Category: Beritajatim.com Regional

  • Polisi Libatkan Anjing Pelacak Cari Korban Longsor di Trenggalek

    Polisi Libatkan Anjing Pelacak Cari Korban Longsor di Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Proses pencarian terhadap korban longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek belum dapat berjalan maksimal. Petugas baru berhasil membuka akses jalan menuju lokasi kejadian di hari kedua.

    Meskipun petugas sudah berhasil menembus lokasi kejadian, namun mereka belum dapat melakukan proses pencarian. Hal ini dikarenakan kondisi tanah masih basah dan cuaca yang kurang mendukung.

    Kapolres Trenggalek AKBP Ridwan Maliki mengatakan saat ini akses jalan utama sudah terbuka. Tim gabungan berhasil membuka 8 titik lonhsor yang menutup akses jalan. Namun alat berat masih belum bisa masuk ke lokasi longsor. Petugas menjangkau lokasi longsor dengan berjalan kaki. “Untuk alat berat masih sulit masuk karena akses jalan, ” ujarnya, Selasa (20/05/2025).

    Proses pencarian dan evakuasi terhadap korban longsor rencana dilanjutkan besok. Petugas akan membagi dua tim untuk mempermudah proses tersebut. Satu tim akan bergerak dari bawah dengan fokus membersihkan material longsor dengan alat berat.

    Sedangkan tim lain akan bergerak dari atas dan fokus melakukan pencarian terhadap korban. “Kita kerahkan dua tim untuk proses pencarian dan pembersihan material longsor, ” terangnya.

    Selain itu mereka juga akan mendatangkan anjing pelacak dari Polda Jatim untuk membantu proses pencarian korban. Dua ekot anjing pelacak rencananya akan datang malam ini. Keduanya diturunkan pagi hari sebelum proses pembersihan material longsor dilakukan. “Malam ini datang dua ekor anjing pelacak dari Polda Jatim, keduanta kami terjunkan besok untuk membantu proses pencarian, ” pungkasnya. [nm/kun]

  • Wanita Hamil Tenggelam di Sungai Marparan Ditemukan Meninggal

    Wanita Hamil Tenggelam di Sungai Marparan Ditemukan Meninggal

    Sampang (beritajatim.com) – Setelah dilakukan pencarian dengan menerjunkan tim gabungan dari BPBD, Polsek Sreseh, Satpolairud serta dibantu oleh warga setempat.

    Akhirnya ibu muda yang sempat dikabarkan tenggelam di sungai Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang ditemukan. Selasa (20/5/2025)

    Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Gama Rizaldi menyampaikan, bahwa pencarian korban dilakukan sejak malam hari oleh suami korban, Hendri (31), bersama warga sekitar.

    “Karena tidak ditemukan, maka suami korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Sreseh. Selanjutnya kami dari Polres Sampang bersama BPBD Sampang menurunkan personel untuk melakukan upaya SAR menggunakan Kapal Polisi Satpolairud,” terangnya.

    Pencarian berlangsung hingga keesokan harinya. Sekitar pukul 15.00 WIB, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di perairan Dusun Manduyan, Desa Klobur, sekitar satu kilometer dari lokasi awal tenggelamnya korban.

    “Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau luka pada tubuh korban. Pihak keluarga juga menyatakan tidak bersedia dilakukan otopsi dan memilih untuk langsung memakamkan korban,” ucapnya.

    Setelah itu, Jenazah korban disucikan dan dimakamkan di rumah duka di Dusun Semanis, Desa Plasah, Kecamatan Sreseh.

    “Atas kejadian ini, pihak kepolisian mengimbau warga sekitar agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar aliran sungai, terutama saat malam hari,” pungkasnya. [sar/ian]

  • Sapi Hamil Terperosok ke Lubang Septic Tank di Mojokerto, Dievakuasi Selama Enam Jam

    Sapi Hamil Terperosok ke Lubang Septic Tank di Mojokerto, Dievakuasi Selama Enam Jam

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seekor sapi hamil jenis Limousin milik warga Dusun Mojoranu, Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, terperosok ke dalam lubang septic tank sedalam lima meter pada Selasa pagi (20/5/2025). Proses evakuasi dramatis tersebut berlangsung selama enam jam hingga akhirnya sapi berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.

    Komandan Regu (Danru) Pos II Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Akhmad Yani, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga sekitar pukul 08.00 WIB.

