Category: Beritajatim.com Regional

  • Ular Phiton Sepanjang 3 Meter Ditangkap Warga di Kolam Pancing Sampang

    Ular Phiton Sepanjang 3 Meter Ditangkap Warga di Kolam Pancing Sampang

    Sampang (beritajatim.com) – Seekor ular phiton sepanjang sekitar 3 meter berhasil ditangkap warga di kolam pancing yang berada di Kampung Aji Gunung, Kelurahan Gunung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Sampang, pada Senin (19/5/2025). Lokasi kolam yang berada di tengah permukiman padat penduduk dan tidak jauh dari rumah dinas Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sampang ini dinilai berpotensi menimbulkan ancaman bagi keselamatan warga.

    Sekretaris RT 04/RW 04, Muwafikul Lil A, mengatakan bahwa keberadaan ular di sekitar kolam pancing menjadi kekhawatiran tersendiri bagi warga, khususnya anak-anak yang sering bermain di area tersebut.

    “Ular itu memang membahayakan keselamatan warga yang berkunjung ke kolam pancing, terutama anak-anak yang tidak mengetahui cara menghadapi ular,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa ular tersebut pertama kali terlihat melintas di sekitar kolam, dan warga pun berinisiatif melakukan penangkapan secara gotong royong dengan alat seadanya.

    “Beruntung ada warga bernama Ali yang mempunyai keahlian menangkap ular, sehingga tidak sampai melukai hewan melata tersebut,” tambah Muwafikul.

    Warga setempat berharap agar pengelola kolam pancing dapat meningkatkan kebersihan dan perawatan area agar tidak menjadi sarang hewan berbahaya. Peristiwa ini juga memicu kesadaran warga akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar agar lebih aman.

    “Kejadian ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan upaya untuk mencegah keberadaan ular di area kolam pancing. Warga dapat melakukan pencegahan seperti membersihkan area sekitar kolam pancing dari semak-semak,” pungkasnya. [sar/beq]

  • Demo Mahasiswa di Sumenep Ricuh, Tuntut Bertemu Bupati Langsung ke Dalam Kantor

    Demo Mahasiswa di Sumenep Ricuh, Tuntut Bertemu Bupati Langsung ke Dalam Kantor

    Sumenep (beritajatim.com) – Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumenep (AMS) di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin (19/5/2025) berakhir ricuh setelah para demonstran nekat menerobos masuk ke dalam gedung pemerintahan.

    Aksi yang awalnya berlangsung tertib dengan orasi dan pembentangan poster berubah panas ketika para mahasiswa tiba-tiba berlari menuju pintu masuk Pemkab dan masuk ke dalam kantor. Aksi ini mengejutkan aparat Kepolisian dan Satpol PP yang berjaga, yang langsung mengejar massa ke dalam gedung.

    Mahasiswa terus bergerak hingga ke lantai dua dan menyasar ruangan Bupati serta Wakil Bupati Sumenep. Namun, langkah mereka dicegat aparat Kepolisian. Dalam perdebatan, mahasiswa bersikukuh ingin memastikan kehadiran kepala daerah secara langsung.

    “Kami ingin bertemu langsung dengan Bupati. Kalau memang tidak ada, kami ingin membuktikan langsung ke ruangannya, apakah benar-benar tidak ada di tempat. Kami tidak akan melakukan pengrusakan apapun, Pak Polisi,” teriak Halim, salah satu peserta aksi.

    Namun pihak Kepolisian tidak mengizinkan. Kasat Samapta Polres Sumenep, AKP Taufik Hidayat menegaskan bahwa aksi mahasiswa telah melanggar batas izin.

    “Kalian surat izinnya orasi. Silakan orasi sepuasnya. Kami siap mengamankan. Jangan tiba-tiba masuk ke ruangan Pemkab. Ini tidak boleh. Kantor ini ada tuan rumahnya,” ujarnya.

    Karena mahasiswa menolak untuk turun, aparat terpaksa mengeluarkan mereka secara paksa. Mahasiswa sempat berteriak protes atas tindakan aparat yang dinilai represif.

    Setelah dikeluarkan dari gedung, pintu masuk kantor Pemkab langsung ditutup. Mahasiswa pun kembali berorasi di sisi timur kantor, menyuarakan kekecewaan mereka.

    “Gedung ini dibangun pakai uang rakyat, Pak. Kenapa kami tidak boleh masuk? Kami cuma ingin bertemu Bupati. Kami tidak akan merusak. Bahkan ada yang memukul kami. Apa boleh polisi memukul?” seru salah satu mahasiswa.

