Category: Beritajatim.com Regional

  • Jejak yang Terlupakan: Mengapa Ploso Jombang Tak Masuk Biografi Resmi Bung Karno?

    Jejak yang Terlupakan: Mengapa Ploso Jombang Tak Masuk Biografi Resmi Bung Karno?

    Jombang (beritajatim.com) – Pada sebuah sore yang lengang di Jombang, Binhad Nurrohmat, seorang pemerhati sejarah sekaligus inisiator gerakan Titik Nol Soekarno, membuka lembar demi lembar buku tua berjudul My Friend the Dictator, karya Cindy Adams.

    Buku yang terbit pada 1967 ini seolah menyimpan rahasia yang selama ini terkubur dari narasi besar sejarah Indonesia: Soekarno kecil dan jejak masa kecilnya di Ploso, Jombang.

    Dalam buku tersebut, Binhad menemukan sesuatu yang mengejutkan—sebuah foto Cindy Adams tengah berdiri di halaman sebuah rumah tua di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso. Tak sendiri, ia berpose bersama sejumlah tokoh lokal: Mbok Suwi atau Bu Sosro—perawat kecil Soekarno, Mbah Joyodipo—teman masa kecil sang proklamator, Mbah Sutomo sang Wedono Ploso waktu itu, dan Abdul Syukur, seorang tokoh masyarakat setempat.

    Semuanya berada di satu bingkai, di satu tempat yang kini justru nyaris terhapus dari narasi resmi sejarah Bung Karno.

    “Ini bukan sekadar foto,” kata Binhad dengan nada serius. “Ini bukti bahwa Cindy Adams benar-benar melakukan penelusuran sejarah secara langsung. Ia datang ke Ploso pada 1964, setahun sebelum buku Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams diterbitkan. Tapi kenapa Ploso tidak disebut dalam buku itu?”

    Pertanyaan itu menjadi kunci dari kegelisahan Binhad. Baginya, bagian paling mendasar dari riwayat hidup seseorang adalah masa kecilnya—terutama rentang usia nol hingga sepuluh tahun. Di sanalah, menurutnya, cetak biru kepribadian seseorang dibentuk.

    Namun dalam buku yang kemudian dikenal luas di Indonesia sebagai Bung Karno: Penjambung Lidah Rakjat Indonesia, nama Ploso tak sekali pun disebut. “Ini cacat sejarah,” tegasnya. “Bukan karena Ploso harus diagung-agungkan, tapi karena ini adalah fase kehidupan yang sangat penting. Kenapa justru dihilangkan?”

    Tak hanya Ploso yang terabaikan. Sidoarjo, tempat Soekarno tinggal setelah ayahnya, Raden Soekeni Sosrodihardjo, dipindahtugaskan pada November 1907, juga absen dari narasi Cindy Adams.

    Padahal, menurut arsip resmi, Raden Soekeni mengajar di Sekolah Ongko II Sidoarjo dan tinggal tak jauh dari sekolah itu. Bung Karno bahkan bersekolah di sana sebagai siswa.

    Fakta-fakta ini makin diperkuat oleh penelusuran sejarawan muda Jombang, Moch. Faisol. Ia menemukan bahwa foto Cindy Adams di halaman rumah masa kecil Soekarno di Ploso juga muncul dalam buku Soekarno: My Friend, yang terbit tahun 1971. “Judul bukunya beda, tapi isinya sama dengan My Friend the Dictator,” jelas Faisol.

    Yang menarik, dalam salah satu foto itu, Cindy Adams menulis keterangan: in the village—”di desa.” Keterangan ini makin menegaskan bahwa lokasi kunjungan Cindy bukanlah di kota besar seperti Surabaya, tetapi benar-benar di pedesaan, tepatnya Ploso.

    Pertanyaannya kini adalah: apakah penghilangan nama Ploso dan Sidoarjo dari narasi Cindy Adams disengaja? Atau hanya karena ketidaktahuan dan pembatasan editorial? Apapun itu, bagi Binhad dan para penelusur sejarah lokal, pengabaian ini adalah bentuk pengaburan jejak penting dari seorang tokoh besar bangsa.

