Category: Beritajatim.com Regional

  • Longsor Pacet Mojokerto, Sopir Panik, Mobil Terperosok ke Jurang

    Longsor Pacet Mojokerto, Sopir Panik, Mobil Terperosok ke Jurang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Kambengan, Desa Cempoko Limo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto longsor, Minggu (28/9/2025). TPT setinggi delapan meter ambrol dan menutup total jalan penghubung dua kecamatan yakni Pacet–Trawas.

    Peristiwa tersebut juga menyebabkan sebuah mobil Honda Jazz yang melintas terperosok ke jurang sedalam lima meter. Sang sopir panik saat kejadian dan tidak mampu mengendalikan kendaraannya hingga terperosok ke dalam jurang. Korban hanya mengalami luka ringan dan dibawa ke Puskesmas Pacet.

    Kepala Desa (Kades) Cempoko Limo, Mahfud Sulaiman mengatakan, TPT rumah milik Prasetyo Budi longsor sekira pukul 15.00 WIB yang dipicu konstruksi pondasi yang tidak mampu menahan tanah uruk. “Di atas ada pengurukan. Diduga pondasi tidak kuat sehingga terjadi longsor,” ungkapnya.

    Material longsor menutup jalan Pacet-Trawas. [Foto : Misti/beritajatim.com]Material berupa tanah dan pondasi menutup jalan penghubung Pacet-Trawas. Akibatnya jalan ditutup sementara sampai proses evakuasi material longsor selesai dilakukan. Selain menutup akses jalan, material longsoran juga menimpa mobil yang nahas tersebut.

    “Sopir panik saat kejadian, kemudian atret (berjalan mundur), hingga akhirnya masuk jurang sedalam 5 meter. Beruntung hanya luka ringan tapi mobilnya terkena material longsor juga. Iya jalan ditutup sementara karena tidak bisa dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat,” katanya.

    Untuk mempercepat penanganan, alat berat dikerahkan ke lokasi. Jalan Pacet–Trawas sementara ditutup total hingga proses evakuasi material selesai. Tampak sejumlah petugas dari BPBD, Dinas PUPR, Polsek Pacet, Koramil Pacet dan relawan di lokasi kejadian. [tin/but]

  • Darurat Sampah Mikroplastik di Sungai Bondowoso: Ikan Potensial Punah

    Darurat Sampah Mikroplastik di Sungai Bondowoso: Ikan Potensial Punah

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Peringatan World Rivers Day (WRD) atau Hari Sungai Sedunia 2025, yang jatuh di minggu keempat September, menjadi momentum penting bagi komunitas Sarkaspace untuk menggelar aksi bersih-bersih Sungai Selokambang.

    Kegiatan ini melibatkan 40 orang panitia terbuka, sekitar 150 pelajar dan remaja, komunitas masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup Bondowoso, anggota legislatif, hingga Yayasan Ecoton. Founder Sarkaspace, Ahmad Quraisy, menyebut kegiatan kali ini disambut antusias.

    “Yang daftar panitia saja sampai 40 orang, lalu ada hampir 150 remaja yang ingin terlibat. Kami bahkan terpaksa stop pendaftaran karena takut tidak terkelola dengan baik,” ujarnya pada BeritaJatim.com.

    Dalam aksi bersih-bersih, peserta menemukan beragam sampah lama, mulai dari plakat piala tahun 1997, kemasan sachet 2007, hingga pampers dan pembalut wanita.

    Menurut pria yang karib disapa Uyes itu, temuan ini membuktikan bahwa persoalan sampah plastik di sungai sudah mengakar sejak lama.

    “Sungai Selokambang ini kami pilih karena zonasinya dekat dengan gudang kami, sehingga sampah bisa langsung kami kelola,” tambahnya.

    Selain aksi bersih-bersih, kegiatan juga menghadirkan narasumber dari Yayasan Ecoton yang fokus pada penelitian pencemaran plastik, termasuk mikroplastik.

    Koordinator Kampanye Ecoton, Alaika Rahmatullah, menyampaikan temuan mencengangkan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 50 persen darah manusia sudah mengandung mikroplastik.

    “Paling banyak berasal dari PET, yaitu plastik botol minuman kemasan. Ketika terkena panas atau diguncang, lapisan plastik mengelupas, masuk ke air, lalu diminum manusia,” ungkap Alaika.

