Category: Beritajatim.com Regional

  • Komunitas Cinta Bangsa Demo Depan Kejari Sidoarjo, Apresiasi Ungkap Kasus Rusunawa Tambaksawah Waru

    Komunitas Cinta Bangsa Demo Depan Kejari Sidoarjo, Apresiasi Ungkap Kasus Rusunawa Tambaksawah Waru

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Komunitas Cinta Bangsa (KCM) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sidoarjo, Selasa (27/5/2025). KCM memberikan apresiasi atas kinerja Kejari yang mengungkap kasus dugaan korupsi pengelolaan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Tambaksawah Waru yang merugikan negara lebih dari Rp 9 miliar.

    Koordinator lapangan aksi, Kholik Ferdiansyah, menyatakan bahwa meski Kejari Sidoarjo telah menetapkan empat tersangka dalam perkara tersebut, pihaknya menduga masih ada aktor lain yang belum tersentuh hukum dalam kasus pengelolaan Rusunawa Tambak Sawah sejak 2008 sampai 2022 tersebut.

    KCM sangat mengapresiasi Kejari Sidoarjo dalam menangani kasus ini. Namun dalam dakwaan hanya empat orang yang disebut. Ia menduga kuat ada pihak-pihak lain yang terlibat, seperti pimpinan Dinas P2CKTR, Inspektorat, Sekda serta bupati sekarang.

    “Karena seiring waktu kasus korupsi itu berjalan bupati sekarang menjabat sebagai wakil bupati. Saya yakin uang yang dikorupsi sebesar Rp 9,7 miliar, tidak mungkin hanya dinikmati empat orang saja. Pasti uang sebesar itu alirannya akan kemana-mana, tidak hanya pada empat tersangka itu,” ungkap Kholik.

    Masih menurut Kholik, dirinya siap jika sewaktu-waktu diminta memberikan keterangan oleh Kejaksaan. “Kami siap jika dipanggil Kejari untuk memberikan klarifikasi atas poin-poin yang kami sampaikan dalam aksi ini,” tandasnya.

    Sementara Kajari Sidoarjo Roy Rovalino Herudiansyah, S.H., M.H. didampingi Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Sidoarjo John Franky Yanafia Ariandi, S.H., M.H. menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dari masyarakat melalui Komunitas Cinta Bangsa (KCB) Jawa Timur terhadap upaya penegakan hukum tindak pidana korupsi Pengelolaan Rusunawa Tambaksawah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008-2022 yang merugikan negara sebesar Rp 9.7 M, yang tengah berjalan.

    “Kejari Sidoarjo sangat-sangat mengapresiasi kepada masyarakat luas. Artinta ini penegakan hukum kita selama ini diperhatikan dan didukung oleh masyarakat Sidoarjo. Dengan demikian semangat kami akan tetap melaksanakan penegasan hukum tentunya dengan dasar-dasar bukti-bukti yang kuat dan bukti-bukti yang valid tidak sekedar hanya informasi-informasi yang tidak ada dukungan bukti yang kuat,” paparnya.

    Disinggung soal kemungkinan akan bertambahnya tersangkanya kasus ini, dia menegaskan tentunya perlu pemantapan dengan adanya proses penyelidikan dan penyidikan serta pengumpulan alat-alat bukti siapa saja yang terlibat dalam kasus Rusunawa Tambaksawah Waru ini.

    “Kami tidak bisa mendzolimi orang tanpa adanya bukti-bukti yang kuat. Seperti keterangan saksi-saksi, bukti-bukti tertulis dan lainnya. Jika ada bukti-kuat yang kuat tentunya bukan tidak mungkin juga bisa menjadi tersangka,” sebutnya menutup.

    Seperti diketahui, pengelolaan pendapatan hasil kerja sama pemanfaatan aset Desa Tambaksawah itu didirikan Rusunawa bersama Dinas Perumahan, Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (P2CKTR) Kabupaten Sidoarjo dari anggaran APBN. Namun hasil pendapatan yang mestinya juga harus disetorkan ke P2CKTR atau kas daerah, seiring waktu tidak ada kejelasan.

