Category: Beritajatim.com Regional

  • Undar Jombang dan Trisula Warisan Kiai Musta’in: Refleksi Alumni di Reuni Akbar 2025

    Undar Jombang dan Trisula Warisan Kiai Musta’in: Refleksi Alumni di Reuni Akbar 2025

    Jombang (beritajatim.com) – Reuni bukan sekadar ajang temu kangen. Bagi Syamsunar, tokoh gerakan mahasiswa Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang era 1990-an, reuni adalah ruang refleksi.

    Pada acara bertajuk ‘Alumni Tilik Kampus dan Reuni Akbar 2025, Sabtu (31/5/2025), ia membagikan kisah perjuangan yang tidak hanya sarat idealisme, tapi juga dibalut kekuatan spiritual yang membentuk karakter khas aktivis Undar di masa lalu.

    Syamsunar mengawali testimoninya dengan napak tilas masa menjadi santri Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) sebelum bertransformasi menjadi mahasiswa tangguh. “Kampus Undar itu rumah utama kami,” kenangnya. “Kami lebih sering di kampus ketimbang di kos. Bahkan, saya pernah tiga hari tiga malam berada di bawah tiang bendera kampus untuk aksi.”

    Menurut Syamsunar, awal 1990-an adalah titik balik bangkitnya gerakan mahasiswa Undar, bertepatan dengan meledaknya Aksi Trituma (Tiga Tuntutan Mahasiswa). Sejak itu, geliat intelektual dan perlawanan mahasiswa Undar menjadi barometer gerakan mahasiswa di Jawa Timur dan menjangkau panggung nasional.

    “Kami tidak punya banyak fasilitas, tapi semangat kami tidak bisa dibendung. Mahasiswa Undar selalu mengirimkan massa paling banyak ke Jakarta. PTN saja kalah,” tegasnya disambut tepuk tangan meriah dari peserta reuni.

    Ia juga mengingat salah satu momentum penting saat Undar menggelar seminar nasional bersama Adnan Buyung Nasution. Aksi tersebut membuat Rektor Undar kala itu, Lukman Hakim Musta’in, harus berurusan dengan pihak kepolisian.

    Namun, Syamsunar menilai peristiwa itu menunjukkan keberanian luar biasa dari sang rektor. “Beliau memberi ruang penuh kepada mahasiswa. Tanpa keberanian beliau, Undar tak akan sebesar dulu.”

    Doa Kiai, Pondasi Gerakan

    Lebih dari sekadar semangat juang, Syamsunar juga menyingkap sisi spiritual gerakan mahasiswa Undar. Ia mengenang momen saat berkali-kali meminta izin keluar pondok kepada KH Rifai Romly, pengasuh PPDU. Namun sang kiai justru berkata, “Kalau kamu tidak bisa mengaji, tidak bisa mengikuti apa-apa, tidur saja di pondok. Tidak apa-apa.”

    Kata-kata itu menyadarkannya bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan pusat energi spiritual. Setiap subuh, istighasah rutin digelar untuk mendoakan para santri. “Dari sinilah saya belajar makna barokah. Doa kiai itu punya kekuatan luar biasa,” ujarnya penuh haru.

    Trisula, Jalan Kembali Menuju Kejayaan

    Menutup testimoninya, Syamsunar menyerukan pentingnya menghidupkan kembali konsep trisula: pondok pesantren, tarekat, dan kampus—tiga pilar utama Darul Ulum yang dirumuskan oleh Kiai Mustain Romly. “Cita-cita beliau: berotak London, berhati Masjidil Haram adalah kompas kami. Konsep ini harus kembali jadi jangkar agar Undar bangkit,” serunya.

    Selain Syamsunar, hadir pula tokoh-tokoh alumni lainnya seperti KH Akhmad Jazuli, alumni 1980-an yang kini menjabat Asisten Administrasi Umum Sekdaprov Jawa Timur, dan KH Ubaidillah Haris, Syuriah PWNU Jawa Barat.

    Peserta ‘Alumni Tilik Kampus dan Reuni Akbar 2025’ memadati halaman Undar

    KH Ubaidillah menggambarkan Undar sebagai kampus yang memiliki ‘kelamin NU’—berbasis nilai-nilai Nahdlatul Ulama yang kuat baik di Jawa Timur maupun nasional. Ia bahkan menyebut dirinya dibentuk oleh sosok Syamsunar saat menjadi aktivis kampus.

