Category: Beritajatim.com Regional

  • Aksi Unjuk Rasa Tulungagung Ditunda, Polisi Tangkap Provokator Anarkis

    Aksi Unjuk Rasa Tulungagung Ditunda, Polisi Tangkap Provokator Anarkis

    Tulungagung (beritajatim.com) – Aksi unjuk rasa di Tulungagung yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (4/9/2025) dipastikan batal digelar. Keputusan ini diambil setelah koordinator aksi bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Tulungagung sepakat menunda hingga situasi dianggap kondusif.

    Pengumuman penundaan aksi tersebut diunggah melalui akun resmi media sosial Polres Tulungagung pada pukul 02.21 WIB. Dalam unggahan video, koordinator aksi dan Forkopimda menyampaikan hasil pertemuan yang berlangsung hingga dini hari.

    Kapolres Tulungagung, AKBP M Taat Resdi, mengatakan penundaan dilakukan sebagai langkah antisipasi potensi kerusuhan. Berdasarkan pemetaan situasi di lapangan, kondisi saat ini belum aman untuk melaksanakan unjuk rasa. Polisi bahkan telah menangkap seorang provokator yang diketahui berniat menimbulkan kericuhan.

    “Kami sudah menangkap satu orang yang akan melakukan tindakan rusuh di Tulungagung, orang tersebut juga melakukan kerusuhan di Kediri,” ujarnya, Kamis (4/9/2025).

    Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, menegaskan pihaknya tetap terbuka menerima aspirasi masyarakat. Namun, kondisi yang tidak kondusif membuat aksi massa berpotensi dimanfaatkan untuk memicu kerusuhan. “Saya siap untuk menerima aspirasi dari masyarakat dan berjanji akan terbuka melakukan komunikasi,” ucapnya.

    Sementara itu, perwakilan koordinator aksi dalam video menyampaikan bahwa penundaan bukan berarti perjuangan berhenti. Mereka sepakat melanjutkan aspirasi melalui forum komunikasi yang dijanjikan Forkopimda. Sebagai pengganti aksi, akan digelar dialog publik yang dapat diikuti seluruh lapisan masyarakat.

    “Kalau ada yang menyebut kami menerima uang berapa pun itu adalah fitnah,” pungkas salah seorang koordinator aksi. [nm/ian]

  • Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 4 September 2025

    Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 4 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Kamis 4 September 2025.

    “Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, diprediksi tidak turun hujan hari ini, lantaran cuaca cenderung cerah berawan hingga cerah terik hari ini. Untuk suhu antara 24°C hingga 33°C, dan kecepatan angin hingga capai 33 KM/jam,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Rabu (3/9/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut cuaca Surabaya cenderung terik sepanjang hari ini, adapun sempat cerah berawan pada sorenya. Meskipun begitu, tidak ada tanda akan diguyur hujan, termasuk di Dukuh Pakis, Gayungan, Gubeng, Jambangan, Mulyorejo, Sawahan, Sukolilo, dan Tegalsari.

    Suhu udara: 25°C – 32°C
    Kelembapan: 51% – 88%
    Kecepatan angin: 36,5 km/jam dari arah Timur.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Cuaca di Sidoarjo cenderung terik sepanjang hari ini. Meskipun pagi harinya diprediksi sempat cerah berawan, tetapi tidak ada tanda akan diguyur hujan, termasuk di Kecamatan Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, hingga Sidoarjo.

    Suhu udara: 24°C – 32°C
    Kelembapan: 45% – 91%
    Kecepatan angin: 18,8 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Hampir sama seperti Kita Pahlawan, menurut data dari BMKG Juanda, tidak ada tanda akan turun hujan di Gresik, meski beberapa daerah sempat berawan pada sore harinya. Namun, selebihnya diprediksi cenderung terik, termasuk di Kecamatan Driyorejo, Duduksampeyan, Dukun, dan Kedamean.

