Category: Beritajatim.com Regional

  • Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Jatim langsung turun ke lapangan untuk memantau kondisi bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Senin (19/5/2025) sore.

    Bencana alam ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama beberapa jam.

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, bahwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 16.10 WIB. Setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 15.40 WIB.

    “Tanah longsor menimpa beberapa rumah warga di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kami masih melakukan assessment dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk mengetahui dampak dan kebutuhan warga yang terdampak,” ujar Gatot saat dikonfirmasi beritajatim.com.

    Gatot menambahkan, bahwa terdapat enam jiwa yang terindikasi berada di dalam rumah yang terdampak tanah longsor dan masih dalam pencarian. Nama-nama yang terindikasi tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi, dan Torik.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Trenggalek telah berkoordinasi untuk melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak. Kami juga akan memberangkatkan personel dan peralatan guna percepatan penanganan evakuasi pencarian korban terdampak,” ungkap Gatot.

    Dampak dari tanah longsor ini cukup signifikan, dengan tujuh rumah rusak dan tiga rumah rusak berat. Sebanyak 10 KK atau 30 jiwa terdampak langsung dari bencana ini.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan dan assessment untuk mengetahui kebutuhan warga yang terdampak. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya penanganan dan evakuasi korban terdampak,” kata Gatot.

    Gatot menambahkan, bahwa akses jalan menuju lokasi tertimbun tanah longsor masih terkendala, serta listrik padam akibat beberapa tiang listrik roboh. Hujan sedang dan berkabut juga menjadi kendala dalam proses evakuasi.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur akan terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan bencana ini. Kami juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan,” pungkas Gatot. [tok/aje]

  • Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Trenggalek (beritajatim.com) – Bencana tanah longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Terdapat beberapa titik longsor di desa tersebut.

    Material longsor ini juga mengenai 10 rumah warga. Selain itu terdapat 6 warga yang masih belum diketemukan. Longsor juga membuat akses menuju desa tersebut terputus. Hingga saat ini BPBD setempat masih berupaya melakukan proses evakuasi.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan longsor ini terjadi sore tadi. Sebelumnya hujan deras terjadi di wilayah tersebut.

    Material longsor menimpa rumah warga di RT 16 RW 17 Dusun Kebonagung. Sebanyak 3 rumah tertimbun total dan 7 rumah tertimbun sebagian.

    “Tanah longsor terjadi sore tadi bertepatan dengan hujan deras yang terjadi,” ujarnya, Senin (19/05/2025).

    Sebanyak 6 warga dilaporkan hilang.Enam warga tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik. Proses pencarian terkendala hujan yang hingga saat ini masih terjadi.

    Bencana longsor ini juga menutup akses menuju desa tersebut. “Kami berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor, saat ini proses pencarian juga masih berlangsung,” jelasnya.

    Sejumlah warga juga mengungsi ke posko bencana yang disiapkan petugas. Posko tersebut ditempatkan di kawasan Bumdesma setempat. Sebanyak 7 pengungsi berada di posko tersebut.

    Petugas juga masih melakukan pendataan untuk mengetahui pasti jumlah kerugian. “Ini kita masih melakukan pendataan juga,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Trenggalek, Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Trenggalek, Tidak Berpotensi Tsunami

    Trenggalek (beritajatim.com) – Gempa bumi tektonik dengan magnitudo M4,8 mengguncang wilayah Samudera Hindia bagian selatan Jawa, tepatnya di barat daya Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (20/5/2025) pukul 04.36 WIB.

    Meski terasa hingga sejumlah wilayah pesisir, gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami.

    Menurut data resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak pada koordinat 11,10° Lintang Selatan dan 111,08° Bujur Timur. Episenter berada di laut, berjarak sekitar 324 kilometer arah barat daya dari Kota Pacitan, Jawa Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

    Dr. Daryono, S.Si., M.Si., Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG menyatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini merupakan jenis gempa dangkal.  “Gempa akibat deformasi batuan di luar zona subduksi atau outer rise zone,” kata Dr Daryono.

