Category: Beritajatim.com Regional

  • Kiai Sebut Tragedi Al Khoziny sebagai Takdir, Wali Santri Protes

    Kiai Sebut Tragedi Al Khoziny sebagai Takdir, Wali Santri Protes

    Surabaya (beritajatim.com) – Sempat menyebut tragedi Al Khoziny sebagai takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan YME, Kiai ponpes yang berada di Buduran, Sidoarjo, itu kini dimintai pertanggungjawaban oleh keluarga korban.

    Informasi yang dihimpun Beritajatim, sejumlah keluarga sebenarnya ingin bersuara untuk menuntut pertanggungjawaban pengurus pondok. Namun, mereka mengaku takut dengan reaksi yang akan diterima selanjutnya.

    Salah satu keluarga korban yang berani bersuara menuntut pertanggungjawaban dari pihak ponpes Al Khoziny adalah Hamida Soetadji, warga Sedati, Sidoarjo. Wanita yang akrab dipanggil Mimid ini mendesak agar pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi ponpes Al Khoziny.

    Menurut Mimid, runtuhnya bangunan pondok pesantren Al Khoziny tersebut bukan takdir. Tetapi merupakan kelalaian dan sudah memenuhi unsur pidana.

    “Keluarga berharap, mendorong dan mendesak pihak kepolisian khususnya Polda Jatim untuk melakukan pemeriksaan, karena tragedi ini sudah ada unsur pidananya. Tetap harus ada yang bertanggung jawab atas tragedi bencana non alam ini karena bangunan itu tidak ambruk secara alami,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).

    Mimid menjelaskan, hingga hari kesembilan pada Selasa (7/10/2025) sore, dirinya belum menerima informasi keberadaan seorang santri bernama Mochammad Muhfi Alfian yang juga anggota keluarga Mimid. Ia mengaku, dalam proses setelah tragedi tidak ada pendampingan dari pihak ponpes kepada keluarga korban.

    “Korban yang masih berusia 16 tahun itu dan duduk di bangku kelas 1 SMA sedang menimba ilmu agama di Ponpes Al Khoziny itu belum diketahui dimana. Kemungkinan belum bisa diidentifikasi oleh tim DVI,” jelas Mimid.

    Evakuasi Korban Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo (dok. Tim SAR)

    Selain mempermasalahkan pendampingan, Mimid juga kecewa karena kyai ponpes Al Khoziny hingga hari kesembilan tidak menemui wali santri. Mimid menyebut jika hanya pengurus ponpes yang menghubungi ayah Muhfi.

    “Hanya pengurus ponpes yang menghubungi bapak korban Muhfi, bukan pak kiai langsung. Bahkan pengurus ponpes langsung melakukan pendekatan kepada wali santri dan mendoktrin. Sedangkan Pak kiai Inti masih takut bertemu dengan wali santri,” jelasnya.

    Sementara itu, atas runtuhnya bangunan pondok pesantren Al Khoziny, pihak Polda Jatim sudah melakukan penyelidikan dan meminta keterangan pada satu santri. Santri atas nama Shaka Nabil itu dimintai keterangan sebagai saksi pada Jumat (3/10/2025) kemarin.

    Penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim AKP Edi Iskandar mengatakan satu saksi yang dipanggil ialah Shaka Nabil Ichsani. Pemanggilan tersebut berdasarkan pada laporan polisi dengan nomor registrasi LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 29 September 2025.

    “Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata Edi, Selasa (7/10/2025). (ang/but)

  • Selidiki Dugaan Pidana Tragedi Ponpes Al Khoziny, Polda Jatim Panggil Saksi

    Selidiki Dugaan Pidana Tragedi Ponpes Al Khoziny, Polda Jatim Panggil Saksi

    Surabaya (beritajatim.com) – Subdit I Industri, perdagangan dan Industri (Indagsi) Ditreskrimsus Polda Jatim memanggil satu santri sebagai saksi untuk menyelidiki dugaan pidana dalam tragedi ambruknya mushola pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny. Tragedi tersebut mengakibatkan 67 nyawa melayang tertimbun runtuhan material bangunan.

    Penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim AKP Edi Iskandar mengatakan satu saksi yang dipanggil ialah Shaka Nabil Ichsani. Pemanggilan tersebut berdasarkan pada laporan polisi dengan nomor registrasi LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 29 September 2025.

    “Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata Edi, Selasa (7/10/2025).

    Edi menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan sesuai dengan surat yang dikeluarkan dengan nomor SP.Lidik/4579/X/RES.1.2./2025/Ditreskrimsus/Polda Jatim tertanggal 1 Oktober 2025. Shaka sendiri sudah dimintai keterangan sebagai saksi pada Jumat (3/10/2025) pukul 13.00 di ruangan Unit II Subdit Tipid Indagsi.

    Diketahui, tragedi ambruknya mushola ponpes Al Khoziny Sidoarjo terjadi pada Senin (29/9/2025) kemarin. Setelah sembilan hari pencarian, tim evakuasi mendapati 61 jasad dan 7 potongan tubuh di antara reruntuhan. Sementara itu, 104 santri dinyatakan selamat.

    Tim DVI Pusdokkes Mabes Polri masih mengidentifikasi 17 jenazah dari tragedi ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu. Ke-17 jenazah sudah dikembalikan ke keluarga. Sampai berita ini ditulis, pihak DVI masih terus bekerja untuk mengidentifikasi para jenazah yang berhasil dievakuasi tim SAR.

    Di depan awak media, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan menyebut peristiwa runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo merupakan salah satu tragedi terbesar sepanjang tahun 2025 di Indonesia. Tragedi yang terjadi karena dugaan kelalaian ini mengalahkan jumlah korban gempa poso, banjir bandang yang melanda Bali dan Nagi Keo yang terjadi pada beberapa waktu lalu.

    Oleh karena itu, Budi menegaskan, kejadian ini mendapat perhatian besar yang diberikan langsung oleh Kepala BNPB. Perhatian khusus tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan korban bencana.

    ​”Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto atas tragedi ini,” jelas Budi. (ang/but)

  • Kebakaran Rumah di Tunggorono Jombang, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp130 Juta

    Kebakaran Rumah di Tunggorono Jombang, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp130 Juta

    Jombang (beritajatim.com) – Warga Desa Tunggorono, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, digegerkan oleh kebakaran yang melanda rumah milik Miftakul Roikah (38), Selasa, 7 Oktober 2025, sekitar pukul 09.25 WIB. Kebakaran diduga terjadi akibat korsleting listrik yang terjadi di kamar tidur rumah tersebut.

    Sejak awal kejadian, api cepat membesar dan mulai mengancam rumah yang terletak di Dusun Karang Kletak, RT.01 / RW.05. “Warga sempat berusaha memadamkan api menggunakan alat seadanya, namun api semakin membesar dan tak terkendali,” kata Andrik Prasetyo, salah seorang anggota Pos Damkar Jombang yang terlibat dalam penanganan kebakaran tersebut.

    Dalam upaya penyelamatan, sekitar pukul 09.45 WIB, salah seorang warga melaporkan kejadian ini ke Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jombang. Tim pemadam kebakaran segera merespons dengan mengirimkan satu unit fire pumper truck dan satu unit supply truck ke lokasi kejadian pada pukul 09.50 WIB.

    Setelah tiba di lokasi pada pukul 09.58 WIB, tim Damkar langsung melakukan pemadaman dan pembasahan hingga api dapat dipadamkan sepenuhnya pada pukul 10.50 WIB.

