Category: Beritajatim.com Regional

  • Pemotor Tewas Kesenggol Truk di Jalan Raya Tulungagung-Trenggalek

    Pemotor Tewas Kesenggol Truk di Jalan Raya Tulungagung-Trenggalek

    Tulungagung (beritajatim.com) – Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Tulungagung–Trenggalek, tepatnya di Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Senin (16/9/2025) pagi.

    Seorang pemotor bernama Najjiny Arina Fiqhan (19), warga Desa Notorejo, Gondang, tewas di lokasi setelah tertabrak truk.

    Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP M Taufik Nabila, menjelaskan kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Peristiwa bermula saat korban mengendarai sepeda motor Honda Vario nopol AG 3575 REM dari arah selatan ke utara.

    “Korban mencoba mendahului sepeda motor Honda PCX dengan nopol AG 2780 REX yang dikendarai Yuda Ferdian Binarno (29), warga Desa Bendungan, Gondang. Saat itu diduga terjadi senggolan antara kedua motor,” ujarnya.

    Akibat senggolan tersebut, kedua pengendara terjatuh. Naas, Najjiny terpental ke jalur berlawanan dan langsung tertabrak truk yang tengah melintas. Korban meninggal dunia di tempat kejadian, sementara Yuda mengalami luka-luka.

    “Awalnya terjadi senggolan antara dua sepeda motor yang mengakibatkan salah satu pengendara terpental ke lajur berlawanan dan menabrak truk,” tutur AKP Taufik.

    Polisi yang datang ke lokasi segera mengevakuasi jenazah korban ke rumah sakit. Selain itu, petugas juga melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi mata.

    AKP Taufik mengimbau masyarakat agar selalu waspada saat berkendara, terutama di jalur padat. “Dari hasil olah tempat kejadian perkara, penyebab utama kecelakaan diduga karena kurang hati-hatinya pengendara Honda Vario yang tidak menjaga jarak aman saat mendahului kendaraan di depannya,” pungkasnya. (ted)

  • Ruang Kelas Terbakar, KBM Siswa SD di Pamekasan Dialihkan ke Rumah Warga

    Ruang Kelas Terbakar, KBM Siswa SD di Pamekasan Dialihkan ke Rumah Warga

    Pamekasan (beritajatim.com) – Empat ruang gedung SD Negeri Poto’an Dhaja 2, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, ludes terbakar dilalap si jago merah, Minggu (5/10/2025) malam. Namun proses pembelajaran tetap dilaksanakan dengan menggunakan teras rumah warga maupun mushalla di sekitar sekolah, Senin (6/10/2025).

    “Total ada empat ruangan pengganti yang kami siapkan, termasuk rumah warga dan mushalla sekitar. Sekolah yang tidak terdampak kebakaran juga tetap digunakan untuk melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Mohammad Alwi.

    Pengalihan KBM ke rumah warga maupun mushalla di sekitar sekolah sengaja dilakukan sebagai alternatif yang cukup memungkinkan. “Lokasi alternatif dipilih karena memiliki halaman yang cukup luas dan mampu menampung siswa untuk kegiatan belajar,” ungkapnya.

    “Ruang kelas yang terdampak kebakaran meliputi ruang kelas I hingga kelas I, II, III dan VI, kebetulan lokasinya berdempetan dengan titik kebakaran. Akibat peristiwa itu, sejumlah sarana pembelajaran juga hangus terbakar, seperti bangku, kursi serta perangkat elektronik berupa chromebook, laptop, dan sound system,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya bersama pihak sekolah juga melakukan pemantauan memastikan proses pembelajaran berjalan lancar. “Koordinasi bersama para guru juga sudah kita lakukan, termasuk izin resmi dari pemilik rumah yang digunakan sebagai ruang kelas sementara,” jelasnya.

