Category: Beritajatim.com Regional

  • Bencana di Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Musala Ambruk Saat Santri Salat Asar

    Bencana di Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Musala Ambruk Saat Santri Salat Asar

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Senin (29/9/2025) menjadi hari yang kelam bagi keluarga besar Lembaga Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo. Sebuah tragedi besar terjadi saat musala yang sedang dalam tahap pembangunan ambruk, menimpa ratusan santri yang tengah melaksanakan salat asar berjamaah.

    Petaka ini terjadi di lantai dua musalla, yang dipenuhi oleh santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Khoziny, yang tengah beribadah pada waktu kejadian.

    Saat bangunan tersebut ambruk, sejumlah santri yang berada di dalam musala mengalami luka ringan hingga berat, sementara yang lain tertimbun reruntuhan bangunan. Menurut salah satu santri yang selamat, “Memasuki rakaat kedua bagian ujung musala ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung.”

    Beruntung, ia berhasil menyelamatkan diri dan membantu santri lainnya untuk keluar dari reruntuhan. Proses evakuasi segera dilakukan, dengan puluhan santri berhasil dievakuasi menggunakan ambulans dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RT Notopuro Sidoarjo dan RSI Siti Hajar Sidoarjo.

    Petugas kepolisian, BPBD Kabupaten Sidoarjo, dan tim SAR terus berusaha keras untuk menyelamatkan para santri yang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan.

    Belasan mobil ambulans siaga di lokasi kejadian untuk memberikan bantuan medis kepada para korban. Suasana di lokasi sangat haru, dengan keluarga dan pihak terkait yang terus berdatangan, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing, dan Bupati Sidoarjo H. Subandi, bersama pejabat lainnya.

    Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KH R. Abdussalam Mujib, serta keluarga besar pesantren dan masyarakat Sidoarjo. Sampai saat ini, proses identifikasi dan evakuasi masih berlangsung, dan upaya untuk menyelamatkan korban terus dilakukan. [isa/suf]

  • Angin Kencang Landa Taman Krocok Bondowoso, 14 Rumah Rusak

    Angin Kencang Landa Taman Krocok Bondowoso, 14 Rumah Rusak

    Bondowoso (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem berupa angin kencang melanda Kecamatan Taman Krocok, Kabupaten Bondowoso, Senin siang (29/9/2025).

    Hujan deras disertai angin kencang terjadi sekitar pukul 13.30 WIB, menyebabkan satu pohon tumbang menutup akses jalan dan 14 rumah warga mengalami kerusakan ringan.

    “Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” kata Kalaksa BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo pada BeritaJatim.com, Senin (29/9/2025) petang.

    Berdasarkan laporan BPBD Bondowoso, pohon tumbang tersebut terjadi di jalur penghubung antara Desa Paguan dan Desa Paleran. Sementara rumah warga yang terdampak tersebar di Desa Kretek.

    “Antara lain milik Bapak Buadi, Ibu Misyana, Ibu Martini, Bapak Naiman, dan beberapa warga lainnya,” sebut Sigit.

    Petugas BPBD Bondowoso berada di TKP dampak bencana angin kencang yang terjadi Senin (29/9/2025). (BPBD Bondowoso)

    BPBD Bondowoso, bersama POLSEK dan KORAMIL Taman Krocok, Kepala Desa setempat, serta masyarakat, langsung melakukan evakuasi pohon tumbang dan membuka akses jalan yang sempat terhambat.

    Pusdalops BPBD Bondowoso dan agen bencana Jatim juga melakukan asesmen untuk memastikan situasi aman dan terkendali.

    “Kondisi wilayah saat ini sudah aman, jalan penghubung Desa Paguan-Paleran telah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Tim TRC-PB dan Pusdalops sudah selesai melakukan evakuasi dan peninjauan,” ujarnya.

