Category: Beritajatim.com Regional

  • Polresta Sidoarjo Edukasi Bhabinkamtibmas soal Ketahanan Pangan Dukung Asta Cita Presiden

    Polresta Sidoarjo Edukasi Bhabinkamtibmas soal Ketahanan Pangan Dukung Asta Cita Presiden

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Sat Binmas Polresta Sidoarjo memberikan edukasi kepada para Bhabinkamtibmas se-Kabupaten Sidoarjo terkait implementasi program ketahanan pangan dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Edukasi dilakukan melalui peninjauan langsung ke lahan Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Mako Polresta Sidoarjo, Selasa (3/6/2025).

    Kegiatan ini dihadiri oleh Kasat Binmas Polresta Sidoarjo Kompol Madya Wiraaji Kusuma, Kanit Binpolmas AKP Eko Yulianto, Kanit Bhabinkamtibmas Iptu Deti Meivani, serta Kanit Binmas dari Polsek jajaran.

    Keberadaan P2L di lingkungan Mako merupakan inisiatif Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Christian Tobing, sebagai bentuk komitmen mendukung program ketahanan pangan nasional. Diharapkan, langkah ini dapat menjadi motivasi bagi para Bhabinkamtibmas untuk menggerakkan masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah guna menanam buah, sayur, hingga melakukan budidaya peternakan atau perikanan.

    “Peninjauan bersama pada lahan P2B dan P2L yang ada di Mako Polresta Sidoarjo ini perlu untuk mengedukasi anggota, terutama para Bhabinkamtibmas yang secara kontinyu turun langsung melalui gerakan Polisi Cinta Petani supaya dapat memotivasi masyarakat dalam pemanfaatan lahan bergizi di wilayahnya atau di sekitar rumah,” ujar Kompol Madya Wiraaji Kusuma.

    Ia juga berharap agar aneka tanaman dan perikanan yang dikembangkan di Mako Polresta Sidoarjo bisa tumbuh optimal dan memberi hasil panen yang baik, demi terwujudnya swasembada pangan bagi anggota maupun masyarakat sekitar. [isa/beq]

  • Lapas Mojokerto Perketat Pengawasan Dapur demi Jamin Makanan Layak bagi Warga Binaan

    Lapas Mojokerto Perketat Pengawasan Dapur demi Jamin Makanan Layak bagi Warga Binaan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto memperketat pengawasan pengolahan makanan bagi warga binaan guna memastikan makanan yang disajikan aman, higienis, dan bergizi.

    Pengawasan dilakukan sejak proses penerimaan bahan makanan. Petugas dapur secara ketat memeriksa kualitas sayuran, daging, dan bumbu dapur. Bahan yang tidak segar atau tidak memenuhi standar langsung ditolak dan dikembalikan ke penyedia. Seluruh proses ini dicatat dalam log buku sebagai bentuk transparansi.

    Setelah dinyatakan layak, bahan makanan diolah di dapur utama dengan menerapkan standar kebersihan ketat. Petugas diwajibkan mengenakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, celemek, dan penutup kepala. Selain itu, seluruh peralatan dapur disterilkan sebelum dan sesudah digunakan untuk mencegah kontaminasi silang.

    Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyatakan bahwa pengawasan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab dalam memenuhi hak dasar warga binaan. “Kami pastikan makanan tidak hanya layak konsumsi, tetapi juga disiapkan secara manusiawi sesuai prinsip pemasyarakatan modern,” ungkapnya, Selasa (3/6/2025).

    Dengan sistem pengawasan berlapis ini, lanjutnya, Lapas Kelas IIB Mojokerto terus berupaya menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang sehat, aman, dan menghormati hak asasi setiap warga binaan. [tin/beq]

  • Tumpahan Solar di Jalan Raya Grujugan Bondowoso Diduga dari Truk Fuso

    Tumpahan Solar di Jalan Raya Grujugan Bondowoso Diduga dari Truk Fuso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Tumpahan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kembali terjadi di wilayah Kabupaten Bondowoso pada Senin (3/6/2025) malam. Kejadian ini dilaporkan sekitar pukul 23.00 WIB oleh warga yang melintas di Jalan Raya Jember–Bondowoso, tepatnya di wilayah Kecamatan Grujugan.

