Category: Beritajatim.com Regional

  • Tim BPBD Malang Evakuasi Warga Tercebur Sumur

    Tim BPBD Malang Evakuasi Warga Tercebur Sumur

    Malang (beritajatim.com) – Seorang warga di Kabupaten Malang meninggal dunia usai tercebur dalam sumur, Sabtu (4/10/2025). Korban diketahui bernama Purwaji (58), warga Dusun Bandung Rt 34 Rw 05, Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.

    Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang bersama PMI dan sejumlah relawan, berhasil mengevakuasi korban dari dalam sumur.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan, kronologi kejadian berawal saat pukul 07.00, Nurul selaku pemilik sumur memanggil Purwaji untuk memperbaiki pompa air dan memberikan uang untuk belanja perlengkapan yang dibutuhkan.

    “Tiga puluh menit kemudian pak Nurul ini meninggalkan lokasi untuk mengantar undangan ke Sekolah MI Lolaras. Sementara saksi Anita Rachman mendengar suara seseorang tercebur sumur,” tegas Sadono.

    Tak berselang lama sekira pukul 08.46 WIB, lanjut Sadono, saksi Anita menghubungi pak Nurul agar segera kembali untuk mengecek sumur, namun tidak terdengar suara dari dalam sumur.

    “Pak Nurul selaku pemilik sumur melaporkan ke Polsek Sumberpucung. Tim BPBD dan PMI kemudian mengevakuasi korban dari sumur dan dilaksanakan identifikasi korban oleh Puskesmas yang kemudian Jenazah akan diantarkan ke rumah duka,” pungkasnya. (yog/ian)

  • Masa Depan di Ujung Tanduk, Paralayang Blitar Berhenti Terbang Akibat Parasut Jebol

    Masa Depan di Ujung Tanduk, Paralayang Blitar Berhenti Terbang Akibat Parasut Jebol

    Blitar (beritajatim.com) – Langit Blitar kini sepi dari warna-warni parasut. Cabang olahraga (cabor) paralayang yang pernah mengharumkan nama Kabupaten Blitar terancam vakum dalam waktu lama. Seluruh aktivitas atlet terpaksa berhenti total karena peralatan utama mereka yakni parasut kondisinya rusak parah dan sangat berbahaya untuk digunakan.

    Nasib cabor berisiko tinggi ini sekarang sepenuhnya bergantung pada perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar. Tanpa adanya uluran tangan Pemkab Blitar untuk pengadaan peralatan baru, para atlet berprestasi ini hanya bisa pasrah dan ‘parkir’ di darat.

    Ketua Paralayang Kabupaten Blitar, Bayuk Marsudi, mengungkapkan bahwa kondisi peralatan sudah tidak bisa ditoleransi. Kain parasut yang ada rata-rata sudah mengalami porositas, atau kondisi di mana pori-pori kain sudah terlalu renggang sehingga tidak bisa menahan udara dengan maksimal.

    “Untuk sementara waktu tidak ada kegiatan sama sekali. Kondisi peralatan kami, yaitu parasut, rata-rata sudah porositas. Maka dari itu, sudah tidak layak untuk digunakan terbang,” ujar Bayuk saat ditemui pada Sabtu (4/10/2025).

    Jika dipaksakan terbang dengan parasut yang sudah berporositas sama saja dengan menantang maut. Tingkat keamanan penerbangan menjadi sangat rendah dan berisiko fatal. Akibatnya, para atlet tidak bisa lagi berlatih, melakukan uji terbang, apalagi mengikuti kompetisi resmi.

    Kini, cabor paralayang memberikan batas waktu kepada pihak-pihak terkait seperti Pemkab, Dispora, dan KONI. Jika tak ada solusi hingga tahun depan, mereka terpaksa menonaktifkan cabor ini tanpa batas waktu yang ditentukan.

    “Kalau sekiranya tahun ini ataupun tahun depan dari pihak Kabupaten Blitar tidak bisa membelikan atau mengupayakan, tentu kami off hingga waktu yang akan menjawabnya,” tegasnya.

