Category: Beritajatim.com Regional

  • Lonjakan Pendaki Gunung Lawu saat Libur Panjang, Perhutani Waspadai Open Trip Nakal

    Lonjakan Pendaki Gunung Lawu saat Libur Panjang, Perhutani Waspadai Open Trip Nakal

    Magetan (beritajatim.com) – Jalur pendakian Gunung Lawu melalui Cemoro Sewu, Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, ramai oleh para pendaki. Kepala Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Sarangan, BKPH Lawu Selatan, Supriyanto, menyebutkan bahwa sejak Kamis (29/5/2025) dini hari pukul 00.00 hingga pukul 12.35 WIB siang, tercatat sekitar 650 pendaki telah memasuki jalur pendakian.

    “Kemungkinan jumlahnya akan meningkat menjadi 600 hingga 800 orang pada hari-hari libur berikutnya, terutama saat long weekend. Kalau di hari libur biasa paling banyak 300 orang saja,” ujarnya.

    Supriyanto juga memperkirakan jumlah pendaki bisa menembus angka 3.000 orang jika kondisi cuaca terus membaik hingga Minggu (1/6/2025). Ia menjelaskan bahwa minat pendakian sempat menurun beberapa waktu terakhir karena hujan, namun cuaca pada hari ini (29/5/2025) terpantau cukup cerah, memicu lonjakan pendaki.

    Menariknya, tren pendakian saat ini didominasi oleh sistem “tektok” — pendakian tanpa menginap yang dilakukan dalam satu hari. “Sekarang jarang yang camping. Kebanyakan pendaki naik dini hari dan langsung turun di hari yang sama,” kata Supriyanto. Beberapa juga melakukan pendakian lintas jalur, seperti naik dari Cemoro Sewu dan turun lewat Cemoro Kandang.

    Meski arus pendaki meningkat, pihak Perhutani menyatakan belum ada laporan resmi terkait blacklist terhadap rombongan open trip, meskipun ditemukan praktik yang meresahkan. Supriyanto menjelaskan, penyaring untuk para pendaki nakal berada di Paguyuban Giri Lawu (PGL), selaku bagian dari petugas SAR di Cemoro Sewu.

    “Sering kali, open trip mendaftarkan hanya sebagian dari total rombongan. Misalnya, 40 orang ikut, tapi hanya 25 yang terdaftar. Ini menyulitkan kami dalam hal tanggung jawab bila terjadi sesuatu. Nah, yang memiliki data terkait pendaki nakal ini di PGL. Kami hanya memblacklist satu nama yang kemarin bikin konten di salah satu sumber Gunung Lawu, itu saja,” ungkapnya.

    Petugas dari Perhutani dan penyaring dari PGL Cemoro Sewu terus melakukan pemantauan, terutama terhadap rombongan besar dan pendaki yang melakukan pendaftaran kolektif. Untuk saat ini, sanksi seperti blacklist masih belum diberlakukan secara tegas, kecuali untuk pelanggaran yang dilakukan oleh pendaftar individu via sistem online.

    Terkait isu lingkungan, kesadaran pendaki terhadap sampah dinilai cukup baik. “Rata-rata semua membawa sampahnya turun, terutama yang menginap. Tapi yang tektok kadang-kadang ada yang meninggalkan sampah,” tambah Supriyanto.

    Perhutani mengimbau agar para pendaki tetap mematuhi aturan, menjaga kebersihan, dan melakukan pendaftaran sesuai prosedur untuk memastikan keselamatan bersama dan kelestarian Gunung Lawu. [fiq/ian]

  • Sekretaris KONI Jember Hasyim Arif Meninggal Dunia

    Sekretaris KONI Jember Hasyim Arif Meninggal Dunia

    Jember (beritajatim.com) – Hasyim Arif, Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, meninggal dunia dalam usia 55 tahun, Kamis (29/5/2025) pagi jelang subuh.

    Hasyim meninggal dalam usia saat dirawat di Rumah Sakit dr. Soebandi. “Dia mengalami persoalan di pencernaan,” kata Ketua KONI Jember Sutikno.

    Hasyim sebenarnya sudah mengeluhkan persoalan pencernaan ini kepada Sutikno sejak beberapa bulan silam. Sepuluh hari terakhir kondisinya semakin parah, sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Jember Klinik. Dari sana, ia dibawa ke dr. Soebandi.

