Category: Beritajatim.com Regional

  • Polres Magetan Periksa Masinis KA Malioboro Ekspres

    Polres Magetan Periksa Masinis KA Malioboro Ekspres

    Magetan (beritajatim.com) – Kapolres Magetan AKBP Erik Bangun Prakasa mengungkapkan perkembangan penyidikan kecelakaan maut yang melibatkan tujuh sepeda motor tertabrak kereta api Malioboro Ekspres di JPL 08, Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, pada Senin (19/5/2025). Insiden yang terjadi dua hari lalu itu kini memasuki tahap pengumpulan keterangan saksi dan analisis ilmiah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Hari ini hari kedua setelah kejadian kemarin, kami sudah memeriksa tujuh saksi ya,” ujar AKBP Erik kepada awak media. Ia merinci bahwa saksi-saksi yang diperiksa meliputi petugas Kereta Api Indonesia (KAI), masyarakat yang berada di lokasi kejadian, serta petugas Polsuska.

    Lebih lanjut, pihaknya juga meminta keterangan dari pihak masinis dan asisten masinis. “Tadi dimintai keterangan oleh Pak Kasat Reskrim ya. Tadi minta keterangan oleh Pak Kasat Reskrim. Sudah kita periksa, kita ambil keterangan dan yang terakhir langsung pimpinan dari Daop 7 Madiun itu sudah kita ambil keterangannya,” jelasnya, Selasa (20/5/2025)

    Kapolres menegaskan bahwa proses penyidikan akan berlaku adil bagi semua pihak. “Jadi pada kesempatan ini yang ingin kami sampaikan pemberlakuan proses penyidikan kami itu akan berlaku sama kepada siapapun juga. Jadi tidak ada istilahnya pihak-pihak yang mungkin tidak tersentuh dan lain sebagainya. Alhamdulillah semua sudah kita ambil keterangannya,” tegasnya.

    Penyelidikan diperkuat dengan penggunaan metode Traffic Accident Analysis (TAA) yang dilakukan oleh Ditlantas Polda Jawa Timur. Teknologi ini memungkinkan rekonstruksi kejadian secara tiga dimensi untuk menggambarkan posisi kendaraan, korban, dan kereta saat tabrakan.

    “Dengan scientific identification yang kita miliki di Polda Jawa Timur, kita nanti bisa menggambarkan kejadian tiga dimensi, bagaimana posisi terjadinya kecelakaan, bagaimana posisi korban dan juga bagaimana posisi akhir dari kereta yang ketika menyambar ketujuh kendaraan tersebut itu bisa tergambarkan melalui TAA yang dimiliki oleh Polda Jawa Timur yang tadi dipimpin langsung oleh Kasubdit Gakkum AKBP Septa,” jelas Kapolres.

    Ia meminta waktu untuk menyelesaikan sinkronisasi antara hasil pemeriksaan saksi dengan hasil olah TKP berbasis scientific investigation. “Kami mohon waktu tentu saja dengan sinkronisasi antara pemeriksaan saksi-saksi kemudian hasil olah TKP yang menggunakan scientific investigation tadi TAA tadi kita akan memperoleh suatu kesimpulan yang insyaallah kesimpulan itu akan bisa menggambarkan terang-benderang bagaimana sebenarnya proses terjadinya kecelakaan itu,” ujarnya.

    Pihak kepolisian juga mendalami berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan. “Apakah ada faktor kelalaian di sana, apakah ada faktor kesengajaan di sana, apakah ada faktor memang pembiaran di sana, semua itu kita dalami dalam pemeriksaan-pemeriksaan kami. Kami mohon waktu. Kami tidak bisa memberikan jawaban sekarang, pada saatnya semua akan disampaikan,” pungkasnya. [fiq/but]

  • Balita Hilang di Sungai Gembong Pasuruan, Dicari Tim Gabungan Belum Ditemukan

    Balita Hilang di Sungai Gembong Pasuruan, Dicari Tim Gabungan Belum Ditemukan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Seorang balita laki-laki bernama Muhammad Syawali (2) dilaporkan hilang di aliran Sungai Gembong, Dusun Temenggungan, Kelurahan Pohjentrek, Kota Pasuruan, pada Senin (19/5/2025). Kejadian sekitar pukul 07.00 WIB ini menghebohkan warga sekitar.