    Plt Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Bondowoso, Martanto, mengatakan peristiwa tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 22.30 WIB. Tumpahan solar diduga berasal dari sebuah truk fuso bermuatan serbuk kayu yang melaju dari arah Jember menuju Asembagus.

    “Setelah menerima laporan dari masyarakat, petugas kami langsung menuju lokasi dan melakukan penyemprotan serta pembersihan di titik-titik tumpahan solar,” jelas Martanto saat dikonfirmasi, Selasa (3/6/2025) pagi.

    Dalam penanganan tersebut, Damkar Bondowoso mengerahkan satu unit kendaraan water supply. Pihak Polsek Grujugan dan Koramil Grujugan juga terlibat dalam pengamanan lokasi guna mencegah kecelakaan lalu lintas.

    Martanto menyebut kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi di Bondowoso. “Selain di Grujugan, sebelumnya juga pernah terjadi di Kelurahan Tamansari dan Kecamatan Maesan,” ujarnya.

    Ia mengimbau para pengemudi kendaraan, khususnya sopir truk, agar lebih teliti memeriksa kondisi kendaraan sebelum melaju.

    “Kami minta para sopir memastikan tutup tangki BBM tertutup dengan rapat dan benar, terutama setelah mengisi bahan bakar. Kebocoran solar di jalan bisa membahayakan pengendara lain,” tegasnya.

    Damkar Bondowoso juga mengingatkan masyarakat untuk segera melapor jika melihat potensi bahaya seperti tumpahan BBM di jalan raya. [awi/beq]

  • Nenek di Tulungagung Tewas Tertemper Kereta Api Malabar

    Nenek di Tulungagung Tewas Tertemper Kereta Api Malabar

    Tulungagung (beritajatim.com) – Seorang nenek tewas usai tertemper kereta api di Tulungagung. Korban diketahui bernama Sringatin (70), warga Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut, tertemper kereta api Malabar relasi Bandung-Malang hingga terpental sejauh 25 meter dari titik awal.

    Warga tak menyangka korban tewas karena tertemper kereta api. Sebab selama ini korban dikenal mengalami sakit dan susah untuk berjalan kaki.

    Panit Laka Lantas Polsek Ngunut, Iptu Thomas Hari Wibowo mengatakan kecelakaan ini terjadi di jalur kereta api masuk Desa Pulosari, sekitar pukul 04.55 WIB. Petugas yang menerima laporan warga langsung menuju lokasi kejadian.

    Mereka menemukan korban terpental masuk ke area sawah di sekitar rel. “Saat kami tiba di lokasi kejadian korban sudah terpental sejauh 25 meter dari titik awal kecelakaan dan masuk ke area pesawahan,” ujarnya, Selasa (3/6/2025).

    Petugas sempat kesulitan untuk mengidentifikasi korban karena tidak menemukan identitas. Namun warga mengenali korban dari pakaiannya. Korban diketahui mengenakan pakaian milik jamaah yasin Desa Kromasan. Keluarga yang datang ke lokasi kejadian memastikan bahwa korban adalah Sringatin.

    Rumah korban berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian. “Yang mengenali pertama adalah keluarga korban dari pakaiannya, karena kondisi wajah sudah rusak,” tuturnya.

    Dari keterangan sejumlah saksi, korban selama ini mengalami sakit dan susah untuk berjalan kaki. Polisi yang melakukan olah TKP menemukan adanya jejak korban berjalan kaki di sekitar lokasi. Keterangan ini juga diperkuat pengakuat masinis yang melihat korban berjalan di sebelah rel.

