Category: Beritajatim.com Regional

  • Ditanya Soal pita Hitam, Pemilik RS Bina Sehat Faida Teteskan Air Mata di Samping Khofifah

    Ditanya Soal pita Hitam, Pemilik RS Bina Sehat Faida Teteskan Air Mata di Samping Khofifah

    Jember (beritajatim.com) – Faida, pemilik Rumah Sakit Bina Sehat dan mantan Bupati Jember, mendadak meneteskan air mata di samping Gubernur Jawa Timur Khofifah, Senin (15/9/2025), saat memberikan keterangan pers tentang kondisi terbaru korban kecelakaan bus wisata di Probolinggo.

    Faida mendampingi Khofifah yang datang ke RS Bina Sehat di Kabupaten Jember untuk menjenguk sejumlah korban terluka yang tengah dirawat. Tokoh petani tebu Arum Sabil dan mantan Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Babun Suharto juga hadir dalam kunjungan tersebut.

    Usai menjenguk, di hadapan wartawan, Khofifah mempersilakan Faida memberikan keterangan pers terlebih dulu. “Soal bagaimana, silakan ke komandan rumah sakit,” katanya.

    Faida mengapresiasi kedatangan Khofifah ke RS Bina Sehat untuk menjenguk para korban. “Meskipun mereka itu tenaga kesehatan rumah sakit, mereka itu warga yang sedang susah,” katanya.

    Dari 53 anggota rombongan wisata ke Gunung Bromo, delapan orang meninggal dunia. Tiga orang di antaranya karyawan Bina Sehat dan lima orang lainnya adalah anggota keluarga karyawan. “Dari delapan orang itu, tiga korban meninggal di antaranya adalah anak-anak,” kata Faida.

    Sembilan korban luka sudah menjalani dioperasi. Delapan korban menjalani operasi ortopedi atau patah tulang dan satu korban menjalani operasi bor kepala ileh dokter spesialis bedah syaraf karena mengalami cedera otak berat.

    “Hari ini alhamdulillah ada berita yang bisa kita harapkan lebih baik. Korban yang kita tinggal di Probolinggo hari ini kesadarannya lebih baik setelah dipasang ventilator,” kata Faida.

    RS Bina Sehat mengirimkan satu unit ambulans yang terdiri atas seorang dokter dan dua perawat intensive care unit dengan membawa mesin ventilator untuk menggantikan mesin ventilator yang dipasang di Rumah Sakit Mohamad Saleh.

    Keluarga, menurut Faida, menghendaki korban dibawa ke Jember jika kondisi memungkinkan. “Mudah-mudahan diberi kekuatan bisa bertahan sampai di Rumah Sakit Bina Sehat,” katanya.

    Wajah Faida mendadak muram, saat wartawan bertanya soal pita hitam yang dikenakannya di lengan kanan. Pita hitam ini juga dikenakan seluruh karyawan RS Bina Sehat.

    “Andaikan bisa mewakilkan dengan kata-kata, pasti kami sampaikan dengan kata-kata. Tapi kesedihan ini tidak semua bisa diungkap, dan kita menunjukkan bahwa kami sedang berduka,” kata Faida dengan suara tersendat. Seorang stafnya menyodorkan kotak berisi tisyu.

    Sebelumnya kepada Beritajatim.com, Faida mengungkapkan beratnya duka yang harus ditanggungnya karena kecelakaan yang dialami keluarga besar karyawan RS Bina Sehat. “Mereka ada yang bekerja 10 tahun, 12 tahun. Jadi kami dekat,” katanya.

    Arti Wibowati, salah satu perempuan korban meninggal, adalah anggota tim media sosial RS Bina Sehat. Dia selalu mengikuti Faida berkegiatan. “Sebelum meninggal, dia sudah dilarang berangkat. Tapi dia tetap ingin berangkat,” kata Faida.

    Hal terberat bagi Faida adalah menyaksikan orang-orang yang dikenalnya terbujur kaku dalam kondisi mengenaskan. “Saya hampir pingsan. Akhirnya saya putuskan semua jenazah korban disucikan di RS Mohamad Saleh Probolinggo, karena susah menyucikan mereka di Bina Sehat kendati kami punya karyawan yang berpengalaman,” katanya.