    Menurut keterangan warga, ibu korban, Ita (35), saat itu sedang berbelanja sayur di warung dekat lokasi kejadian. Karena tiba-tiba merasa sakit perut, ia menitipkan anaknya kepada penjual sayur dan bergegas ke sungai untuk buang air besar.

    “Anaknya mengejar ibunya ke arah sungai, karena tidak mau dititipkan di warung,” ujar Sunaryo seorang warga setempat. Balita tersebut diketahui tidak ingin terpisah dari ibunya dan mengikuti arah ke sungai.

    Setelah selesai dari sungai, Ita terkejut saat mendapati anaknya sudah tidak berada di tempat. Ia langsung meminta bantuan warga untuk mencari keberadaan putranya di sekitar lokasi.

    “Ibu ini perutnya sakit, anaknya diajak ke sungai tidak mau ditaruh lagi di teras rumah orang, dan ibunya ke sungai. Saat kembali, anaknya sudah hilang sekitar jam 07.00 pagi,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan, Ary Wikiono, Selasa (20/5/2025).

    Warga setempat langsung melakukan pencarian manual di sekitar sungai dan area pemukiman. Namun hingga malam, balita tersebut belum juga ditemukan.

    BPBD Kota Pasuruan menerima laporan resmi sekitar pukul 17.30 WIB dan segera menerjunkan tim untuk asesmen dan penyisiran. Pencarian malam hari sempat dihentikan karena air sungai yang naik dan kondisi pencahayaan yang minim.

    “Sampai siang ini, pencarian belum menemukan titik temu. Karena lokasi kejadian di tepi sungai, kami khawatir anak tersebut jatuh ke aliran sungai,” tambah Ary Wikiono.

    Upaya pencarian dilanjutkan pagi harinya dengan melibatkan TNI, Polri, BPBD, dan relawan. Fokus pencarian berada di sepanjang aliran Sungai Gembong hingga area Pelabuhan Pasuruan.

    Ary menyebutkan, pencarian dilakukan menggunakan dua perahu dan tim darat yang menyusuri sisi sungai. “Penyisiran dilakukan mulai dari RT 6 RW 5 Kelurahan Pohjentrek hingga Pelabuhan, dan akan terus kami lanjutkan sampai ada hasil,” tutup Ary. (ada/but)

  • Pria Tanpa Identitas Tewas di Pinggir Jalan Peterongan Jombang, Ini Jejak Terakhirnya

    Pria Tanpa Identitas Tewas di Pinggir Jalan Peterongan Jombang, Ini Jejak Terakhirnya

    Jombang (beritajatim.com) – Suasana tenang di Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang mendadak gempar pada Selasa siang (20/5/2025). Warga dikejutkan oleh penemuan sosok pria tak dikenal yang ditemukan sudah tak bernyawa di pinggir jalan raya Dusun Pajaran sekitar pukul 14.00 WIB.

    Penemuan itu sontak mengundang perhatian warga sekitar. Tubuh pria misterius itu terbujur kaku dalam posisi terlentang di tengah jalan desa, tepat di samping sebuah tas kresek yang berisi pakaian serta sebuah ponsel. Namun, tak ada satu pun identitas diri yang ditemukan.

    Polisi segera turun tangan begitu mendapat laporan dari warga. Petugas dari Polsek Peterongan dan tim identifikasi Polres Jombang langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), lalu mengevakuasi jasad korban ke RSUD Jombang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Kapolsek Peterongan, Iptu Sholihin Budi Santoso menjelaskan, korban diperkirakan berusia antara 50 hingga 56 tahun. Ciri-cirinya: berambut ikal, berkulit hitam, mengenakan celana panjang putih dan kaos hitam polos, serta memakai sandal selop.