    Jenazah korban dibawa ke RSUD dr Iskak untuk menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut. “Dugaan kuat korban nekat mengakhiri hidupnya, tapi kita masih lakukan pendalaman lagi,” pungkasnya. [nm/beq]

  • Iseng Pakai Cincin Lama, Perempuan di Bondowoso Minta Bantuan Damkar

    Iseng Pakai Cincin Lama, Perempuan di Bondowoso Minta Bantuan Damkar

    Bondowoso (beritajatim.com) – Seorang perempuan muda asal Desa Penanggungan, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, terpaksa meminta bantuan ke petugas Pemadam Kebakaran (Damkar), Senin (2/6/2025) malam pukul 23.20 WIB, setelah cincin yang dikenakannya tak bisa dilepas dari jari.

    Korban bernama Refina Ayu (23) datang langsung ke Markas Komando (Mako) Damkar Bondowoso dalam kondisi jari tengah tangan kanannya membengkak akibat cincin yang sudah lama tidak dipakai.

    “Awalnya saya coba pakai cincin lama sekitar jam 10 malam. Tapi pas mau dilepas, malah nggak bisa dan makin sakit,” keluh Refina.

    Refina sempat mencoba berbagai cara untuk melepaskan cincin tersebut. “Sudah saya coba pakai sabun dan minyak, tetap tidak berhasil,” akunya.

    Takut jari membengkak lebih parah, Refina akhirnya memutuskan mendatangi pos Damkar untuk meminta bantuan. Petugas yang berjaga segera memeriksa kondisi jari dan menyiapkan alat khusus untuk mengevakuasi cincin. Proses evakuasi berlangsung sekitar 30 menit dan berhasil diselesaikan dengan aman pada pukul 23.50 WIB.

    Plt Kepala Bidang Damkar Bondowoso, Martanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa Damkar siap memberikan bantuan dalam berbagai situasi darurat, tak terbatas pada kebakaran saja.

    “Kami lakukan evakuasi cincin dengan alat khusus secara hati-hati agar tidak menambah luka pada jari korban. Alhamdulillah, cincin berhasil dilepas dan jari korban aman,” terang Martanto.

    Ia juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat memakai perhiasan, terutama yang sudah lama tidak digunakan dan kemungkinan ukurannya tidak lagi sesuai.

    “Kami terbuka untuk berbagai pertolongan darurat. Jika mengalami kejadian serupa, masyarakat bisa segera menghubungi kami,” imbaunya. [awi/beq]

  • Pemkab Banyuwangi Komitmen Dukung Percepatan Sertifikasi Aset Wakaf

    Pemkab Banyuwangi Komitmen Dukung Percepatan Sertifikasi Aset Wakaf

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Percepatan sertifikasi aset wakaf yang digerakkan oleh berbagai lembaga mendapat dukungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Hal tersebut ditegaskan oleh Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono saat menerima audiensi pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Banyuwangi di Lounge Pemkab Banyuwangi.

    “Pemkab siap untuk berkolaborasi dan mendukung upaya-upaya percepatan sertifikasi aset wakaf,” ungkap Mujiono

    Sertifikasi tersebut, menurut Mujiono, sangat penting untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan terhadap aset wakaf. “Apalagi wakaf tersebut di tempat-tempat strategis, ini perlu dilakukan percepatan agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari,” tegasnya.

    Potensi tanah wakaf di Banyuwangi berjumlah puluhan ribu bidang yang tersebar di seluruh Desa atau Kelurahan. Penggunaannya mulai dari fasilitas pendidikan, kesehatan, rumah ibadah, pemakaman, fasilitas umum hingga lahan produktif.

    “Sebagaimana pesan Ibu Bupati Ipuk, kami akan mempermudah seluruh proses sertifikasi aset wakaf. Kami akan menindaklanjuti ke bawah. Ke camat sampai ke kepala desa dan lurah untuk mengawalnya,” ujar Mujiono.