    “Selain itu kami juga sudah mengajukan proses renovasi ke kementerian, agar perbaikan bangunan yang terbakar bisa segera dilaksanakan, sehingga proses belajar mengajar kembali normal seperti sedia kala,” pungkasnya. [pin/ted]

  • Rem Blong, Jeep Wisata Terperosok ke Jurang di Jalur Bromo Poncokusumo

    Rem Blong, Jeep Wisata Terperosok ke Jurang di Jalur Bromo Poncokusumo

    Malang (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di jalur wisata Gunung Bromo, tepatnya di Jalan Raya Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Minggu (5/10/2025) sore. Sebuah kendaraan Toyota Hardtop yang ditumpangi tiga orang terperosok ke jurang, diduga akibat rem blong saat melintasi turunan tajam.

    Kasatlantas Polres Malang, AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan, kendaraan yang dikemudikan N (40), warga Kepanjen, melaju dari arah timur ke barat sebelum mengalami kegagalan pengereman.

    “Dari hasil olah TKP, kendaraan diduga mengalami kegagalan pengereman saat melintasi turunan tajam dan menikung di jalur Ngadas. Mobil oleng ke kanan lalu terperosok ke jurang,” jelas AKP Alif, Senin (6/10/2025).

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Pengemudi bersama dua penumpang — K (14) dan H (12), keduanya pelajar asal Kupang, Nusa Tenggara Timur — hanya mengalami luka ringan. Ketiganya segera dievakuasi ke RS Sumber Sentosa Tumpang untuk mendapatkan perawatan medis.

    “Semua korban berhasil dievakuasi dalam kondisi sadar. Mereka mendapat perawatan medis dan dipastikan dalam keadaan stabil,” tambahnya.

    Evakuasi kendaraan dilakukan dengan bantuan warga sekitar. Unit Gakkum Satlantas Polres Malang juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi, dan mengamankan barang bukti di lokasi kejadian.

    AKP Alif mengimbau para wisatawan dan pengemudi jeep agar lebih berhati-hati saat melintas di jalur ekstrem menuju Bromo, terutama di kawasan Poncokusumo–Ngadas yang dikenal memiliki medan menurun tajam dan berkelok.

    “Kami mengingatkan seluruh pengemudi jeep wisata agar memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima, terutama sistem pengereman, sebelum mengangkut penumpang menuju kawasan Bromo,” tegasnya.

    Ia menambahkan, Polres Malang akan memperketat patroli keselamatan di jalur wisata tersebut untuk mengantisipasi kecelakaan serupa. “Kami tidak hanya menindak, tapi juga mengedukasi. Tujuannya agar wisata ke Bromo tetap aman dan nyaman bagi masyarakat,” pungkasnya. [yog/beq]

  • Polda Jatim Ungkap 1.757 Kasus Narkoba dengan 2.248 Tersangka

    Polda Jatim Ungkap 1.757 Kasus Narkoba dengan 2.248 Tersangka

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 1.757 kasus narkoba dengan 2.248 tersangka berhasil diamankan oleh Direktorat Reserse Narkoba (Ditreskoba) Polda Jawa Timur.

    Barang bukti yang berhasil diamankan meliputi sabu seberat 199,5 kilogram, ganja 46,8 kg, tembakau gorila 306 gram, ekstasi 48.402 butir, dan 2,9 juta butir obat keras berbahaya.

    Direktur Ditreskoba Polda Jatim Kombes Pol Robert Dacosta, menjelaskan bahwa pihaknya juga berhasil mengungkap enam kasus TPPU yang berkaitan dengan jaringan narkoba dengan nilai aset yang disita mencapai kurang lebih Rp 30,1 miliar.

    Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerja keras dan sinergi antara Ditreskoba Polda Jatim dengan seluruh Polres jajaran, serta dukungan aktif dari masyarakat yang memberikan informasi. Kombes Pol Robert Dacosta mengapresiasi partisipasi masyarakat dan media yang turut membantu menyebarkan informasi positif dalam upaya pencegahan peredaran narkoba di Jawa Timur.

    Beberapa kasus TPPU yang berhasil diungkap antara lain:

    Kasus dengan tersangka TK, seorang pengendali narkoba di Lapas wilayah Jawa Timur, dengan perputaran uang sebesar Rp 44 miliar selama periode 2017-2024. Aset yang disita senilai Rp 10 miliar.