    “Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari RSUD Jombang untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya,” ujar Kapolsek Peterongan di lokasi.

    Langgeng Sutrisno (63), pemilik warung dekat lokasi penemuan, mengaku sempat berinteraksi dengan korban. Ia menyebut pria itu sempat mampir membeli kopi dan air mineral dalam dua kesempatan berbeda.

    “Kemarin sore sempat beli kopi di sini. Tadi sekitar pukul 11.30 WIB beli air mineral kecil. Katanya dia dari Jakarta, asalnya Surabaya. Dia bilang ke sini mau cari temannya, tapi HP-nya hilang dicuri,” ungkap Sutrisno.

    Warga setempat tidak ada yang mengenal pria tersebut. Sosoknya benar-benar asing bagi lingkungan Dusun Pajaran. Kini, kepolisian membuka kemungkinan adanya keluarga atau kenalan yang tengah mencari keberadaan pria tersebut.

    “Bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga atau mengenali ciri-ciri korban, kami imbau untuk segera melapor ke Polsek Peterongan atau Polres Jombang,” pungkas Kapolsek Sholihin.

    Misteri tentang siapa pria itu dan apa yang sebenarnya terjadi sebelum ia ditemukan meninggal, kini menjadi teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan. Di balik keheningan jalan desa, terbentang kisah pilu seorang pengembara yang nyawanya terhenti tanpa nama. [suf]

  • Berikut Temuan BTP Surabaya di Lokasi 7 Motor Tertabrak KA Malioboro Ekspres

    Berikut Temuan BTP Surabaya di Lokasi 7 Motor Tertabrak KA Malioboro Ekspres

    Magetan (beritajatim.com) – Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Surabaya, Denny Michels Adlan, memastikan kondisi prasarana dan sistem persinyalan di Jalan Perlintasan Langsung (JPL) 08, Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, dalam kondisi baik pasca peristiwa kecelakaan KA Malioboro Ekspres yang menabrak tujuh sepeda motor, Selasa (20/5/2025).

    “Kami dari BTP kelas 1 Surabaya di DJKA Kementerian Perhubungan. Dalam hal ini tadi kita sudah meninjau ke lapangan. Pertama kita melihat dari lokasi,” ujar Denny Michels Adlan, Selasa (20/5/2025).

    Denny menyatakan bahwa pihaknya telah mengecek kesiapan prasarana, baik secara fisik maupun sistem sinyal. “So far memang sudah kita lihat dan didampingi juga dari teman-teman dari PT Kereta Api yang mana mereka yang melakukan penjagaan di JPL 08 ya. Dari sinyal sebenarnya sudah cukup baik, beroperasi dengan baik,” tegasnya.

    Terkait dengan sistem penjagaan, Denny menjelaskan bahwa satu perlintasan dijaga oleh empat petugas yang dibagi dalam tiga shift, masing-masing selama delapan jam. “Ya, pada intinya kami memastikan itu dapat berjalan dengan baik. Dan kami tetap menunggu dari pihak kepolisian ya untuk melakukan penyidikan,” ujarnya.
    Soal stamina petugas yang bertugas saat kejadian, Denny menyebutkan belum mengetahui informasi detailnya. Namun ia menilai pola kerja yang dijalankan sudah cukup ideal.

    “Mereka pun juga sudah memiliki kompetensi untuk bisa melakukan penjagaan pintu perlintasan dan juga sudah diberikan informasi terkait dengan rencana kereta, waktu kereta yang akan lewat dan itu sudah ada grafiknya. Saya sudah lihat juga di dalam pos jaganya itu sudah ada tertera,” jelasnya.

