Category: Beritajatim.com Regional

  • Gempabumi Magnitudo 5,7 Guncang Banyuwangi, Warga Berhamburan Keluar Rumah

    Gempabumi Magnitudo 5,7 Guncang Banyuwangi, Warga Berhamburan Keluar Rumah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi diguncang gempabumi berkekuatan 5,7 magnitude, Kamis (25/9/2025). Gempa yang tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini terjadi pada pukul 16.04 WIB, dengan pusat gempa terletak di laut, sekitar 46 kilometer timur laut Banyuwangi, pada kedalaman 12 kilometer.

    BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan bencana tsunami. Berdasarkan peta seismisitas BMKG, lokasi gempa berada di perairan dekat Taman Nasional Baluran, Situbondo. Meskipun tidak ada ancaman tsunami, getaran gempa yang cukup kuat membuat sebagian warga yang merasakannya merasa terkejut dan khawatir.

    Salah seorang warga Kelurahan Taman Baru, Anggara Cahya Kharisma, yang sedang bersantai saat kejadian, mengungkapkan pengalamannya. “Saya sedang bersantai, tiba-tiba kaca jendela bergetar. Awalnya saya pikir truk muatan besar sedang lewat. Namun ternyata guncangan gempa,” katanya.

    Anggara dan keluarganya segera keluar rumah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan setelah getaran semakin kencang. “Karena getarannya semakin kencang, saya dan keluarga langsung berlari keluar rumah. Gempanya tidak lama, mungkin hanya beberapa detik. Namun terasa kencang,” tambahnya.

    Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh Adel, seorang warga yang turut merasakan gempa tersebut. “Kejadiannya sebentar, cuma khawatir kalau ada susulan. Soalnya gempanya cukup keras,” ungkap Adel. Dia dan keluarganya berlarian keluar rumah bersama tetangga untuk menghindari kemungkinan yang lebih buruk.

    Meski guncangan tersebut tidak menyebabkan kerusakan berarti, perasaan cemas dan ketakutan akan adanya gempa susulan tetap terasa di kalangan masyarakat. BMKG menghimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, sambil tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. [les/suf]

  • Gempa 5,7 SR Guncang Banyuwangi, Getarannya Terasa Hingga Lumajang

    Gempa 5,7 SR Guncang Banyuwangi, Getarannya Terasa Hingga Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Jawa Timur pada Kamis (25/9/2025) sore. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan pusat gempa berada di koordinat 46 kilometer timur laut Banyuwangi sekitar pukul 16.04 WIB, dengan getaran yang turut dirasakan warga Kabupaten Lumajang.

    Sejumlah warga mengaku merasakan guncangan cukup jelas. Imam, warga Lumajang, menyebut efek gempa sempat membuatnya pusing dan melihat air di wadah ikut bergoyang.

    “Tadi terasa gempanya bikin pusing, agak goyang kan ya, ini air yang ada di ceret atas meja juga keliatan goyang,” ujarnya sesaat setelah gempa terjadi.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, membenarkan adanya getaran gempa yang dirasakan masyarakat. Menurutnya, gempa terjadi saat Lumajang tengah diguyur hujan deras disertai angin.

    “Ini getaran gempanya memang terasa sampai Lumajang, ya semoga tidak ada dampaknya. Karena inikan hujan juga waktu gempa,” ungkapnya.

    Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan maupun korban akibat gempa yang terasa di wilayah Lumajang. BPBD masih melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kondisi di lapangan. [has/beq]

  • BPBD Surabaya Siapkan Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Menjelang Musim Hujan

    BPBD Surabaya Siapkan Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Menjelang Musim Hujan

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya menyampaikan telah melakukan sosialisasi antisipasi tiga jenis bencana menonjol menjelang musim hujan yang diprediksi datang pada Oktober 2025.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan bahwa pihaknya menggencarkan sosialisasi melalui program Kampung Pancasila di setiap RW. Fokus utama adalah tiga bencana yang dinilai rawan, yakni cuaca ekstrem hidrometeorologi, kebakaran, dan gempa bumi.