    Sebanyak 53 orang (bukan 52 orang, red) yang terdiri atas karyawan RS Bina Sehat dan kerabat mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025), dengan naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember.

    Bus mendadak hilang kendali di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

  • Pemkab Sampang Pangkas Kuota Bantuan Air Bersih karena Keterbatasan Anggaran

    Pemkab Sampang Pangkas Kuota Bantuan Air Bersih karena Keterbatasan Anggaran

    Sampang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Sampang menghadapi tantangan besar dalam menyediakan air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan. Pada tahun 2025, anggaran untuk bantuan air bersih mengalami pemangkasan yang cukup signifikan, sehingga berimbas pada jumlah pasokan air yang dapat didistribusikan ke desa-desa.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman, menjelaskan bahwa awalnya pihaknya mengusulkan anggaran sebesar Rp150 juta untuk bantuan air bersih.

    Namun, anggaran yang disetujui hanya mencapai Rp75 juta. “Awalnya kami mengusulkan anggaran sebesar Rp150 juta, tapi yang disetujui hanya Rp75 juta,” ungkap Fajar pada Senin (15/9/2025).

    Pemangkasan anggaran ini berdampak langsung pada distribusi bantuan air bersih, di mana desa yang terdampak kekeringan hanya bisa menerima setengah dari jumlah yang biasanya didistribusikan. Jika pada tahun sebelumnya setiap desa bisa menerima 4 tangki air, kini jumlah tersebut dipangkas menjadi hanya 2 tangki air per desa.

    Meski demikian, Fajar menegaskan bahwa distribusi air bersih akan difokuskan terlebih dahulu pada 77 desa yang masuk dalam kategori kritis, yakni desa yang kondisinya sangat memprihatinkan akibat kekeringan.

    “Memang pengurangan ini cukup terasa, terutama bagi desa-desa yang sangat bergantung pada bantuan air bersih. Tapi kami akan tetap berupaya memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan,” tambahnya.

    Selain itu, terdapat 18 desa lainnya yang akan menyesuaikan dengan kondisi lapangan, tergantung pada tingkat kebutuhan dan situasi yang ada. Meski anggaran yang tersedia terbatas pada tahun 2025, Fajar memastikan bahwa penanganan kekeringan pada tahun 2026 akan lebih siap.

    “Hal ini karena pengadaan air bersih telah dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026, sehingga tidak lagi bergantung pada Belanja Tidak Terduga (BTT) ataupun perubahan anggaran melalui PAPBD,” tutupnya.

    Pada musim kemarau tahun ini, kekeringan berdampak pada 95 desa yang tersebar di 14 kecamatan di wilayah Sampang. Dari jumlah tersebut, 77 desa masuk dalam kategori kritis, sementara enam desa mengalami kekeringan langka, dan 12 desa lainnya tergolong dalam kategori langka terbatas.

    Pentingnya antisipasi terhadap kekeringan di Sampang menjadi sorotan, mengingat dampaknya yang meluas di beberapa desa. Meski pemangkasan anggaran menjadi kendala besar, pemerintah daerah tetap berusaha memprioritaskan distribusi air bersih ke desa-desa yang paling membutuhkan.

    Ke depan, dengan adanya penganggaran khusus untuk air bersih di APBD 2026, diharapkan permasalahan kekeringan ini bisa lebih terkelola dengan baik. [sar/suf]

  • Khofifah Disambut Peluk Tangis Saat Jenguk Korban Kecelakaan Bus Wisata di RS Bina Sehat Jember

    Khofifah Disambut Peluk Tangis Saat Jenguk Korban Kecelakaan Bus Wisata di RS Bina Sehat Jember

    Jember (beritajatim.com) – Gubernur Khofifah Indar Parawansa menjenguk sejumlah korban kecelakaan maut bus wisata, di Rumah Sakit Bina Sehat, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (15/9/2025).

    Khofifah disambut pemilik RS Bina Sehat yang juga mantan Bupati Jember Faida bersama sang suami Abdul Rohim. Tokoh petani tebu Arum Sabil dan mantan Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Babun Suharto juga hadir dalam kunjungan tersebut.

