Category: Beritajatim.com Regional

  • Sambut Aksi Massa Ala DPRD Bondowoso, Duduk Bareng Jelaskan APBD

    Sambut Aksi Massa Ala DPRD Bondowoso, Duduk Bareng Jelaskan APBD

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Aksi demonstrasi di DPRD Bondowoso, Minggu (31/8/2025) sore hari semakin kondusif.

    Massa tidak memaksa masuk ke ruang paripurna. Namun audiensi digelar di depan pintu masuk gedung dewan.

    Diskusinya pun dengan duduk bersama membahas APBD, anggaran pusat hingga pendapatan asli daerah (PAD) . Hal itu dilakukan oleh Ketua DPRD Bondowoso, H. Ahmad Dhafir bersama jajarannya.

    Legislator PKB itu awalnya berdialog dengan cara berdiri. Namun lambat laun beralih menjadi duduk bersama, termasuk dengan Dandim dan Kapolres.

    Dialog diawali dengan kasus nasional tentang tunjangan DPR RI dan lambatnya pengesahan UU perampasan aset koruptor.

    “Kami sangat sangat setuju dengan aspirasi teman teman mahasiswa. Tapi karena keputusan itu ada di DPR pusat, maka kami akan menyuarakan aspirasi ini ke teman-teman di pusat,” kata Dhafir.

    Dialog lalu bergeser ke cakupan lokal seperti efisien anggaran yang menghambat pembangunan dan bagaimana pemda Bondowoso mengatasinya.

    “APBD Bondowoso Rp 2,160 triliun. Pasca efisiensi, tinggal Rp 1,9 triliun. Walaupun demikian, Bondowoso tidak akan menaikkan PBB seperti daerah lain,” tegasnya.

    Legislator PKB ini kemudian menjamin akan menutup lubang dampak efisiensi anggaran dengan optimalisasi kekuatan daerah.

    “Misalnya dengan optimalisasi PDAM dan lainnya. Ke depan PDAM bagaimana bisa menyumbangkan PAD untuk daerah. Kita bisa tanpa perlu menaikkan PBB,” tegasnya. [awi/aje]

  • GP Ansor Magetan Ajak Masyarakat Ikut Jaga Perdamaian

    GP Ansor Magetan Ajak Masyarakat Ikut Jaga Perdamaian

    Magetan (beritajatim.com) — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Magetan menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Afan, seorang driver ojek online yang akrab disapa Afan Ojol. Dalam pernyataannya, Ketua PC GP Ansor Magetan, H. Habib Mustofa (Gus Toev), mendoakan almarhum agar husnul khatimah, amal ibadahnya diterima Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

    “Semoga almarhum husnul khatimah, amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, segala khilafnya diampuni, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Mari kita bersama-sama melangitkan doa untuk beliau, seraya memohon keselamatan dan keberkahan bagi bangsa Indonesia,” ucap Gus Toev, Minggu (31/8/2025)

    Lebih jauh, GP Ansor Magetan juga mengimbau seluruh kader, sahabat, dan masyarakat luas agar tetap menjaga kedamaian dan ketertiban dalam menyampaikan aspirasi. Menurutnya, dinamika sosial harus disikapi dengan bijak agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang ingin menimbulkan kericuhan.

    “Hendaknya kita tetap waspada terhadap kemungkinan adanya penyusup atau provokator yang berusaha menodai perjuangan dengan menimbulkan kericuhan. Aspirasi yang baik harus disampaikan dengan cara yang santun, bermartabat, dan menyejukkan,” tegasnya.

    Dalam pernyataan tersebut, GP Ansor Magetan juga meminta pemerintah dan pihak terkait untuk membuka ruang dialog yang luas, serta tidak bersikap anti kritik. Kritik dan keluhan masyarakat, kata Gus Toev, seharusnya menjadi bahan introspeksi demi mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

    Selain menyoroti dinamika nasional, GP Ansor Magetan juga mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga keamanan dan kedamaian di Kabupaten Magetan.