    Meski berada dalam situasi sulit, harapan masih ada. Menurut Bayuk, untuk menghidupkan kembali kegiatan latihan dan kompetisi, para atlet setidaknya membutuhkan empat unit parasut baru yang sesuai standar keamanan.

    “Kalau memang semua atlet (bisa aktif kembali), ya minimal butuh empat parasut baru,” tambahnya.

    Cabor paralayang Blitar bukanlah cabor tanpa potensi. Mereka tercatat pernah menyumbangkan prestasi di berbagai ajang olahraga, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Potensi emas inilah yang dikhawatirkan akan hilang jika masalah krusial ini tidak segera mendapat perhatian serius dari pemerintah.

    “Paralayang itu olahraga berisiko tinggi. Tanpa peralatan standar dan aman, mustahil bisa eksis. Kami berharap pemerintah segera merespons agar Kabupaten Blitar tidak kehilangan potensi di cabor ini,” pungkasnya. (owi/ian)

  • Kecelakaan Lalu Lintas di Mojowarno Jombang, 1 Tewas dan 3 Luka-luka

    Kecelakaan Lalu Lintas di Mojowarno Jombang, 1 Tewas dan 3 Luka-luka

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan dua sepeda motor dan sebuah truk terjadi di Jalan Raya Dusun Banjarsari, Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jumat, 3 Oktober 2025, sekitar pukul 21.30 WIB.

    Kecelakaan tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara tiga lainnya mengalami luka-luka.

    Kecelakaan berawal ketika sepeda motor Honda Verza dengan nomor polisi AG-2774-BV yang dikendarai oleh Fitri Ratih Mekarsari, seorang perempuan berusia 26 tahun asal Kediri, melaju dari arah selatan menuju utara.

    Diduga, pengendara Honda Verza tersebut berusaha mendahului sepeda motor Yamaha Vega di depannya dari arah kanan. Namun, saat berusaha mendahului, kedua sepeda motor tersebut bersenggolan dan akhirnya jatuh ke kanan, tepat di depan sebuah truk Dyna yang datang dari arah berlawanan, utara ke selatan. Truk tersebut tidak bisa menghindari tabrakan dan langsung menabrak sepeda motor Honda Verza.

    Fitri Ratih Mekarsari, yang mengendarai Honda Verza, dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian karena luka yang dideritanya. Penumpang di sepeda motor tersebut, Azril Rahandika Al Fariq, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun, serta Muh. Izzanuddin, pria berusia 35 tahun, keduanya mengalami luka lecet dan segera dibawa ke Rumah Sakit Khusus (RSK) Mojowarno untuk mendapatkan perawatan medis.

    Sepeda motor kedua yang terlibat dalam kecelakaan adalah Yamaha Jupiter tanpa nomor polisi, yang dikendarai oleh Ahmad Fauzi, seorang pria berusia 33 tahun. Ahmad Fauzi mengalami luka-luka dan juga dirawat di RSK Mojowarno. Truk Dyna yang terlibat dalam kecelakaan, yang dikemudikan oleh Diyan Fathur Rozik, seorang pria berusia 23 tahun, tidak mengalami luka apa pun.

    Menurut keterangan dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, kejadian ini bermula ketika pengendara sepeda motor Honda Verza berusaha mendahului motor yang ada di depannya, namun kecelakaan tidak dapat dihindari setelah motor tersebut jatuh dan tertabrak truk.

    “Kecelakaan terjadi begitu cepat, di mana motor yang terjatuh langsung tertabrak truk yang melaju dari arah berlawanan,” ujarnya.

    Kondisi lalu lintas di sekitar lokasi kecelakaan pada saat kejadian cukup padat, dan cuaca malam hari juga berkontribusi terhadap sulitnya pengendara untuk melihat kendaraan lain dengan jelas. [suf]

  • Korban Runtuhnya Mushola Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 14 Santri, Identifikasi Jalan Terus

    Korban Runtuhnya Mushola Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 14 Santri, Identifikasi Jalan Terus

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya mushola di Lembaga Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, kembali bertambah. Hingga Sabtu (4/10/2025), total korban jiwa mencapai 14 orang, terdiri dari 3 orang meninggal di rumah sakit dan 11 orang ditemukan di bawah reruntuhan bangunan.