    “Sejarah tidak boleh dilipat atau dipilih hanya karena alasan politis atau estetika narasi,” ujar Binhad. “Ploso adalah bagian dari Soekarno. Dan kebenaran sejarah harus tetap kita suarakan.”

    Kini, di tengah hiruk pikuk perayaan warisan Bung Karno, Ploso berdiri sebagai simbol sunyi dari sebuah masa kecil yang nyaris tak terdengar. Namun berkat ketekunan para penelusur jejak, suara masa kecil itu perlahan mulai bangkit, menuntut pengakuan yang layak dari panggung sejarah nasional. [suf]

  • Aksi Balap Liar Remaja di Tuban Berhasil Digagalkan, Puluhan Motor Disita

    Aksi Balap Liar Remaja di Tuban Berhasil Digagalkan, Puluhan Motor Disita

    Tuban (beritajatim.com) – Aksi balap liar yang dilakukan oleh sekelompok remaja di jalan raya Soekarno Hatta Tuban berhasil digagalkan oleh Kepolisian Resor (Polres) Tuban. Minggu (15/06/2025) dini hari.

    Kasihumas Polres Tuban AKP J Mintoro menjelaskan bahwa kegiatan tersebut Petugas Kepolisian berhasil mengamankan sejumlah kendaraan roda dua yang diduga akan digunakan untuk balapan liar dan tidak sesuai standar pabrik.

    “Aksi tersebut mengganggu ketertiban dan membahayakan pengguna jalan lainnya, sehingga berhasil dihentikan oleh anggota Satlantas bersama Unit Jatanras Polres Tuban,” ujar AKP J Mintoro.

    Selain itu, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Polres Tuban dalam menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) di wilayah hukum Polres Tuban.

    “Penertiban balap liar ini sebagai bentuk respons terhadap keresahan masyarakat dan demi keselamatan bersama di jalan raya,” ungkap Jemy sapaannya

    Pihaknya juga menyampaikan bahwa pihak Kepolisian akan terus meningkatkan kegiatan patroli terutama di lokasi yang sering rawan dijadikan arena adu kecepatan kendaraan roda dua atau knalpot brong.

    “Kami akan terus melakukan patroli dan penindakan terhadap kegiatan balap liar yang meresahkan masyarakat,” bebernya.

    Adapun sebanyak 35 unit kendaraan roda dua yang sebagian tidak sesuai dengan standar pabrik dan disinyalir akan digunakan untuk melakukan balap liar juga telah diamankan ke Polres Tuban.

    “Bagi kendaraan yang hendak diambil, diwajibkan membawa kelengkapan surat-surat kendaraan serta memastikan motor telah dilengkapi sesuai dengan standar pabrik,” kata Jemy.

    Ia juga mengimbau kepada masyarakat khususnya kalangan remaja untuk tidak melakukan kegiatan balap liar yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. “Untuk orang tua juga diharapkan turut mengawasi aktivitas anak-anak mereka di luar rumah,” pungkasnya. [ayu/aje]

  • Riding to Muassis: Ansor Jombang Kota Bersama Bupati Warsubi Gelar Ziarah Ulama Sekaligus Kampanye Keselamatan Berkendara

    Riding to Muassis: Ansor Jombang Kota Bersama Bupati Warsubi Gelar Ziarah Ulama Sekaligus Kampanye Keselamatan Berkendara

    Jombang (beritajatim.com) – Semangat kebersamaan dan penghormatan terhadap ulama ditunjukkan dalam kegiatan Riding to Muassis yang digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang Kota, Minggu (15/6/2025).

    Acara yang diikuti oleh sekitar 200 peserta ini menggabungkan kegiatan ziarah ke makam para muassis pondok pesantren di Jombang dengan kampanye keselamatan berkendara atau safety riding.

    Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen Nahdlatul Ulama di Kecamatan Jombang. Hadir dalam rombongan di antaranya jajaran Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Jombang, PAC GP Ansor Jombang Kota, Fatayat dan Muslimat NU se-Kecamatan Jombang, serta Banser senior seperti Muhdlor.