    BPBD Bondowoso terus memantau cuaca dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayahnya. (awi/but)

  • Evakuasi Sarang Tawon di Ponorogo, Dua Petugas Damkar dan Seorang Jurnalis Tersengat

    Evakuasi Sarang Tawon di Ponorogo, Dua Petugas Damkar dan Seorang Jurnalis Tersengat

    Ponorogo (beritajatim.com) – Upaya evakuasi sarang tawon gung atau lebah madu hutan di Desa Jalen, Kecamatan Balong, Ponorogo berakhir dengan insiden. Dua petugas pemadam kebakaran (Damkar) Ponorogo dan seorang jurnalis mengalami sengatan lebah saat sarang berukuran besar itu dimusnahkan.

    Laporan berawal dari keresahan warga. Sarang tawon yang menempel di pohon mangga milik Bu Kasmi berada sangat dekat dengan rumah. Bahkan, sebelum dievakuasi, sudah ada seorang lansia tersengat hingga mengalami panas dingin selama tiga hari.

    “Ada sarang tawon itu sangat meresahkan, ada sekitar 4 rumah yang diganggu. Sudah ada sekitar 1 bulan, tapi tidak ketemu sarangnya. Setelah kelihatan, saya langsung laporkan ke Damkar. Respon mereka sangat cepat,” ungkap Mardiantoro, warga setempat, ditulis Senin (29/9/2025).

    Saat mendatangi lokasi, petugas menemukan sarang dengan ukuran cukup besar. Diperkirakan usianya mencapai lima hingga enam bulan. Kondisi itu membuat evakuasi tidak mudah.

    Awalnya, petugas Damkar mencoba metode manual dengan memanjat pohon. Namun ketinggian dan posisi sarang yang sulit, dijangkau membuat cara tersebut tak memungkinkan. Akhirnya, petugas menggunakan cara penyemprotan foam atau busa dari sabun cuci untuk melumpuhkan koloni tawon.

    “Di sini ada tawon hutan, orang Jawa bilang tawon gung. Mau kita evakuasi secara manual ternyata tidak bisa dijangkau. Akhirnya kita gunakan foam busa untuk memusnahkan sarang tersebut. Sempat ada 2 petugas tersengat di tangan. Tawon ini cukup berbahaya karena ukurannya sedang sampai besar,” jelas Anang Adi Kartika, salah satu petugas Damkar Ponorogo.

    Saat proses evakuasi berlangsung, ratusan tawon yang marah menyerang siapa pun di sekitarnya. Dua petugas Damkar dan seorang jurnalis yang tengah meliput kejadian ikut menjadi korban sengatan. Meski demikian, kondisi ketiganya tidak sampai membahayakan. Setelah berhasil dilumpuhkan, sarang yang berisi ratusan larva itu dibawa petugas ke tempat aman jauh dari permukiman warga. (end/kun)

  • Santri Ponpes di Lumajang Alami Luka Serius Usai Minum Cairan di Botol Minuman Bersoda

    Santri Ponpes di Lumajang Alami Luka Serius Usai Minum Cairan di Botol Minuman Bersoda

    Lumajang (beritajatim.com) – Seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syarifiy 01, Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, harus menjalani perawatan intensif akibat mengalami gangguan pencernaan serius setelah meminum cairan Hydrochloric Acid (HCL).

    Korban bernama Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), warga Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh. Ia diketahui menenggak larutan berbahaya tersebut pada 10 Juli 2025 setelah diberikan oleh teman sekamarnya. Hingga kini, kondisinya masih memprihatinkan dan harus bergantung pada susu serta obat khusus dari medis selama enam bulan.

    Ibu korban, Ratna Purwati, menuturkan peristiwa terjadi saat anaknya baru selesai piket dan merasa haus. Kebetulan ia bertemu dengan pelaku yang membawa cairan HCL dalam botol minuman bersoda. “Anak saya ini di pondok, ada kegiatan ngaji pagi dan lanjut piket. Nah posisi habis piket ini haus, terus tanya soal minuman yang dibawa pelaku. Dijawab sama si pelaku kalau itu minuman yang dikasih ibuk-ibuk, terus ya diminum sama anak saya,” ujarnya, Senin (29/9/2025).

