Category: Beritajatim.com Regional

  • Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Jumat 26 September 2025

    Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Jumat 26 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di Jawa Timur bagian barat diperkirakan akan bergerak dinamis pada Jumat, 26 September 2025. Tiga wilayah yakni Ngawi, Magetan, dan Ponorogo akan mengalami kondisi yang bervariasi sejak pagi hingga malam.

    Pagi hari cenderung cerah, sementara menjelang malam langit diprediksi dipenuhi awan. Informasi ini disampaikan langsung oleh prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr.

    Cuaca di Ngawi

    Ngawi akan mengawali hari dengan cerah berawan pada pukul 06.00 WIB. “Langit cerah akan terlihat jelas sekitar pukul 09.00 WIB, namun kembali berubah berawan pada pukul 12.00 WIB sebelum cerah lagi pada pukul 15.00 WIB,” ungkap Oky.

    Malam hari, tepatnya pukul 18.00 hingga 21.00 WIB, cuaca kembali berawan. Suhu udara di wilayah ini berada pada kisaran 25–34 derajat Celcius, dengan angin bertiup dari tenggara berkecepatan 22,5 km/jam dan kelembapan 42–75 persen.

    Cuaca di Magetan

    Magetan juga diprediksi mengalami perubahan cuaca serupa. Pagi hari dimulai dengan cerah berawan, lalu cerah penuh pukul 09.00 WIB. Siang hingga sore, cuaca bergantian antara cerah berawan dan cerah, sebelum akhirnya berawan saat malam tiba.

    “Suhu di Magetan relatif lebih sejuk, dengan titik terendah 23 derajat Celcius dan tertinggi 32 derajat Celcius,” jelas Oky. Angin bertiup dari arah selatan dengan kecepatan 16,8 km/jam dan kelembapan udara 45–78 persen.

    Cuaca di Ponorogo

    Sementara itu, Ponorogo akan cerah sejak pagi hingga menjelang siang. Pada pukul 12.00 WIB, cuaca berubah menjadi cerah berawan, lalu kembali cerah pada sore hari pukul 15.00 WIB.

    Namun, malam harinya cuaca kembali diperkirakan berawan mulai pukul 18.00 hingga 21.00 WIB. Suhu di Ponorogo berada pada rentang 23–32 derajat Celcius, dengan kelembapan cukup tinggi antara 50–95 persen. Angin bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan 22,2 km/jam.

    Secara umum, cuaca di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo pada Jumat esok cenderung stabil dengan pola cerah di siang hari dan berawan saat malam. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan kondisi cuaca terutama ketika beraktivitas di luar ruangan. [mnd/suf]

  • Update Cuaca Hari Ini di Madiun dan Pacitan: 26 September 2025 Cerah hingga Berawan

    Update Cuaca Hari Ini di Madiun dan Pacitan: 26 September 2025 Cerah hingga Berawan

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah Madiun dan Pacitan pada Jumat, 26 September 2025 diperkirakan akan bervariasi sepanjang hari. Berdasarkan data prakiraan dari BMKG Juanda, kondisi pagi hari umumnya cerah, namun perubahan cuaca mulai terasa ketika memasuki siang hingga malam.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S. Tr., menjelaskan bahwa Kota Madiun akan diawali dengan langit cerah berawan pada pukul 06.00 WIB dan berubah menjadi cerah penuh sekitar pukul 09.00 WIB.

    “Namun, siang harinya cuaca diprediksi kembali berawan sebelum cerah lagi pada sore pukul 15.00 WIB. Malam hari, langit akan didominasi awan hingga pukul 21.00 WIB,” terangnya pada Kamis (26/9/2025).

    Suhu di Kota Madiun berada di kisaran 24–34 derajat Celcius dengan kelembapan mencapai 45–83 persen. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 18,6 km/jam.

    Sementara itu, Kabupaten Madiun juga akan mengalami pola yang hampir serupa. Cuaca cerah akan terlihat pada pagi hari hingga pukul 09.00 WIB. Siang harinya, langit sempat berawan sebelum kembali cerah menjelang sore.