    Jenis dan Mekanisme Gempa: Pergerakan Normal Fault

    Dilihat dari mekanismenya, gempa tersebut tergolong gempa bumi dangkal dengan sumber deformasi batuan yang menimbulkan mekanisme sesar normal (normal fault). Hal ini sesuai dengan karakteristik gempa di wilayah luar zona subduksi.

    Dampak Guncangan: Dirasakan di Trenggalek dan Pacitan

    Berdasarkan pemodelan peta guncangan atau shakemap, getaran gempa dirasakan ringan di beberapa wilayah seperti Munjungan dan Panggul di Trenggalek, serta Kebonagung di Pacitan.

    “Intensitas gempa berada pada skala II MMI, yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.”kata Daryono.

    BMKG menegaskan hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang diakibatkan oleh gempabumi ini dan menambahkan bahwa hasil pemodelan menunjukkan tidak ada potensi tsunami.

    Tidak Ada Gempa Susulan Hingga Saat Ini

    Hasil monitoring hingga pukul 04.55 WIB menunjukkan belum terjadi gempa susulan (aftershock), meskipun BMKG akan terus melakukan pemantauan lanjutan terhadap aktivitas seismik di kawasan tersebut.

    Imbauan BMKG untuk Warga

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik. “Kami mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Dr. Daryono.

    Warga juga diminta memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, guna memastikan tidak ada kerusakan struktural yang membahayakan. (ted)

     

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 19 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 19 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Selasa, 20 Mei 2025.

    “Hari ini cuaca di Surabaya cenderung cerah hari ini. Sedangkan Sidoarjo dan Gresik diprediksi turun hujan di sejumlah wilayah dan pada jam-jam tertentu,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., Senin (19/5/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG memprediksi hari ini Surabaya cenderung cerah. Meski sekitar pukul 9.00—12.00 WIB diprediksi berawan, tetapi tidak ada tanda-tanda akan diguyur hujan, termasuk di Kecamatan Tegalsari, Wonocolo, Simokerto, Sawahan, dan Mulyorejo.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 69% – 96%
    Kecepatan angin: 8,4 km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Sekitar pukul 9.00 WIB, sejumlah daerah di Sidoarjo diprakirakan hujan ringan, di antaranya seperti Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Porong, Candi, dan Jabon. Kemudian siang hingga sorenya cenderung berawan.

    Suhu udara: 24°C – 32°C
    Kelembapan: 64% – 95%
    Kecepatan angin: 13,1 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Kecamatan Bungah, Dukun, dan Manyar diprediksi hujan ringan sekitar pukul 6.00 WIB. Kemudian siangnya cenderung berawan. Adapun malam harinya cenderung cerah.

    Suhu udara: 26°C – 30°C
    Kelembapan: 76% – 92%
    Kecepatan angin: 18,9 km/jam dari arah Tenggara.

    Meski cuaca berawan mendominasi, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari ini dengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. (fyi/ian)

  • Kebakaran Hebat Landa Kandang Ayam di Ngoro Jombang

    Kebakaran Hebat Landa Kandang Ayam di Ngoro Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Suasana tenang di Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, mendadak berubah menjadi kepanikan massal saat kobaran api besar melahap sebuah kandang ayam milik PT Satwa Utama Raya, Selasa (20/5/2025) dini hari.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 01.20 WIB, memecah keheningan dengan cahaya merah menyala dan suara retakan api yang terdengar hingga ke permukiman warga.

    Komandan PMK (Pemadam Kebakaran) Jombang, Syamsul Bahri, mengatakan bahwa pihaknya langsung mengerahkan armada dari Pos Ngoro ke lokasi kejadian. Namun, karena hebatnya kobaran api, regu awal kewalahan dan membutuhkan bantuan tambahan.

    “Karena kondisi api yang cukup besar, kami mengerahkan tambahan armada dari pos Mojoagung dan kota Jombang,” ungkap Syamsul.