    Suhu udara: 25°C – 31°C
    Kelembapan: 57%-87%
    Kecepatan angin: 37,4 km/jam dari arah Timur.

    Meski cuaca tidak ada tanda hujan, tetapi masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya. [fyi/suf]

  • Cahyo Harjo Siap Kawal Program Sosial Pemprov Jatim Tepat Sasaran

    Cahyo Harjo Siap Kawal Program Sosial Pemprov Jatim Tepat Sasaran

    Surabaya (beritajatim.com) – Program sosial Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menyentuh masyarakat. Setelah kemarin di Kelurahan Jemur Wonosari, kini di wilayah Bulak Banteng Kidul Surabaya.

    Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jatim Cahyo Harjo Prakoso, menyalurkan berbagai bentuk bantuan sosial melalui agenda ‘Sapa Bansos dan Pasar Murah’ pada Rabu (3/9/2025).

    Kegiatan ini langsung menyedot perhatian ribuan warga. Sejak pagi, masyarakat yang didominasi penerima program keluarga harapan (PKH), keluarga penerima manfaat (KPM), hingga lansia dan disabilitas, telah memadati lokasi. Bantuan juga disalurkan kepada tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Surabaya sebagai garda terdepan penanganan bencana.

    “Bantuan ini adalah bentuk komitmen luar biasa dari Pemprov, khususnya Ibu Gubernur, kepada masyarakat Jatim, terutama Kota Surabaya,” ujar Cahyo kepada wartawan.

    Ia menambahkan, meskipun Surabaya dikenal dengan fiskal yang kuat, perhatian kepada masyarakat yang membutuhkan tetap menjadi prioritas.

    Politisi dari Gerindra ini menegaskan, bahwa DPRD Jawa Timur siap mengawal seluruh program bantuan agar tepat sasaran. Ia juga menyoroti pentingnya pasar murah di tengah dinamika harga kebutuhan pokok.

    “Keberadaan pasar murah ini menjadi solusi penting untuk menjaga daya beli masyarakat,” tegasnya.

    Cahyo juga mengungkapkan, gubernur telah berkoordinasi dengan Perum Bulog dan pemerintah pusat untuk mengatasi kelangkaan beras yang sempat terjadi.

    “Hari ini kita melihat langsung bagaimana langkah cepat itu membuahkan hasil. Ketersediaan beras sudah kembali terkendali, sehingga warga tidak perlu panik,” kata Cahyo.

    Di samping isu ekonomi, Cahyo juga memuji peran masyarakat Surabaya dalam menjaga kondusivitas kota. Ia menegaskan bahwa warga Kota Pahlawan menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian.

    Dia pun berpesan mengenai optimismenya tentang semangat orang Surabaya yang suka dengan perdamaian dan persatuan serta mencintai lingkungan kotanya.

    Kegiatan yang diakhiri dengan pembagian paket sembako murah ini disambut antusias oleh warga, menjadi bukti bahwa program sosial Pemprov Jatim sangat dibutuhkan di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok dan kondisi ekonomi yang belum stabil. (tok/ian)

  • Kejari Bojonegoro Kalahkan Jurnalis FC 2-1 di Laga Persahabatan HUT Kejaksaan ke-80

    Kejari Bojonegoro Kalahkan Jurnalis FC 2-1 di Laga Persahabatan HUT Kejaksaan ke-80

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Laga persahabatan fun football mempertemukan tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro melawan Jurnalis FC Bojonegoro di Stadion Letjen H Sudirman, Rabu (3/9/2025). Pertandingan ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kejaksaan RI ke-80.

    Pertandingan berlangsung seru dan penuh gelak tawa dari kedua kesebelasan. Sejak menit awal, kedua tim tampil ngotot untuk menunjukkan permainan terbaiknya. Tim Jurnalis FC sempat memberi perlawanan ketat, namun Kejari Bojonegoro akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1 lewat perpanjangan waktu.

