Category: Beritajatim.com Regional

  • SMKN 2 Sukorejo Pasuruan Gandeng Pengelola Parkir Awasi Siswa Bolos

    SMKN 2 Sukorejo Pasuruan Gandeng Pengelola Parkir Awasi Siswa Bolos

    Pasuruan (beritajatim.com) – SMKN 2 Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, akhirnya mengambil langkah tegas dalam menangani masalah siswa yang bolos di area parkir luar sekolah. Masalah ini diselesaikan melalui pertemuan yang dimediasi oleh Muspika Sukorejo pada Rabu (21/5/2025) siang.

    Pertemuan berlangsung di Kantor Desa Lecari yang berlokasi tidak jauh dari SMKN 2 Sukorejo. Hadir dalam pertemuan ini pihak sekolah, pengelola parkir, perwakilan desa, wali murid, dan Muspika Sukorejo.

    Camat Sukorejo Yudianto menyampaikan bahwa kesepakatan ini bertujuan untuk menciptakan kolaborasi antara sekolah dan pengelola parkir agar siswa tidak lagi bolos. “Pihak sekolah dan pengelola parkir kita sepakati saling koordinasi untuk memantau siswa bolos, dimana keduanya sudah diuntungkan,” ujarnya.

    Sebelumnya, pihak sekolah sudah berupaya menertibkan siswa melalui patroli keliling pagar dan mendatangi area parkir, namun belum membuahkan hasil. Dengan adanya kerja sama ini, pengawasan akan lebih maksimal karena kedua pihak saling terlibat langsung.

    Kepala SMKN 2 Sukorejo, Buani, menyambut baik hasil pertemuan tersebut. “Sangat baik hasil dari pertemuan ini, kita akan selalu mendapatkan informasi dari pengelola parkir bagi siswa yang bolos,” jelasnya.

    Buani menambahkan bahwa sebenarnya area parkir di sekolah mencukupi, namun terbentur aturan lalu lintas yang melarang kendaraan pelajar masuk ke area sekolah. Akibatnya, motor siswa harus dititipkan di parkiran luar.

    “Warga sangat diuntungkan dengan adanya larangan ini, karena membuka peluang pengelolaan parkir,” tambah Buani.

    Salah satu pengelola parkir, Romli, mengaku siswa yang bolos biasanya datang terlambat atau berpura-pura masuk sekolah namun justru nongkrong. “Siswa yang bolos ini kayae sudah sejak dari rumah, soalnya masuk parkir sudah telat dan ada juga siswa yang lompat pagar,” ujarnya.

    Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan pengawasan terhadap siswa bisa lebih efektif dan perilaku bolos tidak terulang kembali. Kolaborasi ini menjadi contoh penyelesaian masalah pendidikan berbasis komunitas. (ada/but)

  • Remaja di Ponorogo Meninggal Dunia Usai Latihan Silat

    Remaja di Ponorogo Meninggal Dunia Usai Latihan Silat

    Ponorogo (beritajatim.com) – Latihan pencak silat berujung duka. Seorang remaja di Kabupaten Ponorogo, meninggal dunia. Peristiwa ini mengejutkan keluarga korban dan lingkungan sekitar.

    Korban berinisial MA (17), salah satu siswa sebuah perguruan silat di Bumi Reog. Korban dilaporkan meninggal dunia, usai latihan silat, pada Selasa (20/5) malam. Jenazahnya langsung dibawa ke RSUD dr Harjono Ponorogo.

    Pihak rumah sakit melakukan visum luar. Hasilnya, ditemukan luka di beberapa bagian tubuh. Hal ini memunculkan pertanyaan soal penyebab luka.

    “Ada sedikit luka di telinga kiri, kemudian ada luka di kaki kiri,” ungkap Humas RSUD dr Harjono, Sugianto, saat ditemui di depan kamar jenazah, Rabu (21/5/2025).

    Meski demikian, Sugianto belum bisa menyimpulkan penyebab luka. Pihak rumah sakit hanya menjalankan visum luar, bukan autopsi. Jenazah juga telah diserahkan kembali ke keluarga.

    “Dari pihak keluarga juga menyampaikan jika korban ini mempunyai riwayat sesak napas,” tambahnya.