    Sementara itu, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Banyuwangi Zain Ihsan mengatakan dukungan dari Pemkab Banyuwangi sangat penting khususnya untuk membangun big data aset wakaf se kabupaten berbasis digital.

    “Saat ini aset wakaf tersebar di desa dan kelurahan. Kami membutuhkan intervensi dari pemerintah daerah agar desa dan kelurahan mendukung inventarisasi aset-aset wakaf tersebut,” kata Zain.

    Menurut Zein, d Banyuwangi aset wakaf yang sudah bersertifikat sebanyak 5613 buah, namun ada ribuan bidang lain yang belum tersertifikasi. “Selain itu kami juga membutuhkan dukungan untuk inventarisir data wakaf tersebut melalui platform digital. Pemkab Banyuwangi sendiri telah berpengalaman dalam bidang ini,” pungkas Zain. [alr/aje]

  • Jukir Ancam Boikot Setoran Parkir, DPRD Blitar Bakal Panggil Dishub

    Jukir Ancam Boikot Setoran Parkir, DPRD Blitar Bakal Panggil Dishub

    Blitar (beritajatim.com) – Ratusan juru parkir (Jukir) se-Kota Blitar mengancam akan memboikot uang setoran parkirnya. Para jukir ini mengancam tidak akan menyetorkan uang penarikan parkir ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Blitar.

    Ancaman ini dilontarkan sebagai bentuk protes atas rencana penurunan tarif parkir menjadi Rp.1.000 untuk sepeda motor. Para juru parkir menolak keras wacana itu dan mengancam akan boikot setoran uang parkir yang menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) Dishub.

    “Kita akan boikot kita tidak akan setor uang, tapi kita tetap kerja,” ungkap Siswanto, juru parkir Kota Blitar, Selasa (3/6/2025).

    Para jukir ini pun telah mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Blitar. Mereka berharap aspirasinya bisa disalurkan oleh DPRD Kota Blitar ke Dishub dan Wali Kota Blitar.

    “Harapan kami cuma pemerintah mau mengembalikan tarif parkir seperti semula,” tegasnya.

    DPRD Kota Blitar pun bertekad untuk mengawal polemik tarif parkir ini. Komisi 3 DPRD Kota Blitar bahkan akan segera memanggil Dishub Kota Blitar untuk melakukan klarifikasi perihal tarif parkir Rp.1.000 ini.

    “Setelah ini kita juga akan mengundang Dishub untuk klarifikasi yang disampaikan kepada jukir itu sudah sesuai aturan atau belum, nanti kalau belum ya kita harus sama-sama evaluasi,” Yudi Meira, Ketua Komisi 3 DPRD Kota Blitar.

    Sebenarnya tarif parkir sebesar Rp.1.000 itu masih sekedar wacana. Hingga kini Komisi 3 DPRD Kota Blitar yang menaungi masalah ini pun belum mendapatkan surat resmi soal perubahan tarif parkir.

    “Selama ini belum ada surat masuk kepada DPRD itu kan kebijakan dari Pemerintah Kota Blitar kan masih wacana dan masih dalam pembahasan karena ada pertimbangan khusus,” tegasnya.

    Kini patut dinanti apakah tarif parkir di Kota Blitar benar akan diturunkan menjadi Rp.1.000 atau justru tetap seperti semula. [owi/aje]

  • Jukir Ancam Boikot Setoran Parkir, DPRD Blitar Bakal Panggil Dishub

    Jukir Ancam Boikot Setoran Parkir, DPRD Blitar Bakal Panggil Dishub

    Blitar (beritajatim.com) – Ratusan juru parkir (Jukir) se-Kota Blitar mengancam akan memboikot uang setoran parkirnya. Para jukir ini mengancam tidak akan menyetorkan uang penarikan parkir ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Blitar.

