Category: Beritajatim.com Regional

  • Ditemukan di Musala Belakang, Korban Meninggal Tragedi Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 39 Orang

    Ditemukan di Musala Belakang, Korban Meninggal Tragedi Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 39 Orang

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo bertambah menjadi 39 orang. Ada tambahan dua korban meninggal dunia yang ditemukan pada pencarian hari ke-7, Minggu (5/10/2025) siang.

    Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit selaku On Scene Coordinator (OSC) mengatakan, siang ini petugas menemukan dua korban meninggal dunia. Satu di antaranya adalah dengan kondisi body part atau berbentuk potongan tubuh.

    “Jam 10.34 WIB dan jam 11.15 WIB ditemukan dua korban ya. Memang kondisi yang satu body part, sehingga kita anggap jenazah,” kata Nanang di Posko Pencarian, Minggu (5/10/2025)..

    Nanang menjelaskan, posisi dua korban tersebut ditemukan sektor pencarian A3, atau berada di lokasi runtuhan bangunan area sisi belakang kanan musala pesantren.

    “Dua (korban) terbaru ditemukan di sektor A3 ya. Dua-duanya di sektor A3,” jelasnya.

    Sementara, untuk bangian tubuh yang ditemukan siang ini, diketahui adalah berbentuk potongan kaki.

    Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya itu menegaskan, bahwa total korban yang meninggal dunia saat ini 39 orang, dengan dua di antaranya berbentuk potongan tubuh.

    “Kalau total secara keseluruhan, ada 143 korban yang sudah ditemukan. (Korban) dengan kondisi meninggal dunia 39 orang, termasuk dua body part,” ucapnya.

    Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban jiwa meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data terupdate sementara Tim SAR Gabungan hingga Minggu (5/10/2025) sore, tercatat total 143 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 104 dalam kondisi selamat, 39 meninggal dunia, dua di antaranya masih berupa potongan tubuh. Sedangkan yang belum ditemukan berjumlah 24 orang.  [rma/aje]

  • Main di Pantai, Dua Balita Sumenep Meninggal Dunia Tenggelam

    Main di Pantai, Dua Balita Sumenep Meninggal Dunia Tenggelam

    Sumenep (beritajatim.com) – Nasib nahas menimpa dua balita asal Desa Kalisangka, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep Madura.

    Dua bocah masing-masing berinisial MBN (2 tahun) dan AA (4 tahun), ditemukan meninggal tenggelam di Pantai Mamburit.

    “Saat ditemukan, air laut kondisinya pasang. Jasad dua anak ini mengapung di pinggir pantai,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Minggu (05/10/2025).

    Peristiwa tragis itu terjadi awalnya dua balita tersebut tengah bermain di sekitar rumahnya. Namun hingga satu jam berlalu, keduanya tidak lagi terlihat di sekitar rumahnya. Orang tua korban bersama warga kemudian melakukan pencarian.

    “Saat pencarian di pinggir pantai itulah warga melihat ada dua jasad anak kecik mengapung,” ungkap Widiarti.

    Warga yang mengetahui kejadian tersebut segera mengevakuasi korban ke rumah masing-masing. Petugas Polsek Kangean yang tiba di lokasi langsung melakukan pengecekan, mencatat keterangan saksi, dan berkoordinasi dengan pihak keluarga.

    Kapolsek Kangean AKP Datun Subagyo menjelaskan, keluarga korban menolak dilakukan proses hukum maupun visum terhadap jenazah korban.

    “Mereka menganggap ini sebagai takdir Yang Maha Kuasa dan mengikhlaskan kepergian korban,” terangnya.

    Karena menolak otopsi, orang tua korban pun diminta untuk menandatangani surat pernyataan keberatan. “Tapi tadi sempat dilakukan pemeriksaan awal. Memang tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun unsur kesengajaan atas kematian korban,” ungkapnya. (tem/aje)

  • Santri Asal Sampang Meninggal dalam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Santri Asal Sampang Meninggal dalam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Sampang (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Martuki, warga Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, setelah putranya yang bernama Mochammad Mashudulhaq (14) jadi salah satu korban dalam tragedi ambruknya asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo.

