Category: Beritajatim.com Regional

  • Pemkab Pamekasan Bersama Bank Jatim Serahkan 46 Unit Gerobak Bagi Pelaku UMKM

    Pemkab Pamekasan Bersama Bank Jatim Serahkan 46 Unit Gerobak Bagi Pelaku UMKM

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, bersama Bank Jatim menyerahkan sebanyak 46 unit grobak bagi para pelaku UMKM di Sentra PKL Eks PJKA Jl Trunojoyo, Pamekasan, Kamis (19/6/2025).

    Puluhan unit grobak tersebut merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jatim, sekaligus tindak lanjut dari program Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto menyambut 100 hari kerja melalui program penataan PKL.

    “Bantuan gerobak ini sebagai wujud dukungan pemerintah daerah bersama Bank Jatim, khususnya bagi pelaku UMKM di Pamekasan. Kolaborasi ini menjadi sumber daya yang harus dimaksimalkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, Kamis (19/6/2025).

    Kolaborasi tersebut diharapkan terus terjalin guna memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat. ““Kami sampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Bank Jatim yang telah bersinergi menyalurkan CSR berupa gerobak PKL sebanyak 46 unit,” ungkapnya.

    Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman (tengah) didampingi Wakil Bupati Pamekasan, Sukriyanto (kiri) mengecek gerobak bagi pelaku UMKM di Sentra PKL Eks PJKA Pamekasan, Kamis (19/6/2025).

    “Bantuan CSR Bank Jatim ini sangat mendukung program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, khususnya dalam penataan PKL di Pamekasan. Penyerahan simbolis kita serahkan 10 unit grobak, dan 36 unit grobak lainnya kita berikan secara bertahap,” imbuhnya.

    Lebih lanjut disampaikan jika bantuan gerobak tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas para pelaku UMKM. “Semoga bantuan ini dapat mendorong dan meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha masyarakat, khususnya para pelaku UMKM yang berada di Sentra PKL Eks PJKA Pamekasan,” harapnya.

    Sementara Direktur Kepatuhan Bank Jatim, Ummi Rodyah menyampaikan hal tersebut sebagai pilot project untuk pengembangan PKL di Pamekasan. “Hal ini merupakan wujud kami mendukung program pemerintah daerah, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan tempat ini dapat difasilitasi dengan baik,” jelasnya.

    “Kedepan kami juga siap hadir untuk memberikan dukungan dengan benefit yang ada, dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang kaki lima di Pamekasan. Kedepan kita juga akan edukasi pada PKL disini bagaimana mengelola keuangan dengan menggunakan QRIS,” pungkasnya. [pin/ted]

  • Masalah Ekonomi, Wanita di Surabaya Jadi Korban KDRT 20 Tahun

    Masalah Ekonomi, Wanita di Surabaya Jadi Korban KDRT 20 Tahun

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang perempuan di Surabaya berinisial IN harus menanggung derita selama dua dekade akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya, NH (49). Kasus ini kini ditangani aparat kepolisian dan didampingi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya.

    Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati menyampaikan bahwa kondisi korban cukup memprihatinkan dengan luka fisik yang masih tampak dan trauma psikologis yang mendalam. IN bahkan disebut masih merasa terikat secara keagamaan dengan suaminya, hingga sempat takut melaporkannya.

    “Kemarin laporan ke kantor polisi kita dampingi. Ke depan minta didampingi secara psikologis dan agama. Dia secara agama takut mendzolimi suami,” ujar Ida, Kamis (19/6/2025).

    IN mengaku kerap menjadi korban kekerasan fisik, termasuk diseret dari kamar hingga halaman rumah, bahkan sampai pintu pagar. “Memar di tangan warna hitam biru, dicengkeram diseret dari kamar sampai pagar rumah,” imbuh Ida.

    Motif KDRT ini disebut berasal dari masalah ekonomi. NH kerap bertindak kasar ketika diminta memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti uang belanja harian.

    “Istri ini tidak dinafkahi dengan seharusnya. Harus menagih dulu. Kemarin pemicunya gitu juga, saat butuh uang belanja, buat beli telur atau bagaimana, gitu memicu kemarahan sampai diseret,” ungkapnya.

    Lebih memilukan, NH ternyata merupakan residivis kasus serupa. Ia pernah dihukum karena KDRT terhadap IN, namun hanya menjalani hukuman tiga bulan karena permintaan pengurangan hukuman dari IN sendiri.

