros desa penghubung Desa Sendangrejo dengan Desa Sumberagung yang putus itu dengan panjang 8 meter dan lebar 3,5 meter. Pasca jembatan yang putus itu, Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah bersama BPBD dan Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang Bojonegoro meninjau ke lokasi.

    “Dinas PUBMPR sudah melakukan assesment dilokasi jembatan yang runtuh,” ujarnya usai meninjau lokasi jembatan putus.

    Nurul Azizah juga meminta agar putusnya jembatan tersebut tidak mengganggu aksesibilitas warga desa Sendangrejo dan sekitarnya dengan membangun jembatan darurat. “Kami akan memasang jembatan darurat/sementara di samping jembatan eksisting,” pungkasnya.

    Sementara salah seorang warga Desa Sendangrejo Kecamatan Dander, Muhajir mengatakan, jika putusnya jembatan itu menyebabkan akses jalan tertutup. Sehingga warga yang akan melintas, terutama yang menggunakan mobil harus melewati jalan lain.

    “Kalau sepeda motor bisa melewati jalan sekitar, tapi kalau mobil harus melewati akses Dusun Kedungrejo yang cukup jauh,” ungkapnya. [lus/beq]

  • Longsor di Tegalombo Pacitan, Rumah Lansia Rata dengan Tanah

    Longsor di Tegalombo Pacitan, Rumah Lansia Rata dengan Tanah

    Pacitan (Beritajatim.com) – Nasib malang dialami Poinem (78), warga Dusun Mojo, Desa Pucangombo, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan. Rumah yang mayoritas bermaterial kayu miliknya, rata dengan tanah. Hal itu terjadi setelah rumah tersebut diterjang material longsor dari tebing yang berada belakang rumahnya

    Kejadian longsor di tebing berlaku rumah korban itu, dipicu oleh hujan deras yang mengguyur Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan pada Senin (24/2/2025) kemarin. Material longsor menghancurkan rumah milik seorang janda lanjut usia (lansia) tersebut.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, setelah hujan turun terus-menerus sejak pukul 13.00 WIB. Tebing di belakang rumah itu longsor karena tanah labil, material menyeret seluruh bangunan ke bawah. Beruntung, saat kejadian, Poinem sedang berada di luar rumah, sehingga selamat dari musibah yang terjadi sangat singkat tersebut

    Kapolsek Tegalombo, Iptu Fatchur Rahman, menyatakan bahwa kondisi tanah di sekitar lokasi memang telah labil. Hal itu diakibatkan oleh curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.

    “Alhamdulillah, Ibu Poinem selamat karena sedang berada di luar rumah saat kejadian,” ujarnya.

    Setelah kejadian, Poinem sementara waktu mengungsi di rumah anaknya yang berlokasi tidak jauh dari tempat kejadian. Sementara itu, warga yang tinggal di kawasan rawan longsor, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan.

    “Kami mengimbau masyarakat agar tidak bepergian saat hujan deras dan selalu siaga terhadap potensi longsor, terutama bagi yang tinggal di dekat tebing atau lereng,” pungkas Fatchur. [end/beq]

  • Prakiraan Cuaca Hari Ini Selasa 25 Februari, Malang Raya Hujan Ringan

    Prakiraan Cuaca Hari Ini Selasa 25 Februari, Malang Raya Hujan Ringan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Selasa 25 Februari 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca hujan ringan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca hujan ringan dan berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca berawan terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca cerah berawan. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca di Malang cerah dan cerah berawan.

    Hari Rabu (26/2/2025) dini hari cuaca cerah dan cerah berawan. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentan 21 – 30 derajat celcius. Pagi hari cuaca hujan ringan dan berawan.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Selasa (25/2/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca hujan ringan. Cuaca hujan petir di Poncokusumo. Cuaca hujan sedang terjadi di Tumpang dan Jabung.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cuaca berawan dan hujan ringan. Pagelaran cuaca udara kabut di Ngantang, Pujon, dan Turen. Cuaca berkabut di Ampelgading dan Pagelaran.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan. Cuaca udara kabut di Gedangan, Kalipare, Ngantang, Pujon, dan Poncokusumo,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca berawan dan cerah berawan. Cuaca berkabut terjadi di Poncokusumo. Udara kabut terjadi di Kalipare, Jabung, Pagak, Pagelaran.