    Kapolsek Jrengik, AKP Sunarno membenarkan adanya kejadian tersebut. Pihaknya bersama jajaran sudah melakukan takziyah ke rumah duka.

    “Kami menyampaikan belasungkawa secara langsung kepada orang tua korban, ujarnya, Minggu (5/10/2025).

    Dia juga menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya almarhum Mochammad Mashudulhaq.

    “Semoga almarhum ditempatkan di surga-Nya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” pungkasnya.

    Sekedar diketahui, peristiwa tragis ini terjadi pada Senin 29/9/2025, dan menelan puluhan korban dari kalangan santri yang tengah beraktivitas di lingkungan Ponpes setempat.[sar/aje]

  • Mobil Mercy Ditemukan Hancur dalam Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Mobil Mercy Ditemukan Hancur dalam Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Mobil mewah bermerek Mercedez-Benz atau Mercy ditemukan hancur di bawah reruntuhan bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Minggu 6/10/2025.

    Mobil mewah berwarna hitam itu ditemukan oleh Tim SAR, saat melakukan proses pencarian korban hilang, kondisi mobil nyaris tak berbentuk.

    Hingga kimi belum diketahui siapa pemilik mobil tersebut. Mobil kemudian diangkat untuk dipindahkan, dari posisinya yang tertindih material beton berukutan di sekitar sektor A3 dan A4 reruntuhan.

    Penemuan mobil mewah itu tidak menghalangi Tim SAR dalam pencarian korban. Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya Nanang Sigit selaku On Scene Coordinator (OSC) menyampaikan, tim SAR hanya fokus pada pencarian korban.

    “Untuk evakuasi mobil kami tidak berkomentar di sana. Kami, fokus di evakuasi dari korban-korban. Yang artinya manusianya,” terang Nanang, Minggu (5/10/2025).

    Di sisi lain, ​Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, melaporkan bahwa hingga Minggu dini hari pukul 03.24 WIB, petugas telah berhasil mengevakuasi 37 korban meninggal dunia.

    “Terakhir kami temukan pada pukul 03.24 WIB dini hari. Seperti disampaikan beliau tadi, jadi mungkin total ada 36 untuk hitungan BW, tapi di kami hitungannya 37, karena ada satu body part (potongan tubuh) yang kami masukkan dalam hitungan,” ucap Yudhi Bramantyo.

    Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan puluhan korban jiwa itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data terupdate sementara Tim SAR Gabungan hingga Minggu (5/10/2025), tercatat total 141 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 104 dalam kondisi selamat, 37 meninggal dunia, satu di antaranya masih berupa potongan tubuh. Sedangkan yang belum ditemukan berjumlah 26 orang. [rma/aje]

  • Kandang Sapi di Dlanggu Mojokerto Terbakar

    Kandang Sapi di Dlanggu Mojokerto Terbakar

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kebakaran melanda sebuah kandang sapi di Dusun Genengan, Desa Randu Genengan, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, pada Sabtu (4/10/2025) malam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kandang berukuran sekitar 4 x 8 meter tersebut dilaporkan terbakar.

    Kebakaran diketahui terjadi sekitar pukul 23.20 WIB. Warga yang melihat kobaran api langsung melapor ke petugas Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto karena lokasi kandang cukup berdekatan dengan permukiman penduduk.

    “Masyarakat melapor karena api cukup besar dan khawatir merembet ke rumah warga. Dua unit mobil damkar segera kami terjunkan ke lokasi,” ungkap Komandan Regu Pos 1 Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto, Sukamto saat dikonfirmasi, Minggu (5/10/2025).

    Setibanya di lokasi, petugas bersama aparat Polsek dan Koramil setempat, dibantu masyarakat dan relawan, langsung melakukan upaya pemadaman dan pembasahan area sekitar. Setelah berjibaku hampir satu setengah jam, api berhasil dipadamkan pada pukul 00.58 WIB.