    Ia menegaskan, mikroplastik bisa memicu penyakit serius. Mikroplastik masuk ke rantai makanan, lalu ke tubuh manusia. Dampaknya bisa mengacaukan sistem hormonal, memicu kanker, hingga menjadi agen diabet urgenik, penyebab diabetes.

    “Itulah mengapa sekarang kasus kanker dan diabetes meningkat tajam. Bahkan, mikroplastik juga membuat ikan menjadi intersex sehingga berpotensi punah karena gagal berkembang biak,” jelasnya.

    Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad, yang hadir dalam acara ini menekankan pentingnya kesadaran kolektif.

    “Sungai adalah jalur peradaban, sumber kehidupan. Wajib hukumnya kita jaga. Acara seperti ini jangan hanya seremonial, tapi harus periodik. Pemerintah, komunitas, bahkan TNI-Polri harus turun bersama,” katanya.

    Sinung juga menyoroti lemahnya penegakan aturan. Meski sudah ada Perda tata kelola sampah dan Perbup pembatasan plastik, implementasinya dinilai minim.

    “PR kita adalah pengawasan dan sanksi tegas bagi pelanggar, termasuk yang membuang sampah sembarangan atau mencari ikan dengan cara meracun. Ini harus jadi sinergi lintas stakeholder,” tegasnya.

    Sementara itu, Vidzha (17), siswi SMAN 1 Bondowoso yang ikut bersih-bersih, mengaku terinspirasi.

    “Seru, banyak teman baru. Saya jadi termotivasi untuk tidak buang sampah sembarangan dan terus menjaga lingkungan,” ucapnya. [awi/aje]

  • PAD Tambang Hanya Rp700 Juta, Ketua DPRD Magetan: Tak Sebanding dengan Risiko dan Kerusakan

    PAD Tambang Hanya Rp700 Juta, Ketua DPRD Magetan: Tak Sebanding dengan Risiko dan Kerusakan

    Magetan (beritajatim.com) – Ketua DPRD Kabupaten Magetan, Suratno, menyoroti kecilnya kontribusi sektor pertambangan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Magetan yang hanya sekitar Rp700 juta. Ia menegaskan angka tersebut tidak sebanding dengan risiko keselamatan, kerusakan lingkungan, hingga dampak sosial yang ditimbulkan akibat aktivitas pertambangan.

    Pernyataan itu disampaikan usai insiden longsor di area tambang Desa Trosono, Kecamatan Parang, yang merenggut korban jiwa. Suratno menilai kejadian ini menjadi peringatan sekaligus pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah maupun provinsi.

    “Langkah cepat BPBD dan kepolisian 24 jam tanpa henti patut diapresiasi. Tentu, ini jadi pelajaran bersama. PAD dari tambang hanya Rp700 juta, sangat kecil bila dibandingkan dengan risiko dan kerusakan yang muncul,” tegasnya.

    Suratno mengungkapkan, DPRD bersama badan anggaran (Banggar) dan OPD sudah beberapa kali menggelar rapat untuk membahas persoalan tersebut. Menurutnya, perlu ada evaluasi menyeluruh, termasuk jumlah tambang yang sudah berizin maupun yang masih dalam proses.

    Suratno juga menyoroti pentingnya pengawasan pasca penambangan. Ia mencontohkan rehabilitasi tambang di kawasan Sobontor yang dinilai cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan di lokasi-lokasi lain.

    “Ke depan pengawasannya harus lebih ketat. Jangan hanya izin keluar, tapi pasca penambangan juga harus diperhatikan,” katanya.

    Sejalan dengan itu, Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, menekankan bahwa faktor keselamatan harus menjadi perhatian utama. Ia menegaskan, evaluasi akan dilakukan bersama pemerintah daerah dan DPRD terkait aktivitas pertambangan di wilayah tersebut.

    “Kemudian dari masyarakat juga, ini kami bersama dengan Pak Ketua DPRD, ini nanti menjadi evaluasi kita ke depan terkait dengan kegiatan yang ada di lokasi ini. Faktor keselamatan itu adalah hal yang utama,” ujar Kapolres. [fiq/aje]

    .

  • Korban Longsor Galian C di Parang Magetan Ditemukan Meninggal Dunia

    Korban Longsor Galian C di Parang Magetan Ditemukan Meninggal Dunia

    Magetan (beritajatim.com) – Setelah hampir 2 hari tertimbun material longsor, korban bernama Suroso (55), warga Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Minggu (27/9/2025) pukul 12.30 WIB.