    Terkait teknis operasional, menurut Denny, sistem komunikasi di pos penjagaan berjalan melalui telepon, HT, dan suara lonceng sebagai penanda kereta akan melintas. Palang pintu ditutup secara manual setelah menerima sinyal dan dibuka kembali setelah kondisi dipastikan aman.

    Selain itu, ada catatan penting yang ditemukan saat tinjauan, yaitu kamera pengawas (CCTV) yang berada di lokasi ternyata tidak berfungsi. “Kita sudah lihat tadi memang ada CCTV di atasnya, tapi kami sudah tanya juga dari teman-teman di PT Kereta Api, kebetulan itu tidak beroperasi,” ungkap Denny.

    Mengenai kemungkinan adanya kesalahan manusia (human error), Denny menolak berspekulasi. “Terlalu dini kalau saya menyatakan itu dan bukan kapasitas saya ya, menyatakan itu human error. Biarlah nanti dari penyidikan dari kepolisian yang bisa mengetahui ya,” katanya.

    Saat disinggung mengenai dugaan kereta melintas secara bersamaan di double track atau adanya perubahan jadwal crossing, Denny menyatakan hal tersebut bisa terjadi dalam hitungan detik akibat perbedaan jadwal kedatangan. “Jadi bisa kita hitungannya detik ya. Kadang-kadang mungkin bisa bersamaan ataupun juga mungkin karena dia ada sedikit keterlambatan, mungkin yang satu baru lewat enggak lama dan nanti dia lewat lagi,” ujarnya.

    Perihal dugaan perubahan jalur KA Matarmaja dan dugaan kerusakan pada KA Malioboro Ekspres sebelum kecelakaan, Denny menegaskan bahwa hal itu berada di ranah operator dan akan menjadi bagian dari proses investigasi.

    “Kalau informasi KA Malioboro Ekspres ini sebelum di stasiun sebelumnya mengalami kerusakan sebelum kecelakaan itu ada kebenarannya atau gimana, saya belum dapat informasinya. Tapi seharusnya kondisi dari lokomotif itu memang prima ya,” katanya.

    Dia juga menambahkan bahwa seluruh jadwal perjalanan kereta telah tercatat dalam Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api) dan komunikasi tetap menjadi acuan utama petugas dalam menjalankan prosedur keselamatan. “Jadi memang tidak hanya jam lewatnya, tetap patokannya di komunikasi,” pungkasnya. [fiq/but]

  • Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Ponorogo (beritajatim.com) – Musibah tanah longsor terjadi di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo, pada Selasa (20/5) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Plengsengan setinggi 25 meter dengan lebar longsoran sekitar 8 meter ambrol dan menghantam rumah milik Hariyanto (36), warga setempat.

    Rumah yang baru selesai dibangun selama setahun terakhir itu rusak parah di bagian dapur dan kamar. Longsoran tanah dari tebing yang berada tepat di belakang rumahnya meluncur setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari sebelumnya.

    Beruntung saat kejadian tidak ada korban jiwa. Hariyanto bersama istri dan kedua anaknya telah lebih dulu melakukan evakuasi mandiri pada Senin (19/5) sore. Hal itu terpaksa dilakukan setelah melihat tanda-tanda plengsengan mulai rapuh dan menyentuh dinding belakang rumah.

    “Sore kemarin itu hujan sangat deras. Saya lihat tanah sudah mulai bergerak dan plengsengan menyentuh tembok. Malamnya kami langsung mengungsi ke rumah mertua di Desa Sooko, dan bawa barang seadanya,” kata Hariyanto, Selasa sore.

    Istri Hariyanto, Yulia Fitriani (30), bersama anak sulung mereka Teri Aminda Septa Aulia (11) dan si bungsu Muhammad Ali Zafran yang baru berusia 11 bulan, selamat dari bahaya berkat langkah cepat tersebut.