    Tak lama setelah menenggak cairan itu, Dewangga langsung merasakan panas di tubuhnya dan memuntahkan cairan berwarna hitam. Menurut Ratna, pelaku justru tertawa ketika melihat anaknya kesakitan. “Sebenarnya sampai tiga anak yang ditawari minuman, yang satu gamau, satunya minum juga dan sempat dirawat tapi tidak terlalu parah. Yang parah itu anak saya langsung panas, muntah keluar cairan hitam dan si anak yang memberi minuman itu ketawa-tawa,” ucapnya.

    Dewan Pengasuh Ponpes Asy-Syarifiy 01, Ahmad Syaifuddin Amin, menjelaskan bahwa tindakan pelaku bermula dari keisengan dengan memindahkan cairan HCL yang tersimpan di gudang ke dalam botol minuman bersoda. “Jadi ini bahasanya anak iseng air HCL dipindah ke botol minuman botol soda. Tapi cairan ini tersimpan rapi di gudang bukan ada di tempat sembarangan. Apalagi letaknya juga jauh dari tempat ngaji si anak ini,” katanya.

    Sebagai bentuk sanksi, pihak ponpes telah memberhentikan pelaku yang dikenal sering bermasalah. Ponpes juga mengawal penuh proses perawatan korban. “Untuk korban ini setelah kejadian itu langsung kami bawa untuk dapat perawatan medis, termasuk dua korban lain juga. Satu anak tidak sampai kenapa-napa, sedangkan satunya sudah penyembuhan. Untuk Dewangga masih akan kami bantu kawal terus,” terang Syaifuddin. [has/beq]

  • Walhi Jatim Tuntut Penegakan Hukum Tegas untuk Selamatkan Bengawan Solo di Bojonegoro

    Walhi Jatim Tuntut Penegakan Hukum Tegas untuk Selamatkan Bengawan Solo di Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan nyata dan menegakkan hukum guna mengatasi pencemaran berulang di Sungai Bengawan Solo.

    Desakan ini disampaikan menyusul data resmi yang menunjukkan kualitas air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu kembali tidak memenuhi baku mutu.

    Berdasarkan catatan Stasiun Onlimo milik Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Padangan, Bojonegoro, penurunan kualitas air terjadi dalam dua periode terpisah, yakni pada 16–22 September dan 29 September 2025.

    “Pemerintah tidak boleh berhenti pada rutinitas administratif. Pelaku pencemar harus dikenai sanksi administratif, perdata, hingga pidana, sekaligus diwajibkan melakukan pemulihan sungai,” tegas Direktur Walhi Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan, dalam pernyataannya yang diterima pada Senin (29/9/2025).

    Dampak Pencemaran: Kerugian Triliunan dan Ancaman Kesehatan

    Wahyu memaparkan, pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga, dan aktivitas tambang ini telah menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Di sektor pertanian dan perikanan air tawar saja, kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp1,2 triliun per tahun.

    “Belum lagi ratusan miliar rupiah biaya kesehatan masyarakat yang harus dikeluarkan akibat penyakit berbasis air. Jika tidak ada penegakan hukum yang nyata, pencemaran hanya akan berulang, sementara masyarakat terus menanggung air kotor, kesehatan yang terancam, dan hilangnya penghidupan,” imbuhnya.

    Tuntutan Konkret untuk Penyelamatan Sungai

    Walhi Jawa Timur menuntut langkah-langkah konkret dari seluruh level pemerintahan. Tuntutan tersebut meliputi:
    1. Penetapan daya tampung beban pencemaran Bengawan Solo.
    2. Identifikasi menyeluruh terhadap seluruh sumber limbah.
    3. Penindakan tegas terhadap pelaku pencemar, termasuk yang bersifat lintas wilayah.

    Secara khusus, Pemerintah Provinsi Jawa Timur diminta memperketat penerbitan izin dan pengawasan industri. Sementara itu, pemerintah kabupaten dan kota di sepanjang aliran sungai didesak untuk menghentikan aktivitas tambang di badan dan sempadan sungai serta meningkatkan pengelolaan limbah domestik.