    – Kasus dengan tersangka Hayat, yang membantu suaminya mengedarkan narkoba, dengan perputaran uang Rp 5 miliar. Aset yang disita senilai Rp 1 miliar.

    – Kasus dengan tersangka FM dan MFM, saudara kandung yang menjadi pengendali dan pengedar narkoba di dalam Lapas, dengan perputaran uang Rp 15 miliar. Aset yang disita senilai Rp 13 miliar.

    – Kasus dengan tersangka DHS, operator pengendali keuangan dari tersangka M, dengan aset yang disita senilai Rp 650 juta hingga Rp 1 miliar.

    Selain itu, Polres Mojokerto Kota dan Polres Pasuruan juga berhasil mengungkap kasus TPPU dengan nilai aset yang disita masing-masing sebesar Rp 1,5 miliar.

    Kombes Pol Robert Dacosta menegaskan bahwa Polda Jatim berkomitmen untuk terus menindak tegas para pelaku kejahatan narkoba dan menutup ruang gerak jaringan peredaran narkoba, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

    Pihaknya juga terus memperkuat kerjasama lintas instansi untuk memastikan upaya penegakan hukum memberikan efek jera dan melindungi masyarakat dari dampak buruk narkoba.

    “Pengungkapan kasus ini merupakan langkah strategis untuk menekan peredaran gelap narkoba di Jawa Timur. Kami berharap dengan upaya ini, angka penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di wilayah hukum Polda Jawa Timur dapat ditekan,” ujarnya ujar Kombes Pol Robert Dacosta dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Senin (6/10/2025). [uci/ted]

  • Korban Meninggal Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 59 Orang, Enam di Antaranya Body Part

    Korban Meninggal Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 59 Orang, Enam di Antaranya Body Part

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, kembali bertambah menjadi 59 orang. Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan tiga lantai tersebut.

    Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, menyampaikan bahwa dari total korban yang berhasil dievakuasi, enam di antaranya ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

    “Jumlah korban yang dievakuasi Tim SAR Gabungan 72 orang, dengan rincian 59 meninggal dunia, termasuk 6 body part,” kata Emi Freezer, Senin (6/10/2025).

    Ia menjelaskan, hingga kini proses pencarian masih terus dilakukan dengan memfokuskan pembersihan puing dan pembongkaran pada bagian struktur utama bangunan yang runtuh.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” ujarnya.

    Berdasarkan data Basarnas per Senin (6/10) pukul 15.30 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 163 orang, terdiri dari 104 orang selamat dan 59 meninggal dunia, termasuk enam di antaranya berupa potongan tubuh yang belum dapat diidentifikasi keterkaitannya.

    Pihak Basarnas juga mencatat masih ada enam orang yang belum ditemukan. Jumlah tersebut berpotensi bertambah karena proses identifikasi terhadap body part korban masih berlangsung.

    Sebagai informasi, insiden tragis tersebut terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjemaah di musala gedung asrama putra. Gedung tiga lantai yang diketahui masih dalam tahap pembangunan itu tiba-tiba runtuh, menimbun para santri di bawah reruntuhan. [rma/beq]

  • Warga Campurejo Bojonegoro Keluhkan Limbah Dapur Program MBG

    Warga Campurejo Bojonegoro Keluhkan Limbah Dapur Program MBG

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Warga Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, mengeluhkan bau tak sedap yang berasal dari limbah dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah mereka. Limbah sisa kegiatan dapur tersebut disebut menumpuk dan mulai mencemari lingkungan sekitar.

    Menanggapi keluhan itu, Kepala Desa Campurejo Edi Sampurno melayangkan surat resmi kepada pengelola SPPG agar segera menindaklanjuti persoalan tersebut. Menurutnya, warga sudah resah karena bau dari sisa dapur semakin mengganggu kenyamanan lingkungan.

    “Warga sudah resah karena sampah sisa dapur SPPG dibiarkan menumpuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Kami sudah bersurat ke pengelola SPPG agar segera menindaklanjuti keluhan masyarakat,” ujar Edi, Senin (6/10/2025).