    Suroso dilaporkan tertimbun longsoran di Galian C masuk Desa Trosono, Kecamatan Parang, Magetan pada Sabtu (26/9/2025) pukul 08.00 WIB. BPBD Magetan dan petugas gabungan dibantu dua unit alat berat milik penambang menggali timbunan. Setelah, sekitar 28 jam, korban akhirnya ditemukan.

    Dantim Basarnas Pos SAR Trenggalek, Fitra Adma Chasanda, menjelaskan bahwa tubuh korban pertama kali terlihat saat proses pencarian memasuki waktu istirahat siang. Sejumlah petugas pengaman (safety officer) melihat bagian tubuh korban yang muncul di antara timbunan tanah.

    “Awalnya terlihat bagian punggung hingga kepala korban dalam posisi tengkurap di pinggiran tebing. Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ungkap Fitra.

    Korban ditemukan dalam kondisi tertindih material tanah longsor. Hingga saat ini, sepeda motor yang digunakan korban untuk beraktivitas di tambang belum berhasil ditemukan.

    Jenazah kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr. Sayidiman Magetan untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Dengan ditemukannya korban, operasi pencarian difokuskan pada pencarian kendaraan yang masih tertimbun material galian. [fiq/aje]

  • Tabrakan di Jalan Raya Menganto Jombang: Seorang Pengendara Luka-luka

    Tabrakan di Jalan Raya Menganto Jombang: Seorang Pengendara Luka-luka

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Sabtu malam, 27 September 2025, sekitar pukul 23.00 WIB. Kecelakaan melibatkan dua sepeda motor yang mengakibatkan satu orang luka-luka.

    Menurut keterangan yang disampaikan oleh Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, kejadian tersebut bermula ketika sepeda motor Honda Scoopy dengan nomor polisi S-5650-NBB yang dikendarai oleh Muhammad Farel Khilmi (18), seorang pelajar asal Dusun Catak Gayam Utara, Desa Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno, melaju dari arah barat menuju timur.

    Diduga kurang waspada, sepeda motor tersebut kemudian menyerempet sepeda motor lain yang tidak diketahui identitasnya, yang datang dari arah utara menuju selatan.

    Akibat tabrakan tersebut, Muhammad Farel Khilmi mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kristen Mojowarno untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, pengendara sepeda motor yang identitasnya tidak diketahui tersebut, serta sepeda motor yang digunakan, masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

    Pihak kepolisian setempat terus mendalami kasus ini untuk mengungkap lebih lanjut identitas pengendara yang terlibat dan mencari tahu penyebab pasti kecelakaan tersebut.

    Warga sekitar, seperti M. Zaki (26) dan Al Fareza (20), yang menjadi saksi mata kejadian, turut membantu memberikan informasi yang diperlukan oleh aparat kepolisian untuk proses penyelidikan lebih lanjut. “Kami masih lakukan penyelidikan,” ujar Siswanto. [suf]

  • Polres Mojokerto Kota Gelar Panen Raya Jagung, Dukung Swasembada Pangan 2025

    Polres Mojokerto Kota Gelar Panen Raya Jagung, Dukung Swasembada Pangan 2025

    Mojokerto (beritajatim.com) – Polres Mojokerto Kota menggelar Panen Raya Jagung Kuartal III sebagai bagian dari program dukungan swasembada pangan tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto pada, Sabtu (27/9/2025).

    Acara dipimpin langsung Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Herdiawan Arifianto bersama dinas terkait dan kelompok tani. Panen raya tersebut menjadi simbol keberhasilan sinergi lintas sektor dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

    “Pemanenan jagung dilakukan di lahan seluas 0,08 hektare dengan estimasi hasil panen sekitar 2 ton. Hasil tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekaligus menjamin ketersediaan bahan pangan pokok secara berkelanjutan,” ungkapnya, Minggu (28/9/2025).

    Selain panen, AKBP Herdiawan juga menyerahkan bibit jagung kepada kelompok tani. Langkah ini diharapkan mendorong program ketahanan pangan terus berjalan dengan lancar serta meningkatkan pendapatan petani. Kegiatan tersebut sekaligus memperkuat sinergi antara Polri dan masyarakat.