    Menurut perkiraan awal, kerugian akibat kebakaran ini mencapai sekitar Rp130 juta, yang mencakup kerusakan pada rumah seluas ± 7 × 10 meter persegi tersebut. Selain itu, beberapa pihak terkait turut serta dalam penanganan kejadian ini, seperti Pos Damkar Jombang, Pusdalops PB, Polsek Kota, Agen Bencana BPBD Provinsi, perangkat desa setempat, dan warga.

    Proses pemadaman berjalan lancar berkat kerjasama yang baik antara warga dan petugas pemadam kebakaran. Meskipun sempat terjadi kesulitan dalam tahap awal pemadaman, api akhirnya dapat dikendalikan sebelum menyebar lebih luas. [suf]

  • Yai Mim Diperiksa Selama 5 Jam Dicecar 30 Pertanyaan oleh Polresta Malang

    Yai Mim Diperiksa Selama 5 Jam Dicecar 30 Pertanyaan oleh Polresta Malang

    Malang(beritajatim.com) – Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim telah menjalani pemeriksaan penyidik Polresta Malang Kota pada Selasa, (7/10/2025).

    Dia selain didampingi oleh istri Rosyida Vigneswari juga didampingi kuasa hukum dan simpatisan.

    Kuasa Hukum Yai Mim, Agustian Siagian mengatakan bahwa pemeriksaan terkait pelaporan pencemaran nama baik yang dilayangkan kliennya. Ada beberapa aduan yang dia lakukan di Polresta Malang Kota dalam kasus perseteruan Yai Mim versus Sahara.

    “Jadi pemeriksaan hari ini kita hadir mendampingi Pak Yai Mim dalam kapasitasnya selaku pelapor atas pengaduan yang sudah kita masukkan beberapa hari lalu terhadap pemilik akun Tiktok @sahara_vibesssss,” ujar Agustian.

    Yai Mim sendiri diperiksa mulai pukul 11.00 WIB hingga 15.30 WIB atau sekira 5 jam. Di ruang penyidikan Yai Mim dicecar 30 pertanyaan oleh penyidik terkait aduan yang dia lakukan.

    “Ya kita berharap penyidikan ini bisa berjalan lebih cepat agar perkara ini menjadi terang ya. Dan terhadap Sahara setelah akun terlapor bisa segera diproses. Tadi kurang lebih ada hampir 30 pertanyaan (di ruang penyidikan),” ujar Agustian.

    Kuasa Hukum Yai Mim, Agustian Siagian usai pemeriksaan di Polresta Malang Kota.

    Selain memeriksa Yai Mim. Polisi juga memeriksa istri Yai Mim yakni Rosyida Vigneswari sebagai saksi. Tim hukum Yai Mim berharap proses pelaporan pencemaran nama baik oleh kliennya segera diproses lebih cepat.

    “Untuk Pak Yai sudah sekalian hari ini langsung saksi istrinya diperiksa juga,” ujar Agustian.

    Agustian mengatakan bahwa pelaporan pencemaran nama baik terkait konten akun tiktok @sahara_vibesssss yang dinilai bermuatan ujaran kebencian. Sejumlah barang bukti pun telah di siapkan oleh tim kuasa hukum untuk melengkapi pelaporan.

    “Itu konten-konten yang berisi ujaran kebencian, fitnah, dan lain sebagainya.
    Ada sekitar empat video. Salah satunya yang menuduh Kiai Cabul, terus menghasut mahasiswanya seolah-olah demo ke rumah Sahara,” ujar Agustian. (luc/ted)

  • Lansia Kutorejo Mojokerto Tertembak Peluru Nyasar, Pelaku Diburu Belum Ditemukan

    Lansia Kutorejo Mojokerto Tertembak Peluru Nyasar, Pelaku Diburu Belum Ditemukan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Warga Dusun Muteran, Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto langsung melakukan pencarian pelaku penembakan, Kayi (70). Warga mencari hingga area persawahan di belakang rumah korban pasca kejadian, Jumat (3/10/2025) malam.