    Meski aparat tak menanggapi, mahasiswa tetap bertahan dan meneruskan aksi menunggu kehadiran Bupati atau Wakil Bupati untuk berdialog. [tem/beq]

  • Sebanyak 1.289 KK Terdampak Banjir di Sampang

    Sebanyak 1.289 KK Terdampak Banjir di Sampang

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, banjir dan tanah longsor terjadi di wilayah Jawa Timur. BNPB mencatat banjir yang melanda Kabupaten Sampang, Jawa Timur pada Minggu (18/5/2025) berdampak pada 1.289 KK dan merusak beberapa jembatan serta fasilitas pendidikan.

    “Meski beberapa wilayah mengalami penurunan genangan, pasang air laut menyebabkan peningkatan genangan di titik lain,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (19/5/2025).

    Muhari menambahkan, banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyebabkan 1 orang hilang dan kerusakan pada rumah serta kandang ternak.

    Sementara tanah longsor di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang berdampak pada 11 KK dengan 9 rumah terdampak, 2 rumah rusak sedang, serta 1 jembatan dan 1 akses jalan mengalami kerusakan. “Status siaga darurat telah ditetapkan dan penanganan masih berlangsung,” kata Muhari.

    Dia pun menyatakan, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi serta bencana geologi dan sosial yang mungkin terjadi. “Pemerintah daerah diminta memastikan kesiapan posko darurat, logistik, serta upaya mitigasi di wilayah rawan bencana,” tegas Muhari. [kun]

  • 100 Hari Kerja Dinilai Gagal, Mahasiswa Sumenep Demo Pemkab

    100 Hari Kerja Dinilai Gagal, Mahasiswa Sumenep Demo Pemkab

    Sumenep (beritajatim.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumenep (AMS) menggelar unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep pada Senin (19/5/2025). Aksi ini digelar sebagai bentuk evaluasi atas 100 hari kerja Bupati Achmad Fauzi dan Wakil Bupati Dewi Khalifah Imam Hasyim yang dinilai belum menunjukkan perubahan signifikan.

    Mahasiswa membawa spanduk besar bertuliskan “Evaluasi Kinerja 100 Hari Fauzi Imam”, serta sejumlah poster protes seperti “Kami Tak Butuh Janji, Kami Butuh Bukti”.

    “Ini sudah 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Sumenep. Tapi tidak terlihat perubahan yang baik. Bupati terkesan tidak punya program kerja yang jelas,” ujar salah satu orator, Abd. Halim, dalam orasinya.

    Ia menyoroti bahwa janji-janji politik yang pernah disampaikan kepada masyarakat belum ada yang terealisasi. “Keseriusan Pemerintah hanya omong kosong. 100 hari kinerja Bupati – Wakil Bupati tidak membuktikan keseriusan memenuhi janji. Jalan masih banyak yang rusak. Fasilitas di tempat wisata banyak yang rusak. Padahal katanya wisata merupakan program unggulan Sumenep,” tegasnya.

    Mahasiswa juga menuntut agar Bupati dan Wakil Bupati segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kepala Dinas dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dinilai tidak memberikan manfaat.

    Beberapa dinas yang disorot adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) karena kondisi infrastruktur jalan dan fasilitas umum yang masih buruk, serta Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) yang dianggap gagal menjalankan tagline “Bismillah Melayani”. AMS menilai pelayanan terhadap pemuda tidak maksimal dan kalender event pariwisata tidak berdampak nyata bagi masyarakat, terutama di wilayah kepulauan.

    Mahasiswa juga mendesak agar BUMD seperti PT Sumekar dan PT WUS dibubarkan. “Kami juga meminta BUMD yang tidak memberikan manfaat bagi daerah seperti PT Sumekar dan PT WUS sebaiknya dibubarkan saja, daripada membebani APBD,” kata Halim.

    Aksi unjuk rasa ini berakhir dengan permintaan mahasiswa agar Bupati dan Wakil Bupati menemui mereka secara langsung untuk mendengarkan aspirasi dan tuntutan yang disampaikan. [tem/beq]

  • Optimalisasi Ketahanan Pangan Polresta Sidoarjo di Desa Kebakalan Porong

    Optimalisasi Ketahanan Pangan Polresta Sidoarjo di Desa Kebakalan Porong

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menindaklanjuti arahan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing, Bhabinkamtibmas Desa Kebakalan Polsek Porong Polresta Sidoarjo, Aiptu Hariyanto, melaksanakan pengecekan dan pendampingan terhadap pelaksanaan Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) di Desa Kebakalan, Kecamatan Porong.