    Para anggota Ansor-Banser dari seluruh kelurahan di Kecamatan Jombang turut memeriahkan acara ini. Kehadiran Gus Hikam, pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Kalibening, juga memberi sentuhan spiritual dan khidmat pada rangkaian kegiatan.

    Rombongan dilepas dari Lapangan Pulo Jombang oleh Bupati Jombang H. Warsubi, didampingi Wakil Bupati H. Salmanudin Yazid dan Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan. Seluruh peserta menggunakan helm berstandar nasional (SNI), mematuhi peraturan lalu lintas, dan tertib dalam iring-iringan yang dikawal aparat.

    Ketua PAC GP Ansor Jombang Kota, Akhdanil Farikhi, menjelaskan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan kembali kesadaran sejarah dan spiritual para pemuda Jombang dengan melakukan ziarah ke makam para pendiri pesantren.

    “Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, untuk berziarah ke makam para pendirinya. Selanjutnya, rombongan melanjutkan perjalanan ke komplek makam pendiri Pondok Pesantren Tebuireng,” ungkapnya.

    Bupati Jombang H. Warsubi mengapresiasi inisiatif GP Ansor Jombang Kota. Ia menilai kegiatan ini tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menjadi cara efektif menanamkan kembali nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme kepada generasi muda.

    “Ini bukan sekadar touring, tapi perjalanan spiritual dan historis. Kita belajar menghargai jasa para ulama yang telah meletakkan dasar-dasar pendidikan dan kebangsaan,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa Riding to Muassis mencerminkan perpaduan antara spiritualitas, tradisi, dan kepedulian terhadap keselamatan masyarakat. “Saya sangat mengapresiasi Ansor Jombang Kota yang bisa memadukan ziarah muassis dengan kampanye keselamatan. Ini bentuk nyata menjaga nilai dan juga menjaga nyawa,” katanya.

    Bupati juga mengingatkan pentingnya generasi muda untuk menjadi pelopor keselamatan dalam berlalu lintas. “Anak-anak muda Jombang jangan hanya semangat dalam organisasi, tapi juga harus menjadi pelopor dalam keselamatan berlalu lintas. Karena itu juga bagian dari akhlak dalam bermasyarakat,” imbuhnya.

    Harapan agar kegiatan serupa menjadi agenda rutin juga disampaikan. “Jombang ini kota santri, kota ulama. Kalau kita rawat nilai-nilai itu dengan kegiatan positif seperti ini, saya yakin generasi muda Jombang akan menjadi pelopor kebaikan di mana pun berada,” tutup Warsubi.

    Wakil Bupati Jombang, H. Salmanudin Yazid, turut menegaskan pentingnya menjaga akhlak dan nilai-nilai pesantren di tengah modernisasi. “Ziarah ini menjadi pengingat bahwa kemajuan hari ini tidak lepas dari perjuangan para muassis. Kita wajib menjaga warisan itu dengan akhlak dan kerja nyata,” ujarnya.

    Sementara itu, Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan menegaskan pentingnya mematuhi aturan lalu lintas dan menerapkan safety riding, terutama di kalangan organisasi pemuda. “Ansor hari ini memberikan contoh bahwa berkendara itu tidak hanya soal gaya, tapi juga harus mematuhi aturan dan mengutamakan keselamatan,” tegasnya.

    Sebagai bentuk apresiasi dan kampanye keselamatan, Kapolres Jombang menyerahkan helm SNI kepada 10 peserta yang dinilai paling tertib dan disiplin selama berkendara. “Ini bukan hanya kegiatan ziarah biasa. Kita ingin menanamkan bahwa menghormati para pendiri bangsa dan ulama harus dibarengi dengan etika berlalu lintas yang baik. Apalagi generasi muda hari ini sangat aktif berkendara,” ujarnya.

    Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama dan tabur bunga di makam Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai simbol penghormatan terhadap tokoh bangsa yang lahir dari rahim pesantren Jombang. [suf]

  • Kecelakaan Tunggal di Jalan Raya Somber Sampang, 1 Orang Tewas, Jembatan Rusak Jadi Sorotan

    Kecelakaan Tunggal di Jalan Raya Somber Sampang, 1 Orang Tewas, Jembatan Rusak Jadi Sorotan

    Sampang (beritajatim.com) — Kecelakaan tunggal terjadi di Jalan Raya Desa Somber, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Minggu (15/6/2025). Sebuah mobil pikap dengan nomor polisi W 8794 QC terjatuh ke arah kanan tepat di atas jembatan yang kondisinya diketahui memprihatinkan.

    Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Gama Rizaldi, menjelaskan bahwa kendaraan yang dikemudikan Holil (53) itu melaju dari arah utara ke selatan. Saat mencapai tanjakan, mengalami selip dan kehilangan kendali hingga tergelincir ke sisi kanan jalan.

    Akibat kejadian itu, satu penumpang bernama Halimah mengalami luka berat dan dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Tambelangan.

    “Dua penumpang lainnya, Irodatul Masruroh dan Zizah, mengalami luka ringan dan menjalani perawatan jalan. Sementara kerugian material ditaksir mencapai Rp10 juta,” ucapnya.

    Sesaat setelah kejadian, petugas dari Polsek Tambelangan dan Unit Gakkum Satlantas Polres Sampang segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta mengamankan area sekitar.

    Insiden ini kembali menyoroti kondisi infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah tersebut. Salah satu warga sekitar mengungkapkan bahwa jembatan tempat kecelakaan itu terjadi sudah lama dalam kondisi rusak dan belum ada tindakan nyata dari pemerintah.

    “Jembatan tersebut sudah lama ambruk dan sudah sangat mengkhawatirkan sejak dulu. Tapi saya dengar-dengar akan dibangun tahun ini,” katanya.

    Ia berharap agar pemerintah setempat segera merealisasikan pembangunan jembatan tersebut demi keselamatan pengendara yang melintasi jalur tersebut.

    “Mengantisipasi kejadian yang sama, kiranya ada solusi sementara dari pemerintah setempat. Pinggir tebing yang kosong kiranya ada penahan atau apa aja namanya yang bisa membuat keamanan bagi para pengendara,” tandasnya. [sar/suf]

  • Tertidur Sejenak, Nyawa Terancam: Kecelakaan di Exit Tol Jombang

    Tertidur Sejenak, Nyawa Terancam: Kecelakaan di Exit Tol Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Heningnya malam Minggu menjelang subuh di Kecamatan Tembelang, Jombang, mendadak pecah oleh suara benturan keras di simpang tiga Exit Tol Tembelang. Peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 01.30 WIB, Minggu dini hari (15/6/2025), melibatkan sebuah truk Isuzu Elf dan kendaraan roda tiga jenis Viar yang dikendarai warga setempat.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang Ipda Siswanto menjelaskan, kecelakaan ini bermula saat truk bernopol AD-8160-GE yang dikemudikan oleh Muhamad Ardiansyah (32), warga Desa Sripit, Kabupaten Sragen, melaju dari arah selatan menuju utara.

    “Diduga kuat sang sopir mengantuk dan kehilangan konsentrasi, sehingga kendaraannya tiba-tiba berbelok ke kanan, tepat saat sebuah Viar Tosa bernopol S-5459-OM melaju dari arah berlawanan,” jelas Siswanto.

    Tabrakan tak terelakkan. Viar yang dikendarai Nanang Supriono (47), warga Desa Jatibanjar, Ploso, terserempet. Meski Nanang tidak mengalami luka, penumpang di belakangnya, Tarso (76), mengalami luka serius dan langsung dilarikan ke RSUD Jombang.

    Punggung Tarso tertancap sebilah besi. Truk yang menyerempet memang memuat lonjoran besi. Melihat kondisi yang mengkhawatirkan, pihak rumah sakit kemudian merujuk Tarso ke RS dr. Soetomo Surabaya untuk penanganan lebih lanjut.

    Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Polisi mencatat satu orang luka ringan, yakni Tarso, sementara pengemudi truk dan pengendara Viar selamat tanpa luka. Meski begitu, kerugian material ditaksir mencapai Rp500.000.