    Testimoni ketiga tokoh ini mengalir lancar dan penuh semangat, disambut antusias ratusan peserta reuni yang memenuhi halaman kampus Undar. Aplaus panjang menggema berkali-kali, menjadi saksi bahwa semangat Undar belum mati. Ia hanya sedang menunggu saatnya untuk bangkit kembali.

    Dari tiang bendera hingga mimbar nasional, dari doa kiai hingga barikade demonstrasi, Undar telah menulis sejarahnya sendiri. Kini, generasi berikutnya memikul tugas besar: menghidupkan kembali trisula warisan Kiai Mustain agar Undar kembali bersinar di panggung bangsa. [suf]

  • Lansia Tewas Tertimpa Rumah Roboh di Sidorejo Magetan

    Lansia Tewas Tertimpa Rumah Roboh di Sidorejo Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang warga lanjut usia bernama Rukinem (70) meninggal dunia setelah tertimpa runtuhan dapur rumahnya yang roboh di Dusun Ngijo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Sabtu sore (31/5/2025) pukul 17.00 WIB. Peristiwa tragis ini terjadi setelah kayu penyangga utama bangunan yang sudah lapuk tidak mampu lagi menopang struktur, menyebabkan ambruknya atap dan dinding dapur.

    Laporan resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan menyebutkan bahwa insiden tersebut dipicu oleh hujan berintensitas ringan hingga sedang yang mengguyur wilayah Kecamatan Sidorejo pada hari yang sama. Rumah korban diketahui dalam kondisi tua dan hanya dihuni oleh korban seorang diri.

    Plt. Camat Sidorejo menyampaikan laporan kejadian kepada Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) PB BPBD Magetan pada pukul 18.47 WIB. Menindaklanjuti laporan itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Magetan segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan asesmen serta pendataan pukul 19.00 WIB.

    Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menyampaikan, “Korban langsung dievakuasi oleh warga dan telah dimakamkan oleh pihak keluarga dibantu masyarakat sekitar.”

    Sementara itu, upaya pembersihan material sisa bangunan akan dilaksanakan pada Minggu (1/5/2025) pukul 07.00 WIB. Kegiatan ini akan melibatkan berbagai unsur seperti BPBD Magetan, TNI, Polri, PMI, perangkat kecamatan dan desa, serta masyarakat sekitar.

    BPBD Kabupaten Magetan mengeluarkan imbauan agar masyarakat lebih waspada terhadap bangunan tua atau yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan seperti retakan, kemiringan struktur, atau perubahan fisik lainnya, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem.

    Masyarakat diimbau segera melapor ke BPBD Magetan apabila menemukan potensi bahaya bangunan atau mengalami kejadian bencana serupa. Layanan informasi dan tanggap darurat BPBD tersedia melalui berbagai kanal, termasuk telepon/ fax: 0351-891111, serta WhatsApp di +62 813-3643-0086. [fiq/kun]

  • Langkah Strategis NU Jombang: Hadirkan Badan Halal dan Juleha Nahdliyin

    Langkah Strategis NU Jombang: Hadirkan Badan Halal dan Juleha Nahdliyin

    Jombang (beritajatim.com) – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang melalui Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) resmi meluncurkan Badan Halal NU Jombang. Acara launching dilaksanakan pada Sabtu (31/5/2025) di Aula Kantor PCNU Jombang.

    Badan Halal NU Jombang hadir sebagai lembaga di bawah naungan PCNU Kabupaten Jombang yang bertujuan mendukung program pemerintah dalam pengembangan ekosistem produk halal, khususnya produk unggulan dari Jombang. Kehadiran badan ini juga menjadi upaya konkret NU dalam memberikan layanan pendampingan halal kepada masyarakat.

    Ketua PC LKKNU Jombang, Begum Fauziyah menyampaikan bahwa Badan Halal NU Jombang merupakan perpanjangan tangan dari PCNU Jombang untuk meningkatkan pelayanan dan pengabdian NU kepada warga.

    “Ini merupakan ikhtiar kami untuk memfasilitasi umat dalam bentuk dukungan dan pendampingan produk halal,” kata Begum Fauziyah.

    Menurutnya, selain mendukung proses sertifikasi halal, Badan Halal NU Jombang juga memberikan pendampingan terhadap penyembelihan hewan sesuai syariat Islam, hingga strategi pemasaran produk halal. Sasarannya tidak hanya pelaku usaha dan UMKM di Jombang, tetapi juga masyarakat luas.

