Category: Beritajatim.com Regional

  • Kapolsek Geger Ingatkan Orang Tua Jadi Teladan Cegah Kenakalan Remaja di Madiun

    Kapolsek Geger Ingatkan Orang Tua Jadi Teladan Cegah Kenakalan Remaja di Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya mencegah kenakalan remaja di Kabupaten Madiun terus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, termasuk peran keluarga.

    Kapolsek Geger, AKP Hafiz Prasetia Akbar, menegaskan pentingnya teladan orang tua dalam membentuk karakter anak, terutama di usia remaja. Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Pembinaan Pemuda dan Orang Tua di Balai Desa Purworejo, Selasa (16/9/2025).

    “Remaja itu bukan nakal bawaan, tapi otaknya memang belum selesai berkembang. Karena itu, rangsangan emosional yang positif dan struktur di rumah sangat menentukan,” ujar AKP Hafiz Prasetia Akbar.

    Menurutnya, kepolisian tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan yang paling utama adalah peran orang tua sangat dibutuhkan.

    Ia menekankan bahwa kehadiran figur teladan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi benteng utama anak dari pengaruh buruk lingkungan.

    Hafiz juga mengingatkan soal kebiasaan anak bermain gawai. Menurutnya, orang tua harus mampu memberikan contoh yang baik.

    “Kalau orang tua seharian pegang ponsel, jangan berharap anak gemar membaca,” tegasnya.

    Untuk keluarga yang orang tuanya merantau, ia menyarankan agar peran tersebut dapat digantikan oleh tokoh agama, guru, atau komunitas pemuda yang bisa menjadi panutan.

    Acara yang dihadiri perangkat desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, PKK, serta sekitar 80 pemuda dan pemudi ini juga menjadi tindak lanjut dari 10 program PKK Desa Purworejo.

    Harapannya, kegiatan ini mampu memperkuat peran keluarga sekaligus komunitas dalam menjaga generasi muda Madiun tetap berada di jalur positif. [rbr/ian]

  • Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Lumajang (beritajatim.com) – Fenomena kemarau basah yang melanda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, meningkatkan sejumlah risiko bencana hidrometeorologi.

    Intensitas curah hujan sedang hingga tinggi selama masa kemarau basah tercacatat sudah menyebabkan beberapa titik wilayah Lumajang terlanda bencana tanah longsor hingga banjir genangan.

    Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena kemarau basah masih akan berlangsung hingga Oktober 2025.

    Selain itu, terdapat juga potensi pohon tumbang hingga banjir lahar Gunung Semeru yang harus ikut diwaspadai.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memetakan sejumlah titik wilayah Lumajang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) sesuai potensinya.

    Wilayah rawan longsor dan pohon tumbang diantaranya seperti di Desa Argosari, Ranupane dan Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Bencana longsor juga sering melanda kawasan jalur Piket Nol yang menghubungkan Lumajang-Malang.

    Sementara itu, untuk wilayah yang rawan banjir genangan titiknya meliputi Kecamatan Rowokangkung dan Sukodono.

    Sedangkan ancaman banjir lahar tersebar di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru seperti sungai Curah Kobokan, sungai Glidik, sungai Besuk Sat, hingga sungai Rejali.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, imbas curah hujan yang turun di musim kemarau atau dikenal dengan kemarau basah sudah menyebabkan beberapa bencana melanda wilayah Lumajang.

    Diakui, bencana yang paling sering terjadi belakang ini salah satunya longsoran material seperti di jalur Piket Nol.

    Selain itu, banjir genangan akibat hujan dengan intensitas sedang hingga deras juga sering melanda wilayah kota Lumajang.

    “Imbasnya terjadi longsor di Piket Nol, terus juga banjir seperti di Desa Kutorenon, utamanya Dusun Biting, dengan luapan sungai Curah Menjangan dengan Kali Biting. Ini sering merendam sekitar 60 sampai 100 rumah warga,” terang Yudhi, Selasa (16/9/2025).

    Menurutnya, kesiapsiagaan masyarakat, utamanya warga yang tinggal di kawasan rawan menjadi penting diperhatikan.

    Sebagai antisipasi, koordinasi juga dilakukan BPBD Lumajang dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) agar selalu memantau informasi cuaca dan melaporkan jika terjadi kondisi darurat.