    Praktik korupsi diduga berlangsung sejak Rusunawa itu berdiri dan diresmikan di atas aset Desa Tambaksawah pada tahun 2008 hingga 2022. Selama periode tersebut, pendapatan dari sewa rusunawa yang seharusnya masuk ke kas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo, justru dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu.

    Rusunawa Tambak Sawah terdiri dari 8 unit rusun, mulai blok A hingga H dengan jumlah kamar sebanyak 384. Aset tersebut merupakan aset milik Pemkab Sidoarjo yang tercatat sebagai aset barang milik daerah berdasarkan Kartu Inventaris Barang (KIB) C Nomor Register 4 dan 6. (isa/kun)

  • Tak Menyerah Usai Gagal, Warga Blitar Akhirnya Lulus Ujian SIM

    Tak Menyerah Usai Gagal, Warga Blitar Akhirnya Lulus Ujian SIM

    Blitar (beritajatim.com) – Aqila Rafifah merupakan warga Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang pernah gagal saat mengurus SIM di Polres Blitar. Namun, dirinya tak putus asa dan melakukan sejumlah cara hingga dinyatakan lulus dan mendapat SIM.

    Ia menyebut, dalam pengurusan SIM ada dua syarat mutlak yang harus dikerjakan yakni mengikuti ujian teori dan praktek. Bila semua tahapan mencapai target maka petugas kepolisian akan memberikan SIM secara resmi kepada pemohon.

    “Semula saya sempat gagal saat mengurus SIM di Polres Blitar, tetapi saya diberikan pengarahan maupun pemahaman sebelum mengikuti ujian setiap tahapan. Bermodal itulah, saya bisa lulus dan mendapatkan SIM,” kata Aqila, Selasa, (27/5/2025).

    Dijelaskan, sebelumnya memang sempat dinyatakan gagal oleh petugas tetapi saat diberikan wawasan seputar ujian praktek akhirnya dapat melaksanakan ujian dengan lancar sampai memperoleh SIM.

    “Alhamdulillah setelah menanti beberapa pekan, saya dapat SIM secara resmi. Bagi masyarakat jangan takut dan minder dalam mengurus SIM, yang penting optimis InsyaAllah jadi,” imbuhnya.

    Sementara Kasat Lantas Polres Blitar, AKP A. Nasution menyebut petugas Satpas memang disiapkan untuk membantu pemohon SIM sebelum ujian praktik. Khususnya bagi pemohon SIM yang mengalami kesulitan. Petugas Satpas akan memberikan pemahaman terkait ujian praktik dan tips – tipsnya.

    “Iya memang kami sampaikan ke petugas Satpas untuk membantu pemohon SIM, misalnya saat ujian praktik. Jadi para pemohon SIM ini lebih mudah, dan lolos ujian SIM,” jelasnya.

    Menurut Nasution, latihan ujian praktek SIM memang disediakan oleh layanan Satpas. Hal itu bertujuan untuk mempermudah pemohon SIM, saat ujian praktik. Termasuk bagi pemohon SIM yang masih berstatus pelajar berusia di atas 17 tahun.

    “Meskipun rute ujian praktek SIM sudah baru, tapi masih ada beberapa yang kesulitan. Nah, petugas Satpas kami sampaikan untuk membantu latihan praktik, jadi para pemohon SIM lebih mudah saat praktik. Kemudian agar pelajar ini bisa memiliki SIM sebelum berkendara,” tandasnya. [owi/beq]

  • Bikin Resah Warga, Damkarmat Banyuwangi Evakuasi Sarang Tawon Vespa di SD Model Sobo

    Bikin Resah Warga, Damkarmat Banyuwangi Evakuasi Sarang Tawon Vespa di SD Model Sobo

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sarang tawon vespa berukuran besar yang bersarang di aula Gedung SD Model Sobo, Kelurahan Sobo, Banyuwangi, berhasil dievakuasi oleh tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi, Senin malam (26/5/2025). Keberadaan sarang tawon tersebut sempat meresahkan warga dan mengancam keselamatan anak-anak yang beraktivitas di lingkungan sekolah.