    “Ketika malam tiba, kondisi cuaca berpotensi berubah menjadi berawan dan cerah berawan,” jelas Oky.

    Suhu udara di Kabupaten Madiun diperkirakan berkisar antara 24–33 derajat Celcius dengan kelembapan 44–81 persen, serta hembusan angin dari arah Barat Daya dengan kecepatan 12 km/jam.

    Di sisi lain, Pacitan yang dikenal dengan pesisirnya akan merasakan cuaca cerah terik sejak pagi hingga siang hari. Namun, kondisi berubah saat sore menjelang malam. Pacitan diprakirakan berawan pada sore pukul 15.00 hingga 18.00 WIB, lalu ditutup dengan cuaca kabur pada malam hari.

    Suhu udara di Pacitan lebih sejuk dibanding Madiun, yakni antara 20–28 derajat Celcius. Angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan 11 km/jam, sementara kelembapan udara cukup tinggi, mencapai 65–98 persen.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan perubahan cuaca, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada sore hingga malam hari.

    “Cuaca memang cerah di pagi hari, tetapi masyarakat perlu waspada karena perubahan bisa terjadi di siang atau malam,” tutup Oky. [mnd/suf]

  • Pernikahan Gen Z Buktikan Makanan Pedagang Kecil Bisa Jadi Sajian Istimewa

    Pernikahan Gen Z Buktikan Makanan Pedagang Kecil Bisa Jadi Sajian Istimewa

    Surabaya (beritajatim.com)– Dari banyaknya tren yang disebabkan oleh kreativitas gen-Z, tren pernikahan dengan mengundang berbagai pedagang kecil untuk menyajikan menu makanannya menjadi sorotan masyarakat.

    Tren ini tidak hanya dinilai sebagai bentuk melariskan UMKM pedagang kecil, tetapi juga sebagai upaya memperkenalkan kuliner lokal kepada para tamu undangan.

    Bahkan, banyak anak muda yang menjadikan tren ini sebagai wedding dream mereka. Alih-alih mengadakan acara pernikahan yang mewah, gen-Z pada saat ini cenderung lebih memilih pernikahan yang sederhana, tetapi memorable. Pernikahan tidak hanya sekedar pesta dengan undangan banyak orang, tetapi juga kesakralan dan keintiman yang akan selalu dikenang.

    Hidangan seperti cilok, cimol, bakso, mie ayam, es buah, kopi, lekker, dan lainnya yang biasanya ditemui di pinggir jalan atau pasar tradisional kini hadir dalam suasana pesta pernikahan yang penuh kehangatan, sehingga memberi kesan unik sekaligus menghadirkan pengalaman kuliner yang berbeda.

    Kehadiran pedagang kecil dalam acara pernikahan ini menambah nilai autentik sekaligus menghadirkan nuansa kebersamaan. Para tamu tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga turut merasakan cerita dan perjuangan dari setiap pedagang yang dihadirkan.

    Mengajak pedagang kecil sebagai bagian dari kehangatan pernikahan juga disebabkan oleh kebiasaan anak muda yang gemar mencari pengalaman autentik dan berbeda dari yang lain. Mereka terbiasa menjadikan kuliner lokal sebagai bagian dari gaya hidup, mulai dari nongkrong di warung kopi sederhana, berburu jajanan kaki lima, hingga mendukung usaha teman sebaya.

    Kebiasaan ini tidak hanya membuat pesta pernikahan terasa lebih personal, tetapi juga mencerminkan identitas Gen Z yang peduli terhadap keberlanjutan ekonomi lokal.

    Selain itu, konsep ini juga dianggap lebih ramah di kantong dibandingkan dengan menggunakan jasa katering mewah, namun tetap meninggalkan kesan istimewa. Dengan cara ini, Gen Z menunjukkan kepedulian sosial sekaligus kebanggaan terhadap produk lokal, sehingga pernikahan bukan hanya menjadi momen bahagia bagi pengantin, tetapi juga menjadi peluang ekonomi bagi para pedagang kecil.