    Khofifah menyemangati para korban luka yang dirawat di sana. “Apa yang dirasakan, Nak?” tanyanya kepada Rahmaya, gadis berusia 15 tahun, yang selamat dalam kecelakaan tersebut.

    “Umur berapa, ya?” tanya Khofifah.

    “Lima belas,” kata Rahmaya.

    “Oh, SMP,” sahut Khofifah.

    Faida menjelaskan kepada Khofifah, bahwa para korban tersebut pergi bertamasya ke Gunung Bromo untuk tasyakuran. “Mereka acara sendiri, Bu, untuk syukuran, karyawan yang baru lulus S1,” katanya.

    “Oh, masyaallah,” sahut Khofifah.

    Khofifah juga menjenguk Tri Apri Widodo, suami almarhumah Hesti Purba Wredhamaya (39), ahli gizi RS Bina Sehat.

    Faida menceritakan perjuangan Tri Apri untuk membantu sang istri, kendati kondisi tangan Tri Apri patah. Khofifah terenyuh mendengar penuturan tersebut.

    Khofifah sempat disambut peluk tangis, saat menyapa keluarga korban yang tengah menanti di luar ruang perawatan. Tak banyak yang dikatakan kecuali air mata yang menetes.

    Sebelum mengunjungi korban yang dirawat di RS Bina Sehat, Khofifah sempat bertakziah ke rumah almarhum Hendra Pratama di Jalan A. Yani, Krajan, Serut, Kecamatan Panti, bersama Bupati Muhammad Fawait.

    Gubernur Khofifah menyerahkan santunan duka cita masing-masing sebesar Rp10 juta kepada lima ahli waris korban, yakni keluarga almarhumah Bela Puteri Kayila Nurjati (10), Hendra Pratama (37), Wardatus Soleha (35), Aiza Farhani Agustin (7), dan Arti Wibowati (34). Sementara itu, santunan bagi tiga ahli waris lainnya diserahkan di RS Bina Sehat Jember.

    Sebanyak 53 orang (bukan 52 orang, red) yang terdiri atas karyawan RS Bina Sehat dan kerabat mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025), dengan naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember.

    Bus mendadak hilang kendali di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

  • Jembatan Semampir Kediri Resmi Ditutup Total Hari ini, Simak Rute Pengalihan Arus hingga 12 November 2025

    Jembatan Semampir Kediri Resmi Ditutup Total Hari ini, Simak Rute Pengalihan Arus hingga 12 November 2025

    Kediri (bertajatim.com) – Menyusul akan dilakukannya rehabilitasi Jembatan Semampir secara menyeluruh, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perhubungan mengumumkan penutupan sementara jembatan yang sudah berdiri sejak tahun 1992 tersebut.

    Penutupan dilakukan berdasarkan hasil inspeksi teknis dari Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) yang meyatakan bahwa kondisi Jembatan Semampir saat ini mengalami lendutan dan kerusakan konstruksi sehingga dinilai perlu segera direhabilitasi guna menjaga keselamatan dan kelancaran lalu lintas.

    Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Didik Catur mengatakan, Kegiatan rehabilitasi ini mengharuskan penutupan total Jembatan Semampir mulai 15 September hingga 12 November 2025. Penutupan ini diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap arus lalu lintas, terutama di wilayah tengah Kota Kediri.

    Sebagai bentuk mitigasi dampak tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Satlantas Polres Kediri Kota dan Satker UPT Terminal telah menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.

    Antara lain kendaraan bus dan angkutan barang dari arah Surabaya ke Tulungagung akan dialihkan dari Jembatan Semampir menuju Jalan Mayor Bismo lalu ke Jalan Diponegoro, mengarah ke Kodim 0809, Kelurahan Burengan, Jalan Kapten Tendean, Sersan Suharmaji, Pertigaan Jetis menuju ke Tulung agung.

    Sedangkan untuk bus dari Tulungagung ke Surabaya rute yang disarankan yakni Jalan Sersan Suharmaji melewati Kelurahan Ngronggo lanjut ke Jalan Tendean masuk ke Terminal Tamanan kemudian menuju alun-alun, Jalan PB Sudirman dan Yos Sudarso.