    Penambahan jumlah korban ini terjadi setelah Tim SAR gabungan menemukan satu jenazah di sektor A4 pada Jumat (3/10/2025) malam sekitar pukul 23.00 WIB. “Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya,” ujar salah satu petugas Basarnas.

    Data dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Timur mencatat total 14 korban meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, sembilan jenazah masih dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara Polda Jatim, sementara lima lainnya telah diserahkan kepada keluarga.

    “Kalau yang lima orang kan lebih dulu ditemukan dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Nah, di sini (RS Bhayangkara) sudah sembilan jenazah,” jelas Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol M Khusnan.

    Sementara itu, proses identifikasi jenazah tidak berjalan mudah. Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol dr Wahyu Hidajati mengungkapkan, tim menghadapi sejumlah kendala karena mayoritas korban masih berusia belasan tahun.

    “Usia korban rata-rata 12 sampai 15 tahun. Selain sidik jari yang rusak, tanda pembeda pada gigi juga tidak ada. Bahkan pakaian mereka hampir serupa,” terangnya.

    Menurut Wahyu, langkah terakhir yang kini ditempuh adalah pencocokan sampel DNA antara keluarga dan jenazah. “Kalau DNA sudah terbukti match, itu tidak terbantahkan lagi. Jadi kita menuju ke sana sambil berkejaran dengan waktu karena jenazah semakin lama semakin membusuk,” tandasnya.

    Dengan ditemukannya korban terbaru, jumlah santri yang meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan tiga lantai Ponpes Al Khoziny kini tercatat 14 orang. Tim SAR dan DVI Polri masih terus melanjutkan proses pencarian serta identifikasi hingga seluruh korban terdata dan teridentifikasi dengan pasti. [isa/beq]

  • Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Sabtu 4 Oktober 2025, Berawan

    Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Sabtu 4 Oktober 2025, Berawan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Sabtu 4 Oktober 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca cerah. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca masih cerah berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca berawan juga terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca masih berawan. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca berawan.

    Hari Minggu (5/10/2025) dini hari cuaca di Malang cuaca cerah berawan. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentang 18 sampai 30 derajat celcius. Pagi hari cuaca kembali cerah.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Sabtu (4/10/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca cerah. Cuaca cerah berawan terjadi di Poncokusumo, Dampit, Kalipare, Ampelgading, Tumpang.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cerah berawan. Cuaca di Bantur, Gedangan, Kalipare, Pagak, Pagelaran, Dampit, Tirtoyudo cuaca udara kabut.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan. Sementara itu udara kabut terjadi di Bantur, Gedangan, Kalipare, Pagak, Pagelaran, Dampit, Tirtoyudo,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca berawan. Cuaca udara kabut terjadi di Bantur, Gedangan, Kalipare, Pagak, Pagelaran, Dampit, Tirtoyudo.

    Dini hari Minggu (5/10/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca cerah dan cerah berawan. Cuaca berawan terjadi di Kalipare, Pujon, Ngantang, Sumbermanjing Wetan dan sejumlah daerah lainnya. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 16 sampai 25 derajat celcius.

    Kota Batu pada Sabtu 4 Oktober 2025 pagi hari perkirakan cuaca cerah. Pukul 10.00 WIB cuaca cerah berawan. Cuaca kabut terjadi pada siang hari. Sore hari cuaca berawan.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo berawan terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca berawan. Dini hari Minggu, 5 Oktober 2025 cuaca cerah berawan. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca cerah berawan. Suhu berada pada rentan 14 – 24 derajat celcius. (dan/ted)

  • Pencarian Tengah Malam, Korban Meninggal ke-14 di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditemukan

    Pencarian Tengah Malam, Korban Meninggal ke-14 di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditemukan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Tim SAR Gabungan kembali menemukan korban meninggal dunia ke-14, di balik runtuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo pada Jumat tengah malam, (3/10/2025).