    “Sapi tersebut sedang hamil empat bulan dan terjatuh ke dalam septic tank milik Rizki, pemilik rumah. Insiden bermula saat sapi lepas dari kandangnya, lalu berjalan menuju dapur rumah. Tanpa disadari, hewan ternak itu menginjak penutup septic tank yang rapuh hingga akhirnya ambruk,” ungkapnya.

    Sapi tersebut mendekati area dapur rumah ketika secara tidak sengaja menginjak penutup lubang septic tank yang terbuat dari material rapuh. Karena bobot tubuh sapi cukup besar, penutup tersebut tidak mampu menahan beban dan akhirnya ambruk, menyebabkan sapi jatuh ke dalam lubang dengan kedalaman mencapai lima meter.

    Tim Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto langsung bergerak cepat bersama para relawan dan warga sekitar. Mereka menggunakan alat katrol (chain block) untuk mengevakuasi hewan ternak tersebut dari lubang sempit dengan medan cukup menyulitkan.

    “Proses evakuasi berlangsung selama enam jam dan akhirnya berhasil tuntas sekitar pukul 14.10 WIB. Sapi hamil tersebut berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat meski sempat mengalami stres,” katanya.

    Kejadian ini menarik perhatian warga sekitar dan menjadi pengingat pentingnya keamanan kandang ternak serta struktur bangunan di sekitar rumah. Meski tidak ada korban jiwa, proses evakuasi memerlukan koordinasi dan ketelitian tinggi agar tidak membahayakan nyawa sapi maupun tim penyelamat. [tin/suf]

  • DLH Soroti Hotel Ketapang Indah Diduga Buang Sampah Sembarangan

    DLH Soroti Hotel Ketapang Indah Diduga Buang Sampah Sembarangan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Hotel Ketapang Indah di Banyuwangi tengah menjadi sorotan publik usai adanya dugaan pembuangan sampah secara sembarangan. Dugaan ini mencuat setelah komunitas pemerhati lingkungan, Sungai Watch, menemukan ribuan limbah berupa sandal hotel yang berada di lahan terbuka.

    Temuan tersebut terjadi di lahan seluas 20 x 25 meter yang berada sangat dekat dengan permukiman warga di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro. Penemuan ini tentu memunculkan kekhawatiran akan dampak lingkungan yang bisa ditimbulkan dari praktik pembuangan sampah yang tidak sesuai aturan.

    Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani, menjelaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah melakukan upaya pencegahan sejak lama. DLH Banyuwangi telah mengadakan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah kepada sejumlah pelaku usaha, termasuk bidang perhotelan salah satunya Hotel Ketapang Indah.

    “Kami sudah melakukan sosialisasi saat TPST Balak memulai operasional. Kami juga pernah mengajak pihak terkait untuk mengikuti sosialisasi sampah pada 2023 dan awal 2024 termasuk mendatangkan Hotel Ketapang Indah untuk bisa berlangganan layanan ke TPST Balak namun tidak ada respo ,” kata Dwi.

    Namun, ajakan kerja sama tersebut ditolak oleh pihak hotel dengan alasan mereka telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan sampah. Selain itu, pihak hotel juga mengklaim bahwa limbah sampah mereka secara rutin diangkut oleh “pasukan kuning” untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bulusan.

    Pernyataan ini lantas ditepis oleh Dwi yang menyebutkan bahwa “TPA Bulusan tahun 2018 sudah tutup. Tentu tidak bisa membuang sampah ke sana. Kami sudah menekankan tidak masalah jika tidak bekerja sama, namun harusnya penanganan sampah tidak boleh sembarangan,” tuturnya.

    Dengan temuan ini, DLH Banyuwangi telah meminta pihak Hotel Ketapang Indah untuk segera melakukan pengecekan ulang terhadap proses pembuangan limbah mereka agar tidak menyalahi aturan yang berlaku.

    Lebih lanjut, Dwi juga menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak segan-segan memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang terbukti melanggar aturan pengelolaan sampah. Ia menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang sesuai dengan ketentuan demi mencegah pencemaran lingkungan yang lebih luas.

    “Penting saya ingatkan kembali bahwa sampah tidak hanya ditumpuk, ditimbun, atau dibakar saja. Namun harus ada pengelolaannya. Kalau hanya seperti itu, kami akan tertibkan kembali. Karena pastinya akan menyebabkan pencemaran,” pungkasnya.