    Dua warga sekitar yang menjadi saksi mata, Yanto (35) dan Regal (42), keduanya berasal dari Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, membenarkan bahwa truk sempat melaju tak stabil sebelum menyenggol kendaraan roda tiga tersebut. [suf]

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 15 Juni 2025

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 15 Juni 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Minggu, 15 Juni 2025.

    “Cuaca di Surabaya cenderung berawan di pagi hari ini. Kemudian cerah pada siang hingga malamnya. Begitu juga dengan prakiraan cuaca di daerah Sidoarjo dan Gresik,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., Sabtu (14/6/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG memprediksi cuaca di Surabaya cenderung berawan di pagi hari ini. Kemudian cerah pada siang hingga malamnya, seperti di Kecamatan Tegalsari, Wiyung, Sawahan, Mulyorejo, Gubeng, Gayungan, dan Dukuh Pakis.

    Suhu udara: 24°C – 33°C
    Kelembapan: 73% – 96%
    Kecepatan angin: 26,9 km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Daerah di Sidoarjo cenderung berawan pagi hari ini. Kemudian pada siang harinya, Kecamatan Buduran diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan, sekitar pukul 12.00-14.00 WIB. Selebihnya, cuaca tampak cerah.

    Suhu udara: 23°C – 34°C
    Kelembapan: 69% – 94%
    Kecepatan angin: 27,8 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    BMKG memprakirakan cuaca di Gresik berawan di pagi hari, kemudian cerah pada siangnya. Adapun Kecamatan Sangkapura, Tambak, dan Sidayu, malamnya diprediksi hujan ringan.

    Suhu udara: 25°C – 31°C
    Kelembapan: 76% – 92%
    Kecepatan angin: 21,6 km/jam dari arah Timur.

    Meski cuaca berawan mendominasi, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari ini dengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/suf]

  • Prakiraan Cuaca Malang Raya 15 Juni 2025: Cerah Berawan hingga Udara Berkabut

    Prakiraan Cuaca Malang Raya 15 Juni 2025: Cerah Berawan hingga Udara Berkabut

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Malang Raya pada Minggu, 15 Juni 2025. Prakiraan ini mencakup wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu dengan kondisi cuaca yang bervariasi, mulai dari cerah berawan hingga udara berkabut.

    Kota Malang diperkirakan mengalami cuaca cerah sejak pagi hari pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca masih cerah,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Menjelang siang hingga malam hari, cuaca di kota Malang cenderung berkabut. Pada dini hari Senin, 16 Juni 2025, cuaca berubah menjadi berawan. Suhu udara harian di Kota Malang berkisar antara 20 hingga 32 derajat Celcius.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang diprediksi memiliki kondisi cuaca yang lebih beragam. Pagi hari, sebagian besar kecamatan mengalami hujan ringan dan cerah berawan. Kecamatan seperti Donomulyo, Kalipare, Kasembon, Ngantang, Poncokusumo, Pujon, dan Sumbermanjing Wetan diprediksi berawan.

    Menjelang siang, antara pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, cuaca di beberapa wilayah seperti Jabung, Lawang, Pakis, Singosari, dan Tajinan akan cerah. “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca cerah dan berawan. Cuaca udara kabut terjadi di Dau, Karangploso, Lawang, Singosari, Ngantang, Jabung, Poncokusumo, Pujon,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pada malam hari hingga pukul 22.00 WIB, cuaca di Kabupaten Malang diprediksi berawan dan cerah berawan, dengan udara kabut di wilayah Kepanjen, Pagelaran, dan Pujon. Dini hari Senin, 16 Juni 2025, cuaca di Kabupaten Malang cenderung berawan dan sebagian mengalami hujan ringan serta cerah berawan.

    Kecamatan Kasembon dan Ngantang mengalami cuaca cerah berawan. Suhu udara harian diperkirakan berada antara 21 hingga 32 derajat Celcius.

    Untuk wilayah Kota Batu, cuaca pagi hari diprediksi berawan dan cerah berawan mulai pukul 10.00 WIB. Siang hari akan diselimuti kabut, dilanjutkan dengan kondisi berawan pada sore harinya.