    [Erlina Damayanti]

  • Masyarakat Kembang Pacitan Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Watu Mejo Mangrove Park

    Masyarakat Kembang Pacitan Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Watu Mejo Mangrove Park

    Pacitan (beritajatim.com) – Kelompok masyarakat di Dusun Kiteran, Desa Kembang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, meningkatkan kesiapsiagaan darurat bencana dengan menggelar simulasi penanganan gempa bumi dan tsunami di kawasan Watu Mejo Mangrove Park, Kamis (25/9/2025).

    Latihan gabungan ini bertujuan memastikan edukasi tanggap darurat dapat berjalan optimal, terutama bagi masyarakat pesisir yang rawan bencana. Kegiatan tersebut melibatkan kelompok masyarakat Jangkar Segoro Kidul, Pokmas Anyelir, relawan, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

    “Tujuannya untuk terus meningkatkan kewaspadaan sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat terkait potensi bencana yang mengintai. Desa Kembang berada di pesisir pantai selatan yang berisiko banjir dan tsunami,” jelas Indar Siswoyo, relawan Rumah Zakat yang menginisiasi kegiatan.

    Dalam simulasi, diperagakan suasana masyarakat yang tengah beraktivitas di kawasan wisata Watu Mejo Mangrove Park. Para pria sibuk membangun gazebo penunjang wisata, sementara kaum ibu menyiapkan makanan untuk pekerja.

    Tiba-tiba terjadi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo. Warga sigap melindungi kepala mereka dari ancaman reruntuhan pohon. Setelah guncangan berhenti, mereka bergegas menuju titik kumpul di bukit dengan ketinggian lebih dari 20 meter.

    Peserta latihan juga mempraktikkan proses penyelamatan dan evakuasi warga terdampak, penanganan medis darurat, hingga pendampingan psikologis (trauma healing). [tri/aje]

  • BNPB: Gempa Bumi M 5,7 Guncang Banyuwangi dan Situbondo, Puluhan Rumah Rusak

    BNPB: Gempa Bumi M 5,7 Guncang Banyuwangi dan Situbondo, Puluhan Rumah Rusak

    Jakarta (beritajatim.com) – Gempa bumi bermagnitudo 5,7 mengguncang Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pukul 16.04 WIB pada Kamis (25/9/2025). Data rekaman seismik mencatat, episentrum gempa berada berada di laut atau tepatnya berlokasi di 46 kilometer Timur Laut Banyuwangi dan 54 kilometer Tenggara Situbondo dengan kedalaman 12 kilometer.

    “Meski demikian, gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasiinal Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

    Dia memaparkan, guncangan gempa bumi dirasakan kuat selama 2 hingga 3 detik di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo. Sebagian besar warga pun panik dan berhamburan keluar rumah setelah merasakan guncangan yang datang secara tiba-tiba.

    Muhari menyebut, sesaat setelah guncangan mereda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi dan BPBD Kabupaten Situbondo langsung turun menyisir ke sejumlah titik lokasi. Koordinasi antar BPBD dengan sejumlah lembaga di daerah hingga mencakup unsur per desa/kelurahan pun segera dilakukan melalui jejaring komunikasi, termasuk kepada BNPB) hingga saat ini.

    Dia menamabhakan, dari hasil kaji cepat sementara yang dihimpun per pukul 21.20 WIB, guncangan gempabumi telah menyebabkan 1 unit rumah dan 1 tempat ibadah di Kabupaten Banyuwangi mengalami rusak ringan sedangkan di Kabupaten Situbondo terdapat 21 unit rumah rusak berat, 11 rusak sedang, 16 rusak ringan dan 1 unit tempat ibadah (masjid) mengalami kerusakan di bagian atap.