    Total lima kendaraan pemadam dikerahkan, terdiri dari tiga mobil pemadam dan dua mobil tangki penyuplai air. Operasi pemadaman berlangsung hingga menjelang pagi. Meski telah berjam-jam dilakukan penyemprotan air, hingga pukul 05.30 WIB api belum sepenuhnya padam.

    Petugas masih berjibaku melakukan pembasahan karena titik api terus muncul dari reruntuhan bangunan kandang. “Untuk data detail, termasuk kerugian dan jumlah ayam yang terdampak, masih belum kami rekap. Petugas masih fokus pada proses pembasahan dan pengamanan area,” tambah Syamsul.

    Belum diketahui secara pasti apa penyebab kebakaran ini. Investigasi masih dilakukan oleh pihak berwenang. Namun jelas, kejadian ini memberikan peringatan keras tentang pentingnya sistem keamanan dan mitigasi kebakaran, bahkan di fasilitas peternakan sekalipun.

    Tragedi ini tak hanya meninggalkan kerugian materi, namun juga duka mendalam bagi pihak perusahaan dan warga sekitar yang menjadi saksi langsung ganasnya si jago merah di tengah malam. [suf]

  • Diduga Terseret Arus Sungai, Ibu dan Anak di Tulungagung Hilang

    Diduga Terseret Arus Sungai, Ibu dan Anak di Tulungagung Hilang

    Tulungagung (beritajatim.com) – Seorang ibu dan anak di Tulungagung dilaporkan hilang. Diduga korban terseret arus sungai saat dalam perjalanan pulang. Korban diketahui bernama Ety Puspitasari (38) dan Najma Herra (7) warga Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo.

    Sepeda motor yang dikendarai korban ditemukan terseret arus sungai dan tersangkut di bebatuan. Hingga saat ini petugas masih terus melakukan upaya pencarian terhadap korban.

    Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto mengatakan peristiwa ini terjadi kemarin sore. Saat itu sedang terjadi hujan deras sehingga menyebabkan air dari saluran air meluap dan menutup jalan.

    Korban sendiri dalam perjalanan pulang usai menjemput putrinya dari sekolah. “Namun hingga sore hari keduanya belum sampai rumah, pihak keluarga yang khawatir berusaha menghubungi lewat telepon tapi tidak ada jawaban,” ujarnya, Selasa (20/05/2025).

    Pihak keluarga kemudian berinisiatif melakukan pencarian. Mereka menelusuri rute yang biasa dilewati korban. Keluarga menemukan sepeda motor yang digunakan korban tersangkut di bebatuan.

    Selain itu sebuah jaket juga ditemukan tersangkut pada ranting pohon di pinggiran sungai. “Pihak keluarga kemudian melaporkan temuan ini kepada petugas,” tuturnya.

    Petugas langsung mendatangi lokasi kejadian. Diduga korban terseret arus sungai saat hendak melewati sebuah jembatan. Proses pencarian terhadap korban segera dilakukan. Namun karena keterbatasan cahaya, pencarian terpaksa dihentikan.

    Mereka melanjutkan kembali pencarian hari ini. “Kondisi di TKP juga masih hujan dan air cukup deras sehingga menyulitkan proses pencarian,” pungkasnya. [nm/ted]

  • Ngawi, Magetan, Ponorogo Berpotensi Hujan Pagi Ini, Simak Prakiraan Cuaca 20 Mei 2025

    Ngawi, Magetan, Ponorogo Berpotensi Hujan Pagi Ini, Simak Prakiraan Cuaca 20 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diprediksi akan mengalami hujan ringan pada pagi hari Selasa, 20 Mei 2025. Berdasarkan keterangan dari Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda, kondisi cuaca di ketiga wilayah Jawa Timur tersebut akan beragam sepanjang hari, namun tetap didominasi oleh cuaca berawan hingga cerah berawan menjelang malam.

    Cuaca Ngawi Hari Ini: Hujan Pagi, Cerah Berawan Malam

    Wilayah Ngawi diperkirakan akan diguyur hujan ringan pada pukul 06.00 WIB. Setelah itu, langit akan didominasi awan mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB. Menjelang malam, tepatnya pukul 21.00 WIB, langit akan mulai cerah meskipun masih berawan.