    Ancaman ini dilontarkan sebagai bentuk protes atas rencana penurunan tarif parkir menjadi Rp.1.000 untuk sepeda motor. Para juru parkir menolak keras wacana itu dan mengancam akan boikot setoran uang parkir yang menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) Dishub.

    “Kita akan boikot kita tidak akan setor uang, tapi kita tetap kerja,” ungkap Siswanto, juru parkir Kota Blitar, Selasa (3/6/2025).

    Para jukir ini pun telah mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Blitar. Mereka berharap aspirasinya bisa disalurkan oleh DPRD Kota Blitar ke Dishub dan Wali Kota Blitar.

    “Harapan kami cuma pemerintah mau mengembalikan tarif parkir seperti semula,” tegasnya.

    DPRD Kota Blitar pun bertekad untuk mengawal polemik tarif parkir ini. Komisi 3 DPRD Kota Blitar bahkan akan segera memanggil Dishub Kota Blitar untuk melakukan klarifikasi perihal tarif parkir Rp.1.000 ini.

    “Setelah ini kita juga akan mengundang Dishub untuk klarifikasi yang disampaikan kepada jukir itu sudah sesuai aturan atau belum, nanti kalau belum ya kita harus sama-sama evaluasi,” Yudi Meira, Ketua Komisi 3 DPRD Kota Blitar.

    Sebenarnya tarif parkir sebesar Rp.1.000 itu masih sekedar wacana. Hingga kini Komisi 3 DPRD Kota Blitar yang menaungi masalah ini pun belum mendapatkan surat resmi soal perubahan tarif parkir.

    “Selama ini belum ada surat masuk kepada DPRD itu kan kebijakan dari Pemerintah Kota Blitar kan masih wacana dan masih dalam pembahasan karena ada pertimbangan khusus,” tegasnya.

    Kini patut dinanti apakah tarif parkir di Kota Blitar benar akan diturunkan menjadi Rp.1.000 atau justru tetap seperti semula. [owi/aje]

  • Tekan Merebaknya Hama Tikus, Pemkab Banyuwangi Sebar Ratusan Burung Hantu

    Tekan Merebaknya Hama Tikus, Pemkab Banyuwangi Sebar Ratusan Burung Hantu

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi sebar ratusan burung hantu (tyto alba) di sejumlah wilayah pertanian yang tingkat populasi tikusnya tinggi. Pemkab juga memfasilitasi rumah burung hantu (rubuha) sebagai tempat transit hewan nocturnal tersebut.

    Dalam kegiatan pengendalian hama tikus tersebut, Dinas Pertanian telah melepaskan sebanyak 421 ekor burung hantu hasil budidaya para kelompok tani.

    “Ini cara alami untuk mengendalikan hama tikus. Selain ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida, cara ini juga membantu pelestarian burung hantu yang ternyata sangat bermanfaat bagi petani,” ujar Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda.

    Kegiatan tersebut merupakan bagian dari gerakan pengendalian hama tikus yang dilakukan Pemkab Banyuwangi bersama Kodim 0825 dan kelompok tani, yang dilaksanakan serentak di 10 kecamatan sentra padi di Banyuwangi. Salah satunya di areal persawahan milik Kelompok Tani Gajah Tunggal, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.

    “Burung hantu mampu mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Hewan ini juga mampu terbang cepat, menyergap dengan cepat tanpa suara, serta memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter,” ujarnya.

    Ilham mengaku, seekor burung hantu mampu memakan tikus antara 2-4 ekor per hari dan dapat membunuh tikus lebih dari 10 ekor per hari. “Dengan daya jelajah yang tinggi, sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektare tanaman padi sehingga sangat ekonomis,” paparnya.

    Tidak hanya menyediakan ratusan burung hantu, Pemkab juga memberikan fasilitas rubuha di areal persawahan yang populasi tikusnya tinggi. Rubuha diharapkan menjadi lokasi transit dan tempat berkembang biak burung hantu, sehingga populasinya tetap terjaga sebagai penyeimbang ekosistem.