    Dalam rangka memperkuat ekosistem halal, Badan Halal NU Jombang juga menggagas terbentuknya Komunitas Juru Sembelih Halal (Juleha) Nahdliyin. Komunitas ini dikukuhkan bersamaan dengan peluncuran Badan Halal NU Jombang.

    Ketua PBNU KH. Miftah Faqih hadir langsung dan meresmikan peluncuran tersebut. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif PCNU Jombang.

    “Pengurus NU harus bisa menyerap kebutuhan warga, dan saat ini yang dibutuhkan warga NU adalah kepastian hukum terhadap pangan, apakah halal atau tidak,” ujar Kiai Faqih.

    Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua PCNU Jombang KH Kamal Reza, Sekretaris PCNU KH Ubaidillah, perwakilan Pemkab Jombang, serta unsur dari LTMNU, LAZISNU, BAZNAS, dan Dinas Peternakan Jombang. Selain itu, hadir pula Ketua Juru Sembelih Halal Jombang dan Ketua Halal Institut Indonesia.

    Momentum penting ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PCNU Jombang dan Halal Institut dalam upaya bersama mengawal sistem jaminan produk halal.

    Sebagai rangkaian kegiatan, seusai peresmian, digelar Pelatihan Penyembelihan Hewan yang diikuti oleh 210 peserta dari 21 Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kabupaten Jombang. [suf]

  • Sekretaris Dinas Cipta Karya Jember Meninggal Dunia Tiga Hari Setelah Kecelakaan

    Sekretaris Dinas Cipta Karya Jember Meninggal Dunia Tiga Hari Setelah Kecelakaan

    Jember (beritajatim.com) – Eko Ferdianto Budiono, Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Jember, Jawa Timur, akhirnya meninggal dunia dalam usia 47 tahun, Sabtu (31/5/2025), di Rumah Sakit Umum Bangil, Pasuruan, setelah sempat dalam kondisi kritis akibat kecelakaan tiga hari sebelumnya.

    “Bapak Eko Ferdianto meninggal pada pukul 16.38 wib di RSUD Bangil. Mohon dimaafkan atas semua salah dan khilafnya dan semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT,” kata Kepala Dinas Cipta Karya Rahman Anda via pesan WhastApp.

    Sebelum meninggal dunia, Eko mengalami kecelakaan di tol Pasuruan, saat mengendarai mobil Agya yang dikemudikan Kepala Bidang Jasa Konstruksi Dinas Cipta Karya Jember Eko Wahyu Septantono, Rabu (28/5/2025) dini hari.

    Saat itu, mereka dalam perjalanan ke Surabaya untuk keperluan dinas. “Rencananya Pak Eko Ferdianto hendak ke Jakarta,” kata Rahman Anda.

    Di tengah perjalanan, sisi bagian kiri mobil yang dikendarai Eko Ferdianto menghantam bagian belakang truk. Eko Wahyu yang berada di belakang kemudi tidak mengalami luka serius. Namun Eko Ferdianto yang berada di kursi penumpang sisi kiri mengalami luka berat, sehingga harus dilarikan ke RSU Bangil.

    Tim dokter sudah melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawa Eko. Namun dia tetap tak sadarkan diri setelah operasi.

    Sepanjang karirnya sebagai pejabat Pemkab Jember, Eko pernah menjadi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air pada masa pemerintahan Bupati Hendy Siswanto.

    Saat menjabat, Eko berhasil melaksanakan pekerjaan pengaspalan jalan di kawasan Bandealit yang terpencil. Semula pembangunan jalan dilaksanakan pada akhir 2023 sepanjang 800 meter dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Jember sendiri.

    Pembangunan jalan dilanjutkan sepanjang 7,9 kilometer dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 14 miliar dari pemerintah pusat sejak Juni 2024. [wir]

  • Angin Puting Beliung Terjang Bangkalan, Puluhan Rumah Rusak Parah dan Pohon Tumbang

    Angin Puting Beliung Terjang Bangkalan, Puluhan Rumah Rusak Parah dan Pohon Tumbang

    Bangkalan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Madura. Puluhan rumah warga di Desa Batangan, Kabupaten Bangkalan, dilaporkan mengalami kerusakan serius usai diterjang angin puting beliung pada Sabtu (31/5/2025).

    Kepala Desa Batangan, Zaini, membenarkan adanya peristiwa angin puting beliung yang terjadi bersamaan dengan hujan deras di wilayahnya. Kerusakan paling banyak terjadi pada bagian atap rumah warga.