    “Bersama Poktan dan elemen terkait, kami berkomitmen memperkuat ketahanan pangan nasional serta mendukung swasembada pangan. Kami akan terus berusaha hadir dan mendukung program ketahanan pangan guna menciptakan kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

    Salah satu perwakilan kelompok tani wilayah Blooto, Sardi menyampaikan apresiasi atas peran Polres Mojokerto Kota. “Terima kasih atas bantuan dan dukungan Polres Mojokerto Kota untuk program ketahanan pangan ini. Semoga dengan langkah ini, swasembada pangan bagi masyarakat bisa segera terwujud,” ujarnya. [tin/suf]

  • BMKG Prakirakan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 28 September 2025

    BMKG Prakirakan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 28 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Minggu, 28 September 2025.

    “Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, hingga Gresik cenderung berawan hari ini. Terlebih pada pahi hingga sore harinya. Adapun suhu antara 26°C hingga 34°C,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Minggu (26/9/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut cuaca di Surabaya cenderung berawan pagi hingga sore hari ini. Adapun malamnya cenderung cerah, termasuk di Kecamatan Sambikerep, Sawahan, Pabean Cantikan, Kenjeran, Tambaksari, Tandes, Tegalsari, Krembangan, Lakarsantri, hingga Gayungan.

    Suhu udara: 26°C – 34°C
    Kelembapan: 43% – 80%
    Kecepatan angin: 17,9 Km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Sama seperti Kota Pahlawan, cuaca di Sidoarjo juga cenderung berawan hari ini. Meski malamnya tampak cerah, termasuk di Kecamatan Krian, Gedangan, Buduran, Balongbendo, Krembung, Tulangan, Waru, Wonoayu, Prambon, Porong, dan Jabon.

    Suhu udara: 25°C – 34°C
    Kelembapan: 40%-81%
    Kecepatan angin: 17,9 km/jam dari arah Barat.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, daerah di Gresik tidak ada tanda akan turun hujan, meski cenderung berawan sepanjang hari ini. Termasuk Kecamatan Ujungpangkah, Kedamean, Duduksampeyan, Cerme, Menganti, Panceng, Tambak, Bungah, dan Wringinanom.

    Suhu udara: 27°C – 32°C
    Kelembapan: 57%-84%
    Kecepatan angin: 25,9 km/jam dari arah Timur.

    Meski tidak ada tanda akan turun hujan, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. (fyi/suf)

  • Partai Demokrat Jatim Tanggap Bencana, 300 Paket Bantuan Disalurkan untuk Korban Gempa Situbondo

    Partai Demokrat Jatim Tanggap Bencana, 300 Paket Bantuan Disalurkan untuk Korban Gempa Situbondo

    Surabaya (beritajatim.com) – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur segera bergerak tanggap merespons bencana gempa bumi yang mengguncang Situbondo. Dengan kekuatan magnitudo 5,7, gempa yang terjadi pada 26 September 2025 ini cukup mengkhawatirkan warga, terutama di wilayah Kecamatan Banyuputih, Desa Sumberanyar.

    DPD Demokrat Jatim, atas instruksi langsung dari Ketua DPD, Emil Elestianto Dardak, segera menyalurkan bantuan darurat untuk korban terdampak. Bantuan sebanyak 300 paket ini diserahkan langsung oleh Bendahara DPD Demokrat Jatim yang juga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim, dr. Agung Mulyono, pada Jumat malam (26/9/2025).

    Dalam kunjungannya ke lokasi bencana, dr. Agung Mulyono didampingi oleh Ketua DPC Demokrat Situbondo, Janur Sasra Ananda, serta perwakilan dari BPBD Jatim dan Situbondo. Dalam kesempatan tersebut, dr. Agung menegaskan bahwa Partai Demokrat berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat, terutama saat-saat sulit seperti yang dihadapi korban gempa ini.

    “Mas Emil berpesan agar Demokrat selalu hadir di tengah masyarakat pada saat-saat sulit, bukan hanya dengan bantuan logistik, tapi juga ikut memastikan proses pemulihan berjalan cepat,” ungkap dr. Agung Mulyono, Minggu (28/9/2025).

    Bantuan darurat yang diserahkan meliputi berbagai kebutuhan dasar, seperti kit anak dan dewasa, selimut, terpal, perlengkapan mandi, serta kebutuhan pokok lainnya. Semua bantuan ini bertujuan untuk membantu meringankan beban warga terdampak hingga proses pemulihan dimulai.

    Fokus pada Rehabilitasi Rumah Korban

    Lebih lanjut, dr. Agung menekankan bahwa Demokrat Jatim tidak hanya fokus pada pemberian bantuan darurat, namun juga pada percepatan rehabilitasi rumah-rumah warga yang terdampak.

