Category: Beritajatim.com Regional

  • Warga Kalidandang Bojonegoro Tandu Wanita Sakit Sejauh 1,5 Km

    Warga Kalidandang Bojonegoro Tandu Wanita Sakit Sejauh 1,5 Km

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Dalam balutan malam yang dingin dan tanah berlumpur sisa hujan, sekelompok warga Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, bahu-membahu menandu seorang ibu yang terbaring lemah di atas kursi rakitan sederhana.

    Ia adalah Miharsih (40), warga Dusun Kalidandang yang telah bertahun-tahun berjuang melawan sesak napas kronis. Tak ada mobil yang bisa menjangkau rumahnya—hanya kaki dan ketulusan tetangga yang bisa membawanya menuju harapan: rumah sakit.

    Perjalanan 1,5 kilometer itu bukan hanya tentang mengantar seseorang berobat. Tapi tentang sebuah kisah kemanusiaan di sudut desa yang masih menunggu keadilan infrastruktur. Di musim penghujan, jalanan di sana berubah menjadi aliran lumpur, menutup akses keluar dan memaksa warga bertaruh nyawa setiap kali ada yang sakit parah.

    Kepala Desa Napis, Mulyono, menuturkan bahwa ini bukan kali pertama warganya harus menghadapi kenyataan pahit ini. “Hampir setiap musim hujan, kami kembali mengalami hal seperti ini. Akses jalan utama ke Dusun Kalidandang belum tersentuh pembangunan. Padahal ini kebutuhan hidup yang sangat mendasar,” ucapnya, Selasa (20/5/2025).

    Warganya kini hanya bisa menunggu realisasi rencana pembangunan jalan poros desa sepanjang 17 kilometer yang menghubungkan Desa Napis ke Desa Margomulyo oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Proyek ini akan melintasi Dusun Kalidandang, Doplang, dan Windu, serta mencakup pembangunan sembilan jembatan yang menghubungkan seluruh kawasan terisolasi.

    Pembangunan jalan poros desa tersebut sebagian akan menggunakan lahan warga. Lebih dari 80 kepala keluarga menerima ganti untung atas tanah mereka yang terdampak pembangunan. “Kami berharap proses ganti rugi segera selesai, agar warga kami tidak lagi harus ditandu hanya untuk mendapatkan pengobatan,” tambahnya penuh harap.

    Senada dengan itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Bina Marga Bojonegoro, Chusaivi Ivan, menjelaskan bahwa proyek ini kini memasuki tahap pengadaan tanah dan perjanjian kerja sama dengan Perhutani untuk lahan di kawasan hutan.

    “Semua proses pengadaan tanah sudah dimulai tahun 2024 dan akan dilanjutkan hingga 2026. Harapannya, semua ini bisa segera rampung agar pembangunan fisik jalan bisa dilakukan,” katanya.

    Kisah Miharsih adalah potret nyata tentang ketimpangan yang masih ada, namun juga tentang kuatnya solidaritas warga desa. Di balik jalanan rusak dan tubuh lelah, mereka tak kehilangan harapan—bahwa suatu hari nanti, tandu darurat akan tergantikan oleh mobil ambulans, dan penderitaan akan berganti dengan kemudahan. [lus/but]

  • Job Fair Kediri 2025 Buka Ribuan Peluang Kerja dan Magang ke Jepang

    Job Fair Kediri 2025 Buka Ribuan Peluang Kerja dan Magang ke Jepang

    Kediri (beritajatim.com) – Ribuan pencari kerja memadati Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG) dalam gelaran Job Fair Kediri 2025 yang berlangsung selama dua hari. Acara ini diikuti sekitar 45 perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari perbankan, ritel, industri makanan, hingga program pemagangan internasional ke Jepang.

    Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, hadir langsung dalam pembukaan acara dan menyampaikan optimismenya terhadap peran job fair dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

    “Job Fair tahun 2025 ini menjadi momentum penting. Kami berharap warga Kabupaten Kediri bisa memanfaatkan peluang ini semaksimal mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Ada banyak pilihan pekerjaan, termasuk program magang ke Jepang, pembukaan franchise usaha, hingga lowongan di sektor perbankan seperti BRI dan PAM,” ungkapnya, Selasa (20/5/2025).

    Lebih dari sekadar jembatan antara pencari kerja dan perusahaan, kegiatan ini dinilai sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kediri.

    “Dalam tiga tahun terakhir, kita sudah berhasil menurunkan angka pengangguran sekitar 11,9 persen. Tapi pekerjaan rumah kita masih panjang. Oleh karena itu, kami terus dorong inovasi, termasuk pembukaan lapangan kerja melalui franchise UMKM dengan modal terjangkau, bahkan mulai dari Rp5 juta,” jelas Dewi.

    Dari pantauan di lokasi, terlihat antusiasme pelamar sangat tinggi. Program pemagangan ke Jepang menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi warga Kecamatan Pelemahan. Banyak peserta melihatnya sebagai peluang emas untuk mendapatkan pengalaman kerja internasional sekaligus meningkatkan keterampilan.

    “Saya ingin coba magang ke Jepang, karena ada pelatihan dan bisa bantu ekonomi keluarga. Ini kesempatan langka,” ujar salah satu pelamar, Rudi Prasetyo.

    Selain program magang, booth milik Bank Jatim, BRI, dan sejumlah usaha waralaba lokal juga ramai dikunjungi. Para pelaku usaha turut membuka kesempatan franchise, memberikan peluang bagi masyarakat yang ingin memulai usaha secara mandiri.

    Dengan kombinasi peluang kerja, magang internasional, dan pembukaan usaha, Job Fair Kediri 2025 menjadi momentum penting bagi ribuan warga untuk membuka lembaran baru menuju masa depan yang lebih cerah. [ADV PKP/nm]

  • Longsor Trenggalek, BPBD Jatim Gercep Terjunkan Tim Evakuasi Korban

    Longsor Trenggalek, BPBD Jatim Gercep Terjunkan Tim Evakuasi Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Bencana tanah longsor yang terjadi pada Senin (19/5/2025) sore di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek direspons cepat Tim BPBD Jatim.

    Usai menerima laporan kejadian, BPBD Jatim langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi kejadian pada malam harinya untuk melakukan assessment.

    Bersama Tim Gabungan dari BPBD Trenggalek, Basarnas, TNI, Polri, dan para relawan, Selasa pagi (20/5/2025), Tim BPBD Jatim mulai berjibaku membersihkan material longsor yang menutup akses jalan ke lokasi.

    Guna melakukan percepatan penanganan, Tim Gabungan BPBD Jatim juga mengerahkan alat berat, termasuk dari OPD terkait di lingkungan Pemkab Trenggalek.

    Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dengan didampingi Kalaksa BPBD Trenggalek Triadi Atmono juga langsung meninjau lokasi kejadian, tepatnya, di titik tertinggi mahkota longsoran di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kec. Bendungan.

    Berdasar update laporan Pusdalops BPBD Jatim, sedikitnya 12 unit rumah terdampak tanah longsor dan 5 unit rumah lainnya tertimbun, yakni, 3 rumah di RT 16 dan 2 unit rumah di RT 15 RW 07 Dusun Kebonagung.

    Sebanyak 26 warga (13 laki-laki, 13 perempuan) telah mengungsi di Paseban Desa Depok, dan 6 warga RT 16 juga dilaporkan hilang, yakni, Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik.

    Selain itu, sejumlah tiang listrik juga ditemukan roboh dan berakibat pada padamnya listrik.

    Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto juga melakukan koordinasi dengan OPD terkait untuk melakukan percepatan penanganan. Salah satunya, dengan Dinas PU Bina Kabupaten Trenggalek untuk pengerahan alat berat dan Dinas Sosial untuk pendirian dapur umum.