    Longsoran tebing itu juga berdampak pada rumah lain milik pasangan lansia Sarkat (70) dan Sepi (60) yang letaknya bersebelahan. Halaman samping rumah mereka ikut tergerus, memunculkan ancaman longsor susulan.

    Kepala Desa Jurug, Sukamto, menyebut warga masih bergotong royong membersihkan material longsoran. Sementara itu, BPBD Ponorogo telah turun ke lokasi dan tengah melakukan pendataan kerugian yang dialami para korban.

    “Kami juga mengimbau warga yang tinggal dekat tebing agar segera mengungsi saat hujan lebat, jangan tunggu sampai bahaya benar-benar datang,” pungkas Sukamto. (end/but)

  • Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Ponorogo (beritajatim.com) – Musibah tanah longsor terjadi di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo, pada Selasa (20/5) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Plengsengan setinggi 25 meter dengan lebar longsoran sekitar 8 meter ambrol dan menghantam rumah milik Hariyanto (36), warga setempat.

    Rumah yang baru selesai dibangun selama setahun terakhir itu rusak parah di bagian dapur dan kamar. Longsoran tanah dari tebing yang berada tepat di belakang rumahnya meluncur setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari sebelumnya.

    Beruntung saat kejadian tidak ada korban jiwa. Hariyanto bersama istri dan kedua anaknya telah lebih dulu melakukan evakuasi mandiri pada Senin (19/5) sore. Hal itu terpaksa dilakukan setelah melihat tanda-tanda plengsengan mulai rapuh dan menyentuh dinding belakang rumah.

    “Sore kemarin itu hujan sangat deras. Saya lihat tanah sudah mulai bergerak dan plengsengan menyentuh tembok. Malamnya kami langsung mengungsi ke rumah mertua di Desa Sooko, dan bawa barang seadanya,” kata Hariyanto, Selasa sore.

    Istri Hariyanto, Yulia Fitriani (30), bersama anak sulung mereka Teri Aminda Septa Aulia (11) dan si bungsu Muhammad Ali Zafran yang baru berusia 11 bulan, selamat dari bahaya berkat langkah cepat tersebut.

    Longsoran tebing itu juga berdampak pada rumah lain milik pasangan lansia Sarkat (70) dan Sepi (60) yang letaknya bersebelahan. Halaman samping rumah mereka ikut tergerus, memunculkan ancaman longsor susulan.

    Kepala Desa Jurug, Sukamto, menyebut warga masih bergotong royong membersihkan material longsoran. Sementara itu, BPBD Ponorogo telah turun ke lokasi dan tengah melakukan pendataan kerugian yang dialami para korban.

    “Kami juga mengimbau warga yang tinggal dekat tebing agar segera mengungsi saat hujan lebat, jangan tunggu sampai bahaya benar-benar datang,” pungkas Sukamto. (end/but)

  • Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Trenggalek (beritajatim.com) – Akses jalan menuju lokasi longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek telah terbuka. Petugas mengerahkan 3 unit alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan utama.

    Terdapat 5 titik longsor di sepanjang jalan tersebut. Petugas berharap tidak turun hujan sehingga proses pencarian terhadap 6 korban yang dilaporkan hilang bisa segera dilakukan.

    Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Subroto usai meninjau lokasi longsor mengatakan, akses jalan telah berhasil dibuka oleh petugas pukul 12.30 WIB. Mereka mengerahkan 135 personel serta 3 unit alat berat untuk membersihkan material yang menutup akses jalan.

    Dari hasil asesment terdapat total 5 rumah yang tertimbun longsor. Sebanyak 3 rumah berada di RT 16 dan dua rumah di RT 15 “Enam korban dilaporkan hilang dan hingga saat ini masih dalam tahap pencarian, ” ujarnya, Selasa (20/04/2025).

    Saat ini petugas mulai melakukan upaya pembersihan di lokasi utama longsor. Meskipun begitu upaya pembersihan ini masih mengalami kendala. Hal ini dikarenakan struktur tanah masih labil dan rawan terjadi longsor susulan saat hujan.