    Kasus ini menjadi pengingat penting bagi pelaku industri perhotelan dan usaha lainnya untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan limbah dan menjaga lingkungan hidup. [tar/ian]

  • Jalan Rusak di Bangkalan Tak Tersentuh, Warga Gotong Royong Perbaiki Swadaya

    Jalan Rusak di Bangkalan Tak Tersentuh, Warga Gotong Royong Perbaiki Swadaya

    Bangkalan (beritajatim.com) – Perbaikan jalan secara swadaya dilakukan oleh warga Desa Kombangan, Kabupaten Bangkalan. Penyebabnya, jalan itu rusak dan membahayakan pengendara.

    Rahman, salah satu warga mengaku khawatir saat melintasi jalan itu. Apalagi ketika hujan, sebab jalanan menjadi berlumpur dan licin.

    “Kalau sudah kena hujan bahaya dan licin. Karena sudah tidak ada aspalnya,” ungkapnya, Selasa (20/5/2025).

    Sementara itu, warga lain yakni Hakim mengaku telah mengalang dana dan terkumpul uang sebanyak Rp 6 juta. Uang itu lalu dibelikan material kemudian bersama-sama melakukan perbaikan jalan.

    “Ya mau bagaimana lagi, nunggu pemerintah sudah 10 tahun gak diperbaiki. Akhirnya kita turun sendiri bersama warga lain,” ungkapnya.

    Ia berharap, pemerintah segera mengecek kondisi jalan tersebut. Apalagi, jalan itu statusnya jalan kabupaten.

    “Ini kan jalan kabupaten seharusnya pemerintah memperhatikan kebutuhan warganya,” pungkasnya. [sar/ian]

  • Pria Pencari Kroto Asal Bondowoso Tewas Terjatuh ke Sumur di Situbondo

    Pria Pencari Kroto Asal Bondowoso Tewas Terjatuh ke Sumur di Situbondo

    Situbondo (beritajatm.com) – Seorang pria asal Bondowoso ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan hilang saat mencari kroto di kawasan hutan Situbondo. Korban bernama Ediyanto (35), warga Desa Ramban Kulon, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Ia ditemukan tewas pada Selasa (20/5/2025) setelah sebelumnya dilaporkan hilang sejak Senin (19/5/2025).

    Ediyanto pamit kepada keluarganya pada Senin pagi untuk mencari kroto di kawasan Dusun Sapodi, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Situbondo. Namun hingga pukul 17.00 WIB, ia tak kunjung pulang. Keluarga yang khawatir langsung melakukan pencarian bersama warga setempat.

    Sehari setelah hilang, jasad Ediyanto akhirnya ditemukan di dasar sumur tua sedalam 45 meter oleh rekannya, Jatim (37), yang juga berasal dari desa yang sama dan berprofesi sebagai pencari kroto.

    “Begitu dapat kabar Edy tidak pulang, saya ikut mencari bersama petugas BPBD dan Tagana,” kata Jatim.

    Penemuan bermula dari kecurigaan Jatim saat melihat bambu pencari kroto tergeletak di dekat sumur yang tertutup semak belukar. “Saat dicek, ternyata jasad Edy ada di dasar sumur,” ujar Jatim.

    Sumur tersebut berada di area kebun mangga milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Pemerintah Kabupaten Situbondo. Lokasinya cukup tersembunyi dan tak mudah dijangkau.

    Koordinator BPBD Kabupaten Situbondo, Purwanto, mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menyebut bahwa korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dalam sumur dengan kedalaman 45 meter dan diameter sekitar satu meter.

    Tidak ditemukan genangan air di dalam sumur. “Evakuasi dilakukan petugas gabungan secara manual mengingat medan yang sempit dan dalam,” ujar Purwanto.

    Hingga saat ini, penyebab pasti korban terjatuh masih belum diketahui. Dugaan sementara, Ediyanto terpeleset saat tengah mencari kroto di sekitar area sumur yang tertutup semak-semak.

    Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan saat berada di alam terbuka, terutama di wilayah yang memiliki potensi bahaya seperti sumur tua yang tidak diberi penanda atau penutup memadai. [awi/suf]

  • Korban Hanyut di Sungai Brantas Kediri Ditemukan di Mojokerto

    Korban Hanyut di Sungai Brantas Kediri Ditemukan di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sesosok mayat laki-laki ditemukan mengambang di aliran Sungai Brantas, tepatnya di Dusun Tanjangrono, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Senin (19/5/2025) sore. Korban diketahui bernama Karmuji (55), warga Dusun Pesantren, Desa Pelas, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

    Jenazah korban pertama kali terlihat warga sekitar pukul 10.40 WIB, di wilayah Sungai Brantas Kota Mojokerto. Jasad korban mengapung dari arah barat atau dari Jombang berada tepat di tengah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. Karena arus yang deras, jasad korban terbawa arus aliran Sungai Brantas.