    Edi yang juga pernah menjadi kandidat calon bupati itu menegaskan, pengelolaan limbah dapur seharusnya menjadi perhatian utama. Sebab, aktivitas dapur MBG berlangsung setiap hari dan menghasilkan sampah organik dalam jumlah cukup besar. Ia pun berharap pemerintah daerah turun tangan memberikan solusi agar persoalan lingkungan ini tidak berlarut.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Luluk Alifah, membenarkan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menata pengelolaan limbah dari dapur MBG di berbagai wilayah.

    “DLH sudah menyiapkan program kerja sama, pelatihan, dan sosialisasi kepada mitra SPPG agar pengelolaan limbah MBG dilakukan dengan benar,” jelasnya.

    Luluk menambahkan, meski belum ada aturan tertulis yang secara khusus mengatur pengelolaan sampah MBG, hal ini perlu segera diantisipasi. Apalagi jika jumlah dapur MBG terus bertambah, potensi pencemaran lingkungan akan semakin besar.

    Menurut mantan Kepala BPKAD Bojonegoro itu, pengelolaan limbah yang baik tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga bisa memberi nilai tambah ekonomi. “Jika SPPG mampu mengelola sampah dengan baik, potensi ekonomi dari pengolahan limbah bisa menjadi sumber PAD melalui skema retribusi sesuai jenis dan volume sampah yang dihasilkan,” ujarnya.

    Langkah antisipatif dari DLH diharapkan mampu menyelesaikan keluhan warga Campurejo sekaligus menjadi model penanganan limbah dapur MBG di wilayah lain di Bojonegoro. [lus/beq]

  • Ponpes di Lumajang Belum Ada yang Miliki Izin PBG

    Ponpes di Lumajang Belum Ada yang Miliki Izin PBG

    Lumajang (beritajatim.com) – Pondok Pesantren di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tercatat belum pernah mengajukan izin Persetujuan Pembangunan Gedung (PBG).

    Hal ini terungkap berdasarkan data di Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Lumajang yang belum pernah menerima pengajuan izin PBG dari pondok pesantren manapun.

    Sebagai informasi, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkap bahwa hanya ada 50 Ponpes di seluruh Indonesia yang mengantongi PBG.

    Padahal, berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) di tahun 2024/2025 terdapat 42.433 ponpes yang sudah berdiri aktif di sejumlah di Indonesia.

    Fungsional Muda Penata Kelola Bangunan Gedung dan Kawasan Permukiman DPKP Lumajang Iin Suhariyati mengatakan, izin PBG umumnya harus diajukan sebelum sebuah bangunan didirikan.

    Sedangkan, data terbaru sejak tahun 2020-2025 yang dimiliki DPKP Lumajang tidak pernah mencatat adanya izin PBG yang diajukan oleh pondok pesantren.

    “Selama ini belum pernah ada untuk pondok pesantren mengajukan izinnya (PBG), kalau dulu kan namanya IMB (izin mendirikan bangunan, Red),” terang Iin ketika dikonfirmasi, Senin (6/10/2025).

    Menurutnya, selain PBG terdapat juga izin berupa Sertifikat Laik Fungsi (SLF) yang harusnya dimiliki sebuah bangunan seperti pondok pesantren.

    Hanya saja, Iin menyebut pihaknya belum pernah menerbitkan satupun SLF untuk pondok pesantren di Lumajang.

    “Sempat ada yang mengajukan satu permohonan SLF untuk pondok pesantren, tapi belum keluar SLF nya, karena memang bangunannya belum sesuai dengan teknik pengkajian kelayakan bangunan,” tambahnya.

    Iin mengatakan, izin PBG harusnya diajukan sebelum bangunan di sebuah lahan didirikan, sedangkan SLF diajukan sesudah sebuah bangunan berdiri untuk.