    Gol penentu kemenangan Kejari Bojonegoro tercipta di babak tambahan, disambut sorak-sorai pendukung yang hadir di tribun. Sementara itu, Jurnalis FC harus mengakui keunggulan lawannya meski tampil cukup solid sepanjang pertandingan.

    Meski kalah, tim Jurnalis FC tetap menanggapi hasil tersebut dengan penuh canda. Pelatih Jurnalis FC, Imam Nurcahyo mengungkapkan jika sejak awal permainan, rekan-rekan wartawan sudah tampil apik meski fisik menjadi kendala.

    “Banyak yang tenaganya habis di tengah pertandingan. Untuk permainan sudah mulai ada peningkatan, meski beberapa kali laga sudah terbiasa menelan pil kekalahan,” ujar pria yang juga sebagai penanggung jawab beritabojonegoro.com.

    Sementara Kepala Kejari Bojonegoro yang turut hadir menyampaikan apresiasi atas semangat kebersamaan yang terjalin dalam laga persahabatan ini. “Momentum HUT Kejaksaan RI ke 80 bukan hanya seremonial, tapi juga mempererat silaturahmi dengan masyarakat, termasuk rekan-rekan media,” ujarnya.

    Pertandingan persahabatan ini ditutup dengan sesi foto bersama dan suasana penuh keakraban antara aparat kejaksaan dan jurnalis yang sehari-hari bertemu di lapangan tugas berbeda. [lus/ian]

  • Mayat Bayi Membusuk Ditemukan dalam Sebuah Kamar Kos Kangean Sumenep

    Mayat Bayi Membusuk Ditemukan dalam Sebuah Kamar Kos Kangean Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Warga Desa/ Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, digegerkan dengan ditemukannya sesosok mayat bayi di dalam sebuah tas. Bayi itu diketahui bernama Asyifa Lailatul Aulia (11 bulan).

    “Tas berwarna putih kombinasi hitam itu ada di dalam sebuah kamar kos di Desa Arjasa. Mayat bayi di dalam tas itu ditemukan sudah membusuk,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Rabu (03/09/2025).

    Peristiwa tersebut terungkap dari laporan Buatun (70), warga Desa Duko, Kecamatan Arjasa, yang juga merupakan nenek dari bayi yang ditemukan meninggal itu. Ia dihubungi oleh pemilik kos-kosan dan meminta agar barang-barang di kamar kos menantunya atas nama ST. Kholila Oktovia segera diambil.

    “Menurut keterangan pemilik kos, di kamar menantu Buatun ini sudah lama kosong. Selain itu tercium bau menyengat dari dalam kamar,” ungkap Widiarti.

    Ternyata saat kamar dibuka, bau menyengat itu berasal dari sebuah tas. Ketika dibuka, berisi mayat bayi yang sudah membusuk. Mayat bayi itu dimasukkan ke dalam plastik.

    Polisi pun langsung melakukan olah TKP dan mengamankan sejumlah barang bukti berupa tas, baju bayi, selimut, sarung, dan plastik hitam. Kemudian membawa jenazah bayi ke Rumah Sakit Abuya Kangean untuk dilakukan pemeriksaan medis.

    “Hingga saat ini, jasad bayi masih berada di rumah sakit dan penyebab pasti kematian masih menunggu hasil pemeriksaan dokter,” ungkap Widiarti.

    Sementara di medsos, ramai beredar kabar bahwa bayi itu dimutilasi, karena saat ditemukan berupa potongan tubuh. Namun Widiarti membantah kabar itu.

    “Kabar di medsos yang mengatakan bayi itu dimutilasi, tidak benar. Yang benar, mayat bayi itu ketika ditemukan dalam keadaan membusuk,” terangnya. (tem/ian)

  • Tukang Becak Asal Pacitan Meninggal Diduga Kena Gas Air Mata saat Demo di Solo

    Tukang Becak Asal Pacitan Meninggal Diduga Kena Gas Air Mata saat Demo di Solo

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang tukang becak asal Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur, meninggal dunia di tengah situasi kericuhan di Solo, Jumat (29/8) malam. Korban diketahui bernama Sumari (60).

    Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, membenarkan bahwa almarhum adalah warganya yang bekerja sebagai tukang becak di Surakarta. Dan meninggal dunia saat ada kerusuhan demontrasi.

    “Kami turut berbelasungkawa. Almarhum memang memiliki riwayat penyakit jantung dan asma. Kecamatan juga sudah memberikan pendampingan kepada keluarga, termasuk dalam proses pemakaman,” ujarnya, ditulis Rabu (3/9/2025).

    Jenazah telah dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya, Desa Sendang, pada Sabtu (30/8). Pihak keluarga menyebut almarhum memiliki riwayat penyakit jantung dan asma.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula ketika Sumari yang tengah beristirahat di atas becaknya di kawasan Pasar Gede, diduga terpapar gas air mata yang terbawa angin dari arah Bundaran Gladak.

    Sekitar pukul 23.00 WIB, saksi melihat korban dalam kondisi lemas di dekat gedung parkir Ketandan. Ia sempat muntah sambil memegangi dada sebelum akhirnya dibawa warga ke RSUD dr Moewardi, namun nyawanya tidak tertolong.

    Video evakuasi korban sempat beredar luas di media sosial. Warga terlihat membawa tubuh Sumari dengan becak motor menuju fasilitas kesehatan terdekat.

    Sementara itu, kericuhan yang terjadi di pusat Kota Solo membuat kawasan Pasar Gede terdampak. Meski bukan lokasi bentrokan, gas air mata menyebar hingga Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Urip Sumoharjo. Sejumlah warga setempat dilaporkan mengalami sesak napas akibat paparan tersebut. (tri/ian)

  • Enam PMI Asal Madiun Terjebak Setahun di Guinea Ekuatorial, Akhirnya Dipulangkan ke Indonesia

    Enam PMI Asal Madiun Terjebak Setahun di Guinea Ekuatorial, Akhirnya Dipulangkan ke Indonesia

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya diplomasi panjang antara KBRI Yaoundé dan pemerintah Guinea Ekuatorial akhirnya membuahkan hasil. Enam Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Madiun yang terjebak lebih dari setahun di negara Afrika Tengah itu berhasil dipulangkan ke Indonesia.

    Sekretaris Kedua KBRI Yaoundé, Kamerun, Anindita Aji Pratama, mengungkapkan bahwa para PMI tersebut awalnya berangkat untuk bekerja di sebuah perusahaan kayu, namun tanpa kontrak resmi serta dokumen keimigrasian yang sah.

    “Mereka melapor ke KBRI sekitar Oktober 2024. Saat itu gaji mereka sudah tidak dibayar rutin, sementara statusnya juga overstay karena tidak ada pengurusan izin tinggal,” jelas Anindita, Rabu (3/9/2025).

    Kondisi itu membuat posisi para pekerja sangat rentan. Jika keluar dari Guinea Ekuatorial tanpa dokumen resmi, mereka berisiko ditahan aparat imigrasi setempat. Menyadari situasi tersebut, KBRI Yaoundé berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemkab Madiun, Pemprov Jawa Timur, hingga Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

    Proses pemulangan memakan waktu panjang. Bahkan, pada pertengahan Agustus 2025, tim KBRI sempat ditolak masuk oleh otoritas Guinea Ekuatorial karena alasan administratif. “Bahkan harus ada komunikasi tingkat tinggi antara duta besar dengan pemerintah Guinea Ekuatorial. Setelah pembicaraan alot, akhirnya kami diperbolehkan menjemput mereka,” tambahnya.

    Pada 16 Agustus 2025, para PMI akhirnya berhasil dievakuasi dari Guinea Ekuatorial menuju Kamerun. Lalu, pada 1 September 2025 mereka diterbangkan melalui Bandara Nsimalen, Yaoundé, Kamerun menuju Indonesia.