    “Dulu pernah dilaporkan, tuntutan 1,5 tahun. Cuma karena mohon-mohon ke istri dan istrinya ini baik, akhirnya minta pengurangan dan lain-lain,” terang Ida.

    Pemerintah Kota Surabaya kini berkomitmen memberikan pendampingan psikososial bagi IN dan dua anaknya, termasuk bantuan ekonomi karena IN tidak bekerja.

    “Kami Pemkot akan mengintervensi segi ekonomi keluarga korban. Karena ibu ini tak bekerja,” tegas Ida. [ram/beq]

  • Viral Loket Obat Puskesmas Kwanyar Bangkalan Sepi, Petugas Asyik Ngopi

    Viral Loket Obat Puskesmas Kwanyar Bangkalan Sepi, Petugas Asyik Ngopi

    Bangkalan (beritajatim.com) – Video yang merekam ketidakhadiran petugas di loket obat Puskesmas Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah keluarga pasien menunggu hingga dua jam tanpa pelayanan karena petugas tidak berada di tempat.

    “Sudah dua jam berlalu, kami menunggu sejak jam 22.00 WIB sampai jam 00.00 WIB tidak ada petugas. Banyak yang nyari mau nebus obat tapi petugas tidak ketemu. Katanya ke mushola tapi tidak ada,” ujar perekam video, yang merupakan keluarga pasien, dalam narasi unggahannya.

    Kejadian itu langsung dikonfirmasi oleh Kepala Puskesmas Kwanyar, Rudi Hartono. Ia mengatakan bahwa dirinya baru menerima laporan video tersebut pada Selasa dini hari. “Laporan video tersebut dikirim ke saya pukul 03.25 WIB pagi dan pada pukul 04.00 WIB saya langsung berkoordinasi dengan kepala ruangan obat untuk menindaklanjutinya,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).

    Setelah ditelusuri, petugas yang seharusnya berjaga di loket obat diketahui sempat keluar menuju mushola. Namun karena mengantuk, petugas itu kemudian pergi ke warung untuk membeli kopi.

    “Jadi dia sempat keluar ke mushola, karena merasa ngantuk dia ngopi,” ungkap Rudi.

    Ia menjelaskan, kemungkinan petugas tidak menyadari adanya keluarga pasien yang sedang menunggu di loket obat. “Biasanya petugas saat hendak keluar akan pamit terlebih dahulu. Ini mungkin khilaf dan mengira di jam itu tidak ada kunjungan untuk pengambilan obat,” jelasnya.

    Menyikapi kejadian ini, pihak Puskesmas Kwanyar langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem layanan malam hari. Seluruh staf, terutama bagian layanan obat, dikumpulkan untuk mendapatkan arahan pembenahan prosedur.

    “Kami langsung melakukan evaluasi, seluruh staf kami kumpulkan terutama bagian obat dan kami akan lakukan pembenahan,” tegas Rudi Hartono. [sar/beq]

  • Aksi Damai Sopir Truk Ponorogo, Suarakan Aspirasi Revisi UU LLAJ

    Aksi Damai Sopir Truk Ponorogo, Suarakan Aspirasi Revisi UU LLAJ

    Ponorogo (beritajatim.com) – Ratusan sopir truk menggelar aksi damai di Jalan Alun-alun Timur atau di depan Gedung DPRD Ponorogo.

    Puluhan truk pun memenuhi jalan tersebut, sehingga Jalan Alun-alun Timur hingga Jalan Alun-alun Utara terpaksa ditutup. Mereka menggelar aksi tersebut, sebagai bentuk protes terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

    Mereka menyuarakan satu tuntutan, revisi aturan soal dimensi kendaraan dalam UU LLAJ yang dinilai menyulitkan mata pencaharian.

    “Kami ingin didengar. Kami tidak ingin rusuh. Tapi kalau hak kami diabaikan, bagaimana keluarga kami hidup,” kata Thomas Arga, salah satu sopir truk asal Ponorogo yang ikut aksi, Kamis (19/6/2025).

    Menurut para sopir, pembatasan dimensi kendaraan membuat daya angkut berkurang drastis. Padahal, biaya operasional seperti bahan bakar, tol, hingga perawatan tetap tinggi.

    “Pendapatan kami turun. Tapi kebutuhan hidup naik. Kami minta keadilan,” lanjut Thomas, yang mengaku telah bekerja sebagai sopir selama 15 tahun.