    Korban ke-14 tersebut merupakan seorang laki-laki. Ia ditemukan Tim SAR pada pukul 23.00 WIB waktu pencarian, di balik puing-puing bangunan tiga lantai yang runtuh.

    Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menyampaikan, korban ditemukan oleh petugas saat membongkar lokasi runtuhan sektor A4.

    “Satu korban tambahan berhasil diekstrikasi (dievakuasi) di bagian sektor A4,” kata Bramantyo tertulis, Sabtu (4/10/2025).

    Bramantyo menjelaskan, penemuan korban ke-14 pada Jumat (3/10) merupakan hasil proses pencarian hari kelima, sehingga menambah total korban meninggal dunia yang ditemukan hari itu menjadi 9 orang.

    “Dengan demikian, total terdapat sembilan korban (meninggal dunia) berhasil yang diekstrikasi (dievakuasi) pada hari kelima,” jelasnya.

    Ia juga menegaskan bahwa pencarian korban di balik reruntuhan bangunan tiga lantai Ponpes Al Khoziny yang runtuh itu masih tetap berlangsung, dengan dilanjutkan pada pencarian hari keenam, mulai Sabtu dini hari.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” ucap Kepala BNPB itu.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data terupdate sementara Tim SAR Gabungan hingga Sabtu (4/10/2025) dini hari, tercatat total 117 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 27 korban dievakuasi petugas dengan 14 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 49 orang. (rma/ian)

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 4 Oktober 2025, Akankah Turun Hujan?

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 4 Oktober 2025, Akankah Turun Hujan?

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Sabtu 4 Oktober 2025.

    “Cuaca di Surabaya, Gresik, maupun Sidoarjo tidak ada tanda akan turun hujan, meski siang hingga malamnya cenderung berawan. Untuk suhu anatara 24°C hingga 35°C,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Jumat (3/10/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut cuaca di Surabaya cenderung cerah pada pagi hari ini. Adapun siang hingga malamnya cenderung berawan, termasuk di Kecamatan Semampir, Simokerto, Sukolilo, Sukomanunggal, dan Tambaksari.

    Suhu udara: 26°C – 35°C
    Kelembapan: 32% – 85%
    Kecepatan angin: 13,5 Km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Sidoarjo juga tidak ada tanda akan turun hujan hari ini, meskipun hampir sepanjang hari ini cenderung berawan, termasuk di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Sedati, Jabon, Gedangan, hingga Sedati.

    Suhu udara: 24°C – 35°C
    Kelembapan: 32%-84%
    Kecepatan angin: 13,8 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, daerah di Gresik sama seperti Surabaya, tampak cerah pada pagi harinya. Kemudian siang hingga malam cenderung berawan, termasuk di Kecamatan Menganti, Wringinanom, Kedamean, Kebomas, Gresik, Dukun, dan Driyorejo.

    Suhu udara: 26°C – 31°C
    Kelembapan: 60%-90%
    Kecepatan angin: 16,1 km/jam dari arah Timur.

    Meski beberapa daerah diprakirakan tidak turun hujan, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. (fyi/ian)

  • Remaja di Magetan Tewas Usai Terlibat Kecelakaan dengan Mobil yang Ditumpangi Cantika Davinca

    Remaja di Magetan Tewas Usai Terlibat Kecelakaan dengan Mobil yang Ditumpangi Cantika Davinca

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas maut terjadi di Jalan Raya jurusan Kawedanan–Lembeyan, tepatnya di selatan Pertashop Desa Tulung, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, pada Jumat (3/10/2025) sekitar pukul 20.00 WIB. Insiden tabrakan depan-depan antara Toyota Innova Reborn dan sepeda motor Suzuki Smash ini menewaskan seorang pelajar berusia 13 tahun.