    “Saya baru kenal beliau di KONI ini. Beliau sosok yang bagus dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Beliau memang sosok yang saya harapkan dari sisi idealismenya,” kata Sutikno.

    Hasyim meninggal menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur IX, akhir Juni 2025. Ini membuat KONI Jember kelabakan. “Dampaknya luar biasa, apalagi kami dalam persiapan menyelesaikan administrasi Porprov Jatim. Pintu utamanya di almarhum Mas Hasyim,” kata Sutikno.

    Sutikno mengambil keputusan cepat. Seluruh pekerjaan Hasyim ditangani Ketua Bidang Prestasi Soetriono, Bendahara Silva Dwi Lestari, dan Kepala Kesekretariatan KONI Jember Fauzi. Mereka dibantu sejumlah pengurus KONI Jember lainnya.

    “Insyaallah arahnya sudah on the track. Barangkali ada yang tercecer soal administrasi, lekas kami atasi, Sebagian data ada di laptop almarhum Mas Hasyim,” kata Sutikno.

    Sutikno menginstruksikan seluruh pengurus cabang olahraga untuk menyetorkan data kembali. Saat ini KONI Jember dalam proses seleksi akhir atlet yang akan diberangkatkan ke Porprov Jatim IX. “Long list ditutup hari ini,” katanya. [wir]

  • Sempat Terdampak Restrukturisasi, Kementerian PU Kembali Kebut Pembangunan Pasar Banyuwangi

    Sempat Terdampak Restrukturisasi, Kementerian PU Kembali Kebut Pembangunan Pasar Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) akan kembali kebut pembangunan Pasar Induk Banyuwangi. Progres pembangunan pasar tersebut sempat tersendat, karena ada reorganisasi di seluruh kementerian, termasuk Kementerian PU.

    Proses revitalisasi Pasar Banyuwangi sendiri dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang telah dimulai pada Oktober 2024. Namun dalam perjalanan waktu, terjadi reorganisasi atau perubahan nomenklatur di tubuh Kementerian PUPR, yang dipisah menjadi Kementerian PU dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kementerian PKP).

    Di tubuh Kementerian PU sendiri juga terjadi perubahan. Pekerjaan revitalisasi Pasar Banyuwangi dan kawasan Inggrisan yang semula ditangani Ditjen Cipta Karya kini berubah di bawah Ditjen Prasarana Strategis.

    “Dengan adanya re-organisasi pada seluruh Kementerian, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga berdampak pada proses penganggaran. Dokumen-dokumen DIPA pun harus menyesuaikan, turut terjadi perubahan. Ini yang menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi,” kata Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Strategis (PPS) Jawa Timur Kementerian PU, I Gusti Agung Ari Wibawa saat meninjau Pasar Banyuwangi yang sedang dalam proses revitalisasi.

    Ari menjelaskan bahwa Kementerian PU bersama Pemkab telah menggelar pertemuan dengan para pedagang Pasar Banyuwangi yang direlokasi pada Selasa (27/5/2025) untuk menjelaskan progress pembangunan pasar. Pertemuan tersebut juga dihadiri pelaksana proyek dan Tim Pengamanan Pembangunan Strategis (PPS) Kejati Jawa Timur untuk kegiatan Kementerian PUPR di wilayah Jawa Timur.

    “Sebenarnya tidak terjadi pemberhentian total, karena pada Januari hingga Mei tetap dilakukan pengerjaan, meski memang ada perlambatan. Kemarin sudah digelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak. Pelaksana pekerjaan akan melakukan percepatan pembangunan revitalisasi Pasar Banyuwangi mulai awal Juni 2025,” jelas Ari.

    Plt Kadis PU Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo, menambahkan bahwa pemkab akan terus berkoordinasi terkait percepatan proses revitalisasi pasar dengan Kementerian PU.

    “Iya, tadi kami juga rapat dengan pihak Kementerian PU apa-apa yang perlu segera kami kerjakan untuk membantu percepatan proses pembangunannya,” kata Suyanto yang akrab dipanggil Yayan.

    Pasar Banyuwangi didesain memiliki gedung utama yang terdiri dua lantai dengan arsitektur khas Osing, Banyuwangi. Pasar akan dibagi menjadi areal pasar basah, pasar kering, dan area kuliner. Juga dilengkapi dengan gedung parkir. [tar/ian]

  • Jalankan Tradisi Unik, Warga Desa Kemiren Banyuwangi Jemur Ribuan Kasur untuk Apa?