    “Kendati demikian hingga siaran pers ini diterbitkan, belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa. Pemutakhiran data secara berkala akan terus dilakukan seiring dengan pendataan yang masih berjalan di lokasi,” ujar Muhari. [hen/aje]

  • Puluhan Rumah di Situbondo Rusak Digoyang Gempa 5,7 SR

    Puluhan Rumah di Situbondo Rusak Digoyang Gempa 5,7 SR

    Situbondo (beritajatim.com) – Puluhan rumah di Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, rusak digoyang gempa 5,7 Skala Richter, Kamis (25/9/2025) sore.

    Lokasi gempa terletak 54 kilometer di tenggara Situbondo dengan kedalaman 12 kilometer di laut. “Gempa tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo Sruwi Hartanto.

    Namun tak urung kerusakan terjadi di sejumlah rumah di Kecamatan Banyuputih. Sebelas rumah rusak di Desa Sumberanyar, 20 rumah rusak di Desa Sumberwaru, sebuah rumah rusak di Desa Sumberejo, dan sembilan rumah rusak di Desa Wonorejo. “Tidak ada korban luka maupun korban jiwa dalam kejadian tersebut,” kata Sruwi.

    BPBD Situbondo menerjunkan 20 petugas di lokasi bencana. “Kami membuat pendataan dan membawa makanan cepat saji lebih dulu,” kata Sruwi.

    Gempa menyebabkan keretakan pada dinding dan atap. “Sebagian kami sarankan untuk tidur di teras, takut ada gempa susulan. Rata-rata yang rusak tembok dapur, tembok samping, yang memang sudah rapuh,” kata Sruwi.

    Rencananya, Jumat pagi (26/9/2025), BPBD Situbondo akan mendampingi Wakil Bupati Ulfiyah untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang menjadi korban. “Pak Bupati memerintahkan untuk menghitung dan menilai kerusakannya. Pak Bupati memerintahkan penggunaan dana BTT (Belanja Tidak Terduga),” kata Sruwi.

    BTT adalah dana darurat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang digunakan untuk kebutuhan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya seperti bencana alam, bencana sosial, kejadian luar biasa, dan pengembalian kelebihan pendapatan daerah.

    “Tapi kami juga akan mencari bantuan ke Pemprov Jatim. Alhamdulillah, masyarakat sudah tenang sekarang,” kata Sruwi. [wir]

  • Tragedi Kematian Kuli Bangunan Tersengat Listrik di Madiun

    Tragedi Kematian Kuli Bangunan Tersengat Listrik di Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Nasib nahas menimpa seorang kuli bangunan bernama Surya Adi Saputra (24), warga Desa Sareng, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Surya meninggal dunia setelah tersengat listrik saat bekerja di proyek pembangunan ruko di Desa Dagangan, Kabupaten Madiun, Kamis (25/9/2025).

    Peristiwa tragis ini terjadi saat Surya, bersama dua rekan kerjanya, Sudarsono (67) dan Gianto (52), tengah mengangkat material besi cor di lantai dua bangunan milik Rohmad Saiful Muklasin. Diduga, besi cor yang mereka pasang mengenai kabel listrik utama yang melintas di atas lokasi proyek, sehingga mengalirkan listrik langsung ke tubuh Surya.

    Akibat kejadian tersebut, Surya tewas di tempat, sementara Sudarsono mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke Puskesmas Dagangan untuk mendapatkan perawatan medis.

    Kapolsek Dagangan, AKP Eko Hari, membenarkan informasi tersebut dan menjelaskan, “Korban meninggal dunia akibat tersengat listrik saat besi cor menempel pada kabel. Satu pekerja lain terluka dan sedang mendapat perawatan medis.”

    Polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan sejumlah barang bukti, serta memasang garis polisi di area proyek. Proses evakuasi jenazah Surya berlangsung haru, dengan keluarga dan rekan korban tak bisa menahan tangis saat jenazah korban dibawa turun dari bangunan.