    “Untuk kendaraan berat di atas 10 ton kami imbau untuk tidak melintasi Kota Kediri, melainkan mengambil jalur alternatif melalui Papar menuju Tulungagung atau Blitar untuk menghindari kepadatan di jalan PB Sudirman dan Yos Sudarso,” jelasnya.

    Selain menyiapkan rekayasa lalu lintas secara matang, Didik mengatakan telah melakukan langkah antisipatif dan sosialisasi secara masif melalui media sosial, banner, dan spanduk yang dipasang tidak hanya di wilayah Kota Kediri, namun juga di daerah pinggiran dan luar kota.

    “Kita juga sudah mengimbau lewat ATCS untuk pemberitahuan bahwa ada penutupan ini sehingga bisa mengalihkan arus ke tempat-tempat yang lain. ATCS juga terus kita pantau mulai pagi sampai malam untuk mengetahui kepadatan lalu lintas di titik mana saja sehingga bisa kita atur untuk durasi traffic light,” tuturnya.

    Untuk mengantisipasi kepadatan di beberapa titik rawan, Didik mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran Polres Kediri Kota, Dinas Perhubungan serta Satker UPT Terminal dan mengaku siap untuk menambah personel di lapangan, khususnya di jam-jam padat.

    “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan selama proses rehabilitasi ini. Semoga masyarakat dapat memahami dan mendukung upaya ini demi terciptanya infrastruktur yang lebih aman dan berkelanjutan,” harapnya. [nm/suf]

  • Ular Cobra Bikin Heboh Cafe di Gresik, Damkar Turun Tangan

    Ular Cobra Bikin Heboh Cafe di Gresik, Damkar Turun Tangan

    Gresik (beritajatim.com)- Suasana di Cafe Aromadia di Jalan Siti Fatimah Binti Maimun Gresik, tiba-tiba geger. Warga yang saat itu asyik minum kopi sambil kongkow-kongkow dikagetkan munculnya ular cobra yang melintas di samping meja pengunjung.

    Kuatir ular berbisa itu menyeburkan bisanya. Tanpa banyak berpikir, salah satu pengunjung cafe langsung melaporkan kejadian ini ke petugas Damkarla Gresik. “Ular cobranya cukup besar, tiba-tiba melintas dekat meja saya saat asyik minum kopi,” ujar Abdi, Senin (15/9/2025).

    Usai dilaporkan ada ular cobra, petugas damkarla datang ke lokasi. Ada enam personel yang diterjunkan mengevakuasi binatang berbahaya itu.

    Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) serta alat penjepit ular. Petugas damkarla mencari keberadaan ular cobra yang mengganggu warga di cafe.

    “Sempat bersembunyi di sela-sela bebatuan. Setelah dilakukan pembongkaran ular tersebut berhasil ditangkap lalu dibawa ke tempat lebih aman,” ujar Sugiono petugas piket Damkarla Gresik.

    Ia menambahkan, proses evakuasi ular tersebut tidak ada kendala. Pasalnya, sebelum ditangkap sudah mengalami luka sehingga bersembunyi di sela-sela batu. “Setelah diketahui sudah lemas, anggota kami di lapangan tanpa kesulitan mengevakuasi ular cobra,” imbuhnya.

    Selama bulan September 2025, Damkarla Gresik telah melakukan 32 rescue kejadian. Sementara kebakaran ada 35 kejadian. [dny/kun]

  • Identitas Dua Pelajar Korban Laka Lantas di Kentangan Magetan Akhirnya Terungkap

    Identitas Dua Pelajar Korban Laka Lantas di Kentangan Magetan Akhirnya Terungkap

    Magetan (beritajatim.com) – Satlantas Polres Magetan berhasil mengungkap identitas dua pelajar korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan Raya Milangasri–Sukomoro, tepatnya depan rumah warga di Desa Kentangan, Kecamatan Sukomoro, Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 07.30 WIB.

    Kasus ini melibatkan dua sepeda motor, yakni Honda Vario bernomor polisi S 5451 EAG yang dikendarai M.S berboncengan dengan T.N.A, serta Honda Scoopy AE 6782 QT yang dikendarai A.A.N.A berboncengan dengan A.P.S.

