Category: Beritajatim.com Regional

  • Rumah Ludes Terbakar di Ngoro Saat Ditinggal Rekreasi

    Rumah Ludes Terbakar di Ngoro Saat Ditinggal Rekreasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga di Dusun Kembangsri, RT 01 RW 03, Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto ludes terbakar, Rabu (14/5/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal pemiliknya, Murdiani, pergi rekreasi.

    Kebakaran ini pertama kali diketahui oleh warga sekitar yang melihat kepulan asap dan kobaran api dari bangunan rumah. Api dengan cepat melahap rumah berukuran 6 × 12 meter persegi tersebut hingga tak tersisa. Petugas pemadam kebakaran (Damkar) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto segera merespons laporan dari masyarakat.

    Sebanyak tiga unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Satu unit berasal dari BPBD Kabupaten Mojokerto, satu unit dari PT Soppanusa, dan satu unit dari PT Mekabox Internasional. Selain itu, unsur dari Polsek dan Koramil setempat, serta para relawan dan warga turut membantu proses pemadaman.

    “Rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal rekreasi. Namun saat anaknya pulang, rumah sudah dalam kondisi terbakar,” ujar Komandan Regu (Danru) Pos II Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto, Akhmad Yani.

    Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Mojokerto juga langsung melaporkan kejadian ini kepada pimpinan. Sekitar pukul 12.30 WIB, api berhasil dipadamkan sepenuhnya. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini.

    Kerugian material ditaksir cukup besar, namun jumlah pastinya masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang. Penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui secara pasti dan masih dalam tahap penyelidikan.

    Pihak BPBD mengimbau masyarakat agar selalu waspada, memastikan instalasi listrik aman, dan memeriksa kondisi rumah sebelum bepergian untuk mencegah hal serupa terjadi kembali. [tin/beq]

  • Ribuan Warga Manggis Kediri Tuntut Hak Kelola Hutan

    Ribuan Warga Manggis Kediri Tuntut Hak Kelola Hutan

    Kediri (beritajatim.com) – Ribuan warga Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri menggelar unjuk rasa di Kantor Bupati Kediri, pada Rabu (14/5/2025) siang. Mereka menuntut keadilan dan hak kelola hutan yang dinilai tidak merata.

    Massa yang tergabung dalam Aliansi Kediri Peduli membawa berbagai spanduk berisikan tuntutannya. Mereka menghendaki adanya pengelolaan hutan secara adil, serta mengkritik penegakan hukum.

    “Alhamdulillah ada jalan keluar melalui audiensi hari ini, bahwa masyarakat yang belum punya hak kelola, wacana ke depan akan semua mendapatkan hak kelola,” ujar Lusius Sugianto, perwakilan warga Desa Manggis.

    Masyarakat, imbuh Lusius menghendaki supaya tidak ada praktek monopoli oleh pihak tertentu dalam pengelolaan hutan. Mereka menuebut praktek itu ditengarai dilakukan oleh para makelar dan juragan tanah.

    “Harapannya yang jelas program ke depan yang diusulkan bisa terwujud, tujuannya Manggis supaya tidak ada juragan atau makelar tanah. Kita memperjuangkan hak kelola hutan terhadap masyarakat. Yang penting warga dapat hak kelola secara sah,” lanjut Lusius.

    Masih kata Lusius, luas hutan di Manggis mencapai lebih dari 800 hektar. Jika pembagiannya adil dan merata, lahan tersebut bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.

    “Tetapi selama ini tidak semua dapat hak kelola, hanya 10 meter bahkan hanya ada 9 meter. Yang jelas pemerataan kesejahteraan akan didapat. Kita hanya ingin memperjuangkan hak kelola hutan,” tegasnya.

    Warga Desa Manggis Kediri demo ke Kantor Bupati Kediri.

    Massa juga menyuarakan kritikan terhadap penegakan hukum melalui spanduk. Tulisannya “Kami Menuntut Keadilan. Di Mana Arti Polri Untuk Masyarakat?”, dan “Kami Korban Penganiayaan. Apa Hukum Masih Berlaku di Negeri Ini”.

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menanggapi tunutan tersebut. Pihaknya menegaskan bahwa penanganan kasus penganiayaan di Desa Manggis dilakukan secara profesional dan objektif.