    Setidaknya, 3 alat berat yang dikerahkan untuk percepatan penanganan material longsor penutup jalan, yakni, dari BPBD Kab. Trenggalek, Dinas PU Bina Marga Trenggalek dan milik BPBD Jombang.

    “Kami juga melakukan koordinasi dengan BMKG untuk memastikan kondisi cuaca di area terdampak longsor,” ujarnya.

    Hingga Selasa sore (20/5/2025), akses jalan yang tertutup material longsor menuju ke lokasi kejadian di RT 15 dan RT 16 Dusun Kebonagung sudah mulai terbuka.

    Dengan terbukanya akses ini, diharapkan proses pencarian dan evakuasi korban bisa lebih cepat dilakukan. [tok/beq]

  • Polres Sampang Turunkan Satpolairud Mencari Korban Tenggelam

    Polres Sampang Turunkan Satpolairud Mencari Korban Tenggelam

    Sampang (beritajatim.com) – Pencarian korban tenggelam yang dilakukan oleh anggota Polsek Sreseh di sungai Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang tak kunjung membuahkan hasil.

    Kapolres Sampang melalui Humas Ipda Gama Rizaldi menuturkan, bahwa untuk saat ini pihaknya telah mengirimkan Satuan Polisi Air dan Udara (Polairud) utuk berangkat ke lokasi kejadian.

    “Mereka kami tugaskan untuk membantu warga setempat dalam pencarian korban yang hingga saat ini masih belum juga ditemukan,” ucapnya. Selasa (20/5/2025)

    Diketahui, kronologis kejadian menghilangnya seorang perempuan bernama Dhurrotus Soleha (23) yang diduga tenggelam itu berawal dari seorang pria warga setempat yakni, Gufron sedang buang air besar di sungai, pada (19/5/2025) sekira 20.00 WIB.

    Kemudian, didatangi seorang bocah yang tidak lain adalah anak korban, masih berusia sekitar 3 tahun untuk menanyakan keberadaan ibunya.

    Dikarenakan saksi Gufron tidak mengetahui keberadaan korban, saksi ini mengantarkan anak korban kepada warga lainnya. Sehingga anak langsung diantarkan ke rumah korban.

    Setelah itu, warga menanyakan keberadaan korban kepada suaminya. Namun, suaminya yang tengah mencari kepiting juga tidak tahu keberadaan korban.

    Mendengar kabar tersebut suami korban langsung pulang dan mencari keberadaan korban di sekitar sungai,” katanya.

    Pada saat melakukan pencarian, warga hanya menemukan sandal korban yang berada di atas perahu kecil. Sehingga pencarian lebih intens dilakukan di area sekitaran perahu.[sar/ted]

  • Sampah Mengancam Jembatan Cagar Budaya, Pemkot Kediri Bergerak Bersihkan Pilar

    Sampah Mengancam Jembatan Cagar Budaya, Pemkot Kediri Bergerak Bersihkan Pilar

    Kediri (beritajatim.com) – Tumpukan sampah yang menyangkut di pilar Jembatan Lama Sungai Brantas mendorong Pemerintah Kota Kediri melakukan aksi bersih-bersih pada Senin (20/5/2025).

    Keberadaan sampah yang terbawa arus deras sungai ini dikhawatirkan dapat membebani dan merusak struktur jembatan yang telah berusia lebih dari satu setengah abad dan ditetapkan sebagai cagar budaya ini.

    “Ini upaya untuk membersihkan, karena kalau tidak dibersihkan nanti akan mempengaruhi umur jembatan. Arusnya deras, banyak sampah, terutama bambu yang hanyut dan menyangkut. Kalau tidak segera diangkat, tentu akan membebani jembatan,” ujar Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit.

