Category: Beritajatim.com Regional

  • Hujan Mulai Mengguyur Jember, Tanah Longsor dan Rumah Roboh

    Hujan Mulai Mengguyur Jember, Tanah Longsor dan Rumah Roboh

    Jember (beritajatim.com) – Hujan mulai mengguyur Kabupaten Jember, Jawa Timur. Tanah longsor dan rumah roboh di sejumlah titik, 10-11 September 2025.

    Hujan deras yang terjadi pada Rabu (10/9/2025) malam menyebabkan tembok dua rumah yang bersebelahan di Dusun Krajan, Desa Sempolan, Kecamatan Silo roboh. Rumah itu masing-masing milik Cholid dan Marsis.

    “Robohnya tembok dikarenakan struktur bangunan dan konstruksi yang tidak layak. Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Indra Tri Purnomo, Kamis (11/9/2025).

    Akibat kejadian ini, Cholid dan Marsis tidur di sebagian bangunan yang tidak rusak. BPBD Jember telah memberikan bantuan antara lain berupa sembako, kasur lipat, peralatan dapur, peralatan makan, dan lain-lain.

    Selain rumah roboh, hujan yang tejadi sepanjang hari kemarin menyebabkan tanah longsor di Desa Gelang, Kecamatan Sumberbaru. Dapur milik Heni rusak ringan. Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

    Selain itu di Dusun Tampingan, Desa Gelang, juga terjadi tanah longsor yang berjarak tiga meter dari rumah warga. “Material longsoran menutup teras rumah,” kata Indra.

    Tanah longsor juga terjadi di jalan setapak Dusun Krajan, Desa Kaliglagah, Kecamaran Sumberbaru. “Material longsoran menutup akses jalan setapak dan teras rumah,” kata Indra.

    Selain mendistribusikan bantuan, Indra juga meminta masyarakat tetap berhati-hati mengantisipasi cuaca ekstrem, terutama hujan deras. “Segera laporkan ke pihak berwajib apabila terjadi kejadian serupa,” katanya. [wir]

  • Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas di Waduk Pondok Ngawi

    Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas di Waduk Pondok Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang bocah bernama FG (6), warga Dusun Gandong, Desa Gandong, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, ditemukan meninggal dunia di Waduk Pondok, Kamis (11/9/2025) sore.

    Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Damkar Ngawi, Rochmat Angga Permadi, membenarkan adanya laporan temuan jenazah tersebut. Awalnya, korban diketahui meninggalkan rumah sekitar pukul 12.00 WIB tanpa pamit kepada neneknya, Yatmi (55). Pihak keluarga sempat melakukan pencarian bersama warga.

    Sekitar pukul 15.30 WIB, saksi Supriyanto (50), warga setempat, menemukan sepasang sandal yang diduga milik korban di tepi waduk. Saat diperiksa, korban terlihat mengapung tak jauh dari lokasi tersebut. Penemuan itu kemudian dilaporkan kepada perangkat desa Heri Priyo (45) yang selanjutnya meneruskan laporan ke Polsek Bringin.

    Petugas gabungan dari Polsek Bringin, Satreskrim Polres Ngawi, tim identifikasi, tim medis Puskesmas Bringin, perangkat desa, serta tim SAR Kabupaten Ngawi dan Senkom Mitra Polri diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi serta olah TKP.

    Dari hasil pemeriksaan medis oleh dr. Titin Khasanah dari Puskesmas Bringin, tidak ditemukan luka pada tangan maupun kaki korban.

    Barang bukti berupa sandal hitam, celana pendek biru, dan kaos biru milik korban turut diamankan. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Ngawi untuk memastikan penyebab pasti kematian bocah malang tersebut. [fiq/aje]

     

  • Pacitan Waspada Cuaca Ekstrem 10–17 September

    Pacitan Waspada Cuaca Ekstrem 10–17 September

    Pacitan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Kabupaten Pacitan berpotensi dilanda cuaca ekstrem pada 10–17 September 2025. Peringatan ini dikeluarkan melalui rilis resmi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda yang memetakan wilayah Jawa Timur, termasuk Pacitan, sebagai daerah terdampak.

    Cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi berupa hujan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Kondisi ini dikhawatirkan menimbulkan dampak berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta pohon tumbang.

    Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, menyebut fenomena tersebut dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer, di antaranya Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan Low Frequency. Faktor itu memicu peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Pacitan.

    “Gelombang laut relatif normal, berkisar 1,5–2,5 meter. Namun hujan berpotensi turun di beberapa kecamatan, seperti Tulakan, Tegalombo, dan wilayah perkotaan Pacitan,” jelas Erwin, Kamis (11/9/2025).

    Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi genangan, jalan licin, pohon tumbang, maupun luapan aliran sungai. BPBD juga mengingatkan agar masyarakat dan instansi terkait selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.

    “Kami mengimbau masyarakat agar senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak yang dapat berdampak signifikan terhadap aktivitas sehari-hari,” pungkas Erwin. [tri/aje]

  • Pohon Flamboyan Tumbang di Trawas Mojokerto, Akses Jalan Raya Sempat Terhambat

    Pohon Flamboyan Tumbang di Trawas Mojokerto, Akses Jalan Raya Sempat Terhambat

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah pohon flamboyan berdiameter sekitar 70–80 sentimeter tumbang di Jalan Raya Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Kamis (11/9/2025). Pohon yang tumbang tepat di depan Rumah Makan Sendang Raos itu sempat menutup akses jalan utama dan mengganggu arus lalu lintas.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, mengatakan penyebab tumbangnya pohon diduga akibat kondisi akar yang rapuh. Beruntung, peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material yang berarti.

    “Begitu mendapat laporan sekitar pukul 10.30 WIB, kami langsung berkoordinasi dengan relawan FPRB untuk melakukan penanganan cepat di lokasi,” kata Khakim.

    Proses evakuasi melibatkan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Satpol PP, Polsek setempat, relawan FPRB, serta masyarakat sekitar. Pohon akhirnya berhasil dipotong dan dipindahkan dari badan jalan sekitar pukul 12.30 WIB, sehingga arus lalu lintas kembali normal.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi pohon tumbang, khususnya saat melintas di kawasan rawan dengan banyak pepohonan besar,” tambah Khakim. [tin/beq]

  • Polres Malang Mulai Bangun Gedung SPPG di Dampit untuk Pemenuhan Gizi Anak

    Polres Malang Mulai Bangun Gedung SPPG di Dampit untuk Pemenuhan Gizi Anak

    Malang (beritajatim.com) – Polres Malang resmi memulai pembangunan Gedung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Acara peletakan batu pertama digelar pada Kamis (11/9/2025) pagi dengan disaksikan sejumlah tamu undangan, doa bersama, dan pemotongan tumpeng.

    Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo P.S. memimpin langsung peletakan batu pertama. Dalam sambutannya, ia menegaskan pembangunan gedung ini merupakan wujud dukungan nyata Polres Malang terhadap program pemerintah pusat dalam pemenuhan gizi anak.

    “Hari ini kita mulai pembangunan Gedung SPPG. Targetnya pertengahan Oktober sudah bisa beroperasi. Harapan kami, keberadaan SPPG ini dapat benar-benar bermanfaat bagi anak-anak kita sebagai penerus bangsa,” ujar Danang.

    Ia menjelaskan, proses distribusi manfaat nantinya akan disosialisasikan lebih dulu agar tidak menimbulkan kendala teknis di lapangan. Kapolres juga menekankan agar program benar-benar dimanfaatkan sesuai tujuan, terutama dalam penyaluran susu.

    “Kami ingatkan khususnya pada program susu, harus benar-benar diminum habis oleh anak-anak, jangan dibawa pulang. Ini penting agar program tepat sasaran. Setelah operasional, mari kita awasi bersama,” tegasnya.