    Berdasarkan hasil inventarisasi awal, sejumlah rumah mengalami kerusakan yang cukup signifikan, seperti dinding roboh, genteng bergeser, dan beberapa kerusakan ringan lainnya. Namun, kerusakan tersebut cukup menimbulkan kecemasan bagi warga.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya Jatim sebagai mitra untuk membantu rehabilitasi rumah warga. Demokrat juga akan memberikan bantuan material bangunan untuk melengkapi penyaluran dari Pemkab, BPBD, maupun Dinas Sosial,” jelas dr. Agung.

    Sementara itu, dr. Agung juga memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Namun, ia tetap mengingatkan pentingnya kolaborasi antara partai politik, pemerintah daerah, dan berbagai pihak lainnya agar proses pemulihan bisa berjalan dengan lancar.

    Demokrat Jatim berkomitmen untuk terus bersinergi dengan Pemkab Situbondo dan BPBD, sehingga kebutuhan warga terdampak pascagempa dapat segera dipenuhi. [tok/suf]

  • Gelar Budaya ‘Wayang Masuk Sekolah’: Menjaga Tradisi di Tengah Gempuran Modernisasi

    Gelar Budaya ‘Wayang Masuk Sekolah’: Menjaga Tradisi di Tengah Gempuran Modernisasi

    Jombang (beritajatim.com) – Di antara hiruk-pikuk dunia yang semakin terobsesi dengan kemajuan teknologi, ada secercah cahaya yang menyinari desa-desa di Jombang, membuktikan bahwa budaya takkan pernah tergantikan.

    Nah, pada Sabtu, 27 September 2025, di Perguruan Muhammadiyah Desa Mentoro Kecamatan Sumobito, ribuan pasang mata—mulai dari anak-anak KB hingga siswa SMP—berkumpul dalam sebuah ritual yang tidak hanya menghidupkan wayang, tetapi juga membangkitkan kembali kesadaran akan akar budaya yang sempat terlupakan.

    Acara akbar ‘Wayang Masuk Sekolah’ bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan sebuah gerakan mulia yang mengajak generasi muda Jombang untuk kembali menyelami kearifan lokal. Kegiatan ini melibatkan berbagai lapisan usia, mulai dari anak-anak di KB dan RA Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA), hingga pelajar SD Muhammadiyah 1 dan SMP Muhammadiyah 3.

    Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga turut serta dalam memerankan bagian dari tradisi yang telah berusia ratusan tahun.

    Bupati Jombang, Warsubi, yang hadir dengan penuh semangat, memberi penegasan pentingnya menjaga budaya asli di tengah derasnya arus globalisasi. Dalam pidatonya yang menggetarkan, Warsubi menyatakan bahwa teknologi, meski membawa banyak kemajuan, tidak boleh sampai menghapuskan jejak-jejak budaya bangsa.

    “Wayang bukan sekadar tontonan, tetapi pelajaran hidup. Di balik setiap cerita, ada nilai luhur tentang budi pekerti, keberanian, persaudaraan, dan cinta tanah air,” ujarnya, menegaskan bahwa seni ini lebih dari sekadar hiburan; ia adalah cerminan karakter bangsa.

    Tidak ada lagi alasan untuk memisahkan teknologi dan tradisi. Bupati Warsubi meyakini, kecintaan pada budaya harus tetap menjadi fondasi yang kokoh. “Jangan biarkan budaya kita hilang ditelan zaman,” tegasnya.

    Ia berharap, kegiatan ini akan melahirkan generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki hati yang dipenuhi dengan kearifan budaya lokal.

    Puncak dari acara ini adalah pergelaran wayang kulit dengan lakon ‘Gatot Kaca Lahir”. Kisah legendaris ini, tentang kelahiran ksatria yang tak hanya kuat, tetapi juga berintegritas, menjadi simbol dari harapan bagi para pelajar.

    Di tengah suasana penuh haru, Gunungan—lambang kehidupan—diserahkan oleh Dalang Cilik Ki Amora Lingga Abinaya kepada Bupati Jombang. Bukan hanya seremoni, tetapi sebuah tanda bahwa estafet budaya telah diterima oleh generasi penerus.

    Di balik layar, anak-anak juga terlibat aktif. Tim Karawitan yang memainkan gending-gending klasik, tim Tari Remo Boletan yang memukau, hingga dalang cilik yang menunjukkan bakatnya, membuktikan bahwa wayang dapat hidup kembali di hati kaum muda.