    Dini hari Rabu (26/2/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca berawan dan hujan ringan. Cuaca hujan sedang terjadi di Jabung, Karangploso, Singosari, Lawang, Tumpang, Wonosari. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 20 sampai 26 derajat celcius.

    Kota Batu pada Selasa 25 Februari 2025 pagi hari diperkirakan cuaca hujan ringan dan hujan petir. Pukul 10.00 WIB cuaca hujan ringan. Cuaca berawan terjadi pada siang hari. Sore hari cuaca berawan.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca berawan terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca berawan. Dini hari Rabu 26 Februari 2025 cuaca berawan. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca hujan ringan. Suhu berada pada rentan 17 – 24 derajat celcius. (dan/but)

     

  • Demo Hitam di Jombang: Seruan Darurat Korupsi Menggema di Depan Kantor DPMD

    Demo Hitam di Jombang: Seruan Darurat Korupsi Menggema di Depan Kantor DPMD

    Jombang (beritajatim.com) – Puluhan anggota Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ) menggelar unjuk rasa di depan kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Jombang, Selasa (25/2/2025).

    Mengenakan pakaian serba hitam, massa bergerak dari Gedung Tenis Indoor, sekitar 100 meter dari lokasi aksi, sambil membawa spanduk dan poster yang menyuarakan satu pesan utama: Jombang darurat korupsi!

    “Korupsi adalah bencana dari segala bencana,” demikian bunyi salah satu spanduk yang mereka bentangkan. Tuntutan mereka jelas: berantas korupsi di desa-desa Jombang dan tegakkan hukum tanpa pandang bulu.

    Ketua FRMJ, Joko Fattah Rochim, dengan lantang mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya praktik korupsi di tingkat desa. Ia menuding DPMD Jombang sebagai institusi yang terlibat atau setidaknya membiarkan penyimpangan dana desa terjadi tanpa ada tindakan tegas.

    “DPMD Jombang menjadi sarang korupsi yang bekerja sama dengan pendamping desa. Padahal, Dana Desa (DD) bukan milik kepala desa, melainkan hak rakyat!” serunya dalam orasi.

    Fattah juga menyoroti lemahnya respons inspektorat, kepolisian, dan kejaksaan terhadap kasus-kasus dugaan korupsi yang telah mencuat ke publik. “Semua diam, seolah membiarkan penyelewengan ini terus terjadi,” imbuhnya.

    Tak hanya FRMJ, aksi ini juga diikuti berbagai elemen masyarakat, termasuk Yuli, koordinator paguyuban becak bermotor Jombang. Ia menyesalkan bahwa uang negara yang seharusnya dialokasikan untuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial justru diselewengkan oleh oknum pejabat desa.

    “Korupsi terjadi karena ada kesempatan dan kurangnya pengawasan. Kami tidak ingin hak rakyat terus dirampas!” ujarnya penuh semangat.

    Di sisi lain, Kepala Dinas DPMD Jombang, Sholahuddin Hadi Sucipto, menanggapi aksi ini dengan sikap yang lebih hati-hati. Ia menyebut bahwa beberapa kasus dugaan korupsi di desa, seperti kasus Desa Pulo Lor, telah ditangani oleh inspektorat dan kejaksaan.

    “Secara etika, kami tidak bisa masuk terlalu jauh jika kasusnya sudah dalam penanganan pihak berwenang,” ujarnya.