    “Burung hantu akan datang dengan sendirinya ke lokasi-lokasi yang banyak tikusnya. Jadi kita tinggal pasang rubuha, nanti mereka akan menetap di lokasi tersebut,” urai Ilham.

    Ilham menyebut, hingga akhir Mei 2025, Dinas Pertanian dan Pangan telah memasang sebanyak 557 unit Rubuha di semua kecamatan sentra padi se-Banyuwangi. Diharapkan dengan pengembangbiakan burung hantu melalui pemasangan Rubuha ini, populasi burung hantu sebagai predator hama tikus semakin meningkat, ekosistem terjaga dan hama tikus dapat dikendalikan.

    Program ini disambut antusias petani Banyuwangi. Salah satunya Agus Sakiru, petani asal Desa Singojuruh. Menurutnya, pemanfaatan burung hantu sangat efektif untuk pengendalian populasi tikus. Agus bersama kelompok taninya sudah mengembangbiakkan burung hantu sebagai predator alami di lahan persawahannya.

    “Sebelum menerapkan sistem ini kami pernah gagal panen tiga kali. Tapi setelah memberdayakan Tyto Alba, kami bisa panen bagus sampai sekarang,” pungkasnya. [alr/aje]

  • Sopir Dump Truk yang Tabrak Dua Pemotor di Lumajang Dites Urin

    Sopir Dump Truk yang Tabrak Dua Pemotor di Lumajang Dites Urin

    Lumajang (beritajatim.com) – Sopir dump truk yang tabrak dua pemotor di Desa/Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur hingga tewas harus menjalani proses pemeriksaan urine atau urinalisis.

    Hal itu dilakukan karena adanya dugaan penggunaan obat-obatan terlarang saat sedang berkendara hingga menyebabkan insiden kecelakaan yang menyebabkan dua korban jiwa.

    Sebelumnya kecelakaan yang melibatkan dua unit angkutan pasir dan satu sepeda motor terjadi di jalan raya Dampit-Lumajang, Desa/Kecamatan Candipuro, Senin (2/6/2025). Peristiwa itu menewaskan Abdul Wahid (50) dan Diva Puspita (19), warga Desa/Kecamatan Tempursari.

    Setelah insiden, sopir dump truk jenis Hino dengan nopol N 8238 AB bernama Hendra Priyono harus menjalani proses pemeriksaan di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lumajang. Proses tes urin juga harus dilakukan sang sopir lantaran dicurigai menggunakan obat-obatan terlarang.

    Kanit Laka Satlantas Polres Lumajang Ipda Dendy Cucu Ardiana mengatakan, tes urin terhadap sopir truk dilakukan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Lumajang, Senin (2/6/2025) malam. Hal itu harus dilakukan lantaran masyarakat menduga pengemudi truk memakai barang terlarang.

    “Ini akhirnya kami laksanakan tes urin, hasilnya negatif, kebetulan pengemudi ini tidak menggunakan obat-obatan terlarang maupun dalam keadaan mabuk,” terangnya, Selasa (3/6/2025).

    Saat kejadian kecelakaan, sopir truk diakui sedang dalam kondisi kurang sehat dan membuat kehati-hatian saat berkendara ikut menurun. Sehingga, saat sepeda motor yang dikendarai dua korban mendahului truk secara tiba-tiba, sopir kaget dan tidak maksimal melakukan pengereman.

    “Jadi memang karena saat kejadian keterangan dari sopir ini dia masih agak sakit, tidak ada kemungkinan main hp juga saat berkendara. Nah saat ada sepeda motor di tengah antara truk di depannya, dia kaget jadinya tiba-tiba ngerem tapi tidak nututi, akhirnya tertabrak,” tambahnya.

    Sopir dump truk sementara diketahui masih berstatus saksi untuk proses penyelidikan dari Satlantas Polres Lumajang. (has/ted)