    Tak hanya pertunjukan seni, acara ini juga dibekali dengan pemahaman mendalam melalui diskusi dengan narasumber berkompeten, Imam Ghozali dan Anom Sektiaji. Keduanya berbagi filosofi mendalam tentang makna ‘Gatot Kaca’ dan rahasia yang tersembunyi di balik panggung pertunjukan.

    Mereka mengajak para peserta untuk melihat lebih jauh dari sekadar cerita—melainkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya.

    Sebagai langkah nyata, Muhammadiyah Jombang, melalui Wakil Ketua Pimpinan Daerah M Ali Said, menyampaikan komitmen penuh dalam mendukung pelestarian budaya lokal. “Wayang memang sedang mengalami penurunan minat, tapi Muhammadiyah tidak alergi terhadap budaya. Kami justru mendukung upaya pelestarian ini karena memiliki nilai edukatif dan moral yang tinggi,” ungkapnya, menegaskan bahwa budaya lokal adalah bagian dari kekuatan karakter yang harus terus dipelihara.

    Gema gending dan bayangan wayang yang menari di layar putih menyisakan harapan: bahwa generasi muda Jombang akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, kreatif, dan mampu mencintai budaya mereka sendiri, sebelum mengenal budaya bangsa lain.

    Gelar Budaya “Wayang Masuk Sekolah” bukan sekadar acara, tetapi sebuah janji—janji untuk menjaga warisan leluhur yang telah mengajarkan kita tentang hidup, keberanian, dan cinta tanah air, meskipun dunia terus berputar menuju masa depan yang semakin modern. [suf]

  • Ansor Magetan Kecam Penganiayaan Kader Banser: Luka Bagi Kami Semua

    Ansor Magetan Kecam Penganiayaan Kader Banser: Luka Bagi Kami Semua

    Magetan (beritajatim.com) – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Magetan mengecam keras insiden penganiayaan yang menimpa kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser), sahabat Rida, usai menghadiri pengajian Habib Bahar Bin Smith di Kota Tangerang, Minggu (21/9/2025).

    Ketua PC GP Ansor Magetan, Agus H. Habib Mustofa, SS, MM atau akrab disapa Gus Toev, menyebut kejadian tersebut sebagai tindakan biadab yang mencederai nilai kemanusiaan sekaligus martabat bangsa.

    “Kami Ansor Magetan mengecam dengan sekeras-kerasnya! Kekerasan ini adalah tamparan bagi kita semua. Aparat penegak hukum harus segera bertindak cepat, tegas, dan adil. Jangan biarkan hukum mandul! Jangan sampai kader kami bergerak sendiri untuk mencari keadilan,” tegasnya.

    Menurut Gus Toev, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum. Karena itu, setiap tindakan kekerasan yang mengancam keselamatan warga, terlebih terhadap kader Banser yang selama ini mengabdi menjaga NKRI, adalah penghinaan terhadap hukum dan demokrasi.

    Lebih lanjut, Gus Toev mengingatkan bahwa Ansor dan Banser hadir bukan untuk menebar ketakutan, melainkan menjaga keselamatan bangsa.

    “Kami tidak akan tinggal diam. Kejahatan ini tidak boleh dibiarkan! Jika hukum tumpul dan keadilan diabaikan, jangan salahkan kami jika kader-kader kami menuntut dengan caranya sendiri. Kami tidak menginginkan itu, maka aparat harus bertindak sekarang juga,” tegasnya.

    GP Ansor Magetan juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk menolak kekerasan, mengedepankan dialog, serta menjaga persatuan. Menurutnya, kekerasan hanya meninggalkan luka, sementara persatuan akan membawa kekuatan bagi Indonesia. [fiq/suf]

    Dalam pernyataan sikap resminya, GP Ansor Magetan menegaskan:

    1. Mengecam keras penganiayaan terhadap kader Banser sebagai tindakan tidak beradab.

    2. Mendesak aparat kepolisian dan pemerintah untuk mengusut tuntas, menangkap, dan menghukum para pelaku tanpa pandang bulu.

    3. Mengingatkan seluruh kader Ansor dan Banser agar tetap solid, tidak mudah terprovokasi, namun tetap waspada serta menjaga marwah organisasi.

    4. Menegaskan komitmen Ansor-Banser untuk terus berada di garda terdepan menjaga NKRI, Ahlussunnah wal Jama’ah, dan melindungi masyarakat dari ancaman kekerasan.