    “Dalam sosialisasi Kampung Pancasila ini yang mencakup semua RW, total ada 1.361 tapi ini di 786, kita selalu mensosialisasikan bahwa bagaimanapun (setiap permasalahan antisipasi kebencanaan), kita juga harus bersama-sama (bergerak) dengan warga,” kata Irvan, Kamis (25/9/2025).

    Irvan menambahkan, selama memasuki musim hujan, BPBD Surabaya juga mempersiapkan langkah teknis sekaligus mengajak warga agar siap menghadapi cuaca ekstrem, termasuk banjir akibat genangan maupun banjir rob.

    “Yang (sekarang) sedang kita bahas, kita rencanakan, adalah untuk melakukan semacam latihan simulasi terkait dengan kebencanaan,” ujarnya.

    Untuk potensi banjir rob, BPBD Surabaya telah memetakan wilayah pemukiman yang terdampak, mulai dari sepanjang garis pantai Kota Surabaya, Rungkut-Sukolilo-Mulyorejo, Bulak-Kenjeran, hingga Asemerowo-Benowo.

    “Kita memastikan bahwa aktivitas warga itu jangan sampai terganggu dengan adanya banjir rob ini. Seperti contohnya anak-anak kita yang mau sekolah, kemudian ibu-ibu yang mau ke pasar jangan sampai terganggu,” jelas Irvan.

    Dalam upaya mitigasi, BPBD Surabaya juga mengingatkan masyarakat agar selalu melapor jika menghadapi musibah kebencanaan. Warga bisa menghubungi Call Centre 112 atau nomor WhatsApp di 081-131-112-112 untuk mendapatkan penanganan cepat. [rma/beq]

  • Sopir Truk Ekspedisi Meninggal Terjepit usai Tabrak Wing Box di Tol Ngawi KM 589

    Sopir Truk Ekspedisi Meninggal Terjepit usai Tabrak Wing Box di Tol Ngawi KM 589

    Ngawi (beritajatim.com) – Kecelakaan maut terjadi di ruas Jalan Tol Ngawi, Jawa Timur, tepatnya di Kilometer 589 Desa Klampisan, Kecamatan Geneng, Kamis (25/9/2025) sekitar pukul 11.15 WIB. Seorang sopir truk ekspedisi bernama Habib Syah Friyansyah (26), warga Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, meninggal dunia setelah truk yang dikemudikannya menabrak bagian belakang truk wing box.

    Truk ekspedisi bermuatan kacang edamame yang dikendarai korban mengalami kerusakan parah di bagian depan. Habib sempat terjepit di kabin selama hampir setengah jam sebelum akhirnya berhasil dievakuasi oleh petugas. Namun nahas, nyawanya tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Widodo Ngawi.

    Berdasarkan keterangan kepolisian, kecelakaan bermula ketika truk wing box bernomor polisi yang dikemudikan M. Rifqy Rizqullah (28), warga Bogor, Jawa Barat, melaju di lajur kiri dari arah Surabaya menuju Bogor. Tiba-tiba, kendaraan tersebut ditabrak dari belakang oleh truk ekspedisi yang dikemudikan korban.

    Benturan keras membuat kabin truk ekspedisi ringsek. Rifqy mengaku terkejut saat merasakan benturan keras. “Saya sedang berjalan di lajur kiri, tiba-tiba terasa benturan keras dari belakang. Saat menepi, saya melihat sopir truk ekspedisi sudah dalam kondisi terjepit,” ungkapnya.

    Jenazah korban selanjutnya dibawa ke RSUD dr. Soeroto Ngawi untuk dilakukan visum. Sedangkan kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan langsung diamankan pihak kepolisian sebagai barang bukti.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi, Ipda Agus Harianto, menyebut dugaan awal penyebab kecelakaan adalah kurangnya kewaspadaan dari sopir truk ekspedisi.