    Hingga akhirnya, jasad korban berhasil dievakuasi di aliran Sungai Brantas tepatnya di Desa Tanjangrono, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto sekira pukul 15.00 WIB. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto bersama sejumlah relawan mengevakuasi ke tepi sungai.

    “Jenazah dievakuasi dalam kondisi utuh tanpa tanda-tanda kekerasan. Setelah itu, jenazah korban dibawa ke ruang jenazah RSUD Prof Dr Soekandar di Kecamatan Mojosari untuk proses identifikasi. Hasilnya, diketahui identitas korban yakni Karmuji, usia 55 tahun,” terang Kapolsek Ngoro, Kompol Heru Purwandi.

    Korban dilaporkan terjatuh dan hanyut di Sungai Brantas tepatnya di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Pihak keluarga korban melaporkan hilangnya korban ke Polsek Mojo, Polres Kediri pada, Minggu (18/5/2025). Keluarga korban telah datang ke RSUD Prof Dr Soekandar dan memastikan identitas korban.

    “Diketahui, korban sebelumnya dilaporkan hilang setelah diduga jatuh ke Sungai Brantas di wilayah Kediri pada Minggu (18/5/2025). Laporan disampaikan keluarga ke Polsek Mojo, Polres Kediri. Saat ini, pihak keluarga korban sudah berada di RSUD Prof Dr Soekandar untuk proses pengambilan jenazah,” jelasnya. [tin/suf]

  • Tabrakan Honda Supra vs Yamaha Aerox di Surabaya, Satu Orang Tewas

    Tabrakan Honda Supra vs Yamaha Aerox di Surabaya, Satu Orang Tewas

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang pengendara Honda Supra X meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan dengan Yamaha Aerox di Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya, Selasa (20/5).

    Kecelakaan kendaraan bermotor itu terjadi pukul 13.26 WIB, seorang pemotor berinisial WHK (55) laki-laki warga Kedung Baruk, meninggal dunia di lokasi.

    Kepala Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat mengatakan, penanganan korban meninggal dunia telah dievakuasi ke Rumah Sakit (RSUD) dr Soetomo Surabaya, dengan didampingi pihak keluarga.

    “Korban WHK, 55 tahun meninggal dunia di lokasi kejadian. Saat ini sudah dievakuasi dan didampingi oleh keluarganya di RSU dr. Soetomo,” ungkap Buyung dikonfirmasi, Selasa (20/5/2025).

    Buyung juga menyampaikan, korban pengendara Yamaha Aerox laki laki berinisial EDR (28) warga Driyorejo, Gresik mengalami luka-luka, patah kaki kiri bagian tulang kering dan sobek pada wajah di bagian dagu.

    “EDR (pengendara Yamaha Aerox), patah kaki kiri bagian tulang kering, sobek di dagu, serta abrasi (baret) tangan kiri. Saat itu kondisinya sadar, dan dibawa ke RS Ubaya untuk dilakukan penanganan medis,” jelas dia.

    Sementara itu, penanganan untuk sepeda motor korban di lokasi kejadian dilakukan oleh petugas kepolisian setempat.

    “Kedua barang bukti kendaraan diamankan pihak kepolisian. Dan untuk kejadian laka didalami oleh rekan kepolisian unit laka lantas,” tandas Buyung. [ram/ian]

  • Sejumlah Desa di Lamongan Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo, Rumah Hingga Fasum Tergenang

    Sejumlah Desa di Lamongan Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo, Rumah Hingga Fasum Tergenang

    Lamongan (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Kabupaten Lamongan dilaporkan terdampak banjir setelah Sungai Bengawan Solo meluap. Banjir yang merendam rumah warga, jalan lingkungan, dan fasilitas umum ini dipicu oleh tingginya curah hujan serta kiriman air dari hulu sungai.

    Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan menyebutkan bahwa banjir terjadi di lima desa/kelurahan yang tersebar di empat kecamatan. Wilayah tersebut meliputi Kelurahan Banaran dan Kelurahan Babat di Kecamatan Babat, Desa Plangwot di Kecamatan Laren, Desa Mertani di Kecamatan Karanggeneng, serta Desa Jatirenggo di Kecamatan Glagah.

    “Bengawan Solo mengalami kenaikan debit air yang disebabkan curah hujan tinggi, ditambah kiriman air dari hulu Bengawan Solo, sehingga air meluber dan menggenangi sebagian rumah warga dan jalan poros desa,” kata Sekretaris BPBD Lamongan, Gunawan, Selasa (20/5/2025).