    Jalankan Tradisi Unik, Warga Desa Kemiren Banyuwangi Jemur Ribuan Kasur untuk Apa?

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Setiap memasuki bulan Dzulhijah, warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi kembali menggelar tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun, yakni Mepe Kasur atau menjemur kasur.

    Tradisi yang dilakukan masyarakat merupakan bagian dari rangkaian ritual bersih desa yang dilaksanakan setiap tahun, sebagai bentuk penyambutan bulan haji.

    Sejak Kamis (29/5) pagi, ribuan kasur berwarna merah dan hitam dijemur secara serempak di depan seluruh rumah warga. Warna kasur yang seragam menjadi pemandangan khas yang hanya bisa ditemui saat ritual ini berlangsung.

    Seluruh warga setempat tampak membersihkan kasur dengan cara memukulnya menggunakan penebah dari rotan untuk menghilangkan debu yang menempel.

    Salah satu sesepuh Desa Kemiren, Mbah Ani mengaku warna merah dan hitam yang ada di kasur tersebut bukan sekadar pilihan estetika semata.

    “Lebih dari itu, warna merah melambangkan keberanian, sedangkan hitam berarti kelanggengan. Ini jadi simbol bahwa dalam rumah tangga, kita harus berani dan langgeng dalam menjalaninya,” ungkapnya.

    Ketua Adat Kemiren, Suhaimi, menjelaskan bahwa kasur dianggap sebagai benda yang paling dekat dengan manusia, sehingga wajib dibersihkan secara ritual.

    “Menjemur kasur dimulai sejak matahari terbit hingga menjelang tengah hari. Saat menjemur, warga membaca doa dan memercikkan air bunga di halaman rumah, tujuannya agar dijauhkan dari bencana dan penyakit,” jelas Suhaimi.

    Uniknya, kasur harus segera dimasukkan kembali ke dalam rumah sebelum matahari terbenam. Jika tidak, dipercaya khasiatnya untuk menangkal penyakit dan membawa berkah akan hilang.

    “Kalau sampai sore ya nanti khasiatnya menurun. Apalagi kalau kemalaman. Bisa ndak sehat,” tambah Suhaimi.

    Uniknya, selain memiliki warna yang seragam, ketebalan kasur juga memiliki makna tersendiri. Semakin tebal kasur, menunjukkan bahwa pemiliknya termasuk orang yang berada di desa tersebut.

    Menariknya, setiap pasangan yang menikah akan mendapatkan kasur baru dari orang tuanya, sehingga menjadikan kasur ini sebagai simbol ikatan keluarga.

    Sebagai informasi, puncak acara berlangsung pada malam hari dengan ritual Tumpeng Sewu. Warga secara serentak mengeluarkan tumpeng khas Osing berupa pecel pitik (ayam yang di panggang) yang disajikan dengan parutan kelapa. Suasana semakin sakral dengan dinyalakannya obor di depan rumah-rumah warga, sehingga menciptakan nuansa tradisional yang penuh kekhidmatan dan kebersamaan.

    Tradisi Mepe Kasur bukan hanya sekadar kegiatan budaya, tetapi juga bentuk refleksi masyarakat Osing dalam menjaga kebersihan lahir dan batin, sekaligus mempererat tali silaturahmi antar warga. [tar/ian]

  • Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, Pengguna Kereta Api di Stasiun Lamongan Meningkat

    Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, Pengguna Kereta Api di Stasiun Lamongan Meningkat

    Lamongan (beritajatim.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mencatat adanya peningkatan jumlah penumpang di Stasiun Lamongan, selama masa libur panjang Kenaikan Isa Almasih 2025.

    Berdasarkan data hingga Rabu (28/5/2025), tercatat sebanyak 501 pemesanan tiket di Stasiun Lamongan, dengan 190 penumpang naik dan 311 penumpang turun. Data ini bersifat sementara dan diperkirakan masih akan bertambah seiring keberangkatan kereta api jarak jauh pada malam hari.

    Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, menyampaikan bahwa peningkatan tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi kereta api.