    “Karena kurang hati-hatinya sopir truk, kendaraan menabrak bagian belakang truk besar di depannya. Korban sempat terjepit dan akhirnya meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit,” jelasnya.

    Saat ini, sopir truk wing box masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Satlantas Polres Ngawi. Kepolisian juga mengimbau agar seluruh pengendara tetap menjaga jarak aman dan konsentrasi penuh saat melintas di jalan tol. Meski kondisi lalu lintas terlihat lengang, risiko kecelakaan tetap tinggi jika pengemudi lalai. [fiq/beq]

  • WNA Malaysia Overstay 60 Hari di Ponorogo, Terancam Deportasi

    WNA Malaysia Overstay 60 Hari di Ponorogo, Terancam Deportasi

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Ponorogo mengamankan seorang perempuan warga negara Malaysia berinisial RBH yang kedapatan tinggal melebihi izin tinggal (overstay) di wilayah Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.

    Penindakan dilakukan pada Selasa (29/7/2025) setelah petugas menerima laporan masyarakat terkait dugaan pelanggaran izin tinggal seorang WNA. Hasil pengecekan lapangan menunjukkan RBH menetap di rumah anak perempuannya berinisial S, seorang WNI di Desa Wotan, Kecamatan Pulung, tanpa dokumen izin tinggal yang sah.

    RBH diketahui masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Juanda pada 12 November 2024 menggunakan fasilitas bebas visa kunjungan 30 hari. Namun, setelah izin berakhir pada 11 Desember 2024, dia tidak pernah melakukan perpanjangan hingga akhirnya diamankan.

    “Yang bersangkutan terbukti telah tinggal lebih dari 60 hari setelah izin tinggalnya habis. Sesuai Pasal 78 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, RBH terancam dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan,” jelas Plt. Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Anggoro Widy Utomo, Kamis (25/9/2025).

    Kasus ini juga memiliki sisi kemanusiaan. RBH yang kehilangan kontak dengan anak-anaknya sejak 1997, akhirnya ditemukan kembali berkat unggahan media sosial. Putrinya, S, meminta sang ibu pulang ke Indonesia karena kondisi kesehatan RBH menurun dan dia hidup seorang diri di Malaysia.

    Meski demikian, keberadaan RBH di Indonesia tanpa izin tinggal sah tetap dianggap sebagai pelanggaran hukum. Imigrasi menegaskan penindakan ini merupakan bentuk komitmen dalam menjaga ketertiban.

    “Kami mendukung penuh arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan bahwa setiap orang asing wajib mematuhi aturan. Imigrasi tidak akan ragu menindak tegas pelanggaran keimigrasian demi kepentingan bangsa,” tegas Anggoro.

    Dengan proses hukum yang berjalan, RBH dipastikan menghadapi sanksi administratif keimigrasian dan kemungkinan besar akan dideportasi ke Malaysia. [end/beq]

  • 4 Ribu Ayam Mati Hangus saat Kandang di Banyuwangi Terbakar, Kerugian Rp500 Juta

    4 Ribu Ayam Mati Hangus saat Kandang di Banyuwangi Terbakar, Kerugian Rp500 Juta

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kebakaran hebat menghanguskan satu bangunan kandang ayam,  di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/9/2025).

    Dari kejadian tersebut, sebanyak 4.000 ekor ayam mati terpanggang. Akibatnya, pemilik ternak harus menelan kerugian yang ditaksir hingga mencapai setengah miliar rupiah.

    Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan, Kamis (25/9/2025) menjelaskan, sang pemilik usaha ternak ayam Qomarudin (55) sempat lemas melihat usahanya ludes terbakar. Peristiwa itu bahkan diketahui langsung oleh sang pemilik pada sekitar pukul 04:07 WIB usai melaksanakan shalat shubuh di musholla.