    Sementara itu, Polsek Jetis mulai menelusuri kronologi. Kapolsek Jetis, AKP Marjono, menjelaskan bahwa korban ikut latihan silat malam itu. Sekitar pukul 23.00 WIB, korban dibawa ke Puskesmas Jetis.

    Dari puskesmas, korban lalu dirujuk ke RSUD dr Harjono. Namun, nyawa korban tak tertolong. Latihan rutin tersebut digelar tiga kali dalam sepekan.

    “Informasi yang kita peroleh, latihan rutin malam Rabu, Jumat, dan malam Minggu,” terang Marjono.

    Marjono menegaskan pihaknya belum mengetahui penyebab luka korban. Penyelidikan kini dilimpahkan ke Polres Ponorogo. Termasuk pengumpulan keterangan dari saksi-saksi.

    “Kita tidak bisa menyimpulkan lukanya kena apa karena itu kan ranahnya visum. Penyelidikan dilakukan oleh Polres,” pungkasnya. [end/aje]

  • Fakta Baru Kecelakaan KA Malioboro Ekspres di Magetan, CCTV Tak Fungsi Hingga 7 Saksi Diperiksa

    Fakta Baru Kecelakaan KA Malioboro Ekspres di Magetan, CCTV Tak Fungsi Hingga 7 Saksi Diperiksa

    Magetan (beritajatim.com) – Sejumlah fakta baru ditemukan saat Polres Magetan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian tujuh sepeda motor yang tertabrak KA Malioboro Ekspres, yakni di Jalan Pelintasan Langsung (JPL) 08 Kelurahan Mangge Kecamatan Barat, Magetan.

    Tak hanya polisi, insiden yang terjadi pada Senin (19/5/2025) itu jadi atensi Dirjen Kereta Api Kementerian Perhubungan. Tim dari Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas 1 Surabaya juga meninjau sarana prasarana di Pos penjagaan JPL 08.

    Berikut sederet temuan fakta baru dari kejadian tragis yang menewaskan empat orang pengendara motor itu:

    1. Kamera CCTV di POs Penjagaan Tak Berfungsi Sejak 2023
    Sekitar tiga kamera CCTV di sekitar Pos JPL 08 ternyata tidak berfungsi sejak 2023 lalu. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BTP Kelas 1 Surabaya Denny Michels Adlan. Menurut hasil tinjauannya di lokasi, dia menemukan bahwa kamera CCTV tidak berfungsi atau tidak beroperasi. Artinya, kamera tersebut tidak merekam seluruh kejadian apapun sejak mati pada 2023 lalu.

    “Ada CCTV tapi tidak beroperasi. Kami sudah tanyakan pada rekan-rekan PT KAI, ternyata memang tidak berfungsi,” terang Denny.

    2. Sarana dan Prasarana Berfungsi Baik
    Tak hanya soal CCTV, Denny juga menilik semua sarana prasarana untuk mengamankan jalur kereta dan para pengguna jalan. Utamanya fungsi dari palang pintu, sirine, alat komunikasi dan perangkat pendukung lainnya. Dia tak menemukan satupun peralatan yang tidak berfungsi ataupun mengalami kerusakan. Menurutnya seluruh sarpras dalam kondisi baik.

    “Memang sudah kami lihat dan didampingi juga dari teman-teman dari PT. Kereta Api yang mana mereka yang melakukan penjagaan di JPL 08 ya. dari sinyal sebenarnya sudah cukup baik beroperasi dengan baik,” terangnya.

    3. Ada Empat Orang Petugas Jaga di JPL 08, Bekerja Shift
    Masih kata Denny Michels Adlan, ada empat orang yang bertugas menjaga di Pos JPL 08. Keempatnya bekerja shift. Masing-masing shift yakni sekitar 8 jam. Menurutnya, jam kerja ini masih tergolong ideal. Artinya tak sampai membuat petugas terlalu lelah. ”Jam kerja ini masih ideal. Artinya tidak sampai kelelahan,” terangnya.