    Menurut Kanit Gakkum Satlantas Polres Magetan, Iptu Sulanjar, kecelakaan diduga terjadi karena Honda Scoopy yang melaju dari arah barat ke timur terlalu ke kanan saat berpapasan dengan Honda Vario dari arah timur ke barat. Jarak yang terlalu dekat membuat kedua pengendara tak sempat menghindar hingga terjadi tabrakan.

    Dua korban yang sebelumnya sulit diidentifikasi karena tidak membawa kartu identitas maupun ponsel dalam keadaan aktif akhirnya berhasil diketahui. Foto kedua korban juga disebar agar orang yang mengenali korban bisa mengabari pihak keluarga.

    Hingga akhirnya, sekitar 24 jam kemudian ditemukan bahwa ada seseorang yang mengenali korban. Mereka adalah: A.A.N.A (14), pelajar asal Desa Ginuk, Kecamatan Karas, Magetan, pengemudi Honda Scoopy. Kemudian, A.P.S (14), pelajar asal Desa Randusongo, Kecamatan Gerih, Ngawi, yang berboncengan dengan Scoopy.

    “Kedua korban saat ini sudah dipertemukan dengan keluarganya dan sedang menjalani perawatan di RSUD dr. Sayidiman Magetan,” jelas Iptu Sulanjar.

    Polisi telah melakukan sejumlah langkah, mulai dari mendatangi dan mengamankan lokasi kejadian, mengevakuasi korban, melaksanakan olah TKP bersama tim Inafis dan Satreskrim Polres Magetan, hingga berkoordinasi dengan pihak keluarga serta tokoh masyarakat.

    Kasus kecelakaan ini masih dalam penanganan Satlantas Polres Magetan untuk penyelidikan lebih lanjut. [fiq/suf]

  • Mas Rusdi Tekankan Kebersihan dan Ketertiban Pasar Wisata Cheng Hoo Pasuruan

    Mas Rusdi Tekankan Kebersihan dan Ketertiban Pasar Wisata Cheng Hoo Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menegaskan pentingnya menjaga standar kebersihan dan kenyamanan di Pasar Wisata Cheng Hoo Pandaan Kabupaten Pasuruan.

    Hal itu ia sampaikan saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pada Senin (15/9/2025).

    Dalam kunjungannya, Rusdi menemukan sejumlah hal yang masih perlu dibenahi, terutama soal kebersihan lingkungan pasar. Ia menilai, kondisi tersebut berpotensi mengurangi minat pengunjung.

    “Saya lihat kamar mandi sudah cukup terawat, tapi kawasan pasar masih banyak sampah yang berserakan,” ujar Rusdi. Menurutnya, hal ini harus segera ditangani agar tidak merusak citra pasar wisata.

    Bupati yang akrab disapa Mas Rusdi itu menambahkan, popularitas Pasar Wisata Cheng Hoo sudah dikenal luas hingga luar daerah. Ia tidak ingin kesan pengunjung menjadi buruk hanya karena kurangnya pengelolaan kebersihan.

    “Banyak orang dari luar Pasuruan datang untuk membeli oleh-oleh di sini. Karena itu, menjaga kesan positif pengunjung menjadi hal yang wajib,” ucapnya. Ia menegaskan bahwa promosi terbaik adalah pengalaman langsung wisatawan.

    Selain kebersihan, Rusdi juga menyoroti ketertiban para pedagang di area pasar. Ia mengingatkan bahwa semua penyewa kios memiliki hak dan kewajiban yang sama.

    “Mulai tahun ini pengelolaan pasar harus lebih tertib. Kami tidak ingin ada perbedaan perlakuan di antara pedagang,” jelasnya. Menurutnya, ketertiban adalah syarat utama sebelum revitalisasi dilakukan.

    Rusdi menegaskan, Pasar Wisata Cheng Hoo termasuk dalam proyek revitalisasi besar-besaran yang akan segera digarap. Ia ingin penataan dilakukan secara bertahap sebelum program pembangunan dimulai.