    Meski membawa kendaraan besar, para peserta aksi menjaga ketertiban. Lalu lintas di jalan tersebut memang lumpuh, tapi tak ada kerusakan fasilitas umum. Belasan perwakilan dari sopir itupun diterima oleh DPRD Ponorogo. Mereka diajak masuk ke gedung di komplek DPRD Ponorogo untuk mengutarakan aspirasinya. Para wakil rakyat itu pun mendengar keluhan dan berjanji akan menindaklanjuti.

    “Aspirasi ini akan kami sampaikan ke DPR RI. Kami di DPRD tidak akan tinggal diam,” kata Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno.

    Menurutnya, tuntutan ini relevan dan perlu dibicarakan di tingkat pusat. Terutama jika aturan yang ada tak berpihak pada realita di lapangan. Setelah berlangsung sekitar tiga jam, massa membubarkan diri dengan tertib. Namun, pesan mereka jelas, aksi akan berlanjut bila tak ada tanggapan dari pemerintah pusat. (end/ted)

  • Kata Wali Kota Blitar soal 3 Mahasiswa PMII Dihalau Saat Kunjungan Wapres Gibran

    Kata Wali Kota Blitar soal 3 Mahasiswa PMII Dihalau Saat Kunjungan Wapres Gibran

    Blitar (beritajatim.com) – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin angkat bicara soal insiden penghalauan 3 mahasiswa anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) oleh Paspampres Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka pada Rabu (18/6/2025) kemarin. Pria yang akrab disapa Mas Ibin itu pun menyayangkan aksi yang dilakukan oleh 3 anggota PC PMII Blitar tersebut.

    “Jadi semestinya kita menghargai tamu yang datang siapapun itu, dan kami sangat menyayangkan ya atas sikap adek adek ini,” ungkap Mas Ibin, Kamis (19/06/2025)

    Mas Ibin sebenarnya mempersilakan para mahasiswa, termasuk PMII, menyampaikan aspirasinya. Namun, penyampaian aspirasi tersebut harus sesuai dengan prosedur yang ada.

    “Sebenarnya gimana lagi? Negara ini kan negara demokratis, bebas, menyampaikan aspirasi boleh-boleh, tapi cara-caranya harus diperhatikan,” tegasnya.

    Mas Ibin justru menilai cara penyampaian kritik tiga anggota PMII Blitar itu seperti mencari perhatian. Dari pandangan Mas Ibin, mereka seperti tidak mengerti soal substansi dari kunjungan kerja Wakil Presiden Gibran ke Bumi Bung Karno.

    “Jadi seolah-olah jadi caper (cari perhatian) itu loh, caper dan tidak tahu substansinya gitu loh, kalau seorang pejabat negara datang ke suatu wilayah itu kan mereka mesti mengecek wilayah itu, program-programnya jalan atau tidak, terus apa yang perlu ditingkatkan apa yang perlu dibangun itu penting bagi suatu daerah,” imbuhnya.

    Mas Ibin pun menyindir penyampaian kritik 3 anggota PMII tersebut. Orang nomor satu di Kota Blitar itu pun mengimbau agar aksi ini tidak diulangi oleh para mahasiswa.

    “Istilahnya itu sesuatu yang kita idam-idamkan kita inginkan dirusak oleh oknum-oknum yang hanya mementingkan ego nya untuk menyampaikan gagasan, pikiran dengan cara mencari perhatian seperti itu,” tegas Mas Ibin.

    Bahkan, Mas Ibin merasa malu atas sikap 3 anggota PMII Blitar tersebut. Ia pun meminta agar kejadian ini tidak terulang kembali.

    “Saya sebagai senior yang dulu pernah jadi aktivis malulah saya, disampaikan kalau menyampaikan aspirasi dengan cara yang baik tidak dengan cara cari perhatian seperti itu,” tandasnya. [owi/beq]

  • Cemburu Buta, Dua Sepupu Aniaya Pemuda di Kos Pacar di Probolinggo

    Cemburu Buta, Dua Sepupu Aniaya Pemuda di Kos Pacar di Probolinggo

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kasus penganiayaan kembali menggemparkan warga Kota Probolinggo. Seorang pemuda menjadi korban kekerasan brutal yang dilakukan oleh dua orang sepupu lantaran diduga dipicu kecemburuan.