    “Untuk mengakomodasi lonjakan penumpang selama periode ini, KAI Daop 8 Surabaya mengoperasikan 20 perjalanan KA jarak jauh yang berhenti di Stasiun Lamongan. Layanan tersebut terdiri dari 19 KA reguler dan 1 KA tambahan, dengan total kapasitas mencapai 9.944 tempat duduk per hari,” kata Luqman, Kamis (29/5/2025).

    Luqman mengungkapkan, kereta api yang berangkat dari Stasiun Lamongan melayani sejumlah rute favorit, seperti Semarang, Jakarta, Surabaya dan Banyuwangi.

    “Selama libur panjang Kenaikan Isa Almasih tahun ini, antusiasme masyarakat Lamongan untuk menggunakan kereta api sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa layanan KAI tetap menjadi pilihan utama berkat kemudahan, keamanan, dan ketepatan waktunya,” ujar Luqman.

    Periode libur panjang berlangsung dari 28 Mei hingga 1 Juni 2025. Selama periode tersebut, KAI Daop 8 Surabaya mencatat total pelayanan di Stasiun Lamongan mencapai 2.033 penumpang, terdiri dari 926 penumpang naik dan 1.107 penumpang turun.

    “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, termasuk dengan menambah perjalanan dan mengoptimalkan operasional selama masa liburan. Ini merupakan bentuk kesiapan KAI dalam menghadapi lonjakan mobilitas masyarakat,” tutup Luqman.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai jadwal perjalanan, tarif, dan pemesanan tiket, pelanggan dapat menghubungi Contact Center KAI di 121, WhatsApp 08111-2111-121, mengakses laman resmi kai.id, atau mengikuti akun media sosial resmi @kai121_. (fak/ian)

  • Nelayan Hilang di Pamekasan Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Sumenep

    Nelayan Hilang di Pamekasan Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Sumenep

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang nelayan asal Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, yang sebelumnya dilaporkan hilang di perairan Talang Siring, Pamekasan, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Kamis (29/5/2025).

    Nelayan yang diketahui bernama Moh Fahral (55) dilaporkan hilang saat melakukan aktivitas melaut sejak Rabu (28/5/2025) kemarin. “Korban ditemukan oleh Tim SAR gabungan setelah melakukan pencarian di perairan setempat,” kata Kasat Polairud Polres Pamekasan, IPDA Isyrok Wahyudi.

    “Jasad korban ditemukan sekitar 10 mil dari lokasi perahu korban yang lebih dulu ditemukan, tepatnya di sisi timur perairan Talang Siring atau sekitar Prenduan, Sumenep. Saat ditemukan korban dalam kondisi meninggal dunia,” ungkapnya.

    Dalam proses pencarian, Tim SAR Gabungan juga dibantu nelayan setempat yang bekerjasama menemukan korban. “Saat ditemukan, jasad korban langsung dievakuasi dan selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga,” jelasnya.

    “Untuk penyebab korban mengalami laka laut, diduga kuat karena terpeleset saat hendak menjaring rajungan di tengah laut, dan akhirnya tenggelam,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, proses pencarian korban melibatkan personil gabungan lintas instansi, meliputi personil BPBD, Basarnas, Pol Airud, TNI, Polsek Larangan, Pangkalan TNI AL Batuporon, Tagana, relawan hingga nelayan setempat. [pin/ian]

  • Liburan di Kraton Waterpark Sidoarjo Dijaga Ketat, Polisi Siaga Penuh Demi Rasa Aman Pengunjung

    Liburan di Kraton Waterpark Sidoarjo Dijaga Ketat, Polisi Siaga Penuh Demi Rasa Aman Pengunjung

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Mengantisipasi lonjakan pengunjung selama masa libur panjang, Polsek Krian Polresta Sidoarjo melaksanakan pengamanan dan monitoring di sejumlah lokasi wisata di wilayah Kecamatan Krian Kamis (29/5/2025).

    Salah satu lokasi yang menjadi perhatian utama adalah Kraton Waterpark, kolam renang keluarga yang terletak di Perum Kraton Residence, Jalan Raya Bypass Krian. Pengamanan yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Krian Kompol IGP Atma Giri itu berlangsung aman dan kondusif.

    Ikit mendampingi kapolsek, Padal Iptu Indra selaku Kanit Lantas, serta tim Patroli Polsek Krian. Pengamanan dilakukan untuk memastikan seluruh masyarakat yang menikmati liburan bersama keluarga merasa aman dan nyaman.