    Dari hasil pemeriksaan, polisi memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Jenazah akhirnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk segera dimakamkan. [rbr/suf]

  • Masjid NU Sunan Giri Lamongan Luncurkan Program Perpustakaan untuk Cerdaskan Umat

    Masjid NU Sunan Giri Lamongan Luncurkan Program Perpustakaan untuk Cerdaskan Umat

    Lamongan (beritajatim.com) – Dalam rangka menguatkan peran masjid sebagai pusat peradaban dan literasi umat, LTMNU Cabang Lamongan meluncurkan program perpustakaan masjid yang bekerja sama dengan Masjid NU Sunan Giri Lamongan, Kamis (25/9/2025).

    Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan nilai spiritual dan intelektual dalam satu ruang yang bermanfaat bagi masyarakat.

    Acara peresmian perpustakaan masjid berlangsung dengan penuh khidmat dan meriah, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Duta Baca Nasional, Gol A Gong. Dalam sambutannya, Gol A Gong memberikan pesan yang sangat menginspirasi, menekankan pentingnya membudayakan membaca, terutama di lingkungan keagamaan seperti masjid.

    “Perpustakaan adalah jalan mulia untuk mencerdaskan umat. Ini bukan sekadar tumpukan buku, tetapi jendela menuju peradaban dunia,” ujar Gol A Gong.

    Tidak hanya Gol A Gong, acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua PCNU Lamongan, KH. Syahrul Munir. Dalam kesempatan tersebut, Ketua PCNU menegaskan bahwa peluncuran perpustakaan masjid ini sejalan dengan spirit 100 Tahun Nahdlatul Ulama (NU), yang bertujuan untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan kemajuan umat. “Masjid harus hadir secara aktual dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” tegasnya.

    Dukungan terhadap program ini juga datang dari unsur pemerintah. Kepala Kementerian Agama Kabupaten Lamongan, Muhammad Muhlisin Mufa, mengungkapkan bahwa perpustakaan masjid adalah sarana strategis dalam mendukung pendidikan keagamaan dan penguatan moderasi beragama di masyarakat.

    Adang Maulana, perwakilan Dinas Perpustakaan Kabupaten Lamongan, menambahkan bahwa kolaborasi antara institusi keagamaan dan literasi seperti ini perlu diperluas ke seluruh wilayah Lamongan untuk memperkuat ekosistem literasi di daerah.

    Sementara itu, Ketua LTM PCNU Lamongan, Fathurrahman, menyatakan bahwa perpustakaan ini akan menjadi embrio dari berbagai kegiatan masjid yang lebih produktif, edukatif, dan terbuka untuk semua lapisan masyarakat.

    H. Nurul Anwar, Ketua Ta’mir Masjid NU Sunan Giri, turut menyampaikan bahwa perpustakaan ini adalah langkah awal dari gerakan masjid berbasis pengetahuan dan pemberdayaan umat yang lebih luas.

    Peresmian perpustakaan masjid ini menjadi bukti nyata bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga dapat menjadi pusat kegiatan yang menggabungkan spiritualitas, intelektualitas, dan sosialitas. Langkah ini tentu menjadi strategi penting untuk kebangkitan peradaban Islam yang rahmatan lil alamin di era modern ini. [suf]

  • Pemkab Mojokerto Tuntaskan Pembangunan Jalan Bendung–Bantengan

    Pemkab Mojokerto Tuntaskan Pembangunan Jalan Bendung–Bantengan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas infrastruktur jalan demi memperlancar akses dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Komitmen ini ditunjukkan langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra atau yang akrab disapa Gus Barra, saat meninjau pembangunan ruas jalan rabat beton Bendung–Bantengan di Desa Bendung, Kecamatan Jetis.