    “Ada puluhan, kami masih data saat ini karena kejadiannya baru saja terjadi,” tuturnya.

    Tak hanya merusak rumah warga, angin kencang juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang. Beberapa batang pohon bahkan menimpa bangunan rumah dan menutup akses jalan.

    “Kami juga bergotong royong karena ada jalan yang tertutup pohon dan juga ada pohon yang menimpa atap,” imbuhnya.

    Meski kerusakan yang terjadi cukup parah, Zaini memastikan sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa. Namun ia mengakui bahwa warga mengalami kerugian secara materiil akibat bencana tersebut.

    “Insyaallah tidak ada. Karena sampai saat ini belum ada informasi dari warga terkait korban akibat puting beliung ini,” pungkasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, pendataan kerusakan masih terus dilakukan oleh aparat desa bersama warga setempat. Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk memberikan bantuan dan penanganan pasca-bencana. [sar/ian]

  • Sabu 35 Kg yang Ditemukan Terapung di Laut Masalembu Diserahkan ke Polda Jatim

    Sabu 35 Kg yang Ditemukan Terapung di Laut Masalembu Diserahkan ke Polda Jatim

    Sumenep (beritajatim.com) – Sabu seberat 35 kg yang ditemukan nelayan terapung di Laut Masalembu, diserahkan Polres Sumenep ke Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jawa Timur.

    Penyerahan tersebut berlangsung di ruang Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Sumenep, dipimpin Wakapolres Sumenep, Kompol Masyhur Ade pada Sabtu (31/05/2025).

    “Penyerahan sabu temuan nelayan ke Polda Jatim itu untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” kata Wakapolres Sumenep, Kompol Masyhur Ade.

    Sebelumnya, empat nelayan asal Desa Sukajeruk, Kecamatan/Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep Madura menemukan sebuah drum mencurigakan terapung sekitar 4 mil dari bibir pantai. Keempat nelayan itu adalah Sirat, Naim, Fadil, dan Mastur. Mereka menemukan drum itu pada Kamis (29/05/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.

    Karena penasaran, salah satu nelayan, Sirat, membuka drum tersebut. Ternyata isinya 33 kantong plastik yang masih tertutup rapat, dan 2 kantong plastik lagi dalam kondisi rusak. Total ada 35 kantong plastik yang ditemukan. Berat per kantong sekitar 1 kg.

    Para nelayan pun melaporkan temuan itu ke Koramil Masalembu. Setelah menerima laporan dari warga, anggota Koramil Masalembu menghubungi Polsek dan bersama-sama menuju lokasi ditemukannya benda mengapung di laut. Benda itu kemudian diamankan di Polsek Masalembu.

    Dari Polsek Masalembu, temuan itu dibawa ke Polres Sumenep. Dari hasil uji laboratorium, benda itu dipastikan berupa narkotika jenis sabu seberat 35 kg.

    “Kami apresiasi para nelayan yang pro aktif dengan cepat melaporkan temuan itu. Peran masyarakat memang sangat penting untuk membantu penegakan hukum, khususnya kasus-kasus peredaran gelap narkotika lewat jalur laut,” papar Masyhur Ade.

    Menurutnya, temuan 35 kg sabu di Laut Masalembu bisa dipandang sebagai indikasi kuat adanya jaringan penyelundupan internasional yang memanfaatkan jalur laut Indonesia sebagai lintasan distribusi narkotika. (tem/ian)

  • Perampokan Brutal di Probolinggo: Korban Dibacok, Motor Raib

    Perampokan Brutal di Probolinggo: Korban Dibacok, Motor Raib

    Probolinggo (beritajatom.com) – Aksi perampokan disertai kekerasan terjadi di Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Sabtu (31/5/2025) dini hari. Seorang pria bernama Tholib (39) menjadi korban pembacokan setelah rumahnya disusupi empat orang pelaku bersenjata tajam. Selain melukai korban, para pelaku juga berhasil membawa kabur sepeda motor milik keluarga.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Saat itu Tholib diketahui sedang tidur di teras rumah, sementara istrinya, Nike Kuswantini, dan anak-anak mereka berada di dalam rumah.

    Kondisi pintu rumah yang tidak tertutup memungkinkan pelaku dengan mudah masuk ke dalam.