    “Ada beberapa kios yang tidak representatif dan akan dievaluasi. Tahun depan revitalisasi sudah berjalan karena DED sekarang sedang disiapkan,” kata Rusdi. Ia berjanji akan melakukan sidak lanjutan pekan depan.

    Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan, Mita Kristiani, menyatakan siap menjalankan arahan Bupati. “Kami akan menata ulang parkiran, kios, hingga arus wisatawan sesuai instruksi beliau,” tuturnya. (ada/ted)

  • Viral Pengemis Exit Tol Madiun, Pukul Helm Pengendara Motor

    Viral Pengemis Exit Tol Madiun, Pukul Helm Pengendara Motor

    Madiun (beritajatim.com) – Jagat maya digegerkan dengan beredarnya sebuah video berdurasi 24 detik yang memperlihatkan aksi mengejutkan di kawasan lampu merah Exit Tol Madiun.

    Dalam rekaman itu, seorang perempuan yang disebut-sebut sebagai pengemis melakukan tindakan tidak pantas terhadap pengendara motor.

    Perempuan tersebut terlihat menghampiri salah satu pengendara yang tengah berhenti menunggu lampu hijau.

    Tanpa sebab jelas, ia tiba-tiba memukul kepala korban. Sontak aksi itu membuat pengendara dan orang dibelakangnya kaget.

    Bahkan, Saat lampu sudah berganti hijau dan pengendara hendak melaju, perempuan itu kembali mencoba melayangkan pukulan, namun berhasil dihindari. Aksi itu sontak menjadi tontonan pengguna jalan lain sekaligus menimbulkan keresahan.

    Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian Masyarakat Satpol PP Kabupaten Madiun, Candra Yudianto, membenarkan kejadian tersebut. “Perempuan itu sudah beberapa kali diamankan. Tapi karena termasuk kategori ODGJ, tidak bisa langsung diberi sanksi. Kami tetap berkoordinasi dengan instansi terkait,” jelasnya.

    Ia menambahkan, pihak keluarga pun sudah kewalahan. “Sudah lama dia beraktivitas di sana. Meski sering kami tindak, tetap saja kembali ke titik yang sama,” pungkas Candra. (rbr/ted)

  • Kenangan Sosok Hesty Purba Asal Madiun, Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Probolinggo: Ramah, Pintar, dan Supel Sejak Kecil

    Kenangan Sosok Hesty Purba Asal Madiun, Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Probolinggo: Ramah, Pintar, dan Supel Sejak Kecil

    Madiun (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar dan warga Desa Bancong, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, setelah kabar duka datang dari Probolinggo.

    Salah satu korban meninggal dalam kecelakaan tunggal bus pariwisata rombongan tenaga kesehatan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember, Minggu (14/9/2025), adalah Hesty Purba Wredhamaya (39).

    Jenazah Almarhum tiba di Rumah Duka, Desa Bancong dini hari dan dimakamkan di TPU Desa Bancong. Senin (15/9/2025).

    Bagi warga Bancong, sosok Hesty dikenal ramah, pintar, dan supel sejak kecil. Saat kecil, ia tumbuh aktif dalam kegiatan mengaji di Masjid Sabilul Huda.

    Sosoknya begitu menonjol dibanding anak-anak lain dalam hal membaca Al-Qur’an. “Hesty itu anaknya ramah, pintar, dan cepat menangkap pelajaran. Waktu ngaji dulu di masjid, memang sudah terlihat kepandaiannya. Dia juga supel, mudah bergaul dengan teman-temannya, sering bercanda, sorak gembira bersama anak-anak lain,” kenang Sugiyono, Ketua RT 03 RW 01 sekaligus guru ngaji Hesty semasa kecil.

    Selepas menikah, Hesty pindah dan menetap di Jember bersama keluarga kecilnya. Namun, ia tetap menjaga hubungan dengan kampung halaman.

    Bahkan sekitar dua minggu sebelum musibah, ia sempat pulang ke rumah orang tuanya di Desa Bancong. “Terakhir dia ke sini dua minggu lalu, liburan bersama keluarganya. Masih terlihat ceria, kumpul bersama keluarga di kampung,” imbuh Sugiyono dengan nada berat.