    Ia menambahkan, hujan yang terus-menerus memperbesar potensi kiriman sampah dari hulu. Untuk itu, Pemkot Kediri berkomitmen melakukan pembersihan secara berkala. Namun, ia juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat.

    “Kita perlu partisipasi masyarakat agar tidak membuang sampah di saluran air, baik sungai maupun selokan,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, menjelaskan bahwa aksi pembersihan ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat dan hasil pengamatan di lapangan.

    Proses pembersihan sampah di Jembatan Lama Kediri

    “Jembatan Lama ini usianya sekitar 156 tahun, masuk kategori cagar budaya. Jadi sudah jadi kewajiban kita bersama untuk merawat. Kalau sampahnya makin banyak, bebannya makin berat. Itu berisiko terhadap struktur jembatan,” jelas Joko.

    Ia menyebutkan, jenis sampah yang menumpuk mayoritas berupa ranting pohon, kayu, dan bambu. Dengan kondisi debit Sungai Brantas yang masih tinggi tim gabungan Pemerintah Kota Kediri yang terdiri dari BPBD, DPUPR, DLHKP bekerjasama dengan Jasa Tirta dan instansi terkait lainnya, melakukan pembersihan dengan pengawasan ketat dan tetap mengutamakan keselamatan personel.

    “Pembersihan akan dilakukan secara rutin dan berkala untuk menjaga eksistensi jembatan ini sebagai cagar budaya. Apalagi curah hujan masih cukup tinggi,” tambahnya.

    Joko juga mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, mengingat sering ditemukan limbah rumah tangga seperti kasur dan bantal di aliran sungai.

    “Itu sangat berpotensi menyebabkan banjir jika sampai menyumbat saluran air. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras demi keselamatan,” tutupnya. [nm/ted]

  • Glewo, Sapi Kurban Prabowo asal Blitar yang Biaya Pakannya Rp1 Juta Per Bulan

    Glewo, Sapi Kurban Prabowo asal Blitar yang Biaya Pakannya Rp1 Juta Per Bulan

    Blitar (beritajatim.com) – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto membeli Glewo, sapi seberat 984 kilogram milik peternak asal Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Sapi jenis Simental itu dibeli Prabowo dengan harga Rp84 juta.

    Sapi milik Endro Widodo itu dibeli Prabowo untuk dijadikan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha mendatang. Nantinya “Glewo” akan disembelih di rumah pemotongan hewan (RPH) Kota Blitar.

    “Senang ya dan tidak menyangka sapi peliharaan saya ini dibeli sama bapak presiden, enggak menyangka,” ucap Endro Widodo, Selasa (20/5/2025).

    Glewo sendiri saat ini berumur 4 tahun. Awalnya ia dibeli oleh Endro Widodo saat masih berusia 2 tahun. Selama 2 tahun terakhir ini “Glewo” memang mendapatkan treatment khusus penggemukan sapi.

    Selain rumput hijau Glewo diberikan makan berupa comboran berisi jagung, bekatul dan konsentrat. Untuk biaya makan Glewo pun rata-rata menghabiskan dana Rp1 juta per bulan.

    “Perawatannya agak susah karena sapi besar, susahnya tidak seperti sapi kecil, pakan sapi besar ini sama saja dengan sapi lainnya, tapi porsi nya juga lebih besar,” tegasnya.

    Glewo sendiri tergolong sapi yang jinak. Sejak kecil Glewo pun tergolong sapi yang mudah dirawat. Setiap hari pun Glewo selalu diberikan jamu berupa empon-empon seperti kunyit hingga gula merah.

    Hal ini dilakukan agar imunitas sapi “Glewo” tetap terjaga. Kini usai resmi dibeli Prabowo “Glewo” pun mendapatkan treatment khusus agar tidak stres jelang disembelih pada Idul Kurban nanti.