    Kegiatan ini dilaksanakan di lahan milik warga bernama Saudin yang terletak di RT 04 RW 01 Desa Kebakalan. Lahan tersebut digunakan sebagai media tanam buah melon dalam rangka mendukung pelaksanaan P2B sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

    Adapun sasaran dari kegiatan ini meliputi lahan pekarangan yang dimanfaatkan sebagai bagian dari program ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim, serta pengecekan sarana dan prasarana pendukung yang digunakan untuk menunjang keberhasilan program tersebut.

    Dalam kesempatan itu, Aiptu Hariyanto memberikan pendampingan dan motivasi kepada warga agar terus semangat dalam mengelola pekarangan sebagai sumber pangan bergizi.

    “Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Pekarangan rumah bisa dimanfaatkan secara maksimal, salah satunya dengan budidaya buah melon yang bernilai ekonomis,” ucap Aiptu Hariyanto, Senin (19/5/2025).

    Aiptu Hariyanto menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam program P2B merupakan bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan ketahanan pangan dari tingkat keluarga hingga nasional. “Kami terus siap mendampingi dan membina para petani demi suksesnya program nasional ini,” terangnya.

    Kegiatan Polisi Cinta Petani ini mendapat sambutan positif dari warga dan diharapkan mampu menjadi contoh nyata pemanfaatan pekarangan rumah dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat di wilayah Porong. (isa/ted)

  • Kecelakaan Maut KA Malioboro Ekspres di Magetan Diduga Akibat Petugas Palang Pintu Lalai

    Kecelakaan Maut KA Malioboro Ekspres di Magetan Diduga Akibat Petugas Palang Pintu Lalai

    Magetan (beritajatim.com) – Empat orang tewas dan empat lainnya luka berat dalam kecelakaan maut yang melibatkan KA Malioboro Ekspres di perlintasan kereta api Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Senin (19/5/2025). Insiden ini diduga terjadi akibat kelalaian petugas palang pintu yang membuka perlintasan saat kereta tengah melintas.

    Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa, menyebut dugaan kuat bahwa kecelakaan dipicu kesalahan manusia. “Diduga ada kelalaian dari petugas penjaga perlintasan. Saat KA Malioboro Ekspres melintas dari Jogja menuju Madiun, pintu perlintasan malah dibuka sehingga masyarakat yang menunggu langsung masuk ke lintasan dan terserempet kereta,” jelasnya.

    Petugas gabungan segera melakukan evakuasi korban ke RSUD dr. Sayidiman Magetan dan RS Angkatan Udara di Lanud Iswahyudi. Proses olah tempat kejadian perkara juga langsung dilakukan menggunakan metode saintifik untuk mengungkap kronologi dan penyebab pasti kejadian.

    Petugas palang pintu kini telah diamankan untuk dimintai keterangan. AKBP Erik menegaskan, pihaknya masih mendalami kemungkinan adanya miskomunikasi atau faktor lain yang menyebabkan kelalaian. “Saat ini kami fokus pada misi kemanusiaan mengevakuasi korban. Soal penyelidikan, Satreskrim Polres Magetan terus bekerja dan akan kami informasikan lebih lanjut,” ujarnya.

    Meski insiden menimbulkan korban jiwa, operasional perjalanan KA dipastikan tidak terganggu. “Kereta api sudah normal kembali. Evakuasi kendaraan sudah selesai dan perlintasan sudah kami normalkan,” tambahnya.

    Dari keterangan saksi mata, insiden ini bermula ketika palang pintu dalam posisi terbuka dan kendaraan mulai melintasi rel. “Tiba-tiba ada kereta dari arah Jogjakarta lewat, suara benturannya keras sekali. Saya tidak berani mendekat sampai polisi datang,” ujar Dartik, pedagang buah di sekitar lokasi kejadian.

    Pemeriksaan saksi terus dilakukan dan jumlahnya kemungkinan bertambah seiring penyelidikan. Pihak kepolisian juga mengimbau agar prosedur keamanan di setiap perlintasan ditingkatkan agar tragedi serupa tak terulang. [fiq/beq]

  • Turnamen Sepakbola Remaja di TMMD Lamongan Jadi Ajang Pembinaan Atlet Muda Desa

    Turnamen Sepakbola Remaja di TMMD Lamongan Jadi Ajang Pembinaan Atlet Muda Desa

    Lamongan (beritajatim.com) – Remaja Desa Kebalan Kulon, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, menunjukkan semangat tinggi dalam turnamen sepakbola mini usia 15 tahun yang digelar oleh Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124. Kegiatan ini bukan sekadar ajang olahraga, tapi juga sarana membangun kedekatan antara masyarakat dan TNI serta pembinaan generasi muda berbakat.