    Menurut kesaksian sepupu korban, Yanto, para pelaku datang berkelompok. Salah satu pelaku mengancam menggunakan celurit, sementara lainnya masuk ke ruang tengah rumah dan mulai mengacak-acak isi rumah.

    “Tholib sempat melawan saat mengetahui rumahnya dimasuki, tapi malah dibacok,” ujar Yanto.

    Akibat pembacokan tersebut, Tholib mengalami luka serius di bagian pipi, kepala, dan tangan. Setelah melukai korban dan membawa motor kabur ke arah barat, pelaku melarikan diri.

    Warga yang mendengar teriakan keluarga korban segera berdatangan dan membantu membawa Tholib ke RSUD dr. Moh. Saleh untuk mendapatkan perawatan.

    Pihak kepolisian dari Polres Probolinggo Kota tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan keterangan dari saksi.

    Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota, Iptu Zaenal Arifin, membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.

    “Kami sedang menelusuri identitas pelaku dan kendaraan yang dibawa kabur,” ujarnya.

    Kejadian ini mengejutkan warga sekitar. Mereka berharap aparat keamanan meningkatkan patroli dan segera menangkap pelaku sebelum kembali menebar teror. (ada/ian)

  • Aksi Geng Maling Motor di Minimarket Gempol Pasuruan Terekam CCTV, Warga Geram

    Aksi Geng Maling Motor di Minimarket Gempol Pasuruan Terekam CCTV, Warga Geram

    Pasuruan (beritajatim.com) – Aksi pencurian sepeda motor terjadi di halaman sebuah minimarket di Desa Gempol, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Peristiwa ini berlangsung dini hari dan terekam jelas oleh kamera pengawas (CCTV).

    Dalam rekaman CCTV, tampak enam orang pelaku datang secara beriringan menggunakan tiga motor. Salah satu dari mereka turun dan langsung menuju salah satu motor matik yang terparkir.

    Pelaku dengan cepat mencongkel rumah kunci motor tanpa kesulitan berarti. Hanya dalam hitungan detik, motor curian itu berhasil dibawa kabur ke arah Porong, Sidoarjo.

    “Dalam rekaman CCTV itu, pelaku memang berjumlah enam orang. Mereka datang kompak dan tampaknya sudah profesional,” ujar Anton, warga setempat, Sabtu (31/5/2025).

    Korban pencurian diketahui merupakan karyawan minimarket tersebut yang saat itu sedang bertugas. Ia pun harus pulang diantar temannya karena kehilangan satu-satunya kendaraan yang dimiliki.

    “Kasihan korbannya, motornya satu-satunya untuk kerja. Mereka datang cepat dan langsung kabur bawa motor. Nopol salah satu motor pelaku juga terekam jelas,” tambah Anton.

    Aksi kejahatan ini kemudian menjadi perbincangan hangat warga dan viral di media sosial, terutama Facebook. Warga menyebarkan rekaman CCTV sebagai bentuk peringatan dan upaya membantu identifikasi pelaku.

    Rencananya, pihak korban akan segera melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Rekaman CCTV akan dijadikan barang bukti utama untuk mempercepat proses penyelidikan.

    Warga Gempol berharap aparat kepolisian segera turun tangan dan mengusut tuntas kasus ini. “Kami minta polisi segera tangkap para pelaku, karena kejadian seperti ini sudah meresahkan,” tutup Anton. (ada/ian)

  • Ular Sanca 4 Meter Gegerkan Warga Bangkalan, Diduga Mangsa Ayam dan Masuk Kolam Lele

    Ular Sanca 4 Meter Gegerkan Warga Bangkalan, Diduga Mangsa Ayam dan Masuk Kolam Lele

    Bangkalan (beritajatim.com) – Warga Kelurahan Kemayoran, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan dibuat geger dengan kemunculan seekor ular sanca sepanjang 4 meter yang masuk ke dalam kolam lele milik warga. Ukurannya yang besar dan tubuhnya yang gemuk membuat warga ketakutan dan enggan melakukan evakuasi secara mandiri.

    Kasi Damkar Satpol PP Bangkalan, Ortis Iskandar mengatakan bahwa ular yang masuk ke permukiman tersebut merupakan jenis sanca kembang. Penemuan ular terjadi pada Sabtu (31/5/2025) dan langsung dilaporkan warga ke petugas pemadam kebakaran.

    “Ini jenisnya sanca kembang. Ukurannya 4 meter,” ujarnya.