    “Ada beberapa yang disampaikan salah satunya terkait profesionalisme Polres Kediri dalam penegakan hukum. Polres Kediri untuk penanganan kasus pengeroyokan di Manggis kita profesional, kita akan usut tuntas tanpa pandang bulu, artinya pihak yang salah akan kita katakan salah, pihak yang benar katakan benar,” tegasnya.

    Kapolres juga membantah tuduhan bahwa kepolisian memihak salah satu kubu dalam penanganan kasus tersebut. Dia menegaskan tuduhan tersebut tidak benar dan penyidik juga melakukan rekonstruksi kejadian untuk mengetahui fakta yang sebenarnya.

    “Mereka mengatakan korban dijadikan tersangka, fakta dari penyidikan, bahwa kita undang lawyer masing-masing untuk dilakukan rekontruksi, mereka sudah paham, dan kita sampaikan. Makanya mereka selalu menggiring opini bahwa ini korban kok dijadikan tersangka, padahal secara materiil terdapat unsur yang bisa menjerat yang bersangkutan menjadi tersangka,” bebernya.

    AKBP Bimo Ariyanto menyatakan bahwa proses hukum telah berjalan. “Saat ini kasus penganiayaan dan pengeroyokan, kedua belah pihak sudah kami tetapkan sebagai tersangka di Polres Kediri,” pungkasnya. [nm/kun]

  • Tiap Dapur Katering Haji Berkapasitas 3.500 sampai 5.000 Porsi/Hari

    Tiap Dapur Katering Haji Berkapasitas 3.500 sampai 5.000 Porsi/Hari

    Makkah (beritajatim.com) – Bagaimana kebutuhan konsumsi jemaah haji Indonesia 2025 diolah dan disediakan untuk jemaah? Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyediakan 55 dapur untuk konsumsi jemaah haji Indonesia tahun ini.

    Mengutip Kemenag.go.id, tiap dapur bisa memproduksi antara 3.500 hingga 5.000 porsi dengan menu khas Nusantara. Ragheeb, salah satu penyedia katering yang terletak di daerah Shauqiah, Makkah, memiliki tingkat higienitas tinggi, standar gizi, dan standar kesehatan sesuai dengan ketentuan KKHI.

    Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi PPIH Arab Saudi, Agung Ilham, mengatakan, PPIH menyediakan 55 dapur katering untuk konsumsi jemaah.

    Setiap 11 dapur memiliki satu tenaga ahli. Sehingga ada lima tenaga ahli untuk dapur di Makkah, sedang di Madinah ada dua tenaga ahli. Bahan-bahan makanan didatangkan dari Indonesia dan disamakan untuk semua dapur. Khusus bumbu masakan, tak kurang 400 ton dikirimkan ke Arab Saudi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jemaah haji Indonesia. Makanan disajikan dalam dua jenis, yaitu siap saji atau prasmanan.

    Untuk memastikan standar kualitas dan gizi, setiap dapur wajib mengirimkan dua sampel makanan ke Daker dan dua sampel ke KKHI. Sampel makanan itu dicek gramasi, rasa, dan kualitas makanan.

    Tingkat kapasitas produksi tiap dapur sebanyak 3.500 hingga 5.000 porsi setiap sesi makan. Dalam sehari ada tiga sesi makan, yakni makan pagi, siang, dan malam.

    “Saat ini kita baru produksi sekitar 500 porsi sehari. Dan akan terus bertambah hingga puncak haji nanti,” jelasnya.

    Proses produksi konsumsi ini memakan waktu sekitar 2 – 3 jam. Untuk makan malam misalnya, bahan-bahan diracik dan diolah mulai pukul 12.00 WAS. Setelah dipacking dan ditaruh di hotbox, pukul 16.00 sudah siap diantarkan ke hotel jemaah. “Jam 18.00 WAS sudah sampai di hotel dan siap dikonsumsi jemaah,” kata Agung.