    Aksi ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah daerah dan aparat penegak hukum di Jombang. Publik menuntut transparansi dan ketegasan dalam pemberantasan korupsi, terutama di tingkat desa yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pembangunan masyarakat. [suf]

  • Raperda Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Jember Hadirkan Sejumlah Catatan

    Raperda Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Jember Hadirkan Sejumlah Catatan

    Jember (beritajatim.com) – Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Wawasan Kebangsaan yang menjadi prakarsa legislasi DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, menghadirkan sejumlah catatan penting.

    Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Jember menyepakati adanya kelompok kerja yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan wawasan kebangsaan (PWK).

    “Pengurus PWK diketuai Sekretaris Daerah bersama dengan stakeholder dari setiap lini masyarakat yang vital dan esensial dalam penyelenggaraan PWK,” kata Siti Baidaus Sholeha, juru bicara Bapemperda, dalam sidang paripurna DPRD Jember, Senin (24/2/2025).

    Harapannya, sasaran penyelenggaran PWK tidak hanya generasi muda, siswa, atau sekelompok masyarakat, namun seluruh lapisan masyarakat. agar kesadaran kolektif terwujud. Tokoh masyarakat juga menjadi sasaran.

    “Tentunya dengan sasaran dari tokoh masyarakat setempat, tokoh pemuda, maupun tokoh lainnya diharapkan akan mampu menginternalisasi dan bahkan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila semakin dinamis,” kata Baidaus.

    Bapemperda juga sepakat dengan pembentukan Kampung Pancasila, sebagaimana pasal 23 dalam naskah raperda. “Pemberian predikat ataupun penghargaan itu didahului dengan adanya perubahan yang siginifikan dan bukti yang nyata, sehingga diharapkan mampu getuk tinular kepada desa dan kelurahan lainnya,” kata Baidaus.

    Pendidikan wawasan kebangsaan, menurut Baidaus, juga bisa mencegah peredaran alkohol di Jember. “Tentunya kami sepakat, metode pembelajaran aktif menjadi metode yang efektif untuk menanamkan rasa nasionalisme dan kebangsaan yang lebih aktual terhadap konteks kemasyarakatan saat ini,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan ini.

    Raperda Penyelenggaraan Pendidikan Wawasan Kebangsaan juga diharapkan dapat menguatkan profil pelajar Pancasila di setiap lembaga pendidikan formal maupun informal. Tentu saja, lanjut Baidaus, perlu ada penguatan kurikulum nasional untuk meningkatkan wawasan kebangsaan.

    “Penyelenggaran PWK ini menjadi salah satu sarana penguat karakter manusia Indonesia di daerah untuk menjadi manusia Indonesia yang berwawasan kebangsaan, karena kurikulum nasional juga akan serentak dilaksanakan di daerah,” kata Baidaus.

    Dalam konteks nasionalisme, menurut Baidaus, rancangan peraturan daerah ini diharapkan bisa memberikan dampak signifikan terhadap kondisi lingkungan masyarakat, bermanfaat secara ekonomis, dan bermanfaat fungsional.

    “Selain itu di dalam muatan materi yang akan diberikan terdapat materi aktualisasi, yang artinya materi tersebut tidak hanya dihafalkan melainkan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Baidaus.

    Lebih jauh, Bapemperda DPRD Jember ingin pendidikan wawasan kebangsaan ini tidak hanya menjadi kurikulum sekolah dalam pendidikan formal. Lebih dari itu, pendidikan ini diseminasi melalui gerakan pendidikan non formal. “Oleh karena itu, di dalam raperda ini ditekankan pula stakeholder dan peran serta masyarakat luas untuk mewujudkan tujuan bersama ini,” kata Baidaus.

    Pesantren akan memegang peran penting untuk menyosialisasikannya. “Selanjutnya kesadaran kolektif ini akan tumbuh secara merata sebagai ruh pembangunan bangsa dan karakter manusia Indonesia,” kata Baidaus.

    Bagaimana dengan anggarannya? Baidaus menegaskan, anggaran penyelenggarakan PWK diambilkan dari APBD dan sumber pendanaan lain yang tidak mengikat. ” Tentunya dengan monitoring dan pengawasan yang dilakukan secara berkala oleh bupati melalui perangkat daerah yang membidangi kesatuan bangsa dan politik dan oleh DPRD,” katanya.