    “Magetan adalah milik kita bersama, yang harus kita rawat dan jaga bersama-sama,” ujar Gus Toev.
    Di akhir pernyataannya, GP Ansor Magetan mendoakan agar bangsa Indonesia senantiasa diberi perlindungan, kekuatan persatuan, serta keberkahan oleh Allah SWT. [fiq/aje]

  • Ajakan Damai di Surabaya: Kota Iki Omahe Dewe, Ayo Dijogo Bareng

    Ajakan Damai di Surabaya: Kota Iki Omahe Dewe, Ayo Dijogo Bareng

     

     

    Surabaya (beritajatim.com) – Ajakan menjaga kota tetap aman dan rukun ramai beredar di media sosial dan grup WhatsApp warga Surabaya. Pesan ini mengingatkan kembali bahwa Surabaya adalah rumah bersama yang harus dijaga dengan penuh rasa memiliki.

    “Kota iki omahe dewe, kudu dijogo sing aman, nyaman, rukun kabeh,” begitu bunyi pesan dalam poster bergambar keluarga dengan bendera merah putih.

    Seruan ini mengajak masyarakat untuk melihat Surabaya sebagai rumah sendiri yang harus dijaga dengan kebersamaan.

    Tidak hanya itu, pesan lain yang beredar juga menekankan arti keberanian arek Suroboyo yang harus diiringi kebijaksanaan.

    “Mengingat bahwa semua nyawa sama berharganya, saling jaga satu sama lain,” tulis ajakan tersebut yang kini menyebar di berbagai platform digital.

    Ajakan itu juga mengingatkan warga agar menjaga fasilitas umum, tempat ibadah, hingga warisan budaya.

    “Fasilitas, infrastruktur, tempat ibadah, dan cagar budaya merupakan aset yang harus kita jaga bersama,” demikian isi pesan yang beredar. [asg/aje]

  • Akses Terhalang Panggung Jalan Santai, Damkar Kesulitan Padamkan Kebakaran Gudang di Magetan

    Akses Terhalang Panggung Jalan Santai, Damkar Kesulitan Padamkan Kebakaran Gudang di Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Kebakaran melanda gudang plastik milik Titik Tarmuji di Desa Mojorejo, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Minggu (31/8/2025) pagi. Petugas Damkar Magetan sempat mengalami kesulitan karena akses jalan menuju lokasi terhalang kegiatan jalan santai dan panggung acara.

    Petugas Damkar Magetan, Dovi Saputra, mengatakan pihaknya menerima laporan warga sekitar pukul 07.30 WIB. Api diduga berasal dari korsleting listrik. “Diduga penyebabnya dari korsleting listrik. Masih dilidik pihak berwenang. Sedangkan kerugian masih dalam penyelidikan,” jelas Dovi.

    Meski sempat terhambat, dua unit armada pemadam dikerahkan ke lokasi, masing-masing satu unit damkar dan satu unit rescue. Api berhasil dikendalikan setelah petugas bekerja intensif.

    Kapolsek Kawedanan, AKP Joko Yuhono, menyebut kebakaran hanya menghanguskan gudang, sementara rumah induk yang berada di lokasi tidak terbakar.

    “Gudang berisi bahan-bahan mudah terbakar berupa plastik maupun perabot yang dijual di pasar. Saat kejadian, pemilik rumah sedang berwisata di Sarangan, hanya menantu yang tinggal di rumah, tapi saat kebakaran ia sudah keluar,” ujarnya.

    Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kebakaran. [fiq/suf]

  • Polsek Tegalsari Hangus Terbakar Usai Kerusuhan Surabaya, Warisan Cagar Budaya Tinggal Puing

    Polsek Tegalsari Hangus Terbakar Usai Kerusuhan Surabaya, Warisan Cagar Budaya Tinggal Puing

    Surabaya (beritajatim.com) – Kerusuhan massa yang terjadi di Surabaya pada Minggu dini hari (31/8/2025) meninggalkan jejak pahit. Polsek Tegalsari, salah satu bangunan bersejarah di Kota Pahlawan, luluh lantak dilalap api.

    Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi mengenaskan. Hampir seluruh bagian bangunan hancur lebur. Atap dan penyangga kayu habis terbakar, menyisakan arang dan puing. Hanya dinding-dinding tua yang masih berdiri, seolah menjadi saksi bisu amarah massa yang tak terkendali.

    Pada Minggu pagi sekitar pukul 07.00 WIB, sejumlah petugas pemadam kebakaran terlihat masih berusaha memadamkan sisa api yang belum padam. Mereka juga membersihkan puing-puing yang berserakan di halaman Polsek Tegalsari.

    Yang membuat kejadian ini semakin menyayat hati, Polsek Tegalsari telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Catatan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) menyebut, bangunan ini dulunya difungsikan sebagai fasilitas pengamanan wilayah Tegalsari.

    Meskipun detail arsitektur asli tidak tercatat lengkap, pada masanya bangunan ini dikenal sebagai milik negara dengan nama Burgerlike Openbare Werken. Kini, warisan bersejarah itu hanya tinggal kenangan.

    Kerusakan Polsek Tegalsari menambah daftar panjang kerugian akibat aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Surabaya. Bagi warga kota, kehilangan ini bukan hanya soal bangunan polisi yang terbakar, melainkan juga hilangnya bagian dari sejarah dan identitas Surabaya. [rma/suf]

  • Empat Jejak Langkah NU Madiun Menuju Kemandirian Umat

    Empat Jejak Langkah NU Madiun Menuju Kemandirian Umat

    Madiun (beritajatim.com) – Udara pagi di NU Center Munggu, Kecamatan Wungu, terasa khidmat pada Sabtu (30/8/2025). Deretan kursi putih berjejer rapi, bendera hijau NU berkibar, dan lantunan Mars Subbanul Wathon menggema, membakar semangat para kader yang datang dari berbagai penjuru Kabupaten Madiun.

    Di tempat itulah, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Madiun menorehkan sejarah baru. Melalui Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab), lahirlah empat program strategis yang digadang sebagai peta jalan NU lima tahun ke depan.

    Empat program itu seakan menjadi kompas yang menuntun arah: penguatan sumber daya manusia, penguatan pendidikan, penguatan kesehatan, dan penguatan filantropi.

    Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Madiun, Dr. Moch Munir, berbicara tegas di hadapan hadirin. “NU tidak cukup hanya menjadi organisasi besar secara jumlah, tetapi juga harus kuat secara kualitas,” ucapnya, disambut tepuk tangan yang menggema.

    Munir menekankan bahwa NU harus menjadi organisasi yang benar-benar hidup di tengah masyarakat, bukan sekadar nama besar. Kualitas kader, sinergi lembaga pendidikan, layanan kesehatan yang terjangkau, hingga gerakan filantropi berbasis kemandirian umat adalah prioritas yang tak bisa ditawar. “Termasuk gerakan filantropi yang berbasis kemandirian umat,” imbuhnya.

    Suasana menjadi semakin hangat ketika KH. Anwar Sholeh Azarkoni, Penasihat Panitia Muskercab, menyampaikan pandangannya. Dengan suara berwibawa ia menegaskan, “Melainkan roadmap jangka panjang yang melibatkan seluruh elemen NU.” Baginya, empat program itu bukan sekadar daftar agenda, melainkan arah baru yang harus diwujudkan dengan langkah nyata.

    “Kami ingin memastikan bahwa program ini tidak berhenti di atas kertas, sehingga harus ada langkah teknis, target capaian dan sinergi lintas lembaga NU,” tambahnya.

    Dari kursi panitia, Wahyu Winarko, sang Ketua Muskercab, ikut memberi penjelasan. Senyumnya ramah, namun kata-katanya sarat pesan kolaborasi. “Implementasi empat program strategis ini harus kolaboratif,” katanya.

    Ia kemudian merinci: kaderisasi SDM akan berjalan lewat pelatihan berjenjang; pendidikan diperkuat dengan sinergi madrasah dan masjid; kesehatan dijawab melalui klinik NU; sementara filantropi digerakkan lewat BMT dan LazisNU. “Semua bergerak bersama untuk kemandirian NU Madiun,” tegasnya.