    Selain itu, penempatan relawan di sejumlah titik rawan juga ikut dilakukan untuk membantu pemantauan serta melaporkan perkembangan berkala.

    “Penting untuk diwaspadai semua potensi bencana selama masa kemarau basah ini, jadi kami imbau masyarakat untuk tetap waspada mengikuti arahan pihak berwenang dan menjaga keselamatan diri,” ungkap Yudhi. (has/but)

  • Kebakaran Ngawi, Rumah Terpaksa Dirobohkan Agar Api Tak Menjalar

    Kebakaran Ngawi, Rumah Terpaksa Dirobohkan Agar Api Tak Menjalar

    Ngawi (beritajatim.com) – Kebakaran menghanguskan rumah milik Suwiji (63), warga Dusun Ngarengan, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Selasa (16/9/2025) sore. Api diduga berasal dari konsleting listrik dan mengakibatkan kerugian material sekitar Rp10 juta.

    Kapolsek Kedunggalar, AKP Karno, menjelaskan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 15.45 WIB. Saat kejadian, korban bersama salah satu saksi tengah menata kayu bakar di belakang rumah, berjarak sekitar 50 meter dari lokasi.
    .
    “Saksi yang lain melihat api sudah berkobar di rumah korban. Warga kemudian berteriak meminta tolong dan berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya,” terang AKP Karno.

    Karena rumah korban berdempetan dengan rumah ibunya, Tukinah, yang sudah lanjut usia, warga terlebih dahulu mengevakuasi Tukinah ke tempat aman. Untuk mencegah api menjalar, warga bahkan merobohkan bangunan rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu.

    Laporan kebakaran kemudian diteruskan ke Damkar Ngawi. Kasi Pengendalian Operasi Damkar Satpol PP Ngawi, Catur Sri Wiyanto, menyebutkan pihaknya menerima laporan pukul 16.24 WIB melalui call center 113.

    “Tim berangkat dari Pos Induk dan tiba di lokasi pukul 16.52 WIB. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 17.31 WIB setelah dilakukan pemadaman dan pembasahan menggunakan dua tangki air,” jelasnya.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, dua ekor ayam peliharaan milik korban ikut terbakar. Sementara itu, kerugian material ditaksir mencapai Rp10 juta.

    Kebakaran ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap instalasi listrik di rumah, terutama pada bangunan dengan konstruksi kayu yang mudah terbakar. [fiq/but]

  • Betty Meninggal, Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Bertambah

    Betty Meninggal, Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Bertambah

    Jember (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dalam kecelakaan bus wisata di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bertambah menjadi sembilan orang.

    “Betty meninggal dunia pada pukul 17.58 WIB, saat mau dibawa ke kamar operasi,” kata Faida, pemilik dan pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat, Selasa (16/9/2025).

    Menurut Faida, tim operasi sudah siap. “Tapi kondisi Betty menurun. Jadi ditunda dibawa ke ruang operasi,” katanya.

    Betty baru dipindahkan dari RS Mohamad Saleh di Kota Probolinggo ke Bina Sehat dengan bantuan ambulance plus ventilator milik RS Al Huda Banyuwangi, Senin (15/9/2025) malam.

    Rumah Sakit Bina Sehat saat ini masih merawat 19 orang korban. Sementara itu enam orang korban diperbolehkan pulang. Mereka adalah Tri Apri Widodo, Dwi Puji Lestari, Titik Irma, Rima Ulfa, Diana Azizah (perawat), dan Mia Komariah (istri perawat).

    “Dua orang yang semula dirawat di ruang intensive care unit sudah pindah ke ruang rawat biasa,” kata Faida.

    Rombongan keluarga karyawan RS Bina Sehat yang terdiri atas 53 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo.

    Menddak bus yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-ana, saat itu.