    Evakuasi dilakukan oleh tim rescue Brama 3 setelah menerima laporan dari masyarakat. Menurut Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan melalui Humas Damkarmat, Muammar Kadhafi, sarang tawon itu sudah lama bersarang dan berukuran cukup besar. “Kalau tawonnya sangat besar dan ternyata sudah lama bersarang di situ. Laporan kami terima dari tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata karena gedung itu mau dipakai untuk latihan BEC,” jelasnya.

    Proses evakuasi berlangsung hati-hati dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) khusus, sarung tangan, senter, mobil rescue, serta alat pendukung seperti Ayaxx. Sarang yang berhasil diamankan diketahui memiliki diameter sekitar 40 cm.

    Kadhafi menjelaskan bahwa evakuasi dilakukan malam hari untuk menghindari risiko serangan tawon yang dikenal sangat agresif di siang hari. “Kami melakukan evakuasi malam hari untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. Karena kalau siang hari juga masih banyak orang, takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

    Tindakan cepat Damkarmat ini mendapat apresiasi dari masyarakat, mengingat lokasi sarang berada di area sekolah yang sering digunakan untuk kegiatan anak-anak. Evakuasi ini juga penting dalam rangka mendukung persiapan latihan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang akan dilaksanakan di gedung tersebut. [alr/beq]

  • Tinjau Upaya Warga Budidaya Perikanan, Bhabinkamtibmas Berharap Ketahanan Pangan Optimal

    Tinjau Upaya Warga Budidaya Perikanan, Bhabinkamtibmas Berharap Ketahanan Pangan Optimal

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Untuk mendukung program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B), Bhabinkamtibmas Desa Tlasih Polsek Tulangan, Bripka Junaedi, mengecek lahan pekarangan warga yang dijadikan sumber swasembada pangan mandiri berupa budidaya ikan, Selasa (27/5/2025).

    Kegiatan ini menyasar lahan milik Mei Adi di Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan. Lahan tersebut dimanfaatkan sebagai kolam perikanan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim di wilayah setempat.

    Dalam kegiatan tersebut, Bripka Junaedi bersama warga melakukan koordinasi dan pendataan berbagai kendala di lapangan. Diskusi mengenai solusi-solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan juga dilakukan, sebagai bentuk nyata dukungan Polri terhadap ketahanan pangan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

    “Ini adalah bagian dari komitmen Polri Cinta Petani dan mendukung petani serta masyarakat desa agar pekarangannya bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Bripka Junaedi.

    Lahan perikanan yang direncanakan diharapkan dapat memberikan hasil maksimal dan meningkatkan produktivitas sektor perikanan di Desa Tlasih. “Upaya ini menjadi langkah positif untuk memperkuat ketahanan pangan di Kecamatan Tulangan,” sebut Junaedi. [isa/aje]

  • Pelajar SD di Mojokerto Tewas Terserempet Kereta Saat Pulang Sekolah

    Pelajar SD di Mojokerto Tewas Terserempet Kereta Saat Pulang Sekolah

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang pelajar Sekolah Dasar (SD) di Kota Mojokerto tewas setelah terserempet kereta api pada Senin (27/5/2025). Korban berinisial SAZ (13), siswa kelas VI SDN Balongsari 3, diketahui merupakan warga Griya Permata Meri, Kecamatan Kranggan.

    Peristiwa tragis itu terjadi saat jam pulang sekolah. SAZ bersama seorang temannya pulang dengan berjalan kaki dan memilih melintasi jalur rel kereta api. Diduga mereka tidak menyadari adanya kereta yang melintas, sehingga korban terserempet saat menyeberangi rel.

    Menurut saksi mata, Adi Setia, dua pelajar tersebut berjalan di atas rel padahal tersedia akses terowongan di sekitar lokasi. “Satu orang di utara, satu di barat. Mungkin mereka tidak tengok kanan-kiri, ada kereta datang dari barat ke timur,” ujarnya.