    Selain itu, Danang menekankan pentingnya melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan gedung SPPG.

    “Kami upayakan Kepala SPPG berasal dari warga setempat. Dengan begitu, program bisa berjalan berkelanjutan dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat,” tambahnya.

    Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas SPPG di Dampit ini menjadi langkah konkret Polres Malang dalam mendukung Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Anak. Selain di Kecamatan Dampit, Polres Malang juga tengah membangun dua fasilitas SPPG lainnya di Kecamatan Turen dan Gondanglegi.

    “Pembangunan SPPG ini adalah komitmen Polres Malang mendukung program Presiden RI. Kami berharap masyarakat ikut mendukung, sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh anak-anak di wilayah Kabupaten Malang,” kata Bambang. [yog/beq]

  • Ini Kronologi Hilangnya Alat Deteksi Gunung Kelud di Blitar Versi Polisi

    Ini Kronologi Hilangnya Alat Deteksi Gunung Kelud di Blitar Versi Polisi

    Blitar (beritajatim.com) – Aksi nekat pencuri menyasar peralatan vital pemantau aktivitas Gunung Kelud. Sejumlah perangkat canggih milik Badan Geologi yang terpasang di Stasiun Jura, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, raib digondol maling. Tak tanggung-tanggung, kerugian akibat peristiwa ini ditaksir mencapai Rp650 juta.

    Satreskrim Polres Blitar kini tengah bergerak cepat melakukan penyelidikan setelah menerima laporan resmi dari petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Gunung Kelud, Budi Prianto, pada Rabu (10/9/2025) malam.

    “Benar, kami telah menerima laporan resmi terkait kasus pencurian dengan pemberatan ini. Tim kami sedang melakukan penyelidikan di lapangan,” ujar Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, saat dikonfirmasi pada Kamis (11/9/2025).

    Berawal dari Sambaran Petir

    Ipda Putut menjelaskan, kronologi peristiwa ini bermula dari insiden alam. Pada 7 Juli 2025, sensor kegempaan di Stasiun Jura yang berada di tengah kawasan hutan lindung Perhutani, dilaporkan mati total akibat tersambar petir.

    “Sejak saat itu, peralatan di stasiun tersebut tidak berfungsi. Pihak pelapor kemudian menunggu instruksi dari kantor pusat Badan Geologi di Bandung untuk penanganan lebih lanjut,” terang Putut.

    Setelah menunggu arahan, tim pusat menginstruksikan agar seluruh peralatan dievakuasi untuk diperiksa dan diperbaiki. Rencana evakuasi sempat dijadwalkan pada 16 Agustus 2025, namun karena satu dan lain hal, rencana tersebut terpaksa ditunda.

    Pintu Dibobol, Peralatan Senilai Ratusan Juta Lenyap

    Tim dari pos pengamatan akhirnya kembali mendatangi lokasi pada Senin (8/9/2025) untuk melaksanakan evakuasi. Namun, mereka dikejutkan dengan kondisi rumah tempat penyimpanan alat yang sudah dalam keadaan terbongkar.

    “Saat tim tiba di lokasi, mereka mendapati pintu rumah alat sudah terbuka dengan kondisi engsel rusak. Setelah dicek, sejumlah peralatan penting di dalamnya telah hilang,” lanjut Putut.

    Para pelaku diduga membobol paksa bangunan dan memotong kabel-kabel untuk mengambil perangkat berharga tersebut. Total kerugian yang dilaporkan mencapai angka fantastis.

    “Kerugian akibat pencurian tersebut diperkirakan mencapai Rp650 juta,” tegasnya.