    Ruas jalan sepanjang 2,291 kilometer tersebut sebelumnya mengalami kerusakan parah di 2,148 km yang memerlukan perbaikan dan pelebaran. Proyek ini ditangani secara bertahap dalam tiga tahun terakhir dengan anggaran sekitar Rp10 miliar. Pada 2022, Pemkab memperbaiki jalan sepanjang 1,029 km dengan lebar 5,5 meter. Pada 2024, dilanjutkan pembangunan 0,625 km dengan lebar sama. Tahap akhir pada 2025 menuntaskan sisa 0,494 km, terdiri atas 0,210 km dengan lebar 4 meter dan 0,284 km dengan lebar 5,5 meter.

    “Alhamdulillah, seperti yang kita lihat, hasilnya sangat baik. Cor jalan yang dibangun tebal dan kokoh. Tadi kami juga berinteraksi dengan masyarakat, mereka menyampaikan rasa senang dan puas dengan pembangunan ini,” ungkap Gus Barra saat meninjau bersama camat, Dinas PU, dan Kepala Desa setempat.

    Bupati menegaskan, pembangunan infrastruktur jalan harus memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan warga. Menurutnya, masyarakat sekitar sudah merasakan langsung manfaat peningkatan jalan tersebut karena distribusi hasil pertanian dan aktivitas ekonomi menjadi lebih lancar.

    “Menurut informasi dari warga, adanya jalan ini mampu meningkatkan perekonomian mereka. Karena itu, infrastruktur yang kita bangun harus dimaksimalkan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” tegasnya.

    Dengan rampungnya pembangunan ruas Jalan Bendung–Bantengan pada 2025, Pemkab Mojokerto optimistis aksesibilitas warga semakin mudah, distribusi hasil bumi lebih efisien, dan perekonomian masyarakat kian tumbuh. [tin/beq]

  • BMKG Sebut Gempabumi Banyuwangi dan Bali Tidak Berpotensi Tsunami

    BMKG Sebut Gempabumi Banyuwangi dan Bali Tidak Berpotensi Tsunami

    Surabaya (beritajatim.com) – Wilayah Jawa Timur (Banyuwangi sekitarnya) dan Bali diguncang oleh gempa tektonik dengan magnitude 5,7 pada Kamis, 25 September 2025, sekitar pukul 16.04 WIB. Namun, hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui magnitudo gempa tersebut menjadi M5,3.

    Gempa ini terjadi di koordinat 7,87° LS dan 114,45° BT, yang terletak di laut 40 km timur laut wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, dengan kedalaman 12 km.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa jenis gempabumi yang terjadi adalah gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Meskipun guncangan terasa cukup kuat di beberapa wilayah, pihak BMKG menegaskan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

    Gempa ini dirasakan di berbagai daerah dengan intensitas yang berbeda. Di Banyuwangi dan Penebel, getaran dirasakan dengan skala intensitas IV MMI, yang berarti gempa terasa nyata dalam rumah, terutama pada siang hari.

    Di beberapa wilayah lain seperti Lumajang, Kuta, Denpasar, dan Buleleng, getaran terasa dengan intensitas III MMI, seolah-olah truk berlalu. Sedangkan di daerah seperti Jember, Bondowoso, Pasuruan, Surabaya, dan beberapa wilayah lainnya, getaran dirasakan lebih ringan dengan intensitas II-III MMI, yaitu getaran yang terasa seperti truk berlalu.

    Meskipun dampaknya terasa cukup luas, gempa ini tidak menyebabkan tsunami, berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan BMKG. Hingga pukul 16.40 WIB, BMKG mencatat sudah ada lima aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo terbesar M3,3.

    Rekomendasi dari BMKG

    BMKG menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan memastikan bangunan rumah tetap aman untuk dihuni.

    Pemeriksaan terhadap struktur bangunan sangat penting untuk memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan rumah.

    BMKG juga menegaskan agar masyarakat hanya mempercayai informasi resmi yang disebarkan melalui kanal komunikasi yang terverifikasi, seperti Instagram dan Twitter (@infoBMKG), website resmi BMKG (www.bmkg.go.id), serta aplikasi mobile BMKG (IOS dan Android). [suf]