    “Kami berharap tidak turun hujan agar proses evakuasi dan pembersihan bisa berjalan lancar, ” tuturnya.

    Gatot juga berharap korban yang dinyatakan hilang bisa segera ditemukan. Petugas akan berusaha maksimal untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi terhadap korban. “Semoga cuaca panas ini membantu dan memperlancar proses pencarian, ” pungkasnya. [nm/but]

  • Pacitan Diguncang 83 Kali Gempa Sepanjang Mei, Berikut Hal Positifnya

    Pacitan Diguncang 83 Kali Gempa Sepanjang Mei, Berikut Hal Positifnya

    Pacitan (beritajatim.com) – Dalam kurun waktu belum genap satu bulan, wilayah Pacitan telah diguncang puluhan kali gempa bumi. Berdasarkan catatan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Pacitan, hingga tengah hari tanggal 20 Mei 2025, tercatat terjadi tiga gempa bumi dalam satu hari, salah satunya bermagnitudo 5,1.

    “Episenter gempa terletak pada koordinat 11,10° LS dan 111,08° BT, tepatnya di laut, berjarak 324 km arah barat daya Pacitan, dengan kedalaman 10 km,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko.

    Selama bulan Mei 2025, tercatat sudah terjadi 83 kali gempa bumi dengan kekuatan antara 1 hingga 5 magnitudo. Namun, dari seluruh kejadian tersebut, hanya satu gempa yang dirasakan oleh warga.

    “Gempa yang dirasakan itu berada di perairan Pacitan dengan kedalaman antara 4 hingga 213 kilometer. Berdasarkan estimasi peta shakemap BMKG, gempa tersebut dirasakan dengan intensitas II MMI di Pacitan,” jelas Erwin.

    Meski rentetan gempa ini sempat menimbulkan kekhawatiran, Erwin menilai frekuensi gempa yang tinggi justru bisa menjadi pertanda positif.

    “Dari diskusi dengan BMKG Nganjuk, ibarat bom atau mercon, kalau letusannya kecil-kecil, maka energi besar yang tersimpan bisa dilepas secara bertahap. Ini bisa mereduksi potensi gempa besar seperti megathrust. Seperti halnya gunung berapi yang sering meletus, justru tidak terjadi letusan dahsyat,” tambahnya.

    Kendati demikian, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tidak abai terhadap potensi bahaya gempa bumi.

    “Kita memang sudah terbiasa hidup di daerah rawan gempa, tetapi itu tidak boleh membuat kita lengah. Saya justru khawatir karena sering terjadi gempa kecil, kita malah mengabaikan aspek keselamatan,” ujarnya. (tri/but)

  • Pohon Tumbang Timpa Garasi dan Mobil di Trawas Mojokerto

    Pohon Tumbang Timpa Garasi dan Mobil di Trawas Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah pohon sawo di Dusun Sukosari, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Selasa (20/5/2025) dini hari tumbang. Insiden yang terjadi sekira pukul 03.00 WIB ini menimpa bangunan garasi dan mobil milik warga setempat.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim menjelaskan bahwa pohon tumbang diduga akibat kondisi pohon yang sudah rapuh. Pohon berdiameter sekitar 70 cm itu menimpa bangunan garasi milik Winarno, warga setempat.

    “Bangunan garasi dengan ukuran sekitar 10 x 3 meter persegi mengalami kerusakan sedang. Selain itu, satu unit mobil juga terdampak dengan kerusakan ringan akibat pohon tumbang tersebut,’ ungkapnya.

    Upaya penanganan langsung dilakukan oleh tim BPBD Kabupaten Mojokerto bersama unsur Polsek, Koramil, perangkat desa, potensi relawan, dan warga sekitar. Tim melakukan assessment dan evakuasi pohon tumbang hingga tuntas pada pukul 10.30 WIB.