    Peristiwa bermula saat korban diketahui mengunjungi kamar kos seorang perempuan yang disebut-sebut sebagai pacar salah satu pelaku. Merasa tersinggung dan diliputi rasa cemburu, dua pria berinisial YS dan IB langsung mendatangi lokasi dan menyerang korban.

    “YS membawa senjata tajam jenis clurit dan langsung mengayunkannya ke arah korban tanpa banyak bicara,” ujar Kapolsek Mayangan Kompol Zainuddin, Kamis (19/6/2025).

    Sementara itu, IB ikut terlibat dengan memukul korban menggunakan tangan kosong. Korban mengalami luka terbuka di beberapa bagian tubuh akibat sabetan clurit dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh warga sekitar untuk mendapatkan penanganan medis.

    Kejadian tersebut segera dilaporkan oleh warga ke Polsek Mayangan. Petugas bergerak cepat mengamankan tempat kejadian perkara, memeriksa saksi, dan melakukan pendekatan persuasif terhadap keluarga pelaku.

    Upaya pendekatan yang dilakukan melalui tokoh masyarakat dan keluarga akhirnya membuahkan hasil. Sekitar pukul 16.30 WIB, kedua pelaku menyerahkan diri ke Polsek Mayangan bersama barang bukti berupa sebilah clurit, baju korban yang berlumuran darah, serta dua unit sepeda motor milik pelaku.

    “Kedua pelaku kini kami tahan dan tengah menjalani proses penyidikan,” jelas Kompol Zainuddin. “Mereka dijerat dengan Pasal 351 ayat (1) junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 2 tahun 8 bulan penjara,” pungkas dia. [ada/beq]

  • Alasan Malam 1 Suro Dianggap Sakral dalam Budaya Jawa, Begini Sejarahnya

    Alasan Malam 1 Suro Dianggap Sakral dalam Budaya Jawa, Begini Sejarahnya

    Surabaya (beritajatim.com) – Malam 1 Suro, yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Islam, bukan sekadar pergantian tahun baru Hijriyah. Bagi masyarakat Jawa, malam ini memiliki nilai spiritual dan historis yang mendalam. Sejarahnya berakar pada penyesuaian dua sistem kalender, yakni kalender Hijriyah yang berbasis bulan (lunar) dan kalender Jawa yang sebelumnya mengikuti sistem Saka.

    Penetapan awal kalender Hijriyah secara resmi dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada masa kekhalifahan Islam. Beliau menetapkan tahun pertama Hijriyah berdasarkan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, sebuah momentum penting dalam sejarah Islam. Kalender ini pun mulai diadopsi oleh berbagai wilayah muslim, termasuk di tanah Jawa.

    Pada abad ke-17, tepatnya tahun 931 H atau sekitar 1443 Jawa, terjadi peristiwa penting yang mengukuhkan makna 1 Suro dalam sejarah lokal. Sunan Giri II, ulama dan tokoh penting dari Wali Songo, melakukan sinkronisasi antara kalender Islam dan kalender Jawa. Inisiatif ini menjadi pondasi awal dari sistem kalender Jawa-Islam yang berlaku hingga kini.

    Kemudian, pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam, penyesuaian ini diperkuat. Sultan Agung bukan hanya seorang pemimpin kerajaan, tapi juga seorang reformis budaya dan religius. Ia memiliki visi besar untuk menyatukan masyarakat Jawa yang saat itu hidup dalam keragaman budaya dan agama.

    Sultan Agung menyadari bahwa penyatuan kalender dapat menjadi simbol persatuan. Ia kemudian menetapkan kalender Jawa-Islam, di mana 1 Suro dijadikan permulaan tahun. Hal ini bukan tanpa alasan: Sultan Agung ingin menyatukan kekuatan rakyat Jawa dalam perjuangan menghadapi kolonialisme Belanda di Batavia, tanpa harus terpecah karena perbedaan sistem waktu dan keyakinan.

    Sebagai bagian dari tradisi keagamaan dan budaya, Sultan Agung juga menetapkan bahwa pada setiap Jumat Legi yang bertepatan dengan 1 Suro, seluruh lapisan masyarakat diundang untuk mengikuti pengajian, haul (peringatan kematian ulama besar), dan ziarah ke makam tokoh-tokoh Islam seperti Sunan Giri dan Sunan Ampel. Tradisi inilah yang kemudian menjadikan Malam 1 Suro sebagai malam yang disucikan.
    Hingga kini, Malam 1 Suro masih dianggap sebagai waktu yang sakral.