    Untuk itu, kehadiran kami di lapangan adalah bentuk komitmen Polri dalam memberikan perlindungan dan pelayanan yang maksimal,” ujar Kompol IGP Atma Giri.

    Wisata Kraton Waterpark Krian.

    Tercatat sekitar 200 pengunjung memadati Kraton Waterpark pada hari itu. Pengelola tempat wisata, Sdr. Reza, menyebut bahwa seluruh wahana permainan telah diperbaiki dan dalam kondisi layak guna mendukung kenyamanan para pengunjung.

    Kompol IGP Atma Giri menambahkan bahwa kondisi fasilitas yang memadai juga merupakan salah satu faktor penting dalam mencegah potensi gangguan keamanan.

    “Dengan sarana yang baik, potensi insiden dapat diminimalkan, dan pengunjung pun bisa menikmati liburan dengan tenang,” jelasnya.

    Salah satu pengunjung, Anita (45), warga Sidoarjo, mengaku senang dengan kehadiran polisi di lokasi wisata. “Anak-anak jadi lebih nyaman bermain karena ada rasa aman. Saya pribadi merasa lebih tenang melihat ada pengamanan seperti ini,” terangnya.

    Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar tanpa kendala berarti. Polsek Krian menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan rasa aman, sebagai bagian dari wujud nyata pelayanan Polri yang Presisi. (isa/ian)

  • Kisah Pilu Ayah dan Bayi 11 Bulan Tinggal di Kolong Jembatan Sidoarjo, Warganet: Nyesek Banget

    Kisah Pilu Ayah dan Bayi 11 Bulan Tinggal di Kolong Jembatan Sidoarjo, Warganet: Nyesek Banget

    Surabaya (beritajatim.com) — Sebuah kisah menyentuh hati baru-baru ini menghebohkan media sosial. Seorang pria bernama Yusuf bersama bayi perempuannya yang baru berusia 11 bulan, diketahui tinggal di bawah kolong jembatan di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Kisah ini menjadi viral setelah diunggah oleh seorang konten kreator bernama Najib, yang dikenal di Instagram dengan akun @najib_spbu.

    Dalam video yang dibagikan Najib, terlihat kondisi memprihatinkan tempat tinggal Yusuf dan buah hatinya, Zafa. Ruang sempit dan minim pencahayaan menjadi tempat mereka bernaung setiap hari. Tak ada kasur, hanya alas seadanya yang menjadi tempat tidur mereka. Di tengah bisingnya suara kereta api yang melintas di atas, justru suara itu menjadi hiburan satu-satunya bagi Yusuf dan Zafa.

    Kepada Najib, Yusuf mengaku sudah tidak memiliki siapa pun di dunia ini. Sejak kecil ia sudah yatim piatu, dan beberapa waktu lalu istrinya—ibu dari Zafa—meninggal dunia. Kini, Yusuf pun berjuang seorang diri membesarkan Zafa, tanpa pekerjaan tetap dan tanpa tempat tinggal yang layak.

    “Kadang saya dua hari gak makan. Yang penting bisa beli susu buat anak saya, karena itu belum pernah saya rasakan saat saya masih kecil,” ungkap Yusuf pada Najib.

    Najib pun menuturkan bahwa awalnya ia mendapat informasi dari temannya tentang keberadaan ayah dan bayi tersebut. Saat datang ke lokasi, ia sempat tidak percaya ada orang yang benar-benar tinggal di tempat sesempit itu.

    “Awalnya saya mikir gak mungkin disini, karena sempit banget, tapi setelah saya
    intip ternya beneran ada penghuninya. Seperti ini kondisinya ya Allah. bayangkan jika siang hari gimana panasnya, ketika malam hari gimana pencahayaannya?” ujar Najib.

    “Part paling bikin mewek ketika saya baru masuk, dek Zafa langsung minta di gendong padahal belum pernah ketemu sebelumnya,” lanjutnya.

    Setelah melihat sendiri kondisi Yusuf dan Zafa, Najib pun mengaku tak kuasa menahan air mata saat mengedit videonya.

    Video tersebut pun tak ayal menuai ribuan komentar dan dibagikan luas di berbagai platform media sosial. Banyak netizen yang mengaku menangis melihat perjuangan Yusuf. Tak sedikit pula yang menyuarakan keprihatinan dan mengajak masyarakat untuk memberikan bantuan, baik dalam bentuk materi maupun moril.