    Turnamen ini diikuti lima tim yang merupakan perwakilan dari 10 Rukun Tetangga (RT) setempat, dengan sistem mini liga. Tim-tim tersebut berkompetisi untuk memperebutkan Piala Dansatgas, dalam sebuah kegiatan non-fisik TMMD yang sarat nilai edukatif dan kebersamaan.

    Dandim 0812 Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, menekankan bahwa turnamen ini dirancang untuk melatih kepemimpinan dan membentuk karakter anak-anak desa sebagai calon pemimpin masa depan.

    “Melalui kegiatan ini, kami ingin melatih anak-anak kita agar siap menjadi pemimpin masa depan. Mereka adalah generasi yang akan memimpin Indonesia pada tahun 2045, dan penting bagi kita untuk mempersiapkan mereka dari sekarang,” ujar Wira, Senin (19/5/2025).

    Selain pembinaan karakter, ajang ini juga mendorong budaya hidup sehat sejak dini melalui olahraga. Anak-anak diajak membiasakan diri menjaga fisik dan mental lewat aktivitas yang positif dan kompetitif.

    “Harapan kami, turnamen ini dapat terus berlanjut dan melahirkan pemain-pemain sepakbola profesional dari Desa Kebalan Kulon. Kami ingin mereka bisa mewakili desa, kecamatan, kabupaten, bahkan menjadi bintang nasional yang dapat membela Indonesia di pentas internasional,” tambahnya.

    Ketua Karang Taruna Merpati Putih, Hajar Asqalani, menjelaskan bahwa seluruh tim saling bertanding dalam sistem mini liga, sebelum dua tim terbaik melaju ke babak final.

    “Kita total ada 10 RT dan dibagi menjadi 5 tim menggunakan mini liga dimana saling bertemu dan poin terbanyak nanti melawan peringkat kedua kita finalkan,” jelasnya. [fak/beq]

  • KAI Daop 7 Madiun Sesalkan Insiden Kecelakaan KA Malioboro Ekspres di Magetan

    KAI Daop 7 Madiun Sesalkan Insiden Kecelakaan KA Malioboro Ekspres di Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun menyampaikan keprihatinannya atas insiden kecelakaan antara KA 170 Malioboro Ekspres (sebelumnya tertulis Malioboro Express) relasi Purwokerto–Malang dan sejumlah kendaraan bermotor di perlintasan JPL No 08, Km 176+586, Emplasemen Stasiun Magetan pada Senin (19/5/2025) pukul 12.49 WIB.

    “Pada pukul 12.49 WIB, Pusat Pengendali Operasi KA (Pusdalopka) menerima informasi dari masinis KA Malioboro Ekspres bahwa telah tertemper motor di perlintasan tersebut,” ungkap Manager Humas Daop 7 Madiun, Rokhmad Makin Zainul.

    KAI Daop 7 menyatakan saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelidiki kronologi kejadian secara menyeluruh. Insiden tersebut juga menyebabkan kerusakan pada beberapa bagian sarana KA Malioboro Ekspres.

    Zainul mengimbau seluruh pengguna jalan agar senantiasa berhati-hati dan mematuhi rambu lalu lintas di perlintasan sebidang. Ia menegaskan bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.

    “Keberadaan palang pintu dan penjaga perlintasan hanyalah alat bantu keamanan semata. Alat utama keselamatan di perlintasan ada pada rambu-rambu lalu lintas, termasuk di antaranya rambu tanda STOP. Jadi tentunya, disiplin berlalu lintas dan kehati-hatian saat akan melewati perlintasan sebidang menjadi kunci keselamatan bagi diri kita dan perjalanan kereta api,” jelasnya.

    Zainul juga mengingatkan ketentuan hukum terkait kewajiban pengguna jalan, sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 124 dan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114 serta sanksinya dalam Pasal 296.

    Pada perlintasan sebidang, pengemudi kendaraan wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain, mendahulukan kereta api, serta memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.

    “Keselamatan berlalu lintas di perlintasan sebidang adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab KAI dan pemerintah daerah setempat, namun juga menjadi tanggung jawab kita semua, termasuk pengguna jalan raya di perlintasan sebidang,” pungkasnya. [fiq/beq]

  • Ini Kronologi Kecelakaan KA Maut di Magetan, 7 Kendaraan Tertabrak dan 4 Meninggal

    Ini Kronologi Kecelakaan KA Maut di Magetan, 7 Kendaraan Tertabrak dan 4 Meninggal

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan maut terjadi di perlintasan langsung nomor 08, Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, pada Senin (19/5/2025) sekitar pukul 12.48 WIB. Peristiwa tragis ini melibatkan dua kereta api dan tujuh kendaraan yang tengah melintas di perlintasan resmi yang dijaga.