    Klarifikasi:
    Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bina Sehat Jember dr. Tontowi Jauhari mengatakan, ada informasi bahwa Betty dalam keadaan hamil. “Info yang beredar memang beliau hamil. Akhirnya di Rumah Sakit (Mohamad Saleh) Probolinggo sampai di-USG ulang. Ternyata memang tidak ada. Informasi dari USG yang saya lihat, beliau tidak ada kehamilannya,” katanya. [wir]

  • Polres Pasuruan Tangkap DPO Pengedar Sabu di Prigen, Total Barang Bukti 15,299 Gram

    Polres Pasuruan Tangkap DPO Pengedar Sabu di Prigen, Total Barang Bukti 15,299 Gram

    Pasuruan (beritajatim.com) – Satresnarkoba Polres Pasuruan kembali berhasil mengungkap kasus peredaran narkotika di wilayah hukumnya. Seorang pria berinisial MSD (36), warga Jakarta Timur, ditangkap saat berada di Desa Watuagung, Kecamatan Prigen, Rabu (3/9/2025) dini hari.

    Penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang menyebut adanya pengedar sabu di daerah tersebut. Dari hasil penyelidikan, polisi memastikan keberadaan tersangka yang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO).

    “Benar, sekitar pukul 01.00 WIB anggota kami berhasil mengamankan tersangka MSD di lokasi. Tersangka juga merupakan DPO yang selama ini kita cari,” ujar Kasat Narkoba Polres Pasuruan, Iptu Yoyok Hardianto, Rabu (16/9/2025).

    Dalam penggeledahan, polisi menemukan satu kantong plastik kecil berisi sabu dengan berat 0,054 gram. Selain itu, diamankan pula enam plastik klip kosong, sebuah kotak merah-hitam, dan satu unit handphone.

    Berdasarkan hasil penyidikan, MSD mengaku telah delapan bulan mengedarkan sabu di wilayah Pasuruan. Barang haram tersebut ia peroleh dari seseorang bernama Helos yang kini masih buron.

    “Tersangka mendapat sabu dari DPO Helos dengan sistem ranjau di daerah Nogosari, Pandaan,” jelas Yoyok. Menurutnya, pola distribusi ini membuat pengedar lebih sulit dilacak.

    Tak hanya itu, MSD juga diketahui pernah terlibat dalam kasus narkoba sebelumnya. Pada Juli 2025 lalu, polisi menyita 15,245 gram sabu yang ternyata miliknya meski ia sempat melarikan diri saat penggerebekan.

    Dengan penangkapan kali ini, total barang bukti sabu yang berhasil diamankan dari MSD mencapai 15,299 gram. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya peredaran narkotika yang dijalankan tersangka.

    “Motif tersangka jelas, yakni mencari keuntungan Rp300 ribu per gram serta bisa menggunakan sabu secara gratis,” tegas Iptu Yoyok. Polisi memastikan akan terus mengembangkan kasus ini untuk menangkap jaringan di atasnya.

    MSD kini dijerat Pasal 114 ayat (2) dan Pasal 112 ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. “Ancaman hukumannya minimal 5 tahun penjara dan maksimal hukuman seumur hidup atau mati,” pungkas Yoyok. (ada/ted)

  • Korban Kritis Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Dirawat RS Bina Sehat

    Korban Kritis Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Dirawat RS Bina Sehat

    Jember (beritajatim.com) – Beredar informasi bahwa Betty, seorang korban kecelakaan bus wisata di Probolinggo, Jawa Timur, tengah hamil tiga bulan. Kini kondisinya dalam keadaan kritis dan dirawat di Rumah Sakit Bina Sehat di Kabupaten Jember.

    Betty adalah perawat Bina Sehat. “Semoga ibu dan bayinya selamat. Namun kami kini memfokuskan pada penyelamatan jiwa Betty,” kata Faida, pemilik Rumah Sakit Bina Sehat, Selasa (16/9/2025).

    Betty baru dipindahkan dari RS Mohamad Saleh di Kota Probolinggo ke Bina Sehat dengan bantuan ambulance plus ventilator milik RS Al Huda Banyuwangi, Senin (15/9/2025) malam. “Saat ini dia sedang distabilkan di ICU RS Bina Sehat, dan dia masih dibantu mesin ventilator,” kata Faida.

    Rumah Sakit Bina Sehat saat ini masih merawat 19 orang korban. Sementara itu enam orang korban diperbolehkan pulang. Mereka adalah Tri Apri Widodo, Dwi Puji Lestari, Titik Irma, Rima Ulfa, Diana Azizah (perawat), dan Mia Komariah (istri perawat).

    “Dua orang yang semula dirawat di ruang intensive care unit sudah pindah ke ruang rawat biasa,” kata Faida.