    Banyak masyarakat Jawa memilih untuk tidak mengadakan pesta atau acara hiburan, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai spiritual malam tersebut. Aktivitas seperti tirakat, doa bersama, ziarah kubur, hingga prosesi budaya seperti kirab pusaka, menjadi bagian dari perayaan yang penuh makna. (fyi/ian)

  • Donor Darah Sambut Hari Bhayangkara, Polres Pamekasan Sumbang 121 Kantong ke PMI

    Donor Darah Sambut Hari Bhayangkara, Polres Pamekasan Sumbang 121 Kantong ke PMI

    Pamekasan (beritajatim.com) – Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara Ke-79, Polres Pamekasan menggelar aksi donor darah yang berhasil mengumpulkan sebanyak 121 kantong darah untuk Unit Donor Darah (UDD) PMI Pamekasan. Kegiatan berlangsung di Gedung Tatag Trawang Tungga, Jl Stadion 81 Pamekasan, Rabu (18/6/2025), dengan semangat Bhakti Kesehatan.

    Kegiatan kemanusiaan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Pamekasan, AKBP Hendra Eko Triyulianto bersama Ketua Bhayangkari Cabang Pamekasan, Maya Hendra. Aksi donor darah diikuti jajaran personel Polres Pamekasan serta pengurus Bhayangkari.

    “Untuk kegiatan donor darah yang digelar Polres Pamekasan, khususnya dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara Ke-79, kita mendapatkan tambahan sebanyak 121 kantong darah,” kata Kepala UDD PMI Pamekasan, dr Achmad Syafirullah, Kamis (19/6/2025).

    dr Achmad memberikan apresiasi atas partisipasi aktif Polres Pamekasan yang disebutnya selalu all out dalam mendukung kegiatan kemanusiaan. “Hal ini merupakan langkah konkrit dari Polres Pamekasan, sebagai mitra kita untuk kemanusiaan,” ujarnya.

    “Apresiasi dan terima kasih kami sampaikan, khususnya kepada Bapak Kapolres Pamekasan, beserta jajaran, termasuk Ketua Bhayangkari Pamekasan, yang ikut serta menyukseskan kegiatan ini dengan harapan semoga bermanfaat bagi sesama,” imbuhnya.

    Sementara itu, AKBP Hendra Eko Triyulianto menegaskan bahwa kegiatan donor darah ini menjadi salah satu rangkaian dalam menyambut Hari Bhayangkara yang diperingati setiap 1 Juli.

    “Donor darah ini kita lakukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan darah melalui PMI Pamekasan,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, aksi bhakti kesehatan ini diharapkan bisa memupuk rasa sosial dan kepedulian antarwarga. “Dengan kegiatan bhakti kesehatan donor darah ini kami berharap bisa memupuk rasa sosial kita terhadap sesama, dan darah yang sudah didonorkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya.

    Menurutnya, aksi sosial seperti ini rutin dilakukan sebagai bentuk komitmen Polres Pamekasan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. “Kami selalu komitmen untuk memberikan pelayanan dan pengabdian terbaik kepada masyarakat, salah satunya melalui aksi donor darah,” ucapnya.

    Ia menegaskan bahwa kehadiran Polres Pamekasan tidak hanya dalam penegakan hukum, tetapi juga aktif dalam mendukung kegiatan sosial kemasyarakatan. “Artinya kita tidak hanya sekadar hadir dalam penegakan hukum, tetapi juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan sosial,” pungkasnya. [pin/beq]

  • Ratusan Petani dari 4 Kecamatan di Blitar Demo Tuntut Tambang Pasir Ditutup

    Ratusan Petani dari 4 Kecamatan di Blitar Demo Tuntut Tambang Pasir Ditutup

    Blitar (beritajatim.com) – Ratusan petani dari 4 kecamatan menggelar unjuk rasa atau demo di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar. Masyarakat meminta agar tambang pasir di Kali Putih Blitar ditutup secara permanen.

    Langkah ini merupakan lanjutan dari aksi protes masyarakat terhadap aktivitas tambang pasir pada beberapa bulan lalu. Warga meminta agar DPRD Kabupaten Blitar menutup secara permanen tambang pasir di aliran lahar Gunung Kelud.