    4. Polisi Periksa 7 Saksi, termasuk Kepala PT KAI Daop 7 Madiun
    Kapolres Magetan AKBP Erik Bangun Prakasa menjelaskan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi. Mulai Agus Supriyanto (49) penjaga palang pintu saat kejadian, Masinis dan Asisten Masinis KA Malioboro Ekspres, Kepala PT KAI Daop 7 Madiun, Petugas Polsuska, dan sejumlah warga yang menyaksikan kejadian itu.

    ”Semua saksi sudah kami ambil keterangannya, akan kami cocokkan dengan hasil olah TKP,” terang Erik.

    5. Penyelidikan Libatkan Tim TAA Subdit Gakkum POlda Jawa Timur
    Penyelidikan diperkuat dengan penggunaan metode Traffic Accident Analysis (TAA) yang dilakukan oleh Ditlantas Polda Jawa Timur. Teknologi ini memungkinkan rekonstruksi kejadian secara tiga dimensi untuk menggambarkan posisi kendaraan, korban, dan kereta saat tabrakan.

    “Dengan scientific identification yang kita miliki di Polda Jawa Timur, kita nanti bisa menggambarkan kejadian tiga dimensi, bagaimana posisi terjadinya kecelakaan, bagaimana posisi korban dan juga bagaimana posisi akhir dari kereta yang ketika menyambar ketujuh kendaraan tersebut itu bisa tergambarkan melalui TAA yang dimiliki oleh Polda Jawa Timur yang tadi dipimpin langsung oleh Kasubdit Gakkum AKBP Septa,” jelas Kapolres.

    Hingga Rabu (21/5/2025), pihak kepolisian belum menentukan tersangka dari kejadian ini. Sekaligus, belum menyimpulkan adanya unsur kesengajaan ataupun kelalaian dari kejadian ini. [fiq/beq]

  • Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Padat: Kasus Pneumonia Jamaah Haji Melejit Tajam, Tembus 22 Ribu

    Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Padat: Kasus Pneumonia Jamaah Haji Melejit Tajam, Tembus 22 Ribu

    Makkah (beritajatim.com) – Lonjakan jumlah jamaah haji Indonesia yang terserang pneumonia atau radang paru-paru di Makkah menjadi perhatian serius Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

    Hingga Senin (19/5/2025), tercatat sebanyak 22.000 kasus pneumonia di kalangan jamaah haji.

    Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran melansir portal resmi Kementerian Agama, Rabu (21/5/2025), menjelaskan bahwa meningkatnya kasus ini seiring dengan terus berdatangannya jamaah dari seluruh dunia. Padatnya aktivitas, kondisi cuaca ekstrem, dan mobilitas tinggi menjadi faktor pemicu penyebaran penyakit pernapasan, khususnya di kota suci Makkah.

    “Per 18 Mei 2025 pukul 16.00 WAS, total kunjungan ke layanan kesehatan haji Indonesia sudah mencapai 25.189 kasus, dengan pneumonia sebagai kasus terbanyak, disusul ISPA, hipertensi, dan diabetes,” ujar dr. Imran di Kantor Daker Makkah.

    Selain pneumonia yang mendominasi, lebih dari 1.000 jamaah juga tercatat mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

    93 Jamaah Dirawat di Klinik, 270 di Rumah Sakit Arab Saudi

    Data Kesehatan Haji juga mencatat bahwa sebanyak 93 jamaah saat ini tengah menjalani perawatan inap di klinik-klinik kesehatan haji Indonesia. Tiga penyakit utama yang menyebabkan rawat inap adalah diabetes, pneumonia, dan penyakit paru kronis.

    Sementara itu, jumlah jamaah yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi tercatat sebanyak 270 orang. Kasus terbanyak meliputi pneumonia, penyakit paru kronis, serta penyakit jantung koroner.

    Tak hanya itu, hingga 18 Mei 2025, tercatat 28 jamaah haji asal Indonesia wafat di Tanah Suci. Mayoritas disebabkan oleh penyakit jantung dan infeksi sistemik (sepsis) akibat kondisi tubuh yang sudah lemah.

    PPIH Imbau Jamaah Waspada dan Terapkan Langkah Pencegahan

    Guna menekan risiko penyakit dan menjaga kesehatan jamaah selama menjalankan ibadah, dr. Imran menyampaikan empat imbauan penting:

    Istirahat cukup setelah tiba di Makkah sebelum melaksanakan umrah wajib, agar tubuh punya waktu beradaptasi.