    Juru masak pun diambil dari Indonesia. Setiap dapur diwajibkan memiliki dua juru masak yang sudah berpengalaman dan berkompeten. [air]

  • Petaka di Tengah Main, Bocah Hangus Diduga Dibakar Teman Main

    Petaka di Tengah Main, Bocah Hangus Diduga Dibakar Teman Main

    Situbondo (beritajatim.com) – Tragedi memilukan menimpa seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun berinisial AQ, warga Kecamatan Kota, Kabupaten Situbondo. Ia mengalami luka bakar serius di wajah, tubuh, dan tangan, usai diduga dibakar oleh lima teman mengajinya yang masih sebaya.

    Saat ini, AQ tengah dirawat intensif di ruang ICU RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo. Rambut korban juga turut hangus akibat insiden nahas yang diduga dilakukan oleh teman-temannya sendiri, yang berusia antara 10 hingga 12 tahun.

    Kejadian bermula saat AQ pamit kepada ibunya untuk membeli mie. Namun di tengah jalan, ia bertemu dengan lima rekannya yang mengajaknya bermain di depan rumah salah satu dari mereka — yang disebut-sebut sebagai pelaku utama.

    Di lokasi tersebut, tragedi pun terjadi. AQ diduga disiram dan dilempar botol berisi spirtus yang telah dibakar ke arah wajahnya. Ironisnya, tubuh AQ sempat dipegangi oleh teman-temannya sebelum aksi pembakaran itu terjadi.

    Akibatnya, luka bakar parah melanda wajah, tangan, dada, dan perut AQ. Seorang warga berinisial IN yang melihat kejadian itu langsung membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. “Saya baru tahu anak saya terbakar setelah ditelepon tetangga yang bilang AQ dirawat di ICU,” ujar FT, orang tua korban, saat ditemui di rumah sakit, Senin (12/5/2025).

    FT menegaskan, anaknya secara langsung mengaku telah dilempari botol berisi spirtus oleh temannya hingga tubuhnya terbakar. Keluarga pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Situbondo. “Kami berharap kasus ini diproses hukum sesuai aturan yang berlaku. Ini bukan main-main, anak saya luka bakar parah,” tegas FT.

    Sementara itu, Kasi Humas Polres Situbondo, AKP Akhmad Sutrisno, membenarkan bahwa laporan telah diterima pihaknya. “Laporannya sudah masuk dan ditangani oleh piket Satreskrim. Terlapor lima anak yang juga masih di bawah umur,” ujar AKP Sutrisno.

    Pihak kepolisian kini tengah mendalami motif dan kronologi kejadian secara menyeluruh, termasuk apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian dari para pelaku. [kun]

  • Bangunan untuk Museum PETA di Kota Blitar Diajukan Jadi Sekolah Rakyat

    Bangunan untuk Museum PETA di Kota Blitar Diajukan Jadi Sekolah Rakyat

    Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Blitar mengajukan bangunan yang sebelumnya dicanangkan sebagai Kompleks Museum PETA untuk dijadikan gedung sekolah rakyat. Bangunan ini merupakan gedung bekas SMP Negeri 3, SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 6.

    Ketiga gedung bekas SMP Negeri itu semuanya berada dalam satu kawasan Museum PETA Kota Blitar. Sebelumnya Pemerintah Kota Blitar memang telah merelokasi 3 SMP tersebut karena gedungnya akan dijadikan sebagai Museum PETA. Namun kini gedung bekas 3 SMP Negeri tersebut justru akan diajukan untuk sekolah rakyat.

    Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin menjelaskan bahwa penggunaan gedung bekas 3 SMP Negeri untuk Sekolah Rakyat ini hanya bersifat sementara. Nantinya Pemerintah Kota Blitar akan membangun gedung khusus untuk sekolah rakyat, sehingga gedung bekas 3 SMP tersebut bisa kembali digunakan untuk Museum PETA.

    “Karena yang ada ruang-ruang kelasnya disitu (3 SMP yang ada di kompleks Museum PETA), itu pun sifatnya sementara karena Pemerintah Pusat itu akan membangun gedung yang baru,” ucap Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, Rabu (14/5/2025).

    Penggunaan gedung bekas 3 SMP Negeri ini bersifat sementara, sembari menunggu pembangunan gedung sekolah rakyat jadi. Rencananya gedung sekolah rakyat yang dilengkapi dengan asrama ini akan dibangun di sebelah lapangan Kauman Kota Blitar.