    Suhu udara di Ngawi berkisar antara 24 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban udara antara 72 hingga 94 persen. Sementara itu, angin bertiup dari arah Timur dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Prakiraan Cuaca Magetan: Dominan Berawan Sejak Pagi

    Di Magetan, pola cuaca serupa juga akan terjadi. Hujan ringan diperkirakan turun pada pukul 06.00 WIB, disusul cuaca berawan yang berlangsung hingga pukul 15.00 WIB.

    “Hujan yang turun pada pagi hari bersifat ringan dan bersifat lokal, namun tetap perlu diantisipasi, terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah,” ujar Oky Sukma Hakim.

    Langit kemudian akan berubah menjadi cerah berawan mulai pukul 18.00 WIB hingga malam hari. Suhu udara di Magetan berada di kisaran 23 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 74 hingga 91 persen. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Cuaca Ponorogo: Berawan Sepanjang Hari Usai Hujan Pagi

    Sementara itu, Ponorogo juga diperkirakan mengalami hujan ringan pada pagi hari pukul 06.00 WIB. Setelah hujan, cuaca akan beralih menjadi berawan hingga pukul 18.00 WIB. Kondisi akan sedikit membaik pada malam hari, meskipun langit masih tetap berawan.

    “Suhu udara di Ponorogo antara 24 sampai 31 derajat Celcius, dengan kelembaban antara 68 hingga 93 persen,” tambah Oky. Sementara angin berhembus dari arah Tenggara dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    BMKG mengimbau masyarakat di ketiga wilayah tersebut untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca pagi hari yang berpotensi menimbulkan genangan sementara, terutama bagi pengguna jalan raya.

    “Kami menyarankan masyarakat untuk membawa payung atau jas hujan saat beraktivitas di pagi hari,” pungkas Oky. Ia juga mengingatkan agar warga tetap menjaga kondisi tubuh di tengah kelembapan udara yang cukup tinggi. (mnd/ian)

  • Diprediksi Hujan di Jam Ini, Berikut Cuaca Madiun dan Pacitan Selasa 20 Mei 2025

    Diprediksi Hujan di Jam Ini, Berikut Cuaca Madiun dan Pacitan Selasa 20 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda melalui prakirawan cuaca Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan prakiraan cuaca untuk wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan pada Selasa, 20 Mei 2025. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan ringan yang diprediksi terjadi di pagi hari, terutama saat beraktivitas di luar rumah.

    Cuaca Kota Madiun: Hujan Ringan Pagi Hari, Berawan Hingga Malam

    Di Kota Madiun, hujan ringan diprediksi turun pada pukul 06.00 WIB. Setelah itu, kondisi cuaca akan berubah menjadi berawan sejak pukul 09.00 WIB hingga sore pukul 15.00 WIB. Menjelang malam, langit diperkirakan akan cerah berawan mulai pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB.

    “Suhu udara di Kota Madiun berkisar antara 24 hingga 32 derajat Celcius, dengan kelembaban yang cukup tinggi,” ujar Oky Sukma Hakim.

    Ia menambahkan, angin diperkirakan bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Kabupaten Madiun: Pola Cuaca Serupa, Malam Hari Kembali Berawan

    Sementara itu, Kabupaten Madiun menunjukkan pola cuaca yang hampir serupa. Hujan ringan juga diperkirakan mengguyur wilayah ini pada pukul 06.00 WIB. Kondisi akan berubah menjadi berawan dari pukul 09.00 WIB hingga sore pukul 15.00 WIB. Cuaca cerah berawan akan berlangsung pada pukul 18.00 WIB, namun diprediksi kembali berawan pada malam hari.

    Suhu minimum di Kabupaten Madiun mencapai 23 derajat Celcius dan maksimum 31 derajat Celcius. Angin bergerak dari arah Barat Laut dengan kecepatan yang sama, yaitu 18,5 km/jam.