    “Kunci utamanya adalah kebijakan pemulihan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan target terukur dan transparan,” pungkas Wahyu.

    Sungai Bengawan Solo yang membentang sepanjang 600 kilometer dan menjadi penopang kehidupan bagi sekitar 17 juta jiwa, dinilai kian menjauh dari fungsi ekologisnya akibat pencemaran yang terus berlangsung.

    Sebelumnya, sesuai pantauan status mutu air melalui stasiun pemantau milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) di Kecamatan Padangan, aliran hilir Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dipastikan dalam kondisi tercemar.

    Pantauan status mutu air sungai melalui Online Monitoring System (Onlimo) pada stasiun KLHK59 Padangan, Bojonegoro menggambarkan kondisi Bengawan Solo yang masuk ke Bojonegoro dalam keadaan tercemar ringan hingga sedang.

    “Trend tujuh hari di Onlimo KLHK59 Padangan sejak 16 – 22 September 2025 menunjukan status mutu air yang masuk wilayah bojonegoro sudah tercemar ringan – tercemar sedang,” ungkap Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Benny Subiakto, dalam keterangannya.

    Menindaklanjuti kondisi ini, Benny mengaku telah berkoordinasi dengan wilayah hulu yaitu DLH Kabupaten Ngawi. Dari DLH kabupaten tetangga ini diperoleh informasi bahwa kondisi air Bengawan Solo yang masuk wilayah Kabupaten Ngawi sudah tercemar.

    “Berdasar data ini, dugaan Bengawan Solo tercemar ini bukan berasal dari wilayah Kabupaten Bojonegoro,” tegasnya.

    Untuk itu, pria yang pernah berdinas di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini juga melakukan koordinasi dan melaporkan kondisi Bengawan Solo kepada DLH Provinsi Jawa Timur, tembusan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBW) Bengawan Solo, dan Balai Penegaklan Hukum (Gakkum) Kementerian LH di Surabaya.

    “Koordinasi dan laporan ke pemangku kebijakan terkait ini kami lakukan sebagai upaya dalam mengidentifikasi sumber pencemar dan penanggulangannya,” tegasnya. [lus/ted]

  • Bangunan Baru di Pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo Roboh, Belasan Santri Jadi Korban

    Bangunan Baru di Pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo Roboh, Belasan Santri Jadi Korban

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Sebuah bangunan baru di lingkungan Lembaga Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, roboh pada Senin (29/9/2025) sore. Peristiwa tersebut menimpa belasan santri putra yang saat itu bersiap menunaikan salat asar berjemaah di masjid.

    “Kejadiannya saat akan menunaikan salat asar,” kata salah satu santri yang selamat di lokasi.

    Bangunan yang roboh merupakan gedung berlantai dua setengah yang berada tepat di atas masjid. Hingga kini, penyebab ambruknya bangunan tersebut belum diketahui. Belasan mobil ambulans didatangkan ke lokasi untuk mengevakuasi para korban yang langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

    Petugas gabungan bersama pihak keamanan pondok pesantren masih terus melakukan penyisiran di antara puing-puing untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertinggal. Jumlah pasti korban hingga saat ini juga masih dalam pendataan.

    Belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian maupun pengelola Lembaga Pesantren Al-Khoziny terkait penyebab robohnya bangunan maupun detail jumlah korban. [isa/beq]

  • Selebgram Tuban Diamankan Petugas Saat Berduaan di Kos Bersama Pacarnya

    Selebgram Tuban Diamankan Petugas Saat Berduaan di Kos Bersama Pacarnya

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang selebgram perempuan asal Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban berinisial NA (24) terciduk petugas gabungan saat sedang berduaan di dalam kamar kos bersama pasangannya AS (29) asal Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

    Diketahui, petugas gabungan melakukan razia pada Minggu 28 September 2025 malam dengan menyisir seluruh tempat kos atau penginapan di Kabupaten Tuban.

    Dan dari razia tersebut, ditemukan dua pasangan yakni salah satunya seorang selebgram terkenal dengan pengikut di Instagram mencapai 42,9 juta followers.