    “Ini tidak kita pindah dulu, biar di sini agar tidak stres,” tegasnya. [owi/beq]

  • 10 Ribu Ekor Ayam Mati Terpanggang dalam Kebakaran di Ngoro Jombang

    10 Ribu Ekor Ayam Mati Terpanggang dalam Kebakaran di Ngoro Jombang

    Jombang (bertajatim.com) – Sebanyak 10 ribu ekor ayam mati terpanggang dalam kebakaran hebat di sebuah kandang milik PT Satwa Utama Raya yang berlokasi di Dusun Kedungbokor, Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang Selasa dini hari, 20 Mei 2025. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp700 juta.

    Peristiwa ini diketahui terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Informasi diperoleh dari pelapor bernama Muhamad Ikwanudin, seorang manajer asal Kediri, yang membenarkan adanya kebakaran di kandang ayam tersebut.

    Menurut keterangan saksi yang sedang berjaga saat kejadian, api mulai muncul dari percikan kecil di bagian tengah kandang ayam nomor dua dari arah utara. Saksi awalnya mendengar suara alarm, lalu segera memeriksa dan melihat percikan api. Ia sempat berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), namun kobaran api dengan cepat membesar.

    “Sekitar 20 menit kemudian petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi. Sayangnya, kandang berikut seluruh ayam yang berjumlah 10 ribu ekor sudah terbakar habis. Api berhasil dipadamkan total sekitar pukul 06.00 WIB,” ujar saksi di lokasi.

    Komandan Pemadam Kebakaran Jombang, Syamsul Bahri, membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan pihaknya telah mengerahkan sejumlah unit untuk menangani kebakaran.

    “Kami menerima laporan pukul 01.15 WIB dan segera bergerak ke lokasi. Saat tiba, api sudah dalam kondisi besar dan sulit dikendalikan karena bangunan kandang semi permanen serta banyaknya bahan mudah terbakar di dalamnya,” jelas Syamsul Bahri.

    Sementara itu, Kasi Humas Polres Jombang AKP Kasnasin mengatakan bahwa hingga kini penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. “Penyebab kebakaran masih belum diketahui pasti. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian diperkirakan mencapai Rp700 juta,” ungkap AKP Kasnasin.

    Peristiwa ini menjadi perhatian khusus bagi pihak berwenang dan pemilik usaha peternakan, mengingat jumlah kerugian yang tidak sedikit serta tingginya risiko kebakaran pada kandang ayam modern. [suf]

  • Polres Magetan Periksa Masinis KA Malioboro Ekspres

    Polres Magetan Periksa Masinis KA Malioboro Ekspres

    Magetan (beritajatim.com) – Kapolres Magetan AKBP Erik Bangun Prakasa mengungkapkan perkembangan penyidikan kecelakaan maut yang melibatkan tujuh sepeda motor tertabrak kereta api Malioboro Ekspres di JPL 08, Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, pada Senin (19/5/2025). Insiden yang terjadi dua hari lalu itu kini memasuki tahap pengumpulan keterangan saksi dan analisis ilmiah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Hari ini hari kedua setelah kejadian kemarin, kami sudah memeriksa tujuh saksi ya,” ujar AKBP Erik kepada awak media. Ia merinci bahwa saksi-saksi yang diperiksa meliputi petugas Kereta Api Indonesia (KAI), masyarakat yang berada di lokasi kejadian, serta petugas Polsuska.

    Lebih lanjut, pihaknya juga meminta keterangan dari pihak masinis dan asisten masinis. “Tadi dimintai keterangan oleh Pak Kasat Reskrim ya. Tadi minta keterangan oleh Pak Kasat Reskrim. Sudah kita periksa, kita ambil keterangan dan yang terakhir langsung pimpinan dari Daop 7 Madiun itu sudah kita ambil keterangannya,” jelasnya, Selasa (20/5/2025)

    Kapolres menegaskan bahwa proses penyidikan akan berlaku adil bagi semua pihak. “Jadi pada kesempatan ini yang ingin kami sampaikan pemberlakuan proses penyidikan kami itu akan berlaku sama kepada siapapun juga. Jadi tidak ada istilahnya pihak-pihak yang mungkin tidak tersentuh dan lain sebagainya. Alhamdulillah semua sudah kita ambil keterangannya,” tegasnya.