    Kendaraan yang terlibat yakni Toyota Innova Reborn bernomor polisi AE-9-CAN yang dikemudikan Febrian Fitrianto (28), warga Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

    Mobil tersebut ternyata berpenumpang penyanyi dangdut Cantika Davinca bersama asistennya berinisial P, yang saat itu tengah dalam perjalanan menuju Kecamatan Poncol untuk tampil di sebuah acara hiburan masyarakat.

    Sementara itu, sepeda motor Suzuki Smash AE-4318-NT dikendarai B-P-W (13), pelajar asal Desa Giripurno, Kawedanan, dengan membonceng temannya, F (13).

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Magetan, Iptu Sulanjar menjelaskan, benturan keras membuat B-P-W meninggal dunia di lokasi kejadian. Rekannya, F, mengalami luka berat dan tidak sadar dengan kondisi perut lebam, leher nyeri, serta luka di bagian kaki.

    Sedangkan pengemudi Innova mengalami luka robek di kepala bagian kanan, sementara Cantika Davinca dan asistennya selamat dari insiden meski sempat shock berat.

    “Korban meninggal dunia satu orang, luka berat satu orang, dan luka ringan satu orang,” ungkap Iptu Sulanjar.

    Kerugian materi akibat kecelakaan ini ditaksir mencapai Rp50 juta, termasuk kerusakan kendaraan serta sebuah bengkel bubut milik warga setempat yang tertabrak mobil.

    Hasil olah TKP menyebutkan kecelakaan bermula saat Toyota Innova Reborn berusaha mendahului kendaraan lain dengan mengambil jalur terlalu ke kanan. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju Suzuki Smash tanpa lampu utama menyala.

    Tabrakan keras pun tak terhindarkan. Mobil kemudian terpental ke arah barat dan berhenti setelah menumbur bengkel bubut milik warga. Korban luka kini menjalani perawatan di RSUD dr Sayidiman, Magetan. Polisi mengamankan dua kendaraan ya g terlibat sebagai barang bukti. [fiq/ian]

  • Jurnalis Senior Imung Mulyanto Luncurkan Antologi Puisi ‘Tuhan, Plis Deh…’

    Jurnalis Senior Imung Mulyanto Luncurkan Antologi Puisi ‘Tuhan, Plis Deh…’

    Surabaya (beritajatim.com) – Jurnalis senior Imung Mulyanto meluncurkan Antologi Puisi ‘Tuhan, Plis Deh…’ di Ruang Multi Media Kampus STIKOSA-AWS Surabaya, Jumat (3/10/2025).

    Ini merupakan buku kumpulan puisi solo perdananya. Tetapi sebelumnya puisi-puisinya sudah ikut mengisi 10 buku antologi puisi yang diterbitkan bersama teman-temannya baik di Komunitas Warumas (Wartawan Usia Emas), Sanggar Patriana Surabaya, dan para mantan wartawan Surabaya Post.

    Meskipun relatif banyak karya puisi yang ditulis dan dipublikasikan, Imung mengaku dirinya bukanlah penyair, tetapi jurnalis yang gemar menulis puisi. “Saya tidak berani menyebut diri saya seorang penyair. Tetapi saya berani mendeklarasikan diri bahwa saya adalah seorang penulis, karena saya memang hidup dan menghidupi keluarga saya dari hasil menulis,” katanya.

    Mengapa demikian? “Karena karya tulis saya sebagian besar dalam bentuk laporan jurnalistik sesuai profesi saya sebagai seorang jurnalis. Hampir 15 tahun menjadi wartawan Harian Sore Surabaya Post, sekitar 5 tahun mengawal Jatim Newsroom milik Dinas Kominfo Jatim, dan 12 tahun menjadi jurnalis di Arek TV Surabaya,” jawabnya.