    KBO Sat Samapta Polres Tuban, IPTU Edi Purnomo membenarkan adanya razia yang dilakukan oleh petugas gabungan dari Satpol PP dan Damkar Kabupaten Tuban, Polres Tuban, Kodim 0811 Tuban, Subdenpom V/2-4 Tuban dan DLHP Tuban.

    “Kami melaksanakan kegiatan operasi penertiban pelanggaran penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di Kabupaten Tuban,” ucap IPTU Edi Purnomo. Senin (29/09/2025).

    Adapun hasilnya, petugas mengamankan 2 (dua) pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan suami-istri berada di dalam kamar kos AIS Kelurahan Kingking, Kecamatan/Kabupaten Tuban.

    “Dua pasangan yakni AS (29) laki-laki warga Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban bersama NA (24) perempuan asal Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban dan FS (30) laki-laki asal Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban bersama MJ (36) perempuan asal Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan/Kabupaten Tuban,” imbuhnya.

    Kini kedua pasangan tersebut di BAP oleh Sat Samapta Polres Tuban untuk dilakukan Sidang Tipiring. Serta, dilaksanakan atas penyelidikan tim Deteksi Satpol PP dan Damkar Kabupaten Tuban.

    “Adapun giat ini merupakan hasil dari pengaduan masyarakat terkait dugaan tindakan asusila di rumah penginapan,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Petani di Bojonegoro Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus di Sawah

    Petani di Bojonegoro Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus di Sawah

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seorang petani berinisial RR (33), warga Desa Katur, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, ditemukan tewas diduga akibat tersengat aliran listrik dari jebakan tikus di area persawahan. Insiden tragis ini terjadi pada Senin (29/9/2025) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

    Kapolsek Gayam, AKP Moch Syafii, membenarkan peristiwa tersebut. Korban pertama kali ditemukan oleh pamannya, MK (39), yang juga pemilik sawah, dalam kondisi sudah tak bernyawa sekitar pukul 05.00 WIB.

    “Setelah didekati dan dilihat, ternyata orang tersebut telah meninggal dunia dan ternyata adalah keponakannya sendiri, RR,” jelas AKP Moch Syafii.

    Mendapati hal itu, MK segera melapor kepada Kepala Desa setempat, yang kemudian diteruskan ke Polsek Gayam. Tak lama, tim dari Polsek Gayam bersama petugas medis Puskesmas Gayam datang ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Hasil pemeriksaan medis menyatakan tidak ditemukan tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban. “Korban diduga meninggal dunia akibat tersengat arus listrik dari jebakan tikus di persawahan itu,” papar Kapolsek lebih lanjut.

    Jenazah RR kemudian dievakuasi ke rumah duka untuk disemayamkan. Pihak keluarga telah menerima musibah ini, dan jenazah diserahkan kepada ahli waris untuk dimakamkan.

    Merespons kejadian tersebut, Kapolsek Gayam mengimbau para petani agar tidak lagi menggunakan jebakan tikus beraliran listrik. “Praktik ini sangat membahayakan, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga orang lain di sekitar,” pungkas AKP Moch Syafii. [lus/beq]

  • Satu Rumah Warga di Gresik Ludes Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik

    Satu Rumah Warga di Gresik Ludes Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik

    Gresik (beritajatim.com)– Sebuah rumah warga di Desa Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Gresik, ludes dilalap, Senin (29/9/2025). Kebakaran diduga kuat disebabkan oleh korsleting listrik yang terjadi di bagian ruang tengah rumah.

    Menurut keterangan saksi mata Agus warga setempat, api mulai terlihat sekitar pukul 13.00 WIB. Warga sekitar yang panik segera berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya sebelum akhirnya menghubungi petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Pos Driyorejo Gresik.

    “Kami lihat api tiba-tiba membesar dari dalam rumah. Kami langsung teriak dan bantu menyiram dengan air seadanya tapi api terus membesar,” ujar Agus.