    Lebih menyedihkan lagi, bahwa sejumlah ayamnya yang terpanggang dalam kobaran api itu adalah bibit ayam yang baru saja datang pada, Selasa (23/9/2025) lalu dan sedang dilakukan treatment berupa dimasukkan oven penghangat suhu.

    Apalagi, kandang ayam itu ternyata dijaga oleh Qomarudin hingga pukul 03.00 WIB saat peristiwa terjadi.

    “Ayamnya berjumlah 8500 ekor dan ayam yang mati terbakar sejumlah 4.000 ekor. Bersyukur ayam yang berhasil di selamatkan berisi 4500 ekor,” kata Yoppy.

    Dari hasil asessement sementara tim Damkarmat Banyuwangi mengaku, kebakaran diduga dari mesin oven atau pemanas yang overheat di salah satu kandang. Untuk diketahui, bahwasannya TKP kebakaran terdapat dua buah bangunan kandang ayam yang berjajar berdekatan.

    “Saat petugas datang satu kandang sudah terbakar habis dan sudah mulai merambat ke kandang sebelahnya. Tidak lama petugas dapat memutus dan memadamkan api di kandang yang akan terbakar,” jelas Yoppy.

    Yoppy menjelaskan, awalnya api sudah terlihat membakar bagian pojok kandang dan dengan cepat melalap atap. Tak tinggal diam, Qomarudin dibantu warga yang juga baru pulang dari Mushalla, memadamkan api dengan peralatan seadanya, seperti selang air, gayung, dan timba, mereka berjuang keras melawan kobaran api yang semakin membesar.

    “Setelah petugas Damkarmat datang, tak berselang lama api berhasil padam. Meskipun tidak menelan korban jiwa, namun total kerugian ditaksir mencapai Rp.500 Juta. Satu kandang ludes terbakar dan 4.000 ekor ayam mati terpanggang atas insiden kebakaran itu,” tandasnya. [ayu/but]

     

  • Rehabilitasi Alun-alun Lumajang Tidak Ganggu CFD dan CFN, Area Tengah Ditutup Sementara

    Rehabilitasi Alun-alun Lumajang Tidak Ganggu CFD dan CFN, Area Tengah Ditutup Sementara

    Lumajang (beritajatim.com) – Proses pengerjaan proyek rehabilitasi Alun-alun Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tidak sampai menghentikan aktivitas rutin masyarakat seperti car free day (CFD) dan car free night (CFN). Namun, akses ke area tengah ruang terbuka hijau (RTH) Alun-alun Lumajang ditutup sementara demi keselamatan selama proyek berlangsung.

    Rehabilitasi RTH Alun-alun Lumajang ini telah dimulai sejak Senin (22/9/2025). Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang, Hertutik, menegaskan bahwa meski proyek berjalan, masyarakat masih tetap bisa menikmati suasana RTH Alun-alun, termasuk melaksanakan kegiatan mingguan.

    “Untuk CFD dan CFN tetap ada, warga bisa beraktivitas seperti biasa. Jadi yang berbeda hanyalah area inti Alun-alun ditutup sementara untuk pengerjaan proyek,” terang Hertutik, Kamis (25/9/2025).

    Penutupan area inti berdampak pada kegiatan seremonial Pemerintah Kabupaten Lumajang, termasuk upacara, yang untuk sementara waktu dipindahkan ke kawasan Stadion Semeru.

    Menurut Hertutik, pengerjaan proyek telah dirancang dan dikoordinasikan agar tetap selaras dengan aktivitas masyarakat, sehingga tidak mengurangi fungsi sosial Alun-alun sebagai pusat interaksi warga.

    Selain menghadirkan wajah baru, revitalisasi ini juga diharapkan mampu memberikan nilai tambah dengan menghadirkan ruang terbuka yang lebih segar, fungsional, serta nyaman.