    Apalagi sebelumnya karya tulisnya kebanyakan berbentuk skenario film/tv. Sebelum menjadi jurnalis, profesi awalnya memang seorang penulis skenario tv/film. Dia menjadi penulis untuk program-program tv/film pendidikan di Balai Produksi Media Televisi (BPM TV) Pustekkom Dikbud. Lalu sekitar 8 tahun bersama almarhum Arswendo Atmowiloto menjadi tim penulis skenario Film Seri ACI (Aku Cinta Indonesia), seri terpanjang dalam sejarah pertelevisian Indonesia era 80-an.

    Di luar itu juga menulis skenario untuk TVRI Jawa Timur dan beberapa tv swasta di Jakarta. Lantaran minat dan adanya peluang, dia juga menulis cerpen, novel, esai, artikel, dan buku biografi. Kadang berperan sebagai editor buku karya para sahabatnya. Termasuk menjadi editor untuk buku sahabatnya ‘Wong Katrok Merambah Media’ karya Sasetya Wilutama, novel ‘Halimun Biru di Singosari dan Asmara Cempaka Gading’ karya Hariono Santoso (Dirut TVRI, 2008-2010), Novel ‘Ndara Mantri Guru’ karya Prof Sugimin WW (Guru Besar ITS), dan berbagai buku lainnya.

    Bagaimana dengan puisi? Imung mengaku terinspirasi jurnalis legendaris A. Azis, pendiri Surabaya Post. “Ternyata dalam buku biografi ‘A. Azis Wartawan Kita’ karya Nurinwa, 1985, selain menulis news, beliau juga menulis puisi, cerpen, dan naskah sandiwara. Puisi-puisinya yang dimuat di surat kabar Soeara Asia menggelorakan semangat perjuangan di tahun 1945. Bahkan cerpen dan naskah sandiwaranya mendapat pujian dari Usmar Ismail dan para sastrawan di masa itu. Sebagai anak psikologis A.Azis bawah sadar mungkin saja saya tertular virus dari beliau,” tuturnya.

    Tahun lalu Imung meluncurkan novel perdananya, ‘Simfoni di Ujung Senja.’ Tahun ini segera menyusul kumpulan cerpen dan kumpulan esai.

    Catatan Kegelisahan

    Antologi puisi Imung Mulyanto berisi 50 judul puisi dan dibagi dalam 4 bagian, yakni Puisi Cinta Semesta, Puisi Cinta Pertiwi, Puisi Cinta Sesama, dan Puisi Cinta Tuhan. Uniknya, proses kreatifnya dilakukan sebagaimana kegiatan jurnalistik. Artinya, ada riset, observasi, dan wawancara.

    “Saat menulis puisi, saya benar-benar menemukan kemerdekaan berekspresi. Mengapa? Karena motif saya menulis puisi benar-benar karena ada yang mengusik hati nurani. Ada amanah rasa. Tidak ada titipan pesan macam-macam, tidak dikejar-kejar deadline. Ada cukup waktu untuk sublimasi. Bagi saya, puisi menunjukkan personal identity. Inilah saya. Perasaan saya. Ekspresi saya. Inilah catatan kegelisahan saya,” katanya.

    Zaenal Arifin Emka, dosen STIKOSA-AWS mengatakan, lewat puisi-puisinya, Imung dengan nada riang atau tangis, berupaya berkisah tentang perjalanannya. “Barangkali dia sedang berusaha berbagi makna dan hikmah. Imung sudah tahu, perjalanan panjang mulai dari Alam Ruh, Rahim, Dunia, Barzach, Kiamat, Hari Perhitungan dan Pembalasan Surga atau Neraka, akan dilaluinya. Dalam terminal-terminal perjalanan panjang, tempat sesekali ia berhenti. Ada perenungan. Menghitung tunainya tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah,” katanya.

    Sadar dan tahu diri, kata Zaenal, menggugahnya untuk bermuhasabah, mengaudit diri sendiri, bertanya, apakah lakonnya sudah sempurna? Apakah peran yang dimainkannya sudah tunai apik. Dia tampaknya membutuhkan jawaban yang melegakan, ingin menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanannya. Dia butuh kepastian itu untuk menakar keberhasilannya mencari bekal bagi perjalanan panjang berikutnya.