    “Api berhasil dipadamkan Minggu dini hari sekira pukul 00.58 WIB. Untuk penyebab kebakaran masih dalam tahap penyelidikan pihak berwenang. Sementara itu, taksiran kerugian material akibat kebakaran tersebut juga masih dalam proses pendataan oleh petugas,” tegasnya. [tin/suf]

  • Tragis, Pemuda Meninggal Dunia di Jalan Pacitan – Ponorogo

    Tragis, Pemuda Meninggal Dunia di Jalan Pacitan – Ponorogo

    Pacitan (beritajatim.com) – Afriza Yusuf Danuarta (21), seorang pemuda asal Dusun Padangan, Desa Banjarsari, Pacitan, menjadi korban dalam kecelakaan tragis yang terjadi di Jalan Tentara Pelajar, tepatnya di Dusun Ngetol, Desa Widoro, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Sabtu (4/10/2025) malam sekitar pukul 21.50 WIB.

    Kasat Lantas Polres Pacitan, AKP Moch. Angga Bagus Sasongko, menjelaskan bahwa kecelakaan bermula saat korban mengendarai sepeda motor Honda Tiger AE 5350 YW dari arah selatan (Pacitan) menuju utara (Arjosari). Setibanya di lokasi kejadian, Afriza berusaha mendahului sebuah mobil yang berada di depannya.

    Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan muncul sebuah kendaraan Isuzu Elf AE 7781 UV yang dikemudikan oleh Abdul Rokhim, warga Dusun Bulu, Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, Pacitan,” ujar AKP Angga dalam keterangannya ditulis Minggu (5/10/2025).

    Akibat benturan keras tersebut, Afriza mengalami luka parah di bagian kepala dan tubuhnya. Ia dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian dengan luka robek di pelipis kanan, patah rahang, patah leher, serta patah terbuka di lutut kanan.

    “Jenazah korban langsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD dr. Darsono Pacitan, dan selanjutnya dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan,” imbuh AKP Angga.

    Sepeda motor Honda Tiger milik korban mengalami kerusakan berat di bagian depan, sementara Isuzu Microbus mengalami kerusakan pada lampu kanan depan dan kaca sisi kanan. Kerugian materiil akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp10 juta. [tri/suf]

  • Amputasi Lutut Kiri: Kisah Haical, Santri yang Selamat dari Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Amputasi Lutut Kiri: Kisah Haical, Santri yang Selamat dari Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Surabaya (beritajatim.com) – Syehlendra Haical, seorang santri berusia 13 tahun, baru saja mengukir kisah pilu yang penuh perjuangan. Terjebak di bawah reruntuhan bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ia selamat setelah tiga hari terperangkap, namun harus menghadapi kenyataan pahit: lutut kirinya harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawanya.

    Pada Sabtu, 4 Oktober 2025, Tim medis RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo mengambil langkah berani setelah menemukan infeksi yang telah menyebar ke seluruh tubuh Haical.

    “Kami melakukan amputasi untuk mencegah infeksi sistemik yang semakin meluas, yang sudah mengancam faal ginjal, hati, dan kondisi tubuhnya yang semakin memburuk,” kata Dokter Atok Irawan, Direktur RSUD R.T. Notopuro, menjelaskan keputusan krusial tersebut.

    Setelah tiga hari bertahan hidup dengan luka parah di bawah puing-puing bangunan yang ambruk pada 29 September 2025, Haical harus menghadapi risiko lebih besar. Infeksi yang mengancam tak hanya menular ke jantungnya, tetapi juga menyebar hingga ke organ vital lainnya.

    Dengan leukosit yang melonjak tinggi hingga 20.000, Haical tak punya banyak waktu. Tanpa amputasi, dokter memperingatkan bahwa Haical bisa kehilangan nyawanya.

    Keluarga Haical, meski dilanda kepedihan mendalam, dengan berat hati setuju dengan keputusan medis tersebut. Mereka paham bahwa ini adalah pilihan hidup atau mati.

    “Kami sudah diberitahu tentang ancaman ini. Jika tidak segera dilakukan amputasi, Haical akan semakin parah,” tambah Dokter Atok. Namun, seiring dengan keteguhan hati keluarga, sang santri muda ini berhasil melewati prosedur yang berat.

    Dengan harapan agar infeksi segera terkendali, dokter optimis tentang pemulihan Haical. “Setelah amputasi, leukosit Haical langsung turun drastis. Fungsi hati dan ginjalnya juga berangsur membaik,” ujar Dokter Atok, memberikan sedikit cahaya dalam kisah kelam ini.

    Namun, perjalanan Haical masih jauh dari kata selesai. Ia kini tengah menjalani tahap pemulihan yang sangat kritis.