    Sebanyak satu unit mobil pemadam kebakaran, dan satu unit mobil suplai air serta enam personil diterjunkan ke lokasi. Api berhasil dipadamkan sekitar satu jam kemudian, namun seluruh bangunan rumah beserta isinya hangus tak tersisa.

    Petugas Damkarla Gresik terus berupaya memadamkan api hingga benar-benar sudah padam. Setelah pasukan melakukan pembasahan dan pendingin area hingga tidak ada titik api dan asap yang bisa menimbulkan api.

    Setelah rumah milik warga tersebut sudah steril tak ada titik api. Selanjutnya, petugas damkarla kembali menuju ke posko Pos Driyorejo standby monitor.

    “Ini kesekian kalinya rumah warga dilalap api hingga ludes dilalap api,” ungkap A.Fathoni petugas damkarla.

    Dinas Damkarla Gresik mencatat selama September 2025 ada 68 kejadian kebakaran. Baik itu padang ilalang maupun rumah warga. (dny/ted)

  • Festival Musik Tepi Sawah Banyuwangi Suguhkan Harmoni Alam dan Promosi Wisata Ijen

    Festival Musik Tepi Sawah Banyuwangi Suguhkan Harmoni Alam dan Promosi Wisata Ijen

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Perhelatan Musik Tepi Sawah yang digelar di halaman penginapan Teras Ijen, Kecamatan Licin, Banyuwangi pada Minggu (29/9/2025) berlangsung meriah dengan panorama persawahan hijau dan latar megah Gunung Ijen. Meski sempat diguyur hujan ringan, antusias penonton dari berbagai kota tetap tinggi untuk menikmati salah satu agenda musik rutin Banyuwangi.

    Ratusan pengunjung menikmati konser di tengah hamparan sawah dengan suasana terasiring khas kaki gunung. Mereka duduk di kursi maupun lesehan di bawah pohon cengkeh dan kelapa, sambil merasakan kesejukan angin pegunungan. Dari sore hari, penonton sudah berdatangan, disambut pemandangan sawah hijau, semilir angin, dan matahari senja yang perlahan tenggelam.

    Alunan musik akustik pembuka hingga kolaborasi musik etnik Banyuwangi berpadu dengan tiupan saxophone menemani sore di kaki Ijen. Banyak pengunjung mengabadikan momen langka itu dengan latar sawah dan gunung. “Vibes-nya keren sekali. Menikmati musik sambil memandang gunung dan banyak areal persawahan. Nafas berlimpah oksigen di sini,” ujar Ayik, pengunjung asal Surabaya.

    Saat malam tiba, suasana kian semarak dengan lampu-lampu kecil di area persawahan. Neo Jibles lebih dulu mengguncang panggung sebelum giliran Letto yang paling ditunggu tampil memukau ribuan penonton.

    Festival Musik Tepi Sawah bukan sekadar konser, melainkan juga sarana untuk mengangkat kearifan lokal dan hidden gem kawasan Ijen. Selain musik, pengunjung dapat menjelajahi wisata alam, kuliner lokal, hingga homestay artistik di pedesaan.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan festival ini dirancang sebagai pemicu promosi potensi wisata kawasan Ijen. “Musik Tepi Sawah ini sebenarnya hanyalah triger. Sejatinya kita sedang mempromosikan berbagai potensi wisata yang berkembang pesat di sekitar kaki Gunung Ijen, khususnya di Kecamatan Ijen dan sekitarnya,” terangnya, Senin (29/9/2025).

    Dalam kesempatan tersebut, Ipuk juga meluncurkan paket wisata Hot Deals 3D2N dan Ijen Golden Route. Inisiatif ini merupakan kolaborasi pelaku wisata untuk menghadirkan pengalaman lengkap mulai dari penginapan, destinasi, atraksi seni, hingga kuliner.

    “Dalam Golden Route ini wisatawan bisa menikmati pengalaman lengkap, mulai hotelnya, destinasinya, atraksi seninya, hingga kulinernya, semua dalam satu paket perjalanan. Harapannya dapat meningkatkan perekonomian warga setempat,” jelas Ipuk. [alr/beq]