    Korban yang dikenal masih aktif bekerja sebagai buruh tani itu sempat terjatuh sambil memegangi dada dan bersimbah darah usai kejadian. Warga langsung memberikan pertolongan ke dokter setempat dengan menggunakan sepeda motor hingga akhirnya dirujuk ke RS Dr Soetomo Kota Surabaya.

    “Suaranya keras sekali, jedeeerrrr… Semua pada keluar rumah. Pas dilihat, orangnya sudah jatuh sambil pegang dada. Dikira tangannya yang kena, ternyata dadanya berdarah. Langsung dibawa ke dokter desa depan SD menggunakan sepeda motor, nunggu mobil tidak ada,” ungkap tetangga korban, Ana (70).

    Karena keterbatasan alat medis, korban kemudian dirujuk ke RSUD Prof dr Soekandar Kecamatan Mojosari dan dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo Kota Surabaya. Usai kejadian, warga sekitar spontan menyebar mencari pelaku penembakan. Mereka menelusuri area sekitar rumah korban hingga ke persawahan di belakang rumah korban.

    “Iya langsung nyebar cari pelaku sampai ke area persawahan. Dugaannya dari arah utara karena orangnya sudah masuk teras rumah, kena tembak jadi dugaan dari arah utara. Warga langsung nyebar cari pelaku tapi tidak ketemu. Setahu saya tidak ada musuh,” ujarnya.

    Diketahui, Kayi tinggal seorang diri di rumahnya sejak cucunya yang biasa menemaninya melahirkan dan tinggal bersama anaknya. Suami korban telah meninggal dunia sekitar empat tahun lalu. Warga menyebut korban dikenal baik dan tidak memiliki masalah dengan siapa pun di lingkungan sekitar.

    Hingga kini, aparat kepolisian dari Polsek Kutorejo bersama Satreskrim Polres Mojokerto masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap asal peluru dan pelaku penembakan tersebut.

    Sebelumnya, seorang warga Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Kayi (70), mengalami luka serius di bagian dada sebelah kiri akibat pada Jumat (3/10/2025) malam. Korban terkena peluru nyasar yang diduga berasal dari senapan angin. [tin/but]

  • Indomaret di Jalan Raya Kerek Tuban Terbakar

    Indomaret di Jalan Raya Kerek Tuban Terbakar

    Tuban (beritajatim.com) – Indomaret di Jalan Raya Kerek-Montong turut Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban kebakaran.

    Belum diketahui penyebabnya apa, Pemadam Kebakaran (Damkar) Tuban masih selidiki.

    Kepala Bidang (Kabid) Damkar Tuban, Sutaji menyampaikan kebakaran terjadi sekitar pukul 01.30 Wib selasa dini hari, berdasarkan keterangan warga sekitar mendengar ada suara seperti letusan yang berasal dari dalam Indomaret. Setelah di cek ternyata ada kebakaran.

    “Kami menerima laporan itu sudah dalam kebakaran apinya membesar,” ujar Sutaji. Selasa (07/10/2025)

    Sehingga saat pihaknya menerima laporan langsung mengerahkan tim Mako Tuban gabungan 2 armada dan dibantu 1 armada Semen Indonesia langsung mendatangi lokasi dan api berhasil dipadamkan sekitar pukul 05.00 Wib.

    “3 jam api sudah dapat dikendalikan,” imbuhnya.

    Selain itu, Indomaret keadaan sudah tutup dari pukul 23.30 Wib dengan kondisi lampu dipadamkan yang masih ada aliran listriknya hanya mesin ATM serta CCTV saja.

    “Untuk penyebabnya belum tahu dan kerugian ditafsir berapa belum dihitung,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Remaja Blitar Tabrak Tiang Listrik, Luka Parah dan Meninggal

    Remaja Blitar Tabrak Tiang Listrik, Luka Parah dan Meninggal

    Blitar (beritajatim.com) – Nasib nahas dialami oleh Hendi Tri Rahmat, remaja asal Desa Jiwut Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Remaja berusia 22 tahun itu harus menghembuskan nafas terakhir usai sepeda motor yang dikendarainya menabrak tiang listrik.

    Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, saat kondisi jalanan masih lengang. Korban yang merupakan warga Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri dengan luka parah di bagian kepala.

    Menurut keterangan dari Unit Gakkum Satlantas Polres Blitar Kota, kronologi kejadian berawal saat korban mengendarai sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi AG 3813 NO. Korban melaju dari arah barat menuju ke timur.

    “Saat melintas di lokasi kejadian, kendaraan korban tiba-tiba mengalami oleng,” ujar Kanit Gakkum, Ipda Suratno pada Selasa (7/10/2025).

    Nahas, motor yang hilang kendali itu langsung mengarah ke sisi utara jalan dan menabrak tiang listrik dengan keras. Benturan tersebut membuat korban langsung terkapar di lokasi.

    Faktor utama yang diduga menjadi penyebab kecelakaan maut ini adalah kurangnya konsentrasi pengendara saat berkendara di pagi buta. “Diduga pengendara kurang berkonsentrasi saat berkendara sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,” tambah Ipda Suratno.

    Petugas kepolisian yang tiba di lokasi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka mengamankan barang bukti berupa sepeda motor korban yang rusak, membuat sketsa kejadian, dan mencari keterangan dari saksi di sekitar lokasi.

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD Mardi Waluyo untuk proses visum. Akibat kecelakaan ini, kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 500.000. (owi/but)

  • Yai Mim Pindah Rumah, Rencana Beli Tanah Rp8,5 Miliar

    Yai Mim Pindah Rumah, Rencana Beli Tanah Rp8,5 Miliar

    Malang (beritajatim.com) – Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim berencana pindah rumah. Dia akan menjual rumah yang berada di komplek Perumahan Joyogrand Kavling Depag, RT 09/RW 09, Kota Malang.

    Yai Mim memilih pindah karena sudah diusir oleh warga setempat. Dia akan berpindah tidak jauh dari komplek perumahan yang dia tempati saat ini. Yai Mim akan membeli tanah yang kini menjadi Brojans Kafe. Lokasinya berada di Jalan Joyo Agung, Kota Malang.

    “Pindah rumah, memang pindah karena sudah diusir. Jadi saya mau pindah ke Brojans Kafe. Tapi masih belum beli karena teman saya masih sewa. Nanti setelah saya beli tanah itu saya bikin rumah kecil saja, satu kamar saja baru saya pindah,” ujar Yai Mim disela-sela pemeriksaan di Polresta Malang Kota, Selasa, (7/10/2025).

    Yai Mim menegaskan bahwa setelah dia membeli tanah dan membangun rumah barulah dia pindah. Tanah yang diincar oleh Yai Mim ditaksir mencapai Rp8,5 miliar.

    Tanah itu saat ini masih dalam proses penjajakan. Sebab, Yai Mim mengaku masih mengumpulkan uang untuk membeli tanah. Rencananya di lokasi itu selain dibangun rumah juga akan dibangun tempat usaha dan tempat kajian.

    “Belum (dibeli). Mintanya berapa (harga jual tanah) saya kan harus ngumpulin uang saya dulu. Saya kan bukan siapa-siapa dan itu harganya Rp8,5 miliar tanahnya se Brojans Kafe. Nanti saya bangun rumah kecil satu kamar untuk tidur saya. Kafenya jalan, bengkelnya jalan, lembaga kajian jalan,” ujar Yai Mim. (luc/but)

  • Kasus Pembongkaran Makam di Pasuruan Naik ke Polda Jatim, Dua Orang Jadi Tersangka

    Kasus Pembongkaran Makam di Pasuruan Naik ke Polda Jatim, Dua Orang Jadi Tersangka

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus perusakan bangunan makam di Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, kini memasuki babak baru. Setelah melalui proses penyelidikan, kepolisian memastikan ada unsur pidana dalam peristiwa tersebut.