    Pacitan: Kondisi Udara Kabur di Siang dan Malam Hari

    Di wilayah Pacitan, kondisi cuaca lebih bervariasi. Hujan ringan juga diperkirakan turun pada pukul 06.00 WIB, kemudian langit berubah menjadi berawan pada pukul 09.00 WIB. Menjelang siang hari pukul 12.00 WIB, cuaca di Pacitan akan berubah menjadi udara kabur, lalu kembali berawan pukul 15.00 WIB.

    “Walaupun sempat berubah-ubah, udara kabur diprediksi kembali terjadi mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB,” tambah Oky.

    Selain itu, Pacitan memiliki suhu yang lebih sejuk dibandingkan Madiun, yakni antara 22 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 75 sampai 98 persen. Angin diprediksi bertiup dari arah Timur dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Melihat prakiraan cuaca ini, BMKG mengimbau masyarakat di ketiga wilayah tersebut untuk tetap waspada terhadap kondisi hujan ringan di pagi hari serta perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Persiapan seperti membawa payung atau jas hujan sangat dianjurkan, khususnya bagi warga yang beraktivitas di luar rumah sejak pagi.

    Dengan memahami informasi prakiraan cuaca harian, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dalam menjalankan kegiatan sehari-hari dengan aman dan nyaman. (mnd/ian)

  • Panen Emas dari Sumur Resapan: Inovasi Warga Sidoarjo Ubah Sampah Jadi Berkah

    Panen Emas dari Sumur Resapan: Inovasi Warga Sidoarjo Ubah Sampah Jadi Berkah

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Suasana penuh kehangatan dan gotong royong mewarnai pagi di Kampung Edukasi Sampah RT 23 RW 07, Sekardangan, Sidoarjo, Sabtu (18/5/2025). Puluhan warga dari berbagai generasi tampak antusias memanen “emas hitam” berupa kompos berkualitas tinggi dari inovasi unik kampung mereka: sumur resapan multifungsi.

    Bukan sekadar kegiatan rutin, panen kompos kali ini menjadi simbol keberhasilan warga dalam menyulap tantangan sampah organik menjadi peluang. Sumur resapan yang lazimnya berfungsi menampung air hujan, di tangan kreatif warga Kampung Edukasi Sampah bertransformasi menjadi reaktor pengomposan yang efektif dan efisien.

    Kampung yang dikenal sebagai garda terdepan gerakan lingkungan di tingkat masyarakat ini kembali membuktikan komitmennya terhadap prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Semangat kolektif dan inovasi sederhana telah menjadikan kampung ini sebagai inspirasi nyata bahwa perubahan positif untuk lingkungan dapat tumbuh subur dari lingkup terkecil, yaitu tingkat Rukun Tetangga (RT).

    Di sela-sela kesibukan memanen kompos, Ketua RT 23, Andi Hariyadi, mengungkapkan bahwa ide pemanfaatan sumur resapan sebagai tempat pengomposan muncul dari kesadaran bersama akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

    “Kami ingin lingkungan ini menjadi ruang belajar yang hidup bagi semua warga. Sumur resapan yang awalnya hanya berfungsi mengatasi banjir, kini memiliki fungsi ganda yang sangat bermanfaat. Kompos yang dihasilkan kami gunakan untuk mempercantik taman kampung, menyuburkan kebun sayur warga, dan bahkan menjadi media pembelajaran yang menarik bagi anak-anak tentang siklus alam dan daur ulang,” jelas Andi dengan penuh semangat.

    Kegiatan panen kompos ini rutin dilakukan setiap dua hingga tiga bulan sekali. Melalui proses alami fermentasi dan pelapukan, dedaunan dan ranting yang dulunya dianggap limbah kini menjelma menjadi pupuk organik yang kaya nutrisi, siap menyuburkan kembali tanah dan tanaman di lingkungan sekitar.

    Edi Priyanto, seorang pegiat lingkungan yang juga merupakan motor penggerak Kampung Edukasi Sampah, menegaskan bahwa kunci keberhasilan gerakan ini terletak pada sinergi dan kolaborasi aktif seluruh elemen masyarakat.