    Anindita menegaskan, kasus ini harus menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak berangkat ke luar negeri secara non-prosedural. “Kalau lewat jalur resmi BP2MI, kami bisa mengecek legalitas perusahaan dan memberi perlindungan penuh. Jangan sampai pengalaman seperti ini terulang,” tegasnya. (rbr/ian)

  • Pemkab Kediri Dirikan Dapur Umum untuk Relawan Pasca Kerusuhan

    Pemkab Kediri Dirikan Dapur Umum untuk Relawan Pasca Kerusuhan

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mendirikan dapur umum sebagai bentuk dukungan bagi petugas dan relawan kebersihan yang bekerja pasca kerusuhan di lingkungan Kantor Pemkab dan Gedung DPRD Kabupaten Kediri. Dapur umum ini sudah berdiri sejak awal, tepat setelah tragedi pada 30 Agustus 2025, untuk memastikan kebutuhan konsumsi selama bertugas tetap terpenuhi.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri, Mohamad Solikin, menegaskan keberadaan dapur umum sangat penting untuk mendukung stamina para petugas dan relawan yang terus bekerja membersihkan puing-puing pembakaran sekaligus mengamankan aset pemerintah.

    “Jadi untuk Dapur Umum, ini kita dirikan sejak awal, kemarin setelah tragedi yang, bencana yang kita terima waktu tanggal 30 ya, tengah malam, minggu sudah kita siapkan,” terangnya, pada Rabu (3/9/2025).

    Dapur umum ini juga mendapat perhatian dari Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, serta Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa. Meski hadir di waktu yang berbeda, keduanya sama-sama menilai masakan yang disajikan dapur umum tersebut terasa lezat dan layak mendukung kerja para relawan.

    Dalam kunjungannya, Mas Dhito menyampaikan rencana puncak kegiatan pembersihan kawasan Pemkab Kediri yang akan digelar bersama masyarakat pada Jumat, 5 September 2025.

    “Kita memang rencana nanti, di hari Jumat, kita mengajak seluruh masyarakat ke Kabupaten Kediri, semuanya bebas, tidak memandang agama, asal, dari mana saja kecamatannya silakan hadir ke Pemkab, bersama-sama kita bersihkan rumah kita bersama, rumah rakyat,” tandasnya. [nm/ian]

  • 53 Desa di Bangkalan Dilanda Bencana Kekeringan

    53 Desa di Bangkalan Dilanda Bencana Kekeringan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan terus berupaya mengatasi krisis air bersih akibat musim kemarau panjang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyalurkan bantuan berupa tandon air dan distribusi air bersih ke sejumlah wilayah rawan kekeringan.

    Bupati Bangkalan Lukman Hakim menyebutkan, sebanyak 26 unit tandon air akan disebar ke daerah terdampak. Selain itu, suplai air bersih juga dikerahkan setiap hari ke desa-desa yang mengalami krisis.

    “Bantuan tandon dan air bersih ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam menghadapi kekeringan saat ini,” ujarnya, Rabu (03/09/2025).

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, saat ini terdapat 53 desa di sembilan kecamatan yang terdampak kekeringan, di antaranya Kecamatan Tanah Merah, Kwanyar, Blega, Konang, Kokop, Geger, Klampis, Sepulu, dan Arosbaya.

    Sebagian wilayah masuk kategori kekeringan kritis, di mana warga hanya memperoleh air dengan jarak tempuh lebih dari 3 kilometer.

    Sebagai langkah darurat, Pemkab Bangkalan telah menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan. Armada tangki air milik BPBD, PDAM, Dinas Sosial, dan PMI dikerahkan dengan kapasitas rata-rata 6.000 liter per hari.

    “Kami ingin hadir langsung dengan solusi nyata agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan air bersih,” tegas Lukman.

    Meski beberapa kali turun hujan, kondisi itu belum cukup untuk menambah cadangan air. BMKG memprediksi musim kemarau masih akan berlangsung hingga September 2025, sehingga penyaluran bantuan air bersih akan terus dilakukan.