    Tanah tersebut merupakan aset Pemerintah Kota Blitar. Sehingga bisa dibangun sekolah rakyat untuk siswa kurang mampu.

    “Karena speknya yang dijalankan oleh Kementerian Sosial untuk sekolah rakyat ini tinggi sekali, sekitar 5 hektare jadi susah untuk cari lahan, kita punyanya itu,” tegasnya.

    Jika disetujui, maka gedung bekas 3 SMP Negeri yang ada di kompleks Museum PETA Blitar itu akan dilakukan rehab. Pasalnya, spesifikasi sekolah rakyat harus memiliki asrama untuk para siswanya.

    “Untuk gedung kepunyaan kita sudah siap tinggal nanti rehab karena kan nanti digunakan untuk asrama juga,” pungkasnya. [owi/beq]

  • Sosok Inspiratif: Nenek di Lamongan Berangkat Haji dari Hasil Jualan Keliling

    Sosok Inspiratif: Nenek di Lamongan Berangkat Haji dari Hasil Jualan Keliling

    Lamongan (beritajatim.com) – Usianya boleh saja sudah menyentuh angka 80, tapi semangat hidup dan keyakinan Nenek Lasinah seakan tak pernah menua. Warga Desa Bogo Harjo, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan ini membuktikan bahwa impian besar bisa terwujud dengan kesabaran dan ketulusan.

    Perjalanan Nenek Lasinah sampai mendapat kesempatan bernagkat haji tahun ini, begitu menginspirasi. Bukan hanya karena usianya yang sudah senja, tapi juga kerja keras, ketelatenan, kesabaran dan tekad yang kuat untuk mewujudkan impiannya menunaikan rukun Islam yang kelima.

    Setiap hari, Nenek Lasinah jalan kaki berkeliling dari dusun ke dusun, menjajakan beragam jajanan tradisional dan bumbu dapur, untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Penghasilannya disisihkan sedikit demi sedikit untuk mewujudkan impiannya berangkat ke Tanah Suci.

    Nenek Lasinah memulai aktivitasnya sejak pagi buta. Mulai membuat jajanan tradisional, lalu pergi ke pasar untuk kulakan bumbu dapur, kemudian dilanjutkan berkeliling untuk menjajakan dagangannya.

    “Uangnya ya dari jualan. Menambung sendiri ndak minta anak. Takut malah anaknya kepikiran,” kata Nenek Lasinah.

    Saking lamanya menabung, nenek yang telah dikaruniai tiga anak dan sembilan cucu ini sampai lupa berapa lama mengumpulkan uang untuk keperluan ibadah haji.

    “Ndak tahu (berapa lama), ndak pasti,” ucapnya.

    Nenek Lasinah mengaku sudah lama ingin menunaikan ibadah haji. Tekad untuk pergi ke Tanah Suci pun dibulatkan dan mendaftar bersama sang suami. Sayangnya, suami tercinta lebih dulu meninggal dunia.

    Di mata tetangganya, nenek Lasinah adalah sosok yang baik dan murah hati. Meskipun mengumpulkan uang dengan susah payah, tapi tak pelit untuk meminjamkan uangnya kepada tetangga yang membutuhkan.

    “Beliau itu setiap hari Jumat ikut ngaji, dan setiap Jumat Wage itu dia juga menyisihkan uangnya untuk disumbangkan ke masjid. Sebesar 500 ribu,” kata Abu Naim, salah satu tetangga nenek Lasinah asinah.

    Nenek Lasinah juga dikenal sebagai sosok yang mandiri, tidak mau membebani anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Dia memilih tetap bekerja dengan berjualan keliling, untuk memenuhi kebutuhan dan tabungan haji.

    “Masya Allah. Luar biasa semangat untuk bekerja, dia tidak mau istirahat. Katanya kalau berhenti tidak berjualan, badanya itu malah pegel-pegel, malah capek katanya. Beliau tidak bergantung dan tidak mau mengganggu anaknya sama sekali. Inilah mbah Lasinah. Luar biasa memang,” ucap Naim. [fak/aje]

  • Bocah yang Hilang di Pamekasan, Ditemukan Meninggal Dunia

    Bocah yang Hilang di Pamekasan, Ditemukan Meninggal Dunia

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bocah hilang akibat terbawa arus saat bermain di sungai dekat rumahnya di Dusun Pao, Desa Palesanggar, Pagantenan, Pamekasan, ditemukan meninggal dunia, Rabu (14/5/2025) siang.