    Perkembangan terbaru, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka atas aksi pembongkaran makam yang sempat menghebohkan warga setempat. Kedua pelaku diduga memiliki peran langsung dalam perusakan bangunan di area pemakaman tersebut.

    Kapolres Pasuruan, AKBP Jazuli Irawan, membenarkan bahwa perkara ini telah naik ke tahap penyidikan. Ia menyebut penanganan kasus tersebut kini berada di bawah koordinasi Polda Jawa Timur.

    “Benar, sudah ada tersangka dalam kasus perusakan makam di Winongan. Saat ini penanganannya diambil alih oleh Polda Jawa Timur,” ujar AKBP Jazuli Irawan, Selasa (7/10/2025).

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Adimas Firmansyah, menuturkan bahwa ada dua orang yang resmi ditetapkan sebagai tersangka. Namun, ia belum merinci pasal yang disangkakan karena proses penyidikan masih berlangsung.

    “Untuk sementara kami sampaikan dua orang sudah ditetapkan tersangkadan diamankan di Polda Jatim. Detail pasal yang diterapkan masih dalam pembahasan penyidik di Polda Jatim,” jelas AKP Adimas.

    Kasus ini berawal dari aksi sekelompok massa yang membongkar bangunan makam di belakang Masjid Jami’ Baitul Atiq, Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul. Aksi tersebut dipicu kekecewaan warga terhadap pembangunan makam baru yang dinilai menyalahi norma dan menghimpit makam para ulama terdahulu.

    Kejadian itu sempat viral di media sosial karena terekam oleh warga dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Pemerintah daerah bersama Forkopimda Pasuruan langsung turun tangan untuk meredam situasi agar tidak semakin memanas. (ada/ted)

  • Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Malang (beritajatim.com)- Seorang pria berinisial A (50), warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah rumah di Desa Gondanglegiwetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Senin (6/10/2025) siang.

    Dari hasil pemeriksaan Polisi, pihak berwajib memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

    Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh W (37), pemilik rumah, sekitar pukul 14.45 WIB. Saat itu, saksi mendengar suara benda jatuh di dalam rumahnya. Ketika dicek, ia mendapati seorang pria tak dikenal dalam posisi tengkurap di ruang tengah.

    “Saksi sempat mencoba menolong dan memastikan kondisi korban, namun korban sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” kata Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Selasa (7/10/2025).

    Saksi kemudian memanggil tetangga dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gondanglegi. Tak lama, petugas gabungan dari Polsek Gondanglegi, Koramil, tenaga medis, dan PMI tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP.

    Polisi menemukan sejumlah barang milik korban, di antaranya uang tunai Rp87 ribu, dua bungkus rokok, satu korek api, sebuah topi warna biru dongker, dan satu kartu ATM.

    Dari hasil pemeriksaan awal tim medis, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Keluarga korban yang datang ke lokasi juga menyatakan bahwa korban memiliki riwayat penyakit jantung. Mereka menolak dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan resmi disaksikan Kepala Desa Girimoyo.

    “Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan tim medis, diduga kuat korban meninggal karena sakit mendadak. Pihak keluarga juga telah membuat pernyataan menolak autopsi,” tutur Bambang.

    Ia menambahkan, Polres Malang memastikan setiap laporan masyarakat akan ditangani secara cepat dan profesional.

    “Begitu menerima laporan, anggota Polsek Gondanglegi langsung menuju lokasi dan berkoordinasi dengan tim medis serta perangkat desa. Respons cepat ini menjadi bagian dari pelayanan presisi Polri terhadap masyarakat,” ujarnya.

    Saat ini jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya. Polisi juga memastikan tidak ada unsur pidana dalam kejadian tersebut. (yog/ted)