    Penyelidikan diperkuat dengan penggunaan metode Traffic Accident Analysis (TAA) yang dilakukan oleh Ditlantas Polda Jawa Timur. Teknologi ini memungkinkan rekonstruksi kejadian secara tiga dimensi untuk menggambarkan posisi kendaraan, korban, dan kereta saat tabrakan.

    “Dengan scientific identification yang kita miliki di Polda Jawa Timur, kita nanti bisa menggambarkan kejadian tiga dimensi, bagaimana posisi terjadinya kecelakaan, bagaimana posisi korban dan juga bagaimana posisi akhir dari kereta yang ketika menyambar ketujuh kendaraan tersebut itu bisa tergambarkan melalui TAA yang dimiliki oleh Polda Jawa Timur yang tadi dipimpin langsung oleh Kasubdit Gakkum AKBP Septa,” jelas Kapolres.

    Ia meminta waktu untuk menyelesaikan sinkronisasi antara hasil pemeriksaan saksi dengan hasil olah TKP berbasis scientific investigation. “Kami mohon waktu tentu saja dengan sinkronisasi antara pemeriksaan saksi-saksi kemudian hasil olah TKP yang menggunakan scientific investigation tadi TAA tadi kita akan memperoleh suatu kesimpulan yang insyaallah kesimpulan itu akan bisa menggambarkan terang-benderang bagaimana sebenarnya proses terjadinya kecelakaan itu,” ujarnya.

    Pihak kepolisian juga mendalami berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan. “Apakah ada faktor kelalaian di sana, apakah ada faktor kesengajaan di sana, apakah ada faktor memang pembiaran di sana, semua itu kita dalami dalam pemeriksaan-pemeriksaan kami. Kami mohon waktu. Kami tidak bisa memberikan jawaban sekarang, pada saatnya semua akan disampaikan,” pungkasnya. [fiq/but]

  • Balita Hilang di Sungai Gembong Pasuruan, Dicari Tim Gabungan Belum Ditemukan

    Balita Hilang di Sungai Gembong Pasuruan, Dicari Tim Gabungan Belum Ditemukan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Seorang balita laki-laki bernama Muhammad Syawali (2) dilaporkan hilang di aliran Sungai Gembong, Dusun Temenggungan, Kelurahan Pohjentrek, Kota Pasuruan, pada Senin (19/5/2025). Kejadian sekitar pukul 07.00 WIB ini menghebohkan warga sekitar.

    Menurut keterangan warga, ibu korban, Ita (35), saat itu sedang berbelanja sayur di warung dekat lokasi kejadian. Karena tiba-tiba merasa sakit perut, ia menitipkan anaknya kepada penjual sayur dan bergegas ke sungai untuk buang air besar.

    “Anaknya mengejar ibunya ke arah sungai, karena tidak mau dititipkan di warung,” ujar Sunaryo seorang warga setempat. Balita tersebut diketahui tidak ingin terpisah dari ibunya dan mengikuti arah ke sungai.

    Setelah selesai dari sungai, Ita terkejut saat mendapati anaknya sudah tidak berada di tempat. Ia langsung meminta bantuan warga untuk mencari keberadaan putranya di sekitar lokasi.

    “Ibu ini perutnya sakit, anaknya diajak ke sungai tidak mau ditaruh lagi di teras rumah orang, dan ibunya ke sungai. Saat kembali, anaknya sudah hilang sekitar jam 07.00 pagi,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan, Ary Wikiono, Selasa (20/5/2025).

    Warga setempat langsung melakukan pencarian manual di sekitar sungai dan area pemukiman. Namun hingga malam, balita tersebut belum juga ditemukan.