    Menurut Baidaus, DPRD Jember tidak hanya merancang APBD atas usulan pemerintah daerah.”Namun lebih dari ini, fungsi anggaran DPRD mampu menjadi alat kebijakan fiskal untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk pelaksanaan pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan,” katanya. [wir]

  • Banjir Rendam Empat Desa di Mojokerto, BPBD Lakukan Pendataan Warga

    Banjir Rendam Empat Desa di Mojokerto, BPBD Lakukan Pendataan Warga

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Mojokerto sejak Senin (24/02/2025) siang menyebabkan debit air di Kali Lamong dan saluran drainase meningkat. Dampaknya, empat desa di dua kecamatan yang terletak di utara Sungai Brantas terendam banjir.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, mengungkapkan bahwa satu desa di Kecamatan Kemlagi dan tiga desa di Kecamatan Dawarblandong terdampak banjir. “Satu desa di Kecamatan Kemlagi dan tiga desa di Kecamatan Dawarblandong,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).

    Keempat desa tersebut adalah Desa Mojogebang di Kecamatan Kemlagi serta Desa Sumberwuluh, Desa Talunblandong, dan Desa Pulorejo di Kecamatan Dawarblandong. Di Desa Mojogebang, banjir mulai merendam Dusun Gempol Lor RT 1, 2, dan 3 RW 01 sekitar pukul 17.45 WIB.

    “Berdasarkan pantauan aplikasi BMKG Juanda, wilayah Mojokerto mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama kurang lebih 6 jam, sehingga menyebabkan peningkatan debit air pada saluran irigasi atau sungai di Dusun Dempol Lor, Desa Mojogebang,” jelasnya.

    Sebanyak 75 rumah warga terdampak dengan ketinggian air di jalan desa mencapai 10 cm hingga 30 cm, sementara di dalam rumah mencapai 15 cm hingga 50 cm. Selain itu, sekitar 20 hektar area pertanian yang ditanami tebu dan padi juga terdampak.

    “Tim BPBD Kabupaten Mojokerto telah menuju lokasi untuk melakukan pendataan warga terdampak. Saat ini, air masih mengenangi jalan desa maupun di dalam rumah, dengan tren air naik perlahan. Sementara itu, di Kecamatan Dawarblandong, banjir terjadi akibat meningkatnya debit Kali Lamong,” terangnya.

    Di Dusun Sumberwuluh, banjir merendam Dusun Geneng dengan ketinggian air di jalan mencapai 25 cm hingga 30 cm serta merendam sekitar 10 hektar area persawahan. Tren air di Dusun Geneng saat ini mulai surut perlahan. Di Dusun Talunbrak, Desa Talunblandong, sekitar 80 rumah terdampak banjir.

    “Genangan air di dalam rumah berkisar antara 30 cm hingga 70 cm, sementara di jalan mencapai 25 cm hingga 80 cm. Area persawahan yang terdampak sekitar 6 hektar, dengan tren air stabil. Sedangkan di Dusun Klanting, Desa Pulorejo, sekitar 93 rumah terdampak luapan Kali Lamong dengan ketinggian air dalam rumah mencapai 30 cm hingga 60 cm,” paparnya.

    Genangan air di jalan Dusun Klanting berkisar antara 70 cm hingga 120 cm, dengan tren air yang masih naik perlahan. Tim BPBD Kabupaten Mojokerto bersama TNI, Polri, dan relawan saat ini terus melakukan pemantauan serta pendataan dampak banjir di wilayah terdampak. [tin/beq]

  • Real Sociadad Vs Real Madrid: Mengamankan Suasana Hati Dua Aset Masa Depan

    Real Sociadad Vs Real Madrid: Mengamankan Suasana Hati Dua Aset Masa Depan

    Real Sociadad Vs Real Madrid: Mengamankan Suasana Hati Dua Aset Masa Depan