    Keberadaan ular yang bersembunyi di dalam kolam lele sempat menyulitkan proses evakuasi. Selain karena ukuran tubuh ular yang besar, kondisi air kolam yang keruh juga membuat ular sulit terlihat oleh petugas.

    “Karena kolamnya juga keruh jadi ularnya tidak terlihat. Untuk evakuasi kami gunakan tongkat capit,” imbuhnya.

    Meski demikian, petugas akhirnya berhasil mengevakuasi ular dalam waktu kurang dari satu jam. Setelah ditangkap, ular tersebut langsung dimasukkan ke dalam karung untuk kemudian diserahkan kepada seorang pemelihara ular.

    Ortiz juga mengungkapkan bahwa warga setempat sempat merasa resah atas keberadaan ular tersebut. Tidak hanya karena ukurannya yang besar, tapi juga karena diduga telah memangsa beberapa ayam ternak milik warga.

    “Iya katanya ayamnya ada yang dimangsa juga,” pungkasnya. [sar/ian]

  • Dampak Normalisasi Sungai Kalianak, 10 Keluarga di Surabaya Kehilangan Rumah dan Menanti Relokasi

    Dampak Normalisasi Sungai Kalianak, 10 Keluarga di Surabaya Kehilangan Rumah dan Menanti Relokasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 10 keluarga di Jalan Kalianak Barat, Kecamatan Asemrowo, Surabaya, Jawa Timur, menanti kejelasan relokasi hunian dari pemerintah. Rumah-rumah mereka terdampak proyek normalisasi Sungai Kalianak yang tengah berlangsung sejak Sabtu (31/5/2025).

    Ketua RW 1 Kelurahan Genting Kalianak, Tri Muryanto, mengatakan bahwa seluruh keluarga tersebut sudah mengajukan permohonan relokasi ke kantor kelurahan. Hal ini dilakukan lantaran rumah-rumah mereka berdiri di atas badan sungai yang sedang dinormalisasi dan wajib dibongkar.

    “Pada tahap pertama proses normalisasi ini ada 107 rumah yang sudah dibongkar. Namun warga yang telah mengajukan relokasi hunian baru ada sekitar 10 orang (keluarga),” terang Tri Muryanto, Sabtu (31/5).

    Dari sepuluh keluarga tersebut, dua di antaranya berada dalam kondisi sangat mendesak karena rumah mereka telah dibongkar sepenuhnya.

    “Ada dua rumah yang benar-benar habis. Pemilik rumah adalah warga kami RW 1. Mereka saat ini pun terpaksa kos,” jelas Tri.

    Dua keluarga tersebut adalah SP, seorang duda dengan satu anak dan tiga cucu, serta NA, seorang janda dengan tiga anak. Kondisi mereka semakin memprihatinkan karena tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tapi juga sumber penghasilan.

    “Selain tidak ada tempat tinggal, warga kami NA juga kehilangan pekerjaan. Sebab dia ini bekerja jualan jajan dan cemilan anak-anak di rumahnya,” tambah Tri.

    Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa saat ini proyek normalisasi Sungai Kalianak baru berjalan sekitar 300 meter dari total rencana sepanjang 3 kilometer. Dengan demikian, menurutnya, potensi bertambahnya warga terdampak cukup besar.

    Tri berharap pemerintah Kota Surabaya segera mengambil langkah nyata untuk membantu proses relokasi bagi warga yang terdampak, khususnya mereka yang telah memiliki KTP dan KK Surabaya.

    “Kami warga sekitar Sungai Kalianak tidak menolak normalisasi, justru saya mendukung tapi pemerintah kota juga harus ada solusinya kepada mereka yang rumahnya tergusur, karena ini warga ber KTP Surabaya semua,” ucapnya.

    Proyek normalisasi Sungai Kalianak mencakup pelebaran badan sungai, pembangunan rumah pompa, serta bozem. Kegiatan ini melibatkan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Satpol PP Surabaya, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS), serta perangkat kecamatan dan kelurahan setempat.

    Kepala Bidang Pengendalian Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satpol PP Kota Surabaya, Irna Pawanti, menjelaskan bahwa normalisasi dilakukan karena badan sungai mengalami penyempitan akibat bangunan warga.

    “Karena penyempitan inilah perlu dilakukan pelebaran untuk dapat memperlancar aliran air dengan melakukan normalisasi ruang sungai. Sehingga air dapat mengalir saat hujan turun dan tidak menyebabkan banjir,” kata Irna, Selasa (4/1/2025). [ram/ian]