    Hindari aktivitas di luar ruangan pada jam-jam terik, terutama antara pukul 10.00–16.00 waktu Arab Saudi.

    Perbanyak konsumsi air putih atau air zam-zam, minimal satu gelas setiap jam saat berada di luar ruangan.

    Gunakan masker setiap keluar hotel, terutama bagi jamaah yang mengalami batuk atau pilek, untuk mencegah penularan dan perlindungan dari debu serta virus.

    “Kesadaran menjaga daya tahan tubuh dan mematuhi imbauan kesehatan sangat penting demi kelancaran ibadah,” tegas dr. Imran.

    Peningkatan kasus ini menjadi pengingat penting bahwa ibadah haji bukan hanya membutuhkan kesiapan spiritual, tetapi juga fisik yang prima di tengah tantangan lingkungan dan keramaian jutaan manusia. [aje]

  • Wow! Momen Efisiensi, Anggaran Seragam Anggota DPRD Magetan Tembus Rp313 Juta

    Wow! Momen Efisiensi, Anggaran Seragam Anggota DPRD Magetan Tembus Rp313 Juta

    Magetan (beritajatim.com) – Di tengah seruan penghematan dan pembatasan anggaran di berbagai sektor alias efisiensi, DPRD Kabupaten Magetan tetap mengalokasikan dana besar untuk kebutuhan seragam dinas anggota dewan. Pada tahun 2025, sebanyak 45 legislator menerima seragam baru dengan total anggaran mencapai Rp313,4 juta.

    Meski terjadi pengurangan jumlah pakaian dibandingkan tahun sebelumnya, biaya pengadaan tetap tinggi. Tahun lalu, tiap anggota DPRD menerima lima stel pakaian, sementara tahun ini hanya tiga stel.

    “Dibandingkan tahun lalu yang dapat lima stel, tahun ini hanya tiga stel saja,” ujar Dwi Nur Rahmawati Solekha, Kepala Bagian Program dan Keuangan DPRD Magetan, Selasa (20/5/2025).

    Dwi menjelaskan, masing-masing anggota mendapatkan dua stel Pakaian Sipil Resmi (PSR) dan satu stel tambahan sebagai bagian dari hak kesejahteraan dewan. Selain itu, anggota baru yang ditunjuk melalui mekanisme Pergantian Antarwaktu (PAW) mendapatkan jatah sembilan stel, dengan anggaran tersendiri sesuai regulasi yang berlaku.

    Pada tahun anggaran sebelumnya, paket lengkap seragam dewan mencakup lima jenis pakaian: PSL (Pakaian Sipil Lengkap), PKJ (Pakaian Kerja Jas), PSH (Pakaian Sipil Harian), PDL (Pakaian Dinas Lapangan), dan PSR (Pakaian Sipil Resmi). Tak hanya itu, pin DPRD berbahan kuningan senilai Rp20 juta turut menjadi bagian dari atribut wajib anggota dewan.

    Pihak sekretariat DPRD Magetan memastikan kualitas seragam tetap berada pada standar premium. Penampilan dinilai sebagai bagian penting dalam menunjang fungsi dan tugas legislatif.

    Namun, di tengah terbatasnya alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur, layanan pendidikan, hingga kebutuhan dasar masyarakat, pengadaan seragam dinas dengan nilai ratusan juta rupiah tetap menjadi pos belanja yang dipertahankan. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai prioritas penggunaan dana daerah dan sensitivitas terhadap kondisi fiskal masyarakat luas. [fiq/aje]

  • Viral Dugaan Penculikan di Malang, Ternyata Dijemput Ibu Kandungnya Sendiri

    Viral Dugaan Penculikan di Malang, Ternyata Dijemput Ibu Kandungnya Sendiri

    Malang (beritajatim.com) – Dugaan kasus penculikan anak yang sempat menghebohkan warga Kabupaten Malang, dipastikan bukan tindak kriminal. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, Kepolisian Resor Malang mengonfirmasi bahwa bocah perempuan berusia tiga tahun tersebut dijemput oleh ibu kandungnya sendiri.