    Adapun rincian peralatan vital yang dicuri antara lain:

    1 unit Logger Gnss Leica GR 30
    1 unit sensor kegempaan Guralph Certimus CERT-7768
    6 unit aki Panasonic
    1 unit Switch hub moxa
    1 unit DC-DC Voltage Converter
    Satu set kabel grounding, penangkal petir, dan panel surya

    Kepolisian kini tengah memburu pelaku dan mengimbau masyarakat yang memiliki informasi sekecil apa pun terkait kasus ini untuk segera melapor. Pencurian ini tidak hanya menyebabkan kerugian materiil, tetapi juga berpotensi mengganggu fungsi pemantauan salah satu gunung api paling aktif di Jawa Timur. [owi/beq]

  • Polisi Amankan Dua Pemuda Pelaku Vandalisme di Kota Pasuruan

    Polisi Amankan Dua Pemuda Pelaku Vandalisme di Kota Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Aksi vandalisme dengan tulisan provokatif di sejumlah sudut Kota Pasuruan akhirnya berhasil diungkap aparat kepolisian. Dua pemuda berinisial BS (22) dan AM (25) diduga sebagai pelaku setelah penyelidikan intensif dilakukan.

    Keduanya ditangkap di rumah masing-masing pada Rabu (10/9/2025) malam. Penangkapan ini sekaligus menjawab keresahan masyarakat yang merasa terganggu dengan maraknya coretan liar.

    Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa, membenarkan pengamanan terhadap kedua pemuda tersebut. “Pelaku kami amankan tadi malam di rumahnya masing-masing,” tegasnya pada Kamis (11/9/2025).

    Selain mengamankan pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya tiga kaleng cat pilok, sepeda motor, dan pakaian yang dipakai saat melakukan aksi.

    Kasus ini terungkap berkat laporan warga yang mencurigai gerak-gerik kedua pelaku. Rekaman CCTV di beberapa lokasi turut memperkuat bukti hingga polisi bisa melacak perjalanan mereka sampai ke rumah.

    Iptu Choirul menambahkan bahwa motif pelaku masih dalam pendalaman. “Saat ini kedua pelaku masih menjalani pemeriksaan di Polres Pasuruan Kota. Kami juga masih mendalami motif mereka melakukan vandalisme,” jelasnya.

    Tulisan “Police Killed People” yang mereka buat ditemukan di enam titik berbeda di Kota Pasuruan. Lokasinya meliputi Jalan Soekarno-Hatta, Ruko Cemara, Pasar Besar, Klenteng, dan Gedung Pancasila.

    Dinas terkait bergerak cepat membersihkan seluruh coretan agar tidak menimbulkan keresahan. Sejumlah dinding yang dicoret kini sudah kembali bersih seperti semula.

    Masyarakat diminta tetap waspada dan segera melapor jika menemukan aksi serupa. Dengan demikian, ruang publik di Kota Pasuruan bisa tetap terjaga keindahan dan ketertibannya.

    Kasus ini menjadi peringatan bahwa vandalisme bukan sekadar coretan, tetapi tindakan melanggar hukum. Polisi menegaskan akan menindak tegas siapa pun yang mencoba merusak ketertiban kota dengan cara serupa. (ada/but)

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.

    Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    “Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.

    Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]

  • Dampak Banjir Lahar Semeru, Jembatan Rusak dan Siswa SD di Lumajang Tak Bisa Sekolah

    Dampak Banjir Lahar Semeru, Jembatan Rusak dan Siswa SD di Lumajang Tak Bisa Sekolah

    Lumajang (beritajatim.com) – Kerusakan jembatan limpas di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, akibat banjir lahar Semeru, membuat aktivitas belajar anak-anak ikut terganggu. Jembatan yang menjadi akses utama warga itu rusak diterjang banjir pada Selasa (9/9/2025).

    Bagian yang rusak berada di ujung jembatan menuju Dusun Sumberlangsep, menyebabkan 137 kepala keluarga (KK) di seberang Sungai Regoyo terisolir hingga Kamis (11/9/2025). Kondisi ini kian sulit karena banjir lahar sering terjadi saat hujan deras mengguyur kawasan Gunung Semeru.