    Hari itu, Muskercab bukan hanya pertemuan organisasi. Ia menjelma menjadi panggung tekad kolektif: bagaimana NU Madiun menata langkah agar tetap relevan dan bermanfaat bagi umat.

    Di balik suasana serius sidang pleno dan diskusi komisi, ada keyakinan yang tumbuh: bahwa NU di Madiun akan semakin solid, mandiri, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa.

    Acara ditutup doa oleh Rais Syuriah PCNU, Dr. KH Musthofa. Lantunan doanya seolah menjadi restu, agar empat program strategis yang dicetuskan hari itu benar-benar terwujud, bukan sekadar cita-cita.

    Di halaman NU Center, selepas acara, para peserta tampak masih saling berbincang, seolah enggan pulang. Mereka membawa pulang lebih dari sekadar dokumen Muskercab—mereka membawa semangat baru, bahwa NU Madiun siap melangkah dengan empat jejak langkah menuju kemandirian umat. [suf]

  • Santri Kalibening Jombang Menyalakan Harapan, Menjaga Indonesia dengan Doa

    Santri Kalibening Jombang Menyalakan Harapan, Menjaga Indonesia dengan Doa

    Jombang (beritajatim.com) – Di saat berbagai kota diliputi teriakan demonstrasi dan suara gaduh memenuhi pemberitaan, sebuah pemandangan berbeda justru tersaji di Kalibening, Mojoagung, Jombang. Sabtu malam (30/8/2025), bukan teriakan atau kepalan tangan yang mendominasi, melainkan lantunan doa yang lirih, bergetar, dan penuh harap.

    Sekitar 1.300 santri Pondok Pesantren Babussalam Kalibening bersama warga sekitar larut dalam suasana khusyuk. Mereka duduk bersila di atas tikar sederhana, merapatkan hati dalam barisan doa. Malam itu, pesantren seakan menjadi benteng sunyi di tengah hiruk-pikuk kegaduhan negeri.

    Rangkaian doa diawali dengan salat Isya berjamaah, dilanjutkan salat gaib untuk para korban, lalu mencapai puncaknya: istigasah yang dipimpin langsung oleh KH. Muhajjirin, pengasuh pesantren. Suaranya bergetar saat menyampaikan pesan yang menembus relung hati.

    “Ketika bangsa ini diuji dengan kegaduhan, jangan sampai hati kita ikut gaduh. Mari tenangkan diri, perbanyak doa, dan memohon kepada Allah SWT agar negeri ini tetap damai. Karena doa, adalah benteng terakhir kita sebagai umat beriman,” tuturnya dengan penuh kesungguhan.

    Doa-doa yang dipanjatkan malam itu bukan sekadar rangkaian kata. Ada harapan besar yang diselipkan di dalamnya: agar para pemimpin diberi kebijaksanaan untuk berlaku adil, rakyat dijauhkan dari fitnah, dan Indonesia tetap kokoh berdiri di atas persatuan.

    Suasana hening menyelimuti. Beberapa jamaah tak kuasa menahan air mata. Seakan doa menjadi bahasa hati paling tulus yang hanya dimengerti oleh langit. Bahwa di balik segala hiruk-pikuk dunia, masih ada ruang batin yang menjaga harapan bangsa.

    KH. Muhajjirin menutup istigasah dengan sebuah pengingat, “Doa bersama di pesantren Babussalam bukan sekadar ritual. Ini adalah kekuatan spiritual yang terus berdenyut di balik dinding-dinding sederhana pesantren. Semoga doa yang kita panjatkan mampu mengetuk langit, menembus batas, dan menjaga bangsa tetap utuh.”

    Malam itu, Kalibening tidak hanya menyalakan doa, tetapi juga menyalakan harapan. [suf]

  • Bangunan Cagar Budaya Polsek Tegalsari Surabaya Dibakar Massa

    Bangunan Cagar Budaya Polsek Tegalsari Surabaya Dibakar Massa

    Surabaya (beritajatim.com) – Kericuhan aksi massa di Surabaya kembali memanas. Pada Minggu (31/8/2025) dini hari, Kantor Polsek Tegalsari di jalan Basuki Rahmad Surabaya dibakar oleh sekelompok massa. Akibat insiden tersebut, sejumlah barang berharga ikut dijarah warga dan peserta aksi.