    Kejadian bermula dari laporan seorang warga, Catur Lutvianto (26), yang melihat anak kecil dibawa masuk paksa ke dalam mobil Avanza putih oleh dua pria tak dikenal di Dusun Duren, Desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Selasa (20/5/2025) sore. Warga yang curiga sempat berupaya mengejar kendaraan itu, namun kehilangan jejak di kawasan Selorejo, Kabupaten Blitar.

    “Setelah kami telusuri rekaman CCTV dari beberapa titik di wilayah Kalipare hingga perbatasan Blitar, akhirnya kami berhasil mengidentifikasi arah dan keberadaan kendaraan yang digunakan,” kata Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, Rabu (21/5/2025).

    Tim kepolisian bergerak cepat menelusuri jejak kendaraan tersebut. Hasilnya, mobil Avanza putih dengan nomor polisi N-1192-ABJ ditemukan di wilayah Kecamatan Karangploso. Di dalamnya terdapat seorang perempuan bernama Septiana (42), yang ternyata adalah ibu kandung dari bocah bernama Afifah (3), serta dua pria yang merupakan sopir sewaan dan rekannya.

    “Setelah kami interogasi, diketahui bahwa anak tersebut dijemput oleh ibu kandungnya sendiri. Kondisinya dalam keadaan sehat dan tidak mengalami kekerasan,” jelas Bambang.

    Septiana diketahui datang dari luar kota dan menjemput anaknya tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak pengasuh. Ketidaktahuan warga inilah yang kemudian memicu kesalahpahaman dan dugaan penculikan.

    Polisi telah memediasi kedua pihak dan menyepakati penyelesaian secara damai, yang dituangkan dalam surat pernyataan resmi.

    “Kami hadir bukan hanya untuk menindak, tapi juga memberi solusi terbaik bagi warga,” tegas Bambang.

    Polres Malang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan peduli terhadap lingkungan sekitar, namun tidak terburu-buru mengambil kesimpulan sebelum informasi dikonfirmasi secara utuh. [yog/beq]

  • Sumur di Lamongan Keluarkan Bau Mirip Solar, Warga Duga Ada Kandungan Gas Bumi

    Sumur di Lamongan Keluarkan Bau Mirip Solar, Warga Duga Ada Kandungan Gas Bumi

    Lamongan (beritajatim.com) – Warga Dusun Katar, Desa Ngimbang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, dibuat penasaran dengan munculnya aroma mirip bau solar dari lokasi pengeboran sumur air. Temuan tak biasa ini memunculkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan adanya kandungan gas bumi di bawah permukaan tanah.

    Pengeboran sumur tersebut dilakukan di lahan milik M. Eko (46) sejak Kamis, 8 Mei 2025. Pekerjaan itu dikerjakan oleh Jumani (45), Sukadi (38), dan Yusron (18) untuk mencari sumber air bersih. Namun, kejadian mengejutkan terjadi pada Senin, 19 Mei 2025 sekitar pukul 16.00 WIB, saat sumur mengeluarkan bau menyengat menyerupai solar.

    “Pengeboran tersebut bertujuan untuk mencari sumber air,” ujar Kapolsek Ngimbang IPTU I Wayan Sumantra, Rabu (21/5/2025).

    Menurut Wayan, kemunculan bau tersebut membuat para pekerja menghentikan aktivitas pengeboran. Mereka lalu melaporkan hal ini kepada pemilik lahan, kepala desa, dan akhirnya ke pihak Polsek Ngimbang. Sebagai langkah antisipasi, lokasi pengeboran kini telah dipasangi garis polisi.

    “Pekerja juga menyebut pada durasi tertentu, sumur di bagian bawah mengeluarkan gelembung,” tambahnya.

    Sampai saat ini, belum ada kepastian mengenai sumber bau mirip solar tersebut. Pihak kepolisian masih menunggu tindak lanjut dari instansi terkait untuk memastikan apakah terdapat kandungan gas bumi atau zat lain di lokasi pengeboran. [fak/beq]

  • Jelang Idul Adha, Kolaborasi Polisi dan Desa di Sidoarjo Lakukan Pengecekan Kesehatan Hewan Ternak

    Jelang Idul Adha, Kolaborasi Polisi dan Desa di Sidoarjo Lakukan Pengecekan Kesehatan Hewan Ternak

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menjelang perayaan Idul Adha 1446 H, berbagai persiapan terus dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan kurban di wilayah Sidoarjo. Salah satunya dilakukan oleh Kanit Binmas Polsek Gedangan Polresta Sidoarjo AKP Muryati bersama Bhabinkamtibmas Bripka Rizky dan perangkat Desa Ganting, yang melakukan pengecekan langsung terhadap kondisi kesehatan hewan ternak kambing di desa setempat, Rabu (21/5/2025).

    Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya preventif untuk memastikan hewan-hewan kurban yang akan disembelih dalam kondisi sehat dan layak konsumsi, sekaligus mencegah penyebaran penyakit hewan menular yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat.

    AKP Muryati menjelaskan, selain sebagai bentuk pengawasan rutin jelang Idul Adha, kegiatan ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah, khususnya Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam bidang ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

    “Melalui pengecekan kesehatan hewan ternak secara rutin, kita ingin memastikan hewan kurban di wilayah Gedangan ini sehat, aman, dan sesuai syariat. Ini juga bagian dari kontribusi kami mendukung program ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim,” ujar AKP Muryati di sela-sela kegiatan.

    Para peternak pun menyambut baik Langkah Polisi Cinta Petani ini, karena dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada masyarakat yang akan membeli hewan kurban. Pihak desa berharap, kegiatan serupa terus dilakukan secara berkala, tidak hanya menjelang hari raya, tetapi juga untuk memantau kondisi peternakan warga ke depannya.

    Dengan adanya kolaborasi antara aparat kepolisian, perangkat desa, dan masyarakat peternak, diharapkan ketahanan pangan di wilayah Sidoarjo bisa semakin kuat, sekaligus memastikan perayaan Idul Adha berjalan aman dan sehat. Hal ini juga sesuai yang menjadi perhatian dari Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing ke seluruh jajarannya. [isa/aje]

  • Viral, Warga Blitar Protes Diberi Bakso Sebagai Menu PMT Posyandu

    Viral, Warga Blitar Protes Diberi Bakso Sebagai Menu PMT Posyandu

    Blitar (beritajatim.com) – Dita Faisal, warga Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar curhat di media sosial terkait pemberian bakso sebagai menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) posyandu berupa bakso. Dalam unggahannya, warga tersebut menyebutkan bahwa dirinya kecewa atas menu yang diberikan oleh pihak posyandu.

    Warga tersebut pun khawatir kalau menu bakso tersebut mengandung Monosodium Glutamat (MSG). Sehingga ia kecewa dan memilih untuk mengembalikan bakso tersebut ke Posyandu.

    Unggahan itu pun kemudian viral di media sosial. Sejumlah masyarakat pun menanggapi unggahan itu.

    “Anak saya umur 1 tahun 9 bulan, dari kecil tidak saya beri makanan berperasa. Saya ajarkan makan alami, nasi lembut, ikan segar, telur rebus, hingga bubur kacang hijau. Semua ada di desa. Harusnya itu yang dipakai, bukan makanan instan seperti bakso dan mie,” ucap Dita Faisal, Rabu (21/5/2025).

    Menurut Dita biasanya menu PMT Posyandu adalah buah. Selain itu, ada bubur kacang hijau, bubur sumsum, dan puding. Menurutnya, puding mengandung gula yang tidak direkomendasikan untuk anak-anak.

    Namun, dia tidak melarang masakan itu untuk posyandu. Dita menelusuri bahwa menu PMT ditentukan oleh pihak desa, bukan kader posyandu yang dinilai lebih tahu tumbuh kembang anak. Dia ingin ibu-ibu kader posyandu ini dilibatkan dalam penentuan menu makanan tambahan.

    “Saya tidak melarang makanan seperti puding. Tapi kalau bisa dan saya berharap kembali ke makanan alami. Desa ini punya bahan segar dan sehat. Ada daun caon, santan alami, telur, hingga kacang hijau. Tinggal diolah saja. Anak umur 6 bulan sampai 2 tahun kan belum bisa makan bakso,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Serang, Dwi Handoko mengatakan, pemberian menu bakso ini baru pertama dilakukan karena ingin ada inovasi agar tidak terkesan monoton. Biasanya, menu PMT posyandu itu ada kacang hijau, buah, dan jenang sumsum. Makanan ini juga berasal dari anggaran desa sebesar Rp8.800 per menu.