    “Inovasi ini bukan hanya soal teknik pengomposan yang sederhana, tetapi lebih jauh tentang bagaimana kita membangun budaya peduli lingkungan sejak dini dan dari hal-hal kecil. Ini adalah bentuk edukasi yang nyata, di mana warga, kader lingkungan, dan generasi muda terlibat langsung. Pengelolaan sampah bukan hanya urusan pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab sosial kita bersama,” tandas Edi.

    Daya tarik inovasi Kampung Edukasi Sampah ini bahkan telah melampaui batas Provinsi Jawa Timur. Rombongan studi tiru yang terdiri dari camat, lurah, hingga perwakilan komunitas dari Bali, Jambi, dan Kalimantan tercatat telah mengunjungi kampung ini untuk mempelajari secara langsung bagaimana ide sederhana dapat menghasilkan dampak lingkungan yang signifikan dan dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.

    “Kami sangat terbuka untuk berbagi pengalaman dan praktik baik ini. Mungkin apa yang kami lakukan terlihat sederhana, namun ketika dijalankan dengan konsistensi dan partisipasi aktif seluruh warga, dampaknya bisa sangat luas. Kami percaya bahwa perubahan besar seringkali berawal dari langkah-langkah kecil di lingkungan terdekat kita,” imbuh Edi dengan nada optimis.

    Kini, Kampung Edukasi Sampah tidak hanya menjadi pusat pengelolaan lingkungan yang inovatif, tetapi juga menjelma menjadi laboratorium sosial dan ruang edukasi terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar tentang pengelolaan sampah berbasis komunitas. [rea]

  • Tanah Longsor Ancam Rumah Warga di Ngraho Bojonegoro, Jarak Bangunan dengan Bibir Sungai Tinggal Setengah Meter

    Tanah Longsor Ancam Rumah Warga di Ngraho Bojonegoro, Jarak Bangunan dengan Bibir Sungai Tinggal Setengah Meter

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tanah longsor di Dusun Ngidung, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, mengancam satu rumah warga. Longsor terjadi karena terbawa aliran anak Sungai Ngidung di desa setempat yang cukup deras pada Senin (19/5/2025) malam.

    Kapolsek Ngraho, Iptu Sutaryanto, membenarkan kejadian tersebut. Tanah yang longsor berada tepat di bibir aliran anak sungai dengan dimensi sekitar panjang 5 meter dan tinggi 6 meter. Longsor terjadi cukup dekat dengan bangunan rumah milik Winarno, warga RT 18 RW 06 Dusun Ngidung.

    “Jarak rumah dengan sungai sebelumnya lima meter, sekarang tinggal setengah meter,” jelas Iptu Sutaryanto, Senin malam (19/5/2025).

    Meski tidak ada kerusakan bangunan, petugas dari berbagai unsur yang telah menerima laporan tersebut seperti Polsek, Koramil, BPBD Bojonegoro, Satpol PP, dan Pemerintah Desa Sumberagung langsung mendatangi lokasi untuk melakukan langkah-langkah penanganan sementara.

    “Evakuasi barang-barang di bagian dapur telah dilakukan, dan kami memberikan imbauan agar ruangan dapur tidak ditempati dulu karena sangat rawan,” tambahnya.

    Diketahui bahwa kawasan sekitar aliran sungai di Dusun Ngidung memang rawan longsor. Bahkan, pada Maret lalu, longsor serupa sempat terjadi akibat derasnya hujan dan aliran sungai. Sejumlah warga juga telah memutuskan untuk memindahkan rumah mereka ke lokasi yang lebih aman.

    Pihak Polsek Ngraho juga telah berkoordinasi dengan BPBD Bojonegoro serta instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut, guna mencegah potensi bencana susulan yang dapat membahayakan warga di sepanjang aliran anak sungai Ngidung.

    “Kami harap segera ada langkah konkret dari pihak terkait agar bencana tidak berulang dan keselamatan warga tetap terjaga,” pungkas Kapolsek Ngraho. [lus/ian]