    Di Desa Plangwot, Kecamatan Laren, air menggenangi delapan rumah warga dan satu fasilitas umum dengan ketinggian antara 10 hingga 15 sentimeter. Di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, banjir merendam dua rumah dan satu fasilitas umum dengan ketinggian 15 sampai 20 sentimeter.

    “Di Desa Jatirenggo, Kecamatan Glagah, kurang lebih 1.500 meter jalan lingkungan terendam air dengan ketinggian 15 sampai 20 sentimeter, serta 8 rumah warga,” tuturnya.

    Sementara itu, di Kecamatan Babat, air menggenangi 200 meter jalan lingkungan dan delapan rumah warga di Kelurahan Banaran, serta sepanjang 100 meter jalan lingkungan di Kelurahan Babat.

    Penanganan banjir di wilayah Kelurahan Babat telah dilakukan melalui beberapa langkah. Lurah Babat, Faris, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk menanggulangi banjir tersebut.

    “Kami sudah bersinergi dengan Pemerintah Kecamatan, DLH dan PU SDA, kami optimalkan untuk pembangunan saluran air dan peningkatan jalan. Dari PU SDA melakukan normalisasi Kali Konang sisi timur sampai dengan sekitaran Jalan Olahraga,” ucapnya.

    Langkah normalisasi dan pembangunan saluran air diharapkan mampu meminimalkan dampak banjir serta mencegah terjadinya genangan air yang lebih luas di masa mendatang. [fak/suf]

  • Saat Cek Tanggul Jebol, Kapolres Sumenep Temukan Indikasi Kesengajaan Perusakan

    Saat Cek Tanggul Jebol, Kapolres Sumenep Temukan Indikasi Kesengajaan Perusakan

    Sumenep (beritajatim.com) – Kapolres Sumenep, AKBP Rivanda melakukan pengecekan langsung ke lokasi tanggul jebol di Desa Patean, Kecamatan Batuan. Saat ini Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) tengah melakukan perbaikan terhadap tanggul tersebut.

    Ketika melihat langsung kondisi tanggul, Kapolres menemukan adanya indikasi tindakan tidak bertanggung jawab oleh oknum yang belum diketahui identitasnya.

    Diduga, bagian bawah tanggul dilubangi secara sengaja, sehingga memperparah kerusakan dan mempercepat jebolnya tanggul akibat tekanan air hujan beberapa waktu lalu.

    “Kami memberi atensi penuh terhadap persoalan ini. Dan kami pun tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas apabila kembali ditemukan upaya pengrusakan tanggul. Karena hal ini menyangkut keselamatan banyak orang ya. Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu itu membawa dampak besar bagi masyarakat,” ungkap Rivanda.

    Dalam waktu dekat, lanjutnya pihaknya akan mengundang masyarakat sekitar untuk berdiskusi bersama guna mencari solusi dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.

    “Dengan begitu, kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan. Kemudian mereka ikut menjaga infrastruktur penting yang berfungsi untuk melindungi kawasan pemukiman dari ancaman bencana,” ujarnya.

    Sementara Kepala Dinas PUTR Kabupaten Sumenep, Eri Susanto mengatakan, lubang-lubang di bagian bawah tanggul itu biasanya dibuat oleh para petani yang membutuhkan air untuk sawahnya di kala musim kemarau.

    “Jadi lubang itu untuk pipa mereka mengalirkan air ke sawah. Memang kecil sih lubangnya. Tapi kalau lupa tidak ditutup lagi lubangnya, kemudian curah hujan tinggi dan tekanan air kuat, maka tanggul lebih gampang jebol karena sudah ada lubang-lubang di bagian bawah,” paparnya.

    Karena itu, Eri meminta agar para petani yang akan mengambil air untuk sawahnya, sebaiknya menggunakan pompa, dan tidak melubangi tanggul.

    “Jadi ambil airnya dari atas. Pakai pompa. Jangan dari bawah pakai pipa dengan melubangi tanggul. Ini membuat tanggul gampang jebol,” terangnya.

    Di tahun 2025, tanggul tersebut telah dua kali jebol. Yang pertama di bulan Januari, dan kedua di bulan Mei yang menyebabkan banjir meluas di Sumenep. Bahkan di pintu masuk kota Sumenep, yakni di Desa Nambakor yang merupakan jalur utama Sumenep – Pamekasan, ketinggian air sempat mencapai dada. Karena itu, jalur lalu lintas dialihkan melalui Lenteng. (tem/ian)