    “Eman mas, timbang dibakar,” ujar salah seorang massa yang kedapatan membawa kulkas dari dalam kantor polisi yang terbakar.

    Dari pantauan di lapangan, kebakaran menyebabkan kerusakan parah pada bangunan Polsek Tegalsari. Sementara itu, situasi di sekitar lokasi masih tegang. Petugas kepolisian berulang kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

    Di kawasan simpang dua Jalan Gubernur Suryo, pasukan TNI tampak berbaris menghadang agar massa tidak merangsek masuk ke area pusat kota. Polisi dan demonstran juga masih terlibat aksi saling kejar.

    Yang memperparah keadaan, Polsek Tegalsari diketahui merupakan bangunan cagar budaya yang telah ditetapkan oleh Pemkot Surabaya.

    Menurut catatan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, gedung ini dulunya difungsikan sebagai fasilitas pengamanan wilayah Tegalsari.

    Arsitektur asli bangunan tidak tercatat secara detail, namun pada masanya gedung tersebut merupakan milik negara yang dikenal dengan sebutan Burgerlike Openbare Werken.

    Perusakan dan pembakaran terhadap bangunan cagar budaya ini menambah daftar kerugian besar dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Surabaya. (ted)

  • Kerusuhan Kediri Meluas ke Pare, Pos Lantas dan Belasan Motor Dibakar Massa

    Kerusuhan Kediri Meluas ke Pare, Pos Lantas dan Belasan Motor Dibakar Massa

    Kediri (beritajatim.com) – Kerusuhan yang melanda Kabupaten Kediri meluas hingga kawasan Pare. Sekelompok massa datang membawa pentungan besi sekitar pukul 22.00 WIB dan memulai aksi dengan menyalakan petasan. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena aparat langsung membubarkan mereka dengan tembakan gas air mata.

    Massa kemudian bergerak ke arah timur menuju kantor Satlantas Polres Kediri. Di lokasi itu mereka menghancurkan kaca, mengambil sejumlah sepeda motor, lalu membakarnya tepat di depan kantor Satlantas dan depan Monumen Mastrip.

    Tidak hanya itu, Pos Lantas di kawasan Monumen Mastrip juga menjadi sasaran perusakan. Kaca dipecahkan, kursi dibakar, bersamaan dengan pembakaran sepeda motor.

    Setelah melakukan aksi tersebut, massa bergeser ke Pos Lantas Pare arah Kandangan dan kembali menghancurkan fasilitas di dalamnya. Gelombang kerusuhan ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya yang bermula di Markas Polres Kediri Kota para sore harinya.

    Dari sana, massa bergerak merusak dan membakar Gedung DPRD Kota Kediri, Gedung DPRD Kabupaten Kediri, Kantor Bupati Kediri, hingga Kantor Samsat Katang. [nm/kun]

  • Polsek Tegalsari Porak-Poranda, Massa Jarah Kulkas

    Polsek Tegalsari Porak-Poranda, Massa Jarah Kulkas

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah massa aksi membakar kantor Polsek Tegalsari, Minggu (31/8/2025) dini hari. Pantauan Beritajatim.com, sejumlah barang berharga ikut diambil oleh masyarakat dan massa aksi.

    “Eman mas, timbang dibakar,” ujar salah satu massa yang membawa kulkas.

    Massa yang membawa kulkas itu mengatakan jika kantor Polsek Tegalsari mengalami kerusakan yang parah lantaran dibakar massa. Saat ini, kericuhan masih terjadi. Petugas kepolisian di lapangan terus menembaki massa aksi dengan gas air mata.

    Di simpang 2 Jalan Gubernur Suryo, pasukan TNI berbaris menghalangi massa agar tidak masuk. Sementara, petugas kepolisian masih kejar-kejaran dengan para pendemo. [kun]