    Pada pukul 19.00 WIB, kabut diperkirakan akan menyelimuti seluruh wilayah Kota Batu yang mencakup kecamatan Batu, Bumiaji, dan Junrejo. Kondisi udara berkabut ini diperkirakan akan berlangsung hingga malam hari. Dini hari Senin cuaca diperkirakan berawan. Pagi hari pukul 07.00 WIB, cuaca tetap berawan dengan suhu harian antara 15 hingga 25 derajat Celcius.

    Prakiraan ini diharapkan menjadi acuan bagi masyarakat Malang Raya untuk merencanakan aktivitas mereka, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan luar ruangan. [dan/suf]

  • Apresiasi KH Akhmad Said Asrori untuk Petugas Haji 2025: Khidmah Menjadi Amal Saleh

    Apresiasi KH Akhmad Said Asrori untuk Petugas Haji 2025: Khidmah Menjadi Amal Saleh

    Madinah (beritajatim.com) – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan kinerja para petugas haji Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M.

    Ini disampaikan langsung dari Madinah, Kamis (12/6/2025). Dia menilai bahwa kerja para petugas, baik yang sambil menunaikan haji maupun tidak, merupakan bentuk khidmah yang bernilai ibadah.

    “Saya mengapresiasi kepada para petugas yang melaksanakan tugas, baik sambil menunaikan ibadah haji maupun tidak. Petugas yang tidak melaksanakan haji, insya Allah pahalanya sama karena diniati khidmah kepada jemaah haji,” sebut Kyai Said dikutip dari laman resmi Kemenag RI, Sabtu (14/6/2025).

    KH Akhmad Said Asrori tahun ini tercatat sebagai anggota Amirulhaj 1446 H/2025 M. Sebagai bagian dari tim Amirulhaj. Dia mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji bersama jemaah Indonesia, mulai dari wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, hingga mabit dan melontar jumrah di Mina.

    Kehadirannya di lapangan memungkinkan dirinya menyaksikan secara langsung kerja keras petugas haji Indonesia dalam melayani jemaah. “Kita berharap apa yang sudah dilaksanakan betul-betul menjadi amal saleh bagi kita semua,” sambungnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said juga menyampaikan bahwa ibadah haji menyimpan sejuta kisah dari setiap jemaah. Dia mengutip nasihat dari KH Mustofa Bisri. “Satu juta orang haji itu ada satu juta pengalaman, baik yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan. Jadi itu sesuatu yang memang selalu terjadi sejak zaman Rasulullah,” paparnya.

    Kyai Said turut berbagi pengalaman pribadinya saat berhaji pada tahun 2001. Pada masa itu, jemaah Indonesia harus lebih mandiri dalam urusan logistik harian. “Dibandingkan dulu, haji sekarang lebih enak semua. Sekarang semuanya sudah tersedia,” sebutnya.

    Dia berharap seluruh jemaah haji Indonesia, termasuk para petugas yang berkhidmah, memperoleh kemabruran dan segala upaya yang telah dilakukan tercatat sebagai amal saleh. Di akhir pesannya, Kiai Said juga berharap agar penyelenggaraan ibadah haji terus membaik di tahun-tahun mendatang. [suf]

  • Mekkah Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir, Dua Jemaah Haji Jombang Tutup Usia

    Mekkah Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir, Dua Jemaah Haji Jombang Tutup Usia

    Jombang (beritajatim.com) – Kabar duka datang dari Tanah Suci. Dua jemaah haji asal Kabupaten Jombang menghembuskan napas terakhir mereka di tengah pelaksanaan ibadah yang paling sakral dalam ajaran Islam.

    Di tengah jutaan umat yang menunaikan rukun Islam kelima, Imam Sucitro dan Shodiqin Usman menutup perjalanan hidupnya dengan penuh kesyahduan di tanah haram, Mekkah al-Mukarramah.