    “Selain penanganan darurat, kami juga berupaya memaksimalkan sumber mata air yang ada agar ketersediaan air bersih tetap terjamin,” pungkasnya. [sar/but]

  • Demo di DPRD Bojonegoro, Poster Tuntutan Dicopoti Massa Lain

    Demo di DPRD Bojonegoro, Poster Tuntutan Dicopoti Massa Lain

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Aksi unjuk rasa yang digelar puluhan warga di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, berakhir dengan pencopotan poster yang berisi tuntutan aksi.

    Aksi pembersihan ini dilakukan oleh sejumlah orang berpakaian kaus hitam saat massa demonstran belum sepenuhnya bubar.

    “Kami merasa sangat kecewa dengan cara pencopotan poster-poster yang menjadi tuntutan demonstrasi,” ujar salah seorang demonstran, Okky, Rabu (3/9/2025).

    Sekitar 50 orang yang terorganisir dari akun media sosial Bojonegoro Melawan tersebut sebelumnya telah menyampaikan aspirasi melalui orasi dan aksi teaterikal. Mereka juga memasang sejumlah poster dan melakukan mural di pagar gedung dewan yang menjadi simbol protes.

    Namun, tak lama setelah orasi usai, sekelompok orang dengan kostum berwarna hitam langsung membersihkan dan mencopot semua poster serta tulisan yang ditempelkan massa. Insiden ini memantik kecaman dari para pengunjuk rasa.

    Pendemo menempelkan poster tuntutan di pagar gedung DPRD Kabupaten Bojonegoro.

    Salah seorang orator, Naura, menegaskan bahwa menyampaikan pendapat adalah hak konstitusional warga negara dalam sistem demokrasi.

    “Mereka (pemerintah) mencekik rakyat dengan pajak yang cukup tinggi. Rakyat yang berani menyuarakan kebenaran, selalu direpresi. Perlawanan ini tidak akan berhenti di sini. Kami akan selalu melakukan konsolidasi rakyat,” serunya dalam orasi.

    Untuk diketahui, aksi demo ini menyuarakan sembilan tuntutan utama yang ditujukan kepada pemerintah. Tuntutan tersebut berfokus pada isu keadilan ekonomi, penegakan HAM, dan kebijakan fiskal yang pro-rakyat.

    Sembilan Tuntutan Massa Aksi:

    1. Penghapusan hak istimewa dan pemotongan gaji pejabat negara, perwira tinggi, komisaris BUMN, dan direktur, untuk dialihkan ke pendanaan pendidikan dan kesehatan gratis.

    2. Pemotongan anggaran untuk lembaga dan kementerian yang dinilai tidak berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat, seperti Pertahanan, Kepolisian, dan Kejaksaan, guna mendukung subsidi rakyat.

    3. Kenaikan Upah Buruh, penurunan pajak untuk rakyat, dan peningkatan pajak progresif bagi perusahaan besar, perbankan, dan konglomerat.

    4. Pembebasan tanpa syarat para aktivis yang ditahan.

    5. Penangkapan, pengadilan, dan pemenjaraan aparat yang menjadi pelanggar HAM.

    6. Pemotongan anggaran dan pelucutan institusi Kepolisian yang dianggap sebagai alat represif.

    7. Militer kembali ke barak dan tidak mencampuri urusan sipil.

    8. Penyitaan harta koruptor dan konglomerat.

    9. Pengalihan pajak dari pengemplang untuk membiayai pendidikan dan kesehatan gratis, serta subsidi untuk kesejahteraan buruh dan rakyat.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak DPRD Bojonegoro maupun aparat kepolisian setempat terkait insiden pencopotan dan tuntutan dari para pengunjuk rasa. Kapolres Bojonegoro AKBP Afrian Satya Permadi saat dikonfirmasi belum memberikan jawaban. Situasi di lokasi telah kondusif pasca bubarnya massa. [lus/but]