    Dari Malapetaka yang Mengerikan, Ketenangan dan Keajaiban

    Proses evakuasi Korban Meninggal di Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

    Kisah Haical adalah salah satu dari banyak cerita tragis yang muncul setelah runtuhnya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny. Dalam insiden yang mengguncang banyak hati ini, 141 orang menjadi korban.

    Dari jumlah tersebut, 37 nyawa melayang, dan satu di antaranya bahkan hanya ditemukan sebagai potongan tubuh. Kejadian memilukan ini terjadi saat ratusan santri tengah menunaikan salat Asar berjamaah.

    Bagi Haical, selamat dari bencana ini adalah anugerah, meski dengan harga yang sangat mahal. Kini, ia harus berjuang dengan keadaan barunya. Namun, dengan dukungan keluarga dan para medis yang tak kenal lelah, harapan untuk sembuh tetap ada.

    Syehlendra Haical telah menunjukkan kepada kita semua, bahwa di balik setiap tragedi ada kekuatan yang luar biasa untuk bertahan hidup dan memulai babak baru dalam kehidupan. [rma/suf]

  • Update Tragedi Robohnya Bangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: 37 Korban Tewas, Pencarian Masih Berlanjut

    Update Tragedi Robohnya Bangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: 37 Korban Tewas, Pencarian Masih Berlanjut

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban yang meninggal dunia akibat robohnya bangunan tiga lantai di Lembaga Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Minggu (5/10/2025), tercatat sebanyak 37 santri dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, Nanang Sigit, menyampaikan bahwa proses pembersihan material reruntuhan bangunan sudah mencapai lebih dari 75 persen. Namun, ada beberapa zona, terutama zona A1, yang belum dapat dijangkau akibat kondisi struktur bangunan yang masih labil.

    “Pembersihan material sudah sekitar 75 persen lebih. Namun, kami belum bisa masuk ke zona A1 karena strukturnya berat dan berpotensi ambruk. Tim terus bekerja dengan mengutamakan keselamatan,” ucap Nanang saat memberikan keterangan kepada media.

    Pembersihan reruntuhan dilakukan dengan menggunakan alat berat dan dibantu oleh ratusan personel gabungan yang terdiri dari tim Basarnas, TNI, Polri, BPBD, serta relawan. Setiap pergerakan material di bawah tumpukan puing dipantau dengan ketat untuk mencegah runtuhan tambahan yang bisa membahayakan keselamatan petugas.

    Proses Identifikasi Korban

    Proses evakuasi Korban Meninggal di Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

    Dari total 37 korban yang meninggal dunia, lima di antaranya telah berhasil diidentifikasi. Mereka adalah Maulana Alfan Ibrahim, Mochammad Mashudulhaq, Muhammad Soleh, Rafi Catur Octa Multa, dan M. Agus Ubaidillah. Sementara 32 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI Polri di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.

    Dalam pencarian ini, tim juga menemukan potongan tubuh berupa kaki kanan yang diduga milik korban yang belum teridentifikasi, yang kini tengah diperiksa lebih lanjut di laboratorium forensik.

    “Tim DVI terus bekerja siang malam untuk memastikan seluruh korban dapat teridentifikasi dan segera diserahkan ke keluarga masing-masing,” ujar Nanang.

    Pencarian yang Terus Berlanjut

    Meskipun proses pembersihan reruntuhan sudah mencapai 75 persen, hingga hari ketujuh operasi, sebanyak 21 orang masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan melanjutkan penyisiran di area terdampak, termasuk sektor yang tertimbun beton tebal dan sulit dijangkau alat berat.

    “Harapan kami, seluruh korban bisa segera ditemukan agar keluarga mendapat kepastian. Ini misi kemanusiaan yang kami tuntaskan sampai akhir,” tegas Nanang.

    Operasi pencarian dan penyelamatan ini juga mendapat perhatian penuh dari pemerintah pusat. Mereka memberikan dukungan berupa bantuan logistik, pendampingan bagi keluarga korban, serta memastikan proses pencarian berlangsung dengan maksimal. [isa/suf]

  • Update Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 5 jenazah dan 1 Anggota Tubuh Ditemukan

    Update Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 5 jenazah dan 1 Anggota Tubuh Ditemukan

    Surabaya (beritajatim.com) – Hingga hari keenam tragedi Ponpes Al Khoziny atau Sabtu (4/10/2025) pukul 22.40, Petugas gabungan yang melakukan evakuasi menemukan 5 jenazah dan satu anggota tubuh dari reruntuhan.

    Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit mengatakan kelima jenazah ditemukan oleh petugas di berbagai sektor. Dua jenazah di sektor A4, satu jenazah di sektor A1 dan dua jenazah di sektor A3.

    “Update terbaru kami meng evakuasi 5 jenazah dan 1 potongan tubuh dari lokasi reruntuhan mushola ponpes Al Khoziny,” kata Nanang.

    Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Jawa Timur Kombes Pol Dr. dr. M Kusnan Marzuki menjelaskan satu body part yang ditemukan oleh tim gabungan evakuasi adalah bagian panggul sampai telapak kaki bagian kanan. “Jadi yang kami terima 17 kantong berisi jenazah dan 1 kantong berisi body part (bagian tubuh),” jelasnya.

    Nanang mengungkap sampel DNA yang dikumpulkan dari para keluarga korban diperiksa di Pusdokkes Mabes Polri di Jakarta. “Sampel DNA (keluarga) besok akan kami serahkan ke Jakarta,” pungkasnya. [ang/suf]

  • 435 Bangunan Rusak Akibat Gempa di Sumenep

    435 Bangunan Rusak Akibat Gempa di Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Sebanyak 435 bangunan mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi di wilayah Sumenep, Madura. Bangunan yang mengalami kerusakan tersebut terdiri dari rumah, masjid, musholla, Puskesmas, dan sekolah. Data tersebut merupakan hasil pembaruan hingga Sabtu (4/10/2025).

    “Data kerusakan bangunan akibat gempa tersebut merupakan hasil verifikasi lapangan atau pendataan Tim Reaksi Cepat (TRC), berkoordinasi dengan para camat di wilayah terdampak,” kata Kepala BPBD Sumenep Ahmad Laily Maulidi.

    Dari 435 bangunan yang rusak tersebut, tercatat tingkat kerusakan rumah warga sebanyak 139 unit rusak ringan, 150 unit rusak sedang, 100 unit rusak berat dan 10 unit rusak sangat berat.

    Selain rumah warga, masjid dan musholla juga ikut rusak terdampak gempa. Rincian tingkat kerusakannya adalah 13 rusak ringan, 9 rusak sedang dan 4 rusak berat.

    Kemudian juga sejumlah gedung sekolah juga mengalami kerusakan dengan rincian tingkat kerusakan sebagai berikut. Rusak ringan 4 sekolah, rusak sedang 2, dan rusak berat 2. Sedangkan untuk fasilitas umum, berupa Puskesmas dan Polindes dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

    “Data ini sifatnya masih sementara ya. Karena tim kami di lapangan terus ‘up dating’ data di berbagai lokasi terdampak gempa,” terang Laily.

    Ia menambahkan, pihaknya bersama berbagai unsur terkait juga mengintensifkan pemantauan di wilayah terdampak untuk memastikan seluruh data kerusakan telah terverifikasi.

    “Kami juga melakukan asesmen untuk menentukan langkah selanjutnya untuk menentukan bantuan selanjutnya berupa bantuan stimulan rehab rumah korban,” ungkapnya.

    Sampai saat ini tim gabungan Pemkab Sumenep masih melakukan pendistribusian logistik kepada korban gempa Sapudi. Selain dari Pemkab, bantuan juga datang dari Kementerian Sosial, serta dari pihak swasta.

    Gempa bumi magnitudo 6,5 terjadi di Sumenep pada Selasa (30/09/2025) jam 23.49 WIB. Berdasarkan rilis Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada koordinat 7.25 lintang selatan,114.22 bujur timur, dengan episenter gempa berada di laut 50 kilometer tenggara Sumenep dan Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep di kedalaman 11 kilometer.

    Jenis gempa bumi yang terjadi di Sumenep adalah gempa tektonik, yakni gempa dangkal yang disebabkan adanya aktivitas sesar aktif bawah laut. Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. [tem/suf]