    Rombongan keluarga karyawan RS Bina Sehat yang terdiri atas 53 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo.

    Menddak bus yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

    Klarifikasi:
    Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bina Sehat Jember dr. Tontowi Jauhari mengatakan, ada informasi bahwa Betty dalam keadaan hamil. “Info yang beredar memang beliau hamil. Akhirnya di Rumah Sakit (Mohamad Saleh) Probolinggo sampai di-USG ulang. Ternyata memang tidak ada. Informasi dari USG yang saya lihat, beliau tidak ada kehamilannya,” katanya.

  • Pengendara Motor Terjun ke Sungai Bangsal Mojokerto, Beruntung Korban Selamat 

    Pengendara Motor Terjun ke Sungai Bangsal Mojokerto, Beruntung Korban Selamat 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang pengendara sepeda motor terjun bebas ke sungai usai mengalami kecelakaan tunggal di Jembatan Sungai Bangsal, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Selasa (16/9/2025) dini hari. Beruntung korban selamat dan hanya mengalami luka ringan.

    Korban diketahui bernama Muhammad Andrean warga Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.

    Saat kejadian sekitar pukul 04.30 WIB, ia mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter Z nopol L 2560 BE tiba-tiba terjun ke sungai. Beruntung, korban masih dalam kondisi sadar.

    Usai terjatuh, ia bahkan sempat berdiri, meminta pertolongan warga, lalu berjalan sendiri menuju Klinik Pratama SPN Polda Jatim yang berlokasi tak jauh dari tempat kejadian.

    Dari klinik tersebut, korban kemudian dirujuk ke RS Sidowaras Kecamatan Bangsal untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Salah satu saksi mata, Rubiah, mengatakan dirinya baru mengetahui ada motor di sungai ketika hendak berangkat ke pasar.

    “Saya lihat motor langsung masuk sungai pas mau ke pasar. Karena buru-buru, saya nggak berhenti. Pulangnya saya cek, ternyata benar ada motor,” ungkapnya.

    Sementara itu, warga bersama relawan dan tim Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto melakukan evakuasi terhadap motor korban dari dasar sungai.

    Proses berlangsung cukup sulit karena kendaraan tersangkut batu serta tangki bensin mengeluarkan cairan.

    “Dengan gotong-royong serta bantuan bambu, motor korban akhirnya berhasil diangkat dari sungai sedalam lebih dari 10 meter,” jelas Komandan Regu Pos 1 Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto, Sukamto. [tin/ted]

  • Pemancing di Jombang Temukan Mayat di Sungai Gunting

    Pemancing di Jombang Temukan Mayat di Sungai Gunting

    Jombang (beritajatim.com) – Seorang pemancing yang sedang beraktivitas di Sungai Gunting, Dusun Tragal, Desa Kedungpapar, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, dikejutkan dengan penemuan mayat laki-laki yang mengapung, Selasa (16/9/2025).

    Temuan tersebut langsung menggemparkan warga sekitar yang segera melaporkan kejadian itu ke perangkat desa. Tidak lama setelah laporan diterima, pihak Polsek Sumobito dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang langsung bergerak menuju lokasi.

    Sesampainya di sana, petugas mengevakuasi mayat tanpa identitas tersebut dengan hati-hati. Mayat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantung berwarna oranye dan dibawa ke pinggir sungai. Lalu dibawa ke kamar jenazah RSUD Jombang.

    Warga yang berada di sekitar lokasi evakuasi terlihat memadati tempat tersebut untuk menyaksikan jalannya pengangkatan jenazah. Kapolsek Sumobito, AKP Bagus Tejo Purnomo, juga turun langsung ke lokasi untuk memimpin evakuasi dan meminta keterangan dari beberapa saksi yang ada.

    “Mayat tersebut ditemukan oleh seorang pemancing yang pertama kali melihat bagian kepala korban yang mengapung di permukaan sungai. Setelah diperiksa lebih dekat, ternyata itu adalah mayat manusia. Tentu saja, pemancing tersebut kaget,” ungkap AKP Bagus Tejo Purnomo.