    “Dari kemaren belum berani komen karna gak tau mesti ngomong apa, nyesek banget Yaa Allah.. aku pun sama punya balita, ga kebayang,” ujar (et) lina***, dengan emoji menangis.

    Seorang warganet pun mengungkapkan bahwa Yusuf dan Zafa ini sudah cukup lama tinggal di kolong jembatan tersebut.

    “Bawah jembatan frontage setelah flyover Aloha, sudah lama mereka tinggal di sana, 0m,” terang (et) sagita***. (fyi/ian)

  • Pendakian Gunung Semeru Kembali Dibuka, Komunitas Pecinta Alam Tak Wajib Gunakan Pendamping

    Pendakian Gunung Semeru Kembali Dibuka, Komunitas Pecinta Alam Tak Wajib Gunakan Pendamping

    Lumajang (beritajatim.com) – Aktivitas pendakian Gunung Semeru via jalur Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang resmi dibuka kembali sejak Minggu (18/5/2025). Meski demikian, pendakian dibatasi hanya sampai kawasan Ranu Kumbolo dengan kuota maksimal 200 orang per hari.

    Dalam kebijakan baru, pendaki dari komunitas pecinta alam tidak diwajibkan menggunakan jasa pendamping. Ketentuan tersebut berlaku setelah hasil koordinasi antara Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

    Kepala Dinas Pariwisata Lumajang, Yuli Harismawati, menyebutkan bahwa pengecualian ini diberikan khusus kepada pendaki yang dapat menunjukkan surat keanggotaan komunitas pecinta alam dari instansi resmi yang menaungi.

    “Ini hasil koordinasi dengan pihak TNBTS bahwa pendamping ini tidak wajib bagi kelompok pecinta alam yang sudah tahu etika menjaga alam,” ujar Yuli saat dikonfirmasi, Kamis (29/5/2025).

    Ia menjelaskan bahwa anggota komunitas pecinta alam dinilai memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman dalam menjaga keselamatan serta kelestarian lingkungan saat melakukan pendakian.

    “Saat ini kan banyak yang hanya menjadikan pendakian sebagai tren. Mereka terkadang kurang memperhatikan faktor seperti keselamatan dan pelestarian. Ini khusus komunitas pecinta alam, mereka tentu sudah tahu cara mendaki yang safety dan etikanya,” tambahnya. [has/beq]

  • Gudang Pabrik Nugget Milik Bupati Jombang Terbakar, Kerugian Capai Rp300 Juta

    Gudang Pabrik Nugget Milik Bupati Jombang Terbakar, Kerugian Capai Rp300 Juta

    Jombang (beritajatim.com) – Kebakaran melanda gudang penggorengan nugget dan sosis milik Bupati Jombang, H. Warsubi, yang berada di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Kamis (29/5/2025).

    Gudang tersebut merupakan bagian dari PT. Palosari Unggul Jaya, produsen makanan cepat saji berbasis olahan daging.

    Kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan pada pukul 13.20 WIB. Komandan Pemadam Kebakaran (PMK) Jombang, Syamsul Bahri, membenarkan insiden tersebut. “Benar, terjadi kebakaran di gudang PT. Palosari Unggul Jaya. Petugas kami langsung diterjunkan setelah menerima laporan,” ujarnya.

    Dugaan sementara penyebab kebakaran adalah korsleting listrik. Api pertama kali terlihat oleh seorang karyawan bernama Rindang Bayu yang melihat percikan api di area gudang penggorengan. Ia segera melaporkan kejadian itu kepada satpam, M. Roichma dan Barak Riski.

    Api dengan cepat membesar, memaksa para karyawan untuk berupaya memadamkan api secara manual sebelum akhirnya dua unit mobil pemadam kebakaran dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Jombang tiba di lokasi pukul 11.48 WIB.

    “Bahwa diduga kebakaran Gudang PT. Palosari Unggul Jaya (Gudang pengorengan naget) akibat adanya konsleting arus listrik. Saat ini dalam penanganan pihak Polres Jombang,” terang pelapor dalam laporan tertulisnya.

    Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp300 juta. Gudang penggorengan beserta isinya ludes terbakar. Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran tersebut. [suf]