    “Tim gabungan melakukan evakuasi pohon tumbang dan sekira pukul 10.30 WIB, pohon tumbang berhasil dievakuasi. Taksiran kerugian akibat kejadian ini masih dalam proses penghitungan,” katanya. [tin/but]

  • PPIH Arab Saudi Rapat Maraton Bahas Persiapan Armuzna

    PPIH Arab Saudi Rapat Maraton Bahas Persiapan Armuzna

    Makkah (beritajatim.com) – Puncak haji 2025 semakin dekat. Puncak haji berlangsung di Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mematangkan persiapan menjelang puncak haji. Salah satunya mengadakan rapat maraton selama dua hari dengan 8 syarikah.

    Syarikah merupakan perusahaan mitra Kemenag RI di Arab Saudi yang bertanggung jawab menyediakan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan kebutuhan lainnya bagi jemaah haji Indonesia selama menjalani ritual haji.

    Rapat berlangsung di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah membahas persiapan masing-masing Syarikah terkait pergerakan jemaah haji Indonesia saat puncak haji. Pada musim haji 2025, Kemenag RI mewujudkan kerja sama dengan delapan Syarikah dalam penyediaan layanan jemaah haji pada fase Armuzna. Delapan syarikah itu: Dluyuful Bait, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Alrifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.

    “Dua hari ini, kami mengadakan serial rapat dengan delapan Syarikah untuk memahami dan menjelaskan konsep yang disiapkan masing-masing Syarikah terkait pergerakan jemaah haji Indonesia saat puncak haji di Armuzna,” kata Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi di Makkah, Selasa (20/5/2025) sebagaimana dilansir Kemenag.go.id .

    Dalam rapat tersebut, masing-masing Syarikah memaparkan konsep mereka terkait puncak haji. Rencana mereka didiskusikan bersama dengan tim PPIH, mulai dari Ketua PPIH Arab Saudi, Tenaga Ahli Menteri Agama, Kabid Layanan Umum, Kabid Transportasi, Kabid Bimbingan Ibadah, Kabid Lansia/Disabilitas, Kabid Pelindungan Jemaah (Linjam), Tim Mitigasi Haji, Mustasyar Diniy, dan PIC Syarikah dari PPIH Arab Saudi.

    Poin-poin yang dibahas secara mendalam di antaranya terkait dengan pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Makkah ke Arafah, pergerakan jemaah dari Arafah ke Mina (Murur), pergerakan jemaah dari Arafah lalu Mabit Muzdalifah dan menuju Mina (Taraddudi), pergerakan jemaah yang mengikuti program Tanazul (dari tenda Mina ke hotel di Syisyah dan Raudlah, serta pergerakan ke Jamarat pada hari-hari Tasyriq), dan pergerakan jemaah yang mengambil Nafar Awal dan Nafar Tsani.

    “Setelah ini kita akan dalami konsep dan rencana masing-masing Syarikah sambil mengindentifikasi setiap tantangan yang perlu diantisipasi, lalu kita merumuskan model pergerakan untuk bisa menjadi perhatian bersama,” tambah Muchlis.

    Ada sejumlah hal baru dalam pergerakan jamaah pada fase puncak haji, katanya. Pertama, pergerakan transportasi Armuzna tidak lagi dikelola Kementerian Haji, tetapi langsung di bawah kendali Hay’ah Malakiyyah li Madinat Makkah wa Masyair al-Muqaddasah (Komisi Kerajaan).
    Poin kedua, pergerakan di setiap tahapan puncak haji, sejak dari Makkah, dilakukan berdasarkan Syarikah, bukan kloter.

    “Ketiga, kita tahun ini dilayani oleh delapan Syarikah. Ini yang menjadi tantangan tersendiri dan diharapkan semua pihak bisa melakukan yang terbaik dalam memberikan layanan kepada jemaah haji,” katanya. [air]