    Handoko menyebut pengadaan menu makanan tambahan posyandu ini menggunakan anggaran dari desa melalui penyedia jasa makanan. Meskipun begitu, menu PMT posyandu termasuk bakso ini dipastikan sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi di puskesmas.

    “Memang dari puskesmas disarankan ada perubahan menu PMT posyandu. Bakso ini masih dianggap masuk untuk memenuhi gizi anak,” tutur Handoko.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr Christine Indrawati menyatakan, bakso diperbolehkan untuk PMT posyandu. Dalam petunjuk teknisnya, makanan untuk balita ini harus mengandung protein hewani atau nabati, ada karbohidrat, dan buah.

    Menurut Christine, menu bakso ini jarang diberikan sehingga membuat kaget anggota posyandu. Bahkan membuat mereka berpikiran makanan ini ada MSG (monosodium glutamat) dan penyedapnya. Tentu hal ini membuat mereka khawatir jika sang anak mengonsumsinya.

    “Namun, setelah saya konfirmasi kepada puskesmas, mereka telah memberi tahu pembuat PMT untuk tidak memberikan bahan tambahan seperti kimia. Jika benar, berarti bakso ini aman. Bahkan gorengannya ada wortel sebagai sayuran. Terpenting menu posyandu ini sudah melalui arahan puskesmas,” pungkasnya. [owi/beq]

  • Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Ponorogo (beritajatim.com) – Operasi pencarian orang hanyut di Sungai Keling Desa Pengkol Kecamatan Kauman, Ponorogo mulai dilakukan. Puluhan relawan dikerahkan dalam operasi laka air yang terjadi pada hari Selasa (21/5) kemarin. Korban hanyut adalah Bani, seorang buruh tani yang merupakan warga desa setempat.

    “Hari inj operasi SAR laka air di hari kedua. Kami juga lakukan koordinasi dengan Basarnas Trenggalek dan Bojonegoro yang saat ini dalam perjalanan menuju Ponorogo,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, Rabu (21/5/2025).

    Agung mengungkapkan bahwa pencarian yang dilakukan oleh relawan, dibagi menjadi 4 Search and Rescue Unit (SRU). Dengan fokus pencarian 2 SRU di darat dan 2 SRU di sungai dengan menggunakan 2 perahu karet milik BPBD Ponorogo dan SAR MTA.

    “Untuk pencarian hari ini kita bagi menjadi 4 SRU. Di mana masing-masing SRU terdiri dari 10 anggota,” katanya.

    Pencarian dilakukakan mulai dari titik 0, pertama kali korban masuk sungai, hingga radius 2 kilometer. 2 SRU darat menyusuri kanan dan kiri sungai, juga sejauh 2 kilometer.

    “Pencarian di titik 0 sampai tikungan yang ada pohon trembesi tumbang, dan sampai jembatan Keling,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, demi menghemat jarak tempuh saat pulang kerja, seorang buruh tani di Ponorogo nekat menyeberangi sungai yang tengah berarus deras. Aksi nekat itu justru berujung petaka. Korban diketahui bernama Bani (60), warga Dusun Keling Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Ponorogo.

    Peristiwa itu terjadi Selasa (20/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB, ketika Bani selesai bekerja di sawah. Alih-alih memilih jalan darat yang memutar lebih dari satu kilometer, Bani memilih jalur biasa yang kerap Ia lewati: menyebrangi sungai Keling di Desa Pengkol. Namun, hari itu aliran sungai sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai berenang. Dari pulanh kerja garuk,” kata, Gianti, anak korban yang juga menjadi saksi kejadian, Selasa siang.

    Gianti bercerita memang biasanya kalau ke sawah menyebrang sungai ini, namun biasanya arusnya landai. Gianti menuturkan, awalnya bapaknya terlihat masih sanggup berenang.

    Tapi begitu hampir sampai ke seberang, tubuhnya kembali hanyut ke tengah karena kuatnya arus. Tak lama kemudian, korban menghilang dari pandangan, sekitar lebih 30 meter dari lokasi awal korban menyeberang. [end/aje]