    Kronologi bermula saat KA 269 Matarmaja relasi Malang–Pasar Senen melintas terlebih dahulu di perlintasan JPL 08. Setelah kereta melaju, palang pintu perlintasan dibuka seperti biasa. Namun, dari arah berlawanan, KA 170 Malioboro Ekspres relasi Purwokerto–Malang ternyata belum melintasi perlintasan tersebut.

    Dalam hitungan detik setelah palang dibuka dan kendaraan mulai melintas, KA Malioboro Ekspres datang dan langsung menghantam tujuh kendaraan yang berada di atas rel. Beberapa kendaraan, termasuk sepeda motor, ringsek akibat benturan keras dari kereta.

    “Informasi dari masinis KA 170 diterima pukul 12.49 WIB bahwa kereta menabrak sepeda motor di titik JPL 08 km 176+586 emplasemen Stasiun Magetan,” ungkap petugas.

    Akibat tabrakan tersebut, empat orang dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian. Kelima korban luka berat lainnya telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Salah satu korban meninggal merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Kecamatan Barat.

    Petugas gabungan mengevakuasi jenazah dari sekitar rel dan langsung mengamankan lokasi kejadian. Polisi juga menutup total arus lalu lintas dari arah Tugu Barat menuju Simpang Jembatan Kembar untuk memperlancar proses evakuasi dan penyelidikan. Warga diimbau menjauhi lokasi agar tidak menghambat kerja petugas.

    Saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan serta mengevaluasi prosedur pengamanan di perlintasan untuk mencegah kejadian serupa terulang. [fiq/beq]

  • Satpolairud Probolinggo Amankan 3 Kapal Bolga Langgar Wilayah Tangkap Ikan

    Satpolairud Probolinggo Amankan 3 Kapal Bolga Langgar Wilayah Tangkap Ikan

    Probolinggo (beritajatim.com) – Satpolairud Polres Probolinggo, Polda Jatim, mengambil tindakan tegas terhadap tiga kapal bolga yang melanggar batas wilayah penangkapan ikan. Penindakan ini dilakukan saat petugas melakukan patroli di perairan Probolinggo.

    Ketiga kapal yang diamankan adalah KMN Boldoser, KMN Mandala, dan KMN Sumber Taman 1. Ketiganya diduga kuat menangkap ikan di wilayah yang bukan menjadi area izinnya.

    “Tiga kapal tersebut kami amankan saat patroli karena melanggar batas wilayah tangkap,” ujar Kasat Polairud Polres Probolinggo, AKP I Wayan Mulyana, Senin (19/5/2025). Ia menegaskan bahwa pelanggaran batas ini merupakan pelanggaran serius yang dapat merugikan nelayan lokal.

    Para nahkoda yang diamankan adalah BR (43) warga Dringu, A (40) warga Kademangan, dan F (36) warga Sumberasih. Ketiganya kini tengah menjalani pemeriksaan di kantor Satpolairud Polres Probolinggo.

    Menurut Wayan, keberadaan kapal bolga yang masuk wilayah tangkap nelayan kecil sering menjadi sumber keluhan. Hal ini karena hasil tangkapan nelayan tradisional menjadi menurun akibat persaingan alat tangkap yang tidak seimbang.

    “Kami banyak menerima laporan dari nelayan kecil terkait gangguan kapal bolga yang merusak potensi ikan di wilayah mereka,” tambahnya. Wayan menyatakan bahwa patroli di laut menjadi langkah utama pencegahan.

    Tindakan ini diambil sebagai upaya untuk menjaga ekosistem laut dan hak nelayan lokal. Pelanggaran batas wilayah laut akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.

    “Patroli rutin ini akan terus dilakukan agar wilayah perairan tetap kondusif dan adil bagi semua nelayan,” ungkapnya. Wayan juga menegaskan pentingnya kerja sama antara petugas dan masyarakat pesisir.

    Untuk memaksimalkan pengawasan, Satpolairud juga menggandeng kelompok nelayan dan warga pesisir. Mereka diharapkan bisa melaporkan jika ada kapal asing yang kembali melanggar.

    “Kolaborasi dengan masyarakat pesisir penting untuk deteksi dini pelanggaran di laut,” tutup Wayan. Pihaknya berkomitmen menjaga keamanan laut dari segala bentuk pelanggaran perikanan. (ada/but)