    “Jadi, SLF ini sebenarnya sama produk keluarannya PBG juga, cuman kalau bangunan nya sudah berdiri perijinan nya lewat SLF, tapi kalau pbg masih belum ada bangunan sama sekali, masih tanah kosong, masih direncanakan untuk bangunan,” ungkap Iin. (has/but)

  • Apes! Baru Uji Coba Perdana, Pabrik Triplek di Ponggok Blitar Terbakar

    Apes! Baru Uji Coba Perdana, Pabrik Triplek di Ponggok Blitar Terbakar

    Blitar (beritajatim.com) – Hari pertama uji coba produksi sebuah pabrik triplek di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, diwarnai insiden menegangkan. Mesin boiler (pemanas) di pabrik UD Gading Cakra Alam, yang berlokasi di Desa Sidorejo, tiba-tiba terbakar pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 11.30 WIB.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materiil yang berarti dalam kejadian ini. Kesigapan para pekerja di lokasi berhasil mencegah api meluas sebelum petugas pemadam kebakaran tiba.

    Insiden ini terjadi saat pabrik sedang melakukan trial produksi untuk pertama kalinya sejak beroperasi. Uji coba dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, satu setengah jam kemudian, malapetaka kecil terjadi.

    Lokasi Pabrik Triplek di Ponggok Blitar yang terbakar. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    “Penyebab kebakaran berasal dari oli mesin boiler yang tumpah dan mengenai mesin panas di bawahnya, sehingga menimbulkan percikan api,” jelas Kapolsek Ponggok, AKP Tri Muliarso, yang turut mendatangi lokasi kejadian.

    Melihat percikan api yang mulai membesar, sekitar 10 orang pekerja tidak tinggal diam. Dengan sigap, mereka bergotong-royong memadamkan api menggunakan material pasir yang ada di sekitar pabrik. Aksi cepat dan swadaya ini terbukti sangat efektif untuk mengendalikan api.

    Tak lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Blitar tiba di lokasi. Petugas Damkar langsung melakukan proses pembasahan dan pendinginan di area mesin boiler untuk memastikan tidak ada lagi titik api yang berpotensi menyala kembali.

    “Api berhasil dipadamkan secara swadaya oleh pekerja, selanjutnya dilakukan pembasahan oleh petugas Damkar. Kerugian materiil dan korban jiwa nihil,” tambah AKP Tri Muliarso.

    Akibat insiden ini, pihak perusahaan memutuskan untuk menghentikan sementara operasional uji coba. Kegiatan produksi baru akan dilanjutkan setelah seluruh mesin diperiksa dan dipastikan aman untuk digunakan kembali. Diketahui, pabrik triplek UD Gading Cakra Alam ini menempati bangunan bekas pabrik rokok seluas satu hektar. (owi/but)

  • BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

    BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut runtuhnya mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo sebagai bencana terbesar di Indonesia sepanjang 2025. Jumlah korban jiwa cukup besar, lebih dari 50 orang.

    ​Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan mengungkapkan bahwa jumlah korban dalam peristiwa ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang melanda daerah-daerah di Indonesia sepanjang 2025.

    ​”Bahwa korban kali ini, di sepanjang tahun 2025 ini, adalah korban yang cukup besar menurut BNPB,” kata Budi Irawan saat memberikan keterangan pers di Posko Pencarian Korban Insiden Ponpes Al Khoziny, Senin (6/10/2025).

    ​Budi Irawan kemudian membandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang terjadi di tahun yang sama. Ia menyebutkan sejumlah peristiwa besar seperti gempa bumi di Poso, kemudian banjir bandang yang melanda Bali dan Nagi Keo.

    ​”Karena dari bencana-bencana alam yang terjadi baik gempa bumi di Poso, termasuk banjir bandang di Bali, kemudian Nagi Keo, semuanya korbannya hanya sedikit,” urainya.

    ​Berbeda dengan kejadian di Ponpes Sidoarjo, Budi Irawan menegaskan, “Ini adalah korbannya cukup banyak jadi 50 orang meninggal,”.

    ​Oleh karena itu, Budi menegaskan, kejadian ini mendapat perhatian besar yang diberikan langsung oleh Kepala BNPB. Perhatian khusus tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan korban bencana.