    Hingga saat ini, identitas mayat tersebut belum diketahui. Polisi menyatakan bahwa mereka belum bisa memastikan penyebab kematian atau identitas korban karena masih menunggu hasil autopsi. “Kami belum bisa memastikan identitas dan penyebab meninggalnya korban karena masih menunggu hasil autopsi,” ujar Kapolsek.

    Keberadaan mayat tanpa identitas ini tentunya memunculkan berbagai pertanyaan di masyarakat. Sejauh ini, penyelidikan terus dilakukan, dan petugas berharap dapat segera menemukan petunjuk yang dapat mengungkap siapa korban dan bagaimana ia bisa ditemukan di sungai tersebut. [suf]

  • Elf Terguling di Madiun, Tujuh Korban Jalani Perawatan di RSUD Caruban

    Elf Terguling di Madiun, Tujuh Korban Jalani Perawatan di RSUD Caruban

    Madiun (beritajatim.com) – Sebanyak tujuh korban kecelakaan mobil elf bernopol AE 7601 FB yang terguling di Jalan Raya Madiun–Surabaya KM 10, Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Selasa (16/9/2025) pukul 08.30 WIB menjalani perawatan di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun.

    Dua di antaranya harus dirawat inap karena mengalami patah tulang, sementara lima korban lainnya hanya mengalami luka ringan hingga luka robek yang memerlukan jahitan sehingga diperbolehkan rawat jalan.

    “Dua korban yang kami rawat inap mengalami patah tulang. Sedangkan untuk driver mengalami open fraktur atau patah tulang terbuka di jari tangan kiri. Namun dari semua korban tidak ada yang mengalami kondisi syok, pingsan, atau muntah-muntah,” jelas drg Farid Amirudin, Direktur RSUD Caruban.

    Adapun identitas korban yang dirawat di RSUD Caruban yakni:

    Mohammad Fajar Asidiq (21), sopir elf asal Ngawi
    Nur Aiman Al Barik (12), asal Madiun
    Mohammad Fahri Amirul Fauson (13), asal Ngawi
    Ubaidillah Abror Givada (13), asal Ngawi
    Ferri Adriansah (24), asal Madiun
    Fadli Tanpa Arrohman (13), asal Bojonegoro
    Wujud Fahri (25), asal Nganjuk

    Ketujuh korban tersebut merupakan bagian dari rombongan 27 santri Pondok Pesantren Salafiyah Sholawat asal Dusun Klubuk, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

    Sebelumnya, mobil elf yang membawa rombongan santri tersebut terguling saat melaju dari arah barat ke timur. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti kecelakaan. [rbr/beq]

  • BPBD Lumajang Petakan Enam Wilayah Rawan Banjir Lahar Akibat Kemarau Basah

    BPBD Lumajang Petakan Enam Wilayah Rawan Banjir Lahar Akibat Kemarau Basah

    Lumajang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memetakan enam wilayah rawan terdampak banjir lahar Gunung Semeru akibat fenomena kemarau basah yang melanda sebagian Jawa Timur. Peningkatan curah hujan di tengah musim kemarau membuat risiko bencana bagi warga yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru semakin tinggi.

    Kecamatan yang masuk dalam zona rawan meliputi Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Tempeh, dan Tempursari. Selain itu, jalur aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru juga masuk dalam kawasan berisiko, di antaranya Curah Kobokan, Sungai Glidik, Sungai Regoyo, Sungai Besuk Sat, hingga Sungai Rejali.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, menjelaskan bahwa banjir lahar dingin bisa terjadi kapan saja, terutama ketika hujan deras turun di wilayah lereng Semeru. Kondisi geografis seperti kemiringan lereng serta panjangnya aliran sungai turut memperbesar kemungkinan material vulkanik bercampur air hujan meluap hingga ke pemukiman.

    “Untuk itu, kami imbau warga selalu memantau informasi peringatan dini dari petugas,” kata Yudhi, Selasa (16/9/2025).

    Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah menempatkan relawan di titik rawan untuk melakukan pemantauan langsung dan memberikan laporan berkala. Yudhi menegaskan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk menekan potensi korban jiwa maupun kerugian materi.

    Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena kemarau basah diperkirakan masih berlangsung hingga Oktober 2025. Kondisi ini membuat potensi banjir lahar tetap tinggi, sehingga kewaspadaan masyarakat harus terus ditingkatkan. [has/beq]