    “Maka, kebanyakan fakir seperti saya, bahkan sampai saat ajal menjemput, tak pernah cukup waktu untuk menunaikan seabrek tugas sebagai insan,” ujarnya.

    Lebih lanjut Zaenal menyampaikan, kepada Sang Khalik, Imung, rasanya juga kita, tak kan pernah ada pernyataan: “Tuhan, aku sudah selesai!” Selalu ada kegelisahan minta tambahan waktu. Entah berapa panjang lagi. Sedihnya, ajal tak pernah bisa ditarik mundur atau dihela maju. Ya, seperti saya dan banyak orang, Imung sedang dan masih dalam perjalanan mengais bekal perjalanan panjang. Karena hidup pasti memerlukan bekal, supaya kita tidak terlunta-lunta. Imung adalah orang yang cerdas karena selalu gelisah menyiapkan bekal masa depannya. Dan, Imung tak perlu malu pada anak cucu andai mereka tahu rapornya banyak merahnya. Toh Allah Yang Maha Pengasih hanya ingin melihat jerih payahnya,” paparnya.

    Zaenal mengapresiasi sepenuh hati gagasan menghimpun puisi ini. Untuk apa puisi ini dihimpun? “Sederhanya jawaban, agar lelah letihnya perjalanan dalam kurun waktu yang panjang tak dilupakan anak cucu yang semakin jauh dari masa hidupnya. Imung tampaknya bukan hanya ingin berbagi kisah, namun juga berbagi hikmah,” kata jurnalis senior yang sekarang fokus mendidik para calon jurnalis masa depan.

    Impresif, Nakal, dan Blak-blakan

    Adriono, penulis dan editor buku yang sangat produktif mengemukakan, ada pendapat yang sempat muncul di sela obrolan sesama reporter bahwa ‘bila penyair nyemplung jadi wartawan maka karya sastranya bakal rusak. Mungkin argumennya karena jurnalis dalam berkarya sangat mengutamakan fakta, dilarang keras beropini, anti kata bersayap, apalagi persepsi subjektif.

    “Namun setelah menyimak karya-karya Imung Mulyanto, justru karena nyemplung di dunia kewartawanan, karya puisinya jadi berbeda jika dilihat dari segi tema, diksi, angle, maupun kedalamannya. Puisi yang dimuat dalam buku ini menunjukkan betapa bervariasinya tema yang diangkat serta aneka gaya ungkapnya,” ujar Direktur Pendar Asa Komunika ini.

    Adriono terpikat saat membaca puisi-puisi perjalanan Imung seperti Meru Betiri, Telaga Kastoba, Santerra de Laponte, dan Sangkala Buana. “Rasa sastranya masih pekat. Pilihan-pilihan katanya terasa indah tapi tidak sampai kelewat berbunga-bunga,” ujarnya.

    Puisi impresif Telaga Kastoba dari hasil kunjungan ke Pulau Bawean itu ditutup dengan closing yang bernas: Kepintaran kadang memporakporandakan/Biarlah cara purba yang menjaganya//

    Namun Adriono tak dapat memungkiri, gaya wartawannya juga mewarnai puisi-puisi Imung lainnya. “Sah-sah saja. Jiwa jurnalis, sebagai watchdog, senantiasa tergerak untuk melakukan kontrol sosial. Dikritiknya ketimpangan sosial hingga perilaku bejat penguasa. Kalau sudah masuk ke wilayah itu jadi kentara gaya asli orang koran. Blak-blakan. Bahasanya terang benderang, denotatif, padat data, ada referensi berita, dan menohok, sehingga beberapa puisinya terasa seperti pamflet politik,” katanya.