    ​”Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto. Pada kesempatan ini pula kami menargetkan dari BNPB hari ini kita akan selesai selesaikan pencarian korban,” ucap Budi.

    ​Berdasarkan data terbaru Basarnas per Senin (6/10) pukul 03.35 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 157 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 54 orang meninggal dunia, di mana lima di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    ​Sementara itu, pihak Basarnas mencatat bahwa terdapat 9 orang yang belum ditemukan. Jumlah korban hilang tersebut masih berpotensi bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum bisa teridentifikasi secara pasti keterkaitannya satu sama lain.

    ​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan. [rma/beq]

  • Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa sebagian area reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, sengaja belum dipindahkan atau dibersihkan karena rentan memicu bangunan lain runtuh, Minggu (5/10/2025).

    Bagian runtuhan bangunan tiga lantai ponpes yang akan dibersihkan tersebut ternyata didesain masih terhubung dengan bangunan lama di sisi selatannya. Sedangkan bangunan yang masih berdiri itu telah mengalami kemiringan dan sangat rentan untuk roboh jika penanganannya tidak tepat.

    Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, mengatakan bahwa, pembersihan puing tersisa tersebut akan dilakukan dengan penanganan khusus dan melibatkan seorang ahli profesional.

    “Kalau ini asal kita lepas atau kita potong, tentu kekuatan gedung (bangunan) yang lama tadi, seperti saya sampaikan, di sebelah selatan itu pasti akan tidak ada keseimbangan lagi. Pasti akan menimbulkan kerobohan,” kata Hery, Minggu (5/10/2025).

    Oleh karena itu, Tim SAR Gabungan telah memutuskan untuk melibatkan Ahli Struktur Bangunan dari Departemen Teknik Sipil ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya), Muji Hermawan, sebelum proses pembersihan dan pencarian korban di area tersebut dilanjutkan.

    ​Secara teknis, Hery menjelaskan, akan dibuat topangan atau sanggahan terlebih dahulu terhadap bangunan lama yang masih berdiri dan miring. Hal ini penting untuk memastikan struktur tersebut tidak ikut runtuh saat puing di sampingnya dipotong dan dipindahkan.

    “Sudah diputuskan oleh tim teknis bahwa itu akan diberikan semacam penopang dulu sanggahan-sanggahan terhadap bangunan yang lama dan terhadap puing yang akan kita potong,” jelasnya.

    Setelah penopangan terpasang, pemindahan dan pembersihan baru akan dilakukan menggunakan sistem cutting atau pemotongan. Tujuannya adalah untuk mengurangi getaran secara signifikan, yang berpotensi memicu keruntuhan, sebelum puing diangkat ke dalam dump truck.

    ​”Kita akan menggunakan mekanisme teknis yang khusus dengan didampingi oleh Pak Muji dari ITS ya, beliau selaku konsultan dalam penanganan ini untuk khususnya konsultan di bidang teknis konstruksi,” imbuhnya

    ​Sementara itu, Kolonel Hery juga menginformasikan bahwa di sekitar lokasi selatan reruntuhan yang belum dibersihkan tersebut, diduga masih terdapat korban jiwa yang belum ditemukan.

    ​Dugaan ini didasarkan pada keterangan para korban selamat. Mereka menceritakan bahwa saat kejadian, banyak santri yang berlarian menuju arah pintu keluar di sisi selatan dan utara bangunan.

    ​”Pada saat terjadi keretakan ataupun sudah mulai roboh, mereka korban memang berupaya untuk mengevakuasi diri atau menyelamatkan diri itu melalui ke arah utara dan selatan,” paparnya.

    Atas dasar itu, Tim SAR Gabungan hingga saat ini masih terus berupaya melakukan pemindahan dan pembersihan area reruntuhan selama 24 jam non-stop demi mencari dan menemukan keberadaan korban yang hilang.

    ​”Sekali lagi mohon dukungan, mudah-mudahan kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dan kita bisa menangani ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih, selamat malam,” pungkasnya. (rma/aje)