    Akibatnya, banyak anak Dusun Sumberlangsep tidak bisa berangkat sekolah. Salah satunya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jugosari 3, tempat 40 siswa berasal dari dusun tersebut. Kepala Sekolah SDN Jugosari 3, Yulianti, menjelaskan dari total 86 siswa, hanya 21 yang hadir saat banjir melanda, Rabu (10/9/2025).

    “Ini kalau dari Dusun Sumberlangsep ada 40 siswa, mereka tidak bisa hadir karena ada banjir. Selain itu, cuaca juga hujan, itu cukup beresiko ditambah jembatan limpas juga rusak,” kata Yulianti, Kamis (11/9/2025).

    Untuk menyiasati keadaan, pihak sekolah memberikan dispensasi berupa pembelajaran daring bagi siswa yang tidak bisa hadir. Selain itu, jam sekolah dipersingkat karena kondisi cuaca yang kurang mendukung.

    “Sebagai keringanan, yang tidak bisa masuk sekolah kami berlakukan belajar via daring. Untuk jam pulang sekolah juga dimajukan dari jam 12 menjadi jam 10 siang karena cuaca yang tidak memungkinkan demi keamanan para siswa,” imbuh Yulianti.

    Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan banjir lahar Gunung Semeru terjadi ketika hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah Lumajang. Sebelumnya, getaran banjir bahkan sempat tercatat mencapai amplitudo maksimal (Amak) 10 milimeter. [has/beq]

  • Cegah Penculikan Anak, Disdikbud Kota Probolinggo Instruksikan Sekolah Perketat Pengawasan

    Cegah Penculikan Anak, Disdikbud Kota Probolinggo Instruksikan Sekolah Perketat Pengawasan

    Probolinggo (beritajatim.com) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo mengeluarkan imbauan resmi untuk seluruh sekolah tingkat SD dan SMP. Langkah ini diambil menyusul maraknya laporan percobaan penculikan serta penipuan yang menyasar anak usia sekolah.

    Imbauan tersebut menekankan pentingnya kontrol ketat terhadap keluar masuk siswa. Setiap aktivitas mulai jam masuk, istirahat, hingga kepulangan wajib berada dalam pantauan pihak sekolah.

    Kepala Disdikbud Kota Probolinggo, Siti Romlah, menegaskan sekolah harus lebih waspada terhadap ancaman yang bisa mengganggu keselamatan anak. “Pengawasan harus diperketat agar anak-anak terlindungi dari potensi ancaman yang membahayakan keselamatan mereka,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

    Selain sekolah, orang tua juga diminta ikut serta dalam pengawasan. Mereka diimbau untuk menjemput langsung anaknya atau memberi kuasa resmi kepada pihak yang dipercaya.

    Disdikbud juga mengingatkan agar siswa tidak dibiarkan pulang sendirian, terutama bagi kelas rendah. Hal ini dinilai penting untuk menutup celah terjadinya tindak kejahatan terhadap anak.

    Sosialisasi tentang bahaya orang asing akan diperkuat di dalam sekolah. Anak-anak diajarkan agar tidak mudah percaya kepada orang yang baru dikenal atau yang menawarkan tumpangan secara tiba-tiba.

    “Peran satpam dan guru piket di gerbang sekolah perlu diaktifkan kembali, begitu juga sinergi dengan masyarakat sekitar sekolah agar lebih peduli dalam menjaga keamanan siswa,” tambah Siti Romlah.

    Sekolah juga diminta segera melaporkan jika terjadi percobaan penculikan atau penipuan. Laporan ke Disdikbud maupun kepolisian harus disertai kronologi lengkap agar dapat ditindaklanjuti cepat.

    Melalui upaya ini, pemerintah berharap lingkungan sekolah tetap kondusif dan aman. Anak-anak di Kota Probolinggo diharapkan bisa belajar dengan tenang tanpa dihantui rasa takut. (ada/but)