    Bocah yang yang diketahui bernama Hosairi (11 tahun), dinyatakan hilang sejak Selasa (13/5/2025) kemarin. Bahkan proses pencarian sempat dihentikan seiring dengan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

    Bahkan hari ini, tim gabungan dari unsur Basarnas, BPBD, TNI-Polri, tim relawan bersama masyarakat bahu membahu melakukan pencarian korban hilang dengan melakukan penyisiran di sepanjang hilir aliran sungai.

    “Alhamdulillah korban sudah ditemukan di aliran sungai Banyumas (Klampar), korban ditemukan masyarakat dalam kondisi meninggal dunia,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    Informasi yang dihimpun beritajatim.com, saat ini korban langsung dibawa ke rumah duka di Desa Palesanggar, Kecamatan Pagantenan, Pamekasan. Pihaknya berharap kejadian seperti ini tidak kembali terulang.

    “Melalui kesempatan ini kami menyampaikan ikut berbelasungkawa atas kejadian ini, dan semoga keluarga korban selalu diberi kesabaran dan ketabahan,” pungkasnya. [pin/aje]

  • Es Kopi Kekinian yang Wajib Dicoba Gen Z, Pakai Susu hingga Cold Brew

    Es Kopi Kekinian yang Wajib Dicoba Gen Z, Pakai Susu hingga Cold Brew

    Surabaya (beritajatim.com) – Ngopi di kalangan Gen Z makin hari makin bervariasi. Tak hanya sekadar menikmati kafein, kopi kini menjadi bagian dari gaya hidup yang penuh ekspresi dan eksplorasi rasa.

    Dari racikan klasik hingga varian kreatif, berikut beberapa kopi kekinian yang jadi favorit Gen Z dan wajib dicoba.

    1. Es Kopi Susu Gula Aren

    Perpaduan espresso, susu segar, dan manisnya gula aren menciptakan rasa yang seimbang. Minuman ini mudah ditemukan di berbagai kedai kopi lokal dan tetap jadi primadona berkat rasanya yang ramah di lidah semua kalangan.

    2. Cold Brew

    Cold brew diseduh tanpa panas selama 12–24 jam, menghasilkan rasa kopi yang lebih halus dan rendah asam. Cocok bagi Gen Z yang mencari sensasi segar dan tidak terlalu pahit, bisa dinikmati dengan atau tanpa susu.

    3. Flavored Coffe (Vanila, Karamel, Hazelnut)

    Tambahan sirup rasa memberi sentuhan manis dan aroma khas pada kopi. Gen Z menyukai variasi ini karena memberikan pengalaman ngopi yang lebih playful.

    4. Kopi Non-Dairy

    Susu nabati seperti oat milk, almond milk, dan soy milk jadi pilihan ramah vegan. Selain lebih ringan, rasanya juga unik dan cocok untuk latte atau cappuccino kekinian.

    5. Kopi Susu Matcha (Dirty Matcha)

    Perpaduan matcha dan espresso menghasilkan kombinasi rasa earthy dan bold. Minuman ini cocok untuk Gen Z yang ingin eksplorasi rasa antara teh dan kopi dalam satu gelas.

    6. Affogato

    Cold brew diseduh tanpa panas selama 12–24 jam, menghasilkan rasa kopi yang lebih halus dan rendah asam. Cocok bagi Gen Z yang mencari sensasi segar dan tidak terlalu pahit, bisa dinikmati dengan atau tanpa susu. [aje]

  • Kecelakaan Tunggal di Kwaron Jombang, Pengendara Motor Meninggal di Tempat

    Kecelakaan Tunggal di Kwaron Jombang, Pengendara Motor Meninggal di Tempat

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di wilayah Kabupaten Jombang. Seorang pria berusia 63 tahun meninggal dunia setelah sepeda motor yang dikendarainya menabrak papan tugu di Jalan Raya Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Rabu pagi (14/5/2025) sekitar pukul 06.00 WIB.