    Saat itu, Kereta Api Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya sedang melintas dari arah barat ke timur. SAZ terserempet kereta tersebut dan mengalami luka berat di bagian kepala. Korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Orang tua SAZ yang datang ke lokasi langsung menggendong tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa. Jenazah korban kemudian dievakuasi menggunakan mobil ambulans ke ruang jenazah RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. [tin/beq]

  • Driver PT Mlindjo Ditemukan Meninggal di Kos Tuban, Diduga Karena Sakit

    Driver PT Mlindjo Ditemukan Meninggal di Kos Tuban, Diduga Karena Sakit

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang driver PT Mlindjo bernama Sucipto (55) asal Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, ditemukan meninggal dunia di kamar kos yang menjadi mess karyawan di Jalan Hayam Wuruk, Lingkungan Jarkali, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Selasa (27/5/2025).

    Menurut keterangan Arif, rekan kerja korban, sebelumnya Sucipto telah dilarang bekerja oleh istrinya karena kondisinya sedang sakit. Namun korban tetap memaksakan diri untuk masuk kerja. “Jadi sampai di mess ini mungkin tambah parah kondisinya,” ujar Arif.

    Arif menuturkan, pada pukul 04.30 WIB ia sempat membantu mengantar Sucipto ke kamar mandi sebelum berpamitan bekerja. Namun sekitar pukul 06.30 WIB, Arif mendapat kabar bahwa Sucipto telah meninggal dunia. Di tempat tidur korban juga ditemukan beberapa obat yang diduga dibawa dari rumah. “Di bawah bantalnya ada obat 4 strip, gak tahu obat apa itu karena dibawa sama Pak Polisi tadi,” tambahnya.

    Kos tempat korban ditemukan diketahui memang menjadi mess bagi sekitar 10 karyawan PT Mlindjo. Istri dan keluarga korban telah diberitahu dan dalam perjalanan menuju Tuban untuk mengurus jenazah. “SOP-nya kan begitu, harus ada keluarga korban yang datang,” ujar Arif.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Semanding Ipda Ghofur menjelaskan, korban mengeluh sakit sejak Senin malam saat datang ke mess bersama rekannya, Muchamad Suwalik. Sekitar pukul 21.00 WIB, korban mengaku seluruh tubuhnya terasa sakit. Setelah tidur pada pukul 22.00 WIB, kondisi korban memburuk. “Sekitar pukul 06.00 WIB, saksi Giyanto masuk ke kamar dan melihat korban dalam kondisi memejamkan mata, tangan gosong, dan tidak bergerak,” terang Ipda Ghofur.

    Setelah diperiksa oleh saksi, korban diketahui telah meninggal dunia. Pemeriksaan dari Puskesmas Wire tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sejumlah obat yang ditemukan di kamar korban antara lain Eltazon, Dapyrin, dan Novaxicam, yang umumnya digunakan untuk meredakan peradangan, nyeri, dan gejala rematik.

    Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak menghendaki autopsi dilakukan. [dya/beq]

  • Sumur Bor di Prancak Sumenep Kembali Semburkan Air dan Gas Setinggi 20 Meter

    Sumur Bor di Prancak Sumenep Kembali Semburkan Air dan Gas Setinggi 20 Meter

    Sumenep (beritajatim.com) – Sumur bor di Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep Madura kembali mengeluarkan semburan air setinggi 20 meter. Semburan air itu bercampur dengan gas.

    Pemilik sumur bor, Moh. Suji mengatakan, sumur bor miliknya kembali menyemburkan air dan gas seperti pada Maret 2025 lalu. Untuk semburan sekarang, ia menduga terjadi sejak Minggu malam. Tapi ia baru mengetahui pada Senin pagi.

    “Kalau semburan yang sekarang ini bercampur lumpur dan kerikil. Tapi lumpur dan kerikilnya tidak terus menerus. Yang terus menyembur itu air beraroma gas,” katanya, Selasa (27/5/2025).