    “Warga tidak setuju adanya tambang khususnya di daerah Gandusari, titik tambang di Kali Putih, warga menolak keras,” ucap Sofid Azhari, petani, Kamis (19/06/2025).

    Menurut petani, aktivitas tambang pasir yang ada di aliran lahar Gunung Kelud tersebut menimbulkan efek negatif untuk lingkungan. Dampak buruk dari tambang pasir ini salah satunya merusak jalan.

    Selain itu keberadaan tambang pasir juga merusak sumber mata air. Imbasnya irigasi warga di 4 kecamatan menjadi terganggu dan dampaknya hasil panen petani berkurang drastis.

    “Air sawah itu menjadi keruh, dan berkurang drastis,” tegasnya.

    Ratusan petani yang demo tambang pasir ini berasal dari 4 kecamatan yakni Gandusari, Garum, Talun hingga Kanigoro, Blitar. Mereka semua hanya memiliki satu tuntutan yakni agar tambang pasir di Kali Putih ditutup permanen.

    “Semua petani sepakat agar tambang pasir tersebut harus ditutup,” tandasnya.

    Sebelum menggelar demo di depan kantor DPRD Kabupaten Blitar, ratusan petani ini juga telah berunjuk rasa pada beberapa bulan lalu di area tambang pasir. Kala itu mereka meminta agar tambang pasir di aliran Kali Putih ditutup secara permanen. (owi/ian)

  • Dishub Pasuruan Anggarkan Rp300 Juta untuk CCTV di Titik Rawan Macet

    Dishub Pasuruan Anggarkan Rp300 Juta untuk CCTV di Titik Rawan Macet

    Pasuruan (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan mengambil langkah strategis guna mengurangi kemacetan lalu lintas di sejumlah titik rawan. Salah satu upaya yang kini dilakukan adalah rencana pemasangan kamera pengawas (CCTV) di tiga lokasi dengan intensitas arus kendaraan tinggi.

    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, Eka Wara Brehaspati, menyampaikan bahwa pemasangan CCTV akan menggunakan dana sekitar Rp300 juta dari APBD. Masing-masing titik direncanakan memerlukan anggaran sebesar Rp100 juta.

    “Setiap titik memerlukan anggaran sekitar Rp100 juta, mulai dari perencanaan teknis hingga pengawasan proyeknya. Itu belum termasuk pajak yang juga akan diperhitungkan secara terpisah,” jelas Eka Wara, Kamis (19/6/2025).

    Tiga lokasi yang akan dilengkapi CCTV yaitu Pertigaan PIER Kecamatan Bangil, Pertigaan Exit Tol Purwodadi, dan kawasan Nusa Dua Kecamatan Gempol. Ketiga titik tersebut dipilih karena dinilai sebagai lokasi strategis yang kerap mengalami kepadatan lalu lintas, terutama pada jam-jam sibuk.

    Eka menjelaskan, kamera pengawas akan digunakan untuk memantau kondisi lalu lintas secara real time dan mendukung proses evaluasi pengaturan lalu lintas. Sistem ini akan langsung terhubung ke pusat kendali milik Dishub.

    “Dengan adanya kamera ini, kita bisa langsung mengetahui kepadatan di lapangan tanpa harus kirim petugas setiap saat. Kalau ada kemacetan atau pelanggaran lalu lintas, bisa langsung ditindak atau diarahkan petugas ke lokasi,” imbuhnya.

    Lebih jauh, kehadiran CCTV juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran pengendara terhadap pentingnya tertib berlalu lintas. Rekaman dari kamera tersebut akan dijadikan bahan pendukung dalam tindak lanjut hukum, bila diperlukan.

    Saat ini Dishub Kabupaten Pasuruan juga tengah menjalin koordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengintegrasikan sistem pemantauan tersebut. Diharapkan, sistem pengawasan ini dapat memperkuat penegakan aturan lalu lintas dan mendorong efisiensi di lapangan.

    “Ini bukan hanya soal kemacetan, tapi juga soal keselamatan pengguna jalan. Kamera pengawas ini akan menjadi alat bantu untuk memastikan jalanan Pasuruan lebih aman,” tegas Eka Wara.

    Rencana ini disambut positif oleh warga Pasuruan yang selama ini mengeluhkan kepadatan lalu lintas, terutama di lokasi yang telah disebutkan. Mereka berharap, pemasangan CCTV dapat berdampak pada peningkatan ketertiban serta kelancaran arus kendaraan. [ada/beq]