    Adriono mengutip Sajak Gusur-Menggusur: Penguasa menggusur rakyat/ Rakyat jatuh/ Menimpa penguasa! /Tunggulah saatnya: Kebajikan pasti akan menggusur kebathilan!//

    Menurut Adriono, mungkin karena rambutnya sudah mulai memutih, Imung tampaknya juga tergerak untuk menekuni jalur putih, jalan kebaikan. Beberapa puisinya mengarah ke situ. Bahkan tema itu dijadikan satu bagian tersendiri di bab pertama: Puisi Cinta Tuhan.

    “Hal yang khas dari Imung, meskipun puisi religius tetapi ditulis dengan gaya pop dan agak nakal. Betapa tidak, Tuhan dipersonifikasi seolah seorang guru atau dosen. Maka sebagai penyair dirinya minta tolong diberi waktu untuk menyerahkan tugas akhir, diberi kesempatan untuk remidi, syukur-syukur pengayaan. Itu terbaca pada puisi Maaf, Aku Belum Selesai,” tuturnya.

    Menurut Adriono, yang cukup mbeling agaknya puisi yang menjadi judul kumpulan puisi ini, Tuhan, plis deh…/ Ajari lagi aku tertawa dengan tulus/ Jangan dengan tontonan badut-badut berdasi bergaya anti korupsi/ Tidak dengan akrobat-akrobat birokrat penggarong uang rakyat/ Apalagi bangsat berdandan sorban penipu umat/ Berlagak jadi filantrofi membantu sana sini. (tok/ian)

  • Mobil Ditumpangi Cantika Davinca Kecelakaan di Magetan, Korban Meninggal Seketika

    Mobil Ditumpangi Cantika Davinca Kecelakaan di Magetan, Korban Meninggal Seketika

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas maut terjadi di Jalan Raya jurusan Kawedanan–Lembeyan, tepatnya di selatan Pertashop Desa Tulung, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, pada Jumat malam (3/10/2025) sekitar pukul 20.00 WIB. Insiden tabrakan depan-depan antara Toyota Innova Reborn dan sepeda motor Suzuki Smash ini menewaskan seorang pelajar berusia 13 tahun.

    Kendaraan yang terlibat yakni Toyota Innova Reborn bernomor polisi AE-9-CAN yang dikemudikan Febrian Fitrianto (28), warga Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

    Mobil tersebut ternyata berpenumpang penyanyi dangdut Cantika Davinca bersama asistennya berinisial P. Kendaraan saat itu tengah dalam perjalanan menuju Kecamatan Poncol untuk tampil di sebuah acara hiburan masyarakat.

    Sementara itu, sepeda motor Suzuki Smash AE-4318-NT dikendarai B-P-W (13), pelajar asal Desa Giripurno, Kawedanan, dengan membonceng temannya, F (13).

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Magetan, Iptu Sulanjar menjelaskan, benturan keras membuat B-P-W meninggal dunia di lokasi kejadian. Rekannya, F, mengalami luka berat dan tidak sadar dengan kondisi perut lebam, leher nyeri, serta luka di bagian kaki.

    Sedangkan pengemudi Innova mengalami luka robek di kepala bagian kanan, sementara Cantika Davinca dan asistennya selamat dari insiden meski sempat shock berat.

    “Korban meninggal dunia satu orang, luka berat satu orang, dan luka ringan satu orang,” ungkap Iptu Sulanjar.

    Kerugian materi akibat kecelakaan ini ditaksir mencapai Rp50 juta, termasuk kerusakan kendaraan serta sebuah bengkel bubut milik warga setempat yang tertabrak mobil.

    Hasil olah TKP menyebutkan kecelakaan bermula saat Toyota Innova Reborn berusaha mendahului kendaraan lain dengan mengambil jalur terlalu ke kanan. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju Suzuki Smash tanpa lampu utama menyala.

    Tabrakan keras pun tak terhindarkan. Mobil kemudian terpental ke arah barat dan berhenti setelah menumbur bengkel bubut milik warga. Korban luka kini menjalani perawatan di RSUD dr Sayidiman, Magetan. Polisi mengamankan dua kendaraan ya g terlibat sebagai barang bukti. [fiq/but]