    Ia menceritakan, saat semburan pertama pada Maret 2025, tak berselang lama, semburan berhenti dengan sendirinya. Karena itu, ia hanya menutup sumur seadanya.

    “Air sumurnya sempat ada. Warga ada mencoba dengan melempar kerikil ke dalam sumur. Ternyata terdengar suara seperti ledakan,” ungkapnya.

    Pada semburan pertama Maret lalu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pernah mendatangi lokasi semburan.

    Mereka mengambil sampel untuk menguji kandungan gas yang ada dalam semburan air sumur bor itu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan detektor gas yang dapat mendeteksi gas karbon monoksida, hidrogen sulfida, dan metana.

    Dari hasil pengujian, diketahui kandungan gas dari semburan air tidak beracun. Namun karena kandungan gas di atas limit, maka ada potensi terbakar apabila terkena sumber api. Selain itu, karena kandungan gas metan di air sumur itu terlalu tinggi, maka tidak dapat digunakan sebagai sumber air bersih. [tem/suf]

  • Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah-wilayah yang rawan terdampak bencana alam.

    Terbaru, Desa Jabontegal yang berada di Kecamatan Pungging resmi ditetapkan sebagai Destana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Dengan penetapan ini, jumlah desa yang berstatus Destana di Kabupaten Mojokerto bertambah menjadi 24 desa.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati, menyatakan bahwa penetapan Desa Jabontegal sebagai Destana merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana. Hal ini penting, mengingat desa tersebut tergolong rawan terhadap bencana hidrometeorologi.

    “Seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang saat musim hujan tiba. Tiap desa yang kita petakan rawan dan menjadi langganan bencana, kita targetkan dijadikan Destana,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).

    Program Destana bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing. Dalam program ini, masyarakat tidak hanya diposisikan sebagai korban, tetapi menjadi bagian aktif dari proses pencegahan, penanganan, hingga pemulihan pascabencana.

    “Destana ini penting untuk meminimalkan dampak bencana. Semua lini masyarakat dilibatkan, mulai dari perangkat desa, babinsa, bhabinkamtibmas, tenaga kesehatan, hingga warga,” katanya.

    Pembentukan Destana di Kabupaten Mojokerto merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

    Berdasarkan pemetaan BPBD, dari total 304 desa dan kelurahan yang ada, sebanyak 213 desa dikategorikan rawan bencana. Oleh karena itu, pembentukan Destana menjadi langkah strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dan respons cepat masyarakat terhadap potensi bencana.

    Dengan adanya Destana, masyarakat dibekali pelatihan, peningkatan kapasitas kelembagaan lokal, hingga pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui pendekatan ini, warga diharapkan mampu berperan aktif dalam mengidentifikasi risiko, mengelola potensi bencana, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan.

    “Serta pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui Destana, diharapkan warga akan lebih aktif mengkaji, menganalisis, menangani, memantau hingga mengevaluasi risiko bencana di lingkungannya,” pungkasnya. [tin/suf]

  • Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Probolinggo (beritajatim.com) – Warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, masih memegang teguh tradisi spiritual jelang keberangkatan ibadah haji. Tradisi yang dikenal dengan sebutan Nyareh Bektoh ini menjadi simbol kuat kearifan lokal yang mengiringi perjalanan menuju Tanah Suci.

    Nyareh Bektoh secara harfiah berarti meminta petunjuk tentang waktu terbaik untuk memulai perjalanan haji. Dalam pelaksanaannya, para calon jamaah haji (CJH) meminta waktu keberangkatan yang dianggap membawa berkah kepada para tokoh agama atau kiai. Waktu yang dipilih melalui tradisi ini diyakini akan memberikan kelancaran dan keselamatan selama menjalani ibadah di tanah suci.

    Sebanyak 14 CJH asal Gili Ketapang telah diberangkatkan menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Suasana pelepasan berlangsung khidmat dan penuh suka cita. Kapal-kapal nelayan yang mengantar para jamaah dihias sedemikian rupa sebagai lambang kebahagiaan dan doa restu dari masyarakat.