    Hesty adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kepergiannya menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga dan mereka yang mengenalnya sejak kecil. “Saya sangat berduka kehilangan sosok yang dulu rajin mengaji dan selalu ceria. Semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap Sugiyono lirih.

    Kepergian Hesty meninggalkan suami dan seorang anak laki-laki yang masih sekolah SMP di Malang. Kini warga Bancong hanya bisa mengenang Hesty sebagai pribadi yang supel, cerdas, dan penuh keceriaan, yang terlalu cepat dipanggil pulang dalam musibah di jalanan. (rbr/ted)

  • Pendapatan Bondowoso Turun Jadi Rp2 Triliun, Belanja Daerah Rp65 Miliar

    Pendapatan Bondowoso Turun Jadi Rp2 Triliun, Belanja Daerah Rp65 Miliar

    Bondowoso (beritajatim.com) – Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid memaparkan nota penjelasan Raperda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2025 dalam rapat paripurna DPRD, Senin (15/9/2025).

    Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa perubahan anggaran ini adalah penyesuaian atas dinamika keuangan daerah sekaligus kebijakan nasional mengenai efisiensi belanja.

    Dari sisi pendapatan, target daerah dikoreksi turun dari Rp2,022 triliun menjadi Rp2,000 triliun, atau berkurang Rp21,49 miliar.

    Namun, tidak semua komponen mengalami penurunan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru meningkat cukup signifikan, dari Rp300,22 miliar menjadi Rp323,91 miliar.

    Kenaikan sebesar Rp23,96 miliar ini terutama berasal dari retribusi daerah yang naik Rp20,07 miliar dan lain-lain PAD yang sah yang melonjak Rp11,40 miliar.

    Sebaliknya, penerimaan dari pajak daerah terkoreksi turun Rp7,78 miliar menjadi Rp91,18 miliar.

    Berbeda dengan PAD, pos pendapatan transfer justru menurun tajam. Semula tercatat Rp1,679 triliun, kini menjadi Rp1,632 triliun atau turun Rp47,16 miliar.

    Penurunan ini didominasi oleh transfer pemerintah pusat yang berkurang Rp56,93 miliar, meskipun transfer antar daerah naik Rp9,76 miliar. Sementara itu, lain-lain pendapatan sah naik tipis, dari Rp42,15 miliar menjadi Rp44,12 miliar.

    Penyesuaian juga terjadi pada sisi belanja. Dari total Rp2,162 triliun, anggaran belanja daerah turun Rp65,11 miliar sehingga menjadi Rp2,097 triliun.

    Belanja operasi terkoreksi dari Rp1,657 triliun menjadi Rp1,598 triliun. Di dalamnya, belanja pegawai turun Rp9,34 miliar, belanja barang dan jasa turun Rp41,72 miliar, belanja hibah berkurang Rp6,78 miliar, dan bantuan sosial turun Rp548 juta. Belanja modal juga ikut dipangkas dari Rp171,30 miliar menjadi Rp159,39 miliar.

    Pemangkasan paling besar terjadi pada sektor jalan, jaringan, dan irigasi yang berkurang Rp19,84 miliar, serta belanja tanah yang hilang Rp1,01 miliar. Namun, ada juga peningkatan pada belanja peralatan dan mesin sebesar Rp12,28 miliar.

    Menariknya, belanja tidak terduga justru naik cukup besar. Dari semula Rp4,3 miliar, kini menjadi Rp13,07 miliar atau bertambah Rp8,77 miliar. Adapun belanja transfer sedikit terkoreksi, dari Rp329,40 miliar menjadi Rp325,82 miliar.

    Pada sisi pembiayaan, penerimaan yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya juga menurun drastis. Dari Rp140,17 miliar, kini hanya Rp96,55 miliar, berkurang Rp43,61 miliar.

    “Meski kondisi fiskal terbatas, arah kebijakan belanja tetap difokuskan pada sektor produktif dan pelayanan masyarakat. Tema pembangunan 2025 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi secara inklusif untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Bupati Abdul Hamid Wahid.

    Raperda Perubahan APBD 2025 selanjutnya akan dibahas bersama DPRD untuk kemudian disepakati menjadi peraturan daerah. (awi/ted)