    “Tentu kami ingin pembangunan ini tidak sekadar menghadirkan wajah baru Alun-alun, tetapi juga memberi pengalaman yang nyaman selama proses berlangsung,” ungkap Hertutik. [has/beq]

  • Kecelakaan Motor dan Bentor di Balerejo Madiun, Satu Meninggal

    Kecelakaan Motor dan Bentor di Balerejo Madiun, Satu Meninggal

    Madiun (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya jurusan Surabaya–Madiun Km 156-167, tepatnya di Desa Balerejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, pada Kamis (25/9/2025) sekitar pukul 08.05 WIB. Peristiwa itu melibatkan sepeda motor Honda Beat dan bentor (becak motor).

    Berdasarkan informasi kepolisian, kecelakaan bermula ketika sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AE 6750 IW yang dikendarai Satya Rendry Prayoga (17), pelajar asal Kecamatan Balerejo, melaju dari arah barat menuju timur.

    Pada saat bersamaan, bentor yang dikendarai Sumilan (73), warga Kecamatan Wonoasri, melaju dari arah timur ke barat. Sesampainya di lokasi, bentor tersebut menyebrang ke arah utara. Karena jarak yang terlalu dekat, motor Honda Beat menabrak bagian samping depan bentor.

    Akibat benturan keras, pengendara bentor, Sumilan, meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara itu, pengendara motor, Satya Rendry Prayoga, mengalami luka ringan.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Madiun, Iptu Roni Susanto, membenarkan kejadian tersebut. “Benar, kecelakaan melibatkan sepeda motor dan bentor terjadi di Balerejo. Satu orang meninggal dunia di lokasi, sedangkan satu pengendara lainnya mengalami luka ringan,” ujarnya.

    Petugas kepolisian segera mendatangi lokasi, menolong korban, serta melakukan olah TKP. Selain itu, arus lalu lintas sempat diatur agar tidak terjadi kemacetan. Polisi juga mengevakuasi kendaraan, mengamankan barang bukti, dan membawa jenazah korban untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Hingga saat ini, kasus kecelakaan tersebut masih dalam penanganan Unit Laka Satlantas Polres Madiun. [rbr/beq]

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]

  • Canda Berujung Bahaya, Santri Jombang Bingung Tangannya Terborgol Rapat

    Canda Berujung Bahaya, Santri Jombang Bingung Tangannya Terborgol Rapat

    Jombang (beritajatim.com) – M. Habibur R (14), seorang santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas, Jombang, mengalami kejadian yang tidak terduga, Rabu (24/9/2025).

    Saat bercanda dengan temannya, tangan kanan Habibur terborgol. Namun, saat dia hendak melepaskan borgol tersebut, ternyata kunci borgol hilang. Dalam kebingungannya, Habibur dibantu oleh pengasuh pondok untuk mencoba melepas borgol yang terpasang, namun usaha itu tidak membuahkan hasil.

    Melihat kondisi yang membahayakan, di mana borgol yang menempel di lengan korban mulai menimbulkan rasa sakit, pengasuh pondok memutuskan untuk membawa Habibur ke Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jombang, yang terletak di Jl KH Wahid Hasyim.

    Sesampainya di pos, tim regu piket Pos Damkar langsung melakukan penanganan dengan tujuan melepaskan borgol yang menempel pada lengan Habibur. Setelah beberapa menit, tepatnya pukul 16.45 WIB, borgol berhasil dilepaskan dengan aman tanpa menimbulkan cedera yang lebih parah pada korban. Kondisi Habibur dinyatakan aman setelah penanganan tersebut.

    Komandan Damkar Jombang Syamsul Bahri menyatakan bahwa kejadian seperti ini memerlukan kewaspadaan, meskipun insiden ini terjadi dalam konteks bercanda. “Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keselamatan dan memahami risiko dari hal-hal yang dianggap sepele,” ujarnya, Kamis (25/9/2025).

    Pihak Damkar mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati dan tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Untuk kasus seperti ini, Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jombang siap memberikan bantuan dan penanganan darurat, seperti yang terjadi dalam kejadian ini. [suf]