    Imam Sucitro, 47 tahun, warga Dusun Sidomulyo, Desa Pucangro, Kecamatan Gudo, meninggal dunia pada Senin, 9 Juni 2025, pukul 19.30 waktu Arab Saudi. Ia tergabung dalam kloter SUB 18. Sebelum berpulang, almarhum sempat menjalani perawatan akibat sakit yang dideritanya. Kepergiannya membawa duka mendalam bagi keluarga dan kerabat yang mengantarnya hingga ke tanah suci dengan penuh harap dan doa.

    Tiga hari berselang, kabar duka kedua datang dari kloter 19. Shodiqin Usman, 65 tahun, warga Dusun Sawahan, Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, menghembuskan napas terakhir pada Kamis, 12 Juni 2025, setelah berjuang selama dua pekan melawan penyakit pneumonia di sebuah rumah sakit di Mekkah.

    Selama masa sakit hingga akhir hayatnya, almarhum didampingi oleh Zulfikar Damam Ikhwanto, Ketua KBIH Thoriqul Jannah, yang akrab disapa Gus Antok.

    “Sebagai pendamping, kami ikut dalam proses pemulasaraan hingga pemakaman. Almarhum Shodiqin sempat menjalani perawatan intensif sebelum akhirnya wafat dan dimakamkan di Pemakaman Syaraya, Makkah,” ujar Gus Antok melalui sambungan ponsel, Minggu (15/6/2025).

    Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Ilham Rohim, turut mengonfirmasi kabar duka ini. “Hingga hari ini, total jemaah asal Jombang yang meninggal di Mekkah ada dua orang. Mohon doanya untuk almarhum,” tuturnya penuh haru.

    Meninggal dunia dalam keadaan ihram, di tanah suci, dan saat menjalani ibadah haji merupakan dambaan banyak umat Islam. Meski duka menyelimuti keluarga, ada ketenangan yang mungkin menyusup di antara tangis: bahwa mereka berpulang di tempat paling mulia dalam keadaan beribadah.

    Bagi masyarakat Jombang, kepergian Imam dan Shodiqin menjadi pengingat akan kefanaan hidup dan kemuliaan ibadah. Mereka tidak sekadar berangkat menunaikan haji, tetapi juga telah meraih husnul khatimah yang diyakini sebagai salah satu tanda kemuliaan dari Allah SWT. [suf]

  • Dilaporkan Hilang, Nenek Asal Ponorogo Ditemukan Meninggal di Sungai Bengawan Madiun di Magetan

    Dilaporkan Hilang, Nenek Asal Ponorogo Ditemukan Meninggal di Sungai Bengawan Madiun di Magetan

    Magetan (beritajatim.com ) – Tanem (60), warga Desa Sawoo, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak 19 Mei 2025, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Jasad perempuan lansia tersebut ditemukan pada Sabtu, 14 Juni 2025, sekitar pukul 16.30 WIB di aliran Sungai Bengawan Madiun, tepatnya di Dusun Banjeng, Desa Dukuh, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.

    Informasi penemuan ini pertama kali diterima oleh Polsek Lembeyan dari Polsek Kebonsari, Polres Madiun. ”Saat ditemukan, kondisi jenazah sudah membusuk dan hanya tersisa sekitar 30 persen. Lokasi penemuan berada di atas batu padas di tengah aliran sungai, dan jenazah telah berhasil dievakuasi oleh tim gabungan,” terang Kapolsek Lembeyan, AKP Rohmadi.

    Dalam laporan awal, pihak kepolisian menyampaikan bahwa jasad yang ditemukan merupakan Mrs. X sebelum akhirnya berhasil diidentifikasi sebagai Tanem, warga Ponorogo yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya melalui Polsek Sawoo.

    Sebelumnya, pihak keluarga melalui Ginten, anak kandung korban, melaporkan bahwa Tanem keluar rumah pada 19 Mei pagi tanpa berpamitan dan tidak kunjung kembali. Sejumlah upaya pencarian telah dilakukan sejak laporan itu dibuat pada 22 Mei 2025.

    Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan proses pendalaman serta menunggu laporan lengkap terkait penyebab pasti kematian korban. Saat ini jenazah sudah dievakuasi ke RSUD dr Sayidiman Magetan untuk pemeriksaan lebih lanjut sembari menunggu pihak keluarga. [fiq/kun]