    Kecelakaan tunggal ini melibatkan sepeda motor Honda Scoopy dengan nomor polisi AG-6136-ECD yang dikendarai oleh Janamin, warga Dusun Kedungbentul, Desa Kedungturi, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Korban meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) akibat luka serius yang dideritanya.

    Berdasarkan keterangan awal dari saksi di lokasi, kecelakaan bermula ketika kendaraan yang dikendarai korban melaju dari arah selatan ke utara. “Sesampai di TKP, diduga pengendara kurang memperhatikan depan dan terlalu ke kanan saat menghindari sepeda angin, sehingga menabrak papan tugu yang berada di timur jalan,” ungkap saksi mata.

    Identitas dua orang saksi telah dihimpun, masing-masing bernama Kamim (67), warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, dan Latif (57), warga Desa Diwek, Kecamatan Diwek. Kedua saksi menyatakan bahwa kecelakaan terjadi begitu cepat dan tidak melibatkan kendaraan lain.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang Ipda Siswanto membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya,
    segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan mengamankan kendaraan korban. Selain mengakibatkan satu korban jiwa, insiden ini juga menimbulkan kerugian material sebesar Rp500.000.

    Hingga berita ini ditulis, jenazah korban telah dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Aparat mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk lebih berhati-hati dan waspada, khususnya pada pagi hari ketika lalu lintas cenderung padat dan jarak pandang masih terbatas. [suf]

  • Kisah Haru Satumi: Nenek 94 Tahun Asal Pasuruan, Berangkat Haji Tanpa Disangka

    Kisah Haru Satumi: Nenek 94 Tahun Asal Pasuruan, Berangkat Haji Tanpa Disangka

    Pasuruan (beritajatim.com) – Keberangkatan ke tanah suci menjadi kejutan membahagiakan bagi Satumi (94), warga Dusun Juri, Desa Tejowangi, Kecamatan Purwosari. Nenek 22 cucu ini tidak menyangka akan menunaikan ibadah haji di usia senja.

    Satumi baru mengetahui bahwa dirinya telah didaftarkan naik haji oleh anaknya pada tahun 2018 lalu. Kabar tersebut baru ia terima awal 2025, ketika surat pelunasan dari Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan datang.

    “Saya tidak tahu apa yang telah didaftarkan anak saya, dulu diajak ke sana ke mari, ternyata untuk daftar haji,” ujar Satumi, Rabu (14/5/2025).

    Kebahagiaan terpancar dari wajah Satumi karena impian berhaji kini menjadi kenyataan. Ia hanya bisa memanjatkan doa bagi keluarganya yang telah membantunya mewujudkan impian tersebut.

    “Saya doakan semua keluarga sehat, bahagia, dan rezekinya lancar,” ucapnya penuh haru. Ia berharap diberi kekuatan untuk melaksanakan semua rangkaian ibadah haji.

    Sarman, anak kelima Satumi yang juga akan mendampingi sang ibu, mengatakan awalnya ia mendaftar haji bersama istri dan ibunya. Namun karena faktor usia, ibunya mendapat prioritas dan ia akhirnya menjadi pendamping.

    “Awalnya saya daftar bertiga, tapi karena ibu masuk prioritas lansia, saya yang mendampingi. Istri saya masih masuk daftar tunggu,” terang Sarman.

    Menjelang keberangkatan pada Selasa (27/5) pagi, kondisi Satumi membaik dan tampak lebih bersemangat. Sebelumnya, kesehatannya sempat menurun, namun kabar keberangkatan membuatnya kembali kuat.

    “Ibu sudah cukup tua dan kami khawatir, tapi setelah tahu dipanggil ke tanah suci, semangatnya luar biasa. Semoga tetap sehat sampai pulang nanti,” kata Sarman.

    Sebagai bentuk rasa syukur, keluarga besar Satumi akan menggelar tasyakuran malam ini. Acara itu akan dihadiri keluarga dan tetangga untuk mendoakan kelancaran ibadah haji Satumi.

    “Kita nanti malam tasyakuran, haji ini panggilan yang tidak bisa ditunda. Semoga ibu sehat dan hajinya mabrur,” pungkas Sarman. [ada/aje]