    Abdurrahman Wahid (28), salah satu CJH, mengaku berangkat bersama ibunya sesuai waktu yang disarankan oleh kiai. “Kami percaya bahwa memulai perjalanan dengan waktu yang tepat membawa berkah dan kelancaran selama ibadah,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan rasa syukurnya karena akhirnya bisa menunaikan ibadah haji setelah menanti selama 13 tahun. “Rasanya haru dan penuh syukur, apalagi bisa berangkat bersama ibu saya,” tambahnya.

    Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Taufik Hidayat (45), yang berangkat haji bersama istri dan anaknya. “Ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga spiritual. Tradisi ‘Nyareh Bektoh’ menjadi awal penting dari perjalanan suci ini,” katanya.

    Sebelum menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, seluruh CJH dari Kabupaten Probolinggo terlebih dahulu berkumpul di miniatur Ka’bah yang berada di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Lokasi ini dijadikan titik awal simbolis pelepasan para jamaah.

    Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Probolinggo, Ahmad Zaini, menyampaikan bahwa tahun ini terdapat 894 CJH asal Probolinggo yang terbagi ke dalam tiga kelompok terbang (kloter). “Mereka terbagi dalam tiga kloter dengan jadwal masuk asrama berbeda, tergantung zona pemberangkatan,” ujarnya.

    Ia juga memberikan apresiasi terhadap pelestarian tradisi lokal di Gili Ketapang. “Tradisi seperti ini memperkuat nuansa religius dan kebersamaan, sehingga memberikan semangat spiritual lebih bagi para jamaah,” tutup Zaini. [ada/suf]

  • Pemkot Probolinggo Resmi Berangkatkan 214 Calon Jemaah Haji Tahun 2025

    Pemkot Probolinggo Resmi Berangkatkan 214 Calon Jemaah Haji Tahun 2025

    Probolinggo (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Probolinggo secara resmi memberangkatkan 214 calon jemaah haji dalam sebuah upacara pelepasan yang berlangsung khidmat di halaman Kantor Wali Kota, Senin malam (26/5/2025).

    Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, serta dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin memberikan pesan mendalam kepada para jemaah haji agar senantiasa menjaga kekhusyukan dalam beribadah serta menaati segala arahan dari petugas pembimbing.

    “Kami berharap seluruh jamaah menjaga kesehatan, mengikuti bimbingan petugas, serta melaksanakan rukun dan wajib haji dengan baik agar menjadi haji yang mabrur,” ujar Aminuddin.

    Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kelancaran ibadah para jamaah, Pemerintah Kota Probolinggo turut menugaskan tiga orang petugas pembimbing haji. Ketiganya akan mendampingi rombongan sejak pemberangkatan hingga selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

    Menariknya, dua pejabat struktural dari lingkungan Pemkot juga tercatat dalam daftar jamaah tahun ini. Mereka adalah Kepala Dinas PUPR PKP Setyo Rini Sayekti dan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Aries Santoso.

    Keterlibatan mereka menambah semangat dan kekompakan di antara para calon jamaah haji asal Probolinggo. Dari keseluruhan jemaah, sosok Jamilah (81) dari Kelurahan Pilang menjadi perhatian tersendiri. Wanita lansia ini akhirnya mendapat kesempatan berhaji setelah menanti lebih dari satu dekade.

    “Saya menunggu sejak 2012. Alhamdulillah sekarang bisa berangkat. Saya sudah siapkan semuanya termasuk kesehatan dan obat-obatan,” ujarnya penuh rasa syukur.

    Rombongan jamaah haji asal Kota Probolinggo tergabung dalam Kloter 86. Usai pelepasan, mereka dijadwalkan menuju Asrama Haji Sukolilo di Surabaya sebelum terbang ke Tanah Suci pada hari berikutnya. Keberangkatan ini menandai dimulainya perjalanan spiritual penting yang telah lama dinanti oleh para calon tamu Allah tersebut. [ada/suf]