    BPBD Kota Pasuruan menerima laporan resmi sekitar pukul 17.30 WIB dan segera menerjunkan tim untuk asesmen dan penyisiran. Pencarian malam hari sempat dihentikan karena air sungai yang naik dan kondisi pencahayaan yang minim.

    “Sampai siang ini, pencarian belum menemukan titik temu. Karena lokasi kejadian di tepi sungai, kami khawatir anak tersebut jatuh ke aliran sungai,” tambah Ary Wikiono.

    Upaya pencarian dilanjutkan pagi harinya dengan melibatkan TNI, Polri, BPBD, dan relawan. Fokus pencarian berada di sepanjang aliran Sungai Gembong hingga area Pelabuhan Pasuruan.

    Ary menyebutkan, pencarian dilakukan menggunakan dua perahu dan tim darat yang menyusuri sisi sungai. “Penyisiran dilakukan mulai dari RT 6 RW 5 Kelurahan Pohjentrek hingga Pelabuhan, dan akan terus kami lanjutkan sampai ada hasil,” tutup Ary. (ada/but)

  • Pria Tanpa Identitas Tewas di Pinggir Jalan Peterongan Jombang, Ini Jejak Terakhirnya

    Pria Tanpa Identitas Tewas di Pinggir Jalan Peterongan Jombang, Ini Jejak Terakhirnya

    Jombang (beritajatim.com) – Suasana tenang di Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang mendadak gempar pada Selasa siang (20/5/2025). Warga dikejutkan oleh penemuan sosok pria tak dikenal yang ditemukan sudah tak bernyawa di pinggir jalan raya Dusun Pajaran sekitar pukul 14.00 WIB.

    Penemuan itu sontak mengundang perhatian warga sekitar. Tubuh pria misterius itu terbujur kaku dalam posisi terlentang di tengah jalan desa, tepat di samping sebuah tas kresek yang berisi pakaian serta sebuah ponsel. Namun, tak ada satu pun identitas diri yang ditemukan.

    Polisi segera turun tangan begitu mendapat laporan dari warga. Petugas dari Polsek Peterongan dan tim identifikasi Polres Jombang langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), lalu mengevakuasi jasad korban ke RSUD Jombang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Kapolsek Peterongan, Iptu Sholihin Budi Santoso menjelaskan, korban diperkirakan berusia antara 50 hingga 56 tahun. Ciri-cirinya: berambut ikal, berkulit hitam, mengenakan celana panjang putih dan kaos hitam polos, serta memakai sandal selop.

    “Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari RSUD Jombang untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya,” ujar Kapolsek Peterongan di lokasi.

    Langgeng Sutrisno (63), pemilik warung dekat lokasi penemuan, mengaku sempat berinteraksi dengan korban. Ia menyebut pria itu sempat mampir membeli kopi dan air mineral dalam dua kesempatan berbeda.

    “Kemarin sore sempat beli kopi di sini. Tadi sekitar pukul 11.30 WIB beli air mineral kecil. Katanya dia dari Jakarta, asalnya Surabaya. Dia bilang ke sini mau cari temannya, tapi HP-nya hilang dicuri,” ungkap Sutrisno.

    Warga setempat tidak ada yang mengenal pria tersebut. Sosoknya benar-benar asing bagi lingkungan Dusun Pajaran. Kini, kepolisian membuka kemungkinan adanya keluarga atau kenalan yang tengah mencari keberadaan pria tersebut.

    “Bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga atau mengenali ciri-ciri korban, kami imbau untuk segera melapor ke Polsek Peterongan atau Polres Jombang,” pungkas Kapolsek Sholihin.

    Misteri tentang siapa pria itu dan apa yang sebenarnya terjadi sebelum ia ditemukan meninggal, kini menjadi teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan. Di balik keheningan jalan desa, terbentang kisah pilu seorang